selamatkan generasi muda dari “naroka” · kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita...
TRANSCRIPT
2
3
BONUS DEMOGRAFI 2012-2040
• Rasio ketergantungan anak-anak = beban dari penduduk
berusia <15 thn (= X)
• Rasio ketergantungan lanjut usia = kewajiban yang
ditanggung karena penduduk berusia >65 thn (= Y)
• Rasio ketergantungan total = jumlah kedua rasio (X + Y);
• Rasio penduduk produktif = penduduk usia kerja (>15th
hingga <65 thn (= Z))
• Berkat Program KB, X = 73,3% (1980) turun ke 40,6% (2015)
dan Y naik dari 5,8% (1980) ke 8,0% (2015) maka:,
X + Y (1980) = 73,3% + 5,8% = 79,1%;
X + Y (2015) = 40,6% + 8,0% = 48,6%
Z (2015) = < 50% (1 tanggungan dipikul 2 penduduk);
“WINDOW OF OPPORTUNITY”
• Z < 50 (2015-2040) dengan rasio terendah (45) pada 2020-2030
(masa “window of opportunity);
• Y akan naik dan rasio ketergantungan akan bertemu dengan X
pada tahun 2060;
Ringkasan
X turun 1980-2015 + Y naik lamban = Z turun
Z turun sampai dibawah 50;
Z terendah (45) pada 2020-2030 = window of opportunity
Masa penting: 2015-2040 dengan penekanan pada 2020-2030
GENERASI INI HARUS DITINGKATKAN KUALITAS
INTELEKTUALITAS DAN KESEHATAN JASMANI ROHANI UNTUK
MEMBAWA INDONESIA KE LEPAS LANDAS 2045;
6
JUMLAH KELOMPOK UMUR TERTENTU
Klp Usia: Jml.Juta jiwa per thn 2015 2020 2030
0-14 69,8 70,7 67,8
15-24 43,5 44,3 46,9
25-59 120,3 128,8 140,6
60+ 21,6 27,0 40,9
Emil Salim cs, “Dinamika Kependudukan dan Pembangunan
Berkelanjutan di Indonesia”, UNFPA, 2015;
--------------------------------------------------------------------------------------
Khusus generasi muda usia 15-29 thn naik dari 62 juta (2010)
ke 70 juta jiwa (2035) sebagai kader pemimpin Bangsa
menuju Indonesia maju di tahun 2045.
PREVALENSI MEROKOK
Persentase Umur mulai merokok (tahun) pada laki-laki dan perempuan Indonesia (2013)
Kelompok Usia: % laki-laki % perempuan:
5-9 thn 1,5 1,4
10-14 thn 18,1 9,3
15-19 thn 57,3 29,2 puncak usia perokok dini
20-24 thn 16,1 18,6
25-29 thn 4,2 10,0
30+ thn 2,7 31+
Sumber:
KEMKES, Bunga Rampai Fakta Tembakau dan Permasalahannya di Indonesia, 2014
PROSES MEROKOK TEMBAKAU 1. Tanaman tembakau (Nicotiana Tabacum) berkadar
Nikotin 18,5 juta ug/kg bangkitkan “ketagihan”;
2. Nikotin tembakau dlm rokok bila dihisap terserap dlm darah melalui kulit, selaput lendir mulut dan jutaan gelembung udara (alveoli) di paru-paru seluas 90 kali luas permukaan kulit. Sekitar 7-10 detik setelah rokok dihisap, nikotin mencapai otak memicu zat-kimia (Dopamine) merangsang “rasa kenikmatan”;
3. Nikotin juga merusak lapisan otak lokasi serabut darah yang tumbuhkan kualitas kecerdasan anak;
4. Ketagihan pada “rasa nikmat” lahirkan ketergantung-an pada nikotin dengan dosis adiktif semakin besar;
DAMPAK ADIKSI NIKOTIN
1. Dampak nikotin hilang dalam beberapa jam, mendorong diri merokok periodik sepanjang hari dengan jumlah rokok naik mengejar rasa “kenikmatan” semula.
