sejarah bioproses terbaru
TRANSCRIPT
TUGAS TEKNOLOGI BIOPROSES TEKNIK KIMIA
DISUSUN OLEH :KELOMPOK 1
Nama NIMHerlinda 1009055014Abdurrozaq Muzaqqi Abror 1009055029Mustakim 1009055038
TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN2013
BAB I
LATAR BELAKANG
Teknik bioproses adalah cabang ilmu dari teknik kimia yang berhubungan
dengan perancangan dan konstruksi proses produksi yang melibatkan agen biologi.
Agensia biologis dapat berupa mikroorganisme atau enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme.
Pada bidang farmasi, teknologi bioproses dapat melakukan rekayasa proses
pembuatan dan pengemasan serta pengawetan obat-obatan dan vaksin melalui proses
produksi yang melibatkan Sementara dalam bidang pangan, mereka dapat melakukan
kontribusi dengan melakukan pengolahan pangan, pengawetan pangan, serta berperan
dalam bidang bahan baku pangan (pertanian) seperti dengan memproduksi bibit unggul
secara massal. Dalam bidang energi, dengan teknologi bioproses dapat dilakukan
rekayasa produksi bahan bakar sehingga menghasilkan bahan bakar dengan kualitas
tinggi serta ramah lingkungan sehingga mampu memberikan solusi bagi kebutuhan
terhadap energi berkelajutan, seperti biodiesel maupun bioethanol.
BAB II
ISI
Teknik bioproses adalah cabang ilmu dari teknik kimia yang berhubungan
dengan perancangan dan konstruksi proses produksi yang melibatkan agen biologi.
Agensia biologis dapat berupa mikroorganisme atau enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme. Mikroorganisme yang digunakan pada umumnya berupa bakteri,
khamir, atau kapang. Teknik bioproses biasanya diajarkan sebagai suplemen teknik
kimia karena persamaan mendasar yang dimiliki keduanya. Kesamaan ini meliputi ilmu
dasar keduanya dan teknik penyelesaian masalah yang digunakan kedua jurusan.
Aplikasi dari teknik bioproses dijumpai pada industri obat-obatan, bioteknologi, dan
industri pengolahan air.
Terdapat perbedaan antara teknologi bioproses dan bioteknologi dimana
bioteknologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang rekayasa genetika dan
bagaimana cara memanfaatkan mikroba untuk menghasilkan suatu produk. Dalam
bioteknologi akan dipelajari tentang mikrobiologi, molekular genetika, dan biokimia.
Dengan kata lain teknologi bioproses adalah bagian yang lebih spesifik dari
bioteknologi tersebut dimana teknologi bioproses lebih menekankan pada pembelajaran
mengenai bagaimana cara membuat suatu produk dengan menggunakan
mikroorganisme yang ada. Secara ringkasnya dapat dikatakan teknologi bioproses lebih
membahas mengenai operasi, proses dan berbagai hal berkenaan dengan
mikroorganisme dan juga reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada mahluk hidup serta
disebabkan oleh mahluk hidup tersebut. Mikroorganisme tersebut meliputi bakteri,
jamur, alga, spora serta virus.
1. Industri pangan (Food and Beverage)
Pangan atau makanan memang selalu menjadi kebutuhan primer manusia. Peran
teknologi bioproses di Industri ini bisa sebagai orang yang mengontrol proses produksi
pangan tersebut. Contoh industri pangan : PT UNILEVER, KRAFT, DANONE, PT
Ajinomoto dan lain sebagainya.
2. Industri minuman
Sama seperti pangan, minuman juga merupakan kebutuhan primer dari manusia.
Minuman yang diproduksi yang membutuhkan seorang sarjana teknologi bioproses
bukanlah minuman yang biasa-biasa. Minuman yang diproduksi biasanya mengandung
probiotik yang dapat membuat tubuh manusia yang mengkonsumsinya lebih sehat
contohnya seperti yoghurt, susu probiotik, dan minuman probiotik lain. Contoh industri
minuman : Cimory, Yakult, dan lain sebagainya.
