h a k e k a t.doc

65
H A K E K A T PENAFSIRAN TENTANG “ TA’AWUDJZ” Artinya : “Aku Berlindung Kepada Allah dari Godaan Syaetan Yang Terkutuk” Jika kita lihat dari sudut pandang Syareat dan Tarekat, dimana kita mempelajari Syareat yaitu mengenai Tata Hukum dan Tarekat yaitu Jalan atau Cara untuk mencapai tujuan (yang di-Ridhoi Allah SWT), maka sekarang di Bab Hakekat kita akan membicarakan “Kebenaran” yang hakiki karena segala sesuatu datangnya atau sumbernya dari Allah baik itu yang baik maupun yang buruk (jelek), disini kita diberikan kebebasan untuk memilih jalan yang akan kita tempuh. Pada Hakekatnya Nafsu yang ada pada diri manusia itu terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu : 1. Nafsu Yang Jelek (AL-TAHALI) 2. Nafsu Yang Baik (AL-TAKHALI) Adapun didalam Nafsu Yang Jelek tersebut terbagi lagi menjadi 4 (empat) bagian adalah sebagai berikut : 1. Nafsu Amarah 2. Nafsu Lawwamah 3. Nafsu Syawiyah 4. Nafsu Mulahamah Dan Nafsu Yang Baik terbagi juga menjadi 4 (empat) bagian yaitu : 1. Nafsu Mutmainah 2. Nafsu Rhodiah

Upload: aboet74

Post on 12-Sep-2015

259 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

H A K E K A T

PENAFSIRAN TENTANG TAAWUDJZ

Artinya :Aku Berlindung Kepada Allah dari Godaan Syaetan Yang TerkutukJika kita lihat dari sudut pandang Syareat dan Tarekat, dimana kita mempelajari Syareat yaitu mengenai Tata Hukum dan Tarekat yaitu Jalan atau Cara untuk mencapai tujuan (yang di-Ridhoi Allah SWT), maka sekarang di Bab Hakekat kita akan membicarakan Kebenaran yang hakiki karena segala sesuatu datangnya atau sumbernya dari Allah baik itu yang baik maupun yang buruk (jelek), disini kita diberikan kebebasan untuk memilih jalan yang akan kita tempuh.Pada Hakekatnya Nafsu yang ada pada diri manusia itu terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :1.Nafsu Yang Jelek (AL-TAHALI)2.Nafsu Yang Baik (AL-TAKHALI)Adapun didalam Nafsu Yang Jelek tersebut terbagi lagi menjadi 4 (empat) bagian adalah sebagai berikut :1.Nafsu Amarah2.Nafsu Lawwamah3.Nafsu Syawiyah4.Nafsu MulahamahDan Nafsu Yang Baik terbagi juga menjadi 4 (empat) bagian yaitu :1.Nafsu Mutmainah2.Nafsu Rhodiah3.Nafsu Mardiyah4.Nafsu KamilahSelanjutnya mari kita bahas dan kita pelajari secara lebih mendalam yaitu nafsu-nafsu yang ada pada diri manusia satu persatu.I.NAFSU YANG JELEK (AL-TAHALI)I.1. NAFSU AMARAHNafsu Amarah yaitu Nafsu Bissu, Nafsu yang seringkali mendorong manusia untuk berbuat atau melakukan dosa dan kejahatan. Buanglah Nafsu Amarah Dalam Jiwa.Nafsu Amarah terbagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu :I.1.1. Al Hasut, seperti Syirik, Iri dan FitnahI.1.2. Asy Syahwat, seperti Jinah tidak pada maqomnya (tempatnya)I.1.3. Wal Harsu, seperti Loba, Tamak dan SerakahI.1.4. Al Buklu, seperti Kikir dan PelitBanyak sekali ayat-ayat dalam Al-Quran yang menyatakan tentang Ancaman Allah bagi manusia-manusia yang senantiasa mengikuti hawa nafsu amarah ini, antara lain :Firman Allah SWT dalam Surat Yusuf Ayat 53

ARTINYA :Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku, sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun Lagi Maha Penyeyang.Firman Allah SWT dalam Surat Al Qalam Ayat 44 45

ARTINYA :oAyat 44 : Maka serahkanlah (Ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Al-Quran) nanti Kami akan menarik mereka berangsur-angsur (kearah kebinasaan) dari arah yang mereka tidak ketahui.oAyat 45 : Dan Aku memberi tangguh kepada mereka, sesungguhnya rencana-Ku amat teguhFirman Allah SWT dalam Surat Al Maaidah Ayat 60

ARTINYA :Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.Firman Allah SWT dalam Surat Al - AraafAyat 182

ARTINYA :Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (kearah kebinasaan) dengan cara yang mereka tidak ketahui.I.2. NAFSU LAWWAMAHNafsu Lawwamah yaitu Hawa Nafsu yang sering menyesali diri, sebagaimana firman-firman Allah yang menyatakan tentang nafsu yang sering menyesali diri ini, antara lain :Firman Allah SWT dalam Surat Al Qiyaamah Ayat 1 2

ARTINYA :oAyat 1 : Aku bersumpah dengan Hari Kiamat.oAyat 2 : Dan Aku bersumpah dengan Jiwa Yang Amat Menyesali (dirinya Sendiri).Yang dimaksud dengan Ayat tersebut diatas, bila ia berbuat kebaikan maka ia juga akan menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia berbuat kejahatan.Nafsu Lawwamah ini terbagi 4 (empat) bagian, yaitu :1. Adz dzamu (Suka Mencela)2. Al Kibru (Sombong)3. Al Makar (Tertipu Perbuatan Amal)4. Al Ujubt (Memastikan Lebih Dahulu)I.2.1. Adz dzamu (Suka Mencela)Orang yang suka mencela biasanya dirinya lebih tercela dari pada orang yang dicelanya, untuk itu ingatlah kita sebagai manusia janganlah suka menjelekkan (mencela) orang lain tetapi justru kita harus berusaha menutupi Aib (kekurangan) orang lain.Firman Allah SWT dalam Surat Al Hujuraat Ayat 11

ARTINYA :Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokan) wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruknya panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah Iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.I.2.2. Al Kibru (Sombong)Janganlah kita terlalu bergembira dengan apa-apa yang telah kita dapati (capai) apalagi kegembiraan itu telah melampui batas seperti dengan kata Kalau Bukan Aku tentu tidak berhasil Karena Aku yang terbaik, hal-hal semacam inilah yang dapat menimbulkan Kesombongan, Takabur dan akhirnya menjadi lupa diri dan yang lebih parah lagi ia lupa kepada Sang Pencipta Yang Maha Tingga yaitu Allah SWT.Firman Allah SWT dalam Surat Al Hadiid Ayat 23

ARTINYA :(Kami jelaskan yang demikian itu) Supaya Kamu jangan berduka cita apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.I.2.3. Al Makar (Tertipu Perbuatan Amal)Kalau kita lihat dan kita rasakan, banyak sekali amal-amal manusia atau mungkin amal kita sendiri menjadi bias (sia-sia/kosong) karena ketidak-ikhlasan kita menjalaninya atau ingin mendapat pujian dan adalagi yang paling berbahaya yaitu, syaetan mewarnai para pemeluk agama Allah ini dengan berbagai upacara Bidah, Khurofat, Takhayul dan segala macam upacara yang mirip-mirip dengan agama.Didalam Hadist diriwayatkan oleh Muslim, Nasai, Turmudzi, Ibnu Majal yang bersumber dari Abu Hurairah R.A :Bahwa Rosullullah SAW berkata tentang tiga orang yang telah beramal namun amalnya sia-sia saja.Pertama ; Ada seorang yang mati di medan perang dan dia dikatakan mati syahid didalam membela kebenaran sampai mengorbankan jiwanya, tetapi itu semua setelah dihisab, amalnya tercerai oleh syaetan karena di dalam perjuangannya dia tidak ikhlas karena ingin mendapat pujian dan akhirnya ingin menjadi pahlawab yang besar.Kedua ; Orang yang Alim Quran, ilmunya telah sampai, pidatonya membuat semaraknya para pendengar, lancar lagi fasih tetapi setelah di hisab juga kosong amalnya, ini disebabkan karena dia ingin dimasyurkan orang lain.Ketiga ; Adalah seorang yang suka menolong kepada orang lain atau kepada orang yang membutuhkan, tetapi setelah di hisab juga kosong melompong amalnya ini disebabkan karena ia ingin dikatakan sebagai orang yang baik lagi dermawan.Demikianlah, sangat banyak manusia atau juga mungkin diri kita sendiri yang tertipu oleh amalnya sendiri karena segala hal yang telah diperbuatnya selalu mengharapkan pamrih, baik itu pamrih kepada manusia maupun kepada Allah. Pamrih kepada Allah disini maknanya bahwa segala sesuatu yang diperbuatnya itu hanya mengharapkan pahala saja, sementara Allah tidak berhitung atas apa-apa yang telah diberikan kepada manusia. Seindah-indahnya perbuatan di mata Allah hanyalah perbuatan yang hanya mengharapkan Ridho Allah semata sementara Pahala dan lain-lain-nya kita serahkan kepada Allah. Firman Allah dalam Surat Asy Syuura Ayat 20

ARTINYA :Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.Firman Allah dalam Surat Asy Syuura Ayat 21

ARTINYA :Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.Firman Allah dalam Surat Asy Syuura Ayat 23

ARTINYA :Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan". Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.I.2.4. Al Ujubt (Memastikan Lebih Dahulu)Manusia tidak dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang, apa yang akan diusahakan atau dikerjakannya besok atau apa yang akan diperolehnya, namun demikian mereka diwajibkan untuk berusaha.Firman Allah SWT dalam Surat Luqman Ayat 34

ARTINYA :Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.Al-Ujubt terbagi menjadi 5 (lima) sifat yang harus kita tinggalkan atau hindari antara lain, yaitu :a.Memastikan Kiamatb.Manusia tidak tahu apa yang terjadi besokc.Manusia tidak tahu umur dan ajalnyad.Manusia tidak tahu kandungan rahim seorang ibu (masa depan seorang anak)e.Manusia tidak tahu jodoh kita panjang atau pendekDari keterangan diatas itu semua adalah hak-hak Allah, dan kita sebagai manusia hanya wajib berusaha hasil dan tidaknya hanya Allah yang tahu kecuali orang-orang yang diberi petunjuk.I.3. NAFSU SYAWIYAHNafsu Syawiyah yaitu hawa nafsu yang seringkali menggambarkan suatu maksiat atau kehidupan menjadi indah dalam pandangan atau khayalan.Firman Allah SWT dalam Surat Yusuf Ayat 83

ARTINYA :Yakub berkata : Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan yang buruk itu, maka kesebaran itulah kesebaranku mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku ; Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana.Didalam Nafsu Syawiyah terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang harus kita tinggalkan, antara lain :1. Al Haqod (Dendam Dalam Hati)2. Al Kidzhu (Pembohong Dalam Perbuatan)3. Al Qibah (Gemar Menjelekkan Orang)4. Al Hawa (Keinginan Diluar Kemampuan)I.3.1. Al Haqod (Dendam Dalam Hati) Kita sebagai manusia dianjurkan untuk bersikap lapang dada, menerima segala sesuatu dengan Ridho Allah, dan janganlah kita bersikap dendam dalam Hati, karena sesungguhnya Allah memberikan kedudukan yang tinggi disisi-Nya bagi orang yang meninggalkan sifat dendam ini.Firman Allah SWT dalam Surat An Nisaa Ayat 149

ARTINYA :Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan / menyembunyikan / memanfaatkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf Lagi Maha Penguasa.I.3.2. Al Kidzhu (Pembohong Dalam Perbuatan)Pada hakekatnya kezhaliman itu bertitik tolak terhadap diri kita sendiri, seperti tidak jauhnya dengan lilin, dia (lilin) menerangi dengan cahayanya namun dirinya sendiri lumer seperti halnya manusia. Manusia gembar-gemborkan atau perintahkan pada orang lain untuk berbuat baik sementara dirinya sendiri tidak berbuat sesuai dengan apa yang dia ucapkan.Firman Allah SWT dalam Surat Az Zumar Ayat 32

