didukung: ikpt, wijaya karya, jasa marga, cirebon...

8
Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Upload: lamkhue

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON …pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXIII-draft.pdf · sistem pendingin, sistem keamanan, sistem administrasi, dan sensor panas

Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Page 2: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON …pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXIII-draft.pdf · sistem pendingin, sistem keamanan, sistem administrasi, dan sensor panas

DARI REDAKSI

2 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Saat ini sudah bukan hal yang aneh lagi bahwa semua benda elektronik kita dapat terhubung satu dengan yang lainnya. Misalkan saja data pada ponsel kita dapat dibaca di layar televisi, memonitor situasi rumah selagi dalam perjalanan, menyalakan alat pemutar musik dengan telepon cerdas, dan berukar data antarperangkat nirkabel. Konektivitas ini dikenal sebagai Internet of Things (IoT) yang merupakan sebuah konsep dengan tujuan untuk memerluas manfaat dari sambungan internet yang tak terputus, yang pertama kali diperkenalkan oleh Kevin Ashton pada 1999 dan mulai terkenal ketika diadopsi oleh Auto-ID Center di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Perkembangan IoT sangat luar biasa pada saat ini, karena didukung oleh perkembangan berbagai teknologi dan perangkat mutakhir, serta sumberdaya manusia di bidang TI yang berkualitas. Demikian juga di Indonesia, yang membagi aplikasi dari IoT ini menjadi beberapa sektor, seperti sektor teknologi dan jaringan, kemanan dan pertahanan, pembangunan fisik, transportasi, perdagangan, industri, dan energi. Bidang keinsinyuran sangat berkaitan erat dengan IoT. Hampir semua bidang keinsinyuran, jika tidak bisa dikatakan semua, menggunakan teknologi ini dalam operasionalnya. Penggunaan IoT sudah terbukti meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Dalam sebuah kesempatan, Riyanto Mashan, Country President Schneider Electric Indonesia mengatakan bahwa teknologi untuk menjawab kebutuhan efisiensi energi terus mengalami evolusi. Ia memprediksi bahwa di 2020 akan ada 50 milyar perangkat yang saling terkoneksi melalui internet dan juga pengingkatan industrialisasi yang dipercaya akan menyerap energi yang lebih besar. “Dari pengelolaan energi yang sebelumnya dilakukan secara lokal, sekarang ini internet of things memungkinkan pengelolaan ini menjadi terdistribusi melalui perangkat-perangkat yang saling terhubung. Hingga akhirnya terkumta yang dapat digunakan para pengguna energi, termasuk organisasi atau perusahaan untuk menganalisa penggunaan energi mereka,” jelasnya. Untuk mendukung kegiatan ini, pihaknya

menggunakan berbagai inovasi teknologi automasi energi, termasuk perangkat lunak untuk mengubah teknologi informasi menjadi teknologi operasional. Di sektor bangunan, Rana Yusuf Nasir, Core Founder Green Building Council Indonesia, mengungkapkan fakta bahwa sebuah gedung menghabiskan 1/3 sumberdaya dunia untuk konstruksi, menggunakan 40 persen dari energi global total dan menghasilkan 40 persen emisi gas ‘greenhouse’. Ia menjelaskan bahwa IoT memegang peranan penting dalam hal mewujudkan efisiensi energi. Menurutnya pengelolaan energi dengan sistem cerdas dan saling terhubung sangat bermanfaat untuk melakukan monitoring dan mengontrol pangkalan data Indeks Efisiensi Energi. Data dari berbagai survei menunjukkan bahwa sebesar 40 persen gas rumah kaca yang dihasilkan gedung dan bangunan telah mengonsumsi energi lebih besar dari pemakaian energi secara keseluruhan, Maka menjadi perhatian yang sangat penting untuk sektor industri, usaha, perumahan dan sektor lainnya untuk menerapkan efisiensi energi dengan teknologi IoT. Begitu juga di bidang keinsinyuran lainnya. Penerapan IoT akan memudahkan dan memercepat pengambilan keputusan atau mendapatkan solusi untuk mengatasi berbagai persoalan yang terjadi. Hanya dua alat yang dibutuhkan: perangkat cerdas dan sambungan internet.***

Konektivitas Memudahkan Segalanya Aries R. Prima

Page 3: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON …pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXIII-draft.pdf · sistem pendingin, sistem keamanan, sistem administrasi, dan sensor panas

