semarang, mei 2018 - bi.go.id · •indonesia actives in many bilateral, regional, multilateral...
TRANSCRIPT
Semarang, Mei 2018
SESPIBI XXXIII - 2017
2
OutlineI. Mengapa Kerja sama dan Kebijakan
Internasional Penting?
Unprecedented World 1
2
3
4
5
Indonesia di tengah Unprecedented World
Kebijakan Internasional dan Kebijakan Utama BI
Strategi Kebijakan Internasional BI
Fora Strategis Internasional
II. Isu Strategis Internasional terkait Bank Indonesia
Isu Strategis Fora Kerjasama Regional/Bilateral 6
7
8
Isu Strategis Fora Kerjasama Global
SESPIBI XXXIII
Pengelolaan Persepsi Positif
SESPIBI XXXIII - 2017
3OutlineI. Mengapa Kerja sama dan Kebijakan
Internasional Penting?
Unprecedented World 1
2
3
4
5
Indonesia di tengah Unprecedented World
Kebijakan Internasional dan Kebijakan Utama BI
Strategi Kebijakan Internasional BI
Fora Strategis Internasional
II. Isu Strategis Internasional terkait Bank Indonesia
Isu Strategis Fora Kerjasama Regional/Bilateral 6
7
8
Isu Strategis Fora Kerjasama Global
SESPIBI XXXIII
Pengelolaan Persepsi Positif
SESPIBI XXXIII - 2017
1. Unprecedented World : Age of Anxiety 4
*) Buchholz is a managing director of Tiger hedge fund, an award winning economics professor at Harvard, with a law degree from Harvard and an economics degree from Cambridge University, and a
bestselling author whose books include Rush: Why You Need and Love the Rat Race; Lasting Lessons from the Corner Office: Essential Wisdom from the Twentieth Greatest Entrepreneurs;
and New Ideas from Dead CEOs: Lasting Lessons from the Corner Office.
“You’re not going to be able to find anyeconomist who’s going to be able to explainexactly what’s going on with the economy,” saidTodd Buchholz, the former Director forEconomic Policy at the White House. “Ourmodels have been shredded.”
Economic unpredictability, volatile energyprices, global debt and shifting demographicspresent a complicated picture for investorsaround the world. Couple this with politicalinstability and the rise of populism; conflict andcivil unrest globally; and ‘Brexit’, and a complexsituation emerges.
SESPIBI XXXIII - 2017
1. Unprecedented World: Global Economy – A New Norm? 5
• Recent growth far below the growth prior to
GFC2008 & long-term average growth
• By the numbers global economy looks good, but
many do not share the view. Forces of change
in the world have altered the economic model.
These forces are having political implications as
well, as people look for answers on stagnant
wages, uncertainty over jobs and rising costs.
These forces might raise the overall standard of
living in the world, but that doesn’t mean
everyone gets better off.
• Globalisasi vs deglobalisasi: tidak meratanya
efek globalisasi dan pentingnya distributional
policy.
• Low productivity low potential output
• Demographics: “Price of Prosperity” not
enough young people to pay for ageing
population.
SESPIBI XXXIII - 2017
1. Unprecedented World: A New Norm – Outlook Membaik ... 6
2017 2018
3.7% 3.9%
2017 2018
2.2% 2.0%
2017 2018
4.6% 4.9%
2017: 2.3%
2018: 2.7%
AS
2017: 2.4%
2018: 2.2%
Kawasan Euro
2017: 6.7%
2018: 7.4%
India
2017: 6.8%
2018: 6.6%
Tiongkok
2017: 1.8%
2018: 1.2%
Jepang
Struktural: peningkatan output potensial dan kesejahteraan pddk. Fiskal: Growth friendly produktivitas dan labor supply. Moneter: secara umum supportive SSK: menekan financial vulnerability
Pertumbuhan global menguat di jk pendek (2017-18), di jk panjang berpotensi melambat.
Upward revision di EA, Jepang, Tiongkok, EM Europe, dan Rusia.
Investasi, perdagangan, aktivitas produksi, serta keyakinan bisnis dan konsumen, membaik.
Cyclical Recovery
Kebijakan
Inflasi masih pesisten rendahslack masih lebar.
Hambatan struktural: produktivitas menurun, aging population output potensial lebih rendah.
Harga komoditas rendah. Divergensi pertumbuhan: Ems
meningkat, AEs melambat
Recovery belum tuntas
EMDEs*Aes*
... namun perbaikan outlook
masih dalam pace yg lambat ...