ARTINYA :Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?.Firman Allah SWT dalam Surat Al Hadiid Ayat 14

ARTINYA :Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-2 Mukmin), seraya berkata : Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu ?. Mereka menjawab : Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah ; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (Syaetan) Yang Amat Penipu.I.3.3. Al Qibah (Gemar Menjelekkan Orang)Marilah kita introspeksi diri kita masing-masing sejauh mana kita telah berbuat kebenaran untuk mencapai yang hak. Cobalah kita semua untuk belajar jujur kepada diri sendiri, Apakah kita sudah menjauhkan dari sifat atau perbuatan menjelekkan orang. Disini kita dituntut untuk sadar akan hal asal muasalnya diri kita sehingga Pantaskah Kita menjelekkan orang lain sementara diri kita sendiri banyak kekurangan dan kesalahan. Dalam Bab-Bab terdahulu telah dijelaskan bahwa Sesungguhnya Allah Menciptakan Mahluk-mahluknya (Jin, Iblis, Manusia, Hewan, Tumbuhan, malaikat dll) dan Allah pulalah yang memelihara mereka. Dari ayat inipun sangat jelas bahwasannya manusia tidak mempunyai hak sedikitpun untuk mencela atau menjelekkan orang lain karena sama-sama diciptakan oleh Allah dan dipelihara oleh-Nya.Firman Allah SWT dalam Surat Al Hujuraat Ayat 11

ARTINYA :Hai orang-orang yang Beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.I.3.4. Al Hawa (Keinginan Diluar Kemampuan)Sebagaimana telah dibahas di dalam uraian-2 terdahulu, bahwasannya syaetan yang paling utama masuk melalui hawa. Sedangkan pengertian hawa disini adalah suatu keinginan. Keinginan diluar kemampuan manusia akan berakibat mencelakakan diri manusia itu sendiri, baik itu kerugian secara Moril maupun Materi. Karena Hakekatnya manusia diciptakan oleh Allah itu dengan segala keterbatasan dan kekurangan dan setiap diri manusia sudah diberikan kemampuan dan batas sampai dimana manusia dapat melakukan atau berusaha, dan seikhlas-ikhlasnya usaha adalah yang hanya mengharapkan Ridho Allah semata lain dari itu adalah perbuatan syaetan.Sebagai contoh, jika kita mempunyai keinginan atau angan-angan atau harapan atau cita-cita, maka sebaiknya yang pertama kita lakukan adalah kita harus melihat kemampuan yang kita miliki saat itu apakah kita dapat mencapainya atau tidak setelah kita tahu kemampuan kita selanjutnya kita berusaha semampunya untuk mewujudkannya dan akhir dari usaha kita adalah hanya mengharapkan Ridho atau izin Allah apakah usaha yang telah kita lakukan ini di Ridhoi Allah atau tidak. Tetapi jika kita tidak melakukan seperti pernyataan diatas, maka dapat dibayangkan apa yang akan kita lakukan sementara sesungguhnya dalam keadaan sadar kita tidak dapat melakukannya, maka kita akan mulai melakukan hal-hal yang akan nantinya bertengan dengan Hukum Allah dan selanjutnya akan jatuhlah Azab Allah kepada diri kita dan dengan sendirinya yang ragu adalah diri kita sendiri.Ibarat seperti, Jika kita tahu kita hanya sanggup mermikul beban seberat 50 Kg, tetapi karena kita tidak mengindahkan akan keterbatasan diri kita maka kita paksakan untuk mengangkat beban seberat 100 Kg. Dan yang terjadi adalah kita tidak akan mampu mengangkatnya jika dipaksakan kita akan terkilir dan akan merugikan diri kita sendiri.Sebaik-baik usaha adalah jika dijalankan bersama-sama dengan Doa dan Ridho Allah. Firman Allah SWT dalam Surat Asy Syuaraa Ayat 6

ARTINYA :Sesungguhnya mereka telah mendustakan (Al-Quran), maka kelak akan datang kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokkan.Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwasannya syaetan selalu menghiasi dan mewarnai tipu dayanya dengan segala keindahan yang berupa Impian dan Khayalan. Perlu kita ketahui juga bahwasannya syaetan itu ada 2 (dua) jenis yaitu :1. Syaetan laki-laki2. Syaetan PerempuanKedua jenis syaetan inilah yang menjadi bibit penyakit hati yang selalu menggerogoti jiwa manusia, agar manusia selalu berada di jalan kesesatan. Dan setelah ia (syaetan) berhasil membawa manusia kejalan yang sesat, maka ia (syaetan) langsung menghadap Allah dan berkata bahwasannya ia (syaetan) hanya menjalankan tugasnya dan hanya Allah yang patut disembah. Sugguh bodohlah diri kita, jika kita tahu sebenarnya bahwasannya kita selama ini sudah ditipu oleh syaetan. Kita merasa bahwa syaetan yang merusak diri kita tetapi sesungguhnya syaetan hanya menggoda saja tetapi tidak ikut didalam kehancuran diri kita. Dan kenyataannya disini kalau kita lihat bahwa sesungguhnya syaetan hanya mempunyai satu kesalahan saja kepada Allah yaitu disaat Ia (syaetan) tidak mau sujud kepada Adam sedangkan kita manusia kadang-kadang perbuatan kita melebihi kesalahan syaetan kepada Allah dan benar jika kita sering disebut juga Syaetan karena sesungguhnya syaetan (nafsu) itu adalah diri kita sendiri.Dan sangat jelas sekali didalam Al-Quran bahwa syaetan berkata kepada kita (manusia) bahwa Janganlah Sekali-kali Kita Mencerca Syaetan Tapi Cercalah Diri Kita Sendiri , Dan Sesungguhnya Syaetan itu menyembah Allah dan Tidak Mau Syaetan Itu disekutukan dengan Allah, tetapi pada kenyataannya banyak manusia yang menyembah syaetan (Gemerlap Dunia) dibandingmenyembah kepada Allah.Sekarang pertanyaannya disini adalah : Siapakah Yang Patut Disebut Syaetan, Kita (Manusia) atau Iblis ??? (Syaetan itu bukan mahluk tapi adalah Sifat atau perbuatan Menyekutukan Allah)Firman Allah SWT dalam Surat Ibrahim Ayat 22

ARTINYA :Dan berkatalah syaetan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan : Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang Benar, dan Aku (syaetan) telah menjanjikan kepadamu tetapi Aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku (syaetan) terhadapmu (manusia), melainkan (sekedar) aku (syaetan) menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri, aku (syaetan) sekali-kali tidak dapat menolongmu (manusia) dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya Aku tidak membenarkan perbuatanmu (manusia) mempersekutukanaku (dengan Allah) sejak dahulu. Sesungguhnya orang-orang yang zhalim mendapat siksaan yang amat pedih.Firman Allah SWT dalam Surat Al Furqaan Ayat 29

ARTINYA :Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.Dan juga jika melihat ayat diatas, bahwasannya syaetan sering mengganggu namun janganlah kita menjelek-jelekkannya karena Allah sendiri yang mengilhamkan kepada diri manusia berupa kejelekkan dan kebenaran. Namun Allah jugalah yang memberikan kepada manusia berupa peraturan-peraturan dan akal. Disinilah kita harus melihat dan memanfaatkan kelebihan kita sebagai mahluk ciptaan Allah yaitu Akal dan ini tidak dimiliki oleh mahluk lainnya. Maka sungguh beruntunglah bagi orang-orang yang berilmu dan memanfaatkan ilmu (akal) untuk Kebaikan dan Kebenaran di Jalan Allah.I.4. NAFSU MULAHAMAH Nafsu Mulahamah yaitu Nafsu yang sering mendorong tingkah laku manusia kepada kedurhakaan (kefasikan) dan ketaqwaan.Firman Allah SWT dalam Surat Asy Syams Ayat 8

ARTINYA :Maka Allah mengilhamkan kepada Jiwa itu (Jalan) Kefasikan dan Ketaqwaan.DidalamNafsu Mulahamah ini terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang harus kita hidari dalam kehidupan kita sehari-hari, antara lain :1. Ar Riya ((Ingin Di Puji)2. Al Fasik (Mencampur Adukkan Amal Baik dengan Amal Buruk)3. Azh Zholmu (Melakukan Pekerjaan Yang Bukan Maqomnya/haknya)4. Al Ghoplah (Melakukan Pekerjaan Yang Dapat Melupakan Allah)I.4.1. Ar Riya ((Ingin Di Puji)Ar-Riya yaitu melakukan suatu perbuatan tidak mencari Keridhoan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyuran di masyarakat.Firman Allah SWTdalam Surat An Nisaa Ayat 142

ARTINYA :Sesungguhnya orang-orang Munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk Shalat, mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud Riya (dgn Shalat) dihadapan manusia dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.Firman Allah dalam Surat Al Maauun Ayat 6

ARTINYA :Orang-orang yang berbuat Riya .Dari keterangan ayat-2 diatas, maka jelaslah bahwa bila kita ingin (niat) melakukan ibadah (perbuatan) hendaknya kita lakukan semata-mata hanya karna Allah Taalla saja. Dan buanglah jauh-jauh Sifat Ingin Dipuji, Dimasyurkan dan Mencari Popularitas.I.4.2. Al Fasik (Mencampur Adukkan Amal Baik dengan Amal Buruk)Banyak sekali kita lihat contoh orang-orang yang ahli (rajin) Ibadah tetapi dia juga senang berbuat maksiat, dia tidak mengindahkan perintah dan larangan Allah.Firman Allah dalam Surat As Sajdah Ayat 20

ARTINYA :Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir), maka tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak ke luar daripadanya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya".Begitulah sifat-sifat orang-orang yang Fasik, didalam segala perbuatannya selalu melalaikan (membelakangi) dan selalu mencampuradukkan antara yang Hak dengan yang Bathil. Seperti Dirinya rajin melakukan ibadah Shalat, Puasa membaca Al-Quran tetapi dilain saat dirinya tidak pernah meninggalkan perbuatan maksiat (Suka Menjelekkan/Membicarakan Orang Lain, Suka Berdusta, Suka Berjinah, Pelit dll). Hal semacam inilah yang sering Disebut Allah : Justru Ibadahnya (Shalat, Puasa) Yang Nanti Akan Meng-Azhabnya Karena Perbuatannya.Firman Allah dalam Surat Ali Imran Ayat 82

ARTINYA :Barang Siapa yang berpaling sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.Untuk itulah kita harus berhati-hati agar kita jangan sampai terjerumus kedalam jurang kefasikkan dikarenakan lalai dan mencampur adukkan amal-amal yang baik dengan yang buruk. Sungguh Amatlah Pedih Azhab Allah Kepada Orang-orang Yang Sudah Berjanji/Bersaksi bahwa Al-Quran dan Hadist itu sebagai Pedoman Hidupnya Sementara Ia Tidak Mengamalkannya.I.4.3. Azh Zholmu (Melakukan Pekerjaan Yang Bukan Maqomnya/haknya)Dalam bab ini banyak sekali kita lihat penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh manusia dengan melakukan suatu pekerjaan yang bukan Maqom/Haknya (tempatnya).Seperti melakukan pekerjaan Homo Seksual (Laki-2 dgn Laki-2 atau Lesbian (Perempuan dgn Perempuan).Firman allah SWT dalam Surat Huud Ayat 78

