scurvy
DESCRIPTION
scurvTRANSCRIPT
SCURVY
I. PENDAHULUAN
Scurvy adalah gangguan nutrisi yang disebabkan oleh defisiensi vitamin C yang
menyebabkan kegagalan sintesis kolagen dan pembentukan osteoid yang mengakibatkan
osteoporosis dan disertai perdarahan subperiostal dan submukous. Bentuk berat dari penyakit ini
jarang terjadi tapi bentuk ringan dan subklinik lebih sering terjadi. Penyakit ini berefek pada sel
dan jaringan dari asal mesoderm, terutama pada sistem tulang.(1,2,3)
Scurvy pertama kali ditemukan pada tahun 1541 oleh seorang dokter berkebangsaan
Belanda bernama Echthius yang saat itu bekerja di Cologne, Jerman. Saat itu dia mengira bahwa
scurvy adalah salah satu jenis penyakit infeksi. Pada tahun 1536-1540, seorang penyelidiki
berkebangsaan Perancis bernama Jacques Cartier menggunakan pengetahuan tradisional
masyarakat setempat untuk menyelamatkan pegawainya dari kematian akibat scurvy. Dia
merebus buah pohon pinus untuk membuat teh, yang beberapa tahun kemudian diketahui
mengandung sekitar 50 mg vitamin C dalam setiap 100 gr. (4)
Scurvy merupakan salah satu penyakit dilaporkan pada manusia di Papyrus Eber 1500
SM. Pada tahun 1747, ahli bedah skotlandia James Lind berhasil melakukan riset terhadap 12
pasien yang menderita scurvy. Dia membagi menjadi 2 kelompok masing-masing terdiri dari 6
orang. Hanya pasien yang diberikan jeruk dan lemon yang menunjukkan kesembuhan yang
berarti. (4,14)
Penyakit ini disebabkan akibat kekurangan vitamin C (asam askorbat) dan dihubungkan
dengan defek sintesis kolagen, yang terjadi pada anak-anak yang berumur antara 6 bulan sampai
1 tahun, tetapi bisa dimulai lebih dini pada bayi premature atau ibu-ibu melahirkan yang
kekurangan nutrisi selama stadium kehamilan mereka.(5,11)
Vitamin C berperan dalam sintesis kolagen interseluler. Kolagen tipe 1 merupakan
senyawa protein yang banyak terdapat dalam tulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin,
dan vascular endothelium. (3)
Vitamin C adalah penting bagi penyembuhan luka, dan untuk perbaikan dan
pemeliharaan dari tulang rawan, tulang, dan gigi. (7)
II. INSIDENS
Data dari Kesehatan Nasional ketiga dan Survey Ilmu Gizi ( NHANES III) yang ditaksir
merata kekurangan dari vitamin C di Amerika Serikat antar lain suatu contoh 15,769 anak-anak
dan orang dewasa sampai orang tua 12-74 tahun. Mereka menemukan bahwa 14% dari pria dan
10% dari wanita adalah kekurangan vitamin C. (4)
Ras menurut NHANES III, Orang Mexico Amerika pria dan wanita yang telah
menurunkan suatu resiko dari kekurangan vitamin C yang dibandingkan bagi wanita dan pria
putih sebab diet tradisional orang mexico adalah kaya akan cabe rawit, buah tomat, dan orange,
yang tinggi di dalam vitamin C. (4)
Timbulnya scurvy mencapai puncak pada umur anak-anak 6-12 bulan yang diberi makan
sebagai suatu diet tak mencukupi di dalam buah-buahan pohon jeruk atau sayur-mayur.