Sumber:
IMF WEO Januari 2018
* WEO Okt 2017
SESPIBI XXXIII - 2017
1. Unprecedented World: Global Economy – Inequality 7
Inequality bervariasi ... cenderung meningkat di AEs karena UMP menguntungkan
kelompok pemilik aset dan menguntungkan skilled labor – terutama di sektor ICT yg
juga didorong oleh perkembangan teknologi digital yg pesat ...
Average Income Inequality across
Regions
Income
Inequality
Monetary
Policy
Labor
Market Dynamic
Siklus Ekonomi
Siklus KeuanganInt-rate & Asset
PriceChannels
Wealth
Inequality
Jalur Transmisi Pengaruh UMP
terhadap Inequality
SESPIBI XXXIII - 2017
1. Unprecedented World: Where are we heading to? 8
• Politics: multipolar world?
• Geopolitical tension: arising?
• NATO vs Warsaw Pact
• German Reunification (1990)
• Dissolution of Soviet Union (1991)
• European Union (1992)
• WTO (1995)
• Introduction of Euro (1990)
The beginning of Multipolar Era
• Black swan events: Brexit outcome: a prosperous nation who feels undone by a rapidly changing economy; US Presidential Election result
• Anymore gray rhino? climate change, terrorism, financial stress and social unrest
• ASEAN (1967)
• Move against the West (Osama bin
Laden - 1998)
• September 11th attack (2001)
• Middle eastern unrest (2001)
• Syrian war (2011)
• RMB in SDR (2016)
• North Korea (2017)
SESPIBI XXXIII - 2017
2. Indonesia in Unprecedented World: Where do we stand among the crowd? 9
Where does it bring us?What are the impact to the economy and people?How do we chart the reputation in as global citizen?When do we being remembered as a great nation?Why do we need to be part of the global world?
• Indonesia is the founding father of ASEAN
• Indonesia is a member of G20
• Indonesia actives in many bilateral, regional, multilateral fora
SESPIBI XXXIII - 2017
2. Indonesia in Unprecedented World: Where do we stand among the crowd? 10
Pangsa PDB G-20, 2016 (%) PDB Per Kapita G-20*, 2016 (Thousand USD)
Indonesia di antara Negara-negara G20 dan ASEAN-5 ....
SESPIBI XXXIII - 2017
2. Indonesia in Unprecedented World: Where do we stand among the crowd? 11
Demografi Indonesia di antara berbagai
negara di dunia ....
Population 2016 (Million)
Sumber: WEO IMF, Oktober 2017
Jumlah penduduk Indonesia terbesar ke-4 di dunia ...
Komposisi penduduk Indonesia berada dalam fase peningkatan bonus demografi menuju
puncaknya di 2031; di saat yg sama negara-negara besar dan beberapa peers sudah
mengarah pd aging population.
Be aware of middle income trap ...
USD Ribu
Pendapatan Per Kapita
SESPIBI XXXIII - 2017
3. Kebijakan Internasional dan Kebijakan Utama BI 12
Pola kerja sama internasional Indonesia: Regional Base ....
PDR of Korea
Timor
Leste
ARF
APEC
Canada Chile
Mexico
Peru
Hong Kong, China
Taipei, China
Papua New Guinea
Palau
FSM
Marshall Is
Kiribati Nauru
TuvaluNiue
Tonga Samoa
Cook Is
Fiji Is
Solomon
IsVanuatu
PIF
New
Zealand
EAS
Russi
a
USALao PDR
Brunei Darussalam
VietnamMyanmar
Cambodia
South Korea
China
European Union ARF
Japan
MS
G
Mongolia
Pakistan
PDR Korea
Kazakhsta
n
Timor Leste
France, Germany, Netherlands, UK
Turkey
Brazil
Philippines
Oman
Somalia
Tanzania
Banglades
h
Mozambique
IORA
AustraliaIndia
ASEAN
Uni Arab Emirates
South Africa
SingaporeMalaysia
Thailand
Indonesia
Sri Lanka
ASEAN+3
ASEM
SESPIBI XXXIII - 2017
3. Kebijakan Internasional dan Kebijakan Utama BI 13
Meski secara umum Indonesia membangun kerjasama dgn seluruh negara, kebijakan
internasional perlu fokus pd negara tertentu karena pengaruhnya yg besar pd Indonesia ....
