sayyid husein nasr erista

2
Sayyid Husein Nasr Oleh : Erista Nur Amaliyanti Secara garis besar Sayyid Husein Nasr merupakan seorang sufi yang memiliki pemikiran neo- modernis karena sebagian kritiknya yang tajam terhadap ideologi sekuler Barat. Dengan menggunakan bentuk serta menghidupkan kembali Islam “Tradisionalis”, sebab itu ia juga disebut sebagai kelompok Neo-Tradisionalis. Namun selain itu ia juga dapat dikelompokkan sebagai Neo-sufisme sebab ia merupakan salah satu pencetus perubahan dengan menggunakan sufisme dengan ajaran tasawuf dan tarekatnya sebagai jantung Islam. Biografi Sayyid Husein Nasr 1933 Lahir di Teheran, Iran 1958 Memperoleh gelar Ph.D dari Universitas Harvard 1962-1965 Menjadi guru besar di Universitas Harvard 1965 Mendirikan Husyaimiyah Irsyad 1968-1972 Menjadi dekan fakultas sastra dan seni, Universitas Teheran 1970-1971 Menjabat pembantu rektor Universitas Teheran 1973 Keluar dari Husyaimiyah Irsyad 1975-1979 Diangkat sebagai presiden di Akademi Filsafat Iran 1979 Menjadi konselor Arya-Mehr Universitas of Technology 1990-Menjadi guru besar studi Islam di Universitas George Wangsington Proyek Pemikiran Sayyid Husein Nasr 1. Alam Alam sebagai makhluk yang pada intinya merupakan teofani yang menyelubungi dan sekaligus menyingkapkan Tuhan. Bentuk-bentuk alam merupakan “Drama puitiktak terbilang kayanya, yang menyembunyikan berbagai kualitas Illahiah, tetapi pada saat yang sama juga menyibakkan kualitas-kualitas itu bagi mereka yang mata hatinya belum dibutakan oleh ego yang sombong dan kecenderungan kecenderungan sentripetal jiwa yang penuh nafsu.

Upload: lancenk-keramat

Post on 05-Jul-2015

126 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sayyid husein nasr erista

Sayyid Husein Nasr

Oleh : Erista Nur Amaliyanti

Secara garis besar Sayyid Husein Nasr merupakan

seorang sufi yang memiliki pemikiran neo-

modernis karena sebagian kritiknya yang tajam

terhadap ideologi sekuler Barat. Dengan

menggunakan bentuk serta menghidupkan

kembali Islam “Tradisionalis”, sebab itu ia juga

disebut sebagai kelompok Neo-Tradisionalis.

Namun selain itu ia juga dapat dikelompokkan

sebagai Neo-sufisme sebab ia merupakan salah

satu pencetus perubahan dengan

menggunakan sufisme dengan ajaran tasawuf

dan tarekatnya sebagai jantung Islam.

Biografi Sayyid Husein Nasr1933 Lahir di Teheran, Iran

1958 Memperoleh gelar Ph.D dari Universitas Harvard

1962-1965 Menjadi guru besar di Universitas Harvard

1965 Mendirikan Husyaimiyah Irsyad

1968-1972 Menjadi dekan fakultas sastra dan seni,

Universitas Teheran

1970-1971 Menjabat pembantu rektor Universitas Teheran

1973 Keluar dari Husyaimiyah Irsyad

1975-1979 Diangkat sebagai presiden di Akademi Filsafat

Iran

1979 Menjadi konselor Arya-Mehr Universitas of Technology

1990-… Menjadi guru besar studi Islam di Universitas George

Wangsington

Proyek Pemikiran Sayyid Husein Nasr

1. Alam

Alam sebagai makhluk yang pada intinya

merupakan teofani yang menyelubungi dan

sekaligus menyingkapkan Tuhan. Bentuk-bentuk

alam merupakan “Drama puitik” tak terbilang

kayanya, yang menyembunyikan berbagai kualitas

Illahiah, tetapi pada saat yang sama juga

menyibakkan kualitas-kualitas itu bagi mereka yang

mata hatinya belum dibutakan oleh ego yang

sombong dan kecenderungan –kecenderungan

sentripetal jiwa yang penuh nafsu.

Page 2: Sayyid husein nasr erista

2. Manusia

Manusia merupakan wakil Tuhan diatas bumi (al-

Khalifah). Menjadi manusia berarti menyadari akan

tanggung jawab yang melekat dalam status wakil

Tuhan. Dengan kata lain, manusia diperbolehkan

untuk melakukan segala hal yang ada dimuka bumi,

sejauh itu sesuai dengan hukum-hukum Tuhan dan itu

diperbolehkan persis karena ia adalah wakil Tuhan

diatas bumi.

3. Kritik terhadap Barat

Nasr banyak menyoroti dan mengkritik Barat sebab peradaban modern yang berkembang diBarat dianggap gagal karena kesalahan konsep.

Manusia telah kehilangan pengetahuan tentanghakikat dirinya, bahkan pengetahuan yang dimilikinya menjadi bumerang. Masyarakat Barat yang memuja-muja sains dan teknologi yang bebasnilai mengakibatkannya mengabaikan moral. Dengan kata lain modern bukan muncul dari situasiketerbelakangan (underdevelopment), melainkanjustru dari keterlalumajuan (overdevelopment).

Mengapa Nasr memilih Sufisme ?

Karena sufisme adalah jantung Islam. Ibarat jiwa

ia adalah yang menghidupkan tubuh. Sebab

sufime mampu meniupkan semangat kedalam

seluruh struktur Islam, baik dalam manifestasi

sosial maupun intelektual.

4. Sufisme

Menurut Nasr, salah satu solusi atas problem manusiamodern adalah spiritualisme atau sufisme. Sebabmensosialisasikan sufisme pada Barat mampumenyelamatkan kemanusiaan dari kondisikebingungan sebagai akibat dari hilangnya nilai-nilaispiritual serta ingin memperkenalkan aspek esoterisIslam baik terhadap masyarakat Islam maupunmasyarakat Barat.