perbedaan self-efficacy akademik siswa sma yang...

41
PERBEDAAN SELF-EFFICACY AKADEMIK SISWA SMA YANG MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DAN TIDAK MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DI KOTA SALATIGA OLEH CHRISTINA CHANDRA DEWI 802008005 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: hakien

Post on 21-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

PERBEDAAN SELF-EFFICACY AKADEMIK SISWA SMA YANG

MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DAN TIDAK MENGIKUTI

BIMBINGAN BELAJAR DI KOTA SALATIGA

OLEH

CHRISTINA CHANDRA DEWI

802008005

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari

Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy
Page 3: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy
Page 4: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy
Page 5: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy
Page 6: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy
Page 7: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

PERBEDAAN SELF-EFFICACY AKADEMIK SISWA SMA YANG

MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DAN TIDAK MENGIKUTI

BIMBINGAN BELAJAR DI KOTA SALATIGA

Oleh:

Christina Chandra Dewi

Sutriyono

Berta Esti A.P

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 8: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan Self-efficacy

Akademik antara siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa SMA

yang tidak mengikuti bimbingan belajar di Kota Salatiga. Sampel dalam penelitian ini

adalah 40 responden siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar dan 40 responden

siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Teknik pengumpulan data

penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy Akademik.

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji t-test. Berdasarkan hasil

penelitian, maka diperoleh nilai t hitung = 6,013 dengan p = 0,000 (p < 0,05), artinya

ada perbedaan signifikan Self-efficacy Akademik antara siswa SMA yang mengikuti

bimbingan belajar dengan siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar di Kota

Salatiga. Dalam penelitian ini rata-rata skor Self-efficacy Akademik yang diperoleh

siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar lebih tinggi daripada rata-rata skor Self-

efficacy Akademik yang diperoleh siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar.

Kata kunci: self-efficacy akademik, bimbingan belajar, siswa SMA.

Page 9: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine differences academic self-efficacy

between high school students who follow tutoring and high school students who not

follow tutoring in Salatiga City. In this study, sample consisted of 40 respondents high

school students who follow tutoring and 40 respondents high school students who not

follow tutoring. Data collection techniques in this study conducted by distributing

academic self-efficacy questionnaires. Data analysis techniques in this study using t-

test. Based on the research results, obtained t count amounting 6,013 and significance

level at p = 0,000 (p < 0,05) which means that there is a difference academic self-

efficacy between high school students who follow tutoring and high school students who

not follow tutoring in Salatiga City. In this research, the average value of academic

self-efficacy high school students who follow tutoring higher than high school students

who not follow tutoring.

Keywords: academic self-efficacy, tutoring, high school students.

Page 10: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

1

PENDAHULUAN

Fenomena menjamurnya lembaga bimbingan belajar (bimbel) di Indonesia,

merupakan salah satu fenomena menarik, karena siswa-siswi yang mengambil

pendidikan tambahan di luar sekolah bisa ditafsirkan sebagai cermin ketidakyakinan

terhadap materi pelajaran yang selama ini mereka peroleh di sekolah. Berdasarkan hasil

survey tahun 2007 yang diadakan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan

Ditjen Pendidikan Nonformal dan Informal Kemendiknas terdapat 13.446 lembaga

kursus yang tersebar di seluruh Indonesia, 11.207 lembaga (83,35%) telah memiliki izin

operasi. Dari data jumlah lembaga kursus yang memiliki izin tersebut dapat diketahui

bahwa jumlah Bimbel adalah sebesar 10,13%, jumlah Bimbel seluruhnya diperkirakan

sebanyak 1.362 lembaga (Bank Indonesia, 2010). Di Kota Salatiga, beberapa Lembaga

Bimbingan Belajar juga bermunculan dengan menawarkan berbagai macam program

unggulan, seperti: Neutron, Ganesha Operation, Primagama, SSC, dan IPIEMS

(Widyaningrum, 2012). Penulis memilih kajian Bimbel di Salatiga, karena fenomena

menjamurnya lembaga bimbingan belajar (bimbel) di Salatiga merupakan salah satu

fenomena menarik, sebab siswa yang mengambil pendidikan tambahan di luar sekolah

bisa ditafsirkan sebagai cermin ketidakyakinan terhadap pengajaran yang selama ini

mereka peroleh di sekolah.

Bimbingan belajar menurut Hamalik (2004) adalah bimbingan yang ditujukan

kepada siswa untuk mendapat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,

kemampuannya dan membantu siswa untuk menentukan cara-cara yang efektif dan

efisien dalam mengatasi masalah belajar yang dialami oleh siswa. Melalui bimbingan

belajar, diharapkan self-efficacy akademik siswa akan mengalami peningkatan

Page 11: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

2

(Matthews, 2001). Di dunia pendidikan self-efficacy akademik mempunyai peranan

penting dalam mencapai prestasi belajar.

Siswa yang memiliki self-efficacy tinggi akan memperlihatkan prestasi belajar

yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki self-efficacy rendah

(Zimmerman, 2000). McQuiggan dan Lester (2006) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa bimbingan belajar dapat meningkatkan self-efficacy siswa. Menurut Bandura

(1995) efikasi diri menentukan apakah seseorang mampu menunjukkan perilaku

tertentu, sekuat apa seseorang dapat bertahan saat menghadapi kesulitan atau kegagalan,

dan bagaimana kesuksesan atau kegagalan mempengaruhi perilaku seseorang di masa

depan. Efikasi diri terbentuk dari pengalaman-pengalaman terdahulu yang diperoleh

seseorang (Britner & Pajares, 2006). Bila seorang siswa mengikuti bimbingan belajar,

maka siswa akan memliki pengalaman dan terbentuk self-efficacy akademik yang tinggi.

Ia akan merasa mampu dalam memecahkan masalah-masalah pada mata pelajaran.

