sayyid ahmad khan dan gerakan aligarh oleh m. syafi'i ws al-lamunjani _makalah 2009

18
1 PEMBARUAN PEMIKIRAN ISLAM DI INDIA (Tinjauan terhadap pemikiran Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh) Oleh: Moh. Syafi'i WS Allamunjani (Makalah 2009) A. Pendahuluan Sejak awal abad XVIII kekuasaan Islam Mughal yang berpusat di Delhi semakin merosot. Lemahnya kemampuan serta kewibawaan Sultan tidak dapat mengahalangi kehendak para Amir untuk melepaskan diri dan berkuasa penuh di wilayah mereka. Selain itu kaum Brahmana mulai bergerak ingin membangun kembali kerajaan Hindu. Rakyat Maratha yang sebelumnya telah berulangkali memberontak dan akhirnya berhasil membebaskan diri dan mendirikan kerajaan Hindu yang merdeka di India Barat. Bangsa Inggris semenjak permulaan abad XVII telah tiba di India sebagai pedagang dengan angkatannya yang bernama "The East India Company" mengetahui pertentangan-pertentangan antara sesama wilayah bawahan kesultanan Islam di satu pihak, dan antara kesultanan Islam dan bekas kerajaan Hindu sebagai taklukannya di pihak lain, akhirnya bangsa Inggris melaksanakan politik mengail di air keruh. Selera mereka tumbuh hendak menguasai wilayah, terutama di sekitar pabrik-pabrik yang telah mereka dirikan. Dengan politik adu domba yang lihai mereka berhasil. Madras dikuasai pada tahun 1639. Kota Bombay tahun 1660 jatuh pula ke tangan mereka. Demikianlah selanjutnya dengan kekuatan angkatan bersenjata, politik adu-domba dan senjata uang, kekuasaan hakiki kesultanan Islam Munghal dilumpuhkan. Walupun sesekali memberontak, tetapi tetap bisa dikalahakan oleh Inggris. Hal yang sama diderita pula oleh raja-raja Hindu, seperti kerajaan Maratha, yang mencoba melawan Inggris pada tahun 1817-1818. Begitu juga pada tanggal 10 Mei 1857 umat Hindu dan umat Islam mengadakan pemberontakan terhadap penguasa Inggris namun masih belum mendapatkan hasil.

Upload: riapermata19

Post on 24-Jun-2015

1.059 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

1

PEMBARUAN PEMIKIRAN ISLAM DI INDIA

(Tinjauan terhadap pemikiran Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh)

Oleh: Moh. Syafi'i WS Allamunjani (Makalah 2009)

A. Pendahuluan

Sejak awal abad XVIII kekuasaan Islam Mughal yang berpusat di Delhi semakin

merosot. Lemahnya kemampuan serta kewibawaan Sultan tidak dapat mengahalangi

kehendak para Amir untuk melepaskan diri dan berkuasa penuh di wilayah mereka.

Selain itu kaum Brahmana mulai bergerak ingin membangun kembali kerajaan

Hindu. Rakyat Maratha yang sebelumnya telah berulangkali memberontak dan

akhirnya berhasil membebaskan diri dan mendirikan kerajaan Hindu yang merdeka di

India Barat.

Bangsa Inggris semenjak permulaan abad XVII telah tiba di India sebagai

pedagang dengan angkatannya yang bernama "The East India Company" mengetahui

pertentangan-pertentangan antara sesama wilayah bawahan kesultanan Islam di satu

pihak, dan antara kesultanan Islam dan bekas kerajaan Hindu sebagai taklukannya di

pihak lain, akhirnya bangsa Inggris melaksanakan politik mengail di air keruh. Selera

mereka tumbuh hendak menguasai wilayah, terutama di sekitar pabrik-pabrik yang

telah mereka dirikan. Dengan politik adu domba yang lihai mereka berhasil. Madras

dikuasai pada tahun 1639. Kota Bombay tahun 1660 jatuh pula ke tangan mereka.

