sejarah perusahaan

14
PT ANEKA TAMBANG Tbk. A. Maksud dan Tujuan Maksud Mengapa dilakukan eksplorasi? Alasan kebutuhan manusia, teknologi, pasar. Secara ringkas yang dimaksud dengan eksplorasi di sini adalah suatu rentetan kegiatan (dalam hal ini penyelidikan yang melibatkan berbagai macam metode seperti geologi, geofisika, geokimia atau yang lain) untuk mengetahui jenis dan keterdapatan suatu endapan bahan galian atau tambang sampai menghitung besaran bahan galian itu sendiri. Kegiatan ini biasanya menggunakan metode atau cara tertentu. Tujuan Tujuan eksplorasi secara bertahap adalah mencari kemungkinan adanya bahan tambang, (jenis, lokasi atau keberadaannya), memperkirakan sebarannya baik secara lateral maupun vertikal, mengetahui bentuk tubuh bahan galian dan sebaran bahan berharga atau bijihnya, sehingga diketahui dimensi atau ukurannya, dan akhirnya mengestimasikan besarnya sumber daya bahan galiannya. Sedangkan tujuan akhir dari eksplorasi adalah mengestimasikan besarnya cadangan sehingga dapat ditentukan nilai ekonomi suatu endapan bahan galian. Untuk itu diperlukan kegiatan yang bersistem, bertahap dan menggunakan cara atau metode tertentu.

Upload: akbar-aja

Post on 27-Jun-2015

1.413 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sejarah Perusahaan

PT ANEKA TAMBANG Tbk.

A. Maksud dan Tujuan

Maksud

Mengapa dilakukan eksplorasi? Alasan kebutuhan manusia, teknologi,

pasar. Secara ringkas yang dimaksud dengan eksplorasi di sini adalah

suatu rentetan kegiatan (dalam hal ini penyelidikan yang melibatkan

berbagai macam metode seperti geologi, geofisika, geokimia atau yang

lain) untuk mengetahui jenis dan keterdapatan suatu endapan bahan galian

atau tambang sampai menghitung besaran bahan galian itu sendiri.

Kegiatan ini biasanya menggunakan metode atau cara tertentu.

Tujuan

Tujuan eksplorasi secara bertahap adalah mencari kemungkinan adanya

bahan tambang, (jenis, lokasi atau keberadaannya), memperkirakan

sebarannya baik secara lateral maupun vertikal, mengetahui bentuk tubuh

bahan galian dan sebaran bahan berharga atau bijihnya, sehingga

diketahui dimensi atau ukurannya, dan akhirnya mengestimasikan

besarnya sumber daya bahan galiannya. Sedangkan tujuan akhir dari

eksplorasi adalah mengestimasikan besarnya cadangan sehingga dapat

ditentukan nilai ekonomi suatu endapan bahan galian.

Untuk itu diperlukan kegiatan yang bersistem, bertahap dan menggunakan

cara atau metode tertentu.

B. Lokasi dan Kesampaian Daerah

PT. Aneka Tambang Tbk merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Negara (BUMN). PT. Aneka Tambang sendiri mempunyai 6 (enam) Unit Bisnis

atau produksi yang salah satunya adalah Unit Bisnis Pertambangan Emas

Pongkor. Tambang Emas Pongkor terletak di Sorongan, Desa Bantarkaret,

Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Dapat dicapai

dari kota Bogor melalui jalan darat beraspal sekitar ± 54 Kilometer kearah Barat

Daya, dengan luas areal penambangan 6.047 Ha.

Page 2: Sejarah Perusahaan

Sedangkan untuk mencapai lokasi penambangan yang dapat dengan

menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat melalui jalan tambang

sepanjang 54 Km yang mempunyai lebar rata-rata 7,00 – 15,00 meter, dimana

waktu yang dapat tempuh perjalanan sekitar 5 – 6 jam. Untuk menuju ke

lokasi tersebut dapat ditempuh dengan menggunakan rute Bandung – Cianjur –

Puncak – Bogor – Leuwiliang – Pongkor 160 Km.

Gambar 2.1Peta Kesampaian Daerah

C. Geologi Daerah Pongkor

Menurut Bemmelen (1949), Jawa Barat dibagi menjadi lima zona fisiografi

yaitu : Dataran Rendah Pantai Jakarta, Zona Bandung, Zona Bogor,

Pegunungan Bayah dan Pegunungan Selatan.

