semantik dalam bahasa indonesia

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Bahasa Indonesia sekarang ini dapat diibaratkan seperti mobil tua yang mesinnya rewel dan sedang melintasi jalur lalu lintas di jalan bebas hambatan. Betapa tidak, pada satu sisi dunia pendidikan Bahasa Indonesia saat ini dirundung masalah yang besar dan pada sisi lain tantangan menghadapi milenium ketiga semakin besar. Dari aspek kualitas, pendidikan Bahasa Indonesia kita memang sungguh sangat memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa lain Sejalan dengan berkembangnya zaman perkembangan bahasa pun juga ikut berkembang dan mengalami pergeseran-pergeseran makna. Pergeseran makna bahasa memang tidak dapat dihindari, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang nantinya akan di bahas secara mendalam di dalam pembahasan. Atas dasar itu, tidak mengherankan dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia muncul berbagai kata yang memiliki banyak makna baru. Meski demikian makna yang melekat terlebih dahulu tidak serta merta hilang begitu saja. Perubahan makna suatu kata yang terjadi, terkadang hampir tidak disadari oleh pengguna bahasa itu sendiri. Untuk itu perlu bagi kita mengetahui dan memahami ilmu kebahasaan secara utuh. 1

Upload: nur-diana

Post on 08-Jan-2017

607 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: semantik dalam bahasa indonesia

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Bahasa Indonesia sekarang ini dapat diibaratkan seperti mobil tua

yang mesinnya rewel dan sedang melintasi jalur lalu lintas di jalan bebas hambatan.

Betapa tidak, pada satu sisi dunia pendidikan Bahasa Indonesia saat ini dirundung

masalah yang besar dan pada sisi lain tantangan menghadapi milenium ketiga

semakin besar. Dari aspek kualitas, pendidikan Bahasa Indonesia kita memang

sungguh sangat memprihatinkan dibandingkan dengan kualitas pendidikan bangsa

lain

Sejalan dengan berkembangnya zaman perkembangan bahasa pun juga ikut

berkembang dan mengalami pergeseran-pergeseran makna. Pergeseran makna

bahasa memang tidak dapat dihindari, hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang

nantinya akan di bahas secara mendalam di dalam pembahasan.

Atas dasar itu, tidak mengherankan dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia

muncul berbagai kata yang memiliki banyak makna baru. Meski demikian makna

yang melekat terlebih dahulu tidak serta merta hilang begitu saja. Perubahan makna

suatu kata yang terjadi, terkadang hampir tidak disadari oleh pengguna bahasa itu

sendiri. Untuk itu perlu bagi kita mengetahui dan memahami ilmu kebahasaan

secara utuh.

1

Page 2: semantik dalam bahasa indonesia

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Semantik?

2. Apa saja yang termasuk dalam semantik ?

3. Apa yang dimaksud dengan makna ?

4. Apa saja yang termasuk jenis dari semantik ?

5. Apa yang bisa mempengaruhi perubahan makna ?.

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui dan mengerti apa semantik.

2. Mengetahui apa saja yang termasuk semantik.

3. Mengetahui Faktor apa saja yang mempengaruhi semantik.

 

D. Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini antara lain:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dan pembaca.

2. Memahami tentang semantik .

3. Memotivasi guru atau calon pendidik untuk lebih memahami perkembangan bahasa

 

2

Page 3: semantik dalam bahasa indonesia

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SEMANTIK

Kata semantik sebenarnya merupakan istilah teknis yang mengacu pada studi

tentang makna. Semantik dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani

‘ sema’ (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya adalah

‘semaino’ yang berarti ‘menandai’atau‘melambangkan’. Yang dimaksud tanda atau

lambang disini adalah tanda-tanda linguistik (Perancis : signé linguistique).

Menurut Ferdinan de Saussure (1966), tanda lingustik terdiri dari :

1)Komponen yang menggantikan, yang berwujud bunyi bahasa.

2)Komponen yang diartikan atau makna dari komopnen pertama.

Kedua komponen ini adalah tanda atau lambang, dan sedangkan yang ditandai ataudilambangkan adaah sesuatu yang berada di luar bahasa, atau yang lazim disebut sebagai referent/ acuan / hal yang ditunjuk.

Jadi, Ilmu Semantik adalah :

-Ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yangditandainya.

-Ilmu tentang makna atau arti.

Pandangan yang bermacam-macam dari para ahli mejadikan para ahli memiliki

perbedaan dalam mengartikan semantik. Pengertian semantik yang berbeda-beda

tersebut justru diharapkan dapat mngembangkan disiplin ilmu linguistik yang amat luas

cakupannya.

3

Page 4: semantik dalam bahasa indonesia

1. Charles Morrist

Mengemukakan bahwa semantik menelaah “hubungan-hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut”.