Demikianlah selanjutnya dengan kekuatan angkatan bersenjata, politik adu-domba

dan senjata uang, kekuasaan hakiki kesultanan Islam Munghal dilumpuhkan.

Walupun sesekali memberontak, tetapi tetap bisa dikalahakan oleh Inggris.

Hal yang sama diderita pula oleh raja-raja Hindu, seperti kerajaan Maratha, yang

mencoba melawan Inggris pada tahun 1817-1818. Begitu juga pada tanggal 10 Mei

1857 umat Hindu dan umat Islam mengadakan pemberontakan terhadap penguasa

Inggris namun masih belum mendapatkan hasil.

Page 2: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

2

Pada saat itu muncullah Ahmad Khan, tokoh pembaruan yang berusaha

mendekati pemerintahan Inggris. Ahmad Khan berpendapat bahwa menentang

kekuasaan Inggeris tidak akan membawa kebaikan bagi ummat Islam India, tetapi

akan menjadikan umat Islam semakin mundur serta akan jauh ketinggalan dari

masyarakat Hindu India. Selain itu dasar ketinggian dan kekuatan Barat, termasuk di

dalamnya Inggris, adalah ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Sehingga untuk

mendapatkan kemajuan, umat Islam harus pula menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi modern itu. Jalan yang harus ditempuh ummat Islam memperoleh ilmu

pengetahuan dan teknologi yang diperlukan itu bukanlah bekerja sama dengan Hindu

dalam menentang Inggris tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik dengan

Inggris.

Ahmad Khan dikenal sebagai seorang tokoh pembaru di kalangan umat Islam

yang memiliki ide-ide cemerlang. Ide-ide pembaruan yang dicetuskan Sir Sayyid

Ahmad Khan dianut dan disebarkan selanjutnya oleh murid serta pengikut dan

timbullah apa yang dikenal dengan Gerakan Aligarh. Pusatnya adalah sekolah

M.A.O.C yang didirikan pemimpin pembaruan Islam India itu di Aligarh. Setelah

ditingkatkan menjadi universitas, dengan nama Universitas Islam Aligarh, perguruan

tinggi ini meneruskan tradisi sebagai pusat gerakan pembaruan Islam India.

Dalam makalah ini akan dibahas kiprah pemikiran Sayyid Ahmad Khan dan

Gerakan Aligarh yang telah memberikan kontribusi dalam pentas pembaruan sejarah

umat Islam di India pada khususnya dan di Negara-negara Islam pada umumnya.

B. Mengenal Sosok Sayyid Ahmad Khan (1817–1898 M)

Ahmad Khan dilahirkan di India pada tahun 1817. Nenek moyangnya berasal dari

Semenanjung Arab yang kemudian hijrah ke Herat, Persia (Iran), karena tekanan

politik pada zaman dinasti Bani Umayyah (41 H/661 M – 133 H/750 M). Dari Herat

mereka hijrah ke Hindustan (India) dan menetap di sana. Kakek Sayyid Ahmad Khan

adalah Sayyid Hadi yang menjadi pembesar istana pada zaman Alamghir II ( 1754-

Page 3: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

3

1759 ). Sedangkan Ayahnya bernama al-Muttaqi, seorang ulama shalih yang

mempunyai pengaruh besar di Kerajaan Mughal pada masa pemerintahan Akbar Syah

II (1806-1837). Ahmad Khan memiliki pertalian darah dengan Nabi Muhammad

SAW melalui cucu beliau dari keturunan Fatimah al-Zahra dan Ali bin Abi Talib.

Karena itulah dia bergelar Sayyid. Sedangkan ibunya adalah seorang wanita cerdas

dan pandai mendidik anak-anaknya (TIM UIN Syarif Hidayatullah 2005, jilid I:

109).

Ahmad Khan memulai pendidikannya dalam pengetahuan agama secara

tradisional. Di samping itu dia juga mempelajari bahasa Persia dan bahasa Arab,

matematika, mekanika, sejarah dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Dia juga

banyak membaca buku-buku ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu

pengetahuan. Hal ini menjadikannya sebagai seorang yang luas ilmu pengetahuannya,

berpikiran maju, dan dapat menerima ilmu pengetahuan moderen.

