abstrak · 2017. 10. 21. · i abstrak kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan...

28
i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan tidak hanya mengenai masalah fisik yang jelas-jelas terlihat, tapi juga mencakup masalah jiwa yang cenderung tidak terlihat jelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1) Pengaruh faktor sosial ekonomi, pendampingan, kondisi kejiwaan dan pengobatan terhadap partisipasi sosial dan ekonomi; 2) Pengaruh faktor sosial ekonomi, pendampingan, kondisi kejiwaan dan pengobatan terhadap kualitas hidup; 3) Pengaruh tidak langsung faktor sosial ekonomi, pendampingan, kondisi kejiwaan dan pengobatan terhadap partisipasi sosial dan ekonomi; 4) Pengaruh tidak langsung faktor sosial ekonomi, pendampingan, kondisi kejiwaan dan pengobatan terhadap kualitas hidup pada penderita gangguan jiwa (skizofrenia). Penelitian ini merupakan penelitian aksplanatori yang mencari hubungan kausalitas antar variabel melalui pengujian hipotesis. Analisis data dilakukan dengan metode SEM-PLS. Hasil penelitian mendapatkan bahwa: faktor sosial ekonomi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pengobatan, faktor sosial ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kondisi kejiwaan, pendampingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kondisi kejiwaan, pendampingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengobatan, faktor sosial ekonomi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap partisipasi sosial dan ekonomi, faktor sosial ekonomi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas hidup, pendampingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas hidup, pendampingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi sosial dan ekonomi, pengobatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi sosial dan ekonomi, kondisi kejiwaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi sosial dan ekonomi, pengobatan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas hidup, kondisi kejiwaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas hidup, faktor sosial ekonomi secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap partisipasi sosial ekonomi melalui mediasi pengobatan dan kondisi kejiwaan, pendampingan secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap partisipasi sosial ekonomi melalui mediasi pengobatan dan kondisi kejiwaan, faktor sosial ekonomi secara tidak langsung berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup melalui mediasi pengobatan, kondisi kejiwaan dan partisipasi sosial ekonomi, pendampingan secara tidak langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas hidup melalui mediasi pengobatan, kondisi kejiwaan dan partisipasi sosial ekonomi, pengobatan secara tidak langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas hidup melalui mediasi partisipasi sosial ekonomi, kondisi kejiwaan secara tidak langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas hidup melalui mediasi partisipasi sosial ekonomi. Penderita dengan gangguan jiwa (skizofrenia) dengan kondisi kejiwaan terkontrol, pengobatan secara teratur dan melalui pendampingan, masih mampu untuk berpatisipasi secara sosial dan ekonomi. Kata kunci: faktor sosial ekonomi, pendampingan, kondisi kejiwaan, pengobatan, partisipasi sosial dan ekonomi, kualitas hidup penderita gangguan jiwa (skizofrenia).

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

i

ABSTRAK

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Kesehatan tidak hanya mengenai masalah fisik yang jelas-jelas terlihat, tapi juga

mencakup masalah jiwa yang cenderung tidak terlihat jelas.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis: 1) Pengaruh faktor

sosial ekonomi, pendampingan, kondisi kejiwaan dan pengobatan terhadap

partisipasi sosial dan ekonomi; 2) Pengaruh faktor sosial ekonomi, pendampingan,

kondisi kejiwaan dan pengobatan terhadap kualitas hidup; 3) Pengaruh tidak

langsung faktor sosial ekonomi, pendampingan, kondisi kejiwaan dan pengobatan

terhadap partisipasi sosial dan ekonomi; 4) Pengaruh tidak langsung faktor sosial

ekonomi, pendampingan, kondisi kejiwaan dan pengobatan terhadap kualitas

hidup pada penderita gangguan jiwa (skizofrenia).

Penelitian ini merupakan penelitian aksplanatori yang mencari hubungan

kausalitas antar variabel melalui pengujian hipotesis. Analisis data dilakukan

dengan metode SEM-PLS. Hasil penelitian mendapatkan bahwa: faktor sosial

ekonomi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pengobatan, faktor sosial

ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kondisi kejiwaan,

pendampingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kondisi kejiwaan,

pendampingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengobatan, faktor

sosial ekonomi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap partisipasi sosial dan

ekonomi, faktor sosial ekonomi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap

kualitas hidup, pendampingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas

hidup, pendampingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi

sosial dan ekonomi, pengobatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

partisipasi sosial dan ekonomi, kondisi kejiwaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap partisipasi sosial dan ekonomi, pengobatan berpengaruh

positif tidak signifikan terhadap kualitas hidup, kondisi kejiwaan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kualitas hidup, faktor sosial ekonomi secara tidak

langsung berpengaruh signifikan terhadap partisipasi sosial ekonomi melalui

mediasi pengobatan dan kondisi kejiwaan, pendampingan secara tidak langsung

berpengaruh signifikan terhadap partisipasi sosial ekonomi melalui mediasi

pengobatan dan kondisi kejiwaan, faktor sosial ekonomi secara tidak langsung

berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup melalui mediasi pengobatan,

kondisi kejiwaan dan partisipasi sosial ekonomi, pendampingan secara tidak

langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas hidup melalui mediasi

pengobatan, kondisi kejiwaan dan partisipasi sosial ekonomi, pengobatan secara

tidak langsung berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas hidup melalui

mediasi partisipasi sosial ekonomi, kondisi kejiwaan secara tidak langsung

berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas hidup melalui mediasi partisipasi

sosial ekonomi.

Penderita dengan gangguan jiwa (skizofrenia) dengan kondisi kejiwaan

terkontrol, pengobatan secara teratur dan melalui pendampingan, masih mampu untuk berpatisipasi secara sosial dan ekonomi.

Kata kunci: faktor sosial ekonomi, pendampingan, kondisi kejiwaan, pengobatan,

partisipasi sosial dan ekonomi, kualitas hidup penderita gangguan

jiwa (skizofrenia).

Page 2: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

ABSTRACT

Health is a prosperous state of body, soul, and social that allows everyone

to live socially and economically productive. Health is not only about physical

problems that are clearly visible, but also includes mental problems that tend not

to be seen clearly.

The purpose of this study is to analyze: 1) The influence of socio-

economic factors, assistance, psychiatric conditions and treatment of social and

economic participation; 2) The influence of socio-economic factors, assistance,

psychological conditions treatment of quality of life; 3) Indirect influence of

socio-economic factors, assistance, psychiatric conditions and treatment of social

and economic participation; 4) Indirect influence of socio-economic factors,

assistance, psychiatric conditions and treatment of quality of life in people with

mental disorders (schizophrenia).