2. J.W.M Verhaar; 1981:9

Mengemukakan bahwa semantik (inggris: semantics) berarti teori makna atau teori arti, yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna atau arti.3. Lehrer; 1974: 1

Semantik adalah studi tentang makna. Bagi Lehrer, semantik merupakan bidang kajian yang sangat luas, karena turut menyinggung aspek-aspek struktur dan fungsi bahasa sehingga dapat dihubungkan dengan psikologi, filsafat dan antropologi.

4. Kambartel (dalam Bauerk, 1979: 195)

Semantik mengasumsikan bahwa bahasa terdiri dari struktur yang menampakan makna apabila dihubungkan dengan objek dalam pengalaman dunia manusia.

5. Ensiklopedia britanika (Encyclopedia Britanica, vol.20, 1996: 313)

Semantik adalah studi tentang hubungan antara suatu pembeda linguistik dengan hubungan proses mental atau simbol dalam aktifitas bicara.

6. Dr. Mansoer pateda

Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna.

7. Abdul Chaer

Semantik adalah ilmu tentang makna atau tentang arti. Yaitu salah satu dari 3 (tiga) tataran analisis bahasa (fonologi, gramatikal dan semantik).

Pandangan semantik kemudian berbeda dengan pandangan sebelumnya, setelah

karya de Saussure ini muncul. Perbedaan pandangan tersebut antara lain:

1. Pandangan historis mulai ditinggalkan

2. Perhatian mulai ditinggalkan pada struktur di dalam kosa kata,

3. Semantik mulai dipengaruhi stilistika

4

Page 5: semantik dalam bahasa indonesia

4. Studi semantik terarah pada bahasa tertentu (tidak bersifat umum lagi)

5. Hubungan antara bahasa dan pikira mulai dipelajari, karena bahasa merupakan

kekuatan yang menetukan dan mengarahkan pikiran (perhatian perkembangan dari

ide ini terhadap SapirWhorf, 1956-Bahasa cermin bangsa).

6. Semantik telah melepaskan diri dari filsafat, tetapi tidak berarti filsafat tidak

membantu perkembangan semantik (perhatikan pula akan adanya semantik filosofis

yang merupakan cabang logika simbolis.

a) Batasan Ilmu Semantik 

Istilah Semantik lebih umum digunakan dalam studi ingustik daripada istilah

untuk ilmumakna lainnya,seperti Semiotika, semiologi, semasiologi, sememik, dan

semik.Ini dikarenakanistilah-istilah yang lainnya itu mempunyai cakupan objek yang

cukup luas,yakni mencakupmakna tanda atau lambang pada umumnya. Termasuk

tanda lalulintas, morse, tanda matematika,dan juga tanda-tanda yang lain sedangkan

batasan cakupan dari semantik adalah makna atau arti yang berkenaan dengan bahasa sebagai alat komunikasi verbal.

b) Hubungan Semantik dengan Tataran Ilmu Sosial lain

Berlainan dengan tataran analisis bahasa lain, semantik adalah cabang imu

linguistik yang memiliki hubungan dengan Imu Sosial, seperti sosiologi dan antropologi.

Bahkan jugadengan filsafat dan psikologi.

1.Semantik dan Sosiologi

Semantik berhubungan dengan sosiologi dikarenakan seringnya dijumpai kenyataan bahwa penggunaan kata tertentu untuk mengatakan sesuatu dapat menandai identitaskelompok penuturnya.

5

Page 6: semantik dalam bahasa indonesia

Contohnya :

Penggunaan / pemilihan kata ‘cewek’ atau ‘wanita’, akan dapat menunjukkanidentitas

kelompok penuturnya.

Kata ‘cewek’ identik dengan kelompok anak muda, sedangkan kata ‘wanita’

terkesanlebih sopan, dan identik dengan kelompok orang tua yang

mengedepankankesopanan.

2.Semantik dan Antropologi.

Semantik dianggap berkepentingan dengan antropologi dikarenakan analisis makna

padasebuah bahasa, menalui pilihan kata yang dipakai penuturnya, akan dapat

menjanjikanklasifikasi praktis tentang kehidupan budaya penuturnya.

Contohnya :

Penggunaan / pemilihan kata ‘ngelih’ atau ‘lesu’ yang sama-sama berarti ‘lapar’

dapatmencerminkan budaya penuturnya.

Karena kata ‘ngelih’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat

Jogjakarta.Sedangkan kata ‘lesu’ adalah sebutan untuk ‘lapar’ bagi masyarakat daerah

Jombang.

c) Analisis Semantik

Dalam analisis semantik, bahasa bersifat unik dan memiliki hubungan yang erat

dengan budaya masyarakat penuturnya. Maka, suatu hasil analisis pada suatu bahasa,

tidak dapatdigunakan untuk menganalisi bahasa lain.

