sel sebagai dasar kehidupan
DESCRIPTION
ttttttttTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu biologi dibagi menjadi beberapa cabang, salah satu diantaranya yaitu ilmu
sitologi. Ilmu sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel. Sel merupakan unit
terkecil yang sangat penting pada makhluk hidup.
Perkembangan biologi sel sangat erat hubungannya dengan perkembangan biologi
lainnya. Analisis berbagai fenomena kejadian biotik sangat memerlukan pengetahuan
biologi sel, terutama aspek kehidupan yang berhubungan dengan kelangsungan
kehidupan, aktifitas dan berbagai aspek kehidupan lainnya.
Sel tidak saja sebagai satuan fungsional terkecil dari kehidupan, tetapi sekaligus sel
dapat menjadi satuan struktural suatu organisme tersebut. Semua aktivitas kehidupan
dapat dilakukan oleh sel. Oleh karena itu dalam mempelajari kehidupan sel sangat
membantu dalam memahami masalah kehidupan pada umumnya.
1.2 Rumusan Masalah
(1) Apa pengertian sel sebagai dasar kehidupan?
(2) Apa saja komponen penyusun sel?
(3) Bagaimana proses transportasi melalui membrane selektif permiabel?
(4) Bagaimana proses sintesis protein?
1.3 Tujuan
(1) Memaparkan pengertian sel sebagai dasar kehidupan
(2) Memaparkan komponen penyusun sel
(3) Mendeskripsikan transportasi melalui membrane selektif permiabel
(4) Mendeskripsikan sintesis protein
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sel sebagai Dasar Kehidupan
Sel sebagai dasar kehidupan karena memiliki sistem organisasi molekuler dan
kimiawi yang mampu menyimpan informasi, menterjemahkan informasi untuk
mensintesis molekul sel, serta menggunakan sumber energi untuk melakukan kegiatan.
Sel sel mampu bergerak dan mengkompensasikan fluktuasi lingkungan melalui reaksi-
reaksi biokimiai alternatif di bagian dalamnya. Sel dapat memperbanyak diri,
melangsungkan informasi turun temurun seperti juga sistem utama biokimiawi dan
molekulernya, sebagai bagian dari reproduksi sel. Semua kegiatan itu terletak dalam
unit struktual yang pokok dalam bentuk kecil.
2.2 Struktur dan komponen penyusun sel
2.2.1 Struktur sel
Sel dikelompokan menjadi dua golongan utama, yaitu eukariotik dan
prokariotik. Penggolongan ini didasarkan pada ada tidaknya membran sel.
a. Sel Prokariotik
Sel prokariotik tidak mempunyai membran inti, sehingga inti sel bergabung
dengan sitoplasma. Golongan prokariotik meliputi bakteri, ganggang biru-hijau
dan mikoplasma. Sebgaian besar prokariotik berukuran antara 1-10µm, tetapi
beberapa ganggang biru-hijau berdiameter sampai 60µm. Metabolisme prokariotik
ada 2 pertama bersifat aerobik yakni bakteri yang membutuhkan oksigen untuk
hidup contohnya nitrobacter, nitrosomonas, yang kedua bersifat anaerobik yakni
bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk hidup contohnya Escherichia coli,
Staphylococcus. Organel umum pada sel prokariotik adalah dinding sel, membran
plasma, nukleoid, sitoplasma, ribosom, mesosom. Bentuk DNA sel prokarotik
sirkuler dan terletak di sitoplasma, sedangkan RNA dan protein disintetis diruang
yang sama. Pada saat pembelahan sel prokariotik, kromosom ditarik dengan cara
melekat pada membran.
b. Sel Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel yang sudah mempunyai membran inti. Sehingga
DNA berada didalam ruangan yang terpisah dari sitoplasma. Dengan adanya
membran sel DNA terlndungi dari berbagai reaksi kimia yang terjadi didalam
sitoplasma, dan dari gerakan sitoskelet. Ukuran sel eukariotik umumnya berukuran
2
10-100µm. Golongan eukariotik meliputi fungi, tumbuhan, hewan. Metabolisme
pada sel eukariotik bersifat aerobik. Organel umum pada eukariotik meliputi
membran sel, sitoplasma, ribosom, dinding sel, nukleus, retikulum endoplasma,
lisosom, badan golgi, mitokondria, badan mikro, sentriol. Pada eukariotik DNA
berbentuk linier dan terletak di tengah. RNA di sintesis di inti sel, sedangkan
protein disentesis di sitoplasma. Pada pembelahan sel eukariotik, kromosom
ditarik oleh sentriol.