Source: “Survei on America’s Role in the Indo-Pacific”, The Asian Research Network, May 2017
Public Perception on IndonesiaWhich country has the most
Influence in Asia?
SESPIBI XXXIII - 2017
3. Kebijakan Internasional dan Kebijakan Utama BI 14
... terutama dgn beberapa negara
memiliki hubungan ekonomi yg cukup
besar dgn Indonesia (Tiongkok,
Jepang, Singapura).
Top 10 Negara Tujuan Ekspor Indonesia
(Billion USD)*
Top 10 Negara Asal Impor Indonesia
(Billion USD)*
* Rata-rata 2014-2016
Sumber: SEKI BI
Top 10 Negara Asal FDI Indonesia
(Billion USD)*
SESPIBI XXXIII - 2017
3. Kebijakan Internasional dan Kebijakan Utama BI 15
Kerjasama dan Kebijakan Internasional Bank Indonesia
Diplomasi Nasional dan Internasional Bank Indonesia
Stability, Growth, Equity
POLUGRI
Strategi Pembangunan Ekonomi Nasional Strengths
Weaknesses
Kemenlu
1. Diplomasi ekonomi sbginstrumen pentingpolugri (pro-peoplediplomacy)
2. ASEAN sbg prioritaspolugri Indonesia
Konsistensi & sinergiposisi INA di forum
intl’
Kementerian/Lembaga lain
Visi dan Misi BI
Kebijakan Moneter, SSK, SP dan lainnya
Kebijakan Internasional
Opportunities
Threats
SESPIBI XXXIII - 2017
3. Kebijakan Internasional dan Kebijakan Utama BI 16
Kebijakan Internasional adalah kebijakan Bank Indonesia yang ditetapkan dan dilaksanakan untuk
memperkuat Kebijakan Utama Bank Indonesia dalam mengantisipasi dan memitigasi dampak spilloverinternasional dalam rangka pencapaian stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta untukmemperjuangkan kepentingan Bank Indonesia dan/atau ekonomi Indonesia di tingkat internasional.
DIKU
Dimensi Internasional Kebijakan Utama (DIKU): kebijakan untuk memperkuat KebijakanUtama BI dlm mengantisipasi dan memitigasi dampak limpahan dari perkembanganekonomi dan keuangan global, termasuk kebijakan negara mitra, dan sebaliknya dlmrangka pencapaian stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Kebijakan untuk memperjuangkan kepentingan BI/ekonomi Indonesia di tingkatinternasional.KEBI
Kebijakan InternasionalKebijakan Ekonomi &
Keuangan Daerah
Kebijakan SP&
Pengelolaan Rupiah
KebijakanMoneter
Kebijakan makroprudensial
Stabilitas nilai rupiah; Sistem keuangan yang efektif dan efisien; Sistem Pembayaran yang aman, efisien, lancar; Organisasi dan SDM BI yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerjaMISI
Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang
dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil
VISI
SESPIBI XXXIII - 2017
3. Kebijakan Internasional dan Kebijakan Utama BI 17
Kebijakan Internasional adalah kebijakan Bank Indonesia
yang ditetapkan dan dilaksanakan untuk memperkuat
Kebijakan Utama dalam mengantisipasi dan memitigasi
dampak spillover (limpahan) internasional dalam rangka
pencapaian stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan
serta untuk memperjuangkan kepentingan Bank Indonesia
dan/atau ekonomi Indonesia di tingkat internasional.
1. Kebijakan untuk memperkuat Kebijakan Utama BI dalam mengantisipasi dan
memitigasi dampak limpahan dari perkembangan ekonomi dan keuangan global,
termasuk kebijakan negara mitra, dan sebaliknya (spillover internasional) dalam
rangka pencapaian stabilitas moneter dan sistem keuangan, selanjutnya disebut
dengan “Dimensi Internasional Kebijakan Utama” (DIKU)”
2. Kebijakan untuk memperjuangkan kepentingan BI dan/atau ekonomi Indonesia di
tingkat internasional (KEBI). Cakupan dari KEBI adalah:
- Komitmen dan kerjasama internasional yang bermanfaat bagi BI;
- Stance Indonesia diterima/menjadi acuan dalam kerja sama internasional;
- Strategi diplomasi yang komprehensif;
- Representasi dan program capacity building yang efektif.