Pada penelitian sebelumnya, Matthews (2001) menemukan bahwa bimbingan

belajar bahasa asing meningkatkan self-efficacy akademik 258 siswa FL (Foreign

Language) di Southeastern United States. Penelitian So dan Kim (2011),

membandingkan perbedaan bimbingan rekan sebaya dengan lembaga bimbingan belajar

di Korea (KORI), hasil penelitiannya menemukan bahwa siswa yang melakukan

bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar (KORI) memiliki skor self-efficacy

akademik lebih tinggi daripada siswa yang bimbingan belajar dengan rekan sebaya.

Namun dalam penelitian Hidayati (1998) menunjukkan hasil yang berbeda, ia meneliti

perbedaan self-efficacy (bidang IPA) antara siswa yang mengikuti bimbingan belajar

dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar di SMU Negeri 28 Jakarta, hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam self-

Page 12: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

3

efficacy antara siswa yang mengikuti dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan

belajar di SMU Negeri 28 Jakarta.

Meskipun sudah ada penelitian sebelumnya mengenai self-efficacy berkaitan

dengan bimbingan belajar, tetapi penulis tetap tertarik untuk meneliti kembali. Hal ini

dikarenakan, pertama, siswa yang mengambil pendidikan tambahan di luar sekolah bisa

ditafsirkan sebagai cermin ketidakyakinan terhadap pengajaran yang selama ini mereka

peroleh di sekolah. Kedua, adanya perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya.

Sehingga peneliti ingin memastikan perbedaan yang signifikan dalam self-efficacy

antara siswa yang mengikuti dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar.

Ketiga, penulis ingin meneliti kembali karena adanya perbedaan tempat penelitian, serta

subjek yang akan diteliti. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, maka penulis ingin

melihat perbedaan self-efficacy akademik siswa SMA yang mengikuti bimbingan

belajar dan tidak mengikuti bimbingan belajar di Kota Salatiga.

TINJAUAN PUSTAKA

Self-Efficacy Akademik

Bandura (1995) mendefinisikan self-efficacy sebagai penilaian individu terhadap

keyakinan diri akan kemampuannya dalam melaksanakan tugas sehingga memperoleh

hasil sesuai dengan yang diharapkan, atau penilaian individu akan kemampuan dan

kompetensinya untuk melakukan suatu tugas dalam mencapai tujuan. Strecher (dalam

Noer, 2012) mengatakan bahwa self-efficacy mempengaruhi pilihan seseorang dalam

pengaturan perilaku, banyaknya usaha mereka untuk menyelesaikan tugas, dan lamanya

waktu mereka bertahan dalam menghadapi hambatan.

Page 13: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

4

Oettingen (dalam Bandura, 1995) mendefinisikan self-efficacy sebagai

kepercayaan seseorang terhadap kemampuan dirinya dalam menghadapi keadaan

tertentu. Dalam hubungannya dengan proses belajar di sekolah, Zimmerman (dalam

Bandura, 1995) mendefinisikan self-efficacy akademik sebagai tingkat dimana siswa

yakin bahwa mereka dapat mengontrol hasil belajarnya. Menurut Zimmerman (2000),

self-efficacy akademik akan membuat siswa termotivasi untuk belajar melalui

penggunaan pengaturan diri sebagai proses penetapan tujuan, self-monitoring, evaluasi

diri, dan strategi yang digunakan.

Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa self-efficacy

akademik merupakan keyakinan atau harapan siswa akan kemampuannya sehingga

dapat mempengaruhi dan mengatur fungsi kemampuan siswa melalui cara berpikir,

memotivasi diri sendiri, merasakan, dan proses pengambilan keputusan dalam

mengontrol hasil belajarnya.

Menurut Bandura (dalam Zimmerman, 2000; Chen, Gully & Eden, 2001) self-

efficacy memiliki tiga dimensi sebagai berikut:

a. Level or magnitude, berkaitan dengan derajat kesulitan tugas individu (Chen,

Gully & Eden, 2001). Dimensi ini mengacu pada kesulitan tugas tertentu, seperti

misalnya meningkatnya tingkat kesulitan pada ejaan kata (Zimmerman, 2000).

b. Strength, yaitu dimensi yang berkaitan kepastian keberhasilan melakukan

tingkat kesulitan tugas (Chen, Gully & Eden, 2001). Keberhasilan yang

dirasakan diukur dengan jumlah kepastian seseorang mampu melakukan tugas

yang diberikan (Zimmerman, 2000).

c. Generality, yaitu dimensi yang berkaitan sejauh mana besarnya kekuatan

keyakinan menggeneralisasi seluruh tugas dan situasi (Chen, Gully & Eden,

Page 14: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

5

2001). Dimensi ini berkaitan dengan pengalihan keyakinan self-efficacy pada

seluruh kegiatan, seperti misalnya dari aljabar ke statistik (Zimmerman, 2000).

Proses yang diaktifkan oleh self-efficacy menurut Bandura (1995) adalah sebagai

berikut :

a. Proses Kognitif

Self-efficacy mengaktifkan proses kognitif, misalnya adalah cita-cita (Bandura,

1995).

b. Proses Motivasi

Self-efficacy memainkan peran kunci dalam pengaturan motivasi diri. Individu

memotivasi diri dan membimbing tindakan mereka melalui latihan pemikiran

(Bandura, 1995).

c. Proses Afeksi

Persepsi self-efficacy memiliki kontrol atas stres memainkan peran sentral dalam

mengatasi kecemasan (Bandura, 1995).

d. Proses Seleksi

Pilihan karir dan pengembangan adalah salah satu contoh dari kekuatan

keyakinan self-efficacy untuk mempengaruhi jalan hidup melalui proses pilihan

yang terkait (Bandura, 1995).