Sejak sang ayah meninggal tahun 1838, Ahmad Khan mulai bekerja untuk

memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, karena ibunya enggan menerima tunjangan

pensiun dari istana. Dia bekerja pada Serikat India Timur, kemudian ia pindah bekerja

sebagai hakim di Fatehpur (1841), selanjutnya ia dipindahkan ke Bignaur. Pada tahun

1846 dia kembali lagi ke Delhi. Masa delapan di Delhi merupakan masa yang paling

berharga dalam hidupnya karena dia dapat melanjutkan pelajarannya. Ketika terjadi

pemberontakan umat Hindu dan umat Islam terhadap penguasa Inggris pada tanggal

10 Mei 1857, Ahmad Khan berada di Bignaur sebagai salah seorang pegawai

peradilan. Dalam peristiwa ini dia tidak ikut memberontak, bahkan banyak membantu

melepaskan orang-orang Inggris yang teraniaya di Bignaur. Atas jasa-jasanya,

pemerintah Inggris menganugerahkan gelar Sir dan memberikan berbagai hadiah

kepadanya. Ahmad Khan menerima gelar tersebut, tetapi dia menolak hadiah-hadiah

itu, kecuali kesempatan untuk berkunjung ke Inggris pada tahun 1869. Kesempatan

tersebut dimanfaatkan olehnya untuk meneliti lebih jauh sistem pendidikan serta

menyaksikan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Inggris

(TIM UIN Syarif Hidayatullah 2005, jilid I: 109).

Page 4: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

4

Ahmad Khan menjelaskan kepada pemerintah Inggris bahwa dalam

pemberontakan di tahun 1857, umat Islam tidaklah memainkan peran utama. Hal itu

dijelaskan lewat buku yang berisikan catatan kronologis pemberotakan tersebut, yaitu

Tarikhi Sarkhasi Bijnaur (1858). Buku lainnya, berjudul Asbab Baghawat Hind

(1858) yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris, The Causes of the Indian Revolt

(Sebab-sebab Revolusi India). Akhirnya Ahmad Khan berhasil mendamaikan umat

Islam dengan pemerintah Inggris (www.republika.co.id.html).

Atas usaha-usahanya dan atas sikap setia yang dia tunjukkan terhadap Inggris,

Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam merubah pandangan Inggris terhadap

umat Islam India. Sementara itu anjuran supaya jangan mengambil sikap melawan

tetapi sikap berteman dan bersahabat dengan Inggris untuk menjalin hubungan baik

antara orang Inggris dan umat Islam.

Adapun di antara hasil karya Sayyid Ahmad Khan adalah Atsar al-Sanadid

(1874) yang merupakan hasil penelitiannya tentang arkeologi di Delhi dan sekitarnya,

Essay on life of Muhammad (1870), Tafsir al-Qur’an sebanyak 6 jilid, Ibthal al-

Ghulami (1890) dan Tabyin al-Kalam (1860). Selain itu juga menulis dua buku

Tarikh Sarkhasi Bignaur (1858) dan Asbab Baghawat Hind (1858). Dari hasil

karyanya ini terihat pula bahwa Sayyid Ahmad Khan termasuk penulis yang

produktif.

Ahmad Khan mengakhiri perjuangannya dengan berpulang ke rahmatullah

pada tanggal 27 Maret 1898 setelah menderita sakit beberapa lama dalam usia 81

tahun, dan dimakamkan di Aligarh.

C. Pemikiran Sayyid Ahmad Khan dalam Pembaruan Islam di India

Sir Sayyid Ahmad Khan dikenal sebagai seorang tokoh pembaru di kalangan umat

Islam India pada abad ke-19 dan memiliki ide-ide yang cemerlang. Bahkan ide

pembentukan Negara Pakistan bermula dari gagasannya dan dicetuskan oleh

Page 5: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

5

Muhammad Iqbal, kemudian akhirnya diwujudkan oleh Ali Jinnah pada tahun 14

Agustus 1947 (TIM UIN Syarif Hidayatullah 2005, jilid 8: 5).