SESPIBI XXXIII - 2017
4. Strategi Kebijakan Internasional BI 18
Terwujudnya ketahanan stabilitas
makroekonomi dan sistem keuangan serta kepentingan
BI di tingkat internasional
Kebijakan Utama BI yang antisipatif thd
perekonomian regional dan global
Terwujudnya kepentingan BI di tingkat
internasional dengan tetap memperhatikan
kepentingan nasional
Assess and
study
International
issues
*Coordinate
international
policy across
departments/
institutions
Stabilitas
makroekonomi/
sistem keuangan
Integrasi ekonomi &
keuangan
Kerjasama IFSN &
Regional Currency
Settlement
Representation &
capacity building
National interest
priority
Reciprocity
principle
Research
Based
Appropriate & effective
DiplomacyIntegrated &
coordinated
Sasaran
kebijakan
Indikator
kebijakan
Fungsi
Internasional
Area
Strategis
Prinsip
Dasar
Manage
investor
relations &
positive
perception
Manage
international
relations and
cooperations
Formulate
international
policy and
strategy
SESPIBI XXXIII - 2017
5. Fora Strategis Internasional
G20, OECD, OICAPEC, LAC Asia,
FTA/RCEP
Regional
Keuangan
Regional
Non-Keuangan
Non-regional
Keuangan
Non-Regional
Non-Keuangan
19
WB Group, IDB,
IFSB,
IILM, IIFM
SEACEN
SESPIBI XXXIII - 2017
20
OutlineI. Mengapa Kerja sama dan Kebijakan
Internasional Penting?
Unprecedented World 1
2
3
4
5
Indonesia di tengah Unprecedented World
Kebijakan Internasional dan Kebijakan Utama BI
Strategi Kebijakan Internasional BI
Fora Strategis Internasional
II. Isu Strategis Internasional terkait Bank Indonesia
Isu Strategis Fora Kerjasama Regional/Bilateral 6
7
8
Isu Strategis Fora Kerjasama Global
SESPIBI XXXIII
Pengelolaan Persepsi Positif
SESPIBI XXXIII - 2017
21
• Keketuaan BI di ASEAN• Keketuaan BI di Working
Committee EMEAP• Persiapan pendirian KPw Tiongkok• Structured Bilateral Cooperation
(SBC) dengan Jepang, Jerman, danTurki
• Conditionality Framework CMIM-IMF De-Linked Portion
• Enhancement CMIM-ERPD Matrix• Bilateral Swap Arrangement
(BSA)• Bilateral Currency Swap Ar.
(BCSA)• Regional Currency Settlement
(RCS) dengan Appointed Cross Currency Dealer (ACCD) Approach
• SAP ASEAN Vision 2025• ASEAN Banking Integration
Framework (ABIF) • ASEAN Framework Agreement on
Services (AFAS) protocol to implement the) 4th, 5th and 6th package of financial services commitment
• ASEAN Inter-linkage Payment • Asian Bond Markets Initiative
(ABMI)• Posisi BI pada perundingan
FTA/CEPA
• Regional Surveillance (AMRO)• Pengembangan UMKM (Forum
ASEAN Coordinating Committee on MSME/ACCMSME)
• Financial Inclusion (ASEAN Working Committee on Financial Inclusion/WC-FINC)
• Fintech (Study Group EMEAP WGPSS on Digital Innovation)
IntegrasiEkonomi & Keuangan
International Financial Safety Net & Regional Currency Settlement
Representasi & Pengembangan
Kapasitas
StabilitasMakroekonomi
& SistemKeuangan
AREA STRATEGIS
6. Isu Strategis pada Fora Kerjasama terkait BI (Regional/Bilateral)
SESPIBI XXXIII - 2017
7. Isu Strategis pada Fora Kerjasama terkait BI (Global)
Stabilitas
Makroekonomi
& Sistem
Keuangan
Integrasi
Ekonomi &
Keuangan
Representasi &
Pengembangan
Kapasitas
International
Financial Safety
Net & Regional
Currency
Settlement
• New liquidity instrument of IMF• Growth Strategy (G-20) • Capital Flow Measures (IMF, OECD)• Resolusi Central Counterparties (FSB, G20)• Financial Inclusion, Digital Finance (G20,
BIS, AFI)• Finalisasi Basel II & pengaturan Asset
Management, Assesment of Vulnerability(FSB)
• SME Financing (G20)• Inisiatif Pengelolaan Wakaf dan Zakat–
International Islamic Financial Services Board (IIFSB)
• Financial Action Task Force on Money Laundering (FATF)
• Automatic Exchange of Information (AEOI)
• Hosting IMF/WB Annual Meeting 2018
• Rotation Scheme SEAVG-IMF
• Special Appointee Program & Externally Financed Appointee Program (IMF)
• Technical Assistances (IMF/WB/ADB
• Trade and Investment Promotion (G20)
• Rencana BI menjadianggota CPMI
• Penguatan Global Financial Safety Net (GFSN)–IMF New Liquidity Instruments
AREA
STRATEGIS
22
SESPIBI XXXIII - 2017
ASEAN: journey ...23
The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) didirikan pada 8 Agustus1967 di Bangkok, Thailand. Saat ini Anggota ASEAN terdiri dari 10 negara, yaitu: Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, dan Thailand yang dikenal sebagaiASEAN5, dan Brunei Darussalam, Cambodia, Myanmar, Lao PDR, dan Vietnam, yang dikenal sebagai BCMLV.
