self efficacy 2

12
HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP 2011 – 2012. Alwin Nobel Harapan Indah Jl. Dahlia Indah 2 Blok GD no. 17 Bekasi, 081319304777, [email protected] Alwin Nobel, Dwi Kencana Wulan Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa. Alasan dari penelitian ini dikarenakan banyaknya mahasiswa fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012 mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa psikologi fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012 yang berjumlah 105 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik korelasional. Instrumen pengukuran variabel self-efficacy menggunakan skala Likert yang dikembangkan dari teori - self-efficacy Albert Bandura, sedangkan instrumen untuk mengukur variabel prestasi belajar menggunakan dokumentasi dari indeks prestasi mahasiswa psikologi fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara variabel self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,17. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 – 2012. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa self- efficacy yang dimiliki mahasiswa tidak berkaitan dengan prestasi yang dicapainya. Tidak semua mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi akan mendapatkan nilai

Upload: iwanhariyanto

Post on 19-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP 2011 2012

HUBUNGAN ANTARA SELF-EFFICACY DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MAHASISWA PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA BINUS UNIVERSITY TAHUN AJARAN GENAP 2011 2012.Alwin NobelHarapan Indah Jl. Dahlia Indah 2 Blok GD no. 17 Bekasi, 081319304777, [email protected] Nobel, Dwi Kencana WulanAbstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa. Alasan dari penelitian ini dikarenakan banyaknya mahasiswa fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa psikologi fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 yang berjumlah 105 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik korelasional. Instrumen pengukuran variabel self-efficacy menggunakan skala Likert yang dikembangkan dari teori self-efficacy Albert Bandura, sedangkan instrumen untuk mengukur variabel prestasi belajar menggunakan dokumentasi dari indeks prestasi mahasiswa psikologi fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis antara variabel self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,17. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa self-efficacy yang dimiliki mahasiswa tidak berkaitan dengan prestasi yang dicapainya. Tidak semua mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi akan mendapatkan nilai yang tinggi, begitu pula sebaliknya, tidak semua mahasiswa yang memiliki self-efficacy rendah akan mendapatkan nilai yang rendah juga.Kata Kunci: self-efficacy, prestasi belajar, mahasiswaPendahuluanDalam dunia pendidikan, pada setiap jenjang pendidikan, baik itu Sekolah Dasar(SD), Sekolah Menengah Pertama(SMP), Sekolah Menengah Atas(SMA), maupun Perguruan Tinggi(PT), tolak ukur dari sebuah prestasi belajar adalah pencapaian hasil belajar. Pada jenjang perguruan tinggi, yang menjadi tolak ukur atas proses belajar adalah Indeks Prestasi (IP). Indeks prestasi adalah angka yang menunjukkan prestasi seseorang dalam belajar atau bekerja.Pencapaian prestasi belajar yang tinggi merupakan harapan semua mahasiswa, namun kenyataanya tidak semua mahasiswa mempunyai prestasi belajar yang tinggi. Fenomena rendahnya prestasi belajar juga terjadi pada mahasiswa Jurusan Psikologi, Binus University. Berdasarkan data yang peneliti peroleh, ada 51 mahasiswa yang memperoleh Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dibawah 2 dari keseluruhan mahasiswa aktif yang berjumlah 336 orang. Ini berarti, 15% dari jumlah seluruh mahasiswa aktif jurusan psikologi tahun ajaran genap 2011 sampai 2012, memperoleh nilai indeks prestasi kumulatif dibawah 2. Alasan peneliti menggunakan angka 2 yang dijadikan standar nilai rendah, dikarenakan Binus University sendiri mempunyai standar nilai bagi mahasiswanya yaitu 2.Secara luas, kemampuan mahasiswa dalam bidang akademik dipengaruhi oleh kemampuan kognitif. Namun, berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang dilakukan oleh penulis selama masa kuliah, tidak semua mahasiswa yang memperoleh nilai buruk itu dikarenakan memiliki intelegensi yang rendah. Dalam proses belajar ini terdapat perbedaan-perbedaan individual, baik dalam proses belajar dari masing-masing mahasiswa, maupun dalam diri mahasiswa itu sendiri yang akan mempengaruhi pencapaian dari hasil belajar mereka. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi belajar yang sekaligus mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai seseorang. Faktor-faktor tersebut digolongkan ke dalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2010:54). Mahasiswa yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi cenderung lebih berhasil dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan kognitif yang rendah. Meskipun kemampuan kognitif sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mahasiswa dalam meraih prestasi, namun tidak selamanya kemampuan kognitif atau intelektual dapat diterjemahkan sebagai faktor utama dalam menentukan keberhasilan mahasiswa dalam meraih prestasi mengingat bahwa hubungan IQ dengan prestasi belajar berada dalam kisaran moderat (Zimmerman and Cleary, 2006). Banyak orang yang memiliki kemampuan kognitif yang tinggi namun ia tidak memiliki prestasi yang baik, begitupun banyak orang yang memiliki kemampuan kognitif yang biasa-biasa saja namun dapat memiliki prestasi yang tinggi. Banyak faktor lain selain kemampuan kognitif yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, diantaranya faktor yang berkaitan dengan keberanian dan keyakinan diri akan kemampuan yang dimiliki individu. Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy sebagai keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan berusaha untuk menilai tingkatan dan kekuatan di seluruh kegiatan dan konteks. Hal ini tidak tergantung pada jenis keterampilan atau keahlian yang dimiliki oleh seseorang, tetapi berhubungan dengan keyakinan tentang apa yang dapat dilakukan menyangkut seberapa besar usaha yang dikeluarkan seseorang dalam suatu tugas dan seberapa lama ia akan bertahan. Keyakinan yang kuat akan kemampuan diri menyebabkan seseorang terus berusaha sampai tujuannya tercapai. Namun, apabila keyakinan akan kemampuan diri tidak kuat, seseorang cenderung akan mengurangi usahanya bila menemui masalah. Selain itu self-efficacy juga mempengaruhi pola berpikir, reaksi emosional, dan perilaku seseorang dalam berhubungan dengan lingkungannya. Seseorang yang menilai dirinya mampu akan memusatkan perhatiannya dan berusaha lebih keras lagi bila ia mengalami kegagalan. Hal ini menjadikan self-efficacy dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam menentukan seberapa baik prestasi belajar yang dapat dicapai oleh individu. Bandura (Santrock, 2009:216) juga mengungkapkan bahwa self-efficacy merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah mahasiswa berprestasi atau tidak.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian berikut ini.

