sdfd

33
BAB I PENDAHULUAN Leukemia Mieloblastik Akut adalah kanker darah yang memburuk dengan cepat dan ditandai dengan kelainan sel darah putih imatur (sel blast) yan didalam darah dan sumsum tulang namun tidak dapat melawan infeksi seperti darah putih normal Tujuan dilakukan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui gejal faktor faktor yang dapat menyebbakan leukemia serta terapi yang dilakukan pada pasien dengan keadaan ini. 1

Upload: shittyhappened

Post on 07-Oct-2015

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fsdfsd

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANLeukemia Mieloblastik Akut adalah kanker darah yang memburuk dengan cepat dan ditandai dengan kelainan sel darah putih imatur (sel blast) yang tinggi didalam darah dan sumsum tulang namun tidak dapat melawan infeksi seperti sel darah putih normalTujuan dilakukan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui gejala, faktor faktor yang dapat menyebbakan leukemia serta terapi yang seharusnya dilakukan pada pasien dengan keadaan ini.

BAB IIPEMBAHASAN KASUS

I. IDENTITAS PASIENNama : Ny KJenis Kelamin: PerempuanUsia: 21 tahunAlamat: Telukambulu, batujaya, karawangStatus: Belum MenikahAgama: IslamPekerjaan: ibu rumah tanggaPendidikan: SMASuku: IndonesiaNo RM: 00.56.72.99

II. AnamnesisAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 30 Januari 2015 pukul 12.00 WIB di bangsal Rengasdengklok Rumah Sakit Umum Daerah Karawang.

Keluhan UtamaDemam 3 hari SMRS

Keluhan TambahanBAB hitamNyeri perut, mual & muntahNyeri punggungLemas

Riwayat Penyakit SekarangOs datang dengan keluhan demam sejak 3 hari SMRS. Demam dirasakan terus menerus disertai menggigil. Os mengeluh sering lemas dan sesak jika beraktivitas terlalu berat. Os juga mengeluh terdapat benjolan pada wajah yang bila ditekan akan terasa sakit. Os juga mengalami BAB hitam padat sejak 3 bulan SMRS disertai nyeri bagian ulu hati dan nyeri punggung. Os mengaku mengalami penurunan berat badan drastis sejak 6 bulan SMRS.

Riwayat Penyakit DahuluOs pernah 3x pingsan karena demam 3 bulan SMRS, os dibawa ke RS bayukarta dan karawang karena demam mencapai suhu 39 derajat. Kemudian os diberikan transfusi darah sebanyak 4 kantong di 2 rumah sakit yang berbeda. Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma disangkal

Riwayat Penyakit KeluargaKeluarga tidak ada yang mengalami hal yang sama, riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma disangkal.

III. Pemeriksaan fisikA. Keadaan UmumKesadaran: Compos MentisKesan Sakit: Tampak sakit ringanTekanan Darah: 100/50mmHgNadi: 120x/menit, isi cukup, irama teratur, equalNafas: 24x/menit, teratur, torakoabdominalSuhu: 39.3oCStatus Gizi: Gizi KurangB. Status GeneralisKepala Bentuk : Normosefal Rambut: Hitam, tersebar merata, tidak mudah dicabut Wajah: Simetris, tidak pucat Mata: CA (+), SI (-), pupil bulat isokor 3mm, RCL & RCTL (+/+) Hidung: Simetris, Deviasi (-), Sekret (-) Telinga: Normotia, nyeri tekan dan tarik (-), Serumen (+/+) Mulut: Simetris, Sianosis (-), Higiene Baik Terdapat massa solid berukuran 2x3x2 cm dengan nyeri tekan pada regio mandibula dextra Leher:Trakea ditengah, leher tidak kaku, KGBdan kelenjar thyroidtidak teraba membesar Thoraks Auskultasi: BJ I-II regular , murmur (-), gallop (-): Vesikuler Rhonki (-) Gallop (-)AbdomenInspeksi: dinding abdomen datar, sagging of the flank (-)Auskultasi : bising usus + normalPalpasi: supel, nyeri tekan (+) epigastriumPerkusi: timpani (+) pada 9 regio abdomenEkstremitas - atas : akral hangat (+/+), oedem (-/-), CRT >3 - bawah: akral hangat (+/+), oedem (-/-), CRT >3

