i seminar nasional
TRANSCRIPT
i
SEMINAR NASIONAL
KURIKULUM MERDEKA BELAJAR-KAMPUS MERDEKA
BERBASIS INTEGRASI KEILMUAN DI MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Copyright 2021
ISSN: 2662-0121
Edisi: Juni 2021
Penyunting Penyelia
Dr. Raswan, M.Pd., M.Pd.I
Dr. Nuryani, S.Pd., M.A.
N. Lala Alawiyah, M.A.
Penyunting
Dr. Wati Susiawati, M.A.
Fatiah Alatas, M.Si.
Evi Muliyah, M.Si.
Miesya Wardani,M.Si.
Yang Yang Merdiyatna, M.Pd.
Desain Sampul
Dzikri Rahmat Romadhon, M.Pfis.
Reza Rubhani Amarulloh, M.Pd.
Penata Letak
Dr. Ahmad Royani, M.A.
Desi Nahartini, M.Ed.
Iman Matin,Lc., M.Pd.
Yusran Ilyas, M.Hum.
Kurnia Dhafandy Ramadhan
ii
Sekretariat
Yubaidi Siron, M.Pd.
Dr. Siti Masyitoh, M.Pd.
Diterbitkan oleh
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Djuanda, No. 95, Ciputat, 15412
Telp. (021) 7443328
vii
Daftar Isi
Susunan Redaksi ………………………………………………………….. i-ii
Pengantar Redaksi ………………………………………………………….. iii
Sambutan Ketua Panitia ………………………………………………………….. iv
Sambutan Dekan ………………………………………………………….. v-vi
Daftar Isi ………………………………………………………….. vii-ix
1. Agung Humaedi Maulidian dan Tri Harjawati Persepsi Peserta Didik dalam Menggunakan Aplikasi Zoom Cloud Meeting sebagai Alternatif Pembelajaran Jarak Jauh (Studi Kasus Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Edukasi Jakarta Selatan) ………………………………………………….. 1-8
2. Cucu Zenab Subarkah, dkk. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) secara Daring untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (BTT) pada Materi Integrasi Sains-Islam Zat Aditif pada Makanan ………………………………………………….. 9-18
3. Rahmadyah Kusuma Putri Analisis Kebutuhan Pengembangan Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan untuk Pembelajaran Jarak Jauh ………………………………………………… 19-26
4. Widi Ade Fitriani, dkk. Efektivitas Metode Procces Oriented Guide Inquiry Learning (POGIL) dalam Meningkatkan Keterampilan Literasi Proses Sains …………………………... 27-35
5. Herawati, dkk. Kompetensi Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) Guru Kimia untuk Mempersiapkan Adaptasi Kebiasaan Baru …………………………….. 36-45
6. Zaqiyatul Ningsih, dkk. Integrasi Sains dan Islam: Pengembangan Buku Pengayaan Kimia pada Materi Asam Basa Melalui Four Steps Teaching Material Development …………………… 46-55
7. Fina Nahdiyya dan Fathiah Alatas Pengembangan Modul Digital Berbasis Levels of Inquiry pada Materi Kalor dan Perpindahan Kalor ………………………………………………………… 56-65
8. Sujiyo Miranto Metode Pembelajaran Lingkungan Selama Pandemi Covid-19 Studi Kasus di Sekolah Manengah Pertama Negeri 65 Jakarta Utara ………………………………. 66-75
9. Fachrizal Rian Pratama Implementasi Praktikum Virtual menggunakan Proteus sebagai Simulator Elektronika Dasar Digital dengan Penilaian Kinerja pada Laporan Praktikum …………. 76-82
10. Talitha Zhafirah, dkk. Pembelajaran Isu Sosiosaintifik sebagai Strategi Meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Adaptasi Kebiasaan Baru ………………………………. 83-95
11. NURDINAH HANIFAH Refleksi Pendekatan Humanis dalam Memandang Pembelajaran Daring dari Sisi Mahasiswa ………………………………………………………………………………. 96-106
viii
12. Sonya Sidjabat, S.E., M.M. Inovasi dan Bahan Ajar Dosen dalam Pengembangan Media Pembelajaran Digital di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) terhadap Hasil Belajar di ITL Trisakti ……………………………………………………………………………….. 107-123
13. Hj. Euis Amilia S.P., S.Pd.I., M.I.L Implementasi Hak Belajar Tiga Semester di Luar Program Studi ………….. 124-130
14. Sarah Fazilla, M.Pd Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Aplikasi Kinemaster dapat Meningkatkan Kompetensi Calon Guru Madrasah Ibtidaiyah …………………………….... 131-138
15. Ahmad Royani dan N. Lalah Alawiyah Manfaat Analisis Linguistik Kontrastif dalam Pembelajaran Bahasa Arab ……………………………………………………………………………….. 139-151
