seminar kiki

12
I. Pendahuluan A.Pendahuluan Dalam rangka peningkatan pembangunan ini maka pemerintah melakukan berbagai kebijakan, diantaranya penerimaan pegawai yang tepat sasaran. Yang telah di canangkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil. Juga dengan mencanangkan diantaranya program Penataan struktur birokrasi dan Program Penataan jumlah maupun distribusi dan kualitas pegawai negeri sipil (PNS). Perubahan ini dimaksudkan menata aparatur pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Aparatur pemerintah atau Pegawai Negeri Sipil didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dituntut untuk bekerja secara professional, efektif dan efisien. Apabila organisasi kekurangan pegawai mengakibatkan tugas terbengkalai dan beban kerja perorangan berat. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pegawai dapat menimbulkan kecemburuan akibat beban kerja tidak merata. Dalam membagi tugas akan terjadi suka dan tidak suka, pegawai yang rajin akan diberikan banyak tugas, namun yang kurang rajin tidak diberi tugas, dengan gaji relatif sama. Perbandingan jumlah dan beban kerja pegawai yang tidak proposional juga dapat mengakibatkan persaingan tidak sehat antar-unit kerja sehingga kinerja pegawai pun jelas menurun.. B. Tinjauan masalah

Upload: aidil-rahman-novesar

Post on 27-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

seminar kiki

TRANSCRIPT

Page 1: Seminar Kiki

I. Pendahuluan

A.Pendahuluan

Dalam rangka peningkatan pembangunan ini maka pemerintah melakukan berbagai

kebijakan, diantaranya penerimaan pegawai yang tepat sasaran. Yang telah di canangkan

melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan

Pegawai Negeri Sipil. Juga dengan mencanangkan diantaranya program Penataan struktur

birokrasi dan Program Penataan jumlah maupun distribusi dan kualitas pegawai negeri sipil

(PNS). Perubahan ini dimaksudkan menata aparatur pemerintah dalam penyelenggaraan

pemerintahan. Aparatur pemerintah atau Pegawai Negeri Sipil didalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya dituntut untuk bekerja secara professional, efektif dan efisien.

Apabila organisasi kekurangan pegawai mengakibatkan tugas terbengkalai dan beban kerja

perorangan berat. Sebaliknya, jika terjadi kelebihan pegawai dapat menimbulkan

kecemburuan akibat beban kerja tidak merata. Dalam membagi tugas akan terjadi suka dan

tidak suka, pegawai yang rajin akan diberikan banyak tugas, namun yang kurang rajin tidak

diberi tugas, dengan gaji relatif sama. Perbandingan jumlah dan beban kerja pegawai yang

tidak proposional juga dapat mengakibatkan persaingan tidak sehat antar-unit kerja sehingga

kinerja pegawai pun jelas menurun..

B. Tinjauan masalah

1. Perbandingan jumlah dan beban kerja pegawai yang tidak proposional

2.

C. Tujuan

meningkatkan kinerja pegawai, dengan lokus kajian di BKD Kab. Garut.

II. Tinjauan Pustaka

A. Variabel

A. Kebijakan

Easton (dalam Islamy, 2001 : 19) memberikan definisi kebijakan publik sebagai

pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada seluruh anggota masyarakat. Berdasarkan

definisi ini, Easton menegaskan bahwa hanya pemerintahlah yang secara sah dapat berbuat

sesuatu pada masyarakatnya dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak

Page 2: Seminar Kiki

melakukan sesuatu tersebut, diwujudkan dalam pengalokasian nilai-nilai kepada masyarakat.

Dalam tingkat operasional, seringkali beranggapan jika suatu ketika pemerintah membuat

kebijakan tertentu, maka kebijakan tersebut dengan sendirinya akan dapat dilaksanakan dan

hasilnyapun akan mendekati seperti yang diharapkan oleh pembuat kebijakan tersebut.

Pandangan demikian ternyata tidak seluruhnya benar, sebab di negara-negara dunia ketiga

menurut Smith (dalam Wahab, 2008 : 100), implementasi kebijakan publik merupakan batu

sandungan terberat dan serius bagi efektivitas pelaksanaan kebijakan pembangunan di bidang

sosial ekonomi.

