sejarah sistem politik indonesia

9
SEJARAH SISTEM POLITIK INDONESIA Materi Perkuliahan Sistem Politik Indonesia Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan. Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan pengambilan keputusan Proses politik mengisyaratkan harus adanya kapabilitas sistem. Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar politik. Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik dikuru dari sudut moral. Sedangkan pada masa modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan lingkungan internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional. Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes mengkonversi input menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).

Upload: bedhess

Post on 14-Jun-2015

777 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah sistem politik indonesia

SEJARAH SISTEM POLITIK INDONESIA

Materi Perkuliahan Sistem Politik Indonesia

Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan tekanan.

Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan yang harus dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan pengambilan keputusan

Proses politik mengisyaratkan harus adanya kapabilitas sistem. Kapabilitas sistem adalah kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar politik. Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik dikuru dari sudut moral. Sedangkan pada masa modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu seberapa besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan lingkungan internasional.

Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun pelaku perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik dan dari lingkungan internasional.

Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes mengkonversi input menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).

Terdapat 5 kapabilitas yang menjadi penilaian prestasi sebuah sistem politik :

1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya manusia. Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai kemudian digunakan secara maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan minyak tanah, pertambangan yang ketika datang para penanam modal domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah berupa pajak. Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.

2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah sedemikian rupa untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti sembako yang diharuskan dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat. Demikian pula dengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

3. Kapabilitas Regulatif (pengaturan). Dalam menyelenggaran pengawasan tingkah laku individu dan kelompok maka dibutuhkan adanya pengaturan. Regulasi individu sering memunculkan benturan pendapat. Seperti ketika pemerintah membutuhkan maka kemudian regulasi diperketat, hal ini mengakibatkan keterlibatan masyarakat terkekang.

Page 2: Sejarah sistem politik indonesia

4. kapabilitas simbolik, artinya kemampuan pemerintah dalam berkreasi dan secara selektif membuat kebijakan yang akan diterima oleh rakyat. Semakin diterima kebijakan yang dibuat pemerintah maka semakin baik kapabilitas simbolik sistem.

5. kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan output, output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi ukuran kapabilitas responsif.

6. kapabilitas dalam negeri dan internasional. Sebuah negara tidak bisa sendirian hidup dalam dunia yang mengglobal saat ini, bahkan sekarang banyak negara yang memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan internasional. Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya atau berkuasa (superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepada negara-negara berkembang.

Ada satu pendekatan lagi yang dibutuhkan dalam melihat proses politik yaitu pendekatan pembangunan, yang terdiri dari 2 hal:

a. Pembangunan politik masyarakat berupa mobilisasi, partisipasi atau pertengahan. Gaya agregasi kepentingan masyarakat ini bisa dilakukans ecara tawaran pragmatik seperti yang digunakan di AS atau pengejaran nilai yang absolut seperti di Uni Sovyet atau tradisionalistik.

b. Pembangunan politik pemerintah berupa stabilitas politik

PROSES POLITIK DI INDONESIA

Sejarah Sistem politik Indonesia dilihat dari proses politiknya bisa dilihat dari masa-masa berikut ini:

- Masa prakolonial

- Masa kolonial (penjajahan)

- Masa Demokrasi Liberal

Page 3: Sejarah sistem politik indonesia

- Masa Demokrasi terpimpin

Page 4: Sejarah sistem politik indonesia

- Masa Demokrasi Pancasila

- Masa Reformasi

Masing-masing masa tersebut kemudian dianalisis secara sistematis dari aspek :

Penyaluran tuntutan

Pemeliharaan nilai

Kapabilitas

Integrasi vertikal

Integrasi horizontal

Gaya politik

Kepemimpinan

Partisipasi massa

Keterlibatan militer

Aparat negara

Stabilitas

Bila diuraikan kembali maka diperoleh analisis sebagai berikut :