1. Bagaimana gambaran self-efficacy yang dimiliki mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012?2. Bagaimana gambaran prestasi belajar yang dicapai mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012?

3.Apakah terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012?Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran umum self-efficacy yang dimiliki mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012.

2.Untuk mengetahui gambaran prestasi belajar yang dicapai mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012.

3.Untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012.Metode PenelitianSubjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012. Jumlah sampel sebanyak 105 orang.Instrumen PenelitianInstrumen atau alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan data dokumen. Kuesioner digunakan sebagai alat pengumpulan data self-efficacy mahasiswa, sedangkan instrumen berupa data dokumen dijadikan sebagai alat pengumpul data prestasi belajar mahasiswa. Kuesioner dalam penelitian ini dibuat dengan merujuk pada dimensi self-efficacy dari Bandura (1997).Desain PenelitianPenelitian yang dilakukan berusaha untuk melihat hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa Jurusan Psikologi, Fakultas Humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana penelitian ini ditujukan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, yang pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian dan analisis datanya bersifat statistik yang selanjutnya digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008:8). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional, dengan menggunakan kuesioner (Skala Likert) sebagai instrumen penelitian. Metode ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar siswa, apabila ada, berapa erat hubungan tersebut serta berarti atau tidak hubungan tersebut (Arikunto, 1998; Sugiyono, 2008).Pelaksanaan PenelitianDalam pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan pengujian alat ukur terhadap sampel uji coba dan kemudian dilakukan pengambilan data terhadap sampel penelitian. Tahap uji coba alat ukur dilakukan selama 2 hari, yaitu tanggal 31 Mei 2012 sampai dengan 1 Juni 2012 dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk hard copy dan secara online dengan bantuan website, terhadap 30 orang mahasiswa di beberapa universitas di Jakarta untuk mengetahui nilai internal konsistensi dan skor korelasi item-total dari instrumen yang digunakan. Setelah pelaksanaan uji coba dilakukan dan mendapatkan nilai internal konsistensi dan skor korelasi item-total yang mencukupi, kemudian peneliti melaksanakan pengambilan data terhadap sampel penelitian. Pengambilan data ini dilakukan selama 3 hari, yaitu tanggal 6 Juni 2012 sampai dengan 8 Juni 2012 dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk hard copy kepada responden.Hasil dan BahasanGambaran Self-EfficacyBerdasarkan hasil perhitungan statistik dari jumlah mahasiswa sebanyak 105 orang. Diketahui rata-rata skor mahasiswa dalam pengisian kuesioner self-efficacy sebesar 116,88 dengan skor minimum sebesar 85, skor maksimum sebesar 151 dan standar deviasi sebesar 10,408. Secara lebih rinci hasil perhitungan statistik deskriptif untuk variabel self-efficacy mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 dapat dilihat pada tabel 1.Tabel 1 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Variabel Self-EfficacyNMinimumMaximumMeanStd. Deviation