Contohnya penutur bahasa Inggris yang menggunakan kata ‘rice’ pada bahasa

Inggrisyang mewakili nasi, beras, gabah dan padi.

Kata ‘rice’ akan memiliki makna yang berbeda dalam masing-masing konteks

yang berbeda. Dapat bermakna nasi, beras, gabah, atau padi.

6

Page 7: semantik dalam bahasa indonesia

Tentu saja penutur bahasa Inggris hanya mengenal ‘rice’ untuk menyebut nasi,

beras,gabah, dan padi. Itu dikarenakan mereka tidak memiliki budaya mengolah padi,

gabah, beras dannasi, seperti bangsa Indonesia.

Kesulitan lain dalam menganalisis makna adalah adanya kenyataan bahwa tidak

selalu penanda dan referent-nya memiliki hubungan satu lawan satu. Yang artinya,

setiap tandalingustik tidak selalu hanya memiliki satu makna.

Adakalanya, satu tanda lingustik memiliki dua acuan atau lebih. Dan sebaliknya,

duatanda lingustik, dapat memiliki satu acuan yang sama.

Hubungan tersebut dapat digambarkan dengan contoh-contoh berikut :

Bisa =  racun = dapat

Buku,Kitab = Lembar kertas berjilid

B.  JENIS SEMANTIK 

Semantik memiliki memiliki objek studi makna dalam keseluruhan semantika

bahasa,namun tidak semua tataran bahasa memiliki masalah semantik Leksikon.

Tataran tata bahasa atau gramatika dibagi menjadi dua subtataran, yaitu morfologi dan

sintaksis.

Morfologi adalah cabang lnguistik yang mempelajari struktur intern kata, serta

proses pembentukannya. Satuan dari morfologi yaitu morfem dan kata.

Contoh :

Ajar  = Pe – lajar

Be – lajar ( pe- dan be- dapat membedakan makna )

Sedangkan sintaksis, adalah studi mengenai hubungan kata dengan kata

dalammembentuk satuan yang lebih besar, yaitu frase, klausa, dan kalimat. Sintaksis

memiliki satuan yaitu kata, frase, klausa, dan kalimat.

7

Page 8: semantik dalam bahasa indonesia

1. Semantik sintaktikal memiliki tataran bawahan yang disebut :

a)Fungsi gramatikal

b)Kategori gramatikal

c)Peran gramatikal

Contoh analisis semantik sintaktikal 

Kata fungsi Si udin Menjaga adiknya Di rumah sakit

Fungsi Subjek Predikat Objek Keterangan

Kategori Nomina Verba nomina Nomina

Peran Agen Benefaktif patient Locative

Satuan dan proses dari morfologi dan sintaktik memiliki makna. Oleh karena itu,

padatataran ini ada masalah-masalah semantik yang disebut semantik

gramatikal karena objek studinya adalah makna-makna gramatikal dari tataran tersebut.

Kalau yang menjadi objek penyelidikan adalah semantik leksikon, maka jenis

semantiknya adalah

2. semantik leksikal

.  Semantik leksikal menyelidiki makna yang ada padaleksem dari bahasa. Oleh karena

itu, makna yang ada dalam leksem disebut makna leksikal.Leksem adalah satuan-

bahasa bermakna. Istilah leksem ini dapat dipadankan denganistlah kata, yang lazim

digunakan dalam studi morfologi dan sintaksis,dan yang lazimdidefiinisikan sebagai

satuan gramatik bebas terkecil. Baik kata tunggal maupun kompositum

Contoh :

Kambing = nama hewan

Hitam = jenis warna

8

Page 9: semantik dalam bahasa indonesia

C. PENGERTIAN MAKNA

Makna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari semantik dan selalu melekat dari apa

saja yang kita tuturkan pengertian dari makna sendiri sangatlah beragam.

Pateda (Chaer,2001:79) mengemukakan bahwa istilah makna merupakan kata-

kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu pada tuturan

kata maupun kalimat.

Menurut Ullman (Pateda, 2001:82) mengemukakan bahwa makna adalah

hubungan antara makna dengan pengertian. Dalam hal ini

Ferdinand de Saussure(Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna

sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.

Konsep makna (KBBI) adalah cara seseorang membuat pengertian terhadap

objek atau benda yang ada batasan-batasan unsur penting. Contoh: sebuah buku,

dapat kita maknai sebagai bahan ilmu pengetahuan, lembaran, dan lainnya. Tetapi

kalau berbicara tentang konsep makna kajian tentang buku sangat luas mulai dari arti,

makna, dan konsep. Itulah kalau kita membicarakan tentang sebuah buku.