Dari sudut pandang tektonik Lempeng, pada zaman Tersier Jawa Barat

Utara merupakan suatu cekungan belakang busur (foreland basin) dan

busur magmatic di bagian selatannya (Katili, 1974; Asikin, 1974 dan Hamilton,

1979). Busur magmatik telah mengalami migrasi ke arah Selatan sejak zaman

kapur atas, miosen sampai kuarter (Asikin,1974).

Page 3: Sejarah Perusahaan

Sejarah geologi regional daerah penelitian ini dapat ditelusuri dari Miosen

Akhir hinggga Holosen. Sampai Miosen Akhir di daerah bagian Utara terjadi

penurunan sehinggga membentuk cekungan laut dangkal hingga darat.

Kedalaman cekungan itu terendapkan Formasi Bojongmanik dan batuan

epiklastika Tuf Cisangka, sedangkan dibagian selatan terjadi orogenesis yang

menyebabkan perlipatan lemah terhadap Formasi Badui, Formasi Sereweh dan

unit batuan yang lebih tua.

Pada pasca Miosen Akhir atau selama Pliosen Awal dan Pliosen Tengah

terjadi pengangkatan, sehingga Kubah Bayah menjadi daratan dan di bagian

utara dan tengah terbentuk Formasi Genteng, Formasi Cimanceuri dan batuan

epiklastika dari Tuf Malingping dan Tuf Citorek.

Selama Pliosen Akhir sampai Pliosen Tengah terjadi orogenesis yang

menyebabkan terjadi perlipatan dengan arah Timur-Barat dan Timur Laut- Barat

Daya, sesar turun, sesar geser diagonal dengan arah Utara-Selatan, Timur Laut-

Barat Daya dan Barat Laut-Tenggara. Sedangkan di bagian Selatan terjadi

pengkubahan lanjutan terhadap Kubah Bayah yang diikuti oleh sesar diagonal

dengan arah Timur-Barat atau Utara-Selatan.

Selama kala Plistosen, di bagian Utara dan setempat di daerah bagian

tengah atau selatan, secara bergantian terjadi penurunan dan pengangkatan

yang diikuti oleh pengendapan Formasi Bojongmanik dan kegiatan Gunung api

yang menghasilkan endapan batuan Gunung api Endut, batuan Gunung api

Kuarter, Breksi Tapos dan ekstrusi Lava Halimun dan batuan basalt. Akhirnya

selama Holosen hingga Recent terendapkan pantai dan aluvium yang menindih

dengan tidak selaras di semua batuan lebih tua.

Geologi daerah Pongkor merupakan jalur batuan gunung api memanjang

dari Barat ke Timur yang lebarnya berkisar 30-40 km dan merupakan jalur

gunung api yang masih aktif. Daerah penyebaran gunung api merupakan suatu

rangkaian pegunungan yang relatif berelief dengan ketingggian 500 – 2200 m

diatas permukaan laut dan umumnya masih tertutup hutan primer. Aktivitas

magmatisma daerah Pongkor dicerminkan oleh terdapatnya proses erupsi basalt

– andesit yang tersingkap di Gunung Pongkor. Andesit basaltik merupakan

erupsi tertua yang terdapat di daerah Pongkor, sedangkan yang termuda adalah

batuan Andesit Gunung Singa berumur 1,2611 0,95 juta tahun. kemungkinan

masih ada juga tetangga-tetangga lokasi Pongkor yang mempunyai potensi

Page 4: Sejarah Perusahaan

mineralisasi yang masih tersembunyi di bawah fenomena topografi yang

berkaitan dengan evolusi pertumbuhan gunung api yaitu pada level-level elevasi

yang pada saat ini tidak tersingkap di permukaan.

Satuan batuan tufa breksi menyebar dibagian selatan terutama di

sepanjang Sungai Cikaniki. Satuan ini diterobos dan terpotong oleh urat kuarsa

yang mengandung emas. Satuan batuan tufa breksi terutama disusun oleh tufa,

tufa lapili, tufa breksi, aglomerat dan sisipan lempung.

Sisipan batu tufaan lebih banyak ditemukan jika semakin ke Barat Laut.

Tufa breksi disusun oleh komponen-komponen andesit, batu lempung lanauan,

batuan tersilisifikasi dan tufa yang berbentuk menyudut sampai membundar

tanggung berukuran 2-3 cm. Komponen-komponen terdapat dalam matriks yang

disusun oleh mineral batuan berukuran halus.