Pada KTT ASEAN ke 9 di Bali, kepala Negara ASEAN mengumumkanpembentukan ASEAN Community pada tahun 2020. Pada KTT ke 12 tahun2007 di Cebu, Filipina, disepakati pencapaian AEC pada tahun 2015.
ASEAN Community terbagi menjadi tiga pilar, yaitu political-security community, economic community, dan socio-cultural community – menuju 2025
SESPIBI XXXIII - 2017
BLUEPRINT ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015 24
Free flow of goods
Free flow of services
Free flow of investment
Free flow of capital
Free flow of skilled labor
Priority integration sectors
Food, agriculture and forestry
Competition policy
Consumer protection
Intellectual property right
Transport
Energy
ICT
Taxation
E-commerce
Small and medium enterprise
Initiative for ASEAN Integration
Coherent approach towards external economic relations
Enhanced participation in global supply network
Pasar Tunggal danBasis Produksi
Ekonomi Kawasanyang Kompetitif
PertumbuhanEkonomi yang
Equitable
Integrasi ke dalamEkonomi Global
ASEAN Economic Community 2015
IntegrasiKeuangan
Manfaat Integrasi AEC (sumber: Eria): (1) Meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi; (2) Meningkatkan dayaTarik investasi; (3) Menumbuhkan daya saing; (4) Meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi proses produksi; (5)
Mendorong pembentukan FTA sebagai upaya menembus pasar
KEA bukan integrasi ekonomi ala EU:MEA membidik pasar tunggal dan basis produksi. Karakteristik KEA: aliran bebas barang, jasa, investasi,
dan tenaga kerja terlatih, serta aliran modal yg lebihbebas antar negara di ASEAN. Ditetapkan 12 sektor prioritas untuk memperoleh
quick win integrasi di ASEAN: pertanian, kayu, karet,angkutan udara, otomotif, elektronik, tekstil danproduknya, perikanan, jasa kesehatan, logistik,turisme, dan E-ASEAN
SESPIBI XXXIII - 2017
PROGRESS AEC 2015 25
SESPIBI XXXIII - 2017
PROGRESS AEC 2015 26
26
Trade in Goods
Trade in Services
Investment
Labor Migration
Progress AEC 2015
Tarif intra-ASEAN turun signifikan, tapi pemanfaatannya oleh perusahaan di masing-masing negara anggota rendah, yaitu baru sekitar 30% (survey BAC 2013).
Negara anggota masih menerapkan berbagai non-tariff measures (NTMs), bukanhanya melalui non-tariff barriers terhadap impor, tapi juga berbagai restriksi ekspor(ASEAN Integration Monitoring report, 2013)
Sektor jasa di negara ASEAN masih relatif kurang maju (terutama jikadibandingkan dengan GDP).
Integrasi sektor jasa masih terbatas, masing-masing negara masihmenerapkan berbagai restriksi. Permasalahan terutama pada market akses dan komitmen national treatment, serta kepemilikan modal asing.
Integrasi perbankan masih terbatas; penetrasi bank ASEAN ke antarsesama negara anggota masih didominasi oleh Singapura & Malaysia.
Peningkatan investasi di ASEAN sangat baik, ASEAN merupakan salah satutop destination investasi dunia, investasi intra-ASEAN juga meningkat.
Akan tetapi, distribusi investasi asing di ASEAN belum merata, masihterkonsentrasi di 5 negara, setengahnya didominasi oleh Singapura.