IV. Pemeriksaan PenunjangLaboratorium26-1-201528-1-201531-1-2015Normal

LED120--0-20

Hb1.558.112-16

Eritrosit0.56--3.6-5.8

Leukosit36.8817.118.853.8-10.6

Trombosit542423150-440

Hematokrit4.814.723.535-47

MCV86--80-100

MCH27--26-34

MCHC31--35-36

RDW-SD39.2--

RDW-CV14.2--

GDS110-- 27 Januari 2015

VIII. Follow Up Pasien28 Januari 2015S: Benjolan pada mandibula kanan terasa makin sakit, os masih lemasO: Compos Mentis, Tampak sakit sedangTekanan Darah90/70

Nadi72

Suhu36.8

Pernafasan20

Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-) Benjolan solid dengan nyeri tekan pada mandibula kanan os. Tiroid dan KGB tidak teraba membesar S1S2 reg, murmur (-), gallop (-) Vesikuler, rhonki (-), wheezing (-) Supel, timpani, bising usus + normal, nyeri tekan (-) Akral hangat, edem (-)A: Leukemia, Solid tumor mandibulaP: Nacl 0.9% 30 tpm Ceftriaxone 1x3gr Metil prednisolon 3x125mg Omeprazole 1x40mg

29 Januari 2015S: Os demam dan badan lemasO: Compos Mentis, Tampak sakit sedangTekanan Darah90/60

Nadi80

Suhu37.8

Pernafasan18

Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-) Benjolan solid dengan nyeri tekan pada mandibula kanan os. Tiroid dan KGB tidak teraba membesar S1S2 reg, murmur (-), gallop (-) Vesikuler, rhonki (-), wheezing (-) Supel, timpani, bising usus + normal, nyeri tekan (-) Akral hangat, edem (-) A: Leukemia Mieloblastik AkutP: Nacl 0.9% 30 tpm Ceftriaxone 1x3gr Metil prednisolon 3x125mg Omeprazole 1x40mg

30 Januari 2015S: Benjolan mengecil, demam (-), nyeri pada benjolan sudah berkurang, O: Compos Mentis, Tampak sakit sedangTekanan Darah100/60

Nadi80

Suhu36.5

Pernafasan20

Konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-) Benjolan solid dengan nyeri tekan pada mandibula kanan os. Tiroid dan KGB tidak teraba membesar S1S2 reg, murmur (-), gallop (-) Vesikuler, rhonki (-), wheezing (-) Supel, timpani, bising usus + normal, nyeri tekan (-) Akral hangat, edem (-) A: Leukemia, Solid tumor mandibulaP: Nacl 0.9% 30 tpm Ceftriaxone 1x3gr Metil prednisolon 3x125mg Omeprazole 1x40mg Transfusi PRC 3 unit (hb saat ini 5)