Berawal Dari Komputer Aries R. Prima – Engineer Weekly

Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Tanpa komputer mustahil perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menjadi seperti saat ini. Perangkat inilah yang memungkinkan berbagai ‘keajaiban’ teknologi terjadi. Sebuah alat hitung yang diciptakan oleh Charles Babbage dipercaya mengawali perkembangan komputer hingga saat ini. Alat ini kemudian dikembangkan secara bertahap dan semakin kompleks dengan kemampuan yang juga semakin meningkat. Dari Generasi ke Generasi Perangkat komputer yang pertama kali dikembangkan adalah komputer untuk mendesain pesawat dan peluru kendali, yang dikerjakan oleh seorang insinyur asal Jerman: Konrad Zuse. Kemudian komputer ini dikembangkan lebih lanjut oleh John von Neuman. Inilah yang disebut komputer generasi pertama, dengan sumbangan utamanya adalah Central Processing Unit (CPU). Pada 1950an para ilmuwan mengembangkan komputer generasi pertama menjadi komputer generasi kedua dengan menambahkan transistor, sebuah alat canggih yang dapat memaksimalkan kerja komputer dengan ukuran yang kecil. Hal ini menjadikan komputer generasi kedua lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan generasi pertama. Kelemahan penggunaan transistor adalah komputer menjadi lebih cepat panas dan memengaruhi kinerja komputer. Hal ini memaksa para ilmuwan untuk mencari solusinya. Jack Billy, seorang ilmuwan, kemudian melakukan penelitian untuk mengganti transistor dengan alat berkemampuan hebat, namun tetap berukuran mini. Pada 1958 ia berhasil menciptakan sebuah alat (chip) yang dapat menampung banyak komponen di dalamnya, yang disebut sebagai Integrated Circuit (IC). Dengan penggunaan IC, ukuran komputer semakin kecil, lebih cepat, dan mampu menjalankan beberapa program dalam waktu bersamaan.

Komputer ini disebut sebagaikomputer generasi ketiga. Komputer generasi keempat adalah pengembangan dari generasi ketiga, terutama meningkatkan kemampuan IC. Pada tahun 1980an para ilmuwan berhasil mengembangkan IC yang mampu menampung ribuan komponen. Dengan ukuran yang semakin kecil, komputer ini menjadi sangat dimungkinkan untuk dimiliki oleh pengguna perorangan. Dari sinilah muncul istilah “personal Computer” (PC), yang kemudian dikembangkan lagi dengan ukuran yang semakin kecil, sehingga benar-benar dapat tercipta sebuah komputer yang dapat dibawa-bawa, yang dikenal sebagai komputer “laptop”. Saat ini, segala bentuk gawai cerdas yang kita gunakan sejatinya adalah komputer generasi kelima yang masih terus dikembangkan, seperti telepon cerdas, tablet, phablet, netbook, ultrabook dan berbagai alat lainnya. Dengan semakin berkembangnya komputer, semakin cepat juga penemuan-penemuan baru dapat tercipta. Komputerlah yang juga memungkinkan semua peralatan yang terpisah jauh bisa terkoneksi dengan bantuan sambungan internet, sehingga konektivitas ini, yang disebut sebagai Internet of Things, dapat menjadi solusi banyak masalah yang dihadapi manusia.***

Page 4: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON …pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXIII-draft.pdf · sistem pendingin, sistem keamanan, sistem administrasi, dan sensor panas

