selamatkan generasi muda dari “naroka” · kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita...

28
SELAMATKAN GENERASI MUDA Oleh: Emil Salim Jakarta, 19/5- 20 Desember 2016 [email protected]

Upload: others

Post on 08-Sep-2019

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

SELAMATKAN GENERASI

MUDA

Oleh: Emil Salim

Jakarta, 19/5- 20 Desember 2016

[email protected]

Page 2: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

2

Page 3: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

3

Page 4: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

BONUS DEMOGRAFI 2012-2040

• Rasio ketergantungan anak-anak = beban dari penduduk

berusia <15 thn (= X)

• Rasio ketergantungan lanjut usia = kewajiban yang

ditanggung karena penduduk berusia >65 thn (= Y)

• Rasio ketergantungan total = jumlah kedua rasio (X + Y);

• Rasio penduduk produktif = penduduk usia kerja (>15th

hingga <65 thn (= Z))

• Berkat Program KB, X = 73,3% (1980) turun ke 40,6% (2015)

dan Y naik dari 5,8% (1980) ke 8,0% (2015) maka:,

X + Y (1980) = 73,3% + 5,8% = 79,1%;

X + Y (2015) = 40,6% + 8,0% = 48,6%

Z (2015) = < 50% (1 tanggungan dipikul 2 penduduk);

Page 5: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

“WINDOW OF OPPORTUNITY”

• Z < 50 (2015-2040) dengan rasio terendah (45) pada 2020-2030

(masa “window of opportunity);

• Y akan naik dan rasio ketergantungan akan bertemu dengan X

pada tahun 2060;

Ringkasan

X turun 1980-2015 + Y naik lamban = Z turun

Z turun sampai dibawah 50;

Z terendah (45) pada 2020-2030 = window of opportunity

Masa penting: 2015-2040 dengan penekanan pada 2020-2030

GENERASI INI HARUS DITINGKATKAN KUALITAS

INTELEKTUALITAS DAN KESEHATAN JASMANI ROHANI UNTUK

MEMBAWA INDONESIA KE LEPAS LANDAS 2045;

Page 6: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

6

Page 7: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

JUMLAH KELOMPOK UMUR TERTENTU

Klp Usia: Jml.Juta jiwa per thn 2015 2020 2030

0-14 69,8 70,7 67,8

15-24 43,5 44,3 46,9

25-59 120,3 128,8 140,6

60+ 21,6 27,0 40,9

Emil Salim cs, “Dinamika Kependudukan dan Pembangunan

Berkelanjutan di Indonesia”, UNFPA, 2015;

--------------------------------------------------------------------------------------

Khusus generasi muda usia 15-29 thn naik dari 62 juta (2010)

ke 70 juta jiwa (2035) sebagai kader pemimpin Bangsa

menuju Indonesia maju di tahun 2045.

Page 8: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

PREVALENSI MEROKOK

Persentase Umur mulai merokok (tahun) pada laki-laki dan perempuan Indonesia (2013)

Kelompok Usia: % laki-laki % perempuan:

5-9 thn 1,5 1,4

10-14 thn 18,1 9,3

15-19 thn 57,3 29,2 puncak usia perokok dini

20-24 thn 16,1 18,6

25-29 thn 4,2 10,0

30+ thn 2,7 31+

Sumber:

KEMKES, Bunga Rampai Fakta Tembakau dan Permasalahannya di Indonesia, 2014

Page 9: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

PROSES MEROKOK TEMBAKAU 1. Tanaman tembakau (Nicotiana Tabacum) berkadar

Nikotin 18,5 juta ug/kg bangkitkan “ketagihan”;

2. Nikotin tembakau dlm rokok bila dihisap terserap dlm darah melalui kulit, selaput lendir mulut dan jutaan gelembung udara (alveoli) di paru-paru seluas 90 kali luas permukaan kulit. Sekitar 7-10 detik setelah rokok dihisap, nikotin mencapai otak memicu zat-kimia (Dopamine) merangsang “rasa kenikmatan”;

3. Nikotin juga merusak lapisan otak lokasi serabut darah yang tumbuhkan kualitas kecerdasan anak;

4. Ketagihan pada “rasa nikmat” lahirkan ketergantung-an pada nikotin dengan dosis adiktif semakin besar;

Page 10: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

DAMPAK ADIKSI NIKOTIN

1. Dampak nikotin hilang dalam beberapa jam, mendorong diri merokok periodik sepanjang hari dengan jumlah rokok naik mengejar rasa “kenikmatan” semula.