2. Akibat keseringan merokok, perlu kadar adiksi lebih tinggi yg ada dalam Kokain, Heroin, Sabu dan Narkoba. Sehingga Perokok-Muda berisiko besar menjadi pecandu drugs Narkoba di usia lanjut;
3. Asap rokok pun menurunkan pertumbuhan “Intelligensi Quotient” bagi “passive smokers” di sekitar;
4. Perokok aktif merusak korteks tipis otak menurunkan IQ, tumbuhkan kanker paru, mulut, pankreas, penyakit jantung, stroke, komplikasi keguguran dan kemandulan bagi perempuan & lahirkan anak dengan “conduct disorder”;
5. Untuk berhenti merokok perlu adaptasi pada hilangnya ketergantungan pada nikotin yg mau dikurangi.
6. Perokok = pasien kehidupan abnormal yg perlu dinormalkan;
GENERASI-MUDA = PASAR ROKOK
1. Usia 5 - 30 thn = sasaran industri rokok. R.J.Reynolds Tobacco
Company Internal Memo 1984: “Jika para remaja tak merokok, industri
akan bangkrut seperti masyarakat yg tak melahirkan generasi penerus
akan punah.”
2. The Sampoerna Investment Newsletter 26/4/2004: “Year-over-year
growth in our three core brands (Djie-Sam-Soe, A-Hijau and A-Mild)
clearly indicated that the strategy that we are pursuing, i.e. Investment
in brand equity development paid off. Higher turn-over and improving
margin we-re signs of the more conducive operating environment we
are in as excise tax were left unchanged by the government”
3. Sekali masuk perangkap A-Mild & serupa low tar nicotine brand
sigarettes yang disukai anak muda – seumur hidup dijerat adiksi
drugs.
KEBIJAKAN PRESIDEN TENTANG
ROKOK 1. Peraturan Presiden RI No: 2/ 2015, tanggal: 8 Januari 2015
tentang “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dalam “Agenda Pembangunan Nasional” menetapkan sebagai salah satu “Sasaran Pembangunan Kesehatan” : “Menurunkan prevalensi penduduk usia 18 tahun kebawah dari 7,2 (2013) ke sasaran 5,4 (2019), penurunan sebesar 25% dalam lima tahun;
2. Gubernur DKI Jakarta, melarang pemasangan iklan di ruang terbuka Jakarta Raya karena biaya kesehatan akibat rokok lebih besar dari hasil perolehan pemasangan iklan;
3. Bupati Kulonprogo, Hasto, dan Wali Kota Sukabumi aktif ambil prakarsa melarang ruang publik untuk merokok;
4. Kelompok Berita Satu & Suara Pembaruan dan TEMPO menolak iklan rokok dalam penerbitannya;
KEBIJAKAN MENTERI PENDIDIKAN
1. Dengan Permen No: 64 tahun 2015, tgl: 22 Desember 2015
ditetapkan bahwa lingkungan sekolah harus menjadi
kawasan tanpa rokok;
2. Berbagai larangan diterapkan terhadap periklanan,
bantuan pembiayaan dan berbagai usaha yang
mendorong konsumsi rokok;
3. Guru pendidik wajib usahakan perilaku “tidak merokok”
Kebijakan Menteri Pendidikan dimaksud agar
anak sekolah tidak dihinggapi zat adiktif nikotin
rokok yang menjirat anak muda kecanduan pada
zat adiktif nikotin;
ZAT ADIKTIF NIKOTIN ROKOK = CANDU
1. Nikotin dlm rokok merangsang DOPAMIN zat kimia dalam otak lahirkan rasa “senang” (pleasure). Lambat-laun nikotin lemah “kekuatannya” sehingga perlu dosis nikotin lebih besar bangkitkan rasa “senang” yang sama = melahirkan kecanduan (adiktif) perokok pada nikotin Mild ke Strong;
2. Mild, Light cigarettes = “highly effective nicotine delivery devices and are as addictive as drugs (heroin, cocain, etc) Nicotine in sigarettes = “gateway to heavier drugs”;
3. 70% perokok dini ingin berhenti merokok tapi dicegah industri rokok dengan “serangan iklan kejantanan”;
4. Johan Cruyff, bintang “Total Football” mulai merokok usia 23 tahun. Meninggal usia 69 tahun kanker paru-paru berkata: “Sepak bola beri saya segalanya, tapi rokok merenggut hampir segalanya dalam hidup saya”.
KEBIJAKAN MENTERI PERINDUSTRIAN
ROAD-MAP INDUSTRI ROKOK (10/8/2015) PROYEKSI Tahun
Milyar batang: 2015 2016 2020
Rokok Total 398,6 421,1 524,2
SKT 77,0 77,1 77,5
SKM MILD 161,8 121,3 306,2
SKM Reguler 117,2 122,6 147,3
SPM 16,6 23,2 27,7
Sigaret-Kretek-Tangan (padat karya) naik < 1%;
Sigaret Kretek Mild naik hampir 100%, kadar nikotin “mild” sangat digemari perokok muda.
KEBIJAKAN MENPERINDUSTRIAN BERTENTANGAN DENGAN KEBIJAKSANAAN PRESIDEN YANG MAU TURUNKAN
PREVALENSI ROKOK GENERASI DIBAWAH 18 TAHUN.
KESERASIAN PERMEN-INDUSTRI DAN
RUU PERTEMBAKAUAN 1. Lampiran Permenperin senafas dgn RUU Pertembakauan
Parpol DPR 2016 karena sama2 (1) bicara tentang “rokok
kretek sebagai produk warisan budaya bangsa; (2) tidak
singgung dampak negatif rokok pada kesehatan; (3) uta-
makan “tembakau” yang hanya ditanam di 5 propinsi dan
tidak prioritaskan “perikanan” sebagai sumber bahan
industri yg terdapat di 2/3 kawasan Nusantara; (4) bela
industri rokok yg 90% dikuasai modal asing dan berpoten-
si besar merusak kesehatan generasi muda;
2. Dalam “Konsideransi Permenindustri” sama sekali tidak
disinggung Peraturan Presiden No: 2/ 2015 yang memuat
secara spesifik sasaran penurunan prevalensi perokok
usia dibawah 18 thn;
TENAGA KERJA PENGOLAHAN
TEMBAKAU
Jumlah perusahaan besar industri pengolahan tembakau naik dari
265 unit (2009) ke 270 unit (2013) tetapi jumlah perusahaan
sedang turun dari 788 unit (2009) ke 596 unit (2013) karena
industri pengolahan tembakau, Sigaret Kretek Tangan (SKT)
yang padat karya dikalahkan oleh sistem mekhanisiasi dalam
proses produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM);
Pekerja Sektor Industri Pengolahan Tembakau 2013:
Total 362.933 jiwa; Jumlah tenaga kerja nasional: 111.805.480
jiwa. Persentase Tenaga Kerja Pengolahan Tembakau
terhadap seluruh Pekerja: 0,30%
18
NASIB PETANI BURUH TEMBAKAU
1. Petani tembakau hanya bekerja 2 bulan dalam setahun
2. Pemilik tanah tembakau kabupaten Jember, Jatim memperkerjakan buruh tembakau Rp. 21.000 – 24.000 per-hari = Rp. 500.000 – Rp. 650.000 per bulan.
3. Upah minimum Kabupaten Jember: Rp.1.460.000 per-bulan;
4. Kualitas tembakau dipengaruhi curah hujan, bila hujan tinggi maka harga tembakau turun;
5. Harga tembakau ditentukan oleh Grader (penentu nilai) dan Penimbang = anggota Perusahaan rokok;
Qualitas tembakau 40 grade antara Rp. 500- Rp. 25.000.-
per-Kg. Masa panen tembakau setahun sekali. Pengolahan 1-3 bulan. Pekerjaan selebihnya tak tetap;
6. Penggunakan impor daun tembakau oleh industri rokok dalam negeri tiap tahun naik;
19
20
% Pangsa Pasar Rokok menurut Penjualan 2012
1. HM Sampoerna/Phillip Morris: 30,1
2. Gudang Garam Tbk, PT 29,1
3. Djarum, PT 12,4
4. Bentul/British A.Tabacco 7,9
5. Nojorono Tobacco Indonesia, PT 6,1
6. Wismilak Inti Makmur Tbk.PT 0,4
7. KT & G Corp 0,3
Tahun 2013: 61% pangsa pasar rokok putih
dikuasai 2 perusahaan rokok.
MUTU KESEHATAN & PENDIDIKAN
Total Faktor Produktifitas Manusia Indonesia rendah karena:
Pendidikan rendah: rata-rata 8,3 tahun;
Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan energi khronis, anemia, infeksi karena sanitasi & air lingkungan buruk;
Dari 117 negara Indonesia tergolong rangking top 17 negara stunting terburuk;
Waktu usia remaja ancaman turunnya kualitas sehat karena:
NARKOBA – ROKOK – ALKOHOL = NAROKA
KUALITAS PENDIDIKAN & KESEHATAN GENERASI MUDA HARUS DITINGKATKAN MEMBAWA INDONESIA
LEPAS LANDAS 2045
22
INDUSTRI KREATIF Perkembangan “artificial intelligence”melahirkan
prakarsa & pola fikir baru, seperti “nano”, “design thinking”, “bio-mimicry” yang melahirkan industri berbasis “creative destruction”;
“Science, Technology, Engineering, Mathematics dibalut Social Sciences menjadi wahana industri kreatif;
Perkembangan ini ditopang oleh generasi digital dan proses interaksi global yang memungkinkan alih ilmu dan teknologi;
Bentuk organisasinya bisa “industri besar, sedang maupun mikro”
23
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
AEC = pasar dan basis produksi tunggal dengan unsur-unsur: “free flow of goods, services, investment, capital and skilled labor” agar mampu bersaing di dunia;
Untuk ini perlu perubahan paradigma dan outlook kita menjadikan kawasan ASEAN melengkapi produksi industri, perdagangan dan teknologi;
ASEAN menjadi bagian dari proses produksi industri dan perdagangan kita. Sehingga tekanan diberikan pada “intra-industry development” dipelopori oleh industri dan perdagangan kita;
24
ROAD-MAP INDUSTRIALISASI
2016-2045 Menaikkan kualitas Generasi Muda Digital berkat
“dividen demografi” diwujudkan dengan pola edukasi STEMS menaikkan produktifitas Industri Manufaktur, Mikro & Kecil dan Industri Kreatif meningkatkan daya saing bangsa;
Produk sumber daya alam unggulan jadi sasaran Industri Mikro Kecil di setiap daerah dengan pendekatan “kluster”;
Industri Manufaktur berorientasi pada pengembangan intra-industry ASEAN melalui intra-regional trade.
Trans-Pacific Partnership punya ikatan non-trade (intellectual property rights, dispute settlements, labor arragements, agricultural reteructions) yang merugikan RI sehingga sebaiknya kita pusatkan pada usaha memimpin efektif kerjasama ekonomi ASEAN . 25
MUTU KESEHATAN & PENDIDIKAN
Total Faktor Produktifitas Manusia Indonesia rendah karena:
Pendidikan rendah: rata-rata 8,3 tahun;
Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan energi khronis, anemia, infeksi karena sanitasi & air lingkungan buruk;
Dari 117 negara Indonesia tergolong rangking top 17 begara stunting terburuk;
Waktu usia remaja ancaman turunnya kualitas sehat:
NARKOBA – ROKOK – ALKOHOL = NAROKA
KUALITAS PENDIDIKAN & KESEHATAN GENERASI MUDA HARUS DITINGKATKAN MEMBAWA INDONESIA LEPAS LABNDAS 2045
26
SELAMATKAN GENERASI MUDA UNTUK
INDONESIA MAJU 2045 1. Tahun 1900-an lahirkan Generasi Soekarno-Hatta yang
pada usia “kepala-empat”, menegakkan Indonesia
Merdeka;
2. Tahun 2000-an lahir Generasi Muda membawa Republik
Indonesia Pancasila ke pintu gerbang Negara Makmur
Ekonomi, Adil Sosial, Lestari Lingkungan di tahun 2045;
3. Untuk ini Generasi Muda tahun 2000-an harus cerdas
kuasai Science – Technology – Engineering – Mathematics
- Social Sciences, menanggapi tantangan pembangunan
nasional dan global abad ke-21 ini;
4. Prasyarat utama adalah agar Generasi Muda tahun 2000-
an ini Sehat Jasmani-Rohani bebas dari godaan korupsi
materi dan adiktif drug rokok nikotin-ke-narkoba;
27
REFERENSI 1. Biro Pusat Statistik, Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan
Industri Makro dan Kecil 2013-2015;
2. Biro Pusat Statistik, Indikator Industri Manufacturing, Indonesia
2013;
3. Biro Pusat Statistik, Perkembangan Indeks Produksi Industri
Manufaktur 2012-2014;
4. Biro Pusat Statistik, Profil Industri Mikro dan Kecil tahun 2014;
5. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kretif RI, Ekonomi Kreatif,
Oktober 2014;
6. Iwan Jaya Azis, Unpublished Lectures 2015.
7. M.Dobb, lead economist, World Bank, Unpublished paper 2015;
8. Emil Salim dan kawan2, Population Dynamics and Sustainable
Development, UNFPA, Jakarta, 2015;
9. Mardiyah Chamim dkk, A Giant Pack of Lies Bongkah Raksasa
Kebohongan Industri Rokok,, Koji & Tepo Institute, 2011
28