16. Nazariah, dkk. The Development of Learning Tools for Character-Based of Teaching Training Teacher through the Blanded Learning Model accompanied by Learning Videos ……………………………………………………………………………….. 152-157
17. Abdul Kholiq, S.Ag, M.Pd.I Penggunaan E-Learning Madrasah sebagai Media Pembelajaran di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru ………………………………………………………………………….. 158-166
18. Widiya Aris Radiani Konsep Humanisme dalam Pendidikan sebagai Gagasan dalam Membentuk Pribadi Tangguh di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru …………………………………………… 167-175
19. Ahmad Zain Sarnoto Syukur dalam Al-Qur’an dan implikasinya pada pembelajaran di masa pandemi covid-19 ………………………………………………………………………………… 176-182
20. Afroh Nailil Hikmah, M.Pd.I Sistem Among: Falsafah Pendidikan ala Ki Hadjar Dewantara pada Masa Pembelajaran Daring ………………………………………………………………………………… 183-189
21. Rora Rizky Wandini, dkk Comic Cultural Parade to Develop Students' Storytelling Skills ………. 190-200
22. Suci Ramadhanti Febriani Technology as a Learning Tool for Speaking Skills based on Multiple Intelligences Design …………………………………………………………………………………. 201-212
23. Husin, Luthfia Khoiriyatunnisa, Farah Salsabila Upaya Peningkatan Budaya Literasi di Indonesia melalui Kompetisi Debat Ilmiah pada Tingkat Universitas …………………………………………………………………….. 213-221
24. Siti Suryaningsih Integrasi Science, Technology, Engineering, Art, Mathematics (STEAM) Project: Inovasi Pembelajaran Kimia terhadap Minat dan Motivasi Siswa …………………….. 222-236
25. Muhammad Yani, M.Pd Blended Learning dan Kurikulum Kampus Merdeka Terhadap Kualitas Pendidikan Karakter Mahasiswa ……………………………………………………………………... 237-247
26. Novi Yanti dann Nazariah Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran ICT (Information Communication and Technology) Terhadap Pemahaman Konsep Matematika dan Hasil Belajar Siswa SMP ………………………………………………………………………………….. 248-251
27. Rifqi Aulia Rahman, dkk. Understanding Curriculum "Merdeka Belajar-Kampus Merdeka" at PBA UNSIQ: Integration Values between Humanistic Ethics and Local Wisdom Resistance" …………………………………………………………………………………. 252-268
ix
28. R.A Barnabas Pengintegrasian Nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Arab Secara Daring pada Era Digital Saat Pandemi di MAN 2 Kabupaten Bogor …………………. 269-278
29. Dr Raswan, M.Pd., M.Pd.I Efektivitas Penggunaan Zoom Premium dalam Peningkatan Kemampuan Bahasa Arab: Studi pada Persepsi Mahasiswa Mata Kuliah Bahasa Arab KIMP 2021 …………….. 279-292
30. Erna Kusumawati dan Imam Mawardi Pengembangan Karakter Melalui Video Animasi Stop Motion di masa Pandemi Covid 19 dengan Pembelajaran Virtual …………………………………………………… 293-312
31. Zakiyah Palaloi dan Ahmad Royani Keberhasilan Syair Arab Menjadi Salah Satu Sumber Utama dalam Pengambilan Kaidah Nahwu …………………………………………………………………………… 313-321
32. Nur Toifah Pengembangan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Keterampilan Abad 21 ………………………………………………………………………….. 322-330
33. Ahmad Sofyan dan Johan Aristya Lesmana Konsep dan Implementasi Integrasi Ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ……………………………………………………………………………………. 331-341
34. Aidil Fitri, Maifalinda Fatra, dan Otong Suhyanto Handout Berbasis Model Pembelajaran Pembangkit Argumen untuk Melatih Kemamuan Berpikir Logis Matematis …………………………………………………….…. 342-347
35. Feni Nabila Ihsana Ahmad, Jakiatin Nisa, dan Nurochim Pengaruh Metode Pemelajaran Numbered Head Together (NHT) pada Mata Pelajaran Geografi dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS di Madrasah Aliyah Nur As-Sholihat …………………………………………………………………………... 348-358
36. Dora Hatika Pertiwi, dkk. Pembelajaran Sejarah Sastra Indonesia di Masa Pandemi ………………….…… 359-363