Menurut Bandura (dalam Britner & Pajares, 2006) ada 4 sumber penting yang

digunakan dalam membentuk efikasi diri:

a. Mastery Experience (Pengalaman keberhasilan)

Pengalaman umumnya dapat meningkatkan kepercayaan, Untuk mendapatkan

self-efficacy, individu harus mempunyai pengalaman untuk mengatasi hambatan

Page 15: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

6

dengan usaha yang tekun. Dalam hal ini bimbingan belajar dapat menjadi

sumbangsih bagi mastery experience (pengalaman keberhasilan) siswa.

b. Vicarious Experience (Meniru)

Vicarious experience merupakan pengalaman orang lain yang seolah-olah

dialami sendiri dengan mengamati prestasi sukses yang dialami orang lain.

c. Social Persuasion (Persuasi sosial)

Persuasi sosial menunjuk pada suatu aktivitas di mana individu dipimpin

mendapat dorongan untuk menimbulkan kepercayaan bahwa individu dapat

mengalami kesuksesan dengan tugas-tugas yang spesifik, pelatihan dan

pemberian umpan balik yang evaluatif.

d. Physiological States (Kondisi fisiologis)

Kondisi fisiologis seperti kecemasan, stres, gairah, dan kondisi suasana hati

dapat mempengaruhi keyakinan akan self-efficacy. Reaksi emosi yang negatif

seperti kecemasan, akan membawa individu pada penilaian negatif mengenai

kemampuannya untuk menyelesaikan tugas.

Keikutsertaan Dalam Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar menurut Hamalik (2004) adalah bimbingan yang ditujukkan

kepada siswa untuk mendapat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,

kemampuannya dan membantu siswa untuk menentukan cara-cara yang efektif dan

efisien dalam mengatasi masalah belajar yang dialami oleh siswa. Menurut Paidi (dalam

Hilma, 2010), bimbingan belajar adalah jalur pendidikan non formal, yang

diselenggarakan di luar sekolah, melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tidak

harus berjenjang dan berkesinambungan.

Page 16: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

7

Menurut Suherman (2008), bimbingan belajar adalah suatu proses pemberian

bantuan dari guru/guru pembimbing kepada siswa dengan cara mengembangkan

suasana belajar yang kondusif dan menumbuhkan kemampuan agar siswa terhindar dari

dan atau dapat mengatasi kesulitan belajar yang mungkin dihadapinya sehingga

mencapai hasil belajar yang optimal. Santoso (1988) menjelaskan bahwa bimbingan

belajar dirasakan perlu atau dibutuhkan dalam keseluruhan proses pendidikan karena

kegiatan belajar merupakan kegiatan inti dalam keseluruhan proses pendidikan, karena

suatu bimbingan bertujuan untuk mengarahkan individu yang sesuai dengan potensinya

secara optimal.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar

merupakan jalur pendidikan non formal yang diselenggarakan di luar sekolah

ditujukkan kepada siswa untuk mendapat pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan,

bakat, minat, kemampuannya dan membantu siswa untuk menentukan cara-cara yang

efektif dan efisien dalam mengatasi masalah belajar yang dialami oleh siswa dalam

mencapai hasil belajar yang optimal.

Secara lebih spesifik lagi, sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka definisi

keikutsertaan dalam bimbingan belajar adalah keikutsertaan dalam jalur pendidikan non

formal yang diselenggarakan di luar sekolah untuk mendapat pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan, bakat, minat, kemampuannya dan membantu siswa untuk

menentukan cara-cara yang efektif dan efisien dalam mengatasi masalah belajar yang

dialami oleh siswa dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

Menurut Suherman (2008) bimbingan belajar mempunyai fungsi sebagai berikut

:

Page 17: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

8

a. Fungsi Pencegahan (Preventive Function)

Bimbingan belajar berupaya untuk mencegah atau mereduksi kemungkinan

timbulnya masalah-masalah dalam kegiatan belajar siswa.

b. Fungsi Penyaluran (Distributive Function)

Fungsi penyaluran berarti menyediakan kesempatan kepada siswa untuk

menyalurkan bakat dan minat sehingga mencapai hasil belajar yang sesuai

dengan kemampuannya.

c. Fungsi Penyesuaian (Adjustive Function)

Salah satu faktor penentu keberhasilan siswa dalam studinya adalah faktor

kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Guru pembimbing

berupaya membantu siswa menyerasikan program pengajaran dengan kondisi

obyektif mereka agar dapat menyesuaikan diri, memahami diri dengan tuntutan

program pengajaran yang sedang dijalaninya.

d. Fungsi Perbaikan (Remedial Function)

Kenyataan di sekolah menunjukan bahwa sering ditemukan siswa yang

mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini betapa pentingnya fungsi perbaikan

dalam kegiatan pengajaran. Tugas guru pembimbing adalah upaya untuk

memahami kesulitan belajar, mengetahui faktor penyebab, dan bersama siswa

menggali solusinya.

e. Fungsi Pemeliharaan (Maintencance and Development Function)

Belajar dipandang positif harus tetap dipertahankan, atau bahkan harus

ditingkatkan agar tidak mengalami kesulitan lagi, contohnya adalah mengoreksi

dan memberi informasi tentang cara-cara belajar kepada siswa.

Page 18: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

9

Tujuan bimbingan belajar bagi siswa adalah tercapainya penyesuaian akademis

secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Suherman, 2008). Menurut

Suherman (2008), secara lebih khusus tujuan bimbingan belajar, di antaranya ialah agar

siswa:

a. Mengenal, memahami, menerima, mengarahkan dan mengaktualisasikan potensi

dirinya secara optimal sesuai dengan program pengajaran.

b. Mampu mengembangkan berbagai keterampilan belajar.

c. Mampu memecahkan masalah belajar.

d. Mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif.

e. Memahami lingkungan pendidikan.

Pengkondisian layanan bimbingan belajar berbeda antara kelas X, XI dan XII.