Total SE.10585151116.8810.408

Valid N105

Dengan merujuk pada nilai rata-rata dan nilai standar deviasi, maka langkah selanjutnya adalah mengelompokkan skor setiap subjek ke dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk lebih jelasnya, gambaran tingkat self-efficacy mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 dapat dilihat pada tabel 2.Tabel 2 Gambaran Self-Efficacy MahasiswaNormaKategorisasiFrekuensiPresentase

X < 106,472Rendah1514,3%

106,472 127,288Sedang7672,4%

X 127,288Tinggi1413,3%

Jumlah105100%

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa terdapat 15 orang mahasiswa (14,3%) yang memiliki self-efficacy rendah, 76 orang mahasiswa (72,4%) yang memiliki self-efficacy sedang, dan 14 orang mahasiswa (13,3%) yang memiliki self-efficacy tinggi. Dengan melihat hasil perhitungan tersebut, dapat diindikasikan bahwa mayoritas mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 untuk variabel self-efficacy berada pada kategori sedang.Gambaran Prestasi BelajarBerdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif, dapat diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar atau indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 sebesar 2,6486, nilai minimum sebesar 1,30, nilai maksimum sebesar 3,80 dan standar deviasi sebesar 0,53369. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan statistik deskriptif prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 dapat dilihat pada tabel 3.Tabel 3 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Prestasi BelajarNMinimumMaximumMeanStd. Deviation

IPK data1051.303.802.6486.53369

Valid105

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah indeks prestasi kumulatif mahasiswa mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012. Untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai oleh mahasiswa, maka untuk lebih mudahnya dilakukan pengkategorisasian. Pengkategorisasian untuk prestasi belajar dibagi menjadi 3, yaitu non reguler, middle achiever, dan high achiever. Untuk lebih jelasnya, gambaran tingkat prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 dapat dilihat pada tabel 4.Tabel 4 Gambaran Prestasi Belajar MahasiswaNormaKategorisasiFrekuensiPresentase

< 2Non Reguler2221%

2 3Middle Achiever6561,9%

3,01High Achiever1817,1%

Jumlah105100%

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa terdapat 22 orang mahasiswa (21%) yang berada pada kategori non reguler, 65 orang mahasiswa (61,9%) berada pada kategori middle achiever, dan 18 orang mahasiswa (17,1%) berada pada kategori high achiever. Dengan melihat hasil perhitungan tersebut, dapat diindikasikan bahwa mayoritas mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 berada pada kategori middle achiever.Hasil KorelasiHasil korelasi antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 5 Hasil Uji KorelasiIPK dataTotal SE

IPK dataPearson Correlation1.170

Sig. (2-tailed).082

N105105

Total SEPearson Correlation.1701

Sig. (2-tailed).082

N105105

Dengan melihat hasil dari perhitungan statistik di atas, diketahui bahwa nilai koefisien korelasi sebesar 0,170 dan nilai probabilitas sebesar 0,082. Dengan merujuk pada ketentuan bahwa H0 ditolak apabila nilai probabilitas 0,05, dan H0 diterima apabila nilai probabilitas > 0,05, maka hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan hasil dari perhitungan statistik yang ada, berarti tidak terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012. Besar kecilnya kontribusi self-efficacy terhadap prestasi belajar mahasiswa dapat diketahui dengan perhitungan koefisien determinasi. Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi, sebesar 2,89% self-efficacy memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa. Kuat tidaknya hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa dapat diketahui dengan melihat interpretasi dari nilai koefisien korelasi. Berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi tersebut, hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 adalah sangat rendah.DiskusiHasil penelitian menunjukkan hanya 2,89% self-efficacy yang memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa, sedangkan 97,11% prestasi belajar berkolerasi dengan faktor lain yang juga memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa.

Faktor atau variabel lain yang mempengaruhi prestasi belajar akademik (IPK), diluar pengaruh dari self-efficacy dapat digolongkan kedalam dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2010:54). Faktor internal sendiri terbagi menjadi 3 faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

Dari segi faktor jamaniah, tentunya dalam melakukan proses belajar untuk mencapai prestasi belajar yang baik, mahasiswa membutuhkan kondisi fisik yang fit agar dapat menangkap ilmu pengetahuan dengan baik, yang pada akhirnya sedikit banyak akan memberikan sumbangsih dalam pencapaian prestasi belajar mereka.