3. Industri vaksin
Vaksin dibutuhkan untuk memperoleh imunitas dengan cara melemahkan
bakteri ataupun virus penyebab penyakit. Di industry vaksin ini, seorang sarjana
teknologi bioproses di laboratorium untuk produksi vaksin sebelum diproduksi secara
massal, bagian Research and Development, Quality Control, atau sebagai orang yang
bertanggung jawab dalam proses pembuatan vaksin secara massal. Contoh industri
vaksin : PT Biofarma (satu-satunya di Indonesia)
4. Industri Farmasi
Industri farmasi berkaitan dengan produksi obat-obatan. Seorang sarjana
teknologi bioproses memiliki peran yang sama seperti bekerja di industri vaksin.
Contoh industry far masi : PT Bayer, PT Kimia Farma
5. Industri Energi
Cadangan minyak bumi semakin lama semakin menipis. Diprediksikan apabila
terus-menerus menggunakan minyak bumi sebagai sumber energi utama untuk
melakukan aktivitas sehari-hari maka cadangan minyak bumi akan habis pada tahun
2030. Selain itu, energi yang berasal dari minyak bumi dapat menyebabkan Global
Warming akibat dari hasil pembakaran yang terjadi. Oleh karena itu, dibuatlah suatu
bentuk energi yang dapat menggantikannya dan lebih ramah lingkungan. Contohnya
seperti biodiesel, bioetanol, biopremium, biofuel cell, dan lain sebagainya.
Sekarang ini, mulai banyak perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang Minyak
dan Gas (Oil and Gas Company) yang mengembangkan sumber energi terbarukan
seperti contoh diatas. Perusahaan yang oil and gas yang sekarang juga bergerak untuk
memproduksi energi terbarukan adalah seperti British Petroleum, Chevron, Pertamina,
dan Sime Darby Energy.
6. Industri Biomedical
Industri biomedis adalah aplikasi dari ilmu biologi dibidang medis. Banyak
sekali senyawa-senyawa yang berasal dari organisme biologis yang dimanfaatkan untuk
keperluan kesehatan. Seperti kolagen yang digunakan sebagai bahan pembuat tulang
buatan dan untuk penutup luka organ bagian dalam. Kemudian ada kitosan yang dapat
dijadikan benang operasi . Selain itu, ada aplikasi yang dapat mendeteksi adanya sel
kanker. Walaupun aplikasinya sangat banyak dan sangat berpotensi untuk berkembang
di masa depan tetapi sayangnya, Industri biomedis di Indonesia masih jarang diketahui.
Industri biomedis banyak yang beroperasi di luar negeri.
7. Proyek lingkungan
Pengolahan limbah dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme yang
memiliki potensi untuk remediasi limbah menjadi tidak berbahaya. Pengolahan limbah
yang dilakukan sekarang, mulai banyak yang beralih untuk menerapkan bioremediasi.
Hal ini disebabkan oleh selain rendahnya modal yang diperlukan juga rendahnya energi
yang diperlukan sehingga dapat menghasilkan suatu teknik remediasi yang efektif dan
efisien. Kabar baiknya, semua industri yang ada membutuhkan suatu pengolahan limbah
yang terpadu. Jadi, peluang kerja di bidang lingkungan ini sangat-sangatlah luas.
Sejarah Perkembangan Teknologi Bioproses
Teknologi bioproses secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti,
maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19. Di bidang medis, penerapan
bioteknologi di masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik,
dan insulin.
Perkembangan bioteknologi dan industri bioproses sebenarnya telah
berkembang jauh sejak lama dan berkembang beriringan dengan perkembangan
manusia, bahkan sudah diketahui sejak tahun 6000 SM. Berikut sejarah singkat
perkembangan teknologi bioproses di dunia.
4000-6000 SM
Ketika kita menelusuri sejarah, kita akan menemukan bahwa perkembangan
bioproses dimulai ketika bangsa Mesir menggunakan khamir sebagai pengembang roti.