Mengenai implementasi kebijakan publik, Mazmanian dan Sabatier (dalam Iskandar, 2005 :

78) mengungkapkan bahwa Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar,

biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau

keputusan- keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan. Keputusan

tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk

menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya.

B Perilaku Organisasi

Dalam organisasi terdapat orang-orang yang bekerja sama, maka secara otomatis organisasi

tidak dapat dipisahkan dengan perilaku orang-orang yang melakukan aktivitas di dalam

organisasi dimana mereka mencapai tujuannya. Dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi

adalah studi tentang apa yang dilakuka orang-orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku

tersebut mempengaruhi kinerja organisasi. Menurut Toha (2002 : 29) Perilaku organisasi

hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya.

Dikatakan pula suatu studi yang mempelajari aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu

organisasi atau suatu kelompok tertentu.

C Perilaku Sehat Reproduksi Remaja

Kinerja adalah hasil pencapaian atau suatu prestasi kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dilaksanakan oleh kelompok dan perorangan dengan saling pengertian dan pertimbangan

bersama yang berpedoman pada suatu standar kerja (Iskandar, 2005/b:127). Kinerja bidan

dalam melaksanakan tugas pelayanan akan terlihat dalam wujud kemampuan untuk

melaksanakan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Untuk mengetahui kinerja pegawai,

dapat dilihat dari beberapa aspek sebagaimana dikemukakan Michell (dalam Sedarmayanti,

2001:51) sebagai berikut: 1)quality of work 2; ketepatan waktu 3, prakarsa dalam

Page 3: Seminar Kiki

penyelesaian tugas 4; kemampuan menyelesaikan tugas dan kemampuan menjalin kerjasama

dengan pihak lain

III. Metodologi

Model kajian dalam paper ini menggunakan analisis kualitatif, yang meninjau hubungan

kasusal efektual antar variabel.Model analisis ini menggunakan pendekatan analisis rasional

yang diperkuat/ dikonfirmasi dengan hasil penelitian dan/ atau tinjauan pustaka yang

membahas topic-topik yang relevan dengan fokus penelitian.

Pembahasan

Fokus penelitian yang akan dilakukan berhubungan dengan konsep administrasi negara,

karena dinamika administrasi negara tidak lepas dari persoalan kepentingan masyarakat

(public Interest) di berbagai bidang, termasuk bidang kesehatan, yang mempunyai ciri-ciri

pelayanan yang diberikan oleh administrasi negara bersifat lebih urgen, karena menyangkut

kepentingan semua masyarakat. Gejala-gejala ini kemudian harus ditangkap dan

diakumulasikan serta diformulasikan oleh pemerintah dalam suatu kebijakan di mana

kegiatan-kegiatan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya.

Administrasi Negara sebagai suatu ilmu mengalami perkembangan sesuai dengan

perkembangan peradaban dunia terutama perkembangan sisi pelaksanaan organisasi

pemerintahan.Perkembangan tersebut melahirkan perkembangan paradigma yang digunakan

yakni tinjauan lokus dan fokus Administrasi Negara yang berbeda sesuai dengan kebutuhan

perkembangan. Lokus artinya letak perkembangan dari Adminitrasi Negara sedangkan Fokus

artinya sesuatu yang dikhususkan dan dijadikan dasar atau acuan dalam praktek administrasi

Negara (Iskandar 2013;49).

Kebijakan publik merupakan suatu ilmu multidisipliner karena melibatkan banyak disiplin

ilmu seperti ilmu politik, sosial, ekonomi, dan psikologi. Studi kebijakan berkembang pada

awal 1970-an terutama melalui tulisan Harold D. Laswell. Menurut Thomas R. Dye dalam

Howlett dan Ramesh (2005:2), kebijakan publik adalah adalah “segala yang dikerjakan

pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan perbedaan yang dihasilkannya (what

government did, why they do it, and what differences it makes)”. Dalam pemahaman bahwa