ARTINYA :Dan datanglah kepadanya kaumnya bergegas-gegas, dan sejak dahulu mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang keji, Luth berkata : Hai Kaumku, inilah putri-putri (negri)-ku, mereka lebih suci bagimu, maka bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)-ku terhadap tamuku ini, tidak adakah diantaramu seorang yang berakal? .Selain perbuatan Homo Sex, Lesbian masih banyak perbuatan yang dilakukan bukan pada tempatnya (maqomnya), diantaranya merubah atau menambah anggota tubuh yang sudah diciptakan Allah hanya untuk kesombongan seperti Tatto (gambar pada tubuh), Operasi plastik (supaya lebih cantik/keren) dll. Hal seperti demikian adalah perbuatan-perbuatan yang tidak mau bersyukur dan menerima kenyataan atas nikmat yang telah diberikan Allah. Allah menciptakan Laki-laki dan Perempuan untuk saling berpasang-pasangan (Kawin), jika laki-2 dgn laki-2 atau sebaliknya maka sudah pasti itu adalah perbuatan yang dilaknat Allah. Karena Allah telah menciptakan segala sesuatunya didunia ini secara berpasang-pasangan, seperti Laki-2 dgn Perempuan, Pagi dgn Malam, Gelap dgn Terang, dll dan sungguh berdosalah manusia yang melakukan sesuatu tidak pada tempat dan maksud dia diciptakan.I.4.4. Al Ghoplah (Melakukan Pekerjaan Yang Dapat Melupakan Allah)Dalam Bab ini, dijelaskan bahwa sungguh merugilah bagi orang-orang yang lebih mencari atau mementingkan Dunia dibanding Akhirat sementara Isi Dunia itu adalah Sampah bagi orang-orang yang demikian. Jalanilah hidup yang Adil, yaitu menjalankan Hak dan Kewajiban kita sebagai mahluk Allah untuk dunia dan Akhirat. Dan kita hidup di dunia ini hanya sementara saja, dan dunia itu bagaikan seperti tempat kita diuji oleh Allah jika kita lulus maka selamatlah dan jika kita gagal dalam ujian maka celakalah kita nantinya (Akhirat).Dalam Al-Ghoplah ini mungkin hampir semua manusia melakukannya yaitu melakukan pekerjaan yang kadangkala setiap ada panggilah Allah (Adzan) ia abaikan atau ia tutup pendengarannya. Dan kita sungguh tidak sadar akan azab yang akan kita terima jika kita lebih mengejar kebutuhan jasmaniah saja sedangkan kebutuhan rohani (Mendekatkan diri kepada Allah) tidak dikerjakan kalau demikian jadinya pantaslah jika kita disebut mahluk yang tidak tahu bersyukur (berterima kasih) kepada Pencipta-Nya.Satu contoh yang sangat Realistis (nyata) dan dilakukan hampir seluruh manusia adalah dalam hal pekerjaan (Uang). Demi mencari Uang, kita rela meninggalkan shalat dan demi ketenaran kita rela membelakangi kebenaran yang datangnya dari Allah (Al-Quran). Padahal kita tahu bahwa semua itu (harta benda dan jabatan) sudah tidak ada artinya jika kita dalam keadaan sakit atau menderita (di-Azhab).Firman Allah SWT dalam Surat Al Kahfi Ayat 103 104

ARTINYA :oAyat103 : Katakanlah : Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya ? .oAyat 104 : Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam dunia ini, sedangkan mereka menyangka berbuat sebaik-baiknya.Manfaatkanlah hidup ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran-ajaran Allah dan sunnah Rosul, berlaku adillah terhadap kebutuhan jasmani dan rohani (Dunia & Akhirat). Dan berhati-hatilah kepada kenyataan yang kita lihat indah ternyata itu hanyalah jebakan syaetan saja yang ingin menjauhkan kita dari kebenaran (Yang Datangnya dari Allah).Dan jika kita sudah berbuat demikian, maka Insya Allah, Allah SWTakan selalu menjaga dan melindungi kita agar selamat Dunia dan Akhirat dan Senantiasa diberikan Hidayah dan Inayah sehingga kita menjadi mahluk (hamba) Allah yang Bersyukur ..Amin Ya Robbal Alamin.II. NAFSU YANG BAIK (AL TAKHOLII)Nafsu Yang Baik (Al-Takholii) adalah nafsu dimana dalam mengisi jiwa dan perasaannya baik akal, ucapan serta tingkah lakunya kepada sifat-sifat yang terpuji sehingga akan melahirkan manusia baharu yang penuh dengan cinta kasih dan perdamaian (Jamal & Kamal).Jamal: Manusia yang cinta damaiKamal: Manusia yang penuh dengan rasa persaudaraan dan kepedulian (Kepekaan Sosial), karena sesungguhnya manusia itu diciptakan sebagai mahluk sosialDidalam kita menempuh (perjalanan) kehidupan dengan nafsu yang baik ini, maka akan datang disaat yang bersamaan bermacam-macam rintangan, godaan dan cobaan. Karena sesuatu yang baik itu pasti akan diuji apakah sudah benar-benar menjalankan nahfu yang baik ini atau belum didalam konteks bermasyarakat dan bernegara sebagai seorang muslim.Maka jika ingin mengamalkan atau mengerjakan Al-Takholii ini pastilah cobaan dan godaannya akan lebih hebat dan lebih halus.Jika pada Nafsu Al-Tahalii (Nafsu Yang Jelek) Yang menggoda atau menguji kita adalah diri kita sendiri (sifat syaetan dalam diri) tetapi di pelajaran Nafsu Al-Takholii ini justru yang mengganggu atau menguji kita itu adalah yang datangnya dari Jin Islam dan Malaikat.Mungkin selama ini kita hanya mengetahui bahwa yang menggoda manusia itu hanya syaetan saja, tetapi dalam Bab Al-Takholii ini kita akan mempelajari siapa sesungguhnya yang menguji (menggoda kita) dan bentuk dari pada ujian ini sangatlah samar dan selalu dengan dalil-dalil agama.Sebelum kita memasuki Bab Al-Takholii ini lebih dalam, sudah selayaknya kita tahu dulu sejarahnya mengapa Jin Islam Dan Malaikat juga dapat menggoda atau menguji kita.Dalam Al-hadist Rosullullah (Di Zaman Nabi Sulaeman AS), yaitu :oPada Zaman Nabi Sulaiman, di Syurga para malaikat mengusulkan kepada Allah SWT kenapa tidak dari golongan mereka saja yang dijadikan khalifah di Bumi sedang mereka merasa adalah mahluk Allah yang paling taat dan takut kepada Allah. Hal ini timbul karena dizaman itu moral dan ahlak manusia di bumi sudah sangat bejat dan rusaknya dan para malaikat sudah tidak kuat melihat semua perbuatan manusia disaat itu maka itulah para malaikat mengusulkan untuk dijadikan khalifah di bumi. Maka karena sifat Allah Yang Rahman dan Rahim, usul para malaikat itu diterima dan Allah memerintahkan kepada para malaikat untuk memilih 2 (dua) orang diantara mereka (Malaikat) yang paling terbaik. Setelah para malaikat berunding maka dipilihlah 2 malaikat yaitu Malaikat Ijza dan Malaikat Tajaya.oMaka dikirimlah Malaikat Ijza dan Tajaya ke bumi menjadi Manusia dan berganti nama menjadi Marut (Malaikat Ijza) dan Marut (Malaikat Tajaya) dan dalam diri mereka juga sudah ada yang namanya nafsu ketika menjadi manusia).oDalam pengembaraannya di bumi, suatu hari Harut & Marut bertemu dengan seorang wanita persia yang sangat cantik jelita dan singkat cerita harut dan marut tergoda dengan kecantikan wanita itu dan terjadilah perbuatan zina diantara mereka bertiga. Dan Harut serta Marut-pun mengajarkan ilmu-ilmu sihir kepada masyarakat pada zaman itu.oDari hasil perbuatan zina itu, maka Allah langsung memberikan azab dan siksa, yaitu Wanita Persia itu di kutuk Allah menjadi Zukro (Ada dua penafsiran tentang Zukro, yaitu ada yang mengatakan Zukro itu sejenis Ular dan ada yang bilang Zukro sejenis Babi). Sedangkan Harut Dan Marut dihukum Allah yaitu digantung di sumur Barbut di negara Babilon.Firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah Ayat 102ARTINYA :Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaetan-syaetan pada masa kerajaan Sulaeman(dan mereka mengatakan bahwa Sulaeman itu mengerjakan Sihir). Padahal Sulaeman itu tidak Kafir (mengerjakan Sihir), mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada kedua orang Malaikat dinegeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedangkan keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan :Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu) sebab itu janganlah kamu kafir, maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu, mereka dapat menceraikan seorang (suami) dengan istrinya dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan Izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat yang tidak memberi manfaat. Dan sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (Kitab Allah) dengan sihir itu tiadalah keuntungan di Akhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahuinya.Jika kita simak riwayat diatas, maka sangat jelaslah bahwa kita harus waspada agar kita tidak terjebak dalam permainan (godaan) dari jin ataupun pelajaran Harut dan Marut ini agar kita bisa ber-Takholii (melaksanakan nafsu Yang Baik).Nafsu Yang Baik (Al-Takholii) ini terbagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu , antara lain :1.Nafsu Mutmainah2.Nafsu Rhodiah3.Nafsu Mardiyah4.Nafsu KamilahDari nafsu-nafsu yang baik inilah yang harus kita pupuk dan kita pelihara agar kita dapat terhindar dari nafsu yang jelek.II.1. NAFSUMUTMAINAHNafsu Mutmainah ini mengajak kita kepada ketenangan jiwa, karena segala sesuatu yang kita dapatkan didalam kehidupan ini akanlah terasa hampa dan sia-sia jika hati atau batin dan jiwa kita tidak bahagia karena organ tubuh manusia yang paling jujur dan tidak pernah berbohong adalah hati (kalbu). Mungkin kita harus jujur pada diri sendiri, apa yang kita cari dalam kehidupan ini ? Tentulah Kebahagiaan. Dan dimanakah kebahagiaan itu ada ? Tentu juga Kebahagiaan (ketenangan) itu ada di Hati yang Paling Dalam.Tetapi kenapa banyak manusia (termasuk diri kita) yang harta berlimpah, dihormati orang dan memiliki kedudukan yang tinggi tetapi hatinya tidak merasa bahagia dan terasa kosong ?Tidak lain dan tidak bukan bahwa segala sesuatu yang dimilikinya tidak dengan jalan Ridho Allah dan juga belum melakukan syukur yang sebenar-benarnya syukur.Didalam konteks Nafsu Mutmainah ini adalah mengajak kita untuk mencoba belajar dan mengerti sebetul-betulnya apa yang diingini oleh Jiwa kita demi mencapai Kebahagiaan Yang Hakiki. Secara Teorimungkin kita sudah tahu bahwa untuk mencapai ketenangan jiwa itu adalah semua hal yang kita jalani dan kita terima itu harus kita kembalikan kepada Allah (Ridho) semata. Tetapi yang belum kita mengerti dan kita pahami adalah konteks didalam praktek kehidupan kita sehari-hari. Bagaimanakah caranya kita membersihkan Hati, pikiran dan menjauhkan keluh kesah kita dan bagaimana pula caranya mendapatkan Keridhoan Allah untuk mencapai Ketenangan Jiwa ini.Firman Allah SWT dalam Surat Al Fajr Ayat 27 30

ARTINYA :oAyat 27 : Hai Jiwa Yang Tenang.oAyat 28 : Kembalilah kepada Tuhanmu dgn Hati yang puas lagi di Ridhoi-Nya.oAyat 29 : Maka masuklah kedalam jamaah hamba-hamba-Ku.oAyat 30 : dan masuklah kedalam Syurga-Ku.Didalam Nafsu Mutmainah ini terbagi menjadi 5 (lima) bagian yang harus kita kerjakan dalam kehidupan kita sehari-hariyaitu :1.Asy Syukur (Banyak Berpuji Kepada Allah)2.Ar Ridho (Ikhlas Kepada Ketentuan Allah)3.Ath Thoubat (Mohon Ampun Kepada Allah Dengan Segera)4.Ash Shobar (Memaksa Berbuat Baik dan Menahan Berbuat Jelek)5.Thawadhu (Hormat Terhadap Rizallullah Kabinet Allah)II.1.1. Asy Syukur (Banyak Berpuji Kepada Allah)Syukurilah Nikmat-Ku, niscaya Aku akan menambahkan dari apa yang telah Aku berikan dan janganlah kau ingkari nikmat-Ku niscaya Aku akan berikan Azab yang lebih pedih. Itulah janji Allah kepada kita mengenai syukur ini, intinya berupa Rahmat jika kita bersyukur dan sekaligus ancaman jika kita mengingkari nikmat yang telah diberikan-Nya.Dan sangatlah pantasnya Allah berkata demikian, karena sangat sombonglah jika kita tidak tahu berteri kasih atas apa yang diberikan-Nya.Dan jika kita perbandingkan Rasa Syukur Kita dengan Apa Yang telah Allah Berikan kepada kita semenjak kita didalam kandungan sampai sekarang inipun tidak akan terbelas dan terbayar. Jika kita mau berhitung dengan satu saja nikmat Allah seperti Udara ; Sudah berapa banyakkah udara yang kita hirup untuk bernafas ini dan nikmat udara inipun datangtanpa kita minta. Juga Nikmat Air ; Sungguh berlimpah Allah berikan kita manusia Air untyk kita pergunakan bermacam-macam manfaatnya dan lain-lain.Sungguh Allah telah membuktikan semuanya, bahwa dalam memberikan nikmat-Nya Allah tidak pilih kasih dan pandang agama, semua mahluk Allah merasakan mendapatkan nikmat-Nya. Tetapi kita manusia sungguh bodoh dan sombong, bersyukur saja belum dilakukan sudah mengharapkan pahala atas apa yang dilakukan.Maka dengan itu dalam rangka kita belajar tentang Taawudjz ini, cobalah kita belajar bersyukur kepada Allah tanpa mengharapkan balasan dari-Nya (Ikhlas). Dan sungguh Allah sangat menyayangi umatnya yang tahu bersyukur dan Allah akan melipat gandakan dari apa yang telah diberikan-Nya.Firman Allah SWT dalam Surat Yaasiin Ayat 33 35