Selain itu, pada masa itu mereka juga menggunakan khamir sebagai bahan baku
pembuatan minuman beralkohol. Namun mereka belum mengetahui secara pasti apa
yang menyebabkan khamir dapat digunakan untuk hal-hal tersebut.
Abad 14 M
Perkembangan bioproses berlanjut ketika pada abad ke-14 ditemukan bahwa
pada awal abad ke-14 ini bangsa China dan juga Timur Tengah telah menggunakan
bakteri asam laktat untuk mengawetkan susu. Pada abad ke-14 ini, ditemukan pula
bakteri asam asetat. Selain itu, seorang penjelajah terkenal, yakni Christoper Colombus
mulai mengembangkan fermentasi jagung.
Abad 18-19 M
Pada abad ke-18, bioteknologi berkembang dengan cukup pesat. Hal ini ditandai
dengan:
• 1803, Thenard menemukan khamir penghasil alkohol
• 1857, Edward Buchner menemukan mikrobia penghasil alkohol.
• Makanan terfermentasi (Keju, yoghurt, tape, tempe, petis, terasi) mulai dikembangkan
dan diproduksi lebih lanjut
Abad 20 M (1900-1930)
Pada masa ini, perkembangan fermentasi dan antibiotika berkembang dengan
pesat. Masa ini juga merupakan periode yang penting dalam perkembangan fermentasi
gliserol, aseton, butanol dan juga enzim.
Beberapa penemuan penting yang ditemukan pada masa ini antara lain adalah:
Penemuan Pionase antibiotik yang dihasilkan oleh bakteri Pseudomonas
geruginosa pada tahun 1901 oleh Rudolf Emmerich & Oscarlow
Penemuan Clostridium penghasil aseton oleh Chaim Wismann pada tahun 1918
Pfizer menemukan Aspergillus niger penghasil asam sitrat pada tahun 1923
PenemuanVaksin (Vaksin anti NCD, vaksin anti polio)
Tahun 1957
Tahun 1957 merupakan tahun yang penting dalam sejarah manusia. Hal ini
disebabkan karena Louis Pasteur menemukan khamir penghasil alkohol, fermentasi
vitamin, antibiotik, asam amino dan steroid. Selain itu, pengembangan produk-produk
alkohol untuk kepentingan non pangan (Etanol, Butanol, aseton, gliserol), asam organik
(Asam sitrat, asam asetat).
Tahun 1970-an
“Sejak tahun 1970-an, bioproses ”lahir kembali” di dunia dan berkembang
sangat pesat sehingga dipercaya sebagai gelombang baru ekonomi dunia setelah
teknologi informasi yang sekarang ini telah berkembang pesat.”
Kutipan tersebut benar adanya disebabkan karena pada masa ini perkembangannya
sangat maju, diantaranya:
• Asam amino (Asam glutamat, lisin, aspartam)
• Protein sel tunggal
• Enzim (amilase, glukosa isomerase, glukosa dehidrogenase)
• Teknologi pengolahan limbah cair anaerob
Tahun 1980-2000
Model prokariotnya, E. Coli, digunakan untuk memproduksi insulin dan obat
lain bagi manusia. Hal ini merupakan sebuah perubahan besar, hal itu disebabkan
karena ekitar 5 % pengidap diabetes alergi terhadap insulin hewan.
Tahun 2000-sekarang
Perkembangan industri bioproses berkembang pesat pada masa sekarang. Hal itu
dapat dilihat dari beberapa peristiwa seperti:
• Produksi enzim murah untuk bioenergi
• Pengolahan limbah
Sejarah Bioproses di Bidang Militer
Ketika Perang Dunia pertama berakhir pada tahun 1918, negara-negara yang
semula terlibat perang dan berada di pihak yang kalah seperti negara Jerman dan
Jepang, merasa menjadi korban yang paling dirugikan. Perasaan kalah itu jelas
menimbulkan rasa malu dan sekaligus memunculkan ambisi untuk balas dendam.