This study was conducted in a survey at the Provincial Mental Hospital

Policlinic. Data analysis was done by SEM-PLS method. The result of the

research found that: socioeconomic factor had positive effect not significant to treatment, socioeconomic factor had positive and significant effect to psychiatric

condition, mentoring had positive and significant effect to psychiatric condition,

mentoring had positive and significant effect on treatment, socioeconomic factor

had positive not significant Social and economic participation, socioeconomic

factors have no significant effect on quality of life, facilitation has a positive and

significant impact on quality of life, facilitation has a positive and significant

effect on social and economic participation, treatment has a positive and

significant effect on social and economic participation, psychological condition

Positive and significant influence on social and economic participation, treatment

has no significant positive effect on quality of life, psychiatric conditions have a

positive and significant impact on quality of life, non mediative treatment of latent

socio-economic construct influence on social and economic participation,

psychiatric conditions capable of mediating on the influence of socio-economic

latent constructs on social and economic participation, non-mediating treatment of

latent socio-economic factors influence influence on quality of life , Psychiatric

condition capable of mediating on the influence of latent construct of

socioeconomic factors on the quality of life, medication capable of mediating on

the influence of latent constructs of facilitation of social and economic

participation, psychiatric conditions capable mediate on the influence of latent

constructs of facilitation of social and economic participation, psychiatric

conditions in research models Is capable of mediating on the influence of latent

constructs of assistance to quality of life, non-mediating treatment on the

influence of latent constructs of care to quality of life.

Patients with mental disorders (schizophrenia) with controlable psychiatric

conditions regular treatment and through mentoring, are still able to participate

socially and economically.

Keywords: socioeconomic factors, assistance, psychiatric conditions, treatment,

social and economic participation, quality of life for people with

mental disorders (schizophrenia).

Page 3: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

RINGKASAN PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI, PENDAMPINGAN,

PENGOBATAN DAN KONDISI KEJIWAAN TERHADAP PARTISIPASI

SOSIAL DAN EKONOMI SERTA KUALITAS HIDUP PADA

PENDERITA GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA)

DI PROVINSI BALI

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan

nasional yang diselenggarakan pada semua bidang kehidupan. Pembangunan

kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya mendukung

percepatan pencapaian sasaran pembangunan nasional. Kesehatan umumnya

menjadi tujuan utama dan merupakan hasil suatu pembangunan kesehatan. Salah

satu disiplin ilmu ekonomi yang mempelajari upaya kesehatan dan faktor-faktor

yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan optimal adalah

ekonomi kesehatan (PPEKI dalam Lubis, 2009).

Ilmu ekonomi kesehatan merupakan aplikasi ilmu ekonomi dalam bidang

kesehatan. Ekonomi kesehatan adalah ilmu yang mempelajari suplay dan demand

sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan

terhadap masyarakat. Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena terdapat

hubungan antara kesehatan dan ekonomi yaitu, kesehatan dapat mempengaruhi

kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan (Murti,

2011). Setiap individu akan berusaha mencapai status kesehatan tersebut dengan

menginvestasikan dan atau mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa kesehatan

(Grossman dalam Murti, 2011).

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No.

36 Tahun 2009). Kesehatan tidak hanya mengenai masalah fisik yang jelas-jelas

terlihat, tapi juga mencakup masalah jiwa yang cenderung tidak terlihat jelas. Bila

kesehatan jiwa terganggu, maka akan terjadi perubahan pada seluruh aspek

kehidupan individu yang mengalaminya. Jiwa yang sehat akan memberikan

banyak sekali kontribusi bagi kesehatan fisik, dan tentunya bagi kebahagiaan dan

kepuasan hidup seseorang.

Gangguan jiwa memang bukan sebagai gangguan yang menyebabkan

kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut membuat

penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga dan

lingkungan masyarakat sekitarnya. Setiap orang memiliki resiko untuk mengalami

gangguan jiwa. Hidup penuh tekanan, lingkungan kerja dan rumah yang tidak

kondusif serta beban ekonomi merupakan stresor penyebab terjadinya gangguan

jiwa, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan yang berkaitan dengan

faktor resiko gangguan tersebut. Bagi yang sedang mengalami gangguan jiwa

Page 4: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

perlu dilakukan intervensi yang komprehensif sehingga mampu mengurangi

dampak yang ditimbulkan oleh gangguan tersebut.

Adapun tujuan penelitian ini secara spesifik adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi, pendampingan,

pengobatan dan kondisi kejiwaan terhadap partisipasi sosial dan ekonomi pada

penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali.

2. Untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi, pendampingan,

pengobatan dan kondisi kejiwaan terhadap kualitas hidup pada penderita

gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali.

3. Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung faktor sosial ekonomi,

pendampingan, pengobatan dan kondisi kejiwaan terhadap partisipasi sosial

dan ekonomi pada penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali.

4. Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung faktor sosial ekonomi,

pendampingan, pengobatan dan kondisi kejiwaan terhadap kualitas hidup pada

penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali.

Skizofrenia berasal dari kata ”skizo” yang berarti retak atau pecah (split)

dan ”frenia” yang artinya jiwa. Seseorang yang menderita gangguan jiwa

skizofrenia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan

kepribadian (splitting of personality). Gejala yang ditimbulkan mencakup banyak

fungsi seperti pada gangguan persepsi( halusinasi), keyakinan yang salah

(waham), penurunan dari proses berpikir dan berbicara (alogia), gangguan

aktivitas motorik ( katatonia), gangguan dari pengungkapan emosi (afek tumpul),

tidak mampu merasakan kesenangan (anhedonia). Dalam perjalanannya

penderitanya akan mengalami keruntuhan (deteriosasi) dari taraf fungsi

sebelumnya baik fungsi sosial, pekerjaan, dan perawatan diri. Penderita sukar

untuk bersosialisasi dan tidak dapat bekerja seperti sebelumnya karena sifat

regresif serta kemunduran dalam perawatan diri.

Terdapat banyak faktor yang diduga sebagai penyebab skizofrenia,

diantaranya adalah tidak terpenuhi kebutuhan hidup secara ekonomi, perasaan

kurang diperhatikan secara sosial, perasaan rendah diri sehingga perasaan

kehilangan sesuatu yang berlebihan. Kemiskinan disinyalir menjadi faktor pemicu

utama gangguan kejiwaan pada masyarakat. Faktor tersebut membuat yang

bersangkutan rentan stres, dilanda kecemasan yang berlebih, serta masalah

psikososial lainnya yang akhirnya berujung pada gangguan jiwa.

Pendampingan adalah suatu upaya untuk memberikan bantuan atau

layanan dan dukungan yang bermanfaat dalam rutinitas harian. Proses

pendampingan dirancang sebelum penderita akan pulang dari rumah sakit.

Pendampingan yang direncanakan peneliti adalah lebih menekankan pada aspek

kemandirian dan produktifitas sehingga diharapkan penderita gangguan jiwa tetap

mampu berpatisipasi secara sosial dan ekonomi setelah di rumah. Partisipasi

sosial dan ekonomi pada pasien skizofrenia dipengaruhi oleh perjalanan penyakit

itu sendiri, gejala penyakit yang tersisa, dukungan dari lingkungan sosial serta

pengobatan yang diterima oleh pasien. Keberfungsian sosial merupakan bentuk

Page 5: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

partisipasi sosial dan ekonomi penderita skizofrenia adalah salah satu tolok ukur

dalam keberhasilan terapi.

