propaganda kesehatan lewat media sosial
TRANSCRIPT
1 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5
PROPAGANDA KESEHATAN
LEWAT SOSIAL MEDIA
(studi hoaxs kesehatan di media sosial)
Indiwan seto wahjuwibowo 1 Yoyoh Hereyah
2
ABSTRAK
Sosial media di era modern saat ini menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa dipungkiri oleh
siapa saja, di tengah bangsa Indonesia yang saat ini sedang „keranjingan social media” ini.
Informasi baik yang buruk atau yang baik bersliweran di mana-mana, di social media termasuk
juga bidang kesehatan.
Facebook, Path dan twitter dipenuhi oleh beragam informasi tentang bagaimana gaya hidup,
bagaimana teknik menjaga kesehatan, soal gizi dan kiat menghadapi penyakit berbahaya dan
bagaimana mencegahnya. Di Facebook karena sifatnya yang anonym, dan segera, setiapp orang
bisa dengan gampang menyampaikan informassi termasuk di bidang kesehatan, dan tidak
terbatas apakah dia memang ahli atau tidak. Dan kemampuan social media yang bisa melakukan
sharing ke berbagai tempat secara cepat membuat informasi ini bisa terdistribusi ke berbagai
pihak. Persoalannya, belum tentu informasi soal kesehatan ini benar-benar valid dan memang
bisa teruji, bahaya apabila informasi kesehatan yang salah itu diikuti begitu saja tanpa pernah
diteliti lagi kebenarannya.
Makalah ini berupaya menganalisis sejumlah informasi kesehatan yang bertebaran di social
media terkait penyakit-penyakit berbahaya , menggunakan teknik anaisis tekstual kualitatif,
semiotika komunikasi. Hasilnya menunjukkan terkadang informasi tersebut langsung saja
disebarkan ke teman-teman dan khalayak lain tanpa terlebih dahulu diuji kebenarannya. Dan
banyak informasi yang berlawanan dengan fakta, bahkan Hoaxs atau kabar bohong menyebar
dengan mudah di social media yang mengganggu proses ketahanan komunikasi bidang
kesehatan.
1 Lecturer Communication studies at University Of Multimedia Nusantara [email protected] 2 Lecture Communicaation studies at Mercubuana University Jakarta
2 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5
Keyword : informasi kesehatan, social media dan ketahanan komunikasi, komunikasi kesehatan
PENDAHULUAN
Semua orang pasti ingin hidup sehat dan bahagia, apalagi di zaman dimana biaya
pengobatan begitu mahal. Kesehatan ini menjadi sesuatu yang didambakan orang dan
diperjuangkan mereka hari demi hari. Informasi soal kesehatan saat ini menjadi komoditi
penting di tengah begitu hebatnya promosi dan propaganda obat dan treatment kesehatan di
media massa.
Salah satu trend baru dalam penyampaian informasi kesehatan adalah melalui social
media. Sosial media menjadi sarana tercepat dan popular menyampaikan informasi khususnya di
bidang kesehatan. Salah satunya dilakukan oleh situs www.dokter.id. Situs ini banyak
menyampaikan informasi praktis seputar kesehatan yang berguna bagi masyarakat.
Situs tersebut menyatakan “Konten, produk dan layanan yang ditawarkan di sini untuk
mendidik konsumen tentang perawatan kesehatan dan masalah medis. Konten, produk atau jasa
harus dipertimbangkan dalam situs ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti nasihat medis,
diagnosis atau perawatan profesional. Situs Dokter Indonesia tidak dimaksudkan untuk
memberikan layanan medis, keperawatan atau nasihat kesehatan, diagnosis dan perawatan
profesional. Kami menyarankan AnggotaDokter Indonesia untuk tetap meminta nasihat dari
3 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5
dokter atau penyedia layanan kesehatan lainnya berkaitan dengan pertanyaan mengenai
kesehatan pribadi atau kondisi medis.
Paper ini memang tidak membahas soal situs yang bagus dan proporsional saat
menggambarkan atau menceritakan kesehatan tetapi justru “berita bohong” atau Hoax yang
disebarkan lewat social media tanpa dilihat dulu kebenaran informasi yang disampaikan.
Pertanyaan yang hendak dijawab dalam paper ini, apa saja yang disebarkan dan apa sebenarnya
tujuan dan fungsi dari kegiatan tersebut.
Metode yang digunakan adalah content analysis yang digabungkan dengan wawancara
mendalam pada mereka yang menyebarkannya. Paper ini memang tidak melakukan penelitian
khalayak tetapi melakukan penyimpulan dari data yang ada yang ditunjang hasil wawancara
PERMASALAHAN
Bicara soal kesehatan dan social media merupakan sesuatu yang mengasyikan,
Kemudahan akses dan ketersediaan sumber sangat membantu pembaca dan user media massa
mendapatkan informasi yang mereka suka. Konsep social media biasanya dilihat sebagai saluran
atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya (internet). Sedangkan Para pengguna
(user) media sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing),
dan membangun jaringan (networking).
Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein ,media sosial adalah "sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 , dan
yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content"
Kaplan menulis itu pada tahun 2010 dalam karya berjudul "Users of the world, unite!
The challenges and opportunities of Social Media". Konsep pentingnya adalah lewat social
media semua orang yang terlibat bisa bertukar informasi dan bisa mendistribusikan pendapat
secara langsung tanpa harus melalui “gatekeeper” sebagaimana yang sering dilakukan di era
media massa tradisional. Berbeda dengan media tradisional yang memiliki editor atau redaktur
sebagai penjaga “palang Pintu” informasi, dalam social media user atau siapapun komunikan
4 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5
yang mendapat informasi bisa bertindak sebagai “judge” juga dan bisa menyebarkan lagi
informasi tersebut terlepas apakah informasi yang disampaikan itu benar atau salah.
Bahkan di era sekarang, media sosial tidak hanya dimanfaatkan untuk berbagi informasi
dan ins pirasi, tapi juga ekspresi diri (self expression), "pencitraan diri" (personal branding), dan
ajang "curhat" bahkan keluh-kesah dan sumpah-serapah. Status terbaik di media sosial adalah
update status yang informatif dan inspiratif. (www.romelteamedia.com).
Persoalannya adalah bagaimana kalau berita yang disampaikan keliru, atau berita yang
disebarkan belum bisa diklarifikasi? Apalagi apabila bicara soal kesehatan yang menyangkut
hajat hidup orang banyak. Bahaya apabila informasi yang salah itu diyakini sebagai kebenaran
tunggal dan tidak dikritisi secara memadai. Contoh foto dibawah ini sangat jelas
menggambarkan apabila tidak kritis informasi yang disampaikan menjadi keliru. Foto dibawah
ini menggambarkan seorang anak yatim piatu yang terpaksa tidur di tengah kuburan ayah dan
ibunya, padahal sesunguhnya foto ini adalah bersifat “fake” atau palsu karena foto ini diambil
dalam sebuah kegiatan seni fotografi. (Bisa dilihat di http://biglawnewsline.com/2015/01/theres-
a-spectacular-secret-you-havent-been-told-about-the-viral-image-of-the-boy-sleeping-between-
the-graves-of-his-parents.html ) Berita tersebut dijadikan alat propaganda perang yang
menyisakan penderitaan bagi para korban perang.
5 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5
Berita Hoaxs adalah berita yang dianggap sebagai sebuah fakta tetapi sesungguhnya merupakan
berita yang direkayasa sehingga kebenarannya amat diragukan. Contoh Hoaxs dibawah ini
sudah menyebar di dunia maya.
HATI-HATI, BUMBU MIE INSTANT TIDAK BOLEH DIMASAK !!!
PERINGATAN BAGI KITA SEMUA BAHWA MIE INSTANT TIDAK BOLEH DIMASAK
BERSAMAAN DENGAN BUMBUNYA, KARENA MSG (MONO SODIUM GLUTAMAT) BILA
DIMASAK DI ATAS 120C AKAN BERPOTENSI MENJADI KARSINOGEN, PENCETUS
KANKER.
PERHATIKAN SEMUA KEMASAN MIE INSTAN, KEBANYAKAN PROSEDURNYA MASAK
MIE DULU BARU DITABURI BUMBU. BUMBU DI TARUH DI MANGKOK DULU.
JADI JANGAN PERNAH MASAK MIE BESERTA BUMBUNYA! BAHAYA !!!
Dan dari hasil penelitian : mengkonsumsi mie instant 4 hari berturut2 berpotensi kanker,
mioma, kista atau amandel sebesar 75%
*jika anda tidak percaya, cobalah ambil kuah / bumbu mie instant lalu taburkan ke atas pot
yang bebrisi Bunga/ tumbuhan.. Beberapa hari kemudian tumbuhan trsb akan layu/mati.Berlaku
dalam ukuran (1:1)” (http://www.thecrowdvoice.com/post/hati-hati-bumbu-mie-instan-
3885296.html)
Kelihatannya informasi yang disampaikan valid karena disertakan link dibawah informasi
tersebut dan dibumbui dengan kata-kata “ Jika anda tidak Percaya”…. Tetapi apabila ditelusur
lebih jauh dari link yang disampaikan tidak juga disertakan siapa sumber yang bisa menjamin
6 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5
bahwa informasi itu benar. Tak ada satupun penelitian yang telah dilakukan yang memperkuat
ancaman tersebut.
Menurut narasumber yang penulis wawancarai , Ibu Yuyun Handayani seorang ibu
rumah tangga di Tangerang, dia merasakan terbantu dari informasi tersebut dan dia menyebarkan
dan memberikan salinan berita tersebut kepada seluruh kaluarga yang dia sayangi.
“ Saya sebarkan via group Whatsapp dan BBM, karena informasi itu amat
bermanfaat.Saya juga sering menerima informasi semacam itu dan kemudian saya sebarkan
kepada teman-teman dan keluarga,” ( Handayani, 2015).
Narasumber sendiri merasa yakin bahwa informasi yang disampaikan itu benar sehinga
dia menyebarkan langsung seketika setelah dia menerima informasi tersebut di handphonenya.
“ Saya percaya karena ada link di bagian bawah, jadi berita itu bukan berita bohong”
ujarnya, meski mengaku tak sempat menelusur langsung kebenaran informasi tersebut dari
lembaga yang memang punya wewenang soal itu.
Kecenderungan yang sama juga dilakukan oleh Yudisetiawan ( 46) warga Tangerang
lainya, ketika ditanya dari mana mendapatkan sumber informasi? Dia menjawab sumbernya dari
teman-teman Whatsapp. Jadi kedua narasumber meskipun percaya pada informasi yang
disampaikan tetapi tidak mengetahui sumber atau siapa yang menyampaikan pertama kali
informasi tersebut.
Berita Hoaxs tersebut beredar di dunia maya memang sangat digemari, apalagi
menyangkut soal kesehatan. Mengapa? Menurut, situs resmi Dinas Kesehatan Provinsi Jogja,
berita kesehatan amat penting. Kesehatan adalah hal yang sangat penting bagi manusia. Semua
orang peduli dengan kesehatannya. Isu apa pun tentang kesehatan pasti akan menarik perhatian
banyak orang. Terlebih lagi jika ada isu tentang sesuatu yang membahayakan kesehatan. Isu
seperti ini akan menarik perhatian masyarakat. Tanpa perlu bukti ilmiah: sebagian besar atau
malah seluruh pembaca tulisan ini pasti pernah mendapatkan broadcast message baik melalui
Facebook, BBM, WhatsApp, SMS, e–mail maupun membaca tulisan di social media berkaitan
7 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5
dengan isu–isu tersebut. (http://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detil_berita/709-opini-hoax-
disinformasi-paling-digemari)
Padahal berita semacam ini amat berbahaya apabila tidak dicermati secara sungguh-
sungguh.
“Coba perhatikan, berita–berita tersebut bersumber dari mana? Biasanya dari blog
gratisan milik pribadi atau kelompok yang belum dapat kita pastikan
kredibilitasnya, atau akun FB milik abg allay lalu ramailah tersebar via BBM,
WA, SMS, maupun email. Bukan dari media massa besar yang bisa kita lacak
kredibilitasnya. Coba kita pikirkan lebih dalam: Jika ada kasus heboh seperti itu,
kira–kira siapa yang akan paling sigap dan mendapatkan akses menggali
informasi yang lebih luas, wartawan atau selain wartawan? Siapa yang paling
berkepentingan dan berkewajiban menyebarkannya, wartawan atau selain
wartawan? Jelas wartawan karena memang tugasnya adalah mencari dan
menyebarkan berita. Tidak mungkin wartawan–wartawan itu kompak melewatkan
berita heboh yang “bernilai jual” tinggi itu.”
(http://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detil_berita/709-opini-hoax-disinformasi-
paling-digemari)
Logika berpikir kita sebagai konsumen atau sebagai komunikan dalam sebuah proses
komunikasi harusnya berfungsi saat menerima informasi sesat seperti itu, apabila informasi itu
memang benar tentunya ada himbauan atau pernyataan dari lembaga resmi semacam BPOM
yang memang ditugasi untuk mengawasi hal seperti ini.
PEMBAHASAN
Mengingat sifat social media yang memang unik dan bersifat cepat menyebar maka wajar
saja informasi yang disampaikan langsung muncul di peralatan/gadget user secara cepat, bahkan
tidak membutuhkan waktu yang lama. Kharakteristik media social yang cepat, tanpa adanya
peran “gatekeeper” berita yang biasanya dilakukan oleh wartawan dan editor di Media
Tradisional tidak bisa dilakukan lewat media social.
Konsep dasar jurnalistik seperti Unsur 5 W+ I H ( Who what why, where dan When serta
How ) ( wahjuwibowo,2015:28), tidak ada dalam berita-berita Hoaxs semacam itu. Katakanlah
dalam berita di atas, unsure terpenting dalam pemberitaan tersebut yaitu unsure WHO atau siapa
yang menjadi sumber dari informasi tersebut tidak dijelaskan. Apakah informasi itu bisa
8 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5
dipercaya apabila tidak ada sumber yang bisa bertanggungjawab apabila ada keluhan atau
keberatan atas informasi tersebut. Unsur yang dilanggar dalam berita Hoaxs diatas adalah unur
What, apakah si pembuat berita itu mendasari informasinya dari sebuah penelitian atau
eksperiment yang valid? Dan unsur lainnya adalah unsure When dan Where, dimana dalam
sebuah berita seharusnya bisa dilacak kapan informasi tersebut disampaikan dan dimana
disampaikan. Tanpa itu semua maka informasi tersebut bisa dikatagorikan berita yang tidak jelas
dan tidak mengandung kebenaran.
Unsur lain yang sebenarnya dilanggar dalam pemberitaan semacam itu adalah unsure
verifikasi kebenaran. Di dunia jurnalisme di seluruh dunia, soal akuras adalah hal yang
terpenting. Menurut Bill Kovac dalam bukunya Sembilan Elemen Jurnalisme unsure ferifikasi
menjadi hal yang utama dalam pemberitaan di media massa. Kovach menawarkan lima konsep
dalam verifikasi yang seharusnya juga dimilki oleh kita masyarakat saat meneima sebuah
infomasi dan hendak menyebarkannya kembali. Yang pertama janganlah kita menambah atau
mengarang apapun, jangan menipu dan menyesatkan pembaca dan pemirsa maupun pendengar,
Bersikaplah transparan mungkin dan sejujur mungkin tentang metode dan motivasi anda dalam
melakukan reportase, dan bersandarlah pada hasil reportasi anda sendiri dan bersikaplah rendah
hati.
Artinya sebelum kita menyampaikan informasi termasuk di dalamnya informasi yang
terkait dengan unsure kesehatan, kita perlu melakukan intropeksi dalam diri sendiri, apakah kita
melihat sendiri kejadiannya? Apakah kita benar-benar membuktikan kebenaran informasi
tersebut dan bertanya-tanya dalam hati apakah perlu kita menyiarkan informasi tersebut dan apa
manfaatnya buat orang lain”? Kalau itu dilakukan maka anda sudah menerapkan ketahanan
komunikasi di bidang kesehatan.