2.2.2 Komponen Sel
2.2.2.1 Komponen kimiawi
Sel hidup tersusun dari kumpulan atom, yang terbanyak hampir 99% dari
berat sel adalah atom C,H,N dan O. Komponen kimiawi didalam sel dapat
berupa komponen anorganik misalnya, air dan ion mineral, sedangkan
komponen organik misalnya protein, karbohidrat, asam nukleat, dan
lipida(lemak).
a. Air, Garam dan Ion-ion
Pada sel, air merupakan komponen terbesar. Dalam sel, air
memiliki 2 bentuk yaitu air bebas dan air terikat. Air bebas berfungsi
sebagai pelarut ion dan medium sistem koloid sitoplasma. Air terikat,
terikat pada protein dengan ikatan hidrogen. Garam diperlukan untuk
mempertahankan tekanan osmotik dan keseimbangan asam basa di
dalam sel.
b. Protein
Protein adalah makromolekul, polimer dari asam amino yang
saling berikatan dengan ikatan sullfida. Protein mempunyai fungsi
yaitu sebagai penyusun sel, untuk proses fisiollogi sel, sebagai
katalisator rekasi kimia.
c. Lipida
Lipida atau yang biasa disebut lemak merupakan senyawa yang
bersifat hidrofobik, tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik. Tiap molekul lemak terdiri dari 1 molekul gliserol dan 3
molekul asam lemak. Fungsi terpenting dari asam lemak adalah sebagai
penyusun membran.
d. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun dari karbon, hidrogen, dan okesigen;
merupakan sumber energi dan komponen penting untuk dinding sel.
3
Bentuk karbohidrat dibagi menjadi 3 golongan yaitu polisakarida,
disakarida, dan monosakarida.
e. Asam nukleat
Asam nukleat adalah makromolekul yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup sel semua organisme mengandung 2 macam asam
nukleat yaitu deoksiribo nukleat(DNA) dan asam ribonukleat(RNA),
kecuali virus hanya mengandung salah satu asam nukleat, DNA atau
RNA saja.
2.2.2.2 Organel Sel
Sel dibagi menjadi tiga jenis yaitu sel tumbuhan, selhewan dan sel bakteri.
Berikut persamaan dan perbedaannya
a. Membran plasma
Membran plasma merupakan pembungkus sel yang memisahkan isi
sel dari lingkungannya. Isi sel berbeda dari lingkungan luarnya
misalnya, dalam hal kandungan ion; perbedaan ini dapat
dipertahankan sepanjang hidup sel karena adanya selaput sel.
Organisasi molekuler membran sel
Membran plasma terdiri dari senyawa protein, lipida, dan
karbohidrat. Membran sel darah merah mengandung protein kurang
4
lebih 52%, lipida 40%, dan karbohidrat 8%. Membran sel
merupakan struktur yang asimetrik komposisi protein dan lipida
pada permukaan dalam dan permukaan luar berbeda, yang
mencerminkan perbedaan fungsinya.
Komponen lipida membran yang penting adalah fosfolipida,
kolesterol, dan glikolipida. Molekul lipida bersifat amfipatik , artinya
tiap molekul mempunyai 2 kutub yang berbeda sifatnya, yaitu kutub
hidrofilik(suka air/polar) dan kutub hidrofobik (tidak suka
air/nonpolar).
Protein membrane memiliki peranan penting, tidak hanya sebagai
protein struktural, tetapi juga berperan dalam transport materi, sebagai
enzim, antigen dan reseptor. Berdasarkan letaknya, protein membrane
dibedakan atas protein intrinsik (integral) yang letaknya menjorok
masuk (sebagian atau keseluruhan) ke dalam lapisan lipida dan protein
ekstrinsik (perifer) yang letaknya diluar lapisan lipida. Protein
integral yang melintasi lapisan ganda lipda disebut protein trans
membran (lintas membran) .