Keteraturan pengobatan pada penderita dengan gangguan jiwa skizofrenia,

mempengaruhi proses penyembuhannya. Seringkali klien tidak melanjutkan

pengobatannya karena merasa obat yang diminum tidak efektif atau efek obat

yang rendah dan ada juga yang menghentikan pengobatannya karena merasa lebih

baik. Tingkat ketidakpatuhan terhadap pengobatan pada pasien dengan skizofrenia

rawat jalan hanya mencapai 50% setelah dipulangkan dari rumah sakit.

Pengobatan yang tidak teratur pada akhirnya akan mempengaruhi patisipasi secara

sosial dan kualitas hidup pasien.

Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap masalah skizofrenia

menunjukkan bahwa gangguan dan hendaya yang dialami, akan berdampak pada

penurunan partisipasi sosial dan ekonomi serta kualitas hidupnya. Pengukuran

kualitas hidup telah digunakan dalam penelitian kesehatan untuk mengidentifikasi

kebutuhan pasien, memfasilitasi perencanaan suatu program, serta memonitoring

kemajuan klinis dan hasil pengobatan

Rancangan penelitian ini merupakan penelitian aksplanatori yang berfokus

pada hubungan kausalitas, melalui analisis pengaruh faktor sosial ekonomi,

pendampingan, pengobatan dan kondisi kejiwaan terhadap partisipasi sosial dan

ekonomi serta kualitas hidup pada penderita gangguan jiwa (skizofrenia).

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dengan

menggunakan pasien serta keluarganya.

Temuan pada penelitian ini yaitu: faktor sosial ekonomi memiliki

pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap proses pengobatan. Kondisi ini

mengindikasikan bahwa saat ini, keadaan sosial ekonomi tidak signifikan

mempengaruhi pengobatan pada penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi

Bali. Hal ini bisa dijelaskan karena sejak Januari Tahun 2010, Pemerintah

Provinsi Bali melaksanakan program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM).

Program ini memberikan jaminan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma bagi

masyarakat ber-KTP Bali yang belum mendapat jaminan kesehatan seperti Askes,

Asabri, Jamskesmas atau jaminan kesehatan lainnya. Temuan lainnya adalah

faktor sosial ekonomi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

kondisi kejiwaan. Temuan ini mengindikasikan bahwa dengan meningkatnya

status sosial ekonomi akan meningkatkan kondisi kejiwaan pada penderita

gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali.

Implikasi penelitian ini adalah memberi kontribusi secara praktis

sehubungan dengan pemahaman bagaimana peranan faktor sosial ekonomi dan

pendampingan dalam meningkatkan partisipasi sosial ekonomi dan kualitas hidup

penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali. Secara praktis bagi

keluarga, perlu memberikan pendampingan berupa; perhatian, dukungan,

bimbingan, pengawasan dan pemberian pujian guna meningkatkan kepatuhan

pengobatan, partisipasi sosial ekenomi dan kualitas hidup penderita gangguan

jiwa (skizofrenia).

Page 6: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM .......................................................................................... i

PRASYARAT GELAR .................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. iii

LEMBAR PENGUJI ........................................................................................ iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT................................................. v

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi

ABSTRAK ..................................................................................................... ix

ABSTRACT ..................................................................................................... x

RINGKASAN PENELITIAN .......................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 16

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 17

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 19

2.1 Tinjauan Pustaka............................................................................. 19

2.1.1 Konsep Pembangunan ..................................................................... 19

2.1.2 Konsep Gangguan Jiwa Berat (skizofrenia) .................................... 26

2.1.3 Permasalahan Sosial Ekonomi Pada Skizofrenia ............................ 42

2.1.4 Pendampingan Pada Skizofrenia .................................................... 46

2.1.5 Pengobatan Pada Skizofrenia .......................................................... 49

2.1.6 Partisipasi Sosial dan Ekonomi Pada Skizofrenia ........................... 53

2.1.7 Kualitas Hidup ................................................................................. 57

2.2 Teori-Teori Relevan ........................................................................ 66

2.2.1 Pembangunan Kesehatan ................................................................. 66

2.2.2 Ekonomi Kesehatan ........................................................................ 67

2.2.3 Psikologi Ekonomi .......................................................................... 73

2.2.4 Teori Kesejahteraan ......................................................................... 76

2.2.5 Teori Human Capital ....................................................................... 77

2.2.4 Teori Alokasi Waktu ....................................................................... 79

2.3 Keaslian Penelitian .......................................................................... 80

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS .................. 87

3.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 87

3.2 Kerangka Konsep ............................................................................ 92

3.3 Hipotesis .......................................................................................... 96

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................. 99

Page 7: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

4.1 Rancangan Penelitian ...................................................................... 99

4.2 Lokasi Penelitian ............................................................................. 101

4.3 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 101

4.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 102

4.5 Identifikasi Variabel ........................................................................ 103

4.6 Definisi Operasional ........................................................................ 105

4.7 Populasi, Sampel dan Sampling ...................................................... 109

4.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 111

4.9 Teknik Analisis ................................................................................ 112

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA............................... 122

5.1 Gambaran umum daerah penelitian ................................................. 122

5.2 Karakteristik responden ................................................................... 125

5.3 Deskripsi variabel penelitian ........................................................... 130

5.3.1 Variabel faktor sosial ekonomi ............................................... 131

5.3.2 Variabel pendampingan .......................................................... 132

5.3.3 Variabel pengobatan ............................................................... 133

5.3.4 Variabel kondisi kejiwaan ...................................................... 135

5.3.5 Variabel partisipasi sosial dan ekonomi ................................. 136

5.3.6 Variabel kualitas hidup ........................................................... 137

5.4 Model persamaan struktural ............................................................ 138

5.4.1 Evaluasi outer model .............................................................. 138

5.4.2 Pengujian model struktural ..................................................... 145

5.5 Pengujian Hipotesis ......................................................................... 147

BAB VI PEMBAHASAN ................................................................................ 162

6.1 Pembahasan ..................................................................................... 162

6.2 Temuan penelitian ........................................................................... 204

6.3 Kontribusi penelitian ....................................................................... 210

6.4 Keterbatasan penelitian.................................................................... 216

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 217

7.1 Simpulan .......................................................................................... 217

7.2 Saran ................................................................................................ 219

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 221

Lampiran ....................................................................................................... 231

Page 8: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Prevalensi Gangguan Jiwa Berat Menurut Provinsi di Indonesia

Tahun 2013 .................................................................................... 5

Tabel 1. 2 Jumlah Pasien Gangguan Jiwa di RSJ Provinsi Bali

Tahun 2008-2014 ........................................................................... 8