Layaknya orang yang ingin balas dendam, segala macam cara pun ditempuh meski cara
tersebut bertentangan dengan rasa prikemanusiaan. Jalan pintas yang bertentangan itu
pun dilanggar karena militer Jepang kemudian secara diam-diam mengembangkan
senjata kuman dan menggunakannya di medan perang.
Pasca PD 1, Jepang langsung mengalami keterpurukan ekonomi. Jepang yang
faktanya minim sumber daya alam mengalami banyak kesulitan ketika industri militer
dan kebutuhan perekonomian nya sangat tergantung dari luar. Selain minim sumber
daya alam, jumlah personel militer Jepang juga tidak besar sehingga ketika Jepang
kemudian melakukan ekspansi, wilayah kekuasaanya pasti akan mengalami kesulitan
untuk mengontrol setiap wilayah yang diduduki. Untuk menguasai wilayah jajahannya
militer Jepang selalu menerapkan disiplin dan kebrutalan. Tindakan brutal diperlukan
karena jumlah personel militer Jepang yang sedikit itu, harus mengontrol wilayah yang
luas. Dengan tindakan brutal, diharapkan negara yang dijajah enggan untuk melakukan
perlawanan. Tapi aksi kebrutalan itu dirasa tidak cukup karena hanya mampu
memberikan efek jera dalam jangka pendek. Maka untuk menghemat tenaga dan
mengelola wilayah jajahan dalam jangka panjang secara efektif, mulai lah muncul
pemikiran ekstrem dari sejumlah tokoh militer Jepang. Salah satu solusi yang kemudian
muncul tidak hanya mencerminkan kebrutalan tentara Jepang tapi senjata pemusnah
massal yang dioperasikan tanpa perikemanusiaan. Sumber daya personel militer yang
terbatas itu harus digantikan dengan senjata yang efektif untuk membunuh, yaitu senjata
biologis.
Salah satu tokoh pioner Jepang yang kemudian ditugaskan untuk mendalami
senjata biologis adalah Mayor Terunobu Hasebe bersama 40 ilmuwan lainnya. Tapi
setelah setelah sekian tahun memimpin tim pembuat senjata kuman itu, perkembangan
dari penelitian tim Hasebe belum menunjukkan hasil yang memuaskan sampai
kemudian muncul seorang ilmuwan maniak Jepang, Ishii Shiro. Sebagai seorang dokter
yang gemar meneliti organ tubuh manusia sekaligus perkembangan kuman, Shiro yang
kerap membayangkan eksperimen manusia hidup merasa menemukan jalan terang.
Shiro yang lulus dari Kyoto University pada tahun 1920 itu memanfaatkan betul
peluangnya sewaktu mendapat tawaran untuk mengembangkan kemampuan ilmunya
untuk Angkatan Darat Jepang. Setelah sekitar 4 tahun bekerja untuk AD Jepang, sebagai
seorang peneliti senjata biologis kemampuan Shiro dibidang ilmu bakteri ternyata
sangat menonjol. Tak lama kemudian Shiro yang berpangkat Kapten telah memiliki
berbagai konsep temuan senjata biologis, kembali bergabung dengan militer Jepang.
Kebetulan militer Jepang pada saat itu sudah bangkit kembali dan sedang semangat-
semangatnya untuk menguasai negara-negara tetangga.
Demi kepentingan militer Jepang dan sekaligus melaksanakan misi mata-mata,
Shiro kemudian diberi kesempatan untuk bertandang ke Eropa dan AS. Tujuan utama
Shiro dan tim nya adalah mempelajari proyek pembuatan senjata biologis yang sedang
dikembangkan Amerika Serikat. Agar misi ini tidak menimbulkan kecurigaan, militer
Jepang menyamarkan tugas rahasia. Hanya butuh waktu 2 tahun bagi Shiro untuk
mempelajari dan sekaligus menyerap program pengembangan senjata biologis.
