selasa 21 april 2020 ta k h h k d - sipakaril

1
enyebaran infeksi Coronavirus Di sease (Covid-19) sema- kin menunjukkan tren yang meng- khawatirkan. Me- lihat pengalaman dari sejumlah negara, laju per- kembangan infeksi Covid-19 di- dorong oleh masih bebasnya mobilitas manusia dan tidak ketatnya pelaksanaan social and physical distancing yang diang- gap sebagai metode paling efek- tif untuk menekan pertambah- an laju infeksi. Momentum ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah pusat dan daerah untuk segera mengambil kebi- jakan yang tegas (decisive policy) sebagai upaya untuk memini- malkan mobilitas warga demi mencegah terjadinya penyebar- an virus korona secara masif. Terkait dengan hal tersebut, ke- bijakan “pelarangan mudik” se- cara ketat merupakan pilihan yang lebih tepat dibandingkan dengan kebijakan yang lebih lunak, yaitu berupa anjuran atau imbauan. Larangan ini per- lu diambil untuk mengantisipa- si efek domino yang jauh lebih fatal bagi keselamatan dan ke- amanan publik. Sebagaimana diketahui, mu- dik atau tradisi pulang kampung telah menjadi budaya tahunan yang melekat dalam masyarakat muslim urban menjelang hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tiba di Indonesia. Data riset Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (2019) tentang pergerakan war- ga saat menjelang Lebaran me- nunjukkan bahwa di wilayah Ja- bodetabek saja mobilitas warga selama mudik Lebaran bisa meli- batkan 14,9 juta orang dari jum- lah total 33,7 juta warga di wila- yah Jabodetabek. Hal ini me- nunjukkan bahwa ada sekitar 44,1% warga Jabodetabek yang bergerak dari wilayah perkotaan kembali ke kampung halaman mereka untuk mudik Lebaran. Dari jumlah total tersebut, sebagian besar tujuan pemudik asal Jabodetabek adalah me- nyasar wilayah Jawa Tengah (37,6%), Jawa Barat (24,8%), dan Jawa Timur (11,14%). Se- mentara pergerakan masyara- kat di luar wilayah Jawa juga di- prediksi melibatkan banyak warga yang mayoritas memilih menggunakan layanan trans- portasi publik seperti bus, kere- ta api, dan pesawat bertarif mu- rah (low-cost airfare). Artinya, besarnya jumlah mobilitas war- ga dengan menggunakan trans- portasi publik saat mudik ber- potensi menjadi media penye- baran virus dalam skala masif dan tidak terkendali. Selama ini, wilayah perkota- an seperti Jakarta dan Surabaya telah menjadi episenter penye- baran virus Covid-19. Sebab, kota-kota besar itu merupakan wilayah transit sekaligus pemu- kiman warga yang memiliki his- tori perjalanan luar negeri dan daerah tujuan pengiriman ko- moditas barang ekspor-impor. Belajar dari pengalaman bebe- rapa negara seperti China, Ko- rea Selatan, dan Italia, wilayah- wilayah episenter itu harus di- batasi dan ditekan ruang per- gerakannya (social mobili za- tion containment) sehing- ga dapat meminimali- sasi penyebaran vi- rus secara masif. Jika lang- kah antisi- pasi itu ti- dak diambil, tradisi mudik yang selama ini di- anggap sebagai mo- mentum peningkatan pertumbuhan ekonomi na- sional, justru berpotensi men- jadi “bumerang” yang menghan- curkan fondasi ekonomi nasio- nal dalam jangka panjang, seti- daknya satu hingga dua tahun ke depan.Halinikarenapenyebaran virus dari wilayah perkotaan ke pedesaan berarti akan memper- luas wilayah ’zona merah’ pande- mi penyebaran Covid-19. Selain itu, perluasan zona merah yang tidak terkontrol ini juga hampir pasti diikuti oleh ketidakmampuan otoritas dae- rah untuk menangani situasi akibat keterbatasan berbagai fasilitas kesehatan, termasuk terbatasnya jumlah tenaga me- dis, jumlah stok alat pelindung diri (APD), obat-obatan, hingga fasilitas kesehatan publik lainnya. Jika keterbatasan kapasitas dan fasilitas kesehatan publik di daerah tidak mampu me- ngimbangi tinggi- nya laju pe- nyebaran vi- rus, masalah kese- hatan publik berpo- tensi menjalar menjadi masalah yang lebih besar terkait dengan krisis ekonomi akut di level lokal maupun na- sional. Karena itu, jika peme- rintah masih mempertimbang- kan masa depan ekonomi ne- gara dalam jangka panjang, langkah-langkah antisipatif untuk menekan mobilitas war- ga harus segera diambil sebelum ’tsunami infeksi’ dan ’tragedi kemanusiaan’ terjadi dan menghancurkan sendi-sendi perekonomian bangsa ini. Jangan Sampai Terlambat Hadirnya sikap tegas dan ke- bijakan publik yang tidak ber- sayap ini mensyaratkan kepe- mimpinan yang kuat, berani, dan tidak gagap (assertive leader ship). Jangan sampai pe- merintah menyepelekan situasi ini lagi, sebagaimana yang ter- jadi di fase-fase awal menyikapi situasi pandemi ini. Pemerintah Indonesia harus belajar dari apa yang terjadi di Amerika Serikat (AS), di mana pemerintahan Presiden Donald