Tabel 1.3 Jumlah Klaim Pasien JKBM di RSJ Provinsi Bali

Tahun 2012-2014 ........................................................................... 9

Tabel 2. 1 Golongan obat generasi pertama (tipikal) ..................................... 50

Tabel 2.2 Golongan obat generasi kedua (atipikal) ....................................... 50

Tabel 4.1 Variabel Penelitian ......................................................................... 104

Tabel 4.2 Jenis Konstruk dan Indikator Penelitian ........................................ 105

Tabel 5.1 Nama Ibu Kota Kabupaten dan Jumlah Desa di Bali 2015............ 124

Tabel 5.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Bali Tahun 2015 ................. 124

Tabel 5.3 Data Sarana Kesehatan................................................................... 125

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ........................................ 126

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 127

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Pendidikan Formal ........ 127

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Pekerjaan ........................ 128

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Perkawinan ................... 129

Tabel 5.9 Faktor Sosial Ekonomi Penderita Skizofrenia ............................... 131

Tabel 5.10 Persepsi Responden Terhadap Variabel Pendampingan .............. 133

Tabel 5.11 Persepsi Responden Terhadap Variabel Pengobatan ................... 134

Tabel 5.12 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kondisi Kejiwaan ......... 135

Tabel 5.13 Persepsi Responden Terhadap Variabel Partisipasi

Sosial Ekonomi ............................................................................. 136

Tabel 5.14 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kualitas Hidup ............. 137

Tabel 5.15 Outer Loadings ............................................................................ 141

Tabel 5.16 Average Variance Extracted (AVE) ............................................ 142

Tabel 5.17 Cross Loadings ............................................................................ 143

Tabel 5.18 Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability ............................. 144

Tabel 5.19 Nilai R-square .............................................................................. 147

Tabel 5.20 Path Coefficient............................................................................ 148

Tabel 5.21 Nilai Indirect Effects .................................................................... 151

Page 9: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Prosentase Kunjungan Pasien Rawat Jalan Berdasarkan

Daerah Asal di RSJ Provinsi Bali Tahun 2014 ............................. 8

Gambar 2.1 Bikomia Otak Pada Penderita Skizofrenia ................................... 29

Gambar 2.2 Anatomi Patologi Otak Pada Skizofrenia..................................... 33

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian .................................................... 87

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 95

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ................................................................... 100

Gambar 4.2 Diagram Jalur Penelitian .............................................................. 115

Gambar 5.1 Peta Provinsi Bali ......................................................................... 123

Gambar 5.2 Full Model .................................................................................... 139

Gambar 5.3 Skema Model Struktural............................................................... 150

Page 10: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner ...................................................................................... 231

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 239

Lampiran 3 Tabulasi Data Penelitian ............................................................... 246

Lampiran 4 Hasil Uji Outer Model .................................................................. 256

Lampiran 5 Hasil Uji Inner Model ................................................................... 267

Page 11: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

bangsa Indonesia yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan. Sesuai tujuan

yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa

hakikat pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,

menciptakan kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia,

dan membantu melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi (Bapenas,

2009).

Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung secara

sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup manusia atau masyarakat suatu bangsa. Ini

berarti bahwa pembangunan senantiasa beranjak dari suatu keadaan atau kondisi

kehidupan yang kurang baik menuju suatu kehidupan yang lebih baik dalam

rangka mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Untuk mencapai keberhasilan

pembangunan tersebut, maka banyak aspek atau hal-hal yang harus diperhatikan,

diantaranya adalah keterlibatan masyarakat di dalam pembangunan. Asumsi para

pakar yang berpendapat bahwa semakin tinggi kepedulian atau partisipasi

masyarakat pada proses perencanaan akan memberitakan output yang lebih

optimal. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan, maka

makin tingi pula tingkat keberhasilan yang akan dicapai. Dapat disimpulkan

bahwa partisipasi masyarakat merupakan indikator utama dan menentukan

keberhasilan pembangunan (Korten dalam Supriatna, 2000).

Page 12: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan

nasional yang diselenggarakan pada semua bidang kehidupan. Pembangunan

kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya mendukung

percepatan pencapaian sasaran pembangunan nasional. Kesehatan umumnya

menjadi tujuan utama dan merupakan hasil suatu pembangunan kesehatan. Salah

satu disiplin ilmu ekonomi yang mempelajari upaya kesehatan dan faktor-faktor

yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan optimal adalah

ekonomi kesehatan (PPEKI dalam Lubis, 2009).

Ilmu ekonomi kesehatan merupakan aplikasi ilmu ekonomi dalam bidang

kesehatan. Ekonomi kesehatan adalah ilmu yang mempelajari suplay dan demand

sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan

terhadap masyarakat. Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena terdapat

hubungan antara kesehatan dan ekonomi yaitu, kesehatan dapat mempengaruhi

kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi dapat mempengaruhi kesehatan (Murti,

2011). Setiap individu akan berusaha mencapai status kesehatan tersebut dengan

menginvestasikan dan atau mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa kesehatan

(Grossman dalam Murti, 2011).

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU No.

36 Tahun 2009). Kesehatan tidak hanya mengenai masalah fisik yang jelas-jelas

terlihat, tapi juga mencakup masalah jiwa yang cenderung tidak terlihat jelas. Bila

kesehatan jiwa terganggu, maka akan terjadi perubahan pada seluruh aspek

Page 13: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

kehidupan individu yang mengalaminya. Jiwa yang sehat akan memberikan

banyak sekali kontribusi bagi kesehatan fisik, dan tentunya bagi kebahagiaan dan

kepuasan hidup seseorang.

Namun kesehatan jiwa selama ini relatif terabaikan, padahal penurunan

produktifitas akibat gangguan kesehatan jiwa terbukti berdampak nyata pada

perekonomian (Setiawan, 2008). Meskipun penderita dan nilai kerugiannya besar,

fasilitas dan tenaga kesehatan jiwa di Indonesia masih sangat terbatas. Saat ini

hanya ada 32 Rumah Sakit Jiwa milik Pemerintah dan 16 Rumah Sakit Jiwa

swasta, belum semua Provinsi memiliki Rumah Sakit Jiwa. Dari 1.678 Rumah

Sakit Umum yang terdata, hanya sekitar 2% yang memiliki layanan kesehatan

jiwa. Hanya 15 Rumah Sakit dari 441 Rumah Sakit Umum Daerah milik

Pemerintah Kabupaten/Kota yang memiliki layanan psikiatri. Kondisi sama terjadi

pada Puskesmas, hanya 1.235 Puskesmas yang memberikan layanan kesehatan

jiwa dari sekitar 9.000 Puskesmas (Asmadi, 2012).