ARTINYA :oAyat 33 : Dan suatu tanda(Kekuasaan Allah Yang Besar) bagi mereka adalah Bumi yang mati kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan daripadanya biji-bijian dan daripadanya mereka makan.oAyat 34 : Dan Kami jadikan kepadanya kebun-kebun korma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air.oAyat 35 : Supaya mereka dapat makan dari buahnya dan dari apa yang mereka usahakan oleh tangan mereka, maka mengapakah mereka tidakbersyukur ?.II.1.2. Ar Ridho (Ikhlas Terhadap Ketentuan Allah)Sesungguhnya kehidupan manusia telah diatur oleh ketentuan Allah (Qodho & Qodhar) dengan dua jalan, yaitu :1.Jalan Yang Baik2.Jalan Yang Buruk (Jelek)Dan bagi manusia yang mau berfikir, tentunya dia akan memilih jalan yang baik yaitu jalan yang telah diatur oleh Allah (Al-Quran).Setiap pribadi manusia sudah ada Qodho dan Qodharnya semenjak ia dilahirkan dan ketentuan itulah yang harus kita jalani dengan ikhlas.Ikhlas Hati dan Pikiran, inilah yang harus kontraskan atau kita jalani secara bersama-sama didalam kehidupan kita sehari-hari karena datangnya semua kejadian itu semata-mata hanya dari Allah SWTYang Maha Berkuasa dan Berkehendak.Firman Allah dalam Surat Al Ahzab Ayat 36

ARTINYA :Dan tidaklah patut bagi laki-2yang mukmin dan tidaklah patut bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka dan barang siapa mendurhakakanAllah dan Rosul-Nya, maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata.Dari Ayat diatas, Marilah kita mencoba untuk berserah diri atas apa-apa ketentuan Allah yang datang kepada diri kita baik berupa hukum-hukum Allah maupun Qodha dan Qodhar-Nya, dan semoga kita menjadi termasuk Hamba Allah Yang Selamat baik di Dunia maupun di Akhirat Amin Ya Rabbal Alamin.II.1.3. Ash Shobar (Memaksa Berbuat Baik & Menahan Berbuat Jelek)Kata Shobar ini bermakna suatu kekuatan, daya positif yang mendorong kekuatan jiwa untuk menunaikan suatu kewajiban. Arti Shobar disini adalah menahan diri dari perbuatan yang dikutuk Allah dan membawanya kepada yang telah dituntunkan Syara dan Akal, memaksa berbuat baik sesuai dengan Syara dan Akal dan menghindarkan diri dari apa yang dibensi menurut Syara dan Akal.Menurut Imam Gojhali didalam Kitab Hujjatul Islam, menegaskan : Sabar ialah tetap tegaknya dorongan agama berhadapan dengan dorongan hawa nafsu. Dorongan Agama adalah Hidayah Allah kepada manusia untuk mengenal-Nya, Rosul-Nya serta mengetahui dan mengamalkan ajaran-Nya dan kemaslahatan-2 yang bertalian dengan akibat-2 nya.Kebanyakan Manusia mengira bahwa shabar itu adalah merendahkan diri dan menyerahkan kepada keadaan, (Pesimis) tanpa Ikhtiar mencari jalan keluarnya. Jika kita hanya totalitas berserah diri tanpa ada usaha untuk merubahnya itu belum seutuhnya yang dikatakan shabar. Meskipun ada ketentuan-ketentuan Allah Yang Mutlak sifatnya yang tidak kita mungkin merubahnya. Tetapi secara lebih mendalam dan mendasarnya kataShabar itu adalah Memaksakan diri untuk terus berbuat amal shaleh (kebaikan) sehingga menjadikannya bukan suatu kewajiban lagi melainkan menjadi suatu kebutuhan hidup seperti halnya dengan bernafas dan memaksa diri untuk menahan diri dari perbuatan yang jelek sehingga menjadikannya bukan lagi sekedar itu larangan Allah tetapi sudah menjadi isi dari hati untuk secara otomatis menolak perbuatan jelek tersebut serta segala kejadian didalam kehidupan ini harus diterima baik yang datangnya berupa kebaikan maupun keburukan dengan lapang dada tanpa ada kecurigaan-2 terhadap orang lain dan mendorong diri untuk berusaha (ikhtiar) agar yang diperoleh hari esok harus lebih baik dari hari ini dan apa yang menimpa hari ini (keburukkan) tidak terjadi lagi pada rhari esok. Inilah yang disebut manusia yang berilmu dalam konteks shabar.Menurut filsafat Islam Shabar terbagi menjadi 5 (lima) macam, yaitu antara lain :1.Shabar dalam Beribadat ((Ash-Shabru Fil Ibadah)IalahTekun mengendalikan diri dalam melaksanakan syarat-2 dan tata tertibibadah.2.Shabar ditimpa Malapetaka dan Musibah(Ash-shobruIndalMusibah)Ialah teguh hati ketika mendapat musibah (cobaan) baik yang berbentuk kemiskinan, kematian, kecelakaan, terkena penyakit dll.3.Shabar terhadap Kehidupan Dunia (Ash-shobru Anid Dunya)Ialah sadar terhadap tipu daya dunya, tidak tergoda akan kenikmatan dunia yang hanya sementara dan tidak menjadikan kehidupan dunia ini menjadi kehidupan yang abadi tetapi menjadikan kehidupan dunia ini untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk di akhirat nanti (kehidupan yang kekal).4.Shabar terhadap Maksiat (Ash-shobru Anil masiat)Ialah mengendalikan diri supaya tidak berlaku atau melakukan perbuatan maksiat.5.Shabar dalam Perjuangan (Ash-shobru Fil Jihad)Ialah menyadari sepenuhnya bahwa setiap perjuangan akan mengalami masa jaya dan masa kalah, baik itu berjuangan melawan musuh (kebathilan) maupun berjuang melawan hawa nafsu. Tetapi perjuangan dalam melawan hawa nafsu kita harus berusaha sekuat tenaga untuk selalu menang.Dan jika kita tinjau dari sudut pandang bentuk kegiatannya, shabar terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :1.Shabar dalam menghadapi cobaan yang bersifat Jasmaniah (Fisik), yaitu tabah dalam memikul beban yang berat, tabah ditimpa kemiskinan ataupun sakit.2.Shabar dalam menghadapi cobaan yang bersifat Rohaniah (Bathin), yaitu penyakit hatiSudah banyak sekali contoh-contoh yang bijaksana dalam penerapan sabar seperti yang telah dilakukan Para Nabi dan para penerusnya terdahulu, dimana mereka begitu sabarnya menghadapi segala cobaan, tantangan dan rintangan dalam menegakkan Kalamullah dan tidak sedikitpun mereka (Para Nabi & Pengikutnya) mengeluh ataupun takut dalam menegakkan Kalamullah ini. Mereka rela mengorbankan segalanya demi tegaknya Kebenaran. Semua itu dapat kita lihat dari Tarikh (perjalanan) para Nabi-nabi seperti Tarikh Nabi Ayub AS dimana dalam perjuangannya sewaktu terkena penyakit dimana para keluarga dan pengikutnya pada saat itu meninggalkan dan mencacinya, Tarikh Nabi Ibrahim AS ketika dirinya dibakar hidup-hidup oleh Raja Firaun dan Tarikh Nabi Besar Muhammad SAW beserta para sahabatnya dalam menyiarkan Kalammullah ini Beliau-2 dihina, dicaci serta diasingkan tetapi Mereka tetap tabah dan sabar demi tegaknya Kebenaran yang hakiki.Kita yang mengaku sebagai umat Nabi Muhammad dan mengaku Muslim sudah sepatutnya kita mencontoh atau meneruskan perjuangan Nabi tanpa pamrih. Suri tauladan Nabi Kita Muhammad SAW dalam menegakkan Kalammullah ini hendaknya kita jadikan pegangan dimana jika kita sudah berniat untuk menegakkan Kalammullah ini hendakanya dikerjakan dengan sungguh-sungguh, ikhlas tanpa ada rasa kuatir dan yang paling penting adalah kita harus sabar dalam menerima segala bentuk cobaan dan rintangan yang menghadang kita. Karena Sabar ini adalah kunci dari segala perjuangan untuk mencapai kemenangan.Firman Allah SWT dalam Surat Ali Imron Ayat 200

ARTINYA :Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.Kemenangan yang dimaksud ayat diatas dalam arti yang lebih luas termasuk didalamnya kemenangan hidup yang bersifat duniawi atau rohaniah.Maka marilah dalam kesempatan ini kita sebagai Hamba Allah, agar Allah selalu senantiasa menghiasi diri kita dengan Sifat Sabar, saling menyabarkan diantara sesama dan selalu waspada serta hati-hati didalam menegakkan Kalammullah disegala kondisi dan situasi ...Amin Ya Rabbal Alamin.II.1.4. Ath Thaubat (Mohon Ampun Kepada Allah Dengan Segera)Sesungguhnya Iblis beserta kerajaannya menjerit dan menangis jika mendengar atau melihat ada umat manusia yang bertaubat (Mengakui kesalahannya). Kata Taubat inipun ada karena sifat Allah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, Maha Pemberi Rahmat dan Lagi Maha Bijaksana.Sangatlah beruntungnya kita sebagai manusia yang telah diberikan begitu banyaknya kenikmatan oleh Allah SWT. Dapat kita bayangkan jika Allah tidak menerima Taubat atau Ampunan kepada kita tentulah kita sudah pasti masuk kedalam Neraka, karena kita manusia selalu berbuat banyak dosa dan salah dan tidak bisa kita bayangkan disaat Nabi Adam AS melanggar larangan Allah memakan Buah Kulbi dan Allah tidak menerima Taubat Nabi Adam disaat itu.Firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran Ayat 135

ARTINYA :Dan juga orang-orang yang mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan ampun Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah ? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahuinya.Firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran Ayat 135

ARTINYA :Mereka balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan Syurga didalamnya mengalir sungai-2, sedangkan mereka kekal didalamnya ; Dan itulah pahala sebaik-baiknya orang yang beramal.Allah SWT memang benar-benar luas rahmat dan kasih sayang-Nya, Dia tidak mudah menjatuhkan dan siksaan kepada Hambanya. Allah selalu membukakan pintu Taubat selebar-lebarnya kepada hamba-hambanya yang mau bertaubat dengan ikhlas.Perlu kita ketahui dan diperhatikan yang dimasud dengan TAUBAT diatas adalah Taubat Nasuha yaitu Taubat (mohon ampun) yang terpancar dari hatinya yang paling dalam (sungguh-sungguh) dan sudah melalui proses pemikiran dan penyesalan yang mendalam untuk kembali kejalan yang benar dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang salah di waktu lalu. Taubat Nasuha mengandung 3 (tiga ) unsur sifat yang ada didalam diri manusia, antara lain yaitu :1. Menyesal2. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa3. Berjanji tidak akan mengulangi lagiDan jika Taubat yang dilakukan itu adalah taubat yang sifatnya hanya sementara atau mempermainkan maka akan datanglah azab Allah yang sangat pedih kepada dirinya karena Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Sekecil-kecilnya Isi Hati Manusia dan Allah Maha Bijaksana Lagi Maha Adil.Firman Allah SWT dalam Surat Al Baqarah Ayat 9