“keputusan” termasuk juga ketika pemerintah memutuskan untuk “tidak memutuskan” atau

memutuskan untuk “tidak mengurus” suatu isu, maka pemahaman ini juga merujuk pada

definisi Thomas R. Dye dalam Tilaar dan Nugroho (2008:185) yang menyatakan bahwa

kebijakan publik merupakan “segala sesuatu yang dikerjakan dan tidak dikerjakan oleh

pemerintah”. Senada dengan definisi Dye, George C. Edwards III dalam Suwitri (2008: 9)

juga menyatakan bahwa kebijakan publik merupakan “Apa yang dinyatakan dan dilakukan

atau tidak dilakukan oleh pemerintah yang dapat ditetapkan dalam peraturan perundang-

Page 4: Seminar Kiki

undangan atau dalam policy statement yang berbentuk pidato-pidato dan wacana yang

diungkapkan pejabat politik dan pejabat pemerintah yang segera ditindaklanjuti dengan

programprogram dan tindakan pemerintah”.

Berdasarkan definisi-definisi kebijakan publik yang dipaparkan di atas, maka kebijakan

publik memiliki konsep-konsep sebagai berikut: a. Kebijakan publik berisi tujuan, nilai-nilai,

dan praktik/ pelaksanaannya. b. Kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan pemerintah,

bukan organisasi swasta.

c. Kebijakan publik tersebut menyangkut pilihan yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh

pemerintah.

Secara umum pengertian perilaku organisasi menurut Robbins (2010 : 19) adalah seuatu

bidang studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku

dalam organisasi, dengan tujuan mengaplikasikan pengetahuan semacam itu untuk

memperbaiki efektivitas organisasi.

Penelitian ini akan mengkaji Pelaksanaan Kebijakan Seleksi Pegawai Berpengaruh Secara

Postif Terhadap Perilaku Organisasi Untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai di Badan

Kepegawaian

71JurnalIlmuSosial Vol. 02, No. 01, Jan 2014 ISSN: 2301-4873 pp. 69-74

Garut. Selanjutnya uraian tentang variabel-variabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.

Pelaksanaan Kebijakan Seleksi Pegawai

Kebijakan publik adalah apa saja yang dipilih pemerintah untuk dikerjakan atau tidak

dikerjakan (Dye dalam Iskandar, 2005.b). Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kebijakan

publik merupakan upaya memahami dan mengartikan apa yang atau tidak dilakukkan oleh

pemerintah mengenai masalah, apa yang menyebabkan atau yang memepengaruhi, dan apa

pengaruh dan dampak kebijakan publik tersebut. Kebijakan merupakan upaya untuk

memahami dan mengartikan: 1) apa yang dilakukan (atau tidak dilakukan) atau pemerintah

mengenai suatau masalah; 2) apa yang dapat menyebabkan atau mempengaruhi; dan 3) apa

pengaruh dan dampak dari kebijakan publik tersebut.

Pelaksanaan kebijakan merupakan suatu proses dalam kebijakan publik yang mengarah pada

pelaksanaan kebijakan. Dalam praktiknya implementasi kebijakan merupakan suatu proses

adanya intervensi dari berbagai kepentingan. Bahwa pelaksanaan kebijakan menyangkut

minimal tiga hal yaitu, adanya tujuan atau sasaran kebijakan, adanya aktivitas atau kegiatan

pencapaian tujuan dan adanya hasil kegiatan.

Dalam tingkat operasional, seringkali beranggapan jika suatu ketika pemerintah membuat

kebijakan tertentu, maka kebijakan tersebut dengan sendirinya akan dapat dilaksanakan dan

hasilnyapun akan mendekati seperti yang diharapkan oleh pembuat kebijakan tersebut.

Pandangan demikian ternyata tidak seluruhnya benar, sebab di negara-negara dunia ketiga

menurut Smith (dalam Wahab, 2008 : 100), implementasi kebijakan publik merupakan batu

Page 5: Seminar Kiki

sandungan terberat dan serius bagi efektivitas pelaksanaan kebijakan pembangunan di bidang

sosial ekonomi.