Karbohidrat pada membrane kebanyakan berupa oligosakarida,
tetapi ada juga berupa polisakarida. Keduanya membentuk ikatan
kovelen dengan molekul protein disebut glikoprotein dan dengan lipid
disebut glikolipid. Meskipun jumlah molekul lipid lebih banyak
daripada molekul protein, karbohidrat yang berikatan dengan protein
lebih banyak daripada yang berikatan dengan lipid. Hal tersebut
disebabkan karena satu molekul protein dapat berikatan dengan banyak
oligosakarda, sedangkan satu molekul lipida hanya berikatan dengan
sau molekul karbohidrat. Tetapi fungsi karbohidrat pada membran sel
belum diketahui fungsinya.
b. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma atau yang sering disingkat RE adalah
suatu kumpulan kantung seperti membrane bentuk pipa, gelembung
dan pipih yang meluas dalam sitoplasma sel. Retikulum endoplasma
terdapat dalam dua bentuk. Satu, RE kasar, memiliki ribosom yang
menempel pada permukaan membrane retikulum dan yang kedua
adalah RE halus yaitu RE yang tidak ditempeli ribosom pada membran
retikulum.
5
Membran RE dapat diisolasi dari sel-sel dan dipsahkan menjadi
bagian yang kasar dan halus melalui sentrifugasi gradient sukroasa, RE
kasar, karena mengandung ribosom lebih padat daripada yang halus.
Pengisolasian membrane RE mengandung kelompok protein yang luas.
Banyak dari protein ini adalah protein integral.
c. Badan Golgi (aparatus golgi)
Apparatus golgi sel eukariotik memiliki banyak fungsi, melputi:
1. Sekresi
2. Perkembangan akrosom pada sperma
3. Pembentukkan bidang sel khusus dari apparatus golgi
4. Pembentukkan bidang sel dan dinding sel pada jaringan tumbuhan
5. Pengemasan bahan-bahan sekretori yang dikeluarkan dari sel
6. Pemrosesan protein (sebagai contoh; glikosilasi, fosforilasi, sulfasi,
dan proteolisis terpilih) yang disintesis oleh ribosom pada retikulum
endoplasma kasar.
7. Sintesis polisakarida tertentu dan glikolipid.
8. Pemilihan protein yang diperuntukkan bagi berbagai tempat dalam
sel.
9. Pelepasan elemen membrane baru untuk membrane plasma
10. Pemrosesan komponen membran yang masuk sitosol selama
endositosis
Meskipun organisasi apparatus golgi agak berbeda dari satu
tipe jaringan atau sel dengan yang lain, tetapi ciri utamanya adalah
terbentuk dari setumpuk kisternae yang pipih, ovel dikelilingi oleh
gelembung-gelembung pada bagian atas dan bawahnya dan struktur
tubular. Pada sebagian besar sel hewan memiliki kisterna golgi 5-6,
dengan lebar kurang lebuh 500-1000 nm. Badan golg pada sel
tumbuhan sebagian besar mempunyai lebih dari 20 kisterna.
d. Ribosom
Ribosom prokariotik mempunyai masa total molekuler
2.520.000 dalton dengan ukuran 29nm x 21 nm. Ribosom eukariotk
lebih besar yaitu 4.220.000 dalton dengan ukuran (32nmx22nm) .
ribosom berfungsi sebagai tempat berlangsungnua translasi (sintesis
protein). Pada prokariotik ribosom tersebar acak di sitoplasma,
6
ribosoom juha ditemukan menempel dipermukaan luar selaput RE,
didalam matris mitokonria, dan didalam stroma kloroplas.
e. Dinding Sel
Komponen penyusun utama dinding sel bakteri adalah
peptidoglikan. Pada bakteri gram positif jumlah peptidoglikan lebih
banyak dari bakteri negative. Bakteri gram negative membran kedua
yang tersusun dari polisakarida (LPS). Membrane ke 2 meyebabkan
bakteri gram negative resisten terhadap zat warna dan antibiotic
tertentu.
Komponen utama dinding sel jamur ragi adalah manan, sedangkan
dinding sel jamur hifa tersusun dari kitin dan glukan,
Dinding sel tumbuhan tinggi tersusun dari rangka dan matriks, rangka
berupa mkrofibril selulosa. Sedangkan matriks tersusun dari
hemiselulosa, pekin, plastik biologis, protein dan lemak. Dinding sel
tumbuhan dibedakan menjadi diding sel primer dan dinding sel
sekunder. Perbedaan antara kedua macam dinding ini terletak pada
fleksbilitas, ketebalan, susunan mikrofibril, dan pertumbuhannya.
f. Lisosom
Lisosom adalah organel yang polimorfik, artinya mempunyai
bentuk dan ukuran yang sangat bervariasi. Lisosom berguna bagi
pencernaan intra sel. Pencernaan intra sel selalu terjadi di vakuola
(lisosom sekunder), dengan demikian enzim tidak keluar dar sitosol.