4 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

INTERNET OF THINGS

Dari Sawah Hingga Gedung Perkantoran Aries R. Prima – Engineer Weekly

Berbagai implementasi dan aplikasi Internet of Things (IoT) dalam berbagai bidang, kini, telah banyak diterapkan, walaupun masih ada juga yang dalam proses pengembangan. Selain kapasitas, kecepatan sambungan internet juga menjadi hal yang menentukan dalam kesuksesan imlementasi dan aplikasi di berbagai sektor. Dalam keseharian, implementasi di bidang keamanan menjadi hal yang paling sering kita temui. Misalnya kamera-kamera pengawas sepanjang jalan raya yang siaga mengirimkan gambar-gambar bergerak berbagai kejadian di area yang terpantau. Misalkan saja terjadi kemacetan yang parah. Gambar dari jalan tersebut dapat langsung dilihat di ruang kontrol, yang tidak ada di sekitar lokasi, sehingga masalah tersebut bisa cepat diatasi oleh petugas yang berwenang. IoT juga bisa diimplementasikan di bidang property, misalkan saja untuk gedung-gedung perkantoran tinggi di perkotaan. Banyak sekali perangkat yang dikendalikan oleh komputer, seperti elevator, lift, sistem pendingin, sistem keamanan, sistem administrasi, dan sensor panas. Semua ini dapat dipantau dengan berbagai perangkat dari jarak jauh. Bidang pertanian juga sangat terbantu dengan diimplementasikannya IoT. Misalkan saja monitoring yang dilakukan oleh satelit dan berbagai perangkat remote sensing terhadap sawah-sawah di satu daerah. Gambar0gambar ini akan dikirimkan melalui jaringan internet kepada penganalisis, sehingga berbagai kebijakan dan keputusan dapat segera dibuat.

Dengan kemajuan teknologi perangkat cerdas dan alat-alat kesehatan, saat ini, kesehatan seseorang dapat terus menerus dipantau oleh dokter. Misalkan saja alat sensor jantung pada seorang pasien dapat mengirimkan berbagai informasi mengenai kesehatan jantungnya yang dapat dipantau administrator di rumah sakit yang kemudian segera mengirimkan notifikasi kepada dokter tentang keadaan pasien secara ‘real time’. Selain implementasi, aplikasi IoT menjanjikan sebuah tatakelola yang lebih efisien dan efektif di berbagai bidang. Berbagai kata ‘cerdas’ biasanya disematkan kepada sistem atau perangkat yang menggunakan teknologi ini. Sebut saja smart city, teknologi IoT dapat membantu memonitor apa saja yang terjadi di sebuah kota, termasuk memonitor suhu, kelembaban udara, tingkat polusi, dan pelayanan masyarakat. Teknologi yang sama juga diaplikasikan pada berbagai bidang. Misalnya untuk memonitor keadaan Mall, memonitor arus dan kelancaran lalu lintas, memonitor lingkungan, kebakaran hutan, dan deteksi tsunami, membantu menemukan sumber air bersih, penggunaan energi, mendeteksi bahan-bahan berbahaya dan ancaman terorisme, memonitor pengiriman barang, pembayaran dengan teknologi NFC, melihat waktu daluwarsa sebuah produk makanan, mendeteksi barang di gudang, arus pengiriman barang, dan masih banyak lagi. Semua bidang keinsinyuran, saat ini, menggunakan teknologi IoT. Bahkan teknologi ini dapat membantu menciptakan inovasi teknologi yang sebelumnya tidak dimungkinkan untuk dikembangkan.***

Page 5: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON …pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXIII-draft.pdf · sistem pendingin, sistem keamanan, sistem administrasi, dan sensor panas

5 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Page 6: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON …pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXIII-draft.pdf · sistem pendingin, sistem keamanan, sistem administrasi, dan sensor panas

6

Mengenal Internet of Things Aries R. Prima – Engineer Weekly

Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Masih banyak masyarakat awam yang belum mengenal apa itu Internet of Things atau yang sering ditulias IoT. Hal ini bisa dimaklumi karena hingga kini belum ada definisi standar untuk istilah yang mulai banyak dibicarakan ini. Namun, secara sederhana, Internet of Things adalah kemampuan komunikasi antarperangkat melalui sebuah jaringan, seperti internet. Untuk pertama kali, istilah Internet of Things dimunculkan oleh Kevin Ashton pada 1999 dalam sebuah presentasinya yang kemudian diprediksi akan menjadi “hal besar selanjutnya” di dunia teknologi informasi. Terbukti dengan digunakannya teknologi ini oleh perusahaan-perusahaan di bidang TI, seperti Microsoft, Intel, Oracle, dan lain sebagainya, selain karena membuka berbagai kemungkinan yang sebelumnya dianggap hanya khayalan. Misalkan saja sebuah lemari pendingin yang bisa memberitahukan pemiliknya melalui notifikasi di telepon cerdasnya bahwa beberapa makanan dan minuman persediaan yang sudah habis. Atau sistem keamanan rumah yang memberitahukan ada penyusup yang tidak dikenal melalui telepon cerdas. Dalam sektor industri, peralatan atau berbagai perangkat dapat dirancang untuk memberikan informasi mengenai kondisinya. Misalkan saja ada peralatan yang harus segera dilumasi, atau peralatan yang memerlukan bahan bakar tambahan. Informasi ini semua dilaporkan melalui jaringan internet, sehingga perawatan dan perbaikan, jika diperlukan, akan semakin mudah. Ini juga dapat menghindari kerusakan mesin akibat terjadi keterlambatan penanganan. Penggunaan teknologi ini, tentu saja, bukan hanya untuk industri dan kantor-kantor modern, tapi sangat bisa diterapkan di rumah. Misalkan saja penghuni rumah dapat membuka pagar dan garasi mobil menggunakan perangkat genggamnya, menyalakan lampu dan AC, menghidupkan televisi dan kemudian membaca data pada tablet di layar televisi, dan mengunduh data yang tersimpan di dalam “cloud” dan kemudian menayangkannya pada teblet dalam genggaman. Saah satu wujud dari IoT yang sering disebutkan adalah sistem Radio Frequency Identification (RFID), yang