Trump yang sejak awal bersikap abai, menyederhanakan per- soalan dan terlalu percaya diri menghadapi situasi pandemi ini sehingga tidak ada langkah- langkah antisipatif yang ber- arti. Akibatnya, per 27 Maret lalu, tren penyebaran pandemi Covid-19 di AS telah melampaui China dan Italia. Kini, AS telah menjadi epi- senter baru bagi pandemi Co- vid-19 di tingkat dunia dengan jumlah kasus infeksi mencapai 85.000 warga. Jumlah korban juga telah mencapai 1.300 war- ga dan berpotensi bertambah jika tidak ditangani secara cepat dan tepat. Menurut sejumlah pakar dari Center of Sustainable Development, Columbia Univer- sity dan Institute of Health Met- rics and Evaluation University of Washington, penyebab utama tingginya angka positif Covid- 19 di AS tersebut berakar dari kebijakan Presiden Trump yang dinilai terlambat bersikap da- lam menghadapi wabah virus ini (CNN , 27/03/2020). Untuk itu, belajar dari pe- ngalaman di AS, Pemerintah Indonesia seharusnya dapat berani mengambil langkah anti- sipatif ini. Dampak larangan mudik memang terasa pahit se- cara sosial dan ekonomi, tetapi langkah antisipatif itu merupa- kan jalan terbaik untuk meng- antisipasi situasi yang jauh lebih buruk terjadi. Jangan sampai bangsa ini terlambat dan terke- jut melihat pemburukan situasi akibat minim antisipasi. Selain sikap tegas dari peme- rintah, pemahaman terhadap bahaya mudik kali ini juga harus dimiliki oleh semua stake hol - ders, termasuk korporasi, unit usaha, hingga individu-indi- vidu yang mempekerjakan war- ga dari wilayah pedesaan (rural area). Upaya menahan keingin- an mudik harus disuarakan se- cara serentak oleh semua pihak untuk meneguhkan kesadaran masyarakat (public awareness). Di tengah ketidakpastian si- tuasi ini, keinginan untuk me- ngunjungi keluarga harus di- tunda terlebih dulu demi kese- lamatan dan keamanan keluar- ga masing-masing. Keamanan dan keselamatan keluarga ada- lah hal terpenting yang harus menjadi prioritas seluruh pi- hak. Demi keselamatan semua, tidak mudik kali ini merupakan pilihan terbaik yang harus dilak- sanakan oleh seluruh pihak se- cara bersama-sama. p “Saat semua menghilang, kau tetap setia menjaga, kau berkorban tanpa suara demi senyum yang lain. Saat semua tertidur, kau terjaga sepanjang waktu, lupakan lelah ragamu demi raga yang lain . Dunia telah tersenyum , melihat kau bertaruh nyawa tak pedulikan yang kau punya , demi raga yang lain . Engkau pahlawan dunia.... uplikan lagu yang membuat hati ter- getar itu menun- jukkan pengor- banan perawat, dokter, bidan, dan tenaga kesehatan di masa pandemi korona (Co- vid-19). Masih pada B ulan Ke- sehatan Dunia dan pada Hari Kesehatan Dunia 2020, lagu itu didedikasikan ke pada perawat dan bidan d engan mengusung tema Support Nurses and Mid- wives . Umumnya Hari Kesehatan Dunia penuh selebrasi, suka- ria pemberian hadiah un- tuk tenaga kesehatan ber- prestasi, pemberian bunga tanda sukacita. Namun Hari Kesehatan Dunia 2020 tampak lain. Tidak ada bu- nga dan tidak ada perlom- baan. Hari Kesehatan Dunia kali ini sangat sepi. Di luaran sangat sepi karena Pemba- tasan Sosial Berskala Besar (PSBB), tapi sebaliknya di ru- mah sakit bercucuran air mata serta keringat dan pi- kiran penuh harap un- tuk kesembuhan pa- sien. Bunyi alat ven- tilator detik demi detik terdengar mencekan, begi- tu pula saat mele- pas pasien menghadap Ilahi. Kondisi ini menjadi tangisan dalam kesunyian, tetapi seba- liknya senyum pun terkembang bersama ketika melepas pasien kembali sehat kepada keluarga. Support Nurses and Midwives sebagai tema Hari Kesehatan Dunia 2020 sejatinya merupa- kan penghargaan bagi dedikasi perawat dan bidan yang men- jadi frontline di bidang kesehat- an, di samping tenaga medis lainnya. Di Amerika Serikat, perawat dipilih sebagai profesi paling tepercaya selama 14 ta- hun berturut-turut, menurut pol ling Gallup tahunan. Di Aus- tralia dan Jepang, perawat me- rupakan profesi paling diper- caya dengan 96% dan 90% dari total responden. Inggris juga memiliki situasi serupa, yaitu 93% dari 1.019 partisipan war- ga Inggris mengatakan bahwa perawat akan selalu mengata- kan hal yang benar. Kemudian diikuti dokter dan guru dengan persentase 91% dan 88. Me- ngapa perawat merupakan orang yang dipercaya, karena perawat melakukan paling ba- nyak kontak dengan pasien di rumah sakit dan membantu memenuhi kebutuhan pasien. Bagaimana di Indonesia? Sesuai dengan UU No 36 Tahun 2014, tidak ada lagi istilah para- medis atau suster yang sering disampaikan oleh masyarakat yang tidak paham makna suatu profesi. UU Keperawatan No 38 Tahun 2014 menyampaikan bahwa keperawatan adalah ke- giatan pemberian asuhan kepa- da