1. Masa prakolonial (Kerajaan)

Penyaluran tuntutan – rendah dan terpenuhi

Pemeliharaan nilai – disesuikan dengan penguasa atau pemenang peperangan

Kapabilitas – SDA melimpah

Integrasi vertikal – atas bawah

Integrasi horizontal – nampak hanya sesama penguasa kerajaan

Gaya politik - kerajaan

Kepemimpinan – raja, pangeran dan keluarga kerajaan

Partisipasi massa – sangat rendah

Page 5: Sejarah sistem politik indonesia

Keterlibatan militer – sangat kuat karena berkaitan dengan perang

Aparat negara – loyal kepada kerajaan dan raja yang memerintah

Stabilitas – stabil dimasa aman dan instabil dimasa perang

2. Masa kolonial (penjajahan)

Penyaluran tuntutan – rendah dan tidak terpenuhi

Pemeliharaan nilai – sering terjadi pelanggaran ham

Kapabilitas – melimpah tapi dikeruk bagi kepentingan penjajah

Integrasi vertikal – atas bawah tidak harmonis

Integrasi horizontal – harmonis dengan sesama penjajah atau elit pribumi

Gaya politik – penjajahan, politik belah bambu (memecah belah)

Kepemimpinan – dari penjajah dan elit pribumi yang diperalat

Partisipasi massa – sangat rendah bahkan tidak ada

Keterlibatan militer – sangat besar

Aparat negara – loyal kepada penjajah

Stabilitas – stabil tapi dalam kondisi mudah pecah

3. Masa Demokrasi Liberal

Penyaluran tuntutan – tinggi tapi sistem belum memadani

Pemeliharaan nilai – penghargaan HAM tinggi

Kapabilitas – baru sebagian yang dipergunakan, kebanyakan masih potensial

Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas

Integrasi horizontal- disintegrasi, muncul solidarity makers dan administrator

Gaya politik - ideologis

Kepemimpinan – angkatan sumpah pemuda tahun 1928

Partisipasi massa – sangat tinggi

Keterlibatan militer – militer dikuasai oleh sipil

Page 6: Sejarah sistem politik indonesia

Aparat negara – loyal kepada kepentingan kelompok atau partai

Stabilitas - instabilitas

4. Masa Demokrasi terpimpin

Penyaluran tuntutan – tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas

Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM rendah

Kapabilitas – abstrak, distributif dan simbolik, ekonomi tidak maju

Integrasi vertikal – atas bawah

Integrasi horizontal – berperan solidarity makers,

Gaya politik – ideolog, nasakom

Kepemimpinan – tokoh kharismatik dan paternalistik

Partisipasi massa - dibatasi

Keterlibatan militer – militer masuk ke pemerintahan

Aparat negara – loyal kepada negara

Stabilitas - stabil

5. Masa Demokrasi Pancasila

Penyaluran tuntutan – awalnya seimbang kemudian tidak terpenuhi karena fusi

Pemeliharaan nilai – terjadi Pelanggaran HAM tapi ada pengakuan HAM

Kapabilitas – sistem terbuka

Integrasi vertikal – atas bawah

Integrasi horizontal - nampak

Gaya politik – intelek, pragmatik, konsep pembangunan

Kepemimpinan – teknokrat dan ABRI

Partisipasi massa – awalnya bebas terbatas, kemudian lebih banyak dibatasi

Keterlibatan militer – merajalela dengan konsep dwifungsi ABRI

Aparat negara – loyal kepada pemerintah (Golkar)

Page 7: Sejarah sistem politik indonesia

Stabilitas stabil

6. Masa Reformasi

Penyaluran tuntutan – tinggi dan terpenuhi

Pemeliharaan nilai – Penghormatan HAM tinggi

Kapabilitas –disesuaikan dengan Otonomi daerah

Integrasi vertikal – dua arah, atas bawah dan bawah atas

Integrasi horizontal – nampak, muncul kebebasan (euforia)

Gaya politik - pragmatik

Kepemimpinan – sipil, purnawiranan, politisi

Partisipasi massa - tinggi

Keterlibatan militer - dibatasi

Aparat negara – harus loyal kepada negara bukan pemerintah

Stabilitas - instabil