Sekembalinya dari Eropa dan AS, misi Shiro dan timnya yang dinilai sukses oleh
militer Jepang tidak hanya membuat pangkatnya naik menjadi Mayor, tapi Shiro juga
diberi keleluasaan untuk segera membangun industri senjata biologis.
MANCHURIA CAMPAIGN
Serbuan Pasukan Jepang ke Manchuria dan kawasan Indo-Cina segera memicu
protes Internasional yang kemudian menjadi cikal-bakal meletusnya perang dunia ke-2
karena Jepang kemudian meluaskan kampanye militernya ke kawasan Asia Timur.
Demi menghadapi ekspansi militer yang semakin meluas itulah, program senjata
biologis Jepang mulai diwujudkan pada tahun 1932. Program pengembangan senjata
kuman yang dipimpin langsung oleh Ishii Shiro bersama 10 ilmuwan lainnya itu
bernama Laboraturium Pencegahan Epidemik dan berlokasi secara rahasia di sekolah
medis militer Tokyo serta satu unit lain yang berada di desa terpencil Beinho, Harbin,
Cina. Setelah program pengembangan senjata kuman berjalan, Shiro mulai tak sabar
untuk mempraktekkannya secara langsung, dengan pengujian terhadap manusia hidup.
Tapi jelas, tidak mungkin untuk menggunakan warga Jepang untuk melakukan
eksperimen tersebut.
Di bawah Shiro yang sangat ambisius dan berdarah dingin, program
pengembangan senjata biologis di Kamo Unit berkembang pesat. Kaisar Hiroshito pun
turut mendukung program pengembangan senjata biologis yang dipimpin Shiro dan
memerintahkan untuk membangun dua unit lainnya. Hiroshito turut antusias karena
menurut pemahamannya secara pribadi, program pengembangan senjata biologis akan
mendukung tingkat kesehatan bagi warganya dan bukan digunakan untuk berperang.
Unit pertama yang kemudian dibangun kemudian disamarkan sebagai wahana
pencegahan penyakit dan pemurnian air untuk kepentingan militer, Epidemic Prevention
and Water Purification Department of the Kuantung Army yang pada awal PD II
namanya diubah menjadi Unit 731.
MENYERANG AMERIKA SERIKAT
Protes yang dilontarkan AS kepada Jepang terkait masalah penggunaan senjata
biologis ternyata sama sekali tidak digubris oleh Jepang. Pasukan Jepang yang merasa
kewalahan ketika Pasukan AS akhirnya diterjunkan di PD II justru membuat Jepang
berencana melancarkan serangan senjata biologis, dengan sasaran tepat ke daratan
Amerika Serikat. Peralatan untuk melancarkan serangan senjata biologis bahkan sudah
dibuat seperti ribuan balon berisi senjata kuman yang langsung dijatuhkan di atas udara
kota San Diego, Amerika Serikat. Menurut para petinggi militer Jepang, balon yang
akan diterbangkan ke AS memuat peranti untuk perang biologis dan dapat
memunculkan wabah anthrax di seluruh wilayah Amerika Serikat. Sesuai rencana, balon
terbang yang berisi senjata biologis itu dijatuhkan di wilayah pertanian dan peternakan
dan wilayah-wilayah AS yang menjadi target utama serangan. Wilayah yang
membentang di sepanjang Oregon hingga Michigan. Namun dalam uji coba nya,
serangan tersebut sempat membunuh 7 orang warga negara AS, dan ternyata kurang
efektif sehingga pelaksanaan nya ditunda.
Sementara serangan bom kuman yang diangkut pesawat kamikaze terlebih
dahulu dikapalkan menggunakan kapal selam pengangkut pesawat. Ketika perjalanan
kapal selam sudah mendekati pantai AS, kapal selam muncul untuk menerbangkan
pesawat pengangkut bom kuman, khususnya bakteri pes yang akan dijatuhkan di
kawasan California. Serangan menggunakan kapal selam pengangkut pesawat itu
sebenarnya sempat digelar oleh unit 731 dalam operasi rahasia bersandi 'Cherry
Blossoms at Night' dengan target wilayah California Selatan dan San Diego. Namun
ketika kapal selam sedang berlayar menuju AS, PD II ternyata telah berakhir.