Layanan bimbingan belajar bagi kelas X, terutama diarahkan untuk: a) mengembangkan

rencana untuk mengatur waktu belajar; b) mengembangkan motivasi yang mendorong

agar terciptanya konsentrasi sebaik mungkin; c) mempelajari cara-cara lain belajar

secara efektif; c) menggambarkan cara-cara belajar menghadapi ujian (Suherman,

2008). Layanan bimbingan belajar bagi kelas X, terutama diarahkan untuk: a) mengatur

keseimbangan antara waktu belajar dengan kegiatan ekstrakurikurer; b) merencanakan

pendidikan lanjutan setelah tamat, sesuai bakat, minat dan kemampuannya; c)

memahami teknik-teknik belajar dengan menggunakan sumber-sumber belajar baik di

dalam maupun di luar sekolah; d) mengembangkan keterampilan belajar untuk

memperkirakan bahan yang mungkin ditanyakan dalam ulangan (Suherman, 2008).

Layanan bimbingan belajar bagi kelas XII, terutama diarahkan untuk: a) mengevaluasi

kebiasaan belajar dan merencanakan perubahan bila diperlukan; b) mengenal dan

mencari informasi di luar sekolah yang menunjang pencapaian tujuan belajar; c)

Page 19: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

10

mempelajari cara-cara belajar yang praktis; d) menelaah hasil ulangan dan

merencanakan upaya perbaikan (Suherman, 2008).

Perbedaan Self-efficacy Akademik Siswa Yang Mengikuti Bimbingan Belajar

dengan Siswa yang Tidak Mengikuti Bimbingan Belajar

Santoso (1988) menjelaskan bahwa bimbingan belajar dirasakan perlu atau

dibutuhkan dalam keseluruhan proses pendidikan karena kegiatan belajar merupakan

kegiatan inti dalam keseluruhan proses pendidikan, karena suatu bimbingan bertujuan

untuk mengarahkan individu yang sesuai dengan potensinya secara optimal. Menurut

Suherman (2008) bimbingan belajar mempunyai lima fungsi, yaitu fungsi pencegahan

(preventive function), fungsi penyaluran (distributive function), fungsi penyesuaian

(adjustive function), fungsi perbaikan (remedial function) dan fungsi pemeliharaan

(maintencance and development function).

Melalui fungsi penyaluran (distributive function), bimbingan belajar

menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan bakat dan minat sehingga

mencapai hasil belajar yang sesuai dengan kemampuannya (Suherman, 2008). Melalui

fungsi penyesuaian (adjustive function), guru bimbingan belajar berupaya membantu

siswa menyerasikan program pengajaran dengan kondisi obyektif mereka agar dapat

menyesuaikan diri, memahami diri dengan tuntutan program pengajaran yang sedang

dijalaninya (Suherman, 2008). Melalui fungsi perbaikan (remedial function), guru

bimbingan belajar berupaya untuk memahami kesulitan belajar, mengetahui faktor

penyebab, dan bersama siswa menggali solusinya (Suherman, 2008). Fungsi dari

bimbingan belajar tersebut tentunya dapat meningkatkan self-efficacy akademik siswa

Page 20: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

11

yang mengikuti bimbingan belajar dibandingkan dengan siswa yang tidak mengikuti

bimbingan belajar.

Selanjutnya self-efficacy terbentuk dari pengalaman-pengalaman terdahulu yang

diperoleh seseorang. Mastery experience (pengalaman keberhasilan) dan vicarious

Experience (meniru) merupakan sumber dari self-efficacy (Bandura, dalam Britner &

Pajares, 2006). Bila seorang siswa mengikuti bimbingan belajar, maka akan terbentuk

self-efficacy akademik yang tinggi melalui proses sumber mastery experience

(pengalaman keberhasilan) dan vicarious experience (meniru). Siswa akan merasa jadi

mampu dalam memecahkan masalah-masalah pada mata pelajaran di sekolah. Melalui

bimbingan belajar, diharapkan self-efficacy akademik siswa akan mengalami

peningkatan (Matthews, 2001). McQuiggan dan Lester (2006) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa bimbingan belajar dapat meningkatkan self-efficacy siswa.

Pada penelitian sebelumnya, Matthews (2001) menemukan bahwa bimbingan

belajar bahasa asing meningkatkan self-efficacy akademik 258 siswa FL (Foreign

Language) di Southeastern United States. Penelitian So dan Kim (2011),

membandingkan perbedaan bimbingan rekan sebaya dengan lembaga bimbingan belajar

di Korea (KORI), hasil penelitiannya menemukan bahwa siswa yang melakukan

bimbingan belajar di lembaga bimbingan belajar (KORI) memiliki skor self-efficacy

akademik lebih tinggi daripada siswa yang bimbingan belajar dengan rekan sebaya.

Berdasarkan paparan di atas dan penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa siswa yang mengikuti lembaga bimbingan belajar akan memiliki self-efficacy

akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang yang tidak mengikuti

lembaga bimbingan belajar.

Page 21: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

12

Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis yang diuji

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Ho : Jika µ = µo, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan self-efficacy

akademik antara siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa

yang tidak mengikuti bimbingan belajar di Kota Salatiga.

H1 : Jika μ ≠ μo, maka terdapat perbedaan yang signifikan self-efficacy akademik

antara siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar dengan siswa yang tidak

mengikuti bimbingan belajar di Kota Salatiga.

METODE PENELITIAN

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA di Kota Salatiga.

Prosedur Sampling

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling insidental yaitu

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang

kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber (Sugiyono, 2012).

Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok sampel, yaitu kelompok sampel

pertama (kelompok 1) merupakan siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar

dengan jumlah 40 siswa, kelompok sampel kedua (kelompok 2) merupakan siswa SMA

yang tidak mengikuti bimbingan belajar dengan jumlah 40 siswa. Adapun cara mencari

siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar dan tidak mengikuti bimbingan belajar di

Page 22: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

13

kota Salatiga dengan mengunjungi SMA yang ada di kota Salatiga (SMA 1, SMA 2 dan

SMA 3).

Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Self-efficacy

Akademik. Skala Self-efficacy Akademik berdasarkan dimensi-dimensi self-efficacy

menurut Bandura (dalam Zimmerman, 2000; Chen, Gully & Eden, 2001) yaitu : level or

magnitude, strength, dan generality. Skala pengukuran ini diadaptasi oleh penulis

berdasarkan NGSE scale (New General Self-Efficacy scale) milik Chen, Gully & Eden

(2001) yang telah dimodifikasi oleh penulis sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti mengembangkan NGSE scale (New General Self-Efficacy scale)

milik Chen, Gully & Eden (2001) yang berisi 8 item menjadi 18 item.

Angket Self-efficacy Akademik terdiri atas 18 item yang terbagi menjadi 9 item

favourable dan 9 item unfavourable. Adapun skoring Self-efficacy Akademik untuk

favourable adalah: satu (1) untuk Sangat Tidak Setuju (STS), dua (2) Tidak Setuju (TS),

tiga (3) untuk Setuju (S), dan empat (4) untuk Sangat Setuju (SS). Sebaliknya untuk

unfavourable adalah empat (4) untuk Sangat Tidak Setuju (STS), tiga (3) untuk Tidak

Setuju (TS), dua (2) untuk Setuju (S), dan satu (1) untuk Sangat Setuju (SS). Artinya

semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi tingkat self-efficacy

akademik dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek berarti semakin

rendah tingkat self efficacy akademik.

Azwar (2012) menyatakan bahwa semua korelasi item yang mencapai koefisien

korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan, sedangkan item yang kurang

dari 0,30 diinterprestasikan sebagai item yang memiliki daya beda rendah. Jadi kalau

Page 23: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

14

korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3, maka butir pernyataan dalam

instrumen penelitian ini dinyatakan gugur.

Pada uji daya diskriminasi item Angket Self-efficacy Akademik, dari 18 item

terdapat 16 item yang memiliki daya beda lebih dari 0,30 dan 2 item yang memiliki

daya beda rendah yaitu kurang dari 0,30. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1

Sebaran Item Self-efficacy Akademik

No Aspek Nomor Item Total Item

Lolos Uji Favourable Unfavourable

1 Level or magnitude 1, 3, 5. 2, 4, 6. 6

2 Strength 7, 9, 11*. 8, 10, 12. 5

3 Generality 13, 15, 17. 14, 16, 18*. 5

Total Item 16 Keterangan: Tanda (*) menunjukkan nomor item yang gugur

Syarat minimum reliabilitas berdasar pada pernyataan Azwar (2012) yang

mengatakan bahwa minimal koefisien konsistensi internal paling tidak setinggi 0,80.

Hasil perhitungan reliabilitas dari 16 item Skala Self-efficacy Akademik yang lolos uji

daya diskriminasi item dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 dapat dilihat

pada tabel 2, Angket Self-efficacy Akademik adalah reliabel dengan koefisien

konsistensi internal sebesar 0,865.

Tabel 2

Hasil Uji Realibilitas

Cronbach's Alpha N of Items

.865 16

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data secara interfensial digunakan untuk pengujian hipotesis atau

penarikan kesimpulan. Sebelum analisis uji beda dilakukan, peneliti akan melakukan uji

asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi dilakukan

bertujuan untuk mengetahui apakah data yang telah memenuhi asumsi analisis sebagai

Page 24: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

15

syarat untuk melakukan uji hipotesa data. Metode analisis data menggunakan uji-t

dengan bantuan software SPSS versi 17.0.

HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov yang dihitung

dengan bantuan program SPSS 17.0. Data berdistribusi normal, jika signifikansi (Sig) >

0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3

Hasil Uji Normalitas

Siswa SMA Yang Mengikuti Bimbel

Siswa SMA Yang Tidak Mengikuti

Bimbel

N 40 40

Normal Parametersa Mean 53.10 45.60

Std. Deviation 5.768 5.382

Most Extreme Differences Absolute .117 .083

Positive .080 .083

Negative -.117 -.081

Kolmogorov-Smirnov Z .743 .524

Asymp. Sig. (2-tailed) .639 .947

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada Tabel 3, variabel Self-efficacy

Akademik siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar memiliki koefisien sebesar

0,743 dengan signifikansi sebesar 0,639 (p > 0,05), sedangkan Self-efficacy Akademik

siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar memiliki koefisien sebesar 0,524

dengan signifikansi sebesar 0,947 (p > 0,05). Oleh karena nilai signifikansi > 0,05,

maka data Self-efficacy Akademik siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar

maupun siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar berdistribusi normal.

Page 25: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

16

Hasil Uji Homogenitas

Dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan Levene’s test yang dihitung

dengan bantuan program SPSS 17.0. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi

lebih dari 0,05 (p > 0,05), maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua kelompok data

adalah homogen. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4

Hasil Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.509 1 78 .478

Hasil pengujian dengan menggunakan Levene’s test, diperoleh nilai Levene’s

Test sebesar 0,509 dengan signifikasi sebesar 0,478 (p > 0,05) yang menunjukkan

bahwa varian dari dua kelompok yang diteliti adalah homogen. Dengan demikian

analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi varian sama (equal variance

assumed).

Hasil Deskriptif

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel Self-efficacy

Akademik mempunyai 16 item valid dengan penilaian pada setiap item diberikan angka

berjenjang dari nilai 1 hingga 4 menurut jenis itemnya. Jumlah subjek (N) sebanyak 80

yang terdiri dari 40 siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar dan 40 siswa SMA

yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Hasil statistik deskriptif masing-masing

variabel disajikan pada tabel 5, sedangkan hasil kategorisasi Skala Self-efficacy

Akademik dapat dilihat pada tabel 6.