Page 5: Sejarah Perusahaan

Skala 1 : 33000

Sumber : Satuan Kerja Eksplorasi dan Pengukuran

Gambar 2.2 Peta Geologi Daerah Gunung Pongkor dan Sekitarnya

Page 6: Sejarah Perusahaan

Berdasarkan data geologi yang dimiliki oleh UBPE Pongkor, beberapa

sesar yang terdapat pada lokasi ini antara lain adalah :

1. Sesar Cikaniki 2. Sesar Cisarua.

3. Sesar Cihalang 4. Sesar Cidurian.

5. Sesar Curubitung 6. Sesar Ciguha.

7. Sesar Pr Pogor. 8. Sesar Ciurug.

9. Sesar Gunung Singa 10. Sesar Telukwaru.

Pada lokasi tambang Gudang Handak, struktur geologi sebelum

mineralisasi secara umum berarah ke Utara, hal ini didasarkan arah urat kuarsa

yang telah diinterpretasikan dari singkapan di permukaan dan hasil pemboran.

Struktur geologi di daerah Gudang Handak ini mengalami perulangan, hal ini

didasarkan ciri fisik urat kuarsa (bisa dilihat pada sub bab alterasi dan

mineralisasi). Struktur setelah mineralisasi yaitu berupa zona kekar dan

hancuran.

D. Genesa Keterbentukan Endapan Emas di PT. ANTAM Tbk

Endapan emas yang terdapat di PT. ANTAM Tbk berasal dari batuan

beku yaitu Andesit. Dimana emas ini keterdapatannya akibat adanya proses

larutan hidrotermal yang menerobos kedalam rekahan-rekahan batuan beku

yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk komposisi mineral dan

menghasilkan mineral emas.

E. Sejarah Perusahaan PT. Antam Pongkor

Secara kronologis, berdirinya UBPE Pongkor dimulai pada tahun 1974,

dengan dilakukannya tahap awal yaitu Eksplorasi logam dasar (Pb dan Zn) pada

bagian Utara Gunung Pongkor, Desa Bantarkaret, Kecamatan Nanggung,

Kabupaten Bogor, oleh Geologist Aneka Tambang. Kegiatan Eksplorasi ini

berlangsung selama 7 tahun (1974 – 1981).

Pada tahun 1981, dilakukan survey pendahuluan di daerah Pongkor, dan

ditemukan endapan urat kuarsa berkadar 4 - GPT Emas dan 126 - GPT Perak.

Pada tahun 1983 – 1988 kegiatan eksplorasi ditangguhkan, karena pada saat

yang bersamaan PT. ANTAM Tbk membutuhkan konsentrasi pada Unit

Pertambangan Emas Cikotok. Kegiatan eksplorasi kembali dilanjutkan pada

Page 7: Sejarah Perusahaan

tahun 1988, kali ini dilakukan secara sistematik dan lengkap, demi memperoleh

data dan informasi yang lebih akurat dan terperinci.

Bersamaan dengan itu, tepatnya pada tahun 1990 – 1991, study

kelayakan dilakukan, dan dari hasil study ini, kemudian terbit Kuasa

Pertambangan Eksploitasi (KP DU 893/JABAR) seluas 4058 Ha, dengan

perincian sebagai berikut :

Tabel 2.1 Luas KP DU 893/JABAR

NO AREALUAS

(Ha)

1 Kawasan Taman nasional 150

2 Hutan Lindung 275

3 Hutan Produksi 2025

4 Tanah Milik 1635

Sumber : Kuasa Pertambangan Eksploitasi UBPE Pongkor 1991

Setelah kedua proyek tersebut selesai, pada tahun 1994, dilakukan

commisioning pabrik pengolahan emas, kemudian pertambangan emas di

Gunung Pongkor mulai beroperasi dengan nama “ Unit Pertambangan Emas

Pongkor ”.

Selanjutnya pada tanggal 1 Agustus 2000, Unit Pertambangan Emas

Pongkor mendapatkan Kuasa Pertambangan Eksploitasi nomor KW 98 PP 0138,

seluas 6047 Ha, kurang lebih 2000 Ha lebih luas dari kuasa penambangan

sebelumnya (1991).

Sejalan dengan restrukturisasi yang dilakukan PT. ANTAM Tbk pada

tahun 2000, Unit Pertambangan Emas Pongkor berubah menjadi Unit Bisnis

Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor secara strategis lebih mandiri, sejalan

dengan semangat PT. ANTAM Tbk untuk melaksanakan desentralisasi.