D. JENIS MAKNAJenis makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang.

Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna

gramatikal. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata dapat dibedakan

adanya makna referensial dan nonreferensial. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa

pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna konotatif dan denotatif.

Berdasarkan ketepatan maknanya dapat dibedakan adanya makna istilah atau makna

umum dan makna khusus. Selain pembagian tersebut, jenis makna dapat pula

digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu (a) makna leksikal dan (b) makna kontekstual.

1. Makna Leksikal

Makna leksikal (leksical meaning, sematic meaning, external meaning) adalah makna

kata yang berdiri sendiri baik dalam bentuk dasar maupun dalambentuk kompleks

9

Page 10: semantik dalam bahasa indonesia

(turunan) dan makna yang ada tetap seperti apa yang dapat kita lihat dalam kamus.

Makna leksikal dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu (a) makna konseptual yang

meliputi makna konotatif, makna afektif, makna stilistik, makna kolokatif dan makna

idiomatik.

2. Makna Konseptual

Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya makna yang sesuai

dengan referennya, dan makna yang bebas asosiasi atau hubungan apa pun. Makna

konseptual disebut juga makna denotatif, makna referensial, makna kognitif, atau

makna deskriptif. Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama dalam setiap

komunikasi.

3.      Makna Generik

Makna generik adalah makna konseptual yang luas, umum, yang mencakup beberapa

makna konseptual yang khusus atau sempit. Misalnya, sekolah dalam kalimat

“Sekolah kami menang.” Bukan saja mencakup gedungnya, melainkan guru-guru,

siswa-siswa dan pegawai tata usaha sekolah bersangkutan.

4. Makna Spesifik

Makna spesifik adalah makna konseptual, khas, dan sempit.Misalnya jika berkata “ahli

bahasa”, maka yang dimaksud bukan semua ahli, melainkan seseorang yang

mengahlikan dirinya dalam bidang bahasa.

5.      Makna Asosiatif

Makna asosiatif disebut juga makna kiasan atau pemakaian kata yang tidak

sebenarnya. Makna asosiatif adalah makna yang dimilki sebuah kata berkenaan

dengan adanya hubungan kata dengan keadaan di luar bahasa. Misalnya kata bunglon

berasosiasi dengan makna orang yang tidak berpendirian tetap.

10

Page 11: semantik dalam bahasa indonesia

6.      Makna Konotatif

Makna konotatif muncul sebagai akibat asosiasi perasaan kita terhadap kata yang

diucapkan atau didengar. Makna konotatif adalah makna yang digunakan untuk

mengacu bentuk atau makna lain yang terdapat di luar makna leksikalnya.

7.      Makna Afektif

Makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca

terhadap penggunaan bahasa. Oleh karena itu, makna afektif berhubungan dengan

gaya bahasa.

8.      Makna Stilistik

Makna stilistik berhubungan dengan pemakaian bahasa yang menimbulkan efek

terutama kepada pembaca. Makna stilistik lebih dirasakan di dalam sebuah karya

sastra. Sebuah karya sastra akan mendapat tempat tersendiri bagi kita karena kata

yang digunakan mengandung makna stalistika. Makna stalistika lebih banyak

ditampilkan melalui gaya bahasa.

9.      Makna Kolokatif

Makna kolokatif adalah makna yang berhubungan dengan penggunaan beberapa kata

di dalam lingkungan yang sama. Misalnya kata ikan, gurami, sayur, tomat tentunya

kata-kata tersebut akan muncul di lingkungan dapur. Ada tiga keterbatasan kata jika

dihubungkan dengan makna kolokatif, yaitu (a) makna dibatasi oleh unsur yang

membentuk kata atau hubungan kata, (b) makna dibatasi oleh tingkat kecocokan kata,

(c) makna dibatasi oleh kecepatan.

10.  Makna Idiomatik

Makna idiomatik adalah makna yang ada dalam idiom, makna yang menyimpang dari

makna konseptual dan gramatikal unsur pembentuknya. Dalam bahasa Indonesia ada

dua macam bentuk idiom yaitu (a) idiom penuh dan (b) idiom sebagian. Idiom penuh

11

Page 12: semantik dalam bahasa indonesia

adalah idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan satu

kesatuan dengan satu makna. Idiom sebagian adalah idiom yang di dalamnya masih

terdapat unsur yang masih memiliki makna leksikal.

11.  Makna Kontekstual

Makna kontekstual muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dengan situasi.

Makna kontekstual disebut juga makna struktural karena proses dan satuan gramatikal

itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan.

12.  Makna Gramatikal

Makna grmatikal adalah makna yang muncul sebagai akibat digabungkannya sebuah

kata dalam suatu kalimat. Makna gramatikal dapat pula timbul sebagai akibat dari

proses gramatikal seperti afiksasi, reduplikasi dan komposisi.