Page 26: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

17

Tabel 5

Statistik Deskriptif Self-efficacy Akademik

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Siswa SMA Yang

Mengikuti Bimbel 40 39 62 53.10 5.768

Siswa SMA Yang Tidak

Mengikuti Bimbel 40 35 57 45.60 5.382

Total N 80

Tabel 6

Kategorisasi Skala Self-efficacy Akademik

No Interval Kategori Siswa SMA

Yang

Mengikuti

Bimbel

Siswa SMA

Yang Tidak

Mengikuti

Bimbel

f (%) f (%)

1 54,4 ≤ x ≤ 64 Sangat Tinggi 18 45 % 2 5 %

2 44,8 ≤ x < 54,4 Tinggi 19 47,5 % 23 57,5 %

3 35,2 ≤ x < 44,8 Sedang 3 7,5 % 15 37,5 %

4 25,6 ≤ x < 35,2 Rendah 0 0 % 0 0 %

5 16 ≤ x < 25,6 Sangat Rendah 0 0 % 0 0 %

Total 40 100 % 40 100%

SD = 5,768

Min = 39

Max = 62

Mean = 53,10

SD = 5,382

Min = 35

Max = 57

Mean = 45,60 Keterangan : x = Skor Self-efficacy Akademik; f = Jumlah Subjek, (%) = Prosentase

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa 18 siswa SMA yang mengikuti

bimbingan belajar memiliki skor Self-efficacy Akademik yang berada pada kategori

sangat tinggi dengan prosentase 45 %, 19 siswa SMA yang mengikuti bimbingan

belajar memiliki skor Self-efficacy Akademik yang berada pada kategori tinggi dengan

prosentase 47,5 % dan 3 siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar memiliki skor

Self-efficacy Akademik yang berada pada kategori sedang dengan prosentase 7,5%.

Tidak ada satu pun siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar memiliki skor Self-

efficacy Akademik yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah. Skor yang

diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 39 sampai dengan skor

Page 27: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

18

maksimum sebesar 62 dengan standar deviasi 5,768. Rata-rata skor Self-efficacy

Akademik yang diperoleh siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar sebesar 53,10.

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa 2 siswa SMA yang tidak mengikuti

bimbingan belajar memiliki skor Self-efficacy Akademik yang berada pada kategori

sangat tinggi dengan prosentase 5 %, 23 siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan

belajar memiliki skor Self-efficacy Akademik yang berada pada kategori tinggi dengan

prosentase 57,5 % dan 15 siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar memiliki

skor Self-efficacy Akademik yang berada pada kategori sedang dengan prosentase 37,5

%. Tidak ada satu pun siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar memiliki

skor Self-efficacy Akademik yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah. Skor

yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 35 sampai dengan skor

maksimum sebesar 57 dengan standar deviasi 5,382. Rata-rata skor Self-efficacy

Akademik yang diperoleh siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar sebesar

45,60.

Hasil Uji Beda t-test

Dalam penelitian ini uji beda Self-efficacy Akademik antara siswa SMA yang

mengikuti bimbingan belajar dan siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar

dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 17.0. Jika p > 0,05 maka Ho diterima,

yang berarti bahwa tidak ada perbedaan Self-efficacy Akademik antara siswa SMA yang

mengikuti bimbingan belajar dan siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar.

Jika p < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan Self-efficacy

Akademik antara siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar dan siswa SMA yang

tidak mengikuti bimbingan belajar. Hasil uji beda Self-efficacy Akademik antara siswa

Page 28: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

19

SMA yang mengikuti bimbingan belajar dan siswa SMA yang tidak mengikuti

bimbingan belajar dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7

Hasil Uji Beda

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

Self-Eficacy Akademik

Equal variances assumed

.509 .478 6.013 78 .000 7.500 1.247 5.017 9.983

Equal variances not assumed

6.013 77.628 .000 7.500 1.247 5.017 9.983

Berdasarkan tabel 7 diperoleh nilai t hitung = 6,013 dengan p = 0,000 (p < 0,05),

hal ini berarti ada perbedaan signifikan Self-efficacy Akademik antara siswa SMA yang

mengikuti bimbingan belajar dan siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar.

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian mengenai perbedaan Self-efficacy Akademik antara

siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar dan siswa SMA yang tidak mengikuti

bimbingan belajar di Kota Salatiga, maka diperoleh nilai t hitung = 6,013 dengan p =

0,000 (p < 0,05), maka dapat diartikan ada perbedaan signifikan Self-efficacy Akademik

antara siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar dan siswa SMA yang tidak

mengikuti bimbingan belajar.

Hal ini sesuai dengan perkiraan pada awal penelitian ini bahwa ada perbedaan

antara siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar dan tidak mengikuti bimbingan

belajar. Santoso (1988) menjelaskan bahwa bimbingan belajar dirasakan perlu atau

dibutuhkan dalam keseluruhan proses pendidikan karena kegiatan belajar merupakan

Page 29: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

20

kegiatan inti dalam keseluruhan proses pendidikan, karena suatu bimbingan bertujuan

untuk mengarahkan individu yang sesuai dengan potensinya secara optimal. Hasil dari

penelitian ini mendukung pernyataan Matthews (2001) yang mengungkapkan bahwa

melalui bimbingan belajar, diharapkan self-efficacy akademik siswa akan mengalami

peningkatan. Selain itu, McQuiggan dan Lester (2006) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa bimbingan belajar dapat meningkatkan self-efficacy siswa.

Ada tiga dimensi menurut Bandura (dalam Zimmerman, 2000; Chen, Gully &

Eden, 2001) yang kemungkinan berperan terhadap perbedaan signifikan antara siswa

SMA yang mengikuti bimbingan belajar dan tidak mengikuti bimbingan belajar.

Dimensi yang pertama yaitu level or magnitude, berkaitan dengan derajat kesulitan

tugas individu (Chen, Gully & Eden, 2001). Seperti yang diungkapkan oleh Suherman

(2008), bimbingan belajar melalui fungsi perbaikan (remedial function), guru

bimbingan belajar berupaya untuk memahami kesulitan belajar, mengetahui faktor

penyebab, dan bersama siswa menggali solusinya. Kenyataan di sekolah menunjukkan

bahwa sering ditemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar dan dalam hal ini

betapa pentingnya bimbingan belajar melalui fungsi perbaikan yang dapat membantu

siswa berkaitan dengan derajat kesulitan tugas-tugasnya. Dalam hal ini pula yang

menyebabkan lebih tingginya self-efficacy akademik siswa SMA yang mengikuti

bimbingan belajar dibanding siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar.