ARTINYA :Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, sebenarnya mereka hanya menipu dirinya sendiri, sedang mereka tidak sadar dan tidak merasa.Sungguh bodoh dan merugilah bagi orang-2 yang melakukan demikian (Taubat Palsu) karena sesungguhnya hal yang demikian itu dapat merugikan diri sendiri. Untuk itu marilah kita semua segeralah bertaubat yang sebenar-benarnya taubat (Taubat Nasuha) dan semoga Allah Mengampuni kesalahan kita dan menerima Taubat kita ... Amin Ya Rabbal Alamin.II.1.5. Tawadhu (Hormat Kepada Rizallullah Kabinet Allah)Tawadhu artinya Tidak menentang ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya, dengan bersungguh-sungguh Taat tanpa menganggap dirinya tinggi, tidak mencela pendapat ataupun aregumentasi orang lain dalam hal agama dan menghindari terjadinya perselisihan pendapat, Sikap rela dan ikhlas kepada sesama muslim sebagai saudaranya, selama Allah menganggap orang tersebut sebagai saudaranya.Firman Allah SWT dalam Surat Al Furqaan Ayat 63

ARTINYA :Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.Dalam Sifat Tawadhu ini hendaknya kita mengambil Suri Tauladan dari Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, diantaranya :oSenantiasa Memberi SalamoRendah hati dan jujur dalam pergaulanoTidak pernah menolak apabila diajak bergotong royongoMelayani tamu dengan baikoTidak menonjolkan ilmunya tetapi selalu mengamalkannya dengan ikhlasoTidak membeda-bedakan warna kulit atau golongan (RAS)oMemegang teguh amanatoBersikap toleransi kepada semua pihakSerta banyak lagi sifat-sifat Terpuji dari Rosullullah seperti hormat dan tunduk kepada yang hak. Untuk itu kita sebagai hamba Allah dan sebagai umat Rosullullah sudah sewajarnya mengambil contoh sifat-sifat terpuji Rosullullah yang telah tertulis diatas dengan tidak meninggalkan Ketaatan terhadap yang hak. Tinggalkanlah sifat tinggi hati, sombong dan riya (pamer) tetapi hadapkanlah diri kita hanya kepada Allah bahwasannya kita ini hamba Allah yang banyak kekurangan dan kelemahan.Semoga Allah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya agar kita selalu berada dijalan yang lurus dan benar serta selalu diridhoi Allah dan bukan berada dijalan yang dimurkai Allah SWT ... Amin Ya Rabbal Alamin.II.2. NAFSU RHODIAHNafsu ini mengajak kita untuk selalu berbuat Kasih Mengasihi, Sayang Menyayangi kepada sesama Mahluk Allah dan juga kita harus selalu senantiasa mengingat Allah dan hanya kepada-Nyalah kita akan kembali.Didalam Nafsu Rhodiah ini terbagi menjadi 6 (enam) perkara yaitu, sebagai berikut :1.Barihan (Dermawan)2.Tawakkal (Taqwa Sebenarnya Hanya Kepada Allah)3. Ikhlas (Setiap Perbuatannya Hanya Karena Allah)4. Zuhud (Tidak Ubud-Dunya)5. Riyadho (Senang Wiritan atau Dzikir)6. Pasrah (Menyerahkan Hati atau Niat Atas Nama Allah)II.2.1. Barihan (Dermawan)Seharusnya kita sebagai orang yang mengaku Mumin untuk bersikap dermawan, Nafkahkanlah harta yang telah kita terima dijalan yang telah ditentukan oleh Allah karena sesungguhnya Rizki yang kita terima itu terdapat didalamnya hak orang lain yang harus kita keluarkan. Dan yakinlah kita bahwa kita tidak akan jatuh miskin jika kita nafkahkan rizki kita kepada yang hak menerima karena sesungguhnya Allah akan melipat gandakan-Nya.Firman Allah SWT dalam Surat Saba Ayat 39

ARTINYA :Katakanlah : Sesungguhnya Tuhanku melapangkan Rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan Menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya). Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggatinya dan Dialah Pemberi Rezeki sebaik-baiknya.Firman Allah SWT dalam Surat At Taubah Ayat 60

ARTINYA :Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-2 Fakir, Orang-2 Miskin, Pengurus-2 Zakat, Para Mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan budak). Orang-orang yang berhutang untuk jalan Allah dan orang-2 yang sedang dalam perjalanan sebagai sesuatu ketetapan-Nya yang diwajibkan Allah ; dan Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana. Adapun agar lebih jelasnya keterangan ayat diatas ada 8 (delapan) orang yang berhak menerima sedekah, yaitu :1. Fakir: Orang yang sangat sengsara hidupnya tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi kehidupannya.2. Miskin:Orang yang serba kekurangan hidupnya.3. Pengurus Zakat: Orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan harta zakat.4. Muallaf: Orang Kafir yang baru masuk islam yang imannya masih lemah.5. Memerdekakan Budak: Mencakup juga untuk memerdekakan orang muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.6. Orang-2 Yang Berhutang:Orang yang berhutang karena bukan untuk kepentingannya dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yg berhutang untuk memelihara persatuan umat islam dibayar hutangnya itu dengan zakat walaupun ia mampu membayarnya.7. Sabillillah: Untuk keperluan pertahanan islam dan kaum muslimin.8. Musafir: Orang yang sedang dalam perjalanan yg bukan maksiat mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.Selanjutnya Allah telah menjanjikan bagi orang-orang yang tidak mau menafkahkan sebagian rizkynya dijalan Allah, maka perbuatan itu akan membawa kepada kemurkaan Allah.Firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran Ayat 180

ARTINYA :Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik untuk mereka. Sebenarnya kebahilan itu buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelehernya di hari Kiamat, dan kepunyaan Allah-lah segala warisan( yang ada) di langit dan dibumi. Dan Allah Mengetahui apa yang kamu kerjakan.Semoga Allah memuliakan kita sekalian dengan kedermawanan, dengan karunia kemuliaannya dan mengangkat kita dengan karunia nikmat-Nya berupa harta. Karena tidak mungkin kemuliaan tanpa kedermawanan dan tidak mungkin kedermawanan tanpa harta ... Amin Ya Rabbal alamin.II.2.2. TawakalTawakal Yaitu Taqwa yang sebenar-benarnya Taqwa hanya kepada Allah SWT, jika kita jabarkan atau difinisikan kata TAQWA disini adalah :

oTAQWATERDIRI DARI HURUF :

1. HURUF TA2. HURUF QOF

3. HURUF WAW4. HURUF ALIFARTINYA :

o: Menyesali diri dari perbuatan dosa & memohon Ampunan kepada Allah dan tidak akan mengulanginya lagi.

o: Sifat khusu, merendahkan diri kepada Allah dalam beribadah dan amal perbuatan.

o: Sifat Ikhlas dalam beribadah kepada Allah serta mewujudkan perilaku cinta dan kasih sayang, perdamaian, bila sudah waktunya harus dapat merubah kewajiban Ibadah menjadi suatu kebutuhan Ibadah.

o: Rela terhadap ketentuan Allah. Diantaranya :- Ibadah tdk menuntut pahala- Beramal tanpa pamrih- Berkata sesuai antara lisan & perbuatan- Mendapat Amanah tidak Khianat- Patuh kepada Hukum- Puji syukur thd Nikmat yg diberikan AllahFirman Allah SWT dalamSurat Al AnfaalAyat 2 3

ARTINYA :oAyat 2 : Sesungguhnya orang-orangyang beriman itu adalah mereka yg apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)dan kepada tuhanlah mereka bertawakal.oAyat3: (Yaitu) orang-orang yg mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yg Kami berikan kepada mereka.Firnan Allah dalam Surat Al Anfaal Ayat 28 29

ARTINYA :oAyat 28 : Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya disisi Allah-lah pahala yang besar.oAyat 29 : Hai orang-orang yang beriman jika kamu bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan Furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni dosa-dosamu dan Allah mempunyai karunia yang besar.Dari uraian ayat diatas sesungguhnya harta dan keluarga merupakan suatu cobaan yang harus kita waspadai, maka bertaqwalah karena dengan taqwa kita bisa membedakan mana yang hak dan yang mana bathil.II.2.3. IkhlasIkhlas yaitu segala perbuatan semata-mata karena Allah Taalla. Tentunya didalam pengamalannya harus di-iringi oleh Niat yang Ikhlas. Karena tidak sedikit amal yang dilakukan oleh manusia dari lisannya dikatakan ikhlas namun niatnya Riya, dia ingin apa yang diperbuatnya itu dapat diketahui oleh semua orang sehingga melunturkan amalnya maka sia-sialah amal perbuatannya. Sesungguhnya bantuan dan pertolongan Allah kepada hamba-2-Nya adalah sesuai dengan niatnya. Barang siapa yg sempurna niatnya akan sempurna pula bantuan Allah kepadanya. Dan sebaliknya jika niatnya kurang sempurna akan berkurang pula bantuan Allah sesuai dengan niatnya.Firman Allah SWT dalam Surat Az Zalzalah Ayat 7 - 8

ARTINYA :oAyat 7 : Barang siapa yg mengerjakan kebaikan sebesar zarrah-pun niscaya dia akan melihat balasannya pula.oAyat 8 : Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar zarrah-pun niscaya dia akan melihat balasannya pula.II.2.4. ZuhudZuhud yaitu tidak ubud dunya (yakni tidak merasa penting kemewahan dunia serta menahan diri dari kesenangan hidup di dunia). Bagi orang yang telah melakukan ubud dunya atau tidak silau akan kemewahan dunia maka dirinya akan menganggap bahwa semua tindakan atau tingkah laku sehari harinya adalah hanya ibadah saja dan suatu usaha untuk mendekatkan dirinya kepada Allah.Firman Allah SWT dalam Surat Al AlaaAyat 16 17

ARTINYA :oAyat 16 : Tetapi kamu (orang-2 kafir) memilih kehidupan duniawi.oAyat 17 : Sedangkan kehidupan akhirat lebih baik dan lebih kekal.Firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran Ayat 185

ARTINYA :Tiap-2 yang berjiwa akan merasakan mati dan sesungguhnya pada hari kiamatlah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam syurga maka sesungguhnya ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.Hadist Rosullullah yang berkenaan dengan masalah zuhud ini diriwayatkan bahwa seorang laki-2 menghadap Rosullullah dan berkata : Ya Rosullullah tunjukkanlah saya satu amalan yg apabila saya amalkan Allah dan manusia akan senang kepada saya. Rosullullah menjawab : Berlaku zuhudlah engkau didalam dunia niscaya engkau disenangi Allahdan berlaku zuhudlah pada apa yg ada disisi manusia niscaya engkau disenangi manusia. (Hadist Riwayat Ibnu majah dari Sahl Bin Salad R.A).Sungguh bodoh manusia jika ia hanya memikirkan kehidupan di dunia dan terlalu menghambakan dirinya hanya kepada harta, jabatan dan tahta sedangkan itu semua adalah akan hancur nantinya, sedangkan kepentingan akhirat ditinggalkannya sedangkan itulah yang abadi nantinya.II.2.5. RiyadhoRiyadho yaitu perbuatan yang menyenangi akan wiridan ialah berdzikir dengan memuji akan kebasaran Illahi, karena atas karunia-nya kita dapat merasakan nikmat Iman dan nikmat Islam serta Ihksan agar kita dapat menjadi orang-2 yang Mukhlisin.Hendaknya kita suka ber-Riyadho karena dengan ber-Riyadho ini akan memberi pengaruh kedalam hati yg dapat mencegah kita dari perbuatan dosa dengan senantiasa mensyukuri nikmat-2 yg telah Allah berikan kepada kita. Inti dari Riyadho ini adalah Dzikir (Mengingat Allah). Dzikir terbagi menjadi 2 (dua) macam,yaitu :1. Dzikir Didalam Hati2. Dzikir Dengan Lisan (Dilafalkan)Dalam setiap helaan nafasnya selalu hanya kebesaran Allah yang diucapkannya dan didalam setiap tingkah lakunya hanya mengharapkan Ridho Allah semata.Firman Allah SWT dalam Surat Ali Imran Ayat 41