13.  Makna Tematikal

Makna tematikal adalah makna yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis, baik

melalui urutan kata-kata, fokus pembicaraan, maupun penekanan pembicaraan.

14.  Relasi makna

adalah hubungan antara makna yang satu dengan makna kata yang lain. Pada dasarnya prinsip relasi makna ada empat jenis, yaitu :

1. Prinsip kontiguitas yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa beberapa kata dapat memiliki makna sama atau mirip. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut sinonimi.

2. Prinsip komplementasi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna kata yang satu berlawanan dengan makna kata yang lain. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut antonimi.

3. Prinsip overlaping yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa satu kata memiliki makna yang berbeda atau kata-kata yang sama bunyinya tetapi mengandung makna

12

Page 13: semantik dalam bahasa indonesia

berbeda. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut homonimi dan polisemi.

4. Prinsip inklusi yaitu prinsip yang menjelaskan bahwa makna satu kata mencakup beberapa makna kata lain. Prinsip ini dapat menimbulkan adanya relasi makna yang disebut hiponimi. 

15.  Sinonimi

adalah nama lain untuk benda atau hal yang sama. Sinonimi yaitu suatu istilah yang mengandung pengertian telaah, keadaan, nama lain.

Contoh: pintar, pandai, cerdik, cerdas, cakap, mati, meninggal, berpulang, mangkat wafat

Sinonimi tidak mutlak memiliki arti yang sama tetapi mendekati sama atau mirip. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya sinonimi adalah penyerapan kata-kata asing, penyerapan kata-kata daerah, makna emotif dan evaluatif.

16.  Homonimi

adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya tetapi mengandung makna dan pengertian yang berbeda.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya homonimi adalah (1) kata-kata yang berhomonimi itu berasal dari bahasa atau dialek yang berlainan, (2) kata-kata yang berhomonimi itu terjadi sebagaimana hasil proses morfologis.

Homonimi yang homograf dan homofon adalah sama bunyi sama bentuknya.

Contoh:

bisa = sanggup, dapat

bisa = racun ular

jagal = pedagang kecil

jagal =  orang yang bertugas menyembelih binatang

Homonimi yang tidak homograf tetapi homofon adalah bentuknya tidak sama tetapi bunyinya sama.

13

Page 14: semantik dalam bahasa indonesia

Contoh:

bang =  bentuk singkatan dari abang

bank =  lembaga yang mengurus uang

sangsi =  ragu

sanksi =  akibat

syarat =  janji

sarat =  penuh dan berat

Homonimi yang homograf tidak homofon sama bentuk tetapi tidak bunyinya.

Contoh:

teras =  hati kayu atau bagian dalam kayu  teras = pegawai utama

teras = bidang tanah datar yang miring atau lebih tinggi dari yang lain

17.  Antonimi .

adalah nama lain untuk benda lain pula atau kebalikannya.

18.  Oposisi kembar

yaitu perlawanan kata yang merupakan pasangan atau kembaran yang mencakup dua anggota. 

Contoh:

laki-laki = perempuan

kaya =  miskin

ayah =  ibu

19.  Oposisi gradual

14

Page 15: semantik dalam bahasa indonesia

yaitu penyimpangan dari oposisi kembar antara dua istilah yang berlawanan masih terdapat sejumlah tingkatan antara. Contoh: kaya dan miskin, besar dan kecil

Pada kata tersebut terdapat tingkatan (gradual) sangat kaya – cukup kaya – kaya – miskin – cukup miskin – sangat miskin, sangat besar – lebih besar – besar – kecil – lebih kecil – sangat kecil.

20.  Oposisi majemuk

yaitu oposisi yang mencakup suatu perangkat yang terdiri dari dua kata. Satu kata berlawanan dengan dua kata atau lebih.

<>Contoh:    duduk  Berdiri  <>    berbaring              berjongkok  tiarap

1.      Oposisi relasional yaitu oposisi antara dua kata yang mengandung relasi kebalikan, relasi pertentangan yang bersifat saling melengkapi.

Contoh:   

menjual beroposisi membeli

suami beroposisi istri

utara beroposisi selatan

2. Oposisi hirarkis, oposisi ini terjadi karena setiap istilah menduduki derajat yang berlainan. Oposisi ini pada hakikatnya sama dengan oposisi majemuk. Kata-kata yang beroposisi hirarkis adalah kata-kata yang berupa nama satuan ukuran (berat, panjang, dan isi), satuan hitungan, nama jenjang kepangkatan dan sebagainya.