Berbagai pemikiran pembaruan yang yang telah dimunculkannya sangat

berpengaruh bagi kemajuan rakyat India selanjutnya, baik dalam bidang pendidikan,

keagamaan, sosial, politik ataupun bidang lainnya.

Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa meningkatkan kedudukan umat

Islam India, hanya dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan Inggris (TIM UIN

Syarif Hidayatullah 2005, jilid I: 109). Sebab saat itu, Inggris merupakan penguasa

yang menjajah India dan masih mempunyai kekuasaan yang kuat. Menentang

kekuasaannya tidak akan membawa kebaikan bagi umat Islam India, bahkan akan

membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan dari masyarakat

Hindu India.

Selain dasar ketinggian dan kekuasaan Barat, termasuk yang dimiliki Inggris

adalah ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) modern. Bagi umat Islam, untuk

dapat maju, juga dapat menguasai IPTEK seperti mereka. Jalan yang harus ditempuh

umat Islam untuk memperoleh IPTEK yang diperlukan itu bukan bekerja sama

dengan Hindu dalam menentang Inggris, tapi memperbaiki dan memperkuat

hubungan baik dengan mereka.

Dia berpendapat bahwa Islam adalah agama akal. Ia menolak segala hal dalam

agama yang bertentangan dengan fakta-fakta ilmu pengetahuan yang sudah terbukti

kebenarannya. Dia melihat bahwa umat Islam India mundur karena mereka tidak

mengikuti perkembangan zaman. Peradaban Islam klasik telah hilang dan telah

timbul peradaban baru di Barat. Dasar peradaban baru adalah IPTEK Barat dan

bangsa Eropa yang mengolah demikian rupa IPTEK untuk memudahkan mewujudkan

keinginan-keinginan mereka, termasuk dalam menaklukkan umat Islam. Penaklukan

dapat dilakukan dengan mudah, karena umat Islam tidak memiliki kelebihan di

bidang yang dikuasai Bangsa Barat (M. Chabib Thoha 1996: 34).

Page 6: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

6

IPTEK modern adalah hasil olah pemikiran manusia, karena itu dunia barat

mendapat penghargaan yang tinggi. Kalau umat Islam mau maju harus mau

menghargai akal pikiran. Sayyid Ahmad Khan sangat menghargai akal pikiran

rasional, dia percaya bahwa kekuatan dan kebebasan serta kemerdekaan manusia

dalam menentukan kehendak dan perbuatan, akan diserahkan sepenuhnya kepada

manusia itu sendiri. Dengan kata lain, dia mempunyai kesamaan paham dengan

Qadariyah (free will and free act) dan tidak berpaham Jabariyah atau fatalisme.

Sejalan dengan faham Qodariyah, dia percaya bahwa bagi tiap makhluk

Tuhan telah menentukan tabi’at atau naturnya. Natur yang ditentukan Tuhan ini dan

yang di dalam Al-Qur’an disebut sunnatullah.

Segalanya dalam alam terjadi menurut hukum sebab akibat. Karena kuatnya

kepercayaannya pada hukum alam dan kerasnya dia mempertahankan konsep hukum

alam, dia dianggap kafir oleh golongan Islam yang belum dapat menerima ide

tersebut. Bagi mereka percaya kepada hukum alam mesti membawa kepada faham

naturalisme dan materialisme yang akhirnya membawa pula kepada keyakinan tidak

adanya Tuhan. Kepadanya diberi julukan Nechari, kata Urdu yang berasal dari kata

Inggris, nature dalam laws of nature (TIM UIN Syarif Hidayatullah 2005, jilid I:

110).

