sehat diartikan sebagai keadaan yang sejahtera

4
 Sehat diartikan sebagai keadaan yang sejahtera, memungkinkan hidup yang kreatif, produktif secara sosial dan ekonomi dimana individu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan internal dan lingkungan eksternal dalam mempertahankan kesehatanya skripsi veni Ang ka dari luar nege ri men unju kan bahwa angka kesa kita n lebi h ting gi di kala ngan peremp uan, seda ngk an angk a kematian lebih tinggi dikalangan laki – laki, juga pada semua golongan umur. Sebab adanya angka kesakitan yang lebih tinggi dikalangan perempuan di luar negeri dihubungkan dengan kemungkinan  bahwa perempu an lebih bebas mencari perawatan, sedangkan angka kemati an lebih tinggi pada kalangan laki – laki disebabkan faktor intrinsik, faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal. (Notoadmodjo, !!"#. Menurut Analisa peneliti, pasien yang dikategorikan baru dalam menjalani terapi hemodialisa belum mampu menyes uaikan diri dan mengadaptas ikan koping dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Ini akan menimbu lkan kekhawatiran bagi pasien dan keluarga atas kondisi sakitnya dan berfikir sampai berapa lama pasien tersebut akan menjalani terapi hemodialisa. $eadaan ini juga sesuai dengan teori harapan menurut %room yang mengatakan bahwa seseorang akan termotivasi untuk melakukan sesuatu dan bekerja keras bila adanya harapan akan hasil tertentu, harapan itu mempunyai hasil positif bagi pasien dan usaha tersebut akan diperoleh dengan cara tertentu (Saam,!&#

Upload: ainivi-tangian

Post on 02-Nov-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sehat

TRANSCRIPT

Sehat diartikan sebagai keadaan yang sejahtera, memungkinkan hidup yang kreatif, produktif secara sosial dan ekonomi dimana individu dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan internal dan lingkungan eksternal dalam mempertahankan kesehatanya skripsi veniAngka dari luar negeri menunjukan bahwa angka kesakitan lebih tinggi di kalangan perempuan, sedangkan angka kematian lebih tinggi dikalangan laki laki, juga pada semua golongan umur. Sebab adanya angka kesakitan yang lebih tinggi dikalangan perempuan di luar negeri dihubungkan dengan kemungkinan bahwa perempuan lebih bebas mencari perawatan, sedangkan angka kematian lebih tinggi pada kalangan laki laki disebabkan faktor intrinsik, faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau perbedaan hormonal. (Notoadmodjo, 2003).

Menurut Analisa peneliti, pasien yang dikategorikan baru dalam menjalani terapi hemodialisa belum mampu menyesuaikan diri dan mengadaptasikan koping dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. Ini akan menimbulkan kekhawatiran bagi pasien dan keluarga atas kondisi sakitnya dan berfikir sampai berapa lama pasien tersebut akan menjalani terapi hemodialisa.

Keadaan ini juga sesuai dengan teori harapan menurut Vroom yang mengatakan bahwa seseorang akan termotivasi untuk melakukan sesuatu dan bekerja keras bila adanya harapan akan hasil tertentu, harapan itu mempunyai hasil positif bagi pasien dan usaha tersebut akan diperoleh dengan cara tertentu (Saam,2012)Dukungan keluarga diperlukan karena pasien gagal ginjal kronik akan mengalami sejumlah perubahan bagi hidupnnya yang secara otomatis akan menghilangkan semangat hidup pasien, diharapkan dengan adanya dukungan keluarga dapat menunjang kepatuhan pasien agar terus dapat melakukan terapi hemodialisa (Brunner & Suddart, 2001).Menurut analisa peneliti tidak adanya hubungan lama menjalani terapi dengan tingkat kecemasan karena penyesuaian koping adaptif yang dimiliki oleh masing masing pasien terhadap tindakan hemodialisa yang rutin dilakukan. Keadaan ini juga didorong oleh rasa membutuhkan akan terapi hemodialisa yang harus dijalani agar pasien tetap bisa untuk mempertahankan sisa hidup yang dimilikinya.

Peningkatan biaya kesehatan sangat dipengaruhi oleh tingkat inflasi yang terjadi di kalangan masyarakat. Apabila terjadi kenaikan harga kebutuhan hidup, maka secara otomatis biaya investasi dan biaya operasional pelayanan kesehatan akan ikut meningkat. Biaya besar yang harus dikeluarkan perhari disamping biaya hidup lainya, merupakan pencetus gangguan kognitif dan gangguan afektif pada pasien yang sedang menjalani terapi hemodialisa. Tanda dan gejala ditandai dengan konsentrasi yang terganggu, malu, penurunan produktifitas, kekhawatiran dan ketakutan.Pasien hemodialisa harus menjalani terapi 1 2 kali perminggu. Biaya terapi yang mahal secara langsung akan meningkatkan kecemasan pada pasien tersebut. Terutama pada pasien yang tidak mempunyai asuransi kesehatan yang dapat mempermudah terapi yang mereka jalani (Stuart&Suddent,2006). Hasil analisa ini juga didukung oleh teori Friedman (1998) dalam Kurasein 2009 yang menyatakan bahwa fungsi afektif keluarga merupakan dukungan psikososial keluarga kepada anggota keluarganya, maka akan tampak bahwa anggota keluarga tersebut merasa nyaman dan dicintai, namun apabila fungsi yang penting ini tidak adekuat maka individu akan merasa diasingkan dan tidak diharapkan oleh keluarga.

Keluarga dan Pasien Diharapkan keluarga dapat memberikan dukungan dan motivasi kepada responden yang menjalani terapi hemodialisa karena dukungan yang diberikan keluarga merupakan fungsi afektif dalam mendukung psikososial anggota keluarganya yang menjalani terapi hemodialisa, sehingga anggota keluarga tersebut merasa nyaman dan dicintai. Akan tetapi apabila fungsi yang penting ini tidak adekuat ditambah dengan mekanisme koping pasien yang juga tidak adekuat, maka pasien akan merasa diasingkan, tidak mempunyai aktualisasi diri dan merasa tidak diharapkan oleh keluarganya. 7.2.3 Peneliti Selanjutnya Penelitian ini membahas Faktor Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Hemodialisa di Ruangan Hemodialisis RSI Siti Rahmah Padang, diantaranya adalah umur, jenis kelamin, lamanya menjalani terapi dan jenis pembiayaan. Kepada peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan menggali analisis dan faktor faktor lainnya yang berhubungan tingkat kecemasan pada pasien hemodialisa.