Timbulnya juga mencapai puncak di dalam populasi yang lebih tua, yang kadang-kadang dietnya
tak mencukupi di dalam vitamin C. (3,4)
III. ETIOLOGI
Terdapat banyak faktor yang dapat memicu timbulnya penyakit scurvy. Namun pada prinsipnya
disebabkan karena kurangnya kadar vitamin C yang terkandung dalam intake makanan sehari-
hari. Hal itu dapat terjadi pada keadaan-keadaan seperti : (4,6,8)
1. Bayi yang hanya mendapatkan susu buatan dan bukan ASI dalam 1 tahun pertama.
2. Kebiasaan mengkonsumsi makanan junk food dan alkoholisme.
3. Ketidakmampuan ekonomi untuk menyediakan buah-buahan dan sayuran yang kaya akan
vitamin C.
4. Perokok berat karena kurangnya absorbsi vitamin C dan meningkatnya proses
katabolisme.
5. Wanita hamil, menyusui dan penderita tirotoksikosis. Orang-orang dengan nafsu makan
rendah atau gangguan kejiwaan (anoreksia dan bulimia)
6. Ketidaktahuan masyarakat yang memasak/ merebus buah-buahan dan sayuran dalam
suhu yang tinggi.
IV. PATOGENESIS
Perubahan skeletal pada scurvy telah dipelajari sejak dulu baik pada tulang binatang maupun
manusia. Defisiensi asam askorbat menyebabkan disfungsi osteoblast hal ini sebagaimana
digambarkan oleh FOLLIS terhadap adanya asam nukleat ribose (RNA) yang hilang dan tidak
munculnya phospatase dan aktivitas sitokrom oksidase dalam sitoplasma osteoblas. Hasilnya
adalah kegagalan untuk menghasilkan jaringan osteoid dan membentuk tulang baru, namun
kondroblast melanjutkan diri untuk berproliferasi secara normal, dan membentuk jaringan
kondroid. Pada keadaan ini tidak terdapat gangguan dalam mineralisasi dengan degenerasi
kartilago yang mengalami klasifikasi secara normal, tapi tidak diubah menjadi tulang. Suatu
wilayah luas dari kondroid terkalsifikasi dihasilkan oleh sel-sel kartilago persisten yang
terkontaminasi dalam jumlah yang besar dan menekan kearah metafisis. (16)
Perdarahan dan fraktur dari trauma minimal biasa dijumpai. Untuk sementara zona kalsifikasi
dan pemisahan lengkap epifisis dapat terjadi. Sintesis kolagen dipengaruhi oleh defisiensi asam
askorbat. Sebagai pengganti jaringan fibrosis yang terkolagenasi normal, dibentuk jaringan
penyambung tipe primitive. Pada gigi, tidak adanya pembentukan dentin dari odontoblast
berhubungan dengan kegagalan pembentukan osteoid dari osteoblast. (16)
1. Periostium : perdarahan subperiostal merupakan tanda khas penyakit ini. Akumulasi darah
mungkin sedikit atau begitu ekstensif sehingga seperti balon yang keluar dari periostium dan
menyerupai sebuah tumor yang besar. Darah yang membeku juga di resorbsi atau dirubah
menjadi jaringan ikat. Sesudah itu, khususnya saat vitamin C diberikan, perdarahan yang
terkumpul menjadi keras dengan trabekula periostal.
2. Epifise dan Metafise : perdarahan dalam metafise disertai jaringan osteoblastik, oleh karena itu
osifikasi enkondral terjadi secara normal hanya sampai pembentukan kartilago berklasifikasi
yang berakumulasi dalam jumlah yang besar. Osteoblast dan esteoklas lebih defisiensi atau
berkurang. Defisiensi sintesis kolagen terbesar nampak pada metafisis. Penurunan jumlah
kolagen tipe 1 akan memberikan dampak yang besar karena kolagen tipe 1 ini sangat diperlukan
dalam proses pembentukan sel-sel tulang baru yang disebut metafisis. Pada epfisie itu sendiri,
zona kartilago terklasifikasi berakumulasi pada pusat tulang. Densitas yang berbentuk cincin ini
dikenal dengan ”Wimberger’s line”.