Selain untuk pencernaan intra sel, lisosom juga berperan dalam
perombakan organel sel dan proses perkembangan dan pemulihan
organ.
g. Peroksisom
Peroksisom berbentuk bulat telur, diameternya sekitar 0,5πm-0,7µm,
hanya dibungkus satu membran dan tidak mempunyai DNA dan
ribosoma seperti mitokondria dan kloroplas. Pada sel hewan
peroksisom banyak terdapat dihati dan berfungsi untuk merubah
hydrogen peroksida (H 2 O2) menjadi air dengan bantuan enzim
katalase.
Peroksisom pada tanaman terdapat pada sel-sel daun dan biji yang
sedang berkecambah. Peroksisom pada sel daun berperan dalam
7
fotorespirasi. Pada biji yang sedang berkecambah peroksisom berperan
dalam pengubahan asam lemak yang tersimpan dalam biji menjadi gula
yang diperlukan untuk perkeccambahan.
h. Mitokondria
Pada umumnya mitokondria tersebar acak didalam sel dan
cenderung berkumpul di bagian sel yang memerlukan banyak energy,
msalnya disektar gelendong pembelahan (benang spindle) pada sel
yang sedang membelah, atau di dekat membrane sel yang sedang
melakukan endositosis. Namun pada beberapa sel tertentu mitokondria
tidak berpindah-pindah, misalnya terletak diantara pita gelap dan terang
pada sel otot lurik, di dalam flagel sel spermatozoa, sel basilus dan
conus retina, dan pada sel tubuli ginjal.
Peranan mitokondris adalah sebagai organel penghasil energi (ATP).
Proses pembentukkan ATP didalam mitokondria merupakan rangkaian
beberapa reaksi biokimia yang terjadi di dalam sel. Berikut rangkaian
reaksi biokimia tersebut:
1. Glikolisis : pada proses glikolisis glukosa dirubah menjadi 2
molekul asam piruvat dengan hasil sampingan yaitu 2
molekul NADH dan 2 ATP
2. Dekarboksilasi oksidatif : asam piruvat yang merupakan
hasil dari glikolisis bergabung dengan koenzim A menjadi
asetil koenzim A sedangkan NAD+¿¿ dirubah menjadi
NADH dan hasil sampingannya adalah O2
3. Siklus kreb : asetil koenzim A bergabung
4. Transport elektron
5. Oksidasi dan fosforisasi
i. Kloroplas
Bagian kloroplas dari luar ke dalam adalah selaput luar, ruang
antar selaput, selaput dalam, dan stroma. Kloroplas berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai penghasil energy.
Reaksi fotosintesis biasanya disederhanakan sebagai berikut:
Cahaya
8
nH2O + nCO2 (CH2O)n + nO2
Reaksi fotosintesis tersebut terdiri dari dua tahap yang berurutan, yaitu
reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang berlangsung di tilakoid
sedangkan reaksi gelap berlangsung di stroma. Berikut reaksinya:
Reaksi terang
Cahaya
NADP + klorofil + H2O + ADP + P NADPH + H +
O2 + ATP
Reaksi gelap
CO2 + ATP + NADPH + 2H karbohidrat + ADP + P
+ NADP
Oksigen yang dihasilkan dari reaksi terang dikeluarkan dari sel,
sedangkan karbohidrat yang dihasilkan dari reaksi gelap akan
dikeluarkan dari kloroplas untuk digunakan oleh sel atau disimpan di
tempat/jaringan penyimpan cadangan makanan.
j. Inti Sel
Bagian-bagian yang menyusun intisel adalah : selubung nti,
pori, nukleoplasma/matriks inti sel, kromosom/kromatin, dan nucleolus
atau anak inti. Pada umumnya inti sel berbentuk bola tetapi ada pula
yang berbentuk gelendong. Intisel berfungsi sebagai pusat pengaturan
seluruh aktivitas didalam sel. Didalam intisel terdapat nucleolus.h
Nucleolus adalah suatu struktur didalam inti yang merupakan lokasi
pembentukkan dan penimbunan perkursor ribosom, sekaligus
pembentukkan sub unit ribosom. Pada nukleolus juga transkripsi gen
RNAr dan tempat memperoses molekul pra RNAr. Pada sel-sel yang
kegiatan sintesis proteinnya rendah, misalnya sel sperma, blastomer, sel
otot dan lain-lain ukuran nukleolus sangat kecil bahkan tidak ada.