individu, keluarga, kelom- pok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Walau sudah ada dalam undang-undang, sering kali tenaga kesehatan selain dokter masih dianggap sebagai pem- bantu dokter. Sebutan parame- dis yang mengarah pada pem- bantu dokter sering dilontar- kan. Selama ini gap penghar- gaan baik secara materiil mau- pun nonmateriil banyak dirasa- kan oleh tenaga kesehatan lain- nya seperti sulitnya pengang- katan pegawai dan gaji yang ma- sih sangat minim. Di sisi yang lain, standar ak- reditasi RS sesuai dengan Per- menkes No 34 Tahun 2017 su- dah mencanangkan adanya asuhan interkolaborasi. Inter- kolaborasi profesional merupa- kan pola pelayanan kesehatan yang paradigmanya berpusat kepada pasien. Permenkes No 11 Tahun 2017 tentang Kesela- matan Pasien juga menuntun tiap profesi agar punya peran dan fungsi serta melalui kerja sama kolaborasi semua profesi bahu-membahu membantu un- tuk kesembuhan pasien. Secara standar sudah sangat bagus walau kendala di lapangan ma- sih banyak terjadi. Awal tahun 2020 kita men- dapatkan kado korona. Kado terbesar yang harusnya dapat membuka mata hati, membuka esensi pelayanan pasien yang tidak hanya bisa dilaksanakan oleh satu profesi. Kalau hanya perawat saja yang ada dan tidak ada dokter atau profesi lain, maka tidak ada juga pelayanan. Demikian juga sebaliknya tanpa ada perawat tidak akan ada yang memonitor perkembangan he- modinamik, melakukan peng- hisapan lendir pasien, dan membantu kebutuhan dasar serta hajat lainnya. Korona memberikan pelajaran berhar- ga dan menundukkan diri bah- wa kita adalah tim yang saling menguatkan untuk kesembuh- an pasien. Yang juga penting adalah menguatkan agar semua tim selamat dan sehat, tidak bertumbangan satu per satu. Korona juga membawa ha- diah, yaitu kita dibukakan mata batinnya bahwa tidak hanya tenaga kesehatan saja yang ber- peran, tetapi ada back bone pen- dukung yang sangat penting seperti cleaning service, bagian laundry, health assistance, sopir ambulans, transporter, bagian sarana-prasarana serta admi- nistrasi dan keuangan. Bisa di- bayangkan tanpa ada cleaning service , ruangan akan kotor dan bisa dibayangkan juga bagaima- na sibuknya tenaga di laundry yang harus membersihkan dan menyiapkan laken agar semua fasilitas tersebut bisa diguna- kan kembali dalam kondisi aman dan tidak tercemar. Ya, korona juga mengha- diahi bagian sarana-prasarana untuk menyiapkan ruangan, memodifikasi ruangan yang awalnya adalah ruang umum menjadi ruangan negatif yang kompatibel terhadap pasien infeksius. Dalam hitungan hari mereka ditarget, semua harus siap alat perlindungan diri (APD), lingkungan harus siap. Tidak terbayangkan bagaimana bagian keuangan memutar dan mengecek klaim, mengecek angka-angka untuk keperluan pelayanan. Mungkin mere- ka tidak tampak, tetapi mereka juga berpeluh mendukung pela- yanan. Korona juga memberikan hadiah terbesar bagi manajemen karena mereka yang bertanggung jawab pada kesiap- an ruangan, sumber daya, metode, dan sa- rana-prasarana. Mere- ka berpikir dan berbuat. Yang dipesankan adalah nilai kemanusiaan, menolong dan mengatasi gelombang kesedih- an ketika ada staf yang mulai terpapar, tetapi pelayanan ha- rus tetap jalan dan semua saling bergandeng tangan untuk me- laksanakan pelayanan yang terbaik. Lalu apa hadiah korona ke- pada pemerintah? Biasanya di Hari Kesehatan Dunia ada ha- diah untuk insan tenaga kese- hatan, dan di tahun ini adalah didedikasikan kepada perawat serta bidan sebagai frontline pe- layanan. Hadiah fisik tidak ada, tetapi korona menjadi hadiah terbesar yang harus menyadar- kan bahwa insan kesehatan se- muanya punya peran penting dalam pelayanan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan- nya. Korona sudah memberi- kan hadiah ini, lalu setelah koro- na pergi adakah hadiah yang lain? Harapan besar bagi insan kesehatan yang belum diang- kat, yang masih menjadi tenaga kontrak untuk mendapatkan sisi penghargaan. Mereka ada- lah pahlawan, pahlawan yang tidak punya pistol dan pedang. Mereka pahlawan yang sesung- guhnya. p SELASA 21 ApriL 2020 Opini 4 ampak ekonomi akibat virus korona (Covid-19) tak terbendung lagi. Di banyak tempat, makin mudah kita jumpai orang kehilangan pekerjaan. Sebagian lagi terpaksaharusdirumahkan,gajidipotongataubahkan ditunda yang tak pasti kapan akan dibayarkan. Tetang- ga, kawan dekat, bahkan saudara kita banyak yang sudah mengalami ujian berat hidupnya seperti itu. Dampak ini belum jelas kapan akan berhenti. Antisipasi pe- merintah dengan stimulus ekonomi, pemberian bantuan langsung tunai lewat Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, bantuansembakokhusus,bantuansosialdanadesa,dansebagainya