sefal hematom

4
Hematoma Sefal Hematoma sefal terjadi karena adanya perdarahan subperiosteal. Tidak adanya perubahan warna dari kulit kepala dan biasanya bengkak tidak dapat terlihat sampai beberapa jam setelah kelahiran, hal ini disebabkan karena perdarahan pada subperiosteal biasanya terjadi secara perlahan. Adanya fraktur pada tulang tengkorak yang linear dan tidak terdepresi umumnya berkaitan dengan hematoma sefal. Pada hematoma sefal umumnya darah akan diabsorpsi kembali dalam 2-3 minggu, setelah terjadi kalsifikasi pada akhir minggu kedua. Reabsorpsi ini bergantung dari besarnya hematom yang terjadi. Pada hematoma sefal tidak memerlukan penanganan, meskipun apabila terjadi hiperbilirubinemia dibutuhkan fototerapi. Apabila terjadi hematoma sefal yang masif dengan adanya fraktur, koagulopati atau perdarahan intrakranial dapat menimbulkan anemia pada bayi akibat kehilangan darah sehingga membutuhkan transfusi. 7 Differential Diagnosis Kaput Succedaneum Kaput succedaneum merupakan pembengkakan yang edematosa atau terkadang ekimosa dari jaringan lunak dari kulit kepala yang terjadi saat melahirkan vertex. Pembengkakan terletak diatas periosteum dan terjadi melewati garis tengah dari sutura kranialis dan biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam minggu pertama kelahiran, sehingga tidak diperlukan terapi. Akan tetapi apabila terjadi ekimosis yang ekstensif maka dapat timbul hiperbilirubinemia sehingga dapat diberikan fototerapi. Pada kaput succedaneum biasanya dapat terjadi 1

Upload: cherylfelicia94

Post on 12-Sep-2015

22 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

trauma lahir

TRANSCRIPT

Hematoma SefalHematoma sefal terjadi karena adanya perdarahan subperiosteal. Tidak adanya perubahan warna dari kulit kepala dan biasanya bengkak tidak dapat terlihat sampai beberapa jam setelah kelahiran, hal ini disebabkan karena perdarahan pada subperiosteal biasanya terjadi secara perlahan. Adanya fraktur pada tulang tengkorak yang linear dan tidak terdepresi umumnya berkaitan dengan hematoma sefal. Pada hematoma sefal umumnya darah akan diabsorpsi kembali dalam 2-3 minggu, setelah terjadi kalsifikasi pada akhir minggu kedua. Reabsorpsi ini bergantung dari besarnya hematom yang terjadi. Pada hematoma sefal tidak memerlukan penanganan, meskipun apabila terjadi hiperbilirubinemia dibutuhkan fototerapi. Apabila terjadi hematoma sefal yang masif dengan adanya fraktur, koagulopati atau perdarahan intrakranial dapat menimbulkan anemia pada bayi akibat kehilangan darah sehingga membutuhkan transfusi.7

Differential DiagnosisKaput SuccedaneumKaput succedaneum merupakan pembengkakan yang edematosa atau terkadang ekimosa dari jaringan lunak dari kulit kepala yang terjadi saat melahirkan vertex. Pembengkakan terletak diatas periosteum dan terjadi melewati garis tengah dari sutura kranialis dan biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam minggu pertama kelahiran, sehingga tidak diperlukan terapi. Akan tetapi apabila terjadi ekimosis yang ekstensif maka dapat timbul hiperbilirubinemia sehingga dapat diberikan fototerapi. Pada kaput succedaneum biasanya dapat terjadi molding, yaitu tumpang tindih antara tulang-tulang parietal sebagai akibat dari persalinan yang dilakukan. Molding akan tampak lebih nyata saat terjadi penyusutan kaput.7

Subgaleal HematomaSubgaleal hematoma diketahui juga sebagai subaponeurosis hematoma, terjadi ketika adanya ruptur dari vena-vena yang berhubungan antara sinus dural dan kulit kepala. Darah terakumulasi antara aponeurosis epikranial dari kulit kepala dan periosteum. Pada bayi aterm subaponeurotic space dapat memuat darah sebanyak 260 mL. Subgaleal hematoma dapat menyebabkan anemia berat dan kematian. Adanya subgaleal hematoma dapat dikaitkan dengan adanya ekstraksi dengan menggunakan vaccum atau forceps dan lebih sering terjadi apabila adanya kegagalan kelahiran dengan menggunakan vaccum. Oleh karena itu setiap bayi yang mengalami ekstraksi dengan vaccum atau forceps perlu dilakukan observasi selama 8 jam setelah kelahiran. Pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan pada kepala perlu dilakukan tiap jam. Adanya fluktuasi yang muncul secara cepat dengan atau tanpa pembengkakan yang progresif menjadi ciri dari subgaleal hematoma.7

Etiologi dan EpidemiologiHematoma sefal terjadi sebagai akibat dari adanya trauma minor saat persalinan. Persalinan pervaginam bukan satu-satunya syarat terjadinya hematoma sefal karena hematoma sefal juga dapat terjadi pada bayi yang lahir dengan sectio caesarea. Pada sectio caesarea diperkirakan timbul oleh karena adanya perbedaan tekanan intrauterin dan ekstrauterin. Pada persalinan pervaginam biasanya terjadi karena adanya perlambatan dari kala II persalinan atau dari persalinan dengan bantuan.8Hematoma sefal terjadi pada 1-3% kelahiran dan pada persalinan dengan bantuan sekitar 4%. Hematoma sefal bilateral diperkirakan sekitar 15%.8

PatofisiologiMekanisme terjadinya hematoma sefal masih tidak diketahui secra pasti. Diperkirakan adanya kompresi yang tiba-tiba dan berlangsung lama pada tulang kranium menyebabkan pergerakkan yang tiba-tiba dari tulang sehingga terjadi perpindahan tulang dari periosteum akibat adanya tekanan yang muncul antara periosteum dan tulang kranium selama proses persalinan. Karena tulang kranium pada neonatus belum sekokoh orang dewasa maka ketika periosteum terlepas dari tulang dapat mencederai pembuluh darah sehingga perdarahan muncul.8

TatalaksanaTatalaksana pada hematoma sefal yang belum terjadi komplikasi yaitu dengan cara konservatif dengan melakukan observasi pada pasien. Observasi dilakukan karena sekitar 80% dari hematoma sefal akan mengalami hemolisis secara bertahap dan pembengkakan akan bertambah fluktuan sampai akhirnya berkurang dalam 3-4 minggu.8Waktu penyembuhan, kondisi otak, komplikasi dan penyebab dari timbulnya hematom mempengaruhi outcome dari kebanyakan kasus yang terjadi. Apabila terjadi akumulasi darah yang signifikan maka dapat diberikan transfusi dan fototerapi pada bayi. Aspirasi dikontraindikasikan karena dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan anemia, namun apabila sudah terjadi infeksi maka dapat dilakukan aspirasi untuk melakukan kultur. Pemberian antibiotik selama 2-6 minggu, kemudian dilanjutkan dengan insisi dan drainase juga dilakukan apabila terjadi infeksi. Adanya fraktur pada tulang tidak selalu mengharuskan adanya terapi kecuali adanya depresi yang signifikan dari fragmen-fragmen tulang.8Ketika hematoma tidak mengalami perbaikan secara spontan maka selanjutnya dapat terjadi kalsifikasi. Setelah adanya kalsifikasi, hematoma masih dapat direabsorbsi secara perlahan dan biasanya menghilang antara 3-6 bulan. Kalsifikasi yang persisten merupakan indikasi dilakukannya eksisi.8

1