F. METODA-METODA LANGSUNG

1. Sumur Uji

Pengertian

Sumur uji merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau

pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini

dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (> 2,5 m). Pada umumnya suatu

Page 8: Sejarah Perusahaan

deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus, sehingga pola endapan dapat

dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal. Sumur uji ini umum dilakukan

pada eksplorasi endapan-endapan yang berhubungan dengan pelapukan dan

endapan -endapan berlapis.

Pada endapan berlapis, pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan

kemenerusan lapisan dalam arah kemiringan, variasi litologi atap dan

lantai, ketebalan lapisan, dan karakteristik variasi endapan secara vertikal,

serta dapat digunakan sebagai lokasi sampling. Biasanya sumur uji dibuat

dengan kedalaman sampai menembus keseluruhan lapisan endapan yang

dicari, misalnya batubara dan mineralisasi berupa urat (vein).

Pada endapan yang berhubungan dengan pelapukan (lateritik atau

residual), pembuatan sumur uji ditujukan untuk mendapatkan batas-batas

zona lapisan (zona tanah, zona residual, zona lateritik), ketebalan masing-

masing zona, variasi vertikal masing-masing zona, serta pada deretan

sumur uji dapat dilakukan pemodelan bentuk endapan. Pada umumnya,

sumur uji dibuat dengan besar lubang bukaan 3–5 m dengan kedalaman

bervariasi sesuai dengan tujuan pembuatan sumur uji. Pada endapan

lateritik atau residual, kedalaman sumur uji dapat mencapai 30 meter atau

sampai menembus batuan dasar.

Peralatan

Alat gali seperti cangkul, sekop, blencong, dan lain sebagainya serta

meteran.

Prosedur Pengambilan Data

Buatlah rebahan keempat dindingnya.

Berilah tanda posisi dinding (U – Utara, B – Barat, S – Selatan, T –Timur).

Cantumkan nomor sumur uji.

Pemerian setiap dinding :

Jenis batuan atau bahan galian.

Ketebalan batuan dan/atau bahan galian.

Bentuk tubuh bijih dan/atau sebarannya.

Posisi (jurus dan kemiringan).

Page 9: Sejarah Perusahaan

Hasil Data

Data dan informasi sumur uji (dalam bentuk gambar) dikorelasikan satu

sama lain sehingga tergambar bentuk endapan bahan galian.

2. Parit Uji

Pengertian

Parit uji merupakan bentuk galian atau lubang eksplorasi yang memanjang

dengan kedalaman yang tidak begitu besar.

o Parit uji digunakan untuk penyelidikan bahan galian yang tidak begitu

dalam, untuk menyingkap tanah penutup, untuk pengambilan percontoh

dan lain sebagainya.

o Parit uji digunakan untuk menyingkap bahan galian yang berpola

memanjang (merupakan sistem atau kumpulan urat).

o Parit uji berbentuk memanjang dengan lebar sekitar 1 – 1,5 m dan

kedalaman sampai 5 m.

o Dokumentasi dilakukan terhadap salah satu atau kedua dinding

paritan dan dasarnya dengan cara membuat rebahan dinding paritan.

o Pemerian dinding paritan dilakukan sebagaimana pemerian terhadap

batuan dan bahan galian.

o Pemercontoh dilakukan dengan cara alur di dinding atau dasar

paritan.

Peralatan

Alat gali seperti cangkul, sekop, blencong, dan lain sebagainya serta

meteran.

Prosedur Pengambilan Data

Buatlah rebahan kedua dinding memanjangnya.

Berilah tanda posisi dinding (U – Utara, B – Barat, S – Selatan, T –

Timur).

Cantumkan nomor parit uji.

Pemerian masing-masing dinding :

Jenis batuan atau bahan galian.

Page 10: Sejarah Perusahaan

Ketebalan batuan dan/atau bahan galian.

Bentuk tubuh bijih dan/atau sebarannya.

Posisi (jurus dan kemiringan).

Hasil Data

Data dan informasi parit uji (dalam bentuk gambar) dikorelasikan satu sama

lain sehingga tergambar bentuk endapan bahan galian.

Page 11: Sejarah Perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Muchsin, A Machali, Diktat Eksplorasi, Universitas Islam Bandung, 2006