ARTINYA :Berkata Zakaria : Berilah Aku suatu tanda (bahwa istriku telah mengandung), Allah berfirman : Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama 3 (tiga) hari, kecuali dengan isyarat, sebutlah nama Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah diwaktu petang dan di pagi hari .AL-HADIST QUDSYI :ARTINYA :Wahai hambaku ! Apabila engkau ingat kepada-Ku ketika sunyi, sepi niscaya Aku akan ingat pula kepadamu dalam sunyi sepi, dan apabila Engkau ingat kepada-Ku dalam khalayak ramai, Aku akan ingat pula kepadamu dalam khalayak ramai yang lebih baik dan lebih besar jumlahnya.II.2.6. PasrahPasrah yaitu menyerahkan diri kepada Allah dengan hati dan niat yg ikhlas semata-mata hanya kepada Allah. Segala konteks Ibadah akan tiada artinya tanpa ada kepasrahan, karena hanya Allah-lah yg menciptakan segala perkara. Ditangan-Nya Qodha dan Qodhar bagi hamba-hamba-nya, syukurilah nikmat-Nya dan hanya kepada-Nya tempat kita bergantung dan memohon pertolongan. Tiada daya dan upaya kita sebagai hamba-Nya karena sesungguhnya kita adalah orang-2 yang teraniaya.II.3. NAFSU MARDIYAHNafsu Mardiyah adalah konteks hubungan kita dengan Allah dan manusia (Hablum Minallah dan Hablum Minannas), untuk senantiasa membina dan memupuk yang Hak dan membuang atau meninggalkan perkara yg bathil. Nafsu Mardiyah terbagi menjadi 7 (tujuh) bagian, yaitu :1. Husnul Suluk (Menjaga Hubungan Yang Baik)2. Tarku Masiwallah (Meninggalkan Kelakukan Yang Tidak Baik)3. Hilim (Banyak Memaafkan)4. Khouf (Merasa Takut kpd Azab Allah)5. Tajjarut (Suka Bersunyi)6. Zikrul Maut (Ingat Akan Mati)7. Mahabbah (Mencintai & Dicintai Allah)Firman Allah SWT dalam Surat Asy-syura Ayat 43

ARTINYA :Tetapi orang yang bersabar dan mema`afkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.II.3.1. Husnul SulukHusnul suluk yaitu menjaga hubungan yang baik kepada sesama agar tidak terjadi silang sengketa, diantaranya :a. Menjaga Aib Orang Lain.Didalam Al-Quran Allah telah berfirman : Barang siapa menutupi satu Aib orang lain,maka Allah akan menutupi 10 Aib kita.b. Menjaga Silaturahmi.Didalam Al-Quran, Allah telah berfirman : Barang siapa yang memutuskan hubungan silaturahmi kepada saudaranya selama 3 (tiga) hari berturut-turut maka akan datang kepadanya Laknatullah.

Bumi

INCLUDEPICTURE "C:\\DOCUME~1\\ADMINI~1\\LOCALS~1\\Temp\\msoclip1\\01\\clip_image115.gif" \* MERGEFORMATINET TumbuhanMengutuk Orang yg MemutuskanTali SilaturahmiHewanc. Jangan Berprasangka Buruk Kepada Orang Laind. Saling Menghormati sesama Mahluk AllahII.3.2. Tarku MasiwallahTarku Masiwallah yaitu meninggalkan kedzoliman dan meninggalkan kelakuan yg tidak baik. Pada Hakekatnya kedzoliman bertitik tolak pada satu yaitu kedzoliman kepada diri sendiri. Orang yg akan berbuat dzolim pada orang lain sebenarnya telah mendzolimkan diri sendiri. Untuk hal ini tinggalkanlah kedzoliman yg datangnya dari diri kita, antara lain :a. Dzolim dalam PerkataanContohnya : Tingkah lakunya tidak sesuai dengan Perkataannya.b. Dzolim dalam PerbuatanContohnya : Pergi ketempat Maksiat untuk menghamburkan nafsu dan berfoya-foya.c. Dzolim dalam PenglihatanContohnya : Menonton Film Porno, Melihat Keindahan Wanita hingga timbul nafsu.d. Dzolim dalam PendengaranContohnya : Sering mendengarkan Gosip / Fitnah.Jika kita lihat perkembangan zaman sekarang ini, memang sangatlah sulit untuk menghindari kemaksiatan-2 (dzolim) dimana yang dapat memancing kita untuk berbuat dosa, sehubungan dengan hal tersebut, perbanyaklah dzikir kepada Allah agar kita senantiasa mendapat Ampunan dan Rahmat serta Perlindunmgan dari Allah SWT.II.3.3. Hilim (Memaafkan Baik Diminta / Tidak Diminta)Hilim yaitu suatu perbuatan untuk memaafkan kesalahan orang lain baik diminta maupun tidak diminta (Lapang Dada / Banyak Memaafkan). Hendaknya kita sebagai manusia yg senantiasa berhubungan satu sama lain harus saling memaafkan.hendaknya kita berhati mulia, berlapang dada, bersikap tolenran terhadap musuh ataupun orang yang memusuhinya. Tidak melampiaskan dendam atau sakit hatinya terhadap orang itu,bahkan dia memaafkan karna Allah semata-mata. dapat kita simpulkan bahwa memaafkan musuh atau orang yang memusuhi kita ketika kita dapat melakukan pembalasan adalah salah satu perbuatan yang sangat baik dan tinggi martabat dan derajatnya disisi Allh.Firman Allah SWT dalam SuratAsy SyuuraAyat40

ARTINYA:Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan serupa, maka barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan ) Allah sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang dzalim.Firman Allah SWT dalam SuratAn Nisaa Ayat 149

ARTINYA:Jika kamu menyatakan suatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan suatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf Lagi Maha Kuasa.Semoga Allah senantiasa memberikan kita sifat pemaaf, pengampun dan lapang dada. Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang dapat menahan Nafsu Amarah dan orang-orang yang suka memaafkan orang lain ...Amin Ya Rabbal Alamin.II.3.4. KhoufKhouf yaitu merasa takut akan azab Allah. Azab Allah ini meliputi Lahir & Bathin atau Ghoib maupun Nyata.Menangis karena takut akan keagungan Allah SWT, bukan menangis karena tidak punya uang atau sesuatu yang berkaitan hanya menginginkan kebutuhan duniawi semata atau tangisan yang direkayasa agar Doa-nya dikabulkan oleh Allah SWT, sesungguhnya Allah Maha Melihat Lagi Maha Mengetahui.Yang dimaksud menangis karena takut akan azab Allah atau keagungan-Nya ini menunjukkan betapa lemah lembutnya hati kita dalam mensyukuri nikmat yang Allah karuniakan kepada kita serta merasa takut akan azab Allah. Merasa dirinya ini kecil dimata Allah.Nabi Muhammad SAW kadang-kadang menangis karena kasihan kepada yang meninggal atau yang ditinggalkan, menangis karena kuatir akan masa depan umatnya, menangis karena Keagungan Allah ketika mendengar bacaan Al-Quran atau sedang melakukan doa dan shalat malam.Ada istilah yg dapat menjadikan diri kita mempunyai sifat Khouf, dengan idstilah yaitu DUIT SEJUTA :Huruf D : Doa, Orang yang tidak mau berdoa sesungguhnya ia adalah orang ygsombong, maka berdoalah kepada-Nya niscaya Allah akan kabulkan Doa itu.Huruf U: Usaha, Allah tidak akan merubah nasib seseorang pabila orang itu tidak mau merubahnya, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yg berusaha.Huruf I: Iman, Dengan segala penuh keyakinan karena sesungguhnya Allah Maha Melihat lagi maha Mengetahui.Huruf T :Taqwa, Melakukan pekerjaan yang diridhoi oleh Allah dengan penuh keikhlasan.Huruf SE : Senang, Yang selalu didambakan oleh setiap manusia, untuk itu cukupilah kebutuhan hidup lahir (duniawi) dan kebutuhan bathin (agama).Huruf JU : Jujur, Konsekwen antara ucapan dengan perbuatan dalam menjalankan yang hak.Huruf TA : Taat, Lakukanlah perintah Allah dan jauhkanlah larangan-Nya.Uraian diatas, merupakan simbol agar kita selalu ingat dan terpatri dalam kehidupan kita untuk senantiasa menjalankan hidup yang lurus dan benar.Firman Allah SWT dalam Surat Az ZukhrufAyat 78

ARTINYA :Sesungguhnya kami benar-benar membawa kepadamu, tetap kebanyakan diantara kamu benci kepada kebenaran itu.Firman Allah SWT dalam Surat Al Furqaan Ayat 30

ARTINYA :Berkatalah Rosul :Ya Tuhanku sesungguhnya kaumku menjadikan Al-quran ini suatu yang tidak diacuhkan.Dilihat dari dua ayat diatas (Srt: Az-Zukhruf & Srt: Al-Furqon), sangat berkaitan erat dimana manusia sudah berpaling dari kebenaran, mereka lebih senang menuruti hawa nafsunya demi kesenangan sesaat.Jika kita ingkar dengan apa-2 yg telah diberikan petunjuk dari Allah dan Rosulnya tentunya Allah akan memberikan balasannya.Firman Allah SWT dalam Surat Al Jaatsiyah Ayat 14

ARTINYA :Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tidak takut akan hari-hari Allah, karena Dia kan membalas suatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan".Dari keterangan ayat diatas, sesungguhnya kita dianjurkan untuk memaafkan terhadap orang-orang yang berbuat dosa karena untuk orang itu Allah yang menimpakan siksaan kepada mereka. Karena sesungguhnya Allah tidak menghukum mereka melainkan mereka sendirilah yang menghukumnya.Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk yang lurus dan benar dan termasuk golongan orang-orang yang takut akan azab Allah (Khouf) .... Amin Ya Rabbal alamin.II.3.5. TajarutTajarut adalah suka bersunyi dalam melakukan dzikrullah yaitu dengan cara Tafakur, Tadabur dan Tasyakur dalam mengingat Allah, merasakan kebesaran ciptaan Allah serta mensyukuri nikmat-2 yang telah Allah karuniakan kepada manusia di bumi ini.Satukanlah antara ucapan dan perbuatan, jernihkanlah pikiran, bersihkanlah hati dan juga jagalah ucapan.Ucapan

INCLUDEPICTURE "C:\\DOCUME~1\\ADMINI~1\\LOCALS~1\\Temp\\msoclip1\\01\\clip_image128.gif" \* MERGEFORMATINET PerbuatanDzikrullahPikiranII.3.6. Dzikrul MautSetiap mahluk yang berjiwa pasti akan menghadapi mati (maut), dan kepada-Nya-lah kita akan kembali. Kita akan dimintai pertanggung jawaban selama kita menjalani hidup, apabila selama hidup kita berbuat baik ataupun buruk maka Allah yang akan menempatkan sesuai dengan amalnya masing-masing (Syuga atau Neraka).