Para awak kapal sendiri mendengar tentang momen penyerahan Jepang kepada
sekutu melalui radio. Semula para awak kapal selam tidak percaya dan menganggap
penyerahan tersebut hanyalah propaganda semata yang dilancarkan AS. Namun ketika
pengumuman penyerahan Jepang kepada sekutu dibacakan langsung oleh Kaisar
Hirohito, komandan kapal selam lalu memerintahkan untuk membatalkan operasi
tersebut lalu kembali ke Jepang. Kapal selam tersebut kemudian berhasil dipergoki oleh
patroli kapal perang AS dan selanjutnya diamankan di pangkalan Angkatan Laut
Amerika yang berada di Yokohama, Jepang. Namun yang belum diketahui oleh
Amerika adalah, ketika pasukan Jepang ditarik mundur dari Cina, unit 731 sempat
melepaskan hewan-hewan yang pernah dijadikan kelinci percobaan dari eksperimen
senjata biologis di sekitar wilayah Harbin. Akibat wabah berbagai penyakit yang
menyebar dari tahun 1946 hingga 1948 itu, sebanyak 30,000 orang tewas. Wabah
penyakit menular itu bahkan sempat meluas dan menyebar hingga ke wilayah Soviet.
Menyadari bahwa ancaman senjata biologis yang dimiliki Jepang demikian
berbahayanya, maka sewaktu pasukan AS memutuskan mendarat di Jepang usai
penyerahan diri Jepang, AS jadi bersikap sangat hati-hati. Satu minggu setelah Jepang
menyerah kepada sekutu, unit Pasukan AS yang mendarat pertama kali di Jepang adalah
unit yang dipimpin oleh Kolonel Sanders dan misi utama nya adalah melokalisasi
pabrik pembuatan dan pengembangan senjata kuman. AS lalu menemukan Ishii Shiro
yang pada akhir PD II telah berpangkat Letnan Jenderal. Sejumlah pejabat tinggi yang
pernah bertugas dalam unit 731 lalu diinterogasi oleh Kolonel Sanders, namun Shiro
sendiri tidak berada di dalam rombongan para petinggi militer dan ilmuwan Jepang
yang ditawan AS. Kolonel Sanders sebetulnya kurang optimis dapat menemukan Shiro,
mengingat banyak pejabat tinggi militer Jepang cenderung lebih memilih bunuh diri
daripada ditangkap musuh hidup-hidup.
Kolonel Sanders lalu menemui Jenderal Douglas MacArthur yang saat itu
menjabat sebagai penguasa militer untuk seluruh wilayah Jepang. Ketika Kolonel
Sanders mengutarakan niatnya bahwa seluruh petinggi unit 731 akan bekerjasama
dalam pengembangan senjata biologis asalkan tidak dikenai tuduhan sebagai penjahat
perang dan dibebaskan dari pengadilan militer, ternyata Jenderal MacArthur setuju.
Pada bulan September, Kolonel Sanders berhasil mengumpulkan para petinggi militer
yang terlibat di dalam unit 731. semua personil unit 731 kemudian diamankan untuk
kepetingan penyelidikan lebih lanjut. Setelah kurang lebih 10 minggu bertugas di
Jepang dalam rangka membungkam informasi terkait unit 731, MacArthur lalu cepat-
cepat memulangkan Kolonel Sanders ke Amerika. Sedangkan perwira AS yang
kemudian menggantikan Kolonel Sanders untuk menyelidiki unit 731 adalah Letkol
Arvo T. Thompson agar mem-fokuskan perhatiannya pada bom anthrax dan uji cobanya
yang dilakukan terhadap manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://lischer.wordpress.com/2009/07/25/apa-itu-teknologi-bioproses
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_bioproses