k. Sentriol
Sentriol adalah organel sel yang berbentuk silindris, diameternya
kurang lebih 2µm dan panjangnya kurang lebih 0,4µm. pada sel hewan
sentriol merupakan bagian dari sentrosom yang berfungsi sebagai
MTOC. Semula diduga sentriol berperan dalam pembentukkan
mikrotubula gelendong mitosis, mungkn disebabkan karena letak
9
fisiknya. Pada sel tanaman tinggi tidak terdapat sentriol, tetapi tetap
berbentuk gelendung mitosis. Sentriol berperan dalam pembentukkan
silia dan flagella. Silia dan flagella tertanam pada tubuh basilus yang
strukturnya persis sama dengan sentriol. Jadi dalam sel yang bersilia
atau berflagela, sentriol berperan ganda, yaitu sebagai bagian dari
MTOC dan sebagai tubuh basalis.
l. Silia dan Flagela
Silia dan flagella adalah organela untuk pergerakan, berada pada
permukaan luar membrane. Jumlah sila pada umumnya banyak, sedang
flagella hanya satu atau dua. Silia ditemui pada bermacam-macam sel
hewan dan beberapa sel tumbuhan rendah. Silia berukuran lebih halus
dan lebih pendek dari flagella. Flagella ditemukan pada golongan
protozoa dan sel spermatozoa.
m. Vakuola
Vakuoala adalah organel sitoplasmik yang berisi cairan. Dibatasi
oleh membrane yang sama bentuknya dengan membrane sel. Vakuola
terbentuk karena pelipatan ke dalam suatu bagian yang ada di
membrane sel. Pada tumbuhan muda berisi banyak vakuola kecil, tetapi
dengan pertumbuhan sel terbentuk vakuola tengah yang besar. Molekul
makanan yang terlarut, bahan buangan, dan pigmen terdapat didalam
vakuola.
n. Mikrofilamen
Mikrofilamen adalah serat tipis panjang berdiameter 5-6nm.
Terdiri dar protein yang disebut aktin. Banyak mikrofilamen
membentuk kumpulan atau jaringan pada berbagai tempat dalam sel.
Pada banyak sel, sitoplasmanya bergerak dan fenomena ini dinamakan
aliran sitoplasma. Pergerakan ini disebabkan adanya mikrofilamen.
Mikrofilamen juga berfungsi dalam perpindahan sel dan perubahan
bentuk sel.
2.2 Transportasi Sel
sel membutuhkan molekul molekul dari luar untuk aktiivitasnya, dan juga
mengeluarkan molekul-molekul yang tidak dibutuhkan lagi. Molekul-molekul
yang masuk dan keluar dari sel dapat berupa makro moleku ataupun
mikromolekul. Mikromolekul yang masuk dan keluar melalui membran sel dapat
10
melalui transport pasif dan transport aktif. Sedangkan untuk makromolekul dapat
melalui endositosis(molekul yang masuk) dan eksositosis (molekul yang keluar).
a. Transport Pasif
Transport pasif terjadi karena adanya landaian konsentrasi dan landaan elektris
pada kedua sisi membrane. Transport pasif tdak memerlukan energi metabolik,
dan materi bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Transport pasif
dibedakan menjadi difusi tidak terfasilitasi dan difusi terfasilitasi.
Difusi tidak terfasilitasi terjadi dengan cara menembus lapisan lipida. Difusi ini
terjadi karena perbedaan gradient konsentrasi antara diluar dan didalam sel
sehingga sel perlu melepas atau menarik molekul-molekul kecil agar tercapai
kestimbangan diluar dan didalam sel. Molekul yang relative hidrofobik dapat
menyebrangi phospolipid bilayer pada kecepatan tertentu. Karena I tu gas sepeti
O2 dan CO2, molekul hidrofobik seperti bensen dan molekul sedikit polar tetapi
tidak bermuatan seperti H2O dan ethanol dapat berdifusi melewati membran.