belum berefek banyak. Di jalan-jalan perumahan elite makin banyak pengemis dadakan muncul. Di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Maret lalu nyaris tak ada pengemis yang berani meminta-minta di tepi jalan. Namun pada medio April ini kita sangat tercengang lantaranjumlahpengemissetiaphariterusbertambah.Lebihkurang 100 pengemis, termasuk mereka yang menyertakan anak-anak bayinya, rutin meminta uluran tangan pemakai jalan di kawasan ini. Tak jauh beda, pemandangan serupa juga terlihat di kawasan perumahan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Bahkan di Jalan Su- dirman, Jakarta Pusat, yang notabene kawasan paling elite di In- donesia dan dekat dari Istana Negara, pemandangan serupa bu- kan hal asing lagi. Mereka umumnya dengan gerobak ala kadar- nya berdiri di tepi jalan sambil berharap kebaikan orang lain. Gambaran di daerah-daerah juga sama. Memilukan. Tapi itulah kenyataannya, kemiskinan benar- benar sudah ada di dekat kita. Tak hanya tetangga, teman atau saudara, sangat mungkin kemiskinan sewaktu-waktu juga bisa menimpa kita. Bahkan diprediksi akan ada 8,5 juta warga miskin baru dari efek Covid-19. Ini tentu bukan untuk menakut-nakuti. Justru fakta ini harus dijadikan kewaspadaan bahwa perekono- mian bangsa Indonesia benar-benar dalam titik yang tidak aman. Kemiskinan dan pengangguran sudah saatnya jangan hanya jadi jargon politik atau pemanis kebijakan. Sangat mahal risiko- nya. Di banyak tempat, hari-hari ini pun kita makin sering meli- hat berita tentang aksi kejahatan, baik perampokan toko, pen- curian dengan kekerasan atau yang lainnya. Tentu sebagian besar kejahatan itu bagian dari efek kemiskinan ini. Pemerintah memang telah bekerja. Namun di banyak tempat, kebijakan penyelamatan ekonomi warga ini masih diliputi masalah. Dari soal pendataan yang tak rapi hingga besaran bantuan yang sa - ngat sedikit yang ujungnya memicu kekecewaan. Rakyat pantas ma - rahdankecewa.KarenadampakpalingbesardariCovid-19iniadalah masyarakat kalangan bawah. Hidup mereka umumnya pas-pasan. Artinya, ketika hari-hari ini tak memiliki mata pencaharian, tentu merekadihadapkanpadakebingunganluarbiasa.Belumlagijikaada kebutuhan yang mendadak seperti untuk berobat, pemakaman saudara, dan sebagainya, tentu makin pusing tak keruan. Di sisi lain celah-celah kekurangan di lapangan ini harus cepat direspons pemerintah. Di saat krisis seperti ini aparat juga jangan bekerja terlalu prosedural. Selain lambat merespons masalah di lapangan yang kian berkembang, hal ini akan menunjukkan seolah pemerintah makin menyepelekan dan tak berdaya. Dalam kondisi seperti itu sudah saatnya pemerintah menunjukkan benar-benar hadir dan bertanggung jawab atas nasib yang dialami rakyatnya. Lebih dari itu, fenomena kemiskinan ini juga patut menjadi keprihatinan kita bersama. Sangat sulit rasanya di tengah beban berat ini, tugas hanya dibebankan kepada pemerintah. Seberapa pun besar anggaran yang akan dikucurkan pemerintah, seperti PKH yang dilipatkan dari Rp29,13 triliun menjadi Rp37,4 triliun maupun penambahan sasaran penerima, tak akan sepenuhnya mampu mengatasi kemiskinan. Sebaliknyarakyatyangekonominyamasihtergolongmampujuga saatnya harus peka. Setidaknya masing-masing dari kita peka terha - daptetangga,kawanatausaudaraterdekat.Berikanlahsegerabantu - an semampu kita. Kita pun patut mengapresiasi sejumlah orang dan kalanganyangsudahmemulailangkahsepertiini.Strategilainseperti program pendistribusian zakat fitrah yang akan dipercepat atau tak harus dilakukan pada akhir Ramadan juga sebuah ijtihad positif. Kesadaran sosial (social awareness ) atas krisis ini harus dilahir- kan karena kita ini memiliki nilai-nilai luhur kemanusiaan. Ja- ngan sampai virus Covid-19 justru mematikan nilai-nilai agung anugerah Tuhan itu. Jika kesadaran bersama ini ada, tentu hal itu akan cukup efektif untuk mengatasi ancaman kemiskinan lebih parah yang sangat mungkin terjadi di sekitar kita. p DR RR TUTIK SRI HARIYATI, SKP, MARS Kemiskinan Makin Nyata di Sekitar Kita Tajuk D Dosen Ilmu Keluarga & Konsumen Institut Pertanian Bogor (IPB) YULINA EVA RIANY C P Korona sudah memberikan hadiah di hari Kesehatan Dunia, lalu setelah korona pergi adakah hadiah yang lain? Harapan besar bagi insan kesehatan yang belum diangkat, yang masih menjadi tenaga kontrak untuk mendapatkan sisi penghargaan. Korona Hadiah Terbesar di Hari Kesehatan Dunia Associate Professor Fakultas Ilmu Keperawatan Indonesia Universitas Indonesia, Komite Keperawatan RS-UI Upaya menahan keinginan mudik harus disuarakan secara serentak oleh semua pihak untuk meneguhkan kesadaran masyarakat (public awareness). Larangan Mudik untuk Keselamatan Publik