Gangguan jiwa memang bukan sebagai gangguan yang menyebabkan

kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut membuat

penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga dan

lingkungan masyarakat sekitarnya. Setiap orang memiliki resiko untuk mengalami

gangguan jiwa. Hidup penuh tekanan, lingkungan kerja dan rumah yang tidak

kondusif serta beban ekonomi merupakan stresor penyebab terjadinya gangguan

jiwa, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya pencegahan yang berkaitan dengan

faktor resiko gangguan tersebut. Bagi yang sedang mengalami gangguan jiwa

perlu dilakukan intervensi yang komprehensif sehingga mampu mengurangi

dampak yang ditimbulkan oleh gangguan tersebut.

Page 14: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

Data statistik menyebutkan bahwa angka kejadian gangguan jiwa

khususnya di Bali setiap tahunnya cenderung meningkat (Tabel 1.2). Peningkatan

jumlah ini ternyata juga berimbas terhadap pihak rumah sakit yang kewalahan

untuk menangani para pengunjung yang datang di Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Bali, (Darmayasa, 2015). Penyebabnya sangat kompleks, mulai dari persoalan

sosial ekonomi hingga kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat.

Kondisi itu diantaranya berupa sulitnya mencari penghasilan memadai, kehidupan

kota yang kian sumpek akibat terbatasnya ruang publik, perubahan nilai-nilai

kehidupan, atau masuknya nilai- nilai baru yang memengaruhi keluarga. Selain

itu, kebijakan perburuhan pemerintah yang menggaji rendah buruh serta kebijakan

pendidikan yang menekan siswa dan orang tua (Hidayat, 2012).

Gangguan jiwa yang cenderung meningkat setiap tahunnya memerlukan

perhatian bagi kita semua. Fenomena gangguan kejiwaan seperti fenomena

gunung es, jumlah penderita yang terdata hanya sebagian kecil dari jumlah yang

sesungguhnya. Banyak keluarga yang malu ketika mempunyai anggota keluarga

yang mengalami gangguan kejiwaan. Hal ini tak lepas dari pemahaman yang

beredar di masyarakat bahwa gangguan kejiwaan merupakan penyakit memalukan

(aib bagi keluarga). Untuk prakiraan global pada tahun 2007 sekitar 30% dari

populasi global memiliki masalah di bidang kesehatan jiwa, dan sekitar 1-3%

merupakan gangguan jiwa yang berat (Yusuf dan Riyanti, 2010). Data dari

Kemenkes RI pada tahun 2013, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia

mencapai lebih dari 28 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 11,6

persen dari jumlah penduduk dan 0,46 persen menderita gangguan jiwa berat

(Anna, 2010).

Page 15: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013 mensinyalir 1,7

permil dari seluruh penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat, dengan

asumsi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebesar 237,6 juta jiwa,

maka jumlah penderita gangguan jiwa berat di Indonesia mencapai 403.920 orang

(Kemenkes RI, 2013). Untuk lebih lengkapnya prevalensi gangguan jiwa berat

berdasarkan Provinsi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Prevalensi Gangguan Jiwa (Skizofrenia) Menurut Provinsi

di Indonesia Tahun 2013

Provinsi Permil Provinsi Permil

Aceh 2,7 Bali 2,3

Sumatera Utara 0,9 Nusa Tenggara Barat 2,1

Sumatera Barat 1,9 Nusa Tenggara Timur 1,6

Riau 0,9 Kalimantan Barat 0,7

Jambi 0,9 Kalimantan Tengah 0,9

Sumatera Selatan 1,1 Kalimantan Selatan 1,4

Bengkulu 1,9 Kalimantan Timur 1,4

Lampung 0,8 Sulawesi Utara 0,8

Bangka Belitung 2,2 Sulawesi Tengah 1,9

Kepulauan Riau 1,3 Sulawesi Selatan 2,6

DKI Jakarta 1,1 Sulawesi Tenggara 1,1

Jawa Barat 1,6 Gorontalo 1,5

Jawa Tengah 2,3 Sulawesi Barat 1,5

DI Yogyakarta 2,7 Maluku 1,7

Jawa Timur 2,2 Maluku Utara 1,8

Banten 1,1 Papua Barat 1,6

Indonesia 1,7

Sumber: Kemenkes RI, 2013

Berdasarkan tabel 1.1 nampak bahwa Provinsi Aceh dan DI Yogyakarta

merupakan provinsi dengan prevalensi gangguan jiwa berat tertinggi. Hal ini bisa

disebabkan oleh berbagai faktor. Provinsi Aceh pernah mengalami bencana alam

dahsyat tsunami tahun 2004. Demikian pula Provinsi DI Yogyakarta pernah

mengalami bencana alam gempa bumi Tahun 2006 yang menelan banyak harta

benda dan korban jiwa. Bencana alam merupakan salah satu stresor yang bisa

Page 16: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

menyebabkan gangguan jiwa pada kelompok masyarakat yang kena dampaknya.

Demikian pula Provinsi Bali dengan angka prevalensi 2,3 permil, merupakan

angka yang cukup tinggi dan diatas rata-rata nasional yang hanya 1,7 permil. Jika

dilihat dari kehidupan sosial ekonomi penduduk bali bisa dikatakan cukup baik.

Namun kalau dikaitkan dengan kompleksnya kegiatan adat di bali, sesuai data

BPS (2015), bahwa upacara adat menduduki urutan kedua berkontribusi pada

kemiskinan, maka secara tidak langsung mungkin saja bisa berpengaruh. Hal ini

juga dikatakan Lihadnyana (2014), bahwa kebutuhan untuk memenuhi upacara

adat cukup banyak, sehingga menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan.

Gangguan jiwa telah dikenal sejak zaman peradaban kuno di hampir

semua kebudayaan. Deskripsi tentang gangguan ini tercatat sebelum 2000 SM di

buku kuno Egyptian Book of Hearts, bagian dari Ebers papyrus. Gejala-gejala

psikologikal dikira muncul dari jantung dan uterus, dan berhubungan dengan

pembuluh darah, racun, atau setan. Deskripsi Hindu (1400 SM) dapat ditemukan

di Atharva Veda. Veda ini berisi hymne dan mantra dari India kuno. Tertulis

bahwa kesehatan merupakan hasil dari keseimbangan lima elemen (Butha) dan

tiga humor (dosa) dan ketidakseimbangan menghasilkan kegilaan.

Berdasarkan ilmu kedokteran jiwa, gangguan jiwa dibagi dalam dua

golongan besar yaitu psikosa dan non psikosa. Golongan psikosa merupakan

gangguan jiwa berat, ditandai dengan dua gejala utama yaitu tidak adanya

pemahaman diri (insight) dan ketidakmampuan menilai realitas (reality testing

ability). Pada golongan non psikosa kedua gejala utamanya tersebut masih baik,

artinya pemahaman diri dan penilaian realitas penderita tidak terganggu.

Golongan psikosa dibagi menjadi dua sub golongan, yaitu psikosa fungsional dan

psikosa organik. Psikosa fungsional adalah gangguan jiwa yang disebabkan

Page 17: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

karena terganggunya fungsi sistem transmisi sinyal penghantar saraf

(neurotransmiter) sel-sel saraf pusat (otak), tidak terdapat kelainan struktural pada

sel-sel saraf otak tersebut. Pada psikosa organik adalah gangguan jiwa yang

disebabkan karena adanya kelainan pada struktur saraf pusat otak (Hawari, 2003).