Difusi terfasilitasi sama seperti difusi tidak terfasilitasi yaitu melibatkan gerak
molekul yang arahnya ditentukan oleh konsentrasi relative di dalam dan diluar sel.
Hanya saja molekul yang masuk dan keluar tidak melewati phospolipid bilayer
melainkan melewati protein. Jadi maksud dari kata terfasilitasi adalah transportasi
molekul yang difasilitasi oleh protein yang dapat menganlut molekul secara
langsung tanpa melalui bagian dalam hidrofobiknya. Karena itu difusi terfasilitasi
membiarkan molekul polar dan bermuatan seperti karbohdrat, asam amino,
nukleolid dan ion-ion yang melewati membran plasma.
b. Transport Aktif
Pada transport aktif, energy yang diberikan oleh reaksi pasangan yang lain
(seperti hidrolisis ATP) adalah digunakan untuk mendorong transport molekul
pada arah energi yang tak mendukung.
Pompa ion bertanggung jawab untuk menjaga gradient ion melalui membrane
plasma yang dibantu oleh ATP. Konsentrasi Na+¿¿ kurang lebih 10kali lebih tinggi
di luar daripada didalam sel, sedangkan konsentrasi K+¿ ¿ adalah lebih tinggi
didalam daripada di luar sek. Gradient ini dibantu oleh pompa Na+¿¿ K+¿ ¿
menggunakan energy yang berasal dari hidrolisis ATP untuk mentransport Na+¿¿
dan K+¿ ¿ berlawanan gradient elektrokimianya.
Proses ini diakibatkan dari dorongan ATP yang menyebabkan perubahan
penyesuaian dalam pompa. Pertama, ion Na+¿¿ terikat pada sisi afinitas yang
11
tinggi di dalam sel. Pengikatan ini merangsang hidrolisis ATP dan phosporilasi
pompa, menyebabkan perubahan penyesuaian yang membuka sisi pengikatan -
Na+¿¿ ke bagian luar sel dan mengurangi afinitasnya untuk Na+¿¿. Karena itu,
ikatan Na+¿¿ dibebaskan ke dalam cairan ekstraseluler. Pada waktu yang
bersamaan, afinitas yang tinggi pada sisi pengikatan K+¿ ¿ muncul ke permukaan
sel. Pengikatan ekstraseluler K+¿ ¿ pada tempat ini kemudian merangsang hidrolisis
gugus phospat yang berikatan dengan pompa yang menyebabkan perubahan
penyesuaian yang kedua, menampakkan tempat pengikatan K+¿ ¿ ke sitosol dan
merendahkan afinitas pengikatan mereka sehingga K+¿ ¿ dibebaskan ke dalam sel.
Pompa mempunyai tiga tempat pengikatan untuk Na+¿¿ dan dua untuk K+¿ ¿,
sehingga masing-masing siklus transport 3 Na+¿¿ dan 2 K+¿ ¿ melewati membrane
plasma pada penggunaan satu molekul ATP. Kepentingan pompa Na+¿¿ - K+¿ ¿
ditunjukkan oleh kenyataan bahwa hamper 95% ATP digunakan oleh banyak sel-
sel hewan.
c. Eksositosis dan Endositosis
Pada proses eksositosis, sel mensekresi makromolekul melalui pelebaran
gelembung dengan membrane plasma. Pada endositosis, sel mengambil
makromolekul dan bahan utama dengan membentuk gelembung yang berasal dari
membrane plasma. Berdasarkan ukuran vakuola molekul yang masuk dibedakan
menjadi dua yaitu pinositosis (molekul yang masuk berupa larutan) dan fagositosis
(molekul yang masuk berupa partikel)
Pinositosis diawali dengan menempelnya makromolekul atau ion tertentu pada
reseptor yang terdapat pada “coated pit”, selanjutnya terjadi invaginasi “coated
pit” yang makin lama makin dalam, akhirnya terlepas dari membrane membentuk
resikel endoditik (pinosom). Begitu vesikel endositik terbentuk, selubung klaritan
terlepas dan kembali ke membrane sel. Pembentukkan pinosom diduga karena
terjadinya kontraksi mikrofilamen aktin yang terdapat pada bagian perifer
sitoplasma. Bagaimana nasib selanjutnya dari vesikel pinosom, akan dibahas pada
pencernaan intra sel.