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SELASA 21 ApriL 2020 Ta K H H K D - SIPAKARIL

enyebaran infeksiCoronavirus Di sease(Covid-19) se ma -kin menunjukkantren yang meng -kha watir kan. Me -lihat pengalaman

da ri sejumlah negara, laju per -kem bangan infeksi Covid-19 di -dorong oleh masih bebasnyamo bilitas manusia dan tidakketatnya pelaksanaan social andphysical distancing yang di ang -gap sebagai metode paling efek -tif untuk menekan per tam bah -an laju infeksi. Momentum ini seharusnya

menjadi perhatian serius bagipemerintah pusat dan daerahuntuk segera mengambil ke bi -jak an yang tegas (decisive policy)se bagai upaya untuk me mi ni -mal kan mobilitas warga demimen cegah terjadinya peny e bar -an virus korona secara masif.Ter kait dengan hal tersebut, ke -bijakan “pelarangan mudik” se -cara ketat merupakan pilihanyang lebih tepat dibandingkandengan kebijakan yang lebihlunak, yaitu berupa anjuranatau imbauan. Larangan ini per -lu diambil untuk meng an ti si pa -si efek domino yang jauh lebihfa tal bagi keselamatan dan ke -amanan publik. Sebagaimana diketahui, mu -

dik atau tradisi pulang kam pungtelah menjadi budaya ta hunanyang melekat dalam ma syarakatmuslim urban men jelang hariRaya Idul Fitri atau Lebaran tibadi Indonesia. Data riset Badan

Penelitian dan Pe ngembanganKementerian Per hubungan(2019) tentang per ge rakan war -ga saat menjelang Le baran me -nun jukkan bahwa di wilayah Ja -bo detabek saja mo bilitas wargaselama mudik Le baran bisa me li - batkan 14,9 juta orang dari jum -lah total 33,7 juta warga di wila -yah Jabodetabek. Hal ini me -nunjukkan bahwa ada seki tar44,1% warga Ja bo de ta bek yangbergerak dari wilayah per ko taankembali ke kampung ha lamanmereka untuk mudik Lebaran. Dari jumlah total tersebut,

sebagian besar tujuan pemudikasal Jabodetabek adalah me -nya sar wilayah Jawa Tengah(37,6%), Jawa Barat (24,8%),dan Jawa Timur (11,14%). Se -men tara pergerakan masya ra -kat di luar wilayah Jawa juga di -prediksi melibatkan banyakwar ga yang mayoritas memilihmenggunakan layanan trans -por tasi publik seperti bus, kere -ta api, dan pesawat bertarif mu -rah (low-cost airfare). Artinya,besarnya jumlah mobilitas war -ga dengan menggunakan trans -por tasi publik saat mudik ber -po tensi menjadi media pe nye -bar an virus dalam skala masifdan tidak terkendali. Selama ini, wilayah per ko ta -

an seperti Jakarta dan Surabayatelah menjadi episenter pe nye -baran virus Covid-19. Sebab,kota-kota besar itu merupakanwilayah transit sekaligus pe mu -kiman warga yang memiliki his -tori perjalanan luar negeri dan

daerah tujuan pengiriman ko -mo ditas barang ekspor-impor.Be lajar dari pengalaman be be -rapa negara seperti China, Ko -rea Selatan, dan Italia, wilayah-wi layah episenter itu harus di -ba tasi dan ditekan ruang per -gerakannya (social mobili za -tion containment) se hing -ga dapat me mi ni ma li -sasi pe nyebaran vi -rus se cara masif. Jika lang -

kah antisi -

pa si itu ti -dak diambil,tra disi mudikyang selama ini di -ang gap sebagai mo -men tum peningkatanper tum buhan ekonomi na - sio nal, justru berpotensi men -jadi “bu me rang” yang meng han -cur kan fon dasi ekonomi nasio -nal da lam jangka panjang, se ti -dak nya satu hingga dua tahun kedepan. Hal ini karena pe nye bar anvirus dari wilayah perkotaan kepe de saan berarti akan mem per -luas wilayah ’zona merah’ pan de -mi penyebaran Covid-19. Selain itu, perluasan zona

merah yang tidak terkontrol inijuga hampir pasti diikuti oleh

ke tidakmampuan otoritas dae -rah untuk menangani situasiakibat keterbatasan berbagaifa silitas kesehatan, termasukterbatasnya jumlah tenaga me -dis, jumlah stok alat pe lin dungdiri (APD), obat-obatan, hinggafasilitas kesehatan publiklain nya. Jika keterbatasanka pa si tas dan fasilitaskesehatan publik didaerah tidakmam pu me -ngim bangi

t i n g g i -nya laju pe -

nye bar an vi -rus, masalah ke se -

hatan publik ber po -tensi men jalar menjadimasalah yang le bih besar

terkait dengan kri sis eko nomiakut di level lokal maupun na -sio nal. Karena itu, jika peme -rintah masih mem per tim bang -kan masa depan eko nomi ne -gara dalam jangka panjang,langkah-langkah an ti si patifuntuk menekan mo bi li tas war -ga harus segera diambil se belum’tsunami infeksi’ dan ’tragedikemanusiaan’ terjadi danmeng hancurkan sendi-sendiper ekonomian bangsa ini.