Apakah kita sudah siap dimintai Pertanggungjawaban dihadapan Allah Apabila Kita Mati ???Tentunya pertanyaan ini kita kembalikan kepada diri kita masing-masing. Tetapi jawaban yang pastinya adalah siap atau tidak siap kita akan mati. Hidup merupakan modal yang akan dimintai pertanggung jawabannya di Akhirat kelak.Firman allah SWT dalam Surat Al Baqarah Ayat 28

ARTINYA :Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkanNya kembali. Kemudian kepadaNya-lah kamu dikembalikan.Firman Allah SWT dalam Surat Al Waaqiah Ayat 60 62

ARTINYA :oAyat 60 : Kami telah menentukan kematian diantara kamu dan kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan.oAyat 61 : Untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (Akhirat) dalam keadaan yang kamu tidak ketahui.oAyat 62 : Dan sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang ke-dua)?.Firman Allah SWT dalam Surat Ash Shaaffaat Ayat 84

ARTINYA :(Ingatlah !) ketika Ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.Dari keterangan ayat-ayat diatas, jelas sekali kita akan dimintai pertanggung jawaban dan akan diganjar oleh Allah. Hendaklah kita ingat akan mati dan berusahalah agar hidup ini selalu berada dijalan-Nya. Belajarlah kita sebaik-baiknya agar kita tidak salah arah dan carilah guru yang benar-benar bijaksana dalam memberikan petunjuk-petunjuk-Nya.Firman Allah SWT dalam Surat Yaasiin Ayat 21

ARTINYA :Ikutilah orang-orang yang tiada meminta balasan kepadamu ; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.Istilah Yang Bijak dari keterangan Ayat diatas adalah : Guru Yang Bijaksana adalah Guru yang tidak pernah meminta imbalan kepada muridnya, murid yang pandai adalah murid yang dapat menyenangi gurunya. Semoga Allah selalu membimbing kita dan mengarahkan kita kepada guru-2 yg bijak dan mematikan kita dengan mati Husnul Khotimah ...Amin ya Rabbal Alamin.II.3.7. MahabbahMahabbah yaitu berusaha mencintai Allah maka sebaliknya Allah-pun akan mencintai kita. Allah SWT dengan karunia dan kemurahan-Nya menetapkan bagi orang yg saling berkawan dan tulus ikhlas, suci karena Allah untuk menerima cinta dan kasih sayang-Nya.Cinta allah kepada hambanya berarti Allah memberikan Rahmat kepada mereka. Adapun orang yg dicintai dan dikasihani Allah adalah orang-2 yang membuang nafsu-nafsu yang tidak baik (jelek), yaitu :1. Nafsu Amarah2. Nafsu Lawamah3. Nafsu Sawiyah4. Nafsu MulahamahDan selalu mengerjakan nafsu-nafsu yang selalu mengajak dalam kebaikan, yaitu :1. Nafsu Mutmainah2. Nafsu Rhodiyah3. Nafsu Mardiyah4. Nafsu KamillahJika kita memang mencintai Allah dan Rosul-Nya, kerjakan dan laksanakanlah perintah Allah, Sunnah Rosullullah, Ijma Ulama dan Maunatnya para Ulama. Karena hukum-hukum itu merupakan jalan agar kita dicintai allah SWT. II.4. NAFSU KAMILAHNafsu Kamilah yaitu nafsu yang mengajak untuk bersikap tenang, menjernihkan pikiran, membersihkan hati untuk selalu beribadah kepada Allah SWT.Untuk menjalankan Nafsu Kamilah ini terbagi menjadi 7 (tujuh) bagian, yaitu :1. Istiqomah(Ketetapan Hati)2. Siqqoh(Jujur Antara Perbuatan Dan Perkataan)3. Muroqobah(Merasa Selalu Diawasi Allah)4. Tauhid (Ingin bersatu Kepada Allah)5. Fatwa(Memberi Wejangan Kepada Umat)6. Dzikir Dan Doa(Mengamalkannya)7. Khofi(Limpahan Faidi Allah)Dalam mengisi Nafsu Kamilah ini ada beberapa firman Allah yang dapat menjadikan kita pegangan di dalam kehidupan kita sehari-hari, antara lain :Firman Allah SWT dalam Surat Al Mujaadilah Ayat 7

ARTINYA :Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.Firman Allah SWT dalam Surat Al Mujaadilah Ayat 8

ARTINYA :Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan pada diri mereka sendiri: "Mengapa Allah tiada menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?" Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.Firman Allah SWT dalam Surat Al Mujaadilah Ayat 9

ARTINYA :Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan.Firman Allah SWT dalam Surat Al Mujaadilah Ayat 10

ARTINYA :Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal.Firman Allah SWT dalam Surat Al Mujaadilah Ayat 19

ARTINYA :Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.Firman Allah SWT dalam Surat Al Mujaadilah Ayat 22

ARTINYA :Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) -Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.II.4.1. IstiqomahIstiqomah yaitu Berketatapan (Yakin) Hati Akan Kebenaran-Kebenaran Ayat-ayat Allah. Maksud dari Istiqomah disini adalah janganlah kita sekali-kali ragu atau tidak yakin akan kebenaran dari ayat-ayat Allah (Al-Quran). Karena sesungguhnya kebenaran itu datangnya dari Allah dan akan kembali lagi kepada Allah Yang Maha Pencipta Lagi Maha Kuasa.Firman Allah SWT dalam Surat Fush Shilat Ayat 30

ARTINYA :Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".Firman Allah SWT dalam Surat Fush Shilat Ayat 35

ARTINYA :Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.Firman Allah SWT dalam Surat Fush Shilat Ayat 54

ARTINYA :Ingatlah bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Tuhan mereka. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Dia Maha Meliputi segala sesuatu.Firman Allah SWT dalam Surat Fush Shilat Ayat 39

ARTINYA :Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.Dari uraian ayat-ayat diatas, maka jelas sekali bagi kita bahwa janganlah kita sekali-kali ragu akan Kebesaran dan Ke-Esaan Allah. Sungguh !!! Allah telah menunjukkan Segala Kebesaran-Nya kepada kita manusia dan Tidak Allah Ciptakan Langit dan Bumi beserta isinya keculai hanya untuk manusia dan tidak Pula Allah Jadikan Bumi dan Langit beserta isinya kecuali hanya sujud dan patuh kepada-Nya serta Allah telah menciptakan semuanya dengan berpasang-pasangan (laki-2 dgn Perempuan, Siang dgn Malam, Baik dgn Jelek, gelap dgn terang dll) dan Allah pula yang mempunyai Hak untuk menghidupkan dan mamatikan ciptaan-Nya, ini semua yaitu agar ada keseimbangan di alam dunia.Allah juga telah berketetapan atau berjanji kepada hamba-hamba yang berbuat baik dan berbuat jahat. Semua pilihan itu Allah kembalikan kepada kita (manusia) untuk memilih, Apakah memilih dijalan yang Allah Ridhoi atau di jalan yang Allah Murkai ?Dan Janganlah kita takut dan bersedih, jika kita yakin akan kebenaran ayat-ayat (Al-Quran) Allah. Karena apabila kita sudah Yakin (Istiqomah) akan Kebesaran dan Ke-Esaan Allah maka bergembiralah karena akan datang kepada kita Nikmat Allah yang telah dijanjikan karena Allah Maha Menepati Segala Janji-janji-Nya.Semoga dengan segala Rahmat dan Maghfiroh-Nya kita selalu Dilindungi dan Diberi Keyakinan akan Kebenaran Al-Quran serta dimasukkan kita kedalam golongan orang-orang yang Istiqomah dengan Iman dan Islam ... Amin Ya Rabbal Alamin. II.4.2. SiqqohSiqqoh yaitu jujur antara perkataan dan perbuatan. Alangkah sulitnya dijaman sekarang ini mencari orang-orang yang benar, jujur dalam segala ucapan dan tindakkanya. Padahal berkata benar dan jujur bukan hanya menguntungkan bagi orang lain saja, akan tetapi menguntungkan diri kita sendiri. Dia akan memperoleh kepercayaan dari khalayak ramai dan sudah jelas apabila kita berdagang akan memperoleh pasaran yang luas, apabila menjadi pejabat dia akan dihormati dan disegani oleh bawahannya dan masyarakat. Dan apabila menjadi karyawan ia selalu dipercaya oleh atasannya. Menepati janji apabila menjanjikan dan apabila diberi kepercayaan ia amanat. Banyak sudah orang yang jatuh dan terhina karena setiap perkataan (ucapannya) selalu bertolak belakang dengan apa yang ia perbuat sehari-hari. Seperti seorang Penceramah, ia selalu ceramah kepada umat atau pengikutnya untuk melakukan perbuatan yang baik dan meninggalkan yang perbuatan yang buruk (Mengajak shalat, sedekah, zakat, puasa dll) sementara dirinya sendiri tidak melakukannya atau jarang melakukan perbuatan yang beik sebagai contoh atau suri tauladan kepada pengikutnya.Tidak jujur dalam perkataan dan perbuatan ini mungkin juga bisa disebut sebagai budaya manusia, dimana sejak dahulu hingga sekarang perbuatan ini sudah dilakukan dan ini sudah merupakan penyakit hati manusia yang sangat sulit dihilangkan bahkan ada sebagian manusia yang mengambil keuntungan dari perbuatan yang tidak jujur ini. Sebagai contoh yang sangat realita, seseorang menyuruh atau berceramah kepada pengikutnya untuk menyisihkan sebagian rezekinya buat pembangunan mesjid atau membantu orang miskin tetapi dirinya tidak ikut andil dalam menyumbangkan rezekinya padahal dirinya sangat mampu bahkan yang sangat parahnya sudah tidak ikut menyumbang tetapi hasil dari sumbangan orang lain ia gunakan untuk keperluannya pribadi. Contoh lainnya, Seorang Pemimpin disetiap forum atau acara selalu mengajak rakyatnya untuk hidup prihatin dan tidak boros karena kondisi negara sedsang terkena krisis ekonomi tetapi dilain saat Pemimpin tersebut selalu menghamburk-hamburkan uang negara untuk keperluan diri pribadi atau golongannya sendiri. Dan didalam Al-Quran sangat jelas bahwa Allah akan memberikan Azab bagi manusia yang melakukan perbuatan ini tanpa ia sadari kapan datangnya. Dalam konteks Siqqoh di Bab Marifatini, kita dianjurkan untuk selalu meningkatkandan melakukan perbuatan jujur antara perkataan dan perbuatan didalam kehidupan kita sehari-hari. Dan dalam menjalankan itu terlebih dahulu kita harus melakukan beberapa hal, anatar lain :1.Berusaha untuk jujur kepada Allah2.Berusaha untuk jujur kepada Diri Sendiri3.Perbanyak Istigfar atau ingat kepada Allah4.Berusaha meninggalkan apa yang dilarang dan mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.Jika kita sudah dapat menjalankan itu semua, Insya Allah kita selalu diberikan Hidayah, Rahmat dan Maghfiroh serta Perlindungan dari Allah dan Insya Allah akan diangkat derajat kita ketempat orang-orang yang selalu di-Ridhoi Allah SWT dalam setiap langkah dan ucapan kita. Sesungguhnya Siqqoh ini adalah cermin dari akhlaqul Karimah yang harus kita jaga dan kita pupuk agar tercermin dan memancarkan cahaya kebenaran bagi manusia lainnya.Dan semoga kita semua selalu dibukakan pintu hati kita dan selalu diberikan petunjuk oleh Allah SWT agar kita menjadi orang-orang yang selalu melakukan perbuatan juju didalam setiap ucapan dan perbuatan kita sehari-hari Amin Ya Robbal Alamin..II.4.3. MurroqobahMurroqobah yaitu merasa selalu diawasi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Halus yang mengetahui kecil-kecilnya perkara.Maka tidak ada yang luput dari semua perbuatan kita di dunia oleh Allah SWT.Untuk meningkatkan keyakinan kita agar kita selalu merasa diawasi oleh Allah didalam setiap perbuatan kita di dunia ada beberapa macam cara, antara lain :1.Menjadikan Ibadah (Shalat, Puasa, Zakat, Sedekah dll) kita sebagai suatu kebutuhan danbukan suatu kewajiban.2.Yakin bahwa Allah ada dimana-mana yang selalu melihat kita, dan Allah Tidak Pernah Tidur3.Segera Mohon Ampun (Istigfar) & Introspeksi Diri jika melakukan kesalahan4.Ikhlas tanpa pamrih bila melakukan sesuatu dan hanya mengharapkan Ridho Allah semata5.Yakin bahwa apa-apa yang kita miliki dan dapati hanyalah titipan Allah dan bersifat sementara.6.Yakin bahwa Nikmat Allah yang hakiki dan abadi hanyalah di Alam Akhirat nanti.7.Berhati-hati dalam setiap langkah8.Selalu menghormati orang lain sebagai sesama Mahluk Allah.Jika kita sudah dapat melakukan itu semua, maka yang ada pada diri kita adalah selalu pasrah dan berusaha hanya untuk mendapatkan ke-Ridhoan Allah semata. Dan kita sebagai manusia tidak memiliki daya upaya apapun, semua kita kembalikan kepada keputusan Allah. Dan selalu bersyukur atas apa-apa yang diberikan Allah kepada kita baik berupa nikmat maupun berupa ujian.Semoga Allah SWT memasukkan kita semua kedalam golongan orang-orang yang selalu Dicintai dan Disayangi serta Di-Ridhoi Amin Ya Robbal Alamin.II.4.4. TauhidTauhid yaitu Ingin bersatu kepada Allah, jika kita ingin bersatu kepada Allah hendaklah kita ketahui bawasannya tidak sempurna seseorang mengenal dirinya, dan mengetahui ia yang akan mula-mula sekali dijadikan oleh Allah SWT. Sesungguhnya Allah telah menjadikan sekalian Alam ini dari pada Nur Muhammad SAW.Dari halini hendaklah kita pahami akan diri kita baik yang zhohir maupaun bathin. Dan demikian pula asal kejadian semesta alam ini dan isinya, semuanya berasal dari Nur Muhammad , yaitu yang berasal dari pada zat Allah yang Mutlak dan yang Qodim dan yang Baqo.Hendaklah dari Risalah Allah diatas, Teguhkanlah Tauhid kita bawasannya Tiada Tuhan selain Allah dan kita manusia tidak patut memiliki sifat sombong karena kita tidak memiliki daya upaya, kita hanya memiliki hak meminta tapi tidak mempunyai hak untuk menentukan apakah permintaan kita itu berhasil atau tidak. Hanya Allah yang memiliki hak untuk menentukan nasib tiap-tiap mahluk-Nya.Firman Allah SWT dalam Surat Asy Syuura Ayat 13