37. Rety Nurbi, Wisnu Nata, Eman Sulaeman, Fornitasari, dan Munasprianto Jalan Berlika Menuju Merdeka Belajar: Kendala Siswa Musi Banyuasin dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemik ……………………………………………………. 364-372
38. Ghina Fadhilah Karamiba, Tonih Feronika, dan Siti Suryaningsih Analisis Technological Pedagogical Content Knowledge Calon Guru dalam Menggunakan Media Power Point pada Pembelajaran Kimia …………………………………… 373-379
39. Siti Masyithoh; Siti Nur Aulia Fadilah Keterampilan Menyimak Siswa Sekolah Dasar ……………………………….…. 380-394
40. Rizqon Halal Syah Aji, Leksito Rini, dan Zamzam Nurul Islam Strategi dan Perkembangan dalam Proses Pembelajaran: Pencegahan Penyebaran Covid-19 dalam Proses Pembukaan Kembali Sekolah ………………………………...……. 395-403
INTEGRASI SAINS DAN ISLAM: PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA PADA MATERI ASAM BASA MELALUI FOUR STEPS TEACHING MATERIAL
DEVELOPMENT Zaqiyatul Ningsih 1, Siti Suryaningsih 2, Buchori Muslim3
Pendidikan Kimia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak Ilmu sains dan Islam saat ini masih dianggap dikotomi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian integrasi sains dan Islam sebagai upaya untuk kembali menyelaraskan ilmu kimia dengan islam. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengembangkan buku pengayaan kimia terintegrasi keislaman. Metode dalam pengembangan buku pengayaan ini menggunakan Four Steps Teaching Material Developodment (4STMD) yang terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap seleksi, tahap strukturisasi, tahap karakterisasi, dan tahap reduksi. Instrumen yang digunakan yaitu lembar instrumen seleksi yang divalidasi oleh ahli agama dan ahli Kimia, lembar uji karakterisasi yang diujikan kepada mahasiswa pendidikan Kimia angkatan 2017 berjumlah 45 orang, dan validasi uji kelayakan buku pengayaan yang divalidasi oleh ahli media. Data penelitian dianalisis berdasarkan skor perolehan pada uji validasi materi, uji keterpahaman mahasiswa terhadap buku pengayaan, dan uji kelayakan buku pengayaan oleh ahli media. Hasil penelitian pada uji lembar validasi materi menunjukan hasil sangat layak untuk dikembangkan dengan persentase 100%, pada uji keterpahaman menunjukkan hasil konsep mudah dengan persentase 88%, dan untuk hasil validasi uji kelayakan mendapatkan persentase sebanyak 90% dengan kriteria sangat layak. Produk buku pengayaan ini dapat digunakan mahasiswa sebagai buku pelengkap untuk memperluas pengetahuan dalam bidang Kimia dan islam. Kata kunci: integrasi, buku pengayaan, asam basa, 4STMD
PENDAHULUAN
Integrasi adalah suatu proses menyatukan berbagai disiplin ilmu yang dianggap dikotomis
sehingga menghasilkan suatu pola pemahaman integrative tentang konsep ilmu pengetahuan (Fauzan,
et.al, 2014; Anas, 2013). Integrasi sains dan agama berarti upaya memadukan antara sains dan agama
(Arifudin, 2016).
Adanya integrasi sains dan islam ini karena ilmu sains sudah semakin jauh berkembang dan
meninggalkan unsur keislaman di dalamnya. Padahal segala bidang ilmu didasarkan pada ke-Esa-an
(tauhid) (Arifudin, 2016). Pada saat ini, sains dan agama diajarkan secara terpisah. Menurut Aminah
(2017) ilmu sains dipandang sebagai sesuatu yang bersifat fisik dan agama dipandang sebagai sesuatu
yang bersifat metafisik. Oleh karena itu, banyak upaya-upaya yang dilakukan untuk kembali
menyelaraskan antara ilmu sains dan agama. Salah satu contoh upaya tersebut yaitu seperti yang
disebutkan dalam penelitian yang dilakukan oleh (Salleh, 2011) bahwa yayasan Pendidikan Takmir,
Kajang, Malaysia yang menjadi salah satu sekolah yang menjadi pelopor yang menerapkan
pengintegrasian ilmu pengetahuan dan agama dalam pembelajaran.