Contoh:

meter beroposisi dengan kilometer

kuintal beroposisi dengan ton

3. Oposisi inversi, oposisi ini terdapat pada pasangan kata seperti beberapa – semua, mungkin – wajib. Pengujian utama dalam menetapkan oposisi ini adalah apakah kata itu mengikuti kaidah sinonimi yang mencakup (a) penggantian suatu istilah dengan yang lain dan (b) mengubah posisi suatu penyangkalan dalam kaitan dengan istilah berlawanan.

Contoh: beberapa negara tidak mempunyai pantai = tidak semua negara mempunyai pantai

15

Page 16: semantik dalam bahasa indonesia

4. Polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu atau kata yang memiliki makna yang berbeda-beda tetapi masih dalam satu aluran arti.

5. Kata berhomonimi adalah kata-kata yang sama bunyi dan bentuknya.

Contoh:  

bisa = dapat

bisa = racun

Sedangkan polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari satu atau kata yang memiliki makna berbeda-beda tetapi masih dalam satu arti.

Contoh: kepala

1. bagian tubuh dari leher ke atas

2. bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan yang merupakan hal yang penting

3. pemimpin atau ketua

6. Dua cara untuk menentukan bahwa suatu kata tergolong polisemi atau homonimi,

pertama melihat etimologi atau pertalian historisnya. Kata buku misalnya, adalah homonimi yakni

(1) buku yang merupakan kata asli bahasa Indonesia yang berarti ‘tulang sendi’

(2) buku yang berasal dari bahasa Belanda yang berarti ‘kitab, pustaka’.

Kedua, dengan mengetahui prinsip perluasan makna dari suatu makna dasar.

1.  Hiponimi ialah semacam relasi antarkata yang berwujud atas bawah, atau dalam suatu makna terkandung sejumlah komponen yang lain.

2.  Hiponimi adalah semacam relasi antarkata yang berwujud atas bawah, atau dalam suatu makna terkandung sejumlah komponen yang lain. Kelas atas mencakup sejumlah komponen yang lebih kecil, sedangkan kelas bawah merupakan komponen yang mencakup dalam kelas atas. Contoh: Januari, Februari, Maret, April hiponimi dari kata bulan. Kelas atas disebut hipernim, contohnya, ikan hipernimnya tongkol, gabus, lele, teri.

16

Page 17: semantik dalam bahasa indonesia

E. FAKTOR PERUBAHAN MAKNA 1. Perkembangan dalam ilmu dan teknologi

Dalam hal ini sebuah kata yang tadinya mengandung konsep makna mengenai

sesuatu yang sederhana, tetap digunakan walaupun konsep makna yang dikandung

telah berubah sebagai akibat dari pandangan baru atau teori baru dalam satu bidang

ilmu atau sebagai akibat dalam perkembangan teknologi. Sebagai contoh perubahan

makna kata sastra dari makna tulisan sampai pada makna karya imaginatif adalah

salah satu contoh perkembangan bidang keilmuan. Pandangan-pandangan baru atau

teori baru mengenai sastra menyebabkan makna kata sastra yang tadinya “bermakna

buku yang baik isinya dan baik bahasanya” menjadi berarti “karya yang bersifat

imaginatif kreatif”.

2. Perkembangan sosial dan budaya

Dalam perkembangan sosial dan budaya kemasyarakatan turut memengaruhi

perubahan makna. Sebagai contoh kata saudara dalam bahasa sansekerta bermakna

seperut atau satu kandungan. Sekarang kata saudara walaupun masih juga digunakan

dalam artian tersebut tapi juga digunakan untuk menyebut siapa saja yang dianggap

sederajat atau berstatus sosial yang sama. Hal ini terjadi pula pada hampir semua kata

atau istilah perkerabatan seperti bapak, ibu, kakak, adik . Penyebab perubahan makna

ini dimungkinkan disebabkan karena dahulu pada zaman sebelum merdeka (dan juga

beberapa tahun setelah kemerdekaan) untuk menyebut dan menyapa orang yang lebih

tinggi status sosialnya digunakan kata tuan atau nyonya. Kemudian setelah

kemerdekaan dan timbulnya kesadaran bahwa sebutan tuan atau nyonya berbau

kolonial sehingga kia menggantinya dengan sebutan bapak atau ibu.

3. Pebedaan bidang pemakaian

Kata-kata yang menjadi kosakata dalam bidang-bidang tertentu itu dalam

kehidupan dan pemakaian sehari-hari dapat juga dipakai dalam bidang lain atau

menjadi kosa kata umum. Sehingga kata-kata tersebut memiliki makna yang baru, atau

makna lain disamping makna aslinya. Misalnya kata menggarap yang berasal dari

bidang pertanian dengan segala macam derivasinya seperti tampak pada frase

17

Page 18: semantik dalam bahasa indonesia

menggarap sawah, tanah garapan dan sebagainya, kini banyak digunakan dalam

bidang-bidang lain dengan makna barunya yang berarti mengerjakan seperti tampak

pada frasa menggarap skripsi, menggarap naskah drama dan lain-lain. Dari contoh

yang diuraikan maka kata-kata tersebut bisa jadi mempunyai arti yang tidak sama

dengan arti dalam bidang asalnya, hanya perlu diingat bahwa makna baru kata-kata

tersebut masih ada kaitannya dengan makna asli.