Sejalan dengan ide-idenya, dalam bidang agama, dia menolak faham taklid

bahkan tidak segan-segan menyerang faham ini. Sumber ajaran Islam menurut

pendapatnya hanyalah Al-Qur’an dan Hadits yang benar dan tidak bertolak belakang

dengan akal. Pendapat ulama’ di masa lampau tidak mengikat bagi umat Islam dan

diantara pendapat mereka ada yang tidak sesuai lagi dengan zaman modern. Pendapat

serupa itu dapat ditinggalkan. Oleh karena itu pintu ijtihad tetap terbuka lebar-lebar

sehingga umat Islam dapat berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi modern (TIM UIN Syarif Hidayatullah 2005, jilid I: 110).

Sistem penafsiran Ahmad Khan terhadap Al Qur’an didasarkan atas dasar

nature (alam). Ketika menerangkan ayat tentang peperangan, dia melemahkan

kewajiban jihad pada masa yang akan datang. Sedangkam ayat yang berhubungan

Page 7: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

7

dengan Ahlul Kitab, dia tafsirkan bahwa tak ada jarak antara Ahlul Kitab dan ummat

Islam. Dia mengajak kerja sama antara orang-orang Islam dan orang-orang Barat, dia

mengajak kepada Humanisme Agama (yakni kemanusiaan yang dianjurkan oleh

semua agama samawi). Dalam konsep tersebut tak ada perbedaan negara, bangsa,

agama dan paham. Dengan demikian Ahmad Khan memiliki jasa di bidang politik

dan pendidikan disertai motivasi pembaharuan agama (Al Bahiy 1986: 4-8).

Menurutnya, dalam perkawinan yang menjadi dasar bagi sistem perkawinan

dalam Islam adalah sistem monogami, dan bukan sistem poligami sebagaimana

dijelaskan oleh ulama-ulama di zaman itu. Poligami tidak dianjurkan tetapi

dibolehkan dalam kasus-kasus tertentu. Hukum pemotongan tangan bagi pencuri

bukan suatu hukum yang wajib dijalankan, tetapi hanya merupakan hukum maksimal

yang dijatuhkan dalam keadaan tertentu. Di samping hukum potong tangan terdapat

hukum penjara bagi pencuri.

Perbudakan yang disebut dalam Al-Qur’an hanyalah terbatas pada hari-hari

pertama dari perjuangan Islam. Sesudah jatuh dan menyerahnya kota Makkah,

perbudakan tidak dibolehkan lagi dalam Islam.

Tujuan sebenarnya dari do’a ialah merasakan kehadiran Tuhan, dengan kata

lain, do’a diperlukan untuk urusan spiritual dan ketenteraman jiwa. Faham bahwa

tujuan do’a adalah meminta sesuatu dari Tuhan dan bahwa Tuhan mengabulkan

permintaan itu, dia tolak. Kebanyakan do’a, demikian ia menjelaskan, tidak pernah

dikabulkan Tuhan (www.nicohendrick.wordpress.com.html).

Dengan pemikiran-pemikirannya yang dianggap masih tabu pada saat itu,

maka Sayyid Ahmad Khan dihujat dan dicap kafir oleh para ulama’ Makkah, dia

tidak langsung putus asa dalam memperjuangkan pendapatnya, bahkan dia tidak

menggubrisnya. Sementara menurut para cendekiawan muda Muslim India, dia

diagungkan karena memiliki ide-ide untuk membangkitkan umat Islam India dari

keterpurukan.

Page 8: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

8

Dalam ide politik, Sayyid Ahmad Khan, berpendapat bahwa umat Islam

merupakan satu umat yang tidak dapat membentuk suatu Negara dengan umat Hindu.