2. Akibat keseringan merokok, perlu kadar adiksi lebih tinggi yg ada dalam Kokain, Heroin, Sabu dan Narkoba. Sehingga Perokok-Muda berisiko besar menjadi pecandu drugs Narkoba di usia lanjut;

3. Asap rokok pun menurunkan pertumbuhan “Intelligensi Quotient” bagi “passive smokers” di sekitar;

4. Perokok aktif merusak korteks tipis otak menurunkan IQ, tumbuhkan kanker paru, mulut, pankreas, penyakit jantung, stroke, komplikasi keguguran dan kemandulan bagi perempuan & lahirkan anak dengan “conduct disorder”;

5. Untuk berhenti merokok perlu adaptasi pada hilangnya ketergantungan pada nikotin yg mau dikurangi.

6. Perokok = pasien kehidupan abnormal yg perlu dinormalkan;

Page 11: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

GENERASI-MUDA = PASAR ROKOK

1. Usia 5 - 30 thn = sasaran industri rokok. R.J.Reynolds Tobacco

Company Internal Memo 1984: “Jika para remaja tak merokok, industri

akan bangkrut seperti masyarakat yg tak melahirkan generasi penerus

akan punah.”

2. The Sampoerna Investment Newsletter 26/4/2004: “Year-over-year

growth in our three core brands (Djie-Sam-Soe, A-Hijau and A-Mild)

clearly indicated that the strategy that we are pursuing, i.e. Investment

in brand equity development paid off. Higher turn-over and improving

margin we-re signs of the more conducive operating environment we

are in as excise tax were left unchanged by the government”

3. Sekali masuk perangkap A-Mild & serupa low tar nicotine brand

sigarettes yang disukai anak muda – seumur hidup dijerat adiksi

drugs.

Page 12: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan
Page 13: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

KEBIJAKAN PRESIDEN TENTANG

ROKOK 1. Peraturan Presiden RI No: 2/ 2015, tanggal: 8 Januari 2015

tentang “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dalam “Agenda Pembangunan Nasional” menetapkan sebagai salah satu “Sasaran Pembangunan Kesehatan” : “Menurunkan prevalensi penduduk usia 18 tahun kebawah dari 7,2 (2013) ke sasaran 5,4 (2019), penurunan sebesar 25% dalam lima tahun;

2. Gubernur DKI Jakarta, melarang pemasangan iklan di ruang terbuka Jakarta Raya karena biaya kesehatan akibat rokok lebih besar dari hasil perolehan pemasangan iklan;

3. Bupati Kulonprogo, Hasto, dan Wali Kota Sukabumi aktif ambil prakarsa melarang ruang publik untuk merokok;

4. Kelompok Berita Satu & Suara Pembaruan dan TEMPO menolak iklan rokok dalam penerbitannya;

Page 14: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

KEBIJAKAN MENTERI PENDIDIKAN

1. Dengan Permen No: 64 tahun 2015, tgl: 22 Desember 2015

ditetapkan bahwa lingkungan sekolah harus menjadi

kawasan tanpa rokok;

2. Berbagai larangan diterapkan terhadap periklanan,

bantuan pembiayaan dan berbagai usaha yang

mendorong konsumsi rokok;

3. Guru pendidik wajib usahakan perilaku “tidak merokok”

Kebijakan Menteri Pendidikan dimaksud agar

anak sekolah tidak dihinggapi zat adiktif nikotin

rokok yang menjirat anak muda kecanduan pada

zat adiktif nikotin;

Page 15: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

ZAT ADIKTIF NIKOTIN ROKOK = CANDU

1. Nikotin dlm rokok merangsang DOPAMIN zat kimia dalam otak lahirkan rasa “senang” (pleasure). Lambat-laun nikotin lemah “kekuatannya” sehingga perlu dosis nikotin lebih besar bangkitkan rasa “senang” yang sama = melahirkan kecanduan (adiktif) perokok pada nikotin Mild ke Strong;

2. Mild, Light cigarettes = “highly effective nicotine delivery devices and are as addictive as drugs (heroin, cocain, etc) Nicotine in sigarettes = “gateway to heavier drugs”;

3. 70% perokok dini ingin berhenti merokok tapi dicegah industri rokok dengan “serangan iklan kejantanan”;

4. Johan Cruyff, bintang “Total Football” mulai merokok usia 23 tahun. Meninggal usia 69 tahun kanker paru-paru berkata: “Sepak bola beri saya segalanya, tapi rokok merenggut hampir segalanya dalam hidup saya”.

Page 16: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

KEBIJAKAN MENTERI PERINDUSTRIAN

ROAD-MAP INDUSTRI ROKOK (10/8/2015) PROYEKSI Tahun

Milyar batang: 2015 2016 2020

Rokok Total 398,6 421,1 524,2

SKT 77,0 77,1 77,5

SKM MILD 161,8 121,3 306,2

SKM Reguler 117,2 122,6 147,3

SPM 16,6 23,2 27,7

Sigaret-Kretek-Tangan (padat karya) naik < 1%;

Sigaret Kretek Mild naik hampir 100%, kadar nikotin “mild” sangat digemari perokok muda.