Faktor psikologis juga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar dan prestasi belajar mahasiswa. Seperti tingkat intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif, serta kematangan dan kesiapan mahasiswa akan memberikan kontribusi juga yang berarti dalam pencapaian prestasi belajar. Tidak hanya itu, faktor psikologi sedikit banyak juga akan mempengaruhi kehidupan karena berjalan secara berkesinambungan berama dengan faktor jasmaniah.

Dan faktor terakhir dari faktor internal adalah faktor kelelahan. Slameto (2010) membagi kelelahan itu sendiri menjadi 2, yaitu kelelahan secara jasmaniah dan kelelahan secara rohani. Kelelahan jasmaniah hampir sama seperti faktor jasmaniah, dimana kelelahan ini dapat terjadi karena banyak hal, salah satu contohnya adalah kelelahan yang disebabkan karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah kurang lancar pada bagian tubuh tertentu, dan permasalahan pada fisik atau jasmaniah lainnya juga akan turut berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar mahasiswa. Sedangkan kelelahan rohani hampir sama seperi faktor psikologis, dimana kelelahan ini muncul karena adanya permasalahan dalam hidup mahasiswa yang sedikit banyak juga akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa.

Faktor eksternal terbagi menjadi 3 bagian, yaitu faktor keluarga, faktor lingkungan kampus atau sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga, dalam lembaga pendidikan yang pertama dan utama tentunya adalah keluarga. Sebelum seorang anak mendapatkan pendidikan di sekolah, di kampus, dan di institusi pendidikan lainnya, seorang anak akan mendapatkan pendidikan yang pertama dari keluarganya. Keluarga menjadi faktor penting dalam pencapaian prestasi belajar. Secara teoritis, self-efficacy seorang anak juga dapat meningkat jika ia berada pada lingkungan keluarga yang baik, dimana seorang anak akan terbentuk self-efficacy yang baik jika ia berada pada lingkungan yang mendukung pembentukan dirinya, begitu juga sebaliknya. Relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orangtua dan latar belakang keluarga, itu semua akan memberikan kontribusi yang sedikit banyak mempengaruhi prestasi belajar.

Faktor lingkungan kampus, antara lain lingkungan belajar mahasiswa jua memiliki pengaruh kuat dalam proses belajar maupun pencapaian prestasi belajar. Terdapat beberapa hal dalam lingkungan ini yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, yaitu metode mengajar yang digunakan oleh dosen, kurikulum yang ada, relasi antar mahasiswa dengan dosen, relasi antar sesama mahasiswa, disiplin dari kampus, alat pengajaran, standar pengajaran dan pelajaran, serta metode belajar mahasiswa. Itu semua memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa.

Dan faktor yang terakhir adalah faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga mempengaruhi belajar dan prestasi belajar mahasiswa. Lingkungan masyarakat yang kondusif sedikit banyak akan memberikan kontribusi terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa. Yang pada akhirnya semua hal tersebut dapat menjadi faktor-faktor penguat atau bahkan menjadi faktor penghambat mahasiswa dalam proses belajar dan pencapaian prestasi belajar mereka.Simpulan dan SaranSimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1.Self-efficacy yang dimiliki sebagian besar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 termasuk ke dalam kategori sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa memiliki standar keyakinan yang cukup untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam menghadapi derajat kesulitan dalam perkuliahan, bertahan dalam menyelesaikan tugas yang sulit dan bervariasi.2.Prestasi belajar yang dimiliki sebagian besar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012 termasuk ke dalam kategori middle achiever. Hal ini mengindikasikan bahwa mahasiswa mencapai standar cukup baik dalam pencapaian prestasi belajar.3.Tidak terdapat hubungan antara self-efficacy dengan prestasi belajar mahasiswa jurusan psikologi, fakultas humaniora Binus University tahun ajaran genap 2011 2012. Hal ini mengindikasikan bahwa self-efficacy yang dimiliki mahasiswa tidak berkaitan dengan prestasi yang dicapainya. Tidak semua mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi akan mendapatkan nilai yang tinggi, begitu pula sebaliknya, tidak semua mahasiswa yang memiliki self-efficacy rendah akan mendapatkan nilai yang rendah juga.Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, saran praktis dalam penelitian ini diajukan untuk mahasiswa, orang tua, kampus, dosen dan peneliti selanjutnya.