pernah akan diterapkan di Indonesia pada kendaraan-kendaraan bermotor untuk memonitor penggunaan dan pembelian bahan bakar minyak.. Selain itu kita juga mengenal teknologi NFC (near field communication) yang banyak dibenamkan ke dalam telepon cerdas mutakhir yang mampu bertukar data dengan cepat, barcode, QR code, yang dapat digunakan untuk mengontrol stok barang, mengukur masa hidup, monitoring pembayaran, dan berbagai aplikasi lainnya. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh ABI Research, diperkirakan akan ada lebih dari 50 miliar perangkat yang terhubung secara nirkabel melalui Internet of Things. Sistem yang digunakan oleh Internet of Things adalah nirkabel atau pengendalian secara otomatis tanpa mengenal jarak. Pengimplementasian Internet of Things sendiri biasanya selalu mengikuti keinginan si developer dalam mengembangkan sebuah aplikasi yang ia ciptakan, apabila aplikasinya itu diciptakan guna membantu monitoring sebuah ruangan maka pengimplementasian Internet of Things itu sendiri harus mengikuti alur diagram pemrograman mengenai sensor dalam sebuah rumah, berapa jauh jarak agar ruangan dapat dikontrol, dan kecepatan jaringan internet yang digunakan. Perkembangan teknologi jaringan dan Internet seperti hadirnya IPv6, 4G, dan Wimax, dapat membantu pengimplementasian Internet of Things menjadi lebih optimal, dan memungkinkan jarak yang dapat dilewati menjadi semakin jauh, sehingga semakin memudahkan kita dalam mengontrol apapun yang kita inginkan.***

Page 7: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON …pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXIII-draft.pdf · sistem pendingin, sistem keamanan, sistem administrasi, dan sensor panas

PENDIDIKAN DI KOREA SELATAN Liliana Djamaluddin

7 Dengan kemitraan PII, kini Engineer Weekly didukung

IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON ELECTRIC POWER dan NINDYA KARYA

Korea Selatan adalah negara maju di kawasan Asia Timur yang terletak di Semenanjung Korea dengan jumlah penduduk sekitar 51 juta orang. Seperti diketahui saat ini, membanjirnya produk-produk buatan Korea seperti telepon genggam, televisi, mobil, alat rumah tangga, serta peralatan pendukung dalam bidang kesehatan/kecantikan dari Korea yang sering muncul dalam iklan di televise menggambarkan kemajuan dalam pengembangan teknologi di bidang telekomunikasi, mesin dan elektronika yang tidak terlepas dari basis pendidikan di bidang teknik negara tersebut. Pemerintah Korea selalu mendorong masyarakatnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Peserta didik dibagi berdasarkan Tingkat Pendidikan yang sedang diikuti menjadi 6 kelompok yaitu Kindergarten (Taman Kanak-kanak), Elementary School (Sekolah Dasar), Middle School (Sekolah Menengah Pertama), High School (Sekolah Menengah Atas), Junior College (setingkat Diploma), University (Universitas). Peningkatan persentase jumlah peserta didik terjadi pada tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) dari 26,2% pada tahun 2000 menjadi 49,% pada tahun 2015 dan juga terjadi pada tingkat Pendidikan Tinggi yaitu 52,5% pada tahun 2000 menjadi 68,1% pada tahun 2015. Peningkatan jumlah peserta didik yang signifikan tidak terjadi pada tingkat pendidikan SD, SMP, SMA dari tahun 2000 sampai tahun 2015. Hampir semua peserta didik SD melanjutkan ke SMP dan begitu pula dengan peserta didik SMP ke SMA. Ada peningkatan persentase peserta didik SMA yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi yaitu dari 62% pada tahun 2000 menjadi 70,8% pada tahun 2015. Persentase angka putus sekolah di tingkat SD dan SMP tidak sampai 1%, relatif kecil dan cenderung stagnan. Di tingkat SMA terjadi penurunan dari 2,5% (tahun 2000) menjadi 1,4% (2015). Di tingkat Diploma ada peningkatan dari 5,5% (tahun 2000) menjadi 7,5% (tahun 2015). Cenderung tetap sejak tahun 2005. Di tingkat Universitas, cenderung tetap sebesar 3,9%. Perbandingan jumlah pelajar/mahasiswa perempuan terhadap laki-laki hampir sama di