ARTINYA :Dia telah mensyari`atkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama) -Nya orang yang kembali (kepada-Nya).Firman Allah SWT dalam Surat Al Ahqaaf Ayat 13

ARTINYA :Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.Dari uraian Ayat-ayat diatas, maka jelaslah bagi kita semua bahwa sesungguhnya kita sebagai hamba Allah harus yakin dan percaya bahwa Allah itu Maha Esa dan kita harus senantiasa melakukan dzikir dengan Meng-Esakan Allah.

TIADA TUHAN SELAIN ALLAHHal ini perlu kita lakukan agar Tauhid kita menjadi kuat dan diharapkan akan timbul didalam diri kita bahwa tidak ada lagi kekhawatiran dengan apa yang akan kita hadapi nantinya karena didalam diri sudah terpatri Hanya Allah-lah Tempat-Ku Berserah Diri, dan selain kita melakukan dzikir, kita juga harus menyeimbangkan dengan tingkah laku dan ucapan kita sehari-hari didalam bermasyarakat dan berbangsa.Sebelum menjalankan itu semua, ada beberapa yang harus kita yakini dan percayai, antara lain :1. Beriman (Percaya) kepada Rukun Islam2. Beriman (Percaya) kepada Rukun Iman3. Beriman (Percaya) kepada Hukum-Hukum Allah4. Beriman (Percaya) Azab dan Nikmat AllahII.4.5. FatwaFatwa yaitu memberi wejangan kepada umat. Sesungguhnya jika kita telah diberi nikmat Ilmu oloeh Allah SWT, maka kita sebagai Hamba Allah Wajib Hukumnya untuk menyampaikan ilmu itu kepada umat atau orang yang tahu. Ilmu itu ibarat Amanat, dari sesuatu yang tidak kita ketahui menjadi tahu karena hanya kehendak Allah-lah itu dapat terjadi, sehingga janganlah kita memiliki sifat sombong atau takabur bahwa Ilmu Yang Kita Miliki Sekarang adalah Milik Kita. Ibarat kita menanam sebuah pohon, jika kita beri pupuk dan sirami setiap hari maka lama kelamaan pohon itu akan tumbuh menjadi besar dan berbuah. Pohon yang besar berguna untuk melindungi mahluk-mahluk yang lemah (tempat berteduh dan bersarang burung) dan buahnya manis untuk dinikmati oleh semua mahluk (manusia dan Hewan). Begitu juga halnya ilmu ibarat sebuah pohon, apabila kita terus menyampaikan ilmu yang bermanfaat (Ilmu dari Allah) itu kepada umat, maka lama kelamaan ilmu yang kita sampaikan itu dapat memayungi umat juga sebagai jemabatan bagi umat untuk lebih mengenalai Pencipta-nya. Jika kita sadar bahwa ilmu yang kita miliki itu hanyalah titipan Allah yang harus kita sampaikan kepada umat, seperti ada pepatah Al-Quran Berikan / Sampaikanlah Ilmu itu Walau Hanya Satu Ayat Saja. Maka sudah selayaknya kita yang mengaku seorang Muslim dan Beriman untuk tidak pelit menyimpan Ilmu yang diberikan itu.Dan didalam rangka mempelajari TaAwudjz pada Bab Marifat ini, kita sudah harus sadar dan yakin bahwa ilmu yang kita milki harus kita sampaikan kepada umat dan tidak kita simpan ilmu kebenaran itu walalu hanya satu ayat saja.Firman Allah SWT dalam Surat Al Ahzab Ayat 46

ARTINYA :Dan untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi.Bila kita lihat dari keterangan Ayat diatas, maka ada beberapa adab atau cara dalam kita menyampaikan Ilmu kepada Umat (Fatwa) agar umat dapat memahami dan mengerti dengan sebenar-benarnya yaitu antara lain :1. Sebelum Ilmu itu kita sampaikan kepada Umat, hendaknya kita amalkan dan kita kerjakan dulu untuk diri sendiri didalam kehidupan kita sehari-hari (Nasehatilah diri sendiri Baru Dapat Menasehati Orang Lain), sehingga menjadi contoh dan suri tauladan bagi umat.2. Mengetahui Isi, Makna serta Arti yang sesungguhnya dari Ilmu yang akan kita sampaikan itu, baik secara Dzohir maupun Bathin.3. Bersikap Arif dan Bijaksana dalam menyampaikan Ilmu, dan beradaptasi kepada Kultur Budaya setempat, sehingga umat yang menerimanya dapat sungguh-sungguh mengerti dan mengamalkannya dengan hati ikhlas dan penuh keyakinan bahwa sesungguhnya ilmu yang diberikan atau disampaikan oleh kita itu benar-benar datangnya dari Allah bukan rekayasa kita semata.Semoga kita semua selalu diberikan Petunjuk serta Ilmu yang bermanfaat bagi diri kita sendiri oleh Allah SWT dan Kita selalu dibukakan Hati dan Pikiran yang jernih dan penuh ikhlas untuk menyampaikan Ilmu Yang Kita Terima itu kepada Umat ... Amin Ya Robbal Alamin.II.4.6. Dzikir dan DoaDzikir dan Do yaitu Mengamalkannya, maksudnya adalah setelah kita mempelajari Bab Syareat dan Tarekat maka didalam Bab Marifat ini adalah Bentuk Pengamalan didalam Kehidupan Kita sehari-hari dalam rangka mencari Ridho Allah, dari pengetahuan kita tentang semua Hukum-hukum Allah dan Sifat-sifat Allah serta Nafsu yang Baik dan Buruk.Di bab-bab terdahulu kita dianjurkan untuk selalu ingat akan Kebesaran-kebesaran Allah dengan bentuk Dzikir dan Doa. Konotasinya adalah, Basahnya lidah kita dan Helaan Nafas Kita Hendaknya selalu berisi hanya Kebesaran-kebesaran Allah semata dan Selalu kita Meng-Agungkan, Men-Sucikan dan Me-Muji Nama Allah.Dzikir itu adalah bentuk pengamalan kita untuk selalu Mem-Besarkan, Men-Sucikan Nama Allahdalam konteks kita sebagai Mahkluk dgn Allah sebagai Pencipta, sedangkan Doa yang selama ini kita jalani adalah juga bentuk dari pengakuan kita bahwa hanya kepada Allah tempat kita Meminta dan Memohon juga dalam konteks kita sebagai Mahkluk dgn Allah sebagai Pencipta.Sedangkan dalam konteks pada Bab Marifat ini adalah selain kita sebagai Mahluk Ciptaan Allah juga sekaligus kita sebagai Makhluk Sosial yang selalu berinteraksi dengan makhluk lainnya.

INCLUDEPICTURE "C:\\DOCUME~1\\ADMINI~1\\LOCALS~1\\Temp\\msoclip1\\01\\clip_image168.gif" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "C:\\DOCUME~1\\ADMINI~1\\LOCALS~1\\Temp\\msoclip1\\01\\clip_image169.gif" \* MERGEFORMATINET DZIKIRHati yg Bersih

INCLUDEPICTURE "C:\\DOCUME~1\\ADMINI~1\\LOCALS~1\\Temp\\msoclip1\\01\\clip_image171.gif" \* MERGEFORMATINET Pikiran yg JernihUcapanDOAPerbuatanDalam mencapai apa yang dinamakan Ridho Allah pada konteks Dzikir dan Doa adalah kita harus mengamalkannya dalam dua arah yaitu hubungan Vertical yaitu dengan Allah dan hubungan Horizontal yaitu dengan makhluk lainnya.Mungkin yang akan berat kita jalani adalah hubungan kita secara Horizontal yaitu dengan makhluk lainnya. Banyak manusia yang dalam pengamalan Dzikir dan Doa kepada Allah dapat berhasil tetapi begitu manusia itu terjun kedalam hubungan dengan makhluk lainnya ia tidak berhasil. Seperti contoh ; Seorang Ulama Besar dan Masyur lantaran ia tergoda dengan kenikmatan dunia (Harta, Tahta dan Jabatan) , maka ia akan jatuh kedalam jurang kehinaan. Itu semua karena ia tidak mengamalkan Dzikir dan Doa yang selama ini selalu ia ucapkan atau lafadkan. a.DzikirKita sering atau mungkin selalu ber-dzikir Allahu Akbar (Allah Maha Besar) atau La Illaha Illallah(Tiada Tuhan Selain Allah) atau Astaghfirllahaladzim(Mohon Ampun), sementara didalam kenyataannya kita tidak menunjukkan sifat seorang yang hanya Menghambakan Diri Kepada Allah justru banyak diantara kita terjebak didalam kehidupan dunia yang sementara ini ; seperti seorang bawahan dengan atasan, didalam ibadah ia selalu mengatakan bahwa Ia adalah Hamba Allah tetapi setelah ia bekerja, demi untuk kebutuhan Jasmani (Uang) ia rela menghambakan diri (Menjilat) Atasannya atau ia acuh begitu Atasannya menjelekkan Agamanya atau Allah. Atau didalam setiap ibadah kita selalu meminta Ampunan kepada Allah tetapi begitu ia selesai beribadah perbuatan maksiatpun ia jalani kembali. Bukankah ini semua hanyalah perbuatan yang sia-sia dan hanya mendapatkan Murka Allah saja.Adakah Pengamalan dalam konteks Dzikir disini ??? (Jawabannya ada didalam diri kita masing-2)b. DoaDidalam setiap Shalat mungkin kita Ber-Doa Ya Allah Berilah Hamba-mu Rizky Yang Halal Dan Pekerjaan, sementara dalam prakteknya kita tidak berusaha untuk mencari rizky dan pekerjaan, kita hanya bermalas-malasan menunggu Rizky itu datang kepada kita atau malah kita selalu memakan rizky yang kita tahu itu adalah haram. Adakah Pengamalan dalam konteks Doa disini ??? (Jawabannya ada didalam diri kita masing-2)Marilah kita semua setelah melihat contoh diatas untuk segera berintrospeksi diri ; Apakah Kita Selama Ini Sudah Mengamalkan Dzikir dan Doa ?Marilah mulai sekarang kita semua untuk mencoba belajar untuk mengamalkan Dzikir dan Doa ini didalam kehidupan kita sehari-hari. Sebelum itu semua terlebih dahulu kita harus mengetahui arti Dzikir dan Doa yang di Ridhoi Allah itu.oDzikiradalah Meng-Agungkan, Men-Sucikan, Mengucap Tasbih dan Melakukan Pujian-pujian hanya kepada Allah SWT Semata, dengan menyatukan Hati, Pikiran dan Lisan serta Ikhlas. Tak ada yang