Jangan Sampai Terlambat Hadirnya sikap tegas dan ke -

bijakan publik yang tidak ber -sayap ini mensyaratkan ke pe -mimpinan yang kuat, berani,dan tidak gagap (assertiveleader ship). Jangan sampai pe -me rintah menyepelekan situasiini lagi, sebagaimana yang ter -jadi di fase-fase awal menyikapisituasi pandemi ini. Pemerintah Indonesia harus

belajar dari apa yang terjadi diAmerika Serikat (AS), di manapemerintahan Presiden DonaldTrump yang sejak awal bersikapabai, menyederhanakan per -soalan dan terlalu percaya dirimenghadapi situasi pandemiini sehingga tidak ada langkah-langkah antisipatif yang ber -arti. Akibatnya, per 27 Maretlalu, tren penyebaran pandemiCovid-19 di AS telah melampauiChina dan Italia. Kini, AS telah menjadi epi -

senter baru bagi pandemi Co -vid-19 di tingkat dunia denganjumlah kasus infeksi mencapai85.000 warga. Jumlah korbanjuga telah mencapai 1.300 war -ga dan berpotensi bertambahjika tidak ditangani secara cepatdan tepat. Menurut sejumlahpakar dari Center of SustainableDevelopment, Columbia Univer -sity dan Institute of Health Met -rics and Evaluation University ofWashington, penyebab utamatingginya angka positif Covid-19 di AS tersebut berakar darikebijakan Presiden Trump yangdinilai terlambat bersikap da -

lam menghadapi wabah virusini (CNN , 27/03/2020). Untuk itu, belajar dari pe -

ngalaman di AS, PemerintahIndonesia seharusnya dapatberani mengambil langkah an ti -si patif ini. Dampak laranganmu dik memang terasa pahit se -cara sosial dan ekonomi, tetapilangkah antisipatif itu me ru pa -kan jalan terbaik untuk meng -antisipasi situasi yang jauh lebihburuk terjadi. Jangan sampaibangsa ini terlambat dan ter ke -jut melihat pemburukan situasiakibat minim antisipasi. Selain sikap tegas dari pe me -

rintah, pemahaman terhadapbahaya mudik kali ini juga harusdi miliki oleh semua stake hol -ders, termasuk korporasi, unitusa ha, hingga individu-indi -vidu yang mempekerjakan war -ga dari wilayah pedesaan (ruralarea). Upaya menahan ke ingin -an mudik harus disuarakan se -cara serentak oleh semua pihakuntuk meneguhkan kesadaranmasyarakat (public awareness).Di tengah ketidakpastian si -tuasi ini, keinginan untuk me -ngunjungi keluarga harus di -tunda terlebih dulu demi ke se -lamatan dan keamanan ke luar -ga masing-masing. Keamanandan keselamatan keluarga ada -lah hal terpenting yang harusmenjadi prioritas seluruh pi -hak. Demi keselamatan semua,tidak mudik kali ini merupakanpilihan terbaik yang harus di lak -sanakan oleh seluruh pihak se -cara bersama-sama. p

“Saat semua menghilang, kautetap setia menjaga, kauberkorban tanpa suara demisenyum yang lain. Saat semuatertidur, kau terjaga sepanjangwaktu, lupakan lelah ragamudemi raga yang lain . Dunia telahtersenyum , melihat kaubertaruh nyawa tak pedulikanyang kau punya , demi raga yanglain . Engkau pahlawan dunia....”

uplikan lagu yangmembuat hati ter -getar itu menun -juk kan pengor -ban an perawat,dok ter, bidan, dantenaga kesehatan

di masa pandemi korona (Co -vid-19). Masih pada B ulan Ke -se hatan Dunia dan pada HariKe sehatan Dunia 2020, lagu itudidedikasikan ke pada perawatdan bidan d engan mengusungte ma Support Nurses and Mid -wives . Umumnya Hari Kesehatan

Dunia penuh selebrasi, su ka -ria pemberian hadiah un -tuk tenaga kesehatan ber -pres tasi, pemberian bungatanda sukacita. NamunHari Ke se hat an Dunia 2020tampak lain. Tidak ada bu -nga dan ti dak ada per lom -baan. Hari Ke se hatan Duniakali ini sangat sepi. Di luaransangat sepi ka rena Pem ba -tasan Sosial Ber skala Besar(PSBB), tapi se ba lik nya di ru -mah sakit bercucuran airmata serta keringat dan pi -kiran penuh harap un -tuk kesembuhan pa -sien. Bunyi alat ven -ti la tor detik demide tik terdengarmen ce kan, be gi -tu pula saat me le -pas pasien menghadap Ilahi.Kondisi ini menjadi tangisandalam ke su nyian, tetapi se ba -liknya se nyum pun terkembangber sa ma ketika melepas pasienkem bali sehat kepada keluarga.

Support Nurses and Midwivessebagai tema Hari KesehatanDu nia 2020 sejatinya me ru pa -kan penghargaan bagi dedikasiperawat dan bidan yang men -jadi frontline di bidang kese hat -an, di samping tenaga medislain nya. Di Amerika Serikat,perawat dipilih sebagai profesipaling tepercaya selama 14 ta -hun berturut-turut, menurutpol ling Gallup tahunan. Di Aus -tra lia dan Jepang, perawat me -ru pakan profesi paling diper -caya dengan 96% dan 90% darito tal responden. Inggris jugamemiliki situasi serupa, yaitu93% dari 1.019 partisipan war -

ga Inggris mengatakan bahwape rawat akan selalu menga ta -kan hal yang benar. Kemudiandi ikuti dokter dan guru denganper sentase 91% dan 88. Me -ngapa perawat merupakanorang yang dipercaya, karenape rawat melakukan paling ba -nyak kontak dengan pasien dirumah sakit dan membantume menuhi kebutuhan pasien. Bagaimana di Indonesia?