31 Januari 2015Os diperbolehkan pulang, hb 8.1

IX. PrognosisVitam : dubia ad malamFungsionam : dubia ad malamSanationam : malam BAB IIITINJAUAN PUSTAKASel LeukemiaPada orang dengan leukemia, sumsum tulang membuat sel darah putih yang abnormal.Sel yang abnormal tersebut adalah sel leukemia.Tidak seperti sel darah normal, sel leukemia tidak mati saat waktunya tiba. Mereka memadati dan mendesak sel darah putih normal, sel darah merah, dan platelet. Hal ini membuat sel darah normal kesulitan dalam menjalankan fungsi normal mereka.DEFINISI 1Istilah leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai darah putih pada tahun 1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoetik.Leukemia adalah sekumpulan penyakit yang ditandai oleh adanya akumulasi leukosit abnormal dalam sumsum tulang dan darah.Sel-sel abnormal ini menyebabkan timbulnya gejala karena kegagalan sumsum tulang (yaitu anemia, neutropenia, trombositopenia) dan infiltrasi organ (misalnya hati,limpa, kelenjar getah bening, meningens, otak, kulit, atau testis)Leukemia merupakan suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi neoplastik dari sel-sel organ hemopoetik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel leukemia.1,3,Leukemia atau kanker darah juga didefinisikan sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.5EPIDEMIOLOGILeukemia menurut usia didapatkan data yaitu, Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) terbanyak pada anak-anak dan dewasa, Leukemia Meiloblastik Kronik (LMK) pada semua usia, lebih sering pada orang dewasa, Leukemia Meiloblastik Kronik pada semua usia tersering usia 40-60 tahun, Leukemia Limfositik Kronik (LLK) terbanyak pada orang tua. Leukemia Mieoloblastik Akut (LMA) lebih sering ditemukan pada usia dewasa (85%) daripada anak-anak (15%). Walaupun leukemia menyerang kedua jenis kelamin, tetapi pria terserang sedikit lebih banyak dibandingkan wanita dengan perbandingan 2 : 13ETIOLOGIPenyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Diperkirakan leukemi tidak disebabkan oleh penyebab tunggal, tetapi gabungan dari faktor resiko antara lain :1,3 Terinfeksi virus. Agen virus sudah lama diidentifikasi sebagai penyebab leukemia pada hewan. Pada tahun 1980, diisolasi virus HTLV-1( human Tcell lymphotropic virus type 1)yang menyerupai virus penyebab AIDS dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang penderita limfoma kulit dan sejak saat itu diisolasi dari sampel serum penderita leukemia sel T. Faktor Genetik.Pengaruh genetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya memainkan peranan , namun jarang terdapat leukemia familial, tetapi insidensi leukemia lebih tinggi dari saudara kandung anak-anak yang terserang , dengan insidensi yang meningkat sampai 20% pada kembar monozigot (identik). Kelainan Herediter. Individu dengan kelainan kromosom, seperti Sindrom Down, kelihatannya mempunyai insidensi leukemia akut 20 puluh kali lipat. Faktor lingkungan. Radiasi: Kontak dengan radiasi ionisasi disertai manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Zat Kimia: benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastik dikaitkan dengan frekuensi yang meningkat khususnya agen-agen alkil. Kemungkinan leukemia meningkat pada penderita yang diobati baik dengan radiasi maupun kemoterapi. RadiasiOrang yang terekspos radiasi yang sangat tinggi lebih memiliki kecenderungan untuk mengidap leukemia mieloblastik akut, leukemia mielositik kronik,atau leukemia limfoblastik akut. Ledakan bom atom: telah menyebabkan radiasi yang sangat tinggi (contohnya seperti ledakan di jepang pada perang dunia kedua). Terjadi peningkatan resiko mengidap leukemia pada orang-orang, terutama anak-anak, yang selamat dari ledakan bom tersebut. Radioterapi: radioterapi untuk kanker dan kondisi lainnya adalah sumber eksposur radiasi tinggi lainnya. Radioterapi meningkatkan resiko leukemia. X-rays: dental x-rays dan x-rays diagnostik lainnya (seperti CT-Scan) mengekspos orang-orang terhadap level radiasi yang lebih rendah. Belum diketahui apakah radiasi level rendah ini dapat menghubungkan leukemia dengan anak-anak maupun orang dewasa. Peneliti sedang mempelajari apakah melakukan banyak foto x-rays dapat meningkatkan resiko leukemia. Mereka juga mempelajari apakah menjalani CT-Scan ketika anak-anak dapat meningkatkan resiko leukemia. Benzene Terekspose benzene di tempat kerja dapat menyebabkan leukemia mieloblastik akut. Selain itu benzene juga dapat menyebabkan leukemia mielositik kronik atau leukemia limfoblastik akut. Benzene banyak digunakan pada industri kimia. Benzene juga ditemukan pada asap rokok dan gasoline. Merokok Merokok dapat meningkatkan resiko leukemia mieloblastik akut.7 KemoterapiPasien kanker yang diterapi dengan beberapa tipe obat pelawan kanker kadang akan mengidap leukemia mieloblastik akut atau leukemia limfoblastik akut. Contohnya, diterapi dengan obat bernama alkylating agen atau topoisomerase inhibitor dapat dihubungkan dengan kemungkinan kecil berkembangnya leukemia akut. Memiliki satu atau lebih faktor resiko tidak berarti seseorang akan mengidap leukemia. Kebanyakan orang yang memiliki faktor resiko tidak pernah berkembang menjadi leukemia.PATOGENESISPada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan dengan infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah, dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal.Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemia memblok produksi sel darah putih yang normal , merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemia juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.1,3Menurut Smeltzer dan Bare (2001) analisa sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia.Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur, yang termasuk translokasi ini, dua atau lebih kromosom mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal. Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks).Penyusunan kembali kromosom (translokasi kromosom) mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tak terkendali dan menjadi ganas.Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya, termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan otak2,3.Jika penyebab leukemia virus, virus tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia jika struktur antigennya sesuai dengan struktur antigen manusia. Bila struktur antigen individu tidak sama dengan struktur antigen virus, maka virus tersebut ditolaknya seperti pada benda asing lain. Struktur antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat tubuh, terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan tubuh (kulit disebut juga antigen jaringan ). Oleh WHO terhadap antigen jaringan telah ditetapkan istilah HL-A (Human Leucocyte Lucos A). Sistem HL-A individu ini diturunkan menurut hukum genetika sehingga adanya peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi leukemia tidak dapat diabaikan. Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang. Penyakit ini sering disebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah normal. Proses patofisiologi leukemia dimulai dari transformasi ganas sel induk hematologis dan turunannya. Proliferasi ganas sel induk ini menghasilkan sel leukemia dan mengakibatkan penekanan hematopoesis normal, sehingga terjadi bone marrow hipoaktivasi, infiltrasi sel leukemia ke dalam organ, sehingga menimbulkan organomegali, katabolisme sel meningkat, sehingga terjadi keadaan hiperkatabolismeKLASIFIKASILeukemia dapat diklafikasikan ke dalam :31. Maturitas sel: Leukemia AkutLeukemia akut biasanya merupakan penyakit yang bersifat agresif, dengan transformasi ganas yang menyebabkan terjadinya akumulasi progenitor sumsum tulang dini, disebut sel blast. Gambaran klinis dominan penyakit-penyakit ini biasanya adalah kegagalan sumsum tulang yang disebabkan akumulasi sel blas walaupun juga terjadi infiltrasi jaringan. Apabila tidak diobati, penyakit ini biasanya cepat bersifat fatal, tetapi, secara paradoks, lebih mudah diobati dibandingkan leukemia kronik. Leukemia KronikLeukemia kronik dibedakan dari leukemia akut berdasarkan progresinya yang lebih lambat. Sebaliknya, leukemia kronik lebih sulit diobati.2. Tipe-tipe sel asal3 Mieloblastik (Mieloblast yang dihasilkan sumsum tulang) Limfoblastik (limfoblast yang dihasilkan sistem limfatik) Normalnya, sel asal (mieloblast dan limfoblast) tak ada pada darah perifer. Maturitas sel dan tipe sel dikombinasikan untuk membentuk empat tipe utama leukemia :1. LEUKEMIA MIELOBLASTIK AKUT (LMA)3Leukemia Mieloblastik Akut (LMA) atau dapat juga disebut leukemia granulositik akut (LGA), mengenai sel stem hematopetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid, monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Dikarakteristikan oleh produksi berlebihan dari mieloblast. Semua kelompok usia dapat terkena insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.1Gambaran klinis LMA, antara lain yaitu terdapat peningkatan leukosit immature, pembesaran pada limfe, rasa lelah, pucat, nafsu makan menurun, anemia, ptekie, perdarahan , nyeri tulang, Infeksi,pembesaran kelenjer getah bening, limpa,hati dan kelenjer mediastinum. Kadang-kadang juga ditemukan hipertrofi gusi.khususnya pada leukemia akut monoblastik dan mielomonositik.1,4Pada tahun 1976 tujuh ahli hematologi dari Amerika,Perancis,dan Ingris melakukan kerjasama dan mereka mengusulkan klasifikasi baru untuk leukemia akut. Klasifikasi itu kemudian diterima dan dikenal sebagai klasifikasi FAB ( French American British). FAB membagi LMA menjadi 6 jenis4: M-1: Diferensiasi granulositik tanpa pematangan M-2: Diferensiasi granulositik disertai pematangan menjadi stadium promielositik M-3: Diferensiasi granulositik disertai promielosit hipergranular yang dikaitkan dengan pembekuan intra vaskular tersebar (Disseminated intravascular coagulation). M-4: Leukemia mielomonoblastik akut: kedua garis sel granulosit dan monosit. M-5a: Leukemia monoblastik akut : kurang berdiferesiasi M-5b: Leukemia monoblastik akut : berdiferensiasi baik M-6: Eritroblast predominan disertai diseritropoiesis berat M-7: Leukemia megakariositik. 2. LEUKEMIA MEILOBLASTIK KRONIK (LMK)4Leukemia granulositik kronis (LMK), juga termasuk dalam keganasan sel stem mieloid. Namun, lebih banyak terdapat sel normal di banding pada bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. Abnormalitas genetika yang dinamakan kromosom Philadelpia ditemukan 90% sampai 95% pasien dengan LMK. LMK jarang menyerang individu di bawah 20 tahun, namun insidensinya meningkat sesuai pertambahan usia.5Gambaran menonjol5 adalah: Adanya kromosom Philadelphia kromosom abnormal yang ditemukan pada sel sel sumsum tulang. Krisis Blast Fase yang dikarakteristik oleh proliferasi tiba-tiba dari jumlah besar mieloblast. Temuan ini menandakan pengubahan LMK menjadi LMA. Kematian sering terjadi dalam beberapa bulan saat sel sel leukemia menjadi resisten terhadap kemoterapi selama krisis blast. 3. LEUKEMIA LIMFOBLASTIK AKUT (LLA)5Leukemia Limfositik Akut (LLA) dianggap sebagai suatu proliferasi ganas limfoblas. Paling sering terjadi pada anak-anak, dengan laki-laki lebih banyak dibanding perempuan,denganpuncak insidensi pada usia 4 tahun. Setelah usia 15 tahun, LLA jarang terjadi. Manifestasi dari LLA adalah berupa proliferasi limfoblas abnormal dalam sumsum tulang dan tempat-tempat ekstramedular.Gejala pertama biasanya terjadi karena sumsum tulang gagal menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang memadai, yaitu berupa lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah merah terlalu sedikit), infeksi dan demam karena berkurangnya jumlah sel darah putih, perdarahan karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.2,5Manifestasi klinis: Hematopoesis normal terhambat Penurunan jumlah leukosit Penurunan sel darah merah Penurunan trombosit4. LEUKEMIA LIMFOSITIK KRONIK (LLK)6Leukemia Limfositik Kronik (LLK) ditandai dengan adanya sejumlah besar limfosit (salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah bening. Lebih dari 3/4 penderita berumur lebih dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih sering menyerang pria. Pada awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi di kelenjar getah bening. Kemudian menyebar ke hati dan limpa, dan kedua nya mulai membesar. Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah. Kadar dan aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang.Sistem kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan dari luar, seringkali menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan tubuh yang normal.Manifestasinya adalah2: Adanya anemia Pembesaran nodus limfa Pembesaran organ abdomen Jumlah eritrosi dan trombosit mungkin normal atau menurun Terjadi penurunan jumlahlimfosit (limfositopenia)