4. Adanya Asosiasi

Kata-kata yang digunakan diluar bidangnya seperti dibicarakan pada bagian

sebelumnya masih ada hubungan atau pertautan maknanya dengan makna yang

digunakan pada idang asalnya. Agak berbeda dengan perubahan makna yang terjadi

sebagai akibat penggunaan dalam bidang yang lain, disini makna baru yang muncul

adalah berkaitan dengan hal atau peristiwa lain yang berkenaan dengan kata tersebut.

Dalam contoh kata amplop dengan kata uang terjadi asosiasi yaitu berkenaan dengan

wadah. Kata amplop berasal dari bidang administrasi atau surat menyurat, makna

asalnya adalah sampul surat. Ke dalam amplop itu selain biasa dimasukkan surat,

biasa pula dimasukkan benda lain seperti uang. Oleh karena itu dalam kalimat “ Berikan

dia amplop biar urusanmu cepat selesai”. Dalam kalimat itu kata amplop bermakna

uang sebab amplop yang dimaksud bukan berisi surat atau tidak berisi apa-apa

melainkan berisi uang sebagai sogokan.

5. Pertukaran Tanggapan Indra

Dalam penggunaan bahasa banyak terjadi kasus pertukaran tanggapan antara

indera yang satu dengan indera yang lain. Rasa pedas, misalnya yang seharusnya

ditanggap dengan alat indera perasa pada lidah tertukar menjadi ditanggap oleh alat

indera pendengaran seperti tampak dalam ujaran kata-katanya cukup pedas. Contoh

lain pada kata kasar yang seharusnya ditanggap oleh alat indera peraba yaitu kulit

namun bisa juga ditanggap oleh alat indera penglihatan mata seperti pada kalimat

Tingkah lakunya kasar. Pertukaran alat indera penanggap ini biasa disebut dengan

istilah sinestesia. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani sun artinya sama dan

aisthetikas artinya tampak. Dalam pemakaian bahasa Indonesia secara umum banyak

18

Page 19: semantik dalam bahasa indonesia

sekali terjadi gejala sinestesia ini. Contoh yang lain terjadi pada beberapa frase yaitu

suaranya sedap didengar, warnanya enak dipandang, suaranya berat sekali.

6. Perbedaan Tanggapan

Setiap unsur leksikal atau kata sebenarnya secara sinkronis telah mempunyai

makna leksikal yang tetap. Namun karena pandangan hidup dan ukuran dalam norma

kehidupan di dalam masyarakat maka banyak kata yang menjadi memiliki nilai rasa

yang rendah, kurang menyenangkan. Di samping itu ada juga yang menjadi memiliki

nilai rasa yang tinggi atau menyenangkan. Kata-kata yang nilainya merosot menjadi

rendah ini disebut dengan istilah peyoratif sedangkan yang nilainya naik menjadi tinggi

disebut ameliorative. Contoh kata bini sekarang ini dianggap peyoratif sedangkan kata

istri dianggap ameliorative.Perkembangan pandangan hidup yang biasanya sejalan

dengan perkembangan budaya dan kemasyarakatan dapat memungkinkan terjadinya

perubahan nilai rasa peyoratif atau amelioratifnya sebuah kata.

7. Adanya Penyingkatan

Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah kata atau ungkapan yang karena sering

digunakan maka kemudian tanpa diucapkan atau dituliskan secara keseluruhan orang

sudah mengerti maksudnya. Oleh karena itu kemudian banyak orang menggunakan

singkatannya saja daripada menggunakan bentukya secara utuh. Sebagai contoh ada

yang berkata “ ayahnya meninggal” tentu maksudnya meninggal dunia tapi hanya

disebutkan meninggal saja.Kalau disimak sebenarnya dalam kasus penyingkatan kata

ini bukanlah peristiwa perubahan makna yang terjadi sebab makna atau konsep itu

tetap. Yang terjadi adalah perubahan bentuk kata. Kata yang semula berbentuk utuh

disingkat menjadi bentuk yang lebih pendek.