46
Dalam pembelajaran, kebutuhan akan buku teks masih menjadi sesuatu yang sangat penting
yang dijadikan sumber pengetahuan bagi peserta didik. Berdasarkan Pusat Kurikulum dan Perbukuan
(2014) buku yang digunakan dalam bidang pendidikan yaitu (1) buku teks pelajaran, (2) buku
pengayaan, (3) buku referensi, dan (4) buku panduan pendidik. Keberadaan buku teks pelajaran
sangatlah banyak, namun,keberadaan buku pengayaan sangatlah sedikit (Fitria, 2018)
Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku teks sehingga
dapat memperluas wawasan peserta didik berdasarkan pengetahuan terkini (Puskurbuk, 2014). Pada
tingkat universitas, pembelajaran Kimia masih mengacu kepada buku teks universitas yang menjadi
sumber pokok pembelajaran, sedangkan untuk buku pengayaan sendiri, masih sangat minim
keberadaannya. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti melakukan upaya pengembangan buku
pengayaan.
Dalam pengembangan buku pengayaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode Four
Steps Teaching Material and Development yang telah diperkenalkan oleh Sjaeful Anwar (2015).
Penggunaan metode 4STMD dikarenakan metode ini memiliki kelebihan tidak hanya menyeleksi
materi subjek dari sumber-sumber bahan ajar seperti buku teks atau buku referensi yang lain, tetapi juga
dikembangkan nilai-nilai yang dapat digali oleh peserta didik saat mempelajari subjek materi. (Hendri
& Setiawan, 2016). Tahapan yang dimaksud tersebut merupakan tahap seleksi dari 4STMD.
Selain tahap seleksi, untuk mengembangkan buku pengayaan ini harus melalui tiga tahap yang
lainnya yaitu tahap strukturisasi, karakterisasi, dan tahap reduksi. Metode ini membutuhkan respon
peserta didik dalam mengidentifikasi konsep sulit pada tahap karakterisasi. Konsep sulit yang
teridentifikasi kemudian menjadi dasar untuk melanjutkan ke tahap reduksi didaktik (Arifin,2015).
Selain itu, untuk mengetahui kriteria buku pengayaan yang dikembangkan, peneliti melakukan uji
kelayakan kepada ahli media. Kelayakan buku yang dinilai berdasarkan Pusat Kurikulum dan
Perbukuan (2014) yaitu mencakup tata bahasa, penyajian, Performa, dan Kegrafisan. Tahapan-tahapan
tersebut yang harus dilalui oleh peneliti dalam mengembagkan buku pengayaan terintegrasi keislaman.
Pada perkuliahan program studi pendidikan Kimia, terdapat mata kuliah Kimia dasar yang di
dalamnya terdapat berbagai materi. Salah satu materi yang terdapat dalam mata kuliah Kimia dasar
adalah materi asam basa. Materi tersebut dijadikan sebagai bahan peneliti dalam mengembangkan buku
pengayaan Kimia terintegrasi keislaman. Pada materi asam basa ini, terdapat konsep-konsep yang dapat
diintegrasikan dengan keislaman. hal ini dimaksudkan agar mahasiswa tidak hanya belajar mengenai
konsep dan perhitungan pada materi ini, namun dengan diintegrasikannya asam basa dengan keislaman
mahasiswa dapat menambah wawasan baru serta mengembalikan konsep ilmu pada konsep tauhid.
47
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mendapatkan produk buku pengayaan
Kimia terintegrasi keislaman pada materi asam basa melalui 4STMD. Produk buku pengayaan ini dapat
dimanfaatkan mahasiswa sebagai buku pelengkap untuk memperluas pengetahuan dalam bidang Kimia
dan islam.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian Research & Development. Metode yang digunakan dalam
mengembangkan buku pengayaan Kimia terintegrasi keislaman ini yaitu Four Steps Teaching Material
Development (4STMD). Metode ini terdiri dari tahap seleksi, tahap strukturisasi, tahap karakterisasi,
dan tahap reduksi. Instrumen yang digunakan yaitu terdiri dari instrumen lembar validasi tahap seleksi,
instrumen karakterisasi konsep menggunakan test rumpang, dan instumen uji kelayakan. Pada tahap
melibatkan satu guru besar bidang agama dan dua dosen ahli materi Kimia, 45 mahasiswa pada tahap
karakterisasi, dan 3 dosen ahli media pada uji kelayakan buku Kimia terintegrasi keislaman pada materi
asam basa. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pada tahap seleksi
dilakukan beberapa tahap, yaitu (1) analisis standar isi dan pengembangan indikator, (2) penyeleksian
buku teks, (3) analisis konsep, (4) analisis integrasi keislaman dengan konten asam basa, (5) validasi
draft oleh ahli.