Respon metafise pada perdarahan menjadi sangat hiperemis. Penjumlahan penggabungan
resorbsi tulang pada kegagalan menempatkan tulang baru menghasilkan osifikasi defisien
ekstrem yang pada roentnogram memberikan gambaran zona hitam radiolusen bersebelahan pada
garis putih. Berkurangnya struktur tulang dan akumulasi kartilago terklasifikasi mudah
melemahkan hubungan epifise.
3. Sumsum tulang. Perdarahan keseluruhan sumsum tulang mengakibatkan pembentukan jaringan
ikat dan penggantian jaringan hematopoietik sehingga terjadi anemia sekunder.(1,14,17)
Kekurangan asam askorbat menyebabkan penghentian pertumbuhan tulang. Sel-sel
epifisis yang sedang tumbuh terus berproliferasi, tetapi tidak ada matrix yang baru diletakkan
antara sel-sel, dan fraktur tulang mudah terjadi pada tempat pertumbuhan. Juga bila fraktur
tulang yang telah mengalami klasifikasi pada orang dengan defisiensi asam askorbat, efek
vitamin C terhadap osteoblast tidak dapat mensekresi matrix baru untuk pengendapan tulang
baru. Akibatnya, tulang yang patah tidak sembuh.(9)
V. GAMBARAN KLINIS
Gejala klinis yang ditemukan pada bayi selalu gelisah, rasa sakit dan demam. Ekstremitas
pada otot mengalami spasme dan berusaha untuk menggerakkannya sehingga anak menangis
karena rasa sakit. Bengkak terpalpasi di atas tulang yang merupakan akibat perdarahan sub
periostal memberikan gambaran yang mirip dengan perdarahan sub mukosa ditempat lain seperti
gusi. Jika baru terjadi perdarahan, bengkak menjadi lunak dan berfluktuasi. Perdarahan, biasanya
mudah terbentuk diatas atau dibawah lutut, imobilisasi volunter dari ekstremitas merupakan
bentuk pseudoparalysis.(1,11,15)
Gusi terlihat kebiru-biruan, bengkak yang lunak terutama pada gigi seri sentral atas.
Kerapuhan dari kapiler-kapiler darah akibat kekurangan vitamin C dapat diketahu melalui
pemeriksaan tourniquette dimana akan terjadi perdarahan dibawah kulit atau petechie.
Hematemesis dan hematuri dapat terjadi. Saat penyakit memburuk ditandai dengan anorexia,
penurunan berat badan, anemia progresif, pneumoni dan berakhir dengan kematian. Pada femur
bagian bawah, tibia bagian atas dan humerus bagian atas merupakan bagian yang paling sering
terkena separasi fraktur epifise. Penyembuhan fraktur setelah diberikan pengobatan, dan
ossifikasi endokondral yaitu yang terbentuk tulang, meskipun epifise menyatu bukan pada
posisinya, pertumbuhan longitudinal lanjut akan memberikan kontur yang normal.(1,4,13)
Bentuk ringan dari scurvy lebih sering ditemukan pada anak-anak iritabilitas, susah tidur,
menangis pada waktu malam serta nyeri yang disebabkan akibat pergerakan ekstremitas pada
metafise lutut merupakan gejala yang biasa ditemukan. (1)
Pembengkakan akibat perdarahan sub-periosteal pada tulang yang terkena scurvy
VI. GAMBARAN RADIOLOGI
Gambaran khas yang akan tampak pada pemeriksaan radiologi yang ditemukan yaitu : (1)
1. white line of fraenkel yaitu daerah yang mengalami kalsifikasi berupa statu garis putih pada
persambungan antara cartílago dari epifisis dan metafisis.
2. Pelkan spur yaitu perkapuran kecil pada tulang yang menonjol ke lateral, biasanya pada medial
sebagai pembatas yang menghubungkan metafisis dan epifisis.
3. Scurvy line yaitu merupakan zona translusens pada metafisis yang menghubungkan pada garis
putih fraenkel.