Sesuai dengan UU No 36 Tahun2014, tidak ada lagi istilah pa ra -medis atau suster yang seringdi sampaikan oleh masyarakatyang tidak paham makna suatuprofesi. UU Keperawatan No 38Tahun 2014 menyampaikanbah wa keperawatan adalah ke -giatan pemberian asuhan ke pa -da individu, keluarga, ke lom -pok, atau masyarakat, baik

da lam keadaan sakit maupunsehat. Walau sudah ada dalamundang-undang, sering kalitenaga kesehatan selain doktermasih dianggap sebagai pem -bantu dokter. Sebutan para me -dis yang mengarah pada pem -bantu dokter sering dilontar -kan. Selama ini gap peng har -gaan baik secara materiil mau -pun nonmateriil banyak di ra sa -kan oleh tenaga kesehatan lain -nya seperti sulitnya pengang -katan pegawai dan gaji yang ma -sih sangat minim. Di sisi yang lain, standar ak -

reditasi RS sesuai dengan Per -menkes No 34 Tahun 2017 su -dah mencanangkan adanyaasuh an interkolaborasi. Inter -ko laborasi profesional meru pa -

kan pola pelayanan kesehatanyang paradigmanya berpusatke pada pasien. Permenkes No11 Tahun 2017 tentang Ke se la -matan Pasien juga menuntuntiap profesi agar punya perandan fungsi serta melalui kerjasama kolaborasi semua profesibahu-membahu membantu un -tuk kesembuhan pasien. Secarastandar sudah sangat baguswalau kendala di lapangan ma -sih banyak terjadi. Awal tahun 2020 kita men -

dapatkan kado korona. Kadoterbesar yang harusnya dapatmembuka mata hati, membukaesensi pelayanan pasien yangtidak hanya bisa dilaksanakanoleh satu profesi. Kalau hanya

perawat saja yang ada dan tidakada dokter atau profesi lain,maka tidak ada juga pelayanan.Demikian juga sebaliknya tanpaada perawat tidak akan ada yangmemonitor perkembangan he -mo dinamik, melakukan peng -hi sapan lendir pasien, danmem bantu kebutuhan dasarserta hajat lainnya. Koronamem berikan pelajaran ber har -ga dan menundukkan diri bah -wa kita adalah tim yang salingmenguatkan untuk kesem buh -an pasien. Yang juga pentingadalah menguatkan agar semuatim selamat dan sehat, tidakber tumbangan satu per satu. Korona juga membawa ha -

diah, yaitu kita dibukakan matabatinnya bahwa tidak hanyatenaga kesehatan saja yang ber -peran, tetapi ada back bone pen -dukung yang sangat pentingseperti cleaning service, bagianlaundry, health assistance, sopirambulans, transporter, bagiansarana-prasarana serta ad mi -nis trasi dan keuangan. Bisa di -bayangkan tanpa ada cleaning

service , ruangan akan kotor danbisa dibayangkan juga bagai ma -na sibuknya tenaga di laundryyang harus membersihkan danmenyiapkan laken agar semuafasilitas tersebut bisa di gu na -kan kembali dalam kondisiaman dan tidak tercemar.

Ya, korona juga meng ha -diahi bagian sarana-prasaranauntuk menyiapkan ruangan,memodifikasi ruangan yangawalnya adalah ruang umummenjadi ruangan negatif yangkompatibel terhadap pasieninfeksius. Dalam hitungan harimereka ditarget, semua harussiap alat perlindungan diri(APD), lingkungan harus siap.Tidak terbayangkan bagaimanabagian keuangan memutar danmengecek klaim, mengecekangka-angka untuk keperluanpelayanan. Mungkin me re -ka ti dak tampak, tetapimereka juga berpeluhmendukung pe la -yanan.

Korona jugam e m b e r i k a nhadiah terbesarbagi manajemenkarena merekayang bertanggungjawab pada kesiap -an ruangan, sumberdaya, metode, dan sa -rana-prasarana. Me re -

ka berpikir dan berbuat.Yang dipesankan adalah nilai

kemanusiaan, menolong danmengatasi gelombang kese dih -an ketika ada staf yang mulaiter papar, tetapi pelayanan ha -rus tetap jalan dan semua salingbergandeng tangan untuk me -laksanakan pelayanan yangterbaik. Lalu apa hadiah korona ke -

pa da pemerintah? Biasanya diHari Kesehatan Dunia ada ha -diah untuk insan tenaga ke se -hatan, dan di tahun ini adalahdidedikasikan kepada perawatserta bidan sebagai frontline pe -la yanan. Hadiah fisik tidak ada,te tapi korona menjadi hadiahter besar yang harus me nya dar -kan bahwa insan kesehatan se -muanya punya peran pentingdalam pelayanan sesuai dengankom petensi dan kewe nang an -nya. Korona sudah mem be ri -kan hadiah ini, lalu setelah ko ro -na pergi adakah hadiah yanglain? Harapan besar bagi insankesehatan yang belum di ang -kat, yang masih menjadi tenagakontrak untuk mendapatkansisi penghargaan. Mereka ada -lah pahlawan, pahlawan yangtidak punya pistol dan pedang.Mereka pahlawan yang se sung -guhnya. p

SELASA 21 ApriL 2020Opini 4

ampak ekonomi akibat virus korona (Covid-19) takterbendung lagi. Di banyak tempat, makin mudah kitajumpai orang kehilangan pekerjaan. Sebagian lagiterpaksa harus dirumahkan, gaji dipotong atau bahkanditunda yang tak pasti kapan akan di ba yar kan. Tetang -ga, kawan dekat, bahkan saudara kita banyak yangsudah mengalami ujian berat hidupnya seperti itu.