Pada tahap kedua, kumpulan draft tahap seleksi kemudian distruktur dan dituangkan ke dalam
peta konsep, struktur makro, dan multiple representasi. Multiple representasi yang distruktur berupa
representasi makroskopis, submikroskopis, dan simbolik. Pada tahap karakterisasi menggunakan. buku
pengayaan yang telah distruktur kemudian diuji cobakan kepada mahasiswa untuk mengetahui
keterpahaman dan karakter konsep yang dikembangkan. Karakter konsep mencakup mudah, sangat
mudah, sulit, dan sangat sulit. Konsep yang sulit kemudian direduksi secara didaktik pada tahap
keempat.
Konsep-konsep dengan karakter sulit kemudian direduksi didaktik dengan membuat kisi-kisi
reduksi didaktis kemudian melakukan reduksi didaktis menggunakan sketsa, gambar, simbol, contoh,
atau analogi. Selanjutnya, diuji cobakan kembali kepada mahasiswa. Hasil akhir dari empat tahap
tersebut adalah buku pengayaan dengan konsep mudah. (Hendri & Setiawan, 2016).
Data penelitian kemudian dianalisis untuk memperoleh kesimpulan. Data penelitian yang dianalisis
yaitu berupa data hasil tahap karakterisasi dan data hasil uji kelayakan buku pengayaan. Analisis data
hasil karakterisasi untuk mengidentifikasi atau mengetahui konsep sulit yang dikembangkan
(Suryaningsih, Muslim, & Fitriani, 2020). Dalam mengidentifikasi Karakter konsep sulit dihitung dari
jumlah mahasiswa yang menjawab ide pokok dengan benar.
48
Kemudian untuk menghitung persentase siswa yang menjawab ide pokok dengan benar dihitung dengan
rumus :
Keterangan : X= persentase jumlah mahasiswa yang menuliskan ide pokok dengan benar
Y=Jumlah mahasiswa yang meuliskan ide pokok dengan benar
N = Jumlah seluruh mahasiswa
Persentase jumlah mahasiswa yang menuliskan ide pokok dengan benar dapat diintepretasikan sebagai
data untuk mengidentifikasi konsep sulit (Hendri dan Setiawan, 2016). Adapun kriteria tingkat kesulitan
teks bahan ajar dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Tingkat Kesulitan Teks Buku Pengayaan
Persentase jumlah mahasiswa yang menjawab
ide pokok dengan benar
Tingkat Kesulitan Buku Pengayaan
X ≥75% Mudah
75% > x ≥30% Sedang
30% > x Sulit
(Arikunto, 2006)
Dalam uji kelayakan buku pengayaan, digunakan instrumen skala likert dengan menentukan
tingkat kelayakan bahan ajar berdasarkan empat pilihan skala. Selanjutnya, skor yang diperoleh
dihitung persentase dengan rumus:
%komponen=
Sedangkan kriteria kelayakan buku pengayaan dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kriteria Kelayakan Buku Pengayaan Kimia Dasar Terintegrasi Keislaman
X Keterangan
81% < X ≤ 100% Sangat Layak
61% < X ≤ 80% Layak
41% < X ≤ 60% Cukup Layak
21% < X ≤ 40% Tidak Layak
0% < X ≤ 20% Sangat Tidak Layak
(Riduwan, 2010, hlm. 48)
49
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini yaitu berupa produk buku pengayaan Kimia terintegrasi keislaman pada
materi asam basa yang dihasilkan dari empat tahapan.
Tahap seleksi. Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan
strudi dokumen, kurikulum, dan sumber bahan ajar (Hendri dan Setiawan, 2015; (Lotaningrat, 2019).