MANIFESTASI KLINIS 1,2Seperti semua sel darah lainnya, sel leukemia beredar di seluruh tubuh. Gejala leukemia bergantung pada jumlah sel leukemia dan dimana sel leukemia tersebut terkumpul dalam tubuh. Orang dengan leukemia kronik dapat tidak memiliki gejala. Seorang dokter sering menemukan penyakit tersebut dalam pemeriksaan darah rutin secara tidak sengaja.Seseorang dengan leukemia akut biasanya pergi ke dokter saat mereka merasa sakit. Jika otak telah terkena, mereka mungkin mengalami sakit kepala, muntah, kehilangan kontrol otot, atau kejang. Leukemia juga dapat mempengaruhi bagian tubuh seperti saluran cerna, ginjal, paru, jantung, atau testis.Gejala leukemia yang ditimbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat digambarkan sebagai berikut6:1. Anemia. Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat dan sesak akibat sel darah merah yang normalnya berfungsi sebagai pengangkut oksigen berkurang, sehingga pasien bernafas lebih cepat untuk kompensasi pemenuhan oksigen.2. Perdarahan.Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena didominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan salah satunya dijaringan kulit (banyaknya bintik merah lebar/kecil dijaringan kulit).3. Terserang Infeksi. Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada Penderita Leukemia, sel darah putih yang dibentuk tidak normal (abnormal) sehingga tidak berfungsi semestinya. Akibatnya tubuh si penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.4. Nyeri Tulang dan Persendian. Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) didesak padat oleh sel darah putih.5. Nyeri Perut. Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan penderita leukemia.6. Pembengkakan Kelenjar Limfe. Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar limfe, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar limfe bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.7. Kesulitan Bernafas (Dyspnea). Penderita mungkin menampakkan gejala kesulitan bernafas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera mendapatkan pertolongan medis.

DIAGNOSIS2Penegakan diagnosis leukemia dilakukan secara terperinci melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang sehingga dapat diperoleh data-data yang maksimal untuk mendukung diagnosis. Terkadang diagnosis leukemia ditemukan secara tidak sengaja saat pasien menjalani pemeriksaan kesehatan rutin.Pemeriksaan riwayat penyakit yang lebih teliti dilakukan dan pasien dapat melaporkan riwayat leukemia atau gejala dan faktor resiko yang ada. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan gumpalan, atau abnormalitas lain dan gejala dari leukemia. Pada pemeriksaan fisik biasanya akan diperiksa ada tidaknya pembengkakan pada kelenjar getah bening, limfe, dan hati3,5. Pemeriksaan PenunjangJumlah LeukositDifferential Leukosit

AkutRendah,normal,atau tinggiJika tinggi, maka sel blas akan predominan, Jika normal atau rendah mungkin sel blast sangat sedikit

KonikTinggiSel blast