1.Bagi mahasiswa diharapkan untuk tetap melakukan pengembangan internal (self-efficacy) meskipun hanya berkontribusi sedikit. Pengembangan internal dalam dilakukan dengan berbagai cara, berikut ini adalah salah satu caranya :

a.Memfokuskan tujuan untuk berhasil dalam pencapaian prestasi belajar yang tinggi,

b.Belajar dari kegagalan masa lalu untuk mencapai keberhasilan di masa yang akan datang,

c.Terus memperbaiki dan berusaha untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya,

d.Percaya pada kemampuan diri sendiri,

e.Mencari lingkungan yang kondusif dan sesuai dengan diri anda untuk dapat melakukan pengembangan diri, dan

f.Terus belajar untuk mencapai tujuan utama dalam diri anda.2.Bagi orang tua mahasiswa diharapkan untuk:

a.Dapat menciptakan lingkungan yang kondusif, seperti menyediakan fasilitas belajar yang memadai, agar mahasiswa dapat dengan mudah melakukan proses belajar,

b.Mendukung mahasiswa dalam pencapain prestasi belajarnya, dan

c.Sebagai pengawas dalam perkembangan diri mahasiswa.

3.Bagi dosen diharapkan untuk:

a.Dapat membangun suasana belajar yang ideal, seperti suasana belajar yang menyenangkan dan komunikatif, agar mahasiswa dapat menjalani proses belajar dengan baik,

b.Memotivasi atau mendukung mahasiswa dalam pencapaian prestasi belajar yang baik, hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu memberikan pengajaran atau penjelasan tambahan bagi mahasiswa yang kurang mengerti, dan

c.Menyesuaikan metode pengajaran terhadap para mahasiswa.4.Bagi peneliti selanjutnya diharapkan:

a.Dapat melakukan penelitian dengan variabel yang sama dan menambahkan independent variable yang lebih bervariasi,

b.Dapat melakukan penelitian lebih mendalam tentang variabel yang sama dan menambahkan data kontrol yang lebih bervariasi,

c.Menggunakan teori yang lebih bervariasi. Saran MetodologiSaran metodologi dalam penelitian ini antara lain:

1.Menambah jumlah item kuesioner pada setiap domain dan buat agar lebih bervariatif,

2.Melakukan penelitian lebih mendalam dengan variabel yang sama dengan menggunakan metode penelitian kualitatif,

3.Menambah jumlah variabel agar penelitian lebih luas.ReferensiAnita, E., Woolfolk. (1993). Educational Psychology. Jakarta: Allyn dan Bacon.

Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010a). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2010b). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and Company.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Pertama). Jakarta: Balai Pustaka.Herkusumo, A.P. (2009). Hubungan antara Pengaturan Diri Dalam Belajar, Self Efficacy, Lingkungan Belajar di Rumah, dan Intelegensi dengan Prestasi Belajar.. Gifter Review. (2009, 01): 13 25.

Howitt D, Cramer D (2011). Introduction to research methods in psychology (3rd ed.). Pearson Education.

Kertamuda, F. (2008). Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Psikologi, 21, (1), 25-38Komandyahrini, E., Reni, A., & Hawadi. (2008). Hubungan Self-Efficacy dan Kematangan dalam Memilih Karir Siswa Program Percepatan Belajar. Gifted Reviews (Jurnal Keterbakatan & Kreatifitas). Vol 02 No. 01 : 1-12.

Mahardikawati, D. (2011). Hubungan Antara Self-Efficacy Dengan Prestasi Belajar Siswa. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.Myers, D. G. (1996). Social Psychology. USA: McGraw Hill,Inc.

P, Sudibyo A. (2005). Kebiasaan Menyontek PR terhadap Prestasi yang Diraih Seorang Siswa. Jurnal Pendidikan Iswara Manggala, 1, (6), 17-36.

Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan: Educational Psychology (Edisi Ketiga). Jakarta: Salemba Humanika.

Schunk, D.H. dan Pajares, F. (2001).The Development of Academic Self-Efficacy, dalam Development of Achievement Motivation (ed A. Wigfield and J. Eccles). San Diego: Academic Press.

Shaughnessy, J.J., Zechmeister, E.B., & Zechmeister, J.S. (2006). Research Methods in Psychology. (7th Edition). New York: McGraw-Hill.Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujianto, A.E. (2009). Aplikasi Statistik Dengan SPSS 16.0. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Winkel, W.S. (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia.

Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Zimmerman, B.J dan Cleary, T.J. (2006). Adolescents Development of Personal Agency: The Role of Self-Efficacy Beliefs and Self-Regulatory Skill, dalam Self-Efficacy Beliefs of Adolescents (ed Frank Pajares dan Tim Urdan). Greenwich: Information Age Publishing.