Pada tahap ini diperoleh hasil analisis standar isi dan pengembangan indikator. Indikator yang
dikembangkan adalah indikator terintegrasi keislaman yaitu sebanyak 4 indikator. Selain itu, pada tahap
ini dilakukan penyeleksian buku teks sumber utama yaitu buku karya Petrucci, Ralph. Indikator yang
telah dikembangkan selanjutnya dituangkan dalam konsep-konsep untuk dianalisis. Konsep yang
dituangkan dari indikator yaitu sebanyak 13 konsep. Dari ke-13 konsep tersebut kemudian dianalisis
integrasi keislamannya. Dari hasil analisis integrasi keislamannya, terdapat 4 konsep yang terintegrasi
keislaman yaitu pada konsep asam, basa, asam kuat, dan indikator alami. Keempat konsep tersebut
kemudian dituangkan ke dalam tabel hubungan yang mencakup konsep, indikator dan integrasi
keislamannya. Selanjutnya, draft tersebut divalidasi oleh ahli materi bidang agama. Dari hasil validasi
memperoleh persentase sebanyak 100% tanpa kritik apapun. Hal ini berarti, konsep yang dikembangkan
sangat layak.
Tahap strukturisasi. Strukturisasi bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam
menghubungkan konsep satu dengan yang lain agar tidak terjadi pembelajaran secara parsial antar
konsep (Ashri, 2015; Syamsuri, 2017). Pada tahap ini dilakukan tahapan berupa (1) membuat peta
konsep, (2) membuat struktur makro, (3) membuat multiple representasi.
Pembuatan peta konsep bertujuan untuk membantu siswa membangun struktur kognitif pada
materi yang dikembangkan (Arifin, 2015). Peta konsep dapat mempresentasikan pengetahuan secara
lebih fleksibel yang bertujuan untuk mengkomunikasikan dan mengintegrasikan pengetahuan baru dan
lama (Kremer, 1997; Plotnick, 1997). Peta konsep dihasilkan dari indikator yang telah dikembangkan
sebelumnya pada tahap seleksi, yaitu terdiri dari 15 konsep dimana 4 konsep yang disajikan adalah
konsep yang terintegrasi keislaman. Peta konsep yang telah dibuat kemudian dibuat multiple
representasinya yang berupa representasi makroskopis yang disajikan berupa gambar yang kontekstual,
Submikroskopis: berisi penjelasan dari makroskopis. Simbolik: disajikan berupa rumus perhitungan,
persamaan reaksi, dan struktur senyawa. Representasi adalah sesuatu yang mewakili, menggambarkan,
atau menyimbolkan objek dan/atau proses (Arifin, 2015). Menurut Ainsworth (1999) fungsi multiple
representasi yaitu sebagai pelengkap, pembatas intepretasi, dan pembangun pemahaman.
50
Pada tahap strukturisasi juga disusun draft buku pengayaan Kimia terintegrasi keislaman.
Adapun sistematika buku pengayaan terintegrasi keislaman pada materi asam basa dapat dilihat pada
tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3. Sistematika Buku Pengayaan Kimia Terintegrasi Islam
Materi Sub Materi Integrasi Keislaman
Asam
Basa
Asam Buah-buahan Istimewa dalam Alqur’an (kurma, zaitun, tin, anggur,
delima, dan pisang)
Asam Kuat Fenomena hujan asam dalam Hadis
Basa Kuat Sejarah sabun dalam Islam
Indikator Asam
Basa
Keistimewaan tanaman berwarna di dalam Alquran sebagai
indikator
Pada konsep asam, integrasi keislaman yaitu berupa ayat-ayat Alquran yang menjelaskan buah-
buahan yang mengandung senyawa asam di dalamnya. Pada konsep asam kuat integrasi keislamannya
berupa hadis yang menjelaskan fenomea hujan asam, dan pada indikator asam basa, integrasi
keislamannya yaitu pada ayat Alquran yang menjelaskan tanaman yang bermacam warnanya dapat
digunakan sebagai indikator alami. Integrasi dengan ayat Alquran karena Alquran adalah mukjizat yang
komprehensif karena tetap relevan dengan perkembangan mutakhir yang dicapai umat manusia di era
ilmu dan nalar yang sangat cocok dengan teori saintifik (Harahap 2018; Hamzah, 2018).