Pada fagositosis, partikel harus menempel pada reseptor khusus pada
membrane sel. Peristiwa selanjutnya sama dengan peristiwa pinositosis. Pada
protozoa, fagositosis terjadi demgan cara yang berbeda yaitu partikel yang akan
dimakan dikurung oleh kaki semu (pseudopodia) yang akan membentuk fagosom.
12
2.3 Sintesis Protein
Sintesis protein yang merupakam salah satu fungsi utama sel, terjadi sesuai
petunjuk pada kode gene, segmen molekul DNA yang bervariasi. Tiap gene
dibedakan menurut urutan pola dasar ikatan nitrogen. Sintesa protein meliputi
proses transkripsi urutan itu pada molekul “messenger”, lalu mempergunakannya
untuk mengatur urutan asam amino yang membentuk protein. Fase sintesis protein
dibagi menjadi dua yaitu fase transkripsi dan fase translasi.
a. Fase Transkripsi
Fase transkripsi terjadi didalam inti sel. Ketika gene mengalami aktivasi, kedua
rantainya berpisah, dan salah satu di antaranya menjadi cetakan (matriks) untuk
mRNA . setelah terbentuk, molekul ini meninggalkan nucleus memalui salah satu
pori-pori dan menempelkan diri pada ribosom dan kemudian diterjemahkan.
b. Fase Translasi
Molekul mRNA menjadi urutan asam amino. Pola dasar mRNA tidak diproses
satu persatu, tetapi dalam kelompok dari tiga mRNA. Kelompok tersebut
dinamakan kodon. Kodon berfungsi sebagai matriks untuk asam amino disusun
dalam urutan dasar sesuai pola gene. Setelah molekul m-RNA selsai
diterjemahkan, urutan asam amino itu membentuk protein.
13
Bab III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
(1) sel adalah suatu unit terkecil kehidupan yang mampu bergerak, memperbanyak diri
dan membutuhkan suatu zat untuk aktivitas serta mengeluarkan zat sisa yang tidak dibutuhkan
lagi.
(2) komponen penyusun sel melputi komponen kimiawi dan organel sel. Komponen
kimiawi sel meliputi lipida, protein, air, karbohidrat dan asam nukleat. Sedangkan organel sel
tergantung dari jenis sel tersebut. Organel sel hewan meliputi nucleus, membrane sel,
ribosom, lisosom, peroksisom, mikrofilamen, sentriol, mitokondria, dan retikulum
endoplasma. Organel sel tumbuhan yaitu dinding sel, plastid, nucleus, badan golgi,
mitokondria, kloroplas, vakuola, membrane sel, peroksisom, dan ribosom. Organel sel bakteri
meliputi dinding sel, flagel, membrane sel, ribosom, dan mesosom.
(3) transportasi molekul ke dalam atau keluar sel dibagi berdasarkan bentuk molekul.
Untuk molekul kecil melalui transportasi pasif dan aktif sedangkan untuk makromolekul
melalui endositosis dan eksositosis. Pada transportasi pasif molekul masuk dan keluar sel
karena perbedaan gradien konsentrasi sedangkan pada transportasi aktif molekul masuk dan
keluar dibantu oleh pompa ion. Endositosis dibagi lagi menjadi dua yaitu fagositosis untuk
molekul padat dan pinositosis untuk molekul cair.
(4) Sintesis protein dimulai pada tahap transkripsi dimana DNA membuat mRNA dan
kemudian mRNA keluar dari nucleus menuju ribosom kemudian masuk ke tahap translasi.
Pada tahap translasi tRNA menuju ke ribosom bersama asam amino untuk proses
penerjemahan protein yang dikehendaki.
3.2 Saran
(1) Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui struktur
dan fungsi organel sel pada makhluk hidup.
(2) Kepada para pembaca jika ingin mengetahui tentang sel lebih luas dapat membaca
buku atau makalah yang memuat tentang sel.
14
DAFTAR RUJUKAN
Suryani Yoni. 2004. Biologi Sel dan Molekuler. Yogyakarta: Jica publishing
Istanti Annie, Triastono Imam P., Dwi Listyorini. 1999. Biologi Sel. Malang: Jica publishing
Batigne Stephane, Josee Bourbonniere, Nathalie Fredette. 2006. Mengetahui Tubuh Manusia.
Jakarta. Gramedia
Kimball W. John, 1983. Biologi. Jakarta. Erlangga
15