DAFTAR BACAAN
Kovach,Bill dkk, 2001. Sembilan Elemen Jurnalistik
Wahjuwibowo, Indiwan seto, 2015, Pengantar Jurnalistik Teknik Praktis Menulis berita,artikel
dan Feature , PT Matana Publishing Tangerang
Yuyun Handayani, (2015) wawancara degan penulis , 31 agustus 2015
9 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5
Yudisetyawan (2015) wawancara dengan penulis, 2 September 2015
Situs Dinkes Provinsi DIY http://dinkes.jogjaprov.go.id/berita/detil_berita/709-opini-hoax-
disinformasi-paling-digemari)
Situs http://biglawnewsline.com/2015/01/theres-a-spectacular-secret-you-havent-been-told-
about-the-viral-image-of-the-boy-sleeping-between-the-graves-of-his-parents.html
Sekilas Tentang Penulis
Dr Indiwan seto wahjuwibowo ( email:
[email protected] Hp 082112297660) dan
Dr Yoyoh Hereyah M.Si adalah pasangan suami istri
yang sama-sama menekuni bidang komunikasi meski
bekerja di kampus yang berbeda. Indiwan seto bekerja
sebagai dosen Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara
Tangerang Banten, sedangkan Yoyoh Hereyah adalah
Ketua Bidang Marketing Komunikasi pada Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Mercubuana Jakarta.
10 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5
LAMPIRAN : CONTOH BERITA HOAX
Bahaya Tanaman Hias Dieffenbachia (atau biasa dikenal
Dumb Cane), yang dikatakan sangat beracun dan
berbahaya.
INFO HOAX BERUNTUN:
"Info penting: Tanaman Hias Berbahaya!!
(Bagi pengetahuan ini, jika anda punya kepedulian)
Tanaman ini sangat umum berada di rumah kita, kebun rumah, taman dan kantor (populer
sebagai tanaman indoor & outdoor). Tanaman ini (Dumb Cane = Tongkat Konyol atau
Dieffenbachia) kini terbukti berbahaya, jadi harap berhati-hati!.
Saya tahu bahwa daun tanaman ini menyebabkan gatal jika yang getah (spt susu) menyentuh
kulit Anda. Namun ada fakta yang lebih berbahaya ttng tanaman ini!, silahkan membaca rincian
di bawah ini. Mungkin berguna untuk Anda. Anda lebih baik percaya. Silakan baca di bawah ini.
Salah satu teman saya "hampir kehilangan putrinya" yang menaruh sepotong daun tanaman ini
dalam mulutnya dan lidahnya membengkak sampai ke titik mati lemas. Ini adalah salah satu
tanaman tetapi ada juga tanaman lain dengan karakteristik yang sama dari pewarnaannya.
Mereka juga beracun dan kita harus menyingkirkan mereka. Harap hati-hati untuk anak-anak
11 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5
kita. Seperti yang kita semua meninggalkan anak-anak kita di rumah di tangan pengasuh, kita
harus memberi mereka lingkungan yang aman di mana mereka biasa bermain.
Nama: Dumb Cane atau Dieffenbachia
Ini tanaman yang kita miliki di rumah kami dan kantor sangat berbahaya Tanaman ini biasa
tumbuh di Rwanda!, Ini adalah racun mematikan, yang paling khusus untuk anak-anak. Hal ini
dapat membunuh seorang anak dalam waktu kurang dari satu menit dan dewasa dalam 15 menit .
Ini harus dicabut dari kebun dan dibawa keluar dari kantor. Jika tersentuh, jangan pernah
seseorang sampai tersentuh matanya, karena dapat menyebabkan kebutaan parsial atau
permanen."
12 | C a l l F o r P a p e r K O M K E S U N P A D 1 6 S E P T E M B E R 2 0 1 5