Dimensi yang kedua yaitu strength, dimensi yang berkaitan kepastian

keberhasilan melakukan tingkat kesulitan tugas (Chen, Gully & Eden, 2001).

Keberhasilan yang dirasakan diukur dengan jumlah kepastian seseorang mampu

melakukan tugas yang diberikan (Zimmerman, 2000). Menurut Bandura (dalam Britner

& Pajares, 2006) pengalaman keberhasilan (mastery experience) merupakan sumber

Page 30: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

21

dari self-efficacy. Siswa terlibat dalam tugas-tugas dan kegiatan sekolah lalu mereka

menginterpretasikan hasil dari tindakan mereka, kemudian menggunakan interpretasi ini

untuk mengembangkan dan menggunakan keyakinan mereka tentang kemampuan

mereka untuk menyelesaikan tugas-tugas atau kegiatan berikutnya. Dalam hal ini

dibandingkan dengan siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar, siswa SMA

yang mengikuti bimbingan belajar akan lebih memiliki pengalaman keberhasilan

(mastery experience). Melalui bimbingan belajar, diharapkan self-efficacy akademik

siswa akan mengalami peningkatan (Matthews, 2001).

Dimensi yang ketiga yaitu generality, yaitu dimensi yang berkaitan sejauh mana

besarnya kekuatan keyakinan menggeneralisasi seluruh tugas dan situasi (Chen, Gully

& Eden, 2001). Dimensi ini berkaitan dengan pengalihan keyakinan self-efficacy pada

seluruh kegiatan, seperti misalnya dari aljabar ke statistik (Zimmerman, 2000). Seperti

yang diungkapkan Suherman (2008), bimbingan belajar melalui fungsi penyesuaian

(adjustive function), guru bimbingan belajar berupaya membantu siswa menyerasikan

program pengajaran dengan kondisi obyektif mereka agar dapat menyesuaikan diri,

memahami diri dengan tuntutan program pengajaran yang sedang dijalaninya. Dalam

hal ini bimbingan belajar melalui fungsi penyesuaian (adjustive function) dapat

memberikan kekuatan keyakinan dalam menguasai tugas-tugas dan situasi serta

memahami diri terhadap proses belajar mengajar yang sedang dijalani, sehingga siswa

SMA yang mengikuti bimbingan belajar memiliki tingkat self-efficacy akademik yang

lebih tinggi dibanding dengan siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar.

Adanya perbedaan signifikan Self-efficacy Akademik antara siswa SMA yang

mengikuti bimbingan belajar dan siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar

dapat ditunjukkan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu rata-rata skor Self-efficacy

Page 31: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

22

Akademik yang diperoleh siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar lebih tinggi

daripada rata-rata skor Self-efficacy Akademik yang diperoleh siswa SMA yang tidak

mengikuti bimbingan belajar. Rata-rata skor Self-efficacy Akademik yang diperoleh

siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar sebesar 53,10, sedangkan rata-rata skor

Self-efficacy Akademik yang diperoleh siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan

belajar sebesar 45,60.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Ada perbedaan signifikan Self-efficacy Akademik antara siswa SMA yang

mengikuti bimbingan belajar dengan siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan

belajar.

2. Rata-rata skor Self-efficacy Akademik yang diperoleh siswa SMA yang mengikuti

bimbingan belajar lebih tinggi daripada rata-rata skor Self-efficacy Akademik yang

diperoleh siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar. Rata-rata skor Self-

efficacy Akademik yang diperoleh siswa SMA yang mengikuti bimbingan belajar

sebesar 53,10, sedangkan rata-rata skor Self-efficacy Akademik yang diperoleh

siswa SMA yang tidak mengikuti bimbingan belajar sebesar 45,60.

Saran yang dapat diajukan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi pihak sekolah

Sebaiknya pihak sekolah juga memberikan tambahan materi dan bimbingan

belajar bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar di luar jam sekolah, sehingga

Self-efficacy Akademik siswa dapat meningkat.

Page 32: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

23

2. Bagi pihak lembaga bimbingan belajar

Hendaknya guru bimbingan belajar dapat lebih mengenali siswa dan berupaya

memahami kesulitan belajar siswa, mengetahui faktor penyebab, serta bersama

siswa menggali solusinya, hal ini dapat meningkatkan Self-efficacy Akademik

siswa.

3. Bagi pihak siswa

Hendaknya siswa yang mengalami kesulitan belajar dan memiliki Self-efficacy

Akademik yang rendah dapat mensiasati dengan memanfaatkan jasa lembaga

bimbingan belajar untuk meningkatkan Self-efficacy Akademiknya.

4. Bagi pihak orangtua

Orangtua dapat mendorong anaknya yang mengalami kesulitan dalam belajar

untuk mengambil bimbingan belajar di luar sekolah, melalui bimbingan belajar

diharapkan Self-efficacy Akademik siswa akan mengalami peningkatan.

5. Untuk penelitian selanjutnya

Bagi peneliti lain yang tertarik dan berminat untuk melakukan penelitian lebih

lanjut tentang Self-efficacy Akademik siswa, maka disarankan untuk menyertakan

variabel selain keikutsertaan dalam bimbingan belajar, yaitu variabel yang belum

disertakan dalam penelitian ini, seperti misalnya kecemasan dan pengaruh

dukungan sosial keluarga.

Page 33: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

24

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bandura, A. (1995). Self-efficacy in changing societies. New York: Cambridge

University Press.

Bank Indonesia. (2010). Komoditas jasa bimbingan belajar. Jakarta: Bank Indonesia.

Britner, S.L & Pajares, F. (2006). Sources of science self-efficacy beliefs of middle

school students. Wiley InterScience Journal. Vol 43.

http://www.weizmann.ac.il/weizsites/blonder/files/2011/02/pajares.pdf.