Sebaik apapun sebuah kebijakan disusun apabila tidak diikuti oleh implementasi maka

kebijakan tersebut tidak akan mendapatkan hasil yang baik, karena semua itu tidak

berpengaruh apapun terhadap berbagai permasalahan yang ada. Oleh karena itu dalam

birokrasi pemerintah dituntut adanya satu kesatuan yang efektif, efisien dan berorientasi pada

tujuan sehingga tidak akan menjadi kendala guna mewujudkan sebuah birokrasi yang baik.

Kebijakan yang berupa Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden ataupun

Peraturan Daerah seringkali dalam penerapannya mengalami berbagai kendala, hal tersebut

bisa dilihat dengan tidak mengacunya pada pokok permasalahan yang ada sehingga sering

berakibat pada kegagalan dalam pelaksanaannya. Kegagalan tersebut disebabkan karena

keterbatasan sumber daya manusia, struktur organisasi yang kurang memadai, lemahnya

kinerja pegawai, tidak ada komitmen yang serius dari para pelaksana serta koordinasi dari

pihak-pihak yang berkepentingan dengan kebijakan yang dimaksud. Jadi disini sangat

diperlukan adanya strategi agar efektivitas pelaksanaan kebijakan dapat terwujud.

Edward (dalam Iskandar, 2005 : 221) menyatakan bahwa pelaksanaan kebijakan publik dapat

dilihat dari : a. Komunikasi, terdiri dari : kejelasan dan ketepatan kebijakan, dan sasaran

kebijakan. b. Sumber daya, terdiri dari : sumber daya manusia, dan sumber daya material lain.

c. Perilaku aparatur, terdiri dari : kesepakatan dikalangan pelaksana untuk melaksanakan

kebijakan, dan kemampuan pelaksana. d. Struktur birokrasi, terdiri dari : penggunaan sikap

dan prosedur yang rutin, dan fragmentasi dalam pertanggungjawaban diantara berbagai unit

organisasi. Mengenai implementasi kebijakan publik, Mazmanian dan Sabatier (dalam

Iskandar, 2005 : 78) mengungkapkan bahwa Implementasi adalah pelaksanaan keputusan

kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentuk

perintah-perintah atau keputusan- keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan

peradilan. Keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin dicapai, dan berbagai

cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya. Selanjutnya Mazmanian

dan Sabastian (dalam Wahab,

72

www.insanakademika.com InsanAkademika Publications

2008 : 81) bahwa peran penting dari analisis implementasi kebijakan adalah

mengidentifikasikan variabel-variabel yang mempengaruhi tercapainya tujuan-tujuan formal

pada keseluruhan proses implementasi antara lain meliputi : a. Mudah tidaknya masalah yang

akan digarap dikendalikan.

b. Kemampuan keputusan kebijakan untuk menstrukturkan secara tepat proses

implementasi. c. Pengaruh langsung sebagai variabel politik terhadap keseimbangan

dukungan bagi tujuan yang termuat dalam keputusan kebijakan itu.

Page 6: Seminar Kiki

2. Perilaku Organisasi Perilaku umumnya dapat diperkirakan jika tahu bagaimana orang

tersebut menyikapi situasi dan apa yang penting baginya. Meski perilaku seseorang mungkin

tampak tidak rasional bagi orang lain, terdapat alas an untuk meyakini bahwa perilaku

tersebut biasanya dimaksudkan agar rasional dan dianggap rasional oleh mereka. (Robbins,

2010 : 11)

Lebih lanjut lagi, Robbins dalam Organizational Behavior membagi perilaku organisasi

menjadi tiga bagian, diantaranya : 1. Individu, dengan indikatornya terdiri dari : perilaku

individu, nilai, sikap dan kepuasan kerja, kepribadian dan emosi, motivasi, persepsi dan

pengambilan keputusan individu.

2. Kelompok, dengan indikatornya terdiri : Dasar perilaku kelompok, pemahaman kerja tim,

komunikasi, pendekatan-pendekatan, kepemimpinan, kekuasaan dan politik, konflik dan

negosiasi. 3. Sistem Organisasi, dengan indikatornya terdiri dari : Fondasi struktur organisasi,

Desain kerja dan teknologi, kebijakan dan Sumber daya manusia, dan budaya organisasi.