4. Wimberger line yaitu garis densitasnya mengelilingi epifise.
5. Sub-periosteal reaction yaitu terjadi proses ossifikasi pada tempat yang terjadi perdarahan sub
periosteal, sehingga tulang tampak lebih tebal dan jaringan disekitarnya akan tampak massa
jeringan lunak yang mengalami pembengkakan dan perdarahan.
Pada foto tangan (Gbr 3A) tulang pasien yang berumur 1 tahun ditutupi oleh umur
kronologisnya, terdapat pelebaran ulnar distal (tanda panah) dan iregularitas pada lempeng
pertumbuhan. Meskipun demikian, terdapat mineralisasi normal zona klasifikasi sementara pada
sisi metafise lempeng pertumbuhan dan mengelilingi epfise ( garis lengkung pada radiograf
pergelangan tangan kiri tabung diluir tangan pasien). Pertumbuhan tulang lebih banyak terjadi
pada lutut. Pasien ini mengalami keterlambatan 2 tahun pada maturasi skeletal lutut. Terdapat
osteoporosis epifise yang ditandai dengan cincin sklerotik ( ring sign ). Pada gambar yang
diperbesar (Gbr 3B) memeperlihatkan elevasi periostal yang berhubungan dengan perdarahan
dan iregularitas subperiostal, fragmentasi dan spur pada garis metafise (pelkan’s sign, tanda
panah hitam), yang merupakan gambar khas scurvy, terutama pada fase penyembuhan. Garis
putih fraenkel pada zona kalsifikasi sementara ( tanda panah putih diatas) dengan garis lusen
(garis scurvy tanda panah hitam atas), dan reaksi periosteal sepanjang metafise (tanda panah
putih).(14)
Tanda radiologi yang khas pada scurvy berat adalah perubahan umum pada seluruh
tulang, yang kebanyakan terjadi pada metafise tulang panjang, garis densitas transversal putih
pada sisi metafise dari lempeng epifise dan gambaran garis yang sama yang mengelilingi epifise
( keduanya menunjukkan zona yang ditengah-tengah dari cartílago yang mengalami kalsifikasi ),
dan terdapat pemisahan epifise (tanda cincin). Bayangan jaringan tulang panjang menunjukkan
perdarahan subperiostal, yang akan menjadi tulang dengan kecepatan yang luar biasa selama
pengobatan dengan vitamin C.(2,3)
VII. DIAGNOSA BANDING
Sekalipun tidaklah sulit membedakan antara scurvy yang sangat berat dengan penyakit-penyakit
lain Namun pada scurvy yang masih minimal harus bisa dibedakan dengan osteomielitis, sífilis
kongenital, dan penganiayaan anak atau child abuse yang juga mengalami separasi multiple pada
epifisisnya. (3)
1. Osteomielitis adalah peradangan atau infeksi pada tulang dan sumsum tulang akut yang
disebabkan oleh bakteri piogen dimana mikroorganisme berasal dari fokus tempat lain dan
beredar melalui sirkulasi darah. Kelainan ini juga banyak ditemukan pada anak-anak dan jarang
pada orang dewasa. Pada pemeriksaan fisis ditemukan adanya nyeri tekan dan gangguan
pergerakan sendi karena pembengkakan sendi dan nyeri akan bertambah berat jika terjadi spasme
lokal. Pada pemeriksaan laboratorium akan tampak adanya leukositosis sampai 30.000 disertai
peningkatan laju endap darah. Darah dari pemriksaan radiologis akan tampak adanya destruksi
tulang berupa refaksi bersifat difus pada tulang metafisis. (11)
2. Sífilis Congenital adalah penyakit yang disebabkan infeksi oleh Treponema Pallidum. Biasanya
ditemukan pada bayi dan menyebabkan bayi menjadi sangat rewel. Gejalanya berupa