Antar negara ASEAN masih bersaing dalam menarik investasi asing
Migrasi tenaga kerja masih didominasi oleh tenaga kerja skill rendah, sebaranmigrasi antar negara (outward v.s. inward) belum merata: Thailand net inward s.d. 3jt jiwa, disusul Malaysia dan Singapura dg net inward hingga mencapaikurang lebih 1.4jt jiwa. Myanmar dan Indonesia net outward 1 s.d. 2 jt jiwa.
Saat ini baru disepakati MRA untuk 8 jenis profesi
Ekonomi ASEAN 2007-2014 terus tumbuh dengan rata-rata PDB per kapita meningkat 2 kali lipat. Namun perkembangan AEC 2015 masih dihadapkan pada sejumlah kendala. Perkembangan dalamTrade in Goods cukup baik, namun terkait Trade in Services, Investment dan Labor Migration masihmemerlukan sejumlah penguatan.
SESPIBI XXXIII - 2017
TIGA PILAR ASEAN COMMUNITY 27
3 Pilar ASEAN Community
KomunitasPolitik-
KeamananASEAN
KomunitasEkonomiASEAN
KomunitasSosial-BudayaASEAN
A highly integrated and cohesiveeconomy; A Competitive, Innovative andDynamic ASEAN; Enhanced Connectivityand Sectoral Cooperation; Resilient,
Inclusive, People-Oriented and People-Centred ASEAN; A Global ASEAN
A committed, participative and socially-responsible community and Benefits thePeople; Inclusive community thatpromotes high quality of life; Sustainable
community that promotes socialdevelopments and environmentalprotection; Resilient community withenhance capacity and capability to adaptand respond to social and economicvulnerabilities; and Dynamic andharmonious community
A rules-based, people-oriented, people-centred community; A resilient community in a peaceful, secure and stable region; An outward-looking
community that deepens cooperation with our external Parties (ASEAN Centrality); strengthened institutional capacity through improvedASEAN work processes and coordination
Aspirasi dan Key CharacteristicsLandasan Visi Kedepan
ASEAN Economy Community (AEC)
Blueprint 2025. Untuk sektor
keuangan: ASEAN Financial
Integration Post-2015 (Vision 2025)
ASEAN Political Security Community
(APSC) Blueprint 2025
ASEAN Socio-Cultural Community
(ASCC) Blueprint 2025
ASEAN 2025: Forging Ahead Together
SESPIBI XXXIII - 2017
INTEGRASI KEUANGAN ASEAN 2025 28
Framework Integrasi Keuangan ASEAN Post-2015
Pasca 2015, VISI Integrasi Keuangan ASEAN adalah untuk mendukung Visi AEC2025, yaitu “A Cohesive, Integrated, Competitive, Global and People-CenteredASEAN’s Economy”
Ekonomi yang terintegrasidan Highly Cohesive
Resilient, Inclusive and People-centered ASEAN
Global ASEANIntegrasi dan Kerja Sama Sektoral
yang lebih kuat
ASEAN yang kompetitif, inovatif dan dinamis
ASEAN yang resilien, inklusif, danPeople-centered
Tujuan Integrasi Keuangan ASEAN
AEC 2025 Vision: A Cohesive, Integrated, Competitive, Global and People-
Centered ASEAN’s Economy
Sumber: Hasil AFMGM Maret 2015
5 elemen
SESPIBI XXXIII - 2017
INTEGRASI KEUANGAN ASEAN 2025: PENDEKATAN BARU 29
Liberalisasi
sektor keuangan
individual
Menuju 2015
Post 2015
Broad Holistic
Approach
Inisiatif
liberalisasi
menuju
integrasi yang
lebih tinggi
Inklusi
Keuangan
Stabilitas
Keuangan
Ekonomi yang
terintegrasi dan
highly cohesive
ASEAN yang
resilien, inklusif
dan people-
centered
Menyeimbangka
n
MendukungVisi AEC 2025
Reorientasi dari pendekatan sektoral ke pendekatan yang holistic dan terintegrasi
SESPIBI XXXIII - 2017
INTEGRASI KEUANGAN ASEAN 2025: TIGA PILAR 30
Integrasi KeuanganJasa dan pasar keuangan yang lebih
terkoneksi melalui:
• Peningkatan signifikansi perbankan
regional
• Pasar asuransi dengan penetrasi
yang lebih dalam dan diversifikasi
risiko yang lebih tinggi
• Pergerakan modal yang lebihbesar
Inklusi KeuanganMeningkatkan inklusi jasa keuangan
melalui:
•Literasi dan edukasi keuangan
•Variasi produk dan jasa
Stabilitas KeuanganPenguatan stabilitas sistem keuangan
dan infrastrukturnya melalui:
•Framewoork dan kerja samasupervisi lintas batas
-
• Penguatan surveilans
Integrasi, Inklusi dan Stabilitas Keuangan
Visi AEC 2025(Sasaran Akhir)
Framework Umum Integrasi
KeuanganASEAN(Sasaran Antara)
Implementasi
progresif
(Target yang
dapat
diukur)
WC-CAL WC-PSS WC -FSL WC-CMD SCCB WC-ABIF
ASEAN Capital
Market Forum
ASEAN Insurance
Cooperation
ASEAN Customs
Cooperation
ASEAN Forum on
Taxation
Ekonomi yang
terintegrasi dan highly
cohesive
I
II
III
Liberalisasi aliran modal secara gradual dan pruden
Sistem pembayaran dan setelmen yang lebih terhubung
Capacity Building untuk mengatasi gap di regional
WC-FINC
Resilient, Inclusive and People-
centered ASEAN
Global ASEANIntegrasi dan kerja sama
sektoral yang semakin kuat
ASEAN yang kompetitif,
inovatif, dan dinamis
ASEAN yang resilien,
inklusif dan people-
centered
Source: AFMGM Outcome, March 21, 2015
SESPIBI XXXIII - 2017
AFMGM 2017 31
Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN sepakat untuk mendorong integrasi
keuangan kawasan untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
2025 dengan mengesahkan:
Tiga pilar integrasi
sektor keuangan pada
AFMGM 2015 (bagian
dari AEC Blueprint2025);
Rencana aksi strategis
(SAP) pada AFMGM
2016;
Alat ukur pencapaian
(KPI) pada AFMGM
2017.
SESPIBI XXXIII - 2017
Fora Kerjasama Liberalisasi Perdagangan & Investasi – FTA-CEPA 32
PerdaganganBarang
PerdaganganJasa
Investasi
PerlindunganHAKI
E-CommerceCapacity Building
Ketenagakerjaan/Pergerakan
Orang (Natural Person)
KebijakanPersaingan
TransparansiRegulasi
LingkunganPenyelesaian
SengketaKerja Sama
Lainnya
Isu Policy Space
•Perlindungan neraca pembayaran dan capital flow management (free transfer/payment)
•Penerapan kebijakan moneter, makroprudensial, & SP
•Transparansi regulasi (transparansi perizinan
Isu KedalamanLiberalisasi
•Akses pasar jasa keuangan & sistem pembayaran
•Daftar negatif investasi
Isu Capacity Building
•Pengembangan UMKM
•Keuangan inklusif
•Business matching UMKM d/r GVC
Isu lainnya •Penyelesaian sengketa?
Topik-topik Kerja Sama dalam FTA/CEPA Topik Terkait Bidang Tugas BI
ATISA
RCEP
IE-CEPA
IA-CEPA
IEU-CEPA
AHK-FTA
Perundingan yang tengah/ akan berjalan
• ATISA: ASEAN Trade in Services Agreement
• RCEP : Regional Comprehensive Economic Partnership
• IE-CEPA : Indonesia-European Free Trade Association
• IA-CEPA: Indonesia-Australia CEPA
• IEU-CEPA: Indonesia–European Union CEPA
• AHK FTA: ASEAN–Hong Kong FTA (AHK FTA)
Note:
SESPIBI XXXIII - 2017
33Structured Bilateral Cooperation
Highlight SBC:commitment to have concrete steps… with BoJ, Bundesbank, CBRT .. and others in the pipeline
• To mutually strengthen the cooperation between BI and central banks by having a structured framework with a more systematic and comprehensive arrangement.
• Benefit to the capacity building of the two central banks, and positively contribute to the economic development of the two countries.
Objective
• Focused on the core function of central banks: monetary, macroprudential and financial system stability as well as payment and settlement system.
• Other areas of mutual concerns for both institutions: e.g. efforts to reduce the heavy reliance on the US dollar by promoting the use of local currency in facilitating trade and investment, improve the quality of statistical data/survey, etc.
Areas of Cooperation
• Regular Policy Dialogue (high-level and technical-level), Financial Cooperation, Capacity Building program (e.g. expert discussion, technical assistance), Joint Research, dan Joint Seminar.