semua jenjang pendidikan. Hanya di jenjang Universitas dan S3 jumlah mahasiswi perempuan agak rendah. Namun di program studi bidang Pendidikan, jumlah perempuan lebih banyak dari laki-laki. Begitu pula untuk jenjang S2. Master dan Doktor Pendidikan pascasarjana di Korea dibagi menjadi dua: sekolah yang menitikberatkan pada penelitian secara akademis dan sekolah atau spesialis yang berfokus pada kemampuan praktik. Pemerintah mendorong warganya agar sebisa mungkin untuk mencapai pendidikan setinggi mungkin. Ini terlihat dari jumlah lulusan Master (S2) dan Doktor (S3) yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Sementara itu ada lebih dari seribu program studi berbahasa pengantar Bahasa Inggris. Jumlah mahasiswa asing di Korea tidak banyak berubah dari tahun ke tahun. Saat ini mahasiswa dari China daratan menduduki peringkat teratas dalam jumlah mahasiswa asing yang belajar di Korea. Situasi Ketenagakerjaan Dalam kurun tahun 2005 hingga 2013 terjadi penurunan persentase tenaga kerja lulusan SMA dari 55,6% (tahun 2000) menjadi 34,3% (tahun 2015). Hal yang sama juga terjadi pada tenaga kerja lulusan Diploma dari 83,7% (tahun 2005) menjadi 67,9% (tahun 2013). Persentase tenaga kerja lulusan Universitas cenderung tetap. Berdasarkan fakta tersebut, muncullah pertanyaan yang menjadi perhatian yang terkait dengan pendidikan enjinering di Korea Selatan, seperti : Apakah seharusnya lembaga pendidikan tinggi menjadi tempat bagi pertumbuhan intelektual atau tempat persiapan untuk memasuki dunia kerja? Pertanyaan ini menjadi relevan ketika baru-baru ini Kementrian Pendidikan Korea Selatan menerapkan program yang ditujukan untuk menaikkan peringkat keinsinyuran negara tersebut dan mengabaikan pasokan lulusan sosial humaniora dan seni rupa, yang memunculkan kontroversi. Namun, bagaimanapun harus dicatat, saat ini Korea adalah salah satu negara paling maju di dunia berkat upaya-upaya peningkatan pendidikan keinsinyuran yang telah dilakukan.

Page 8: Didukung: IKPT, WIJAYA KARYA, JASA MARGA, CIREBON …pii.or.id/wp-content/uploads/EW-XXXIII-draft.pdf · sistem pendingin, sistem keamanan, sistem administrasi, dan sensor panas

Engineer Weekly Pelindung: A. Hermanto Dardak, Heru Dewanto Penasihat: Bachtiar Siradjuddin Pemimpin Umum: Rudianto Handojo, Pemimpin Redaksi: Aries R. Prima, Pengarah Kreatif: Aryo Adhianto, Pelaksana Kreatif: Gatot Sutedjo,Webmaster: Elmoudy, Web Administrator: Zulmahdi, Erni Alamat: Jl. Bandung No. 1, Menteng, Jakarta Pusat Telepon: 021- 31904251-52. Faksimili: 021 – 31904657. E-mail: [email protected]

Engineer Weekly adalah hasil kerja sama Persatuan Insinyur Indonesia dan Inspirasi Insinyur.