komunikasi politik : sejarah perkembangan demokrasi di indonesia

17

Upload: agile-art

Post on 21-Jul-2015

889 views

Category:

News & Politics


7 download

TRANSCRIPT

• Periode 1950 sampai Juli 1959 merupakan

masa pemerintahan dimana sistem politik

Indonesia menganut demokrasi liberal.

• Pemberlakuan UUDS dan pengakuan kembali

NKRI memiliki agenda pokok yakni

melaksanakan pemilu pada 1953 (terealisasi

1955).

• Dominasi dan ketatnya persaingan kelompok

Nasionalis, Islam dan Komunis dalam wadah

Konstituante berdampak pada kegagalan dalam

mencapai keputusan tentang dasar negara.

• Situasi politik dan pemerintahan dalam

kondisi tidak stabil.

• Pemberontakan bermunculan di berbagai

daerah (Pemberontakan DI/TII dan

Pemberontakan PRRI/Permesta).

Penataan kehidupan politik

menyimpang dari tujuan awal,

yaitu demokratisasi (menciptakan

stabilitas politik yang demokratis)

menjadi sentralisasi (pemusatan

kekuasaan di tangan presiden).

1. Terbatasnya peran partai politik

2. Berkembangnya pengaruh PKI

3. Penerapan Dwifungsi Militer (Angkatan Darat)

4. Pecahnya Gerakan 30 September 1965 / G30 S PKI

5. Soeharto menggulingkan Soekarno.

Kondisi dan peristiwa-peristiwa pada era Demokrasi Terpimpin :

Dalam era demokrasi

pancasila, Soeharto

ingin memberi kesan

bahwa

pemerintahannya

memberi tekanan

pada pertumbuhan

ekonomi (economic

growth) Ketimbang

pembangunan politik.

dengan demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal sebab:

1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada

2. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis

3. Pengakuan HAM yang terbatas4. Tumbuhnya KKN yang merajalela

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan

penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto ke

Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

Demokrasi Era Reformasi (1997-Sekarang)

Indonesia dimasa pemerintahan Baharuddin Jusuf Habibie

mendapat angin segar dengan berembusnya gelombang

reformasi dan demokratisasi. (kebebasan mendirikan organisasi

pers dan pemilihan umum yang diikuti 48 Partai politik).

Hingga terpilhnya Abdurrahman Wahid sebagai Presiden ke 4

dan dilanjutkan oleh Megawati sebagai presiden ke 5,gelombang reformasi terus berlanjut. UUD 1945 yang tadinya

dianggap sakral juga direformasi dengan diamandemensebanyak 4 kali oleh MPR.

Salah satu efek dari gelombang reformasi dalam bidang politik adalah

munculnya gerakan separatis daerah seperti Aceh, Ambon (Maluku Selatan)

dan Papua. Serta munculnya kerusuhan pada tingkat lokal (konflik horisontal)

yang dipicu oleh kepentingan elit dalam memperebutkan jabatan gubernur

dan bupati/walikota seperti di Ambon, Poso, Mamasa, Sampit dan Maluku

Utara.