Salah satu jenis gangguan jiwa psikosa fungsional yang terbanyak adalah

skizofrenia. Seseorang yang menderita gangguan jiwa skizofrenia adalah orang

yang mengalami keretakan jiwa atau keretakan kepribadian (splitting of

personality) (Hawari, 2003). Gejala yang ditimbulkan mencakup banyak fungsi

seperti pada gangguan persepsi (halusinasi), keyakinan yang salah (waham),

penurunan dari proses berpikir dan berbicara (alogia), gangguan aktivitas motorik

(katatonia), gangguan dari pengungkapan emosi (afek tumpul), tidak mampu

merasakan kesenangan (anhedonia). Dalam perjalanannya penderitanya akan

mengalami keruntuhan (deteriosasi) dari taraf fungsi sebelumnya baik fungsi

sosial, pekerjaan, dan perawatan diri. Penderita sukar untuk bersosialisasi dan

tidak dapat bekerja seperti sebelumnya karena sifat regresif serta kemunduran

dalam perawatan diri (Maslim, 2003).

Skizofrenia adalah gangguan yang paling banyak terjadi dibandingkan

dengan gangguan jiwa lainnya. Data rekam medis Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali

menunjukkan angka kunjungan pasien dengan gangguan jiwa tiap tahunnya terus

meningkat. Dari data tersebut, sekitar 85% dengan skizofrenia, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Page 18: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

Tabel 1. 2

Jumlah Pasien Gangguan Jiwa di RSJ Provinsi Bali Tahun 2008-2014

Tahun Rawat Jalan

(orang)

Rawat Inap

(orang)

Jumlah

(orang)

Perubahan

2008 7.087 4.451 11.538

2009 7.989 4.640 12.629 1.091

2010 8.291 4.920 13.211 582

2011 15.943 5.234 21.177 7.966

2012 19.923 5.060 24.983 3.806

2013 23.779 5.164 28.943 3.960

2014 26.782 5.664 32.446 3.503

Sumber : RSJ Provinsi Bali 2015

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali merupakan rumah sakit rujukan yang

khusus merawat pasien dengan gangguan kejiwaan. Walaupun letaknya di

Kabupaten Bangli, namun secara administrasi rumah sakit ini merupakan salah

satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) milik Pemerintah Provinsi Bali.

Pasein yang dirawat berasal dari seluruh Kabupaten/Kota di Bali, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1

Prosentase Kunjungan Pasien Rawat Jalan Berdasarkan Daerah Asal

di RSJ Provinsi Bali Tahun 2014

Sumber : RSJ Provinsi Bali 2015

10%

11%

11%

12%

7%

17%

9%

15%

8%

10%

Page 19: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

Pemerintah Provinsi Bali sendiri memberikan perhatian khusus pada

kasus-kasus gangguan jiwa yang ada di Provinsi Bali. Salah satunya adalah

dengan pemberian jaminan kesehatan pada pasien dengan gangguan jiwa melalui

Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) yang dijamin secara penuh. Adapun

jumlah klaim yang telah dibayarkan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali setiap

tahunnya selalu meningkat. Peningkatan ini terjadi karena jumlah pasien yang

dirawat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Adapun rinciannya dapat dilihat

pada Tabel 1.3 :

Tabel 1.3

Jumlah Klaim Pasien JKBM di RSJ Provinsi Bali Tahun 2012-2014

Tahun Rawat Jalan

(Rp. Juta )

Rawat Inap

(Rp. Juta )

UGD

(Rp. Juta )

Total (Rp.

Juta)

Perubahan

2012 2.187 7.692 71 9,950

2013 4.491 10.859 77 15,427 5,477

2014 4.391 12.513 104 17,008 1,581

Sumber : RSJ Provinsi Bali 2015

Terdapat banyak faktor yang diduga sebagai penyebab skizofrenia, di

antaranya adalah faktor biologis dan faktor lingkungan. Faktor biologi, seperti

genetika, struktur otak, komplikasi kelahiran, infeksi serta kadar neurotranmiter

otak seperti dopamin dan serotinin. Faktor lingkungan juga dapat mencetuskan

penyakit ini dapat berupa situasi atau kondisi yang tidak kondusif pada diri

seseorang, biasanya disebut sebagai stresor psikososial. Stresor psikososial salah

satunya adalah akibat faktor sosial ekonomi. Faktor sosial ekonomi berkaitan

dengan status sosial ekonomi seseorang di masyarakat. Ketidakmampuan untuk

mengatasi konflik dalam dirinya, tidak terpenuhi kebutuhan hidup secara

ekonomi, perasaan kurang diperhatikan secara sosial, perasaan rendah diri

sehingga perasaan kehilangan sesuatu yang berlebihan, dapat menimbulkan

keluhan kejiwaan, salah satunya adalah skizofrenia (Wiramihardja, 2005).

Page 20: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

Menurut Dwi (2011) kemiskinan disinyalir menjadi faktor pemicu utama

gangguan kejiwaan pada masyarakat. Faktor tersebut membuat yang bersangkutan

rentan stres, dilanda kecemasan yang berlebih, serta masalah psikososial lainnya

yang akhirnya berujung pada gangguan jiwa. Sebagian besar dari mereka usianya

masih produktif dan faktor penyebab paling dominan adalah kondisi sosial

ekonomi.

Untuk pasien-pasien baik yang rawat jalan maupun rawat inap di Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Bali sebagian besar berasal dari masyarakat yang kurang

mampu. Ini bisa dilihat dari status pekerjaan yang tercatat di status pasien bahwa

mayoritas tidak bekerja dan sebagian kecil adalah petani, buruh, pengerajin,

pedagang, PNS dan ada juga polisi. Jadi menjadi suatu fenomena menarik dimana

seseorang dengan sosial ekonomi rendah mempunyai kecenderungan mengalami

gangguan jiwa dan disisi lainnya pengobatan yang bersifat jangka panjang pada

pasien gangguan jiwa juga mempengaruhi keadaan sosial dan ekonomi

keluarganya.

Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah

mengenai penyebab gangguan jiwa. Ada yang percaya bahwa gangguan jiwa

disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang menuduh bahwa itu akibat guna-

guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya. Kepercayaan yang salah ini

hanya akan merugikan penderita karena tidak mendapat pengobatan secara cepat

dan tepat (Gunawan, 2007). Seringkali penderita datang ke rumah sakit jiwa sudah

dalam keadaan kronis karena sebelumnya diajak berobat keliling dari satu dukun

ke dukun yang lain. Akibatnya, penderita akan lebih sulit untuk diobati dan

prognosisnya akan menjadi kurang baik.

Page 21: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

Penanganan kasus gangguan jiwa tidak cukup ditangani dari sisi medis

saja, kebutuhan dasar manusia juga harus dipenuhi karena hal itulah yang menjadi

gangguan pada pikirannya. Menurut Hudson (2005) status sosial ekonomi

memiliki korelasi negatif dengan gangguan jiwa. Gangguan mental (neurosis)

pada umumnya dialami oleh masyarakat yang tinggal di daerah pemukiman yang

miskin dan padat (Patel & Klienman, 2003). WHO (2000) melaporkan bahwa

gangguan jiwa (neurosis) juga pada umumnya dijumpai pada masyarakat yang

tingkat penganggurannya tinggi dan berpenghasilan rendah. Khusus gangguan

jiwa psikosis masyarakat yang memiliki status sosial ekonomi terendah

mempunyai kecenderungan resiko skizofrenia 8 kali lebih tinggi ketimbang

masyrakat yang memiliki status sosial tertinggi (Saraceno & Barbui, 1997).

Keteraturan pengobatan pada penderita dengan gangguan jiwa

(skizofrenia), mempengaruhi proses penyembuhannya. Saat di rumah sakit yang

bertanggung jawab dalam pemberian dan pemantauan minum obat adalah

perawat. Pada klien yang sudah keluar dari rumah sakit maka tugas perawat

digantikan oleh keluarga. Seringkali klien tidak melanjutkan pengobatannya

karena merasa obat yang diminum tidak efektif atau efek obat yang rendah dan

ada juga yang menghentikan pengobatannya karena merasa lebih baik (Sadock

et.al., 2005). Banyak pasien dengan skizofrenia yang tidak mengikuti medikasi

yang disarankan untuknya (Zygmunt, et.al., 2002). Sebanyak 80% pasien dengan

gangguan psikotik tidak mengikuti program terapi medikasi mereka secara tuntas

(Kemp, et.al., 1996). Tingkat ketidakpatuhan terhadap pengobatan pada pasien

dengan skizofrenia rawat jalan hanya mencapai 50% setelah dipulangkan dari

rumah sakit (Babiker, 1986). Pengobatan yang tidak teratur pada akhirnya akan

Page 22: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

mempengaruhi kualitas hidup dan kemampuan pasien untuk berpatisipasi secara

sosial dan ekonomi di masyarakat dan bidang pekerjaannya.

Untuk keteraturan pengobatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit

Jiwa Provinsi Bali bisa dibilang cukup baik. Hal ini salah satunya dipengaruhi

oleh adanya jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah terhadap biaya

pengobatan di rumah sakit. Jaminan yang diberikan bersifat total coverage

artinya apapun jenis diagnosa gangguan jiwa pada pasien akan ditanggung penuh.

Namun ada juga sebagian pasien yang pengobatannya tidak teratur dengan

berbagai penyebab. Alasan yang paling sering diungkapkan adalah pasien merasa

sudah sembuh sehingga tidak perlu lagi berobat. Jika hal ini berlanjut maka suatu

saat pasien akan kambuh dan akan menimbulkan beban yang lebih berat bagi

keluarganya dan dapat menurunkan kualitas hidup pasien itu sendiri

Partisipasi sosial ekonomi pada pasien skizofrenia dipengaruhi oleh

perjalanan penyakit itu sendiri, gejala penyakit yang tersisa dan dukungan dari

lingkungan sosial di sekitar pasien. Partisipasi sosial ekonomi dalam ilmu

kesehatan dikenal dengan istilah keberfungsian sosial, merupakan salah satu tolok

ukur dalam keberhasilan terapi. Menurut Khalimah (2007), gangguan

keberfungsian sosial selalu dialami oleh pasien skizofrenia yang dapat

menyebabkan kesulitan dalam memenuhi tuntutan sosial, termasuk bidang

pekerjaan. Menurut Wiramihardja (2005), keberfungsian sosial pasien skizofrenia

meningkat seiring usia yang disebabkan oleh penanganan yang membantu mereka

lebih stabil dan atau karena keluarga mereka belajar mengenali simptom-simptom

awal terjadinya atau kambuhnya gangguan. Kepatuhan minum obat dan kontrol ke

rumah sakit juga dapat mempengaruhi keberfungsian sosial, karena apabila pasien

patuh minum obat dan rajin kontrol ke rumah sakit maka kemungkinan untuk

Page 23: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

sembuh menjadi lebih besar sehingga pasien dapat melaksanakan tugas dan peran-

peran sosialnya. Menurut Ambari, (2010) peningkatan angka relapse pada pasien

skizofrenia dapat mencapai 25% - 50% yang pada akhirnya dapat menyebabkan

keberfungsian sosialnya menjadi terganggu. Pendampingan keluarga diperlukan

untuk mengembalikan keberfungsian sosialnya.

Pendampingan adalah suatu upaya untuk memberikan bantuan atau

layanan dan dukungan yang bermanfaat dalam rutinitas tugas harian tanpa dibayar

bagi seseorang yang tidak mampu melakukannya. Orang yang menerima layanan

biasanya mengalami gangguan atau disabilitas untuk bisa menyelesaikan tugas

hariannya tersebut. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang bersifat kronis,

yang menyebabkan penderitanya mengalami keterbatasan kapasitas untuk

melakukan hubungan sosial, perawatan diri dan okupasional sehingga perlu

dibantu pendamping untuk kehidupannya sehari-hari (Chan, 2011).

Untuk pasien-pasien yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali,

setelah pasien dianggap tenang maka akan dilakukan tindakan rehabilitasi berupa

kegiatan terapi okupasi. Adapun kegiatan okupasional yang diajarkan antara lain

membuat batako, berkebun, memelihara ternak, membuat canang dan lain-lain,

yang disesuaikan dengan bakat, kemampuan dan hobi pasien. Selama menjalani

rehabilitasi mereka didampingi oleh petugas yaitu perawat dan social worker.

Pendampingan diperlukan sebagai motivator dan membantu pasien dalam

melakukan kegiatan okupasional. Namun setelah pasien pulang seringkali hal ini

tidak bisa dilakukan oleh keluarga. Pasien dilarang untuk beraktifitas di luar

rumah dan hanya disuruh diam di kamar saja. Hal ini pada akhirnya menyebabkan

pasien menjadi pasif, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,

tidak memiliki penghasilan dan pada akhirnya menurunkan kualitas hidupnya.

Page 24: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

Berbagai penelitian yang dilakukan terhadap masalah skizofrenia

menunjukkan bahwa gangguan pada kerberfungsian sosial berdampak pada

penurunan kualitas hidup, dan menyebabkan beban bagi kehidupan sebagian besar

anggota keluarga yang merawat pasien skizofrenia (Harvey dan Fielding, 2003).

Bukti-bukti menunjukkan adanya penurunan tingkat kualitas hidup penderita

skizofrenia dibandingkan dengan populasi umum (Evans et al., 2007). Partisipasi

sosial dan ekonomi pada penderita skizofrenia sulit untuk tetap dipertahankan.