pembengkakan pada tulang panjang terutama pada tibia dan sumar digerakkan karena sakit
(pseudoparalisis). Ditemukan adanya splenomegali. Dari pemeriksaan radiologis didapatkan
periostitis yaitu pembentukan tulang bar pada periost sepanjang diafisis. Pada sífilis tingkat
lanjut ditemukan punched out lesion pada diafisis dengan daerah-daerah destruksi. Pada
pemeriksaan laboratorium ditemukan pemeriksaan serologis positif. (11)
3. Penganiayaan anak (child abuse), gambaran perdarahan sub-periosteal dan fraktur pada lempeng
metafisis dapat juga ditemukan pada anak-anak yang mengalami kekerasan (child abuse). Pada
scurvy terjadi gangguan mineralisasi tulang, penipisan korteks dan osteopenia yang
membedakannya dengan child abuse. (18)
VIII. PENATALAKSANAAN
Penyembuhan yang cepat dapat terjadi dengan pemberian 100-200 mg vitamin C harian
per oral atau parenteral. Nyeri dan tenderness akan menghilang, perdarahan subperiostal akan
berangsur-angsur membaik, dan pertumbuhan badan dapat berjalan kembali. (16)
Pencegahan scurvy dapat dilakukan dengan pemberian vitamin C yang adekuat ( 50
mg/hari untuk bayi dan anak-anak, 75-100 mg/hari untuk orang dewasa ). Tubuh manusia dapat
mentoleransi vitamin C dengan baik, dan dosis yang banyak tidak menyebabkan intoksikasi atau
keadaan patologis lain. (16)
Suatu diet cukup di dalam vitamin C untuk dapat mencegah terjadinya scurvy. Yang
berikut adalah makanan dan Ilmu Gizi Dewan Akademi dari Sciences, Reset yang berkenaan
dengan aturan makan sehari-hari direkomendasikan minimum tentang vitamin C yaitu :
Anak-anak : lebih 30-40 mg/hari
Remaja dan dewasa : lebih 45-60mg/hari
Wanita yang hamil : lebih 70 mg/hari
wanita menyusui : lebih 90-95 Mg/hari
Pemberian Makanan berupa buah-buahan dan sayuran yang kaya akan vitamin C seperti buah
jeruk, buah berry, tomat, Kentang, Bayam Kubis, Kembang kol, Brócoli,dan buah-buahan. (6,8)
Makanan dan Ilmu Gizi di Institut Kedokteran merekomendasikan berikut ini jumlah dari
vitamin C: Pada bayi dan anak-anak 0- 6 bulan: 40 mg/hr, 7- 12 bulan: 50 mg/hr, 1-3 tahun: 15
mg/hr, 4-8 tahun: 25 mg/hr, 9-13 tahun: 45 mg/hr. Anak remaja perempuan 14-18 tahun: 65
mg/hr, Anak laki- laki: 14 - 18 tahun: 75 mg/hr, Orang dewasa laki-laki umur 19 tahun dan lebih
tua: 90 mg/hr, Wanita umur 19 tahun dan lebih tua: 75 mg/hr. (7,15)
IX. PROGNOSIS
Scurvy yang tidak ditangani selalu fatal,kematian oleh karena scurvy sudah jarang
ditemukan di zaman modern. (6,12)
Penanganan dengan tepat baik baik secara medikamentosa maupun melalui diet akan
memberikan penyembuhan yang cepat dan sempurna pada semua gejala-gejala fisis yang terjadi.
Dengan dosis pemberian yang tepat, perdarahan spontan akan berhenti kurang dari satu hari,
nyeri otot dan tulang akan berangsur-angsur membaik dalam beberapa hari, perdarahan dan
pembengkakan gusi akan membaik dalam 2-3 hari.(4,13,15)
Tindakan utama yang harus dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit scurvy adalah
dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran secara teratur dalam jumlah yang cukup.
Selain itu menghindari factor-faktor pemicu timbulnya scurvy yaitu seperti merokok,
alkoholisme, anorexia, dll. (4,6,8)