Dampak ini belum jelas kapan akan berhenti. Antisipasi pe -merintah dengan stimulus ekonomi, pemberian bantuan lang sungtunai lewat Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sem ba ko,bantuan sembako khusus, bantuan sosial dana desa, dan se ba gai nyabelum berefek banyak. Di jalan-jalan perumahan elite makin banyakpengemis dadakan muncul. Di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan,Maret lalu nyaris tak ada pengemis yang berani meminta-minta ditepi jalan. Namun pada medio April ini kita sangat ter ce nganglantaran jumlah pengemis setiap hari te rus bertambah. Lebih kurang100 pengemis, termasuk mereka yang menyertakan anak-anakbayinya, rutin meminta uluran ta ngan pemakai jalan di ka wasan ini. Tak jauh beda, pemandangan serupa juga terlihat di kawasan

perumahan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Bahkan di Jalan Su -dir man, Jakarta Pusat, yang notabene kawasan paling elite di In -donesia dan dekat dari Istana Negara, pemandangan serupa bu -kan hal asing lagi. Mereka umumnya dengan gerobak ala ka dar -nya berdiri di tepi jalan sambil berharap kebaikan orang lain.Gam baran di daerah-daerah juga sama. Memilukan. Tapi itulah kenyataannya, kemiskinan benar-

benar sudah ada di dekat kita. Tak hanya tetangga, teman atausaudara, sangat mungkin kemiskinan sewaktu-waktu juga bisame nimpa kita. Bahkan diprediksi akan ada 8,5 juta warga miskinbaru dari efek Covid-19. Ini tentu bukan untuk menakut-nakuti.Jus tru fakta ini harus dijadikan kewaspadaan bahwa per eko no -mian bangsa Indonesia benar-benar dalam titik yang tidak aman. Kemiskinan dan pengangguran sudah saatnya jangan hanya

jadi jargon politik atau pemanis kebijakan. Sangat mahal risi ko -nya. Di banyak tempat, hari-hari ini pun kita makin sering me li -hat berita tentang aksi kejahatan, baik perampokan toko, pen -curian dengan kekerasan atau yang lainnya. Tentu sebagian besarkejahatan itu bagian dari efek kemiskinan ini. Pemerintah memang telah bekerja. Namun di banyak tempat,

kebijakan penyelamatan ekonomi warga ini masih diliputi ma sa lah.Dari soal pendataan yang tak rapi hingga besaran ban tu an yang sa -ngat sedikit yang ujungnya memicu kekecewaan. Rak yat pantas ma -rah dan kecewa. Karena dampak paling besar dari Covid-19 ini adalahmasyarakat kalangan bawah. Hidup mereka umumnya pas-pasan.Artinya, ketika hari-hari ini tak memiliki mata pencaharian, tentumereka dihadapkan pada kebingungan luar biasa. Belum lagi jika adakebutuhan yang mendadak seperti untuk berobat, pemakamansaudara, dan sebagainya, tentu makin pusing tak keruan. Di sisi lain celah-celah kekurangan di lapangan ini harus cepat

direspons pemerintah. Di saat krisis seperti ini aparat juga janganbekerja terlalu prosedural. Selain lambat merespons masalah dilapangan yang kian berkembang, hal ini akan menunjukkan se olahpemerintah makin menyepelekan dan tak berdaya. Dalam kon disiseperti itu sudah saatnya pemerintah menunjukkan benar-benarhadir dan bertanggung jawab atas nasib yang di alami rakyatnya. Lebih dari itu, fenomena kemiskinan ini juga patut menjadi

keprihatinan kita bersama. Sangat sulit rasanya di tengah bebanberat ini, tugas hanya dibebankan kepada pemerintah. Seberapapun besar anggaran yang akan dikucurkan pemerintah, sepertiPKH yang dilipatkan dari Rp29,13 triliun menjadi Rp37,4 triliunmaupun penambahan sasaran penerima, tak akan sepenuhnyamampu mengatasi kemiskinan. Sebaliknya rakyat yang ekonominya masih tergolong mampu juga

saat nya harus peka. Setidaknya masing-masing dari kita peka ter ha -dap tetangga, kawan atau saudara terdekat. Beri kan lah segera ban tu -an semampu kita. Kita pun patut mengapresiasi sejumlah orang dankalangan yang sudah memulai langkah se per ti ini. Strategi lain sepertiprogram pendistribusian zakat fit rah yang akan dipercepat atau takharus dilakukan pada akhir Ra madan juga sebuah ijtihad positif. Kesadaran sosial (social awareness ) atas krisis ini harus di la hir -

kan karena kita ini memiliki nilai-nilai luhur kemanusiaan. Ja -ngan sampai virus Covid-19 justru mematikan nilai-nilai agunganugerah Tuhan itu. Jika kesadaran bersama ini ada, tentu hal ituakan cukup efektif untuk mengatasi ancaman kemiskinan lebihpa rah yang sangat mungkin terjadi di sekitar kita. p

DR RR TUTIK SRI HARIYATI, SKP, MARS

Kemiskinan MakinNyata di Sekitar Kita

Tajuk

D

Dosen Ilmu Keluarga & KonsumenInstitut Pertanian Bogor (IPB)

YULINA EVA RIANY

C

P

Korona sudah mem be ri kan hadiah

di hari KesehatanDunia, lalu setelah

ko ro na pergiadakah hadiah yanglain? Harapan besar

bagi insankesehatan yangbelum di ang kat,

yang masih menjaditenaga kontrak

untuk mendapatkansisi penghargaan.

Korona Hadiah Terbesar di Hari Kesehatan Dunia

Associate Professor Fakultas IlmuKeperawatan Indonesia Universitas Indonesia,

Komite Keperawatan RS-UI

Upaya menahan ke ingin an mudikharus disuarakan

se cara serentak olehsemua pihak untuk

meneguhkankesadaran

masyarakat (public awareness).

Larangan Mudik untuk Keselamatan Publik