Umat Islam harus mempunyai Negara tersendiri. Bersatu dengan umat Hindu dalam

satu Negara akan membuat minoritas Islam yang rendah kemajuannya, akan lenyap

dalam mayoritas umat Hindu yang lebih tinggi kemajuannya (www.nicohendrick.

wordpress.com.html). Oleh karena itu dia dikenal dan disebut sebagai penggagas

munculnya Negara Pakistan (Baverley Nichals 1982: 192)

D. Mendirikan M.A.O.C

Sir Ahmad Khan sangat mementingkan pendidikan umat Islam India. Dengan

menggiatkan pendidikan modern ala Barat, dia telah memiliki peran penting dalam

memunculkan para intelektual Muslim yang berpandangan maju (Baverley Nichals

1982: 192)

Menurut Ahmad Khan, satu-satunya cara untuk mengubah pola pikir umat

Islam India dari keterbelakangan adalah pendidikan. Sir Ahmad Khan kemudian

mendirikan lembaga pendidikan pertama yaitu Sekolah Inggris di Mudarabad pada

tahun 1861. Untuk menunjang lembaga pendidikan tersebut, Sir Ahmad Khan pada

tahun 1864 mendirikan The Scientific Society (Translation Society) sebagai lembaga

penerjemahan ilmu pengetahuan modern ke dalam bahasa Urdu (TIM UIN Syarif

Hidayatullah 2005, jilid I: 110-111).

Pada tahun 1876 dia memilih berkonsentrasi pada pendidikan dan meminta

berhenti sebagai pegawai pemerintah Inggris hingga akhir hayatnya pada tahun 1898.

Berdasarkan pengalaman dalam berkunjung ke Inggris pada tahun 1969/70

untuk mempelajari sistem pendidikan Barat, maka pada tahun 1878, dia mendirikan

sekolah Madrsatul Ulum Musalmanan, lebih dikenal sebagai Muhammad Anglo-

Oriental College (M.A.O.C) di Aligarh yang merupakan karyanya yang bersejarah

dan berpengaruh dalam cita-citanya untuk memajukan umat Islam India

(www.nieujik.blogspot.com.html).

Page 9: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

9

M.A.O.C dibentuk sesuai dengan model sekolah di Inggris, begitu juga bahasa

yang dipakai di dalamnya ialah bahasa Inggris. Direkturnya berbangsa Inggris sedang

guru dan stafnya banyak terdiri atas orang Inggris. Ilmu pengetahuan modern

merupakan sebagian besar dari mata pelajaran yang diberikan, sedangkan pendidikan

agama tidak diabaikan. Sekolah ini terbuka bukan hanya bagi orang Islam, tetapi juga

bagi orang Hindu dan Kristen ( Mukti Ali 1993: 19)

Pada waktu itu banyak golongan Muslim India menolak belajar bahasa

Inggris, dan mereka menganggap sebagai murtad untuk belajar di sekolah-sekolah

dan perguruan tinggi yang didirikan oleh bangsa Inggris sehingga pendidikan mereka

jauh tertinggal dari golongan Hindu yang memenuhi sekolah-sekolah dan perguruan

tinggi Inggris dan mengejar pengetahuan modern dengan penuh semangat.

Maka dengan adanya hal itu Ahmad Khan punya tugas yang sulit yaitu (M.

Chabib Thoha1996: 35):

1. Dia harus meyakinkan bangsa Inggris bahwa golongan muslim itu tidak ikut

andil dalam pemberotakan dan penentangan terhadap Inggris.

2. Dia harus membujuk golongan Muslim agar belajar bahasa Inggris dan

melengkapi dirinya dengan pengetahuan moderen.

Dengan tugas ini maka dia berusaha menghilangkan antipati golongan muslim

terhadap bahasa Inggris dan pengetahuan modern melalui pidato-pidatonya.

Kemudian pada tahun 1886, dia membentuk Muhammedan Educational

Conference dalam usaha mewujudkan pendidikan Nasional dan seragam untuk umat

Islam India (TIM UIN Syarif Hidayatullah 2005, jilid I: 111).

Lembaga pendidikan (M.A.O.C) terus berkembang dan selanjutnya pada

tahun 1920 Setelah ditingkatkan menjadi universitas, dengan nama Aligarh Muslim

University (Universitas Islam Aligarh). Perkembangan pendidikan di universitas ini

diarahkan pada wawasan dan cakrawala pemikiran humanisme dan sikap ilmiah. Oleh

karena itu wajar jika dari lembