sebaiknya kita tahu siapa syekh al abani

2
ULAMA A T AU BUKAN SEBAIKN Y A KI T A TAHU SIAPA SYEK H AL ABANI ? DULU TIDAK PERNAH KITA DENGAR,SEKARANG BANYAK DISEBUT DAN JADI RUJUKAN SEBAGIAN UMAT ISLAM N a sh i r u d d i n a l - A l b a n i a d a l ah so so k ya n g ko ntr ove r si a l . B a g i p a ra p en g i ku t nya , a l - A l b an i d i se b u t se ba ga i m uha di t s abad i ni .S em entara sebagi an besar m usl i m i n m eng at akan al - A l banibukan l ah seor ang muh ad di t s, yan g de r a j atnya san ga t j au h un t uk m en yan da n g g elar se ba gai ahli hadi t s. S em asa hi dup nya al - A l ba ni l eb i h ba nyak m eng ha bi skan w akt unya un t uk m em ba ca ha di ts- ha di t s secar a ot odi dak di bal i k per pust akaan, ti dak bel aj ar hadi t s k epada gur u ahl i hadi ts ( http://id.wikipdi!."#$/wiki/M%h!&&!d'N!(hi#%ddi)'A*+A*!)i ) . B eg i tu t er t ar i knya al - A l ba ni terh ad ap ha dits, sa m pai-sa m pai tokor ep ar as i j am nya pu n m em iliki du a f un g si , se ba ga i tem pa t m en ca ri na fkahdan t em p at be l aj a r ha dits, di ka r en ak an ba g ian be lakangt oko nyaitu sud ahdiu ba hn ya s edemiki an r up am en j adi per pu st akaa npri ba di. Bahkan w aktunya m en car i na f kahpun t ak ad a ap a- apa nyabil a di ba ndi ng ka n de ng an w ak t un ya un t ukbel aj a r, yan g pa da saa t-saat tert en t uhi ng ga ( t otal ) 18 j a m da lam seh ariun t uk bel aj ar ,d iluarw a ktu- w aktu sh alat da n ak ti vi t as l a inn ya ( A sy S yar iah V ol .V II / No. 77 / 14 32 / 2011 ha l . 12, Q o m ar S ua i di , Lc ) . N ash ir ud di n al - A l ba ni pu n seca rarutin m en gu nj un gi pe r pu st aka an azh - Z ha hi ri yyah di D am asku s un t uk mem baca buku- buku yang t ak bi asany a di dapat i nya di t oko buku.D an per pust akaan pun m enj adi l ab oratori u m um um ba ginya, w ak tu 6- 8 j am bisah ab is di pe r pu st ak aanitu, hanyakeluar di w ak t u- w a ktu shalat, ba hkanun t uk m akanpun suda h d i si ap kann ya da ri r um ah be r up a makan an - m akan anringan un tuk dini km atinya sel a m a di pe rpust ak aan. B eg i t ul ah seke l um i tkehi du pa n al - A l ba niy angsa ng atsuka de ng an ha di t s- h ad i ts yan g di pe l aj a r i nya m e l a l u i b u ku - b uk u per p u st a ka an. Ta k he r a n , p e m i ki r a n -p e m i ki ra n a l - A l b a n i se r i ng ka l i be r se be r a n g a n d an ti da k sesu ai den ga n pe ndap at pa raul am a ah li ha di t s ah lussu nn ah w al j am a’ ah . Diaal- A lbani seri ng melakukankesal ah an da lam m en il ai sua t uhadi t s, t er kad an g al- A l ba ni m en ga t aka n sua tu ha ditsitu sha hiht ap i dalam bu kun ya yan g lainmen ga t akan t i da k sha hi h, beg i t up unseb al i knya. S il ah kan ba ca sel en gka pn ya da lam tuli san S-ikh M%h!&&!d N!(hi#%ddi) A* A*!)i Ad!*!h M%h!dit( A!d I)i?R a su l u l l a h shallallahu alaihi wasallam  be r sa bd a , Barangsiapa menguraikan al-Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan . ( H R . A hm ad) S yai kh Nashir al- A sad m en j awab pe r t an yaa n ini: “ Orang yang hanya mengambil ilmu melalui kitab saja tanpa memperlihatkannya kepada ulama dan tanpa berjumpa dalam majelis-majelis ulama, maka ia telah mengarah pada distorsi. Para ulama tidak menganggapnya sebagai ilmu, mereka menyebutnya shahaf atau otodidak, bukan orang alim. Para ulama menilai orang semacam ini sebagai orang yang dlai !lemah". #a disebut shahaf yang diambil dari kalimat tashhi, yang artinya adalah seseorang mempelajari ilmu dari kitab tetapi ia tidak mendengar langsung dari para ulama, maka ia melencen g dar i kebenaran. $en gan    M   %   (    h   "    *    *   !    A    *    M   %   !   !   w   !   )   !    h

Upload: ted-wildan

Post on 02-Mar-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sebaiknya Kita Tahu Siapa Syekh Al Abani

7/26/2019 Sebaiknya Kita Tahu Siapa Syekh Al Abani

http://slidepdf.com/reader/full/sebaiknya-kita-tahu-siapa-syekh-al-abani 1/2

ULAMA ATAU BUKAN SEBAIKNYA KITA TAHU SIAPA SYEKHAL ABANI ? DULU TIDAK PERNAH KITA DENGAR,SEKARANG

BANYAK DISEBUT DAN JADI RUJUKAN SEBAGIAN UMATISLAM

Nashiruddin al-Albani adalah sosok yang kontroversial. Bagi para pengikutnya, al-Albani disebut sebagai

muhadits abad ini. Sementara sebagian besar muslimin mengatakan al-Albani bukanlah seorang

muhaddits, yang derajatnya sangat jauh untuk menyandang gelar sebagai ahli hadits.

Semasa hidupnya al-Albani lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca hadits-hadits secara

otodidak di balik perpustakaan, tidak belajar hadits kepada guru ahli hadits

(http://id.wikipdi!."#$/wiki/M%h!&&!d'N!(hi#%ddi)'A*+A*!)i). Begitu tertariknya al-Albani

terhadap hadits, sampai-sampai toko reparasi jamnya pun memiliki dua fungsi, sebagai tempat mencarinafkah dan tempat belajar hadits, dikarenakan bagian belakang tokonya itu sudah diubahnya sedemikian

rupa menjadi perpustakaan pribadi. Bahkan waktunya mencari nafkah pun tak ada apa-apanya bila

dibandingkan dengan waktunya untuk belajar, yang pada saat-saat tertentu hingga (total) 18 jam dalam

sehari untuk belajar, di luar waktu-waktu shalat dan aktivitas lainnya (Asy Syariah Vol. VII/No.

77/1432/2011 hal. 12, Qomar Suaidi, Lc).

Nashiruddin al-Albani pun secara rutin mengunjungi perpustakaan azh-Zhahiriyyah di Damaskus untuk

membaca buku-buku yang tak biasanya didapatinya di toko buku. Dan perpustakaan pun menjadi

laboratorium umum baginya, waktu 6-8 jam bisa habis di perpustakaan itu, hanya keluar di waktu-waktu

shalat, bahkan untuk makan pun sudah disiapkannya dari rumah berupa makanan-makanan ringan untuk

dinikmatinya selama di perpustakaan.

Begitulah sekelumit kehidupan al-Albani yang sangat suka dengan hadits-hadits yang dipelajarinya

melalui buku-buku perpustakaan. Tak heran, pemikiran-pemikiran al-Albani seringkali berseberangan dan

tidak sesuai dengan pendapat para ulama ahli hadits ahlussunnah wal jama’ah. Dia al-Albani sering

melakukan kesalahan dalam menilai suatu hadits, terkadang al-Albani mengatakan suatu hadits itu

shahih tapi dalam bukunya yang lain mengatakan tidak shahih, begitupun sebaliknya. Silahkan baca

selengkapnya dalam tulisan “S-ikh M%h!&&!d N!(hi#%ddi) A* A*!)i Ad!*!h M%h!dit( A!dI)i?“Rasulullahshallallahu alaihi wasallam bersabda,“Barangsiapa menguraikan al-Qur’an dengan

akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan”.