KEBIJAKAN MENPERINDUSTRIAN BERTENTANGAN DENGAN KEBIJAKSANAAN PRESIDEN YANG MAU TURUNKAN

PREVALENSI ROKOK GENERASI DIBAWAH 18 TAHUN.

Page 17: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

KESERASIAN PERMEN-INDUSTRI DAN

RUU PERTEMBAKAUAN 1. Lampiran Permenperin senafas dgn RUU Pertembakauan

Parpol DPR 2016 karena sama2 (1) bicara tentang “rokok

kretek sebagai produk warisan budaya bangsa; (2) tidak

singgung dampak negatif rokok pada kesehatan; (3) uta-

makan “tembakau” yang hanya ditanam di 5 propinsi dan

tidak prioritaskan “perikanan” sebagai sumber bahan

industri yg terdapat di 2/3 kawasan Nusantara; (4) bela

industri rokok yg 90% dikuasai modal asing dan berpoten-

si besar merusak kesehatan generasi muda;

2. Dalam “Konsideransi Permenindustri” sama sekali tidak

disinggung Peraturan Presiden No: 2/ 2015 yang memuat

secara spesifik sasaran penurunan prevalensi perokok

usia dibawah 18 thn;

Page 18: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

TENAGA KERJA PENGOLAHAN

TEMBAKAU

Jumlah perusahaan besar industri pengolahan tembakau naik dari

265 unit (2009) ke 270 unit (2013) tetapi jumlah perusahaan

sedang turun dari 788 unit (2009) ke 596 unit (2013) karena

industri pengolahan tembakau, Sigaret Kretek Tangan (SKT)

yang padat karya dikalahkan oleh sistem mekhanisiasi dalam

proses produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM);

Pekerja Sektor Industri Pengolahan Tembakau 2013:

Total 362.933 jiwa; Jumlah tenaga kerja nasional: 111.805.480

jiwa. Persentase Tenaga Kerja Pengolahan Tembakau

terhadap seluruh Pekerja: 0,30%

18

Page 19: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

NASIB PETANI BURUH TEMBAKAU

1. Petani tembakau hanya bekerja 2 bulan dalam setahun

2. Pemilik tanah tembakau kabupaten Jember, Jatim memperkerjakan buruh tembakau Rp. 21.000 – 24.000 per-hari = Rp. 500.000 – Rp. 650.000 per bulan.

3. Upah minimum Kabupaten Jember: Rp.1.460.000 per-bulan;

4. Kualitas tembakau dipengaruhi curah hujan, bila hujan tinggi maka harga tembakau turun;

5. Harga tembakau ditentukan oleh Grader (penentu nilai) dan Penimbang = anggota Perusahaan rokok;

Qualitas tembakau 40 grade antara Rp. 500- Rp. 25.000.-

per-Kg. Masa panen tembakau setahun sekali. Pengolahan 1-3 bulan. Pekerjaan selebihnya tak tetap;

6. Penggunakan impor daun tembakau oleh industri rokok dalam negeri tiap tahun naik;

19

Page 20: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

20

Page 21: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

% Pangsa Pasar Rokok menurut Penjualan 2012

1. HM Sampoerna/Phillip Morris: 30,1

2. Gudang Garam Tbk, PT 29,1

3. Djarum, PT 12,4

4. Bentul/British A.Tabacco 7,9

5. Nojorono Tobacco Indonesia, PT 6,1

6. Wismilak Inti Makmur Tbk.PT 0,4

7. KT & G Corp 0,3

Tahun 2013: 61% pangsa pasar rokok putih

dikuasai 2 perusahaan rokok.

Page 22: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

MUTU KESEHATAN & PENDIDIKAN

Total Faktor Produktifitas Manusia Indonesia rendah karena:

Pendidikan rendah: rata-rata 8,3 tahun;

Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan energi khronis, anemia, infeksi karena sanitasi & air lingkungan buruk;

Dari 117 negara Indonesia tergolong rangking top 17 negara stunting terburuk;

Waktu usia remaja ancaman turunnya kualitas sehat karena:

NARKOBA – ROKOK – ALKOHOL = NAROKA

KUALITAS PENDIDIKAN & KESEHATAN GENERASI MUDA HARUS DITINGKATKAN MEMBAWA INDONESIA

LEPAS LANDAS 2045

22

Page 23: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

INDUSTRI KREATIF Perkembangan “artificial intelligence”melahirkan

prakarsa & pola fikir baru, seperti “nano”, “design thinking”, “bio-mimicry” yang melahirkan industri berbasis “creative destruction”;