19

Page 20: semantik dalam bahasa indonesia

BAB IIIPENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN

A.MANFAAT SEMANTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

Semantik adalah studi tentang makna. Ini adalah subjek yang luas dalamstudi umum

bahasa. Pemahaman semantik sangat penting untuk mempelajari bahasa akuisisi

(bagaimana pengguna bahasa memperoleh makna, sebagai pembicara dan penulis,

pendengar dan pembaca) dan perubahan bahasa (bagaimana mengubahmakna dari

waktu ke waktu). Sangat penting untuk memahami bahasa dalam kontekssosial, karena

ini cenderung mempengaruhi arti, dan untuk memahami jenis bahasaInggris dan efek

gaya.

Oleh karena itu salah satu konsep yang paling mendasar dalam linguistik. Kajian

semantik meliputi studi tentang bagaimana makna dibangun, diinterpretasikan,

diklarifikasi, tertutup, ilustrasi, disederhanakandinegosiasikan, bertentangan dan

mengulangi.Makna bahasa, khususnya makna kata, terpengaruh oleh berbagai

konteks.Makna kata dapat dibangun dalam kaitannya dengan benda atau objek di luar

bahasa.Dalam konsepsi ini, kata berperan sebagai label atau pemberi nama pada

benda- benda atau objek-objek yang berada di alam semesta.

Makna kata juga dapatdibentuk oleh konsepsi atau pembentukan konsepsi yang terjadi

dalam pikiran pengguna bahasa. Proses pembentukannya berkait dengan pengetahuan

atau persepsi penggunaan bahasa tersebut terhadap fenomena, benda atau peristiwa

yang terjadi diluar bahasa. Dalam konteks ini, misalnya penggunaan bahasa akan tidak

sama dalammenafsirkan makna kata demokrasi karena persepsi dan konsepsi mereka

berbedaterhadap kata itu. Selain kedua konsepsi itu, makna kata juga dapat dibentuk

olehkaitan antara stimulus, kata dengan respons yang terjadi dalam suatu

peristiwaujaran.Beranjak dari ketiga konsepsi ini maka kajian semantik pada dasarnya

sangat bergantung pada dua kecenderungan. Pertama, makna bahasa dipengaruhi

olehkonteks di luar bahasa, benda, objek dan peristiwa yang ada di alam semesta.

Kedua,kajian makna bahasa ditentukan oleh konteks bahasa, yakni oleh aturan

20

Page 21: semantik dalam bahasa indonesia

kebahasaansuatu bahasa.Uraian di atas menunjukkan bahwa beberapa konsep dasar

dalam semantik  penting untuk dipahami. Contoh, pengertian  sense berbeda dari

pengertian reference.

Pertama, merujuk kepada hubungan antar kata dalam suatu sistem bahasa dilihat

darikaitan maknanya. Sedangkan yang kedua merujuk kepada hubungan antara

katadengan benda, objek atau peristiwa di luar bahasa dalam pembentukan makna

kata.Begitu pula dengan pengertian tentang kalimat, ujaran dan proposisi perludipahami

dalam kajian antik. Dalam keseharian, kerap tidak kita bedakan ataukalimat dengan

ujaran. Kalimat sebagaimana kita pahami satuan tata bahasa yangsekurang-kurangnya

terdiri dari subjek dan predikat. Sedangkan ujaran dapat terdiridari satu kata, frase atau

kalimat yang diujarkan oleh seorang penutur yang ditandaioleh adanya unsur fonologis,

yakni kesenyapan. dalam semantik kedua konsep inimemperlihatkan sosok kajian

makna yang berbeda. Makna ujaran, misalnya lebih banyak dibahas dalam semantik

tindak tutur. Peran konteks pembicaraan dalammengungkapkan makna ujaran sangat

penting.

21

Page 22: semantik dalam bahasa indonesia

BAB IVPENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang tidak terlepas dari arti atau makna

pada setiap perkataan yang diucapkan. Semantik merupakan salah satu cabang ilmu

yang dipelajari dalam studi linguistik. Dalam semantik kita mengenal yang disebut

klasifikasi makna, relasi makna, erubahan makna, analisis makna, dan makna

pemakaian bahasa. Semantik adalah subdisiplin linguistik yang membicarakan makna

yaitu makna kata dan makna kalimat.

C.  SARAN

Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu tentang semantik sangatlah kita perlukan dalam

kehidupan sehari- hari. Maka dari itu saya sarankan kepada para pembaca semua agar

terus mempelajari semantik. Karena semantik mempunyai banyak manfaat, khususnya

dalam kegiatan pembelajaran

22

Page 23: semantik dalam bahasa indonesia

DAFTAR PUSTAKA

http://nuurbastra.blogspot.co.id/2013/10/bab-i-pendahuluan-1.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Semantik

https://robita.wordpress.com/2011/03/30/semantik-bahasa-indonesia/

https://jombangpustaka.wordpress.com/2013/10/15/makalah-semantik/

http://kumpulanmateri123.blogspot.co.id/2013/08/makalah-semantik.html

23