(HR. Ahmad)

Syaikh Nashir al-Asad menjawab pertanyaan ini: “Orang yang hanya mengambil ilmu melalui kitab

saja tanpa memperlihatkannya kepada ulama dan tanpa berjumpa dalam majelis-majelis

ulama, maka ia telah mengarah pada distorsi. Para ulama tidak menganggapnya sebagai

ilmu, mereka menyebutnya shahaf atau otodidak, bukan orang alim. Para ulama menilai

orang semacam ini sebagai orang yang dlai !lemah". #a disebut shahaf yang diambil dari

kalimat tashhi, yang artinya adalah seseorang mempelajari ilmu dari kitab tetapi ia tidak 

mendengar langsung dari para ulama, maka ia melenceng dari kebenaran. $engan

Page 2: Sebaiknya Kita Tahu Siapa Syekh Al Abani

7/26/2019 Sebaiknya Kita Tahu Siapa Syekh Al Abani

http://slidepdf.com/reader/full/sebaiknya-kita-tahu-siapa-syekh-al-abani 2/2

demikian, sanad dalam riwayat menurut pandangan kami adalah untuk menghindari

kesalahan semacam ini” (Mashadir asy-Syi’ri al-Jahili 10)

Orang yang berguru tidak kepada guru tapi kepada buku saja maka ia tidak akan menemui kesalahannya

karena buku tidak bisa menegur, tapi kalau guru bisa menegur jika ia salah atau jika ia tak faham ia bisa

bertanya, tapi kalau buku jika ia tak faham ia hanya terikat dengan pemahaman dirinya sendiri menurut

akal pikirannya sendiri.

Nashiruddin al-Albani dalam kitabnya,%ilsilat al-&hadits as-%hahihah, hal. 6/77 menuliskan :

01 23456789;<=3>@ 27> 2C=>F>,145OFQV>,=WX=Z[@\;]<^_>!1`5

2a>>=8b>ce>fgg>,F1]7<=3j>a7>,;Z=l=a<]7<m=n>W>,8F

5Vc5^l%ebagian penulis 'aman ini telah mengingkari adanya il'a( !menempelkan mata kaki,dengkul, bahu" ini, hal ini bisa dikatakan menjauhkan dari menerapkan sunnah. $ia

menyangka bahwa yang dimaksud dengan )il'a(* adalah anjuran untuk merapatkan barisan

saja, bukan benar-benar menempel. +al tersebut merupakan ta’thil !pengingkaran"

terhadap hukum-hukum yang bersiat alamiyyah, persis sebagaimana ta’thil !pengingkaran"

dalam siat #lahiyyah. Bahkan lebih jelek dari it u.

Nashiruddin al-Albani secara tegas memandang bahwa yang dimaksudil'a( dalam hadits adalah benar-

benar menempel. Artinya, sesama mata kaki, sesama dengkul dan sesama bahu harus benar nempel

dengan orang di sampingnya. Dan itulah yang dia katakan sebagai sunnah Nabi.

Tak hanya berhenti sampai disitu, al-Albani dalam bukunya juga mengancam mereka yang tidak

sependapat dengan pendapatnya, sebagai orang yang ingkar kepada sifat Allah.

Maksudnya kalau orang berpendapat bahwail'a( itu hanya sekedar anjuran untuk merapatkan barisan,

dan bukan benar-benar saling menempelkan bahu dengan bahu, dengkul dengan dengkul , dan mata

kaki dengan mata kaki, sebagai orang yangmuatthil. Maksudnya orang itu dianggap telah ingkar

terhadap sifat Allah, bahkan keadaanya lebih jelek dari itu.

Untuk itu pendapat al-Albani ini didukung oleh murid-murid setianya. Dimana-mana mereka menegaskan

bahwail'a( ini disebut sebagai sunnah mahjurah, yaitu sunnah yang telah banyak ditinggalkan oleh

orang-orang. Oleh karena itu perlu untuk dihidup-hidupkan lagi di masa sekarang.