Akibat gangguan jiwa yang dialaminya, mereka lebih rentan terhadap

pengangguran, diskriminasi, isolasi sosial, tuna wisma dan bunuh diri (Ledwell,

2014).

Pengukuran kualitas hidup telah digunakan dalam penelitian kesehatan

untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien, memfasilitasi perencanaan suatu

program, serta memonitoring kemajuan klinis dan hasil pengobatan. Aspek yang

paling penting dari kualitas hidup adalah perasaan dan fungsi hidup sehari- hari

pasien, sehingga kebutuhan pasien dapat dilihat secara subyektif dari kualitas

hidup mereka (Tempier dan Pawliuk, 2001).

Terkait kualitas hidup pada penderita skizofrenia, dari beberapa hasil

penelitian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian Nakamura, et.al., (2014)

berjudul “Structural equation model factor related to quality of life for

community–dwelling schizophrenic patients in japan. Hasil penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa status pernikahan dan umur berhubungan dengan kualitas

hidup penderita skizofrenia. Selain itu persepsi diri (self efficacy), harga diri (self

esteem) dan gejala penyakit juga berpengaruh. Namun yang paling kuat

mempengaruhi kualitas hidup penderita skizofrenia adalah persepsi diri (self

efficacy) yang berkaitan dengan fungsi sosial di masyarakat serta kemampuan

Page 25: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

yang dimiliki. Jadi untuk meningkatkan kualitas hidup penderita skizofrenia

disarankan untuk memberikan penguatan atau pujian (positive feedback) tentang

hal-hal positif serta meningkatkan keterampilan sosialnya.

Penelitian Studzinska et.al. (2011) di Polandia, berjudul “The quality of

life in patients with schizophrenia in community mental health service –selected

factors”. Hasil penelitian, penderita laki-laki, cerai atau tidak menikah, tinggal

bersama orang tua, kondisi sosial ekonomi yang buruk, ketergantungan keuangan

dan sering dirawat, memiliki kualitas hidup lebih rendah. Penelitian Guo et.al

(2010) di Cina, berjudul “Effect of antipsychotic medication alone vs combined

with psychososial intervention on outcomes of early-stage schizophrenia”. Hasil

penelitian, pasien skizofrenia yang mendapat psikofarmaka dikombinasikan

dengan terapi psikososial mengalami tilikan, fungsi sosial dan kualitas hidup yang

lebih baik daripada pasien skizofrenia yang hanya mendapat terapi psikofarmaka.

Penelitian Safitri (2010) di RSJD Surakarta, tentang perbedaan kualitas

hidup antara pasien skizofrenia gejala positif dan gejala negatif menonjol.

Simpulan penelitian yaitu terdapat perbedaan kualitas hidup yang sangat

bermakna antara pasien skizofrenia gejala positif menonjol dan gejala negatif

menonjol serta proporsi pasien skizofrenia yang mempunyai kualitas hidup baik

secara sangat bermakna lebih banyak didapatkan pada kelompok pasien

skizofrenia yang mempunyai gejala positif menonjol dari yang negatif menonjol.

Young, dkk (1998 dalam Joy, 2012) mengatakan bahwa keteraturan meminum

obat dan kontrol rutin dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien skizofrenia.

Penderita gangguan jiwa (skizofrenia) tanpa pengobatan dan

pendampingan tidak dapat melakukan pekerjaannya secara maksimal, atau bahkan

harus kehilangan pekerjaan, sehingga berpotensi kehilangan pendapatan dan

Page 26: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

mengalami gangguan fungsi sosialnya. Penurunan partisipasi sosial dan ekonomi

ini diakibatkan oleh perjalanan penyakit itu sendiri, gejala penyakit yang tersisa,

dukungan dari lingkungan sosial serta pengobatan. Hal ini akan berdampak pada

penurunan kualitas hidup penderita gangguan jiwa (skizofrenia). Mengingat

kompleksnya permasalahan gangguan jiwa (skizofrenia) maka peneliti tertarik

untuk meneliti tentang pengaruh faktor sosial ekonomi, pendampingan,

pengobatan dan kondisi kejiwaan terhadap partisipasi sosial dan ekonomi serta

kualitas hidup pada penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1) Bagaimana pengaruh faktor sosial ekonomi, pendampingan, pengobatan dan

kondisi kejiwaan terhadap partisipasi sosial dan ekonomi pada penderita

gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali?.

2) Bagaimana pengaruh faktor sosial ekonomi, pendampingan, pengobatan dan

kondisi kejiwaan terhadap kualitas hidup pada penderita gangguan jiwa

(skizofrenia) di Provinsi Bali?.

3) Apakah secara tidak langsung faktor sosial ekonomi, pendampingan,

pengobatan dan kondisi kejiwaan berpengaruh terhadap partisipasi sosial dan

ekonomi pada penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali?.

4) Apakah secara tidak langsung faktor sosial ekonomi, pendampingan,

pengobatan dan kondisi kejiwaan berpengaruh terhadap kualitas hidup pada

penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali?.

Page 27: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan menggambarkan kualitas hidup

penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali. Adapun tujuan penelitian

ini secara spesifik adalah sebagai berikut :

1) Untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi, pendampingan,

pengobatan dan kondisi kejiwaan terhadap partisipasi sosial dan ekonomi

pada penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali.

2) Untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi, pendampingan,

pengobatan dan kondisi kejiwaan terhadap kualitas hidup pada penderita

gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali.

3) Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung faktor sosial ekonomi,

pendampingan, pengobatan dan kondisi kejiwaan terhadap partisipasi sosial

dan ekonomi pada penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali.

4) Untuk menganalisis pengaruh tidak langsung faktor sosial ekonomi,

pendampingan, pengobatan dan kondisi kejiwaan terhadap kualitas hidup

pada penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan baru yang

berguna bagi khasanah ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan

partisipasi sosial dan ekonomi serta kualitas hidup pada penderita gangguan

jiwa (skizofrenia). Walaupun penelitian tentang kualitas hidup pada penderita

skizofrenia sudah banyak dilakukan terutama dikaitkan dengan aspek medis

Page 28: ABSTRAK · 2017. 10. 21. · i ABSTRAK Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Kesehatan

atau kesehatan psikiatri, namun belum banyak penelitian yang

mengkaitkannya dengan faktor sosial ekonomi.

2) Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Rumah Sakit Jiwa Provinsi

Bali dalam merumuskan kebijakan terkait dengan upaya promotif, preventif,

pengobatan dan rehabilitasi pasien dengan gangguan (skizofrenia). Melalui

usaha-usaha pemberdayaan pasien gangguan jiwa dan memperhatikan faktor

sosial ekonomi, maka diharapkan hasil penelitian ini akan mampu

mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh gangguan jiwa sehingga dapat

meningkatkan partisipasi sosial dan ekonomi dan kualitas hidup pada

penderita gangguan jiwa (skizofrenia) di Provinsi Bali.