Modalities
SESPIBI XXXIII - 2017
34Structured Bilateral Cooperation
• candid and frank policy dialogue on economic development
Institutionalizing a regular high-level and technical level
policy dialogue:
• list of annual programs agreed in the beginning of year: Technical dialogue, joint research, joint seminar, financial cooperation, capacity builiding
Having range of planned topics of our
common interest:
• institutionalizing a regular technical meeting: Evaluation of current program and proposed new program
• intensive communication among contact points to design, coordinate and monitoring the programs
Having operational framework:
Stronger cooperation that gives value added for mutually beneficial relationship …
SESPIBI XXXIII - 2017
358. Isu Internasional yang Menjadi Tantangan:
Pengelolaan Persepsi Positif
ISU Leadership BI
Persepsi positif secara umum terkait perekonomian
Indonesia dan dapat mempengaruhi iklim investasi.
Persepsi positif akan menurunkan credit risk
sehingga cost of fund Indonesia menjadi lebih
murah;.
Persepsi positif dapat tercermin dari Sovereign
Credit Rating yang merefleksikan kemampuan dan
kemauan suatu negara untuk membayar sovereign
debt;
Persepsi positif juga dapat tercermin dari laporan
asesmen lembaga internasional terhadap
perekonomian dan sistim keuangan Indonesia
(Article IV IMF, AMRO report, atau Laporan FSAP
dll.);
Juga, take lead dlm fora internasional.
Namun, Indonesia perlu terus menjaga persepsi
karena sebagai EME rentan terhadap perubahan
persepsi investor.
Peningkatan rating menjadi investment
grade (S&P Mei 2017, Moody’s 2012 &
Fitch 2011).
Penguatan link IRU-RIRU-GIRU.
Asesmen Article IV IMF 2017 yang
menyatakan ekonomi Indonesia dalam
kondisi baik dengan outlook positif.
Keketuaan BI pada ASEAN dan EMEAP.
Tuan rumah IMF-WB Annual Meetings
2018 Voyage to Indonesia
SESPIBI XXXIII - 2017
36IRU – RIRU – GIRU : Latar belakang
I. Latar Belakang Masalah… (cont’d) Pelaksanaan Kegiatan Hubungan Investor
Sebelum Inovasi
Permasalahan Menurut Investor
Belum ada sumberdata dan informasiyang terintegrasi
Proyek investasibelum didukung data
dan info memadai
Inkonsistensikebijakan pusat dan
daerah
Permasalahan Menurut Internal RI
Upaya promosi investasi masih
sporadis dan tidak ada strategi promosi yang
jelas
Kegiatan promosi investasi bersifat
“business as usual” dimana event
diselenggarakan “for the sake of event”
Implikasi
Inkonsistensi pesanutama antara Pusat -
Daerah
Pemanfaatan Sumber Daya tidak optimal
dan outcome-nya tidak jelas
SESPIBI XXXIII - 2017
37
KPwLN
Kantor
Pusat
KPwDN
GIRULondon
Tokyo Singapura
New York
IRU
RIRU
Jabar
Kaltim
Sumut
Sulut
Jatim
Mitra
Strategis
Lainnya
Mitra
Strategis
Lainnya
Mitra
Strategis
Lainnya
IRU – RIRU – GIRU: Konsep ...
SESPIBI XXXIII - 2017
38IRU – RIRU – GIRU : Dampak implementasi ...
Upaya promosi investasi masih sporadisdan tidak ada strategi promosi yang jelas
Adanya mismatchantarakebutuhan investasi dengan
minat investor
Minimnya tindak lanjut dari kegiatan hubungan investor hingga menjadi
sebuah realisasi investasi
Belum tersedianya sumber data dan informasi yang terintegrasi
Belum terdapat pesan utama yang konsisten dalam kegiatan hubungan
investor RI wide
Kegiatan hubungan investor RI menjadi terintegrasi
Terjadinya match making antara kebutuhaninvestasi di pusat dan daerah dengan minat
investor
Kegiatan hubungan investor menjadi lebih fokus pada outcome (outcame oriented):
Menghasilkan kesepakatan (MOU) investasi
Adanya point of contact untukdata dan informasi ekonomi dan investasi
bagi kebutuhan investor
Terdapat konsisten key messages yang disampaikan oleh Kementrian/Lembaga
SESUDAH
SEBELUM
SESPIBI XXXIII - 2017
39PENUTUP
• Hosting IMF/WB Annual Meeting 2018
SESPIBI XXXIII - 2017
THANK YOU