“Science, Technology, Engineering, Mathematics dibalut Social Sciences menjadi wahana industri kreatif;

Perkembangan ini ditopang oleh generasi digital dan proses interaksi global yang memungkinkan alih ilmu dan teknologi;

Bentuk organisasinya bisa “industri besar, sedang maupun mikro”

23

Page 24: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

ASEAN ECONOMIC COMMUNITY

AEC = pasar dan basis produksi tunggal dengan unsur-unsur: “free flow of goods, services, investment, capital and skilled labor” agar mampu bersaing di dunia;

Untuk ini perlu perubahan paradigma dan outlook kita menjadikan kawasan ASEAN melengkapi produksi industri, perdagangan dan teknologi;

ASEAN menjadi bagian dari proses produksi industri dan perdagangan kita. Sehingga tekanan diberikan pada “intra-industry development” dipelopori oleh industri dan perdagangan kita;

24

Page 25: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

ROAD-MAP INDUSTRIALISASI

2016-2045 Menaikkan kualitas Generasi Muda Digital berkat

“dividen demografi” diwujudkan dengan pola edukasi STEMS menaikkan produktifitas Industri Manufaktur, Mikro & Kecil dan Industri Kreatif meningkatkan daya saing bangsa;

Produk sumber daya alam unggulan jadi sasaran Industri Mikro Kecil di setiap daerah dengan pendekatan “kluster”;

Industri Manufaktur berorientasi pada pengembangan intra-industry ASEAN melalui intra-regional trade.

Trans-Pacific Partnership punya ikatan non-trade (intellectual property rights, dispute settlements, labor arragements, agricultural reteructions) yang merugikan RI sehingga sebaiknya kita pusatkan pada usaha memimpin efektif kerjasama ekonomi ASEAN . 25

Page 26: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

MUTU KESEHATAN & PENDIDIKAN

Total Faktor Produktifitas Manusia Indonesia rendah karena:

Pendidikan rendah: rata-rata 8,3 tahun;

Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan energi khronis, anemia, infeksi karena sanitasi & air lingkungan buruk;

Dari 117 negara Indonesia tergolong rangking top 17 begara stunting terburuk;

Waktu usia remaja ancaman turunnya kualitas sehat:

NARKOBA – ROKOK – ALKOHOL = NAROKA

KUALITAS PENDIDIKAN & KESEHATAN GENERASI MUDA HARUS DITINGKATKAN MEMBAWA INDONESIA LEPAS LABNDAS 2045

26

Page 27: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

SELAMATKAN GENERASI MUDA UNTUK

INDONESIA MAJU 2045 1. Tahun 1900-an lahirkan Generasi Soekarno-Hatta yang

pada usia “kepala-empat”, menegakkan Indonesia

Merdeka;

2. Tahun 2000-an lahir Generasi Muda membawa Republik

Indonesia Pancasila ke pintu gerbang Negara Makmur

Ekonomi, Adil Sosial, Lestari Lingkungan di tahun 2045;

3. Untuk ini Generasi Muda tahun 2000-an harus cerdas

kuasai Science – Technology – Engineering – Mathematics

- Social Sciences, menanggapi tantangan pembangunan

nasional dan global abad ke-21 ini;

4. Prasyarat utama adalah agar Generasi Muda tahun 2000-

an ini Sehat Jasmani-Rohani bebas dari godaan korupsi

materi dan adiktif drug rokok nikotin-ke-narkoba;

27

Page 28: SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI “NAROKA” · Kesehatan buruk karena gizi kurang, 36,8% balita sebanyak 8,1 juta menderita “stunting” karena waktu ibu hamil menderita kekurangan

REFERENSI 1. Biro Pusat Statistik, Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan

Industri Makro dan Kecil 2013-2015;

2. Biro Pusat Statistik, Indikator Industri Manufacturing, Indonesia

2013;

3. Biro Pusat Statistik, Perkembangan Indeks Produksi Industri

Manufaktur 2012-2014;

4. Biro Pusat Statistik, Profil Industri Mikro dan Kecil tahun 2014;

5. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kretif RI, Ekonomi Kreatif,

Oktober 2014;

6. Iwan Jaya Azis, Unpublished Lectures 2015.

7. M.Dobb, lead economist, World Bank, Unpublished paper 2015;

8. Emil Salim dan kawan2, Population Dynamics and Sustainable

Development, UNFPA, Jakarta, 2015;

9. Mardiyah Chamim dkk, A Giant Pack of Lies Bongkah Raksasa

Kebohongan Industri Rokok,, Koji & Tepo Institute, 2011

28