Chen, G, Gully, S.M & Eden, D. (2001). Validation of a new general self-efficacy scale.

Organizational Research Methods Journal. Vol. 4 No 1. Sage Publications, Inc.

Hamalik, O. (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hidayati, U. (1998). Perbedaan self-efficacy antara siswa yang mengikuti bimbingan

belajar dengan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar (suatu penelitian

di SMU Negeri 28 Jakarta). Skripsi (Tidak dipublikasikan). Jakarta: Universitas

Indonesia.

Hilma, R.F. (2010). Pengaruh bimbingan belajar terhadap derajat kecemasan dan

depresi siswa kelas III SMU N 1 Sukoharjo dalam menghadapi SNMPTN tahun

2010. Skripsi (Tidak dipublikasikan). Surakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret.

Matthews, P.H. (2001). Effects of tutoring discourse structure on motivation among

university foreign language learners. A Dissertation. Georgia: The University of

Georgia.

Noer, S.H. (2012). Self-efficacy mahasiswa terhadap matematika. Makalah Seminar

Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 10 November

2012. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Santoso, T. (1988). Bimbingan belajar di sekolah menengah. Semarang: Satya Wacana.

Suherman. (2012). Bimbingan belajar. Makalah (Tidak dipublikasikan) Bandung: FIP

UPI. http://file.upi.edu/.

Page 34: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

25

Mcquiggan, S.W. & Lester, J.C. (2006). Diagnosing self-efficacy in intelligent tutoring

systems: an empirical study. Proceedings of the 8 th International Conference on

Intelligent Tutoring Systems. Raleigh: North Carolina State University.

Schunk, D. H. (1991). Self-efficacy and academic motivation. Educational

Psychologist. http://libres.uncg.edu/ir/uncg/f/d_schunk_self_1991.pdf.

So, Y & Kim, Y. The effects of peer tutoring and teachable agent on interest and task

performance. New jersey: Cognitive Science Society, Inc.

http://mindmodeling.org/cogsci2011/papers/0837/paper0837.pdf.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan

r&d. Bandung : Alfabeta.

Widayaningrum, I.S. (2012). Metode pembelajaran yang digunakan pada pelajaran

matematika di lembaga bimbingan belajar salatiga. Skripsi (Tidak

dipublikasikan). Salatiga: Program Studi Pendidikan Matematika FKIP-UKSW.

Zimmerman, B.J. (2000). Self-efficacy: an essential motive to learn. Contemporary

Educational Psychology. Vol 25. Academic Press. http://www.idealibrary.com.

Page 35: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

LAMPIRAN 1.

HASIL UJI DAYA DISKRIMINASI ITEM DAN RELIABILITAS

A. Self-efficacy Akademik Sebelum Item Gugur

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.864 18

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 53.10 36.116 .529 .854

VAR00002 53.22 35.518 .585 .852

VAR00003 53.25 36.316 .491 .856

VAR00004 53.20 35.048 .496 .856

VAR00005 53.11 36.506 .543 .854

VAR00006 53.30 34.694 .622 .850

VAR00007 53.19 35.572 .622 .850

VAR00008 53.39 37.481 .362 .861

VAR00009 53.34 35.923 .561 .853

VAR00010 53.16 37.556 .338 .862

VAR00011 53.16 38.467 .253 .865

VAR00012 53.31 35.964 .502 .855

VAR00013 53.14 37.766 .346 .861

VAR00014 53.47 37.189 .384 .860

VAR00015 53.28 37.746 .376 .860

VAR00016 53.45 35.061 .609 .850

VAR00017 53.24 35.981 .570 .853

VAR00018 53.28 38.101 .291 .864

Page 36: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

B. Self-efficacy Akademik Setelah Item Gugur

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.865 16

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 46.76 31.753 .538 .856

VAR00002 46.89 31.266 .584 .853

VAR00003 46.91 32.081 .480 .858

VAR00004 46.86 30.981 .475 .860

VAR00005 46.78 32.379 .512 .857

VAR00006 46.96 30.340 .641 .850

VAR00007 46.85 31.167 .644 .851

VAR00008 47.05 33.213 .346 .864

VAR00009 47.00 31.519 .579 .854

VAR00010 46.82 33.159 .339 .865

VAR00012 46.97 31.772 .489 .858

VAR00013 46.80 33.554 .318 .865

VAR00014 47.14 32.601 .415 .861

VAR00015 46.94 33.249 .393 .862

VAR00016 47.11 30.835 .608 .852

VAR00017 46.90 31.610 .583 .854

Page 37: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

LAMPIRAN 2.

HASIL UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS

A. Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Siswa SMA Yang

Mengikuti Bimbel

Siswa SMA Yang

Tidak Mengikuti

Bimbel

N 40 40

Normal Parametersa Mean 53.10 45.60

Std. Deviation 5.768 5.382

Most Extreme Differences Absolute .117 .083

Positive .080 .083

Negative -.117 -.081

Kolmogorov-Smirnov Z .743 .524

Asymp. Sig. (2-tailed) .639 .947

a. Test distribution is Normal.

B. Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

SELF-EFICACY AKADEMIK

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.509 1 78 .478

Page 38: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

LAMPIRAN 3.

HASIL DESKRIPTIF DAN UJI BEDA

A. Hasil Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Siswa SMA Yang Mengikuti

Bimbel 40 39 62 53.10 5.768

Siswa SMA Yang Tidak

Mengikuti Bimbel 40 35 57 45.60 5.382

B. Hasil Uji Beda

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper

Self-Eficacy Akademik

Equal variances assumed

.509 .478 6.013 78 .000 7.500 1.247 5.017 9.983

Equal variances not assumed

6.013 77.628 .000 7.500 1.247 5.017 9.983

Page 39: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy

LAMPIRAN 4.

SURAT IJIN PENELITIAN

Page 40: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy
Page 41: Perbedaan Self-Efficacy Akademik Siswa SMA Yang …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8585/2/T1_802008005_Full... · penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan angket Self-efficacy