Tahap karakterisasi. Karakterisasi dilakukan untuk menguji keterpahaman konsep-konsep
pada buku pengayaan (Arifin, 2015; Lotaningrat, 2019; (Suryaningsih, Muslim, & Wati, 2020). Draft
kumpulan buku pengayaan yang telah distruktur kemudian diuji cobakan kepada mahasiswa untuk
mengetahui keterpahaman konsep dengan mengidentifikasi konsep sulit. Uji coba dilakukan kepada
mahasiswa pendidikan Kimia angkatan 2017 yang telah belajar materi asam basa dengan menggunakan
instrumen tes rumpang bentuk isian singkat. Hasil uji coba keterpahaman teks tahap karakterisasi
konsep menunjukkan persentase rata-rata pada konsep asam sebesar 40%, konsep asam kuat sebesar
84%, konsep basa kuat sebesar 89%, dan pada konsep indikator asam basa sebesar 58%. Dari hasil yang
didapatkan sesuai kriteria tingkat kesulitan menurut Arikunto (2006), konsep asam dan konsep
51
tergolong konsep yang sulit. Oleh karena itu, 2 konsep ini dilakukan reduksi didaktik pada tahap
selanjutnya.
Adapun hasil uji keterpahaman konsep pada tahap karakterisasi dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Hasil Uji keterpahaman konsep tahap Karakterisasi
Tahap reduksi. Reduksi bertujuan untuk mengurangi konsep sulit pada buku pengayaan
(Hendri dan setiawan, 2015; Arifin; Lotaningrat, 2019 (Chasanah, Suryaningih, & Fairusi, 2019).
Konsep-konsep sulit yang diidentifikasi pada tahap karakterisasi kemudian direduksi secara didaktis
dengan membuat kisi-kisi reduksi didaktis. Menurut Arifin (2015) konsep yang masuk ke tahap reduksi
adalah paragraf yang paling sedikit dijawab benar oleh peserta didik dan digolongkan sulit oleh peserta
didik. Selanjutnya buku pengayaan disusun kembali dan diuji cobakan kembali kepada mahasiswa.
Dua konsep yang melalui tahap reduksi yaitu pada konsep asam dan indikator asam basa dengan
perolehan persentase masing-masing sebesar 40% dan 58%. Dua konsep tersebut dibuat kisi-kisi
didaktis. Kisi-kisi didaktis dapat menggunakan beberapa cara yaitu (1) kembali pada tahap kualitatif,
(2) pengabaian, (3) penggunaan penjelasan berupa gambar, simbol, sketsa, dan percobaan, (4)
penggunaan analogi, (5) penggunaan tingkat perkembangan sejarah, (6) generalisasi, (7) partikularisasi,
(8) pengabaian perbedaan pernyataan konsep (Arifin, 2015; Hasyim, 2015). Namun, pada reduksi
konsep asam dan indikator asam basa, peneliti menggunakan reduksi pengabaian dan penggunaan
gambar. Adapun kisi-kisi reduksi didaktis dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Kisi-kisi reduksi didaktis.
No Konsep Sulit Karakterisasi Jenis Reduksi
1 Asam Konsep yang
menyatakan prinsip
Pengabaian
2 Indikator
asam basa
kongkrit Pengabaian dan
penggunaan gambar
52
Setelah disusun kisi-kisi reduksi, kemudian buku pengayaan disusun dan di ujicobakan kembali.
Hasil uji coba menunjukan kriteria konsep mudah dengan persentase pada konsep asam sebesar 88%
dan untuk konsep indikator asam basa sebesar 91%. Menurut Hendri dan Setiawan (2016) hasil akhir
dari keempat tahap adalah buku pengayaan yang memiliki konsep mudah.
Setelah buku pengayaan melalui keempat tahap di atas, kemudian dilakukan uji kelayakan buku
pengayaan kepada ahli media. Uji kelayakan meliputi empat aspek berdasarkan Pusat Kurikulum dan
Perbukuan (2014) yaitu aspek isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafisan. Adapun hasil uji kelayakan
buku pengayaan Kimia terintegrasi keislaman pada materi asam basa dapat dilihat pada gambar 2. Uji
kelayakan dilakukan kepada 3 ahli media. Rata-rata persentase yang diperoleh dari masing-masing
aspek secara berurutan yaitu 89%, 96%, 97%, dan 90%. Adapun hasil uji kelayakan buku pengayaan
dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Hasil uji kelayakan buku pengayaan
Dari gambar 2, dapat disimpulkan bahwa buku pengayaan terintegrasi keislaman pada materi
asam basa memiliki kriteria sangat layak untuk digunakan karena persentase hasil uji kelayakan
menunjukkan angka di atas 80% di masing-masing aspeknya.