Dalam organisasi terdapat orang-orang yang bekerja sama, maka secara otomatis organisasi

tidak dapat dipisahkan dengan perilaku orang-orang yang melakukan aktivitas di dalam

organisasi dimana mereka mencapai tujuannya. Dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi

adalah studi tentang apa yang dilakuka orang-orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku

tersebut mempengaruhi kinerja organisasi. Menurut Toha (2002 : 29) Perilaku organisasi

hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya.

Dikatakan pula suatu studi yang mempelajari aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu

organisasi atau suatu kelompok tertentu.

3. Kinerja Pegawai Kinerja menurut Henry simamora (2003;339), kinerja (performance)

mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan.

Kinerja mereflesikan seberapa baik karyawan memenuhi persyaratan sebuah

pekerjaan.kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang

pekerja dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

Menurut mangkunegara (2004:67) istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual

performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Kinerja sebagai kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan

dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang

diharapkan.Kinerja individu dipengaruhi oleh kepuasan kerja.Kepuasan kerja itu sendiri

adalah perasaan individu terhadap pekerjaannya.Perasaan tersebut berupa suatu hasil

penilaian mengenai seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan

kebutuhannya. Kepuasan tersebut berhubungan dengan faktor-faktor individu, yakni: (a)

kepribadian seperti aktualisasi diri, kemampuan menghadapi tantangan, kemampuan

menghadapi tekanan; (b) status dan senioritas, makin tinggi hierarkis di dalam perusahaan

Page 7: Seminar Kiki

lebih mudah individu tersebut untuk puas; (c) kecocokan dengan minat, semakin cocok minat

individu semakin tinggi kepuasan kerjanya; (d) kepuasan individu dalam hidupnya, yaitu

individu yang mempunyai kepuasan

73

JurnalIlmuSosial Vol. 02, No. 01, Jan 2014 ISSN: 2301-4873 pp. 69-74

yang tinggi terhadap elemen-elemen kehidupannya yang tidak berhubungan dengan kerja,

biasanya akan mempunyai kepuasankerja yang tinggi (Veithzal Rivai & A Fawzi M Basri,

2005:17)

Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan faktor-

faktor lainnya seperti kepuasan kerja, tingkat imbalan, keterampilan, kemampuan dan sifat-

sifat individu. Menurut Donnely, Gibson dan Ivancevich (1994), kinerja individu pada

dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor: (a) harapan mengenai imbalan; (b) dorongan; (c)

kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d) persepsi terhadap tugas; (e) imbalan internal dan

eksternal; (f) persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.

Menurut Hasibuan (2006;105) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut: “Kinerja adalah suatu

hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.” Melihat

definisi kinerja Adapun untuk mengukur kinerja menurut Hasibuan (2006) adalah:

1. Kualitas Kerja 2. Ketepatan Waktu 3. Inisiatif 4. Kemampuan 5. kerja sama

Suatu kinerja yang baik diperlukan beberapa faktor, menurut mathis dan Jackson dalam

mangkunegara (2009;10) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja

yaitu kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang

mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi. Kinerja pegawai sangat

dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut diatas antara lain seperti faktor kemampuan, seorang

dokter harus mampu mendiagnosa suatu penyakit dengan tepat agar tidak terjadi kesalahan

dalam memberikan therapi atau pengobatan dan tindakan yang harus diberikan kepada pasen.

Motivasi yang tinggi sangat berpengaruh terhadap kinerja.

Dalam pelaksanaan kebijakan tentang seleksi pegawai akan berdampak terhadap perilaku

organisasi, karena dalam kebijakan seleksi pegawai sudah diatur kebutuhan dan kualifikasi

pegawai sesuai dengan beban kerja per unitnya dalam pelaksanaan pekerjaan, dengan perilaku

organisasi yang baik maka akan berpengaruh terhadap terwujudnya kinerja pegawai yang

optimal.

IV.Kesimpulan

Pelaksanaan kebijakan seleksi pegawai dokter berpengaruh secara positif terhadap perilaku organisasi untuk mewujudkan kinerja pegawai.