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa buku pengayaan Kimia
terintegrasi keislaman pada materi asam basa melalui metode 4STMD terdiri dari empat tahap, yaitu
tahap seleksi, strukturisasi, karakterisasi, dan reduksi. Pada tahap seleksi diperoleh rata-rata uji validasi
sebesar 100% yang menunjukkan konsep yang dikembangkan sangat layak. Pada tahap karakterisasi
diperoleh hasil keterpahaman mahasiswa pada kriteria mudah dengan perolehan persentase sebesar
53
88%. Uji kelayakan buku pengayaan dikategorikan sangat layak untuk digunakan dengan perolehan
persentase rata-rata adalah sebesar 90% dari keseluruhan aspek.
Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu dapat dikembangkan pada materi Kimia Dasar yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ainsworth, S. 2006. DeFT: A Conceptual Framework For Considering Learnin
Aminah. (2017). Integrasi Ilmu dan Agama dalam Menyongsong Peradaban Bangsa. Institut Parahikma
Indonesia (IPI) Gowa. Volume VI, Nomor 1, 88.
Arifudin, I. (2016). Integrasi Sains dan Agama serta Implikasinya terhadap Pendidikan Islam. Edukasia
Islamika, 161.
Chasanah, G., Suryaningih, S., & Fairusi, D. (2019). Analisis Integrasi Keislaman pada Materi Kimia
Pangan (Sumber, Manfaat, dan Keterpahamannya. Jurnal Tadris Kimiya 4, 168-176.
Dakir. (2004). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum . Jakarta: PT Rineka Cipta.
Fauzan. (2014). Integrasi Keilmuan dalam Pengembangan Kurikulum di UIN se-Indonesia. Tarbiya,
15.
Fauzan. (2017). Integrasi Islam Dan Sains Dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Guru Mi
Berbasis KKNI. journal of Madrasah Ibtidaiyah Education, 1 (1), 7.
Hamalik, O. (2009). Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Harahap, A. (2018). Integrasi Alquran dan Materi Pembelajaran Kurikulum Sains pada Tingkat Sekolah
di Indonesia: Langkah Menuju Kurikulum Sains Berbasis Alquran. Jurnal Penelitian Medan Agama
Vol. 9, No. 1, 23.
Hasyim, A. (2015). Rancangan Pengembangan Bahan Ajar IPA Tema Laut untuk SMP melalui Four
Stes Teaching Material ad Development. Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran
Sains, (p. 606).
Hendri, S. d. (2019). A Development off Integrated-Science Material Using Four Steps Teaching
Material Development Method. Journal of Educational Science and Technology, 133.
Kremer, R. (1997). A Concept Mapping Tool to Handle Multiple Formalisms. AAAI Technical Report,
86.
54
Lotaningrat, D. (2019). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu pada Tema Kelistrikan pada Makhluk
Hidup dengan Menggunakan Metode Four Step Teaching Material Development (4STMD). Didaktik :
Jurnal Pendidikan, ISSN : 2477-5673, E-ISSN : 2614-722X Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Subang, Volume V Nomor 1, 83.
Maimun Aqsha Lubis, e. (2009). Integrated Islamic Education in Brunei Darussalam: Philosophical
Issues and Challenges. Jornal Islamic and Arabic Education, 61.
Majid, A. (2011). Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Norazmi Anas, E. A. (2013). The Integration of Knowledge in Islam : Concept and Challenges. Global
Journal of Human Social Science Linguistics & Education, 1.
Plotnick, E. (1997). Concept Mapping: A Graphical System for Understanding the Relationship
between . ERIC Clearinghouse on Information and Technology Syracuse NY, 2.
S. Hendri, W. (2016). Pengembangan Bahan Ajar Tema Gempa Bumi Menggunakan Four Step
Teaching Materials Development. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 12 (1) (2016) 65-76, 67-68.
Salleh, e. (2011). Teachers’ Concerns, Perception and Acceptance toward Tauhidic Science Education.
Kyoto Bulletin of Islamic Area Studies, 124.
Suryaningsih, S., Muslim, B., & Fitriani, V. (2020). The Development of Islamic Integrated
Biochemical Teaching Materials Using Four Steps Teaching Method. JTK: Jurnal Tadris Kimiya 5,
166-177.
Suryaningsih, S., Muslim, B., & Wati, N. A. (2020). Islamic Values in the Use of Four Steps Teaching
Material Development (4-STMD) Method in Teaching Stoichiometry Material. Tarbiya: Journal of
Education in Muslim Society.
Taib, H. e. (2016). Programme Learning Outcomes Assessment and Continuous Quality Improvement
in Faculty of Mechanical and Manufacturing, UTHM. International Conference on Applied Science
(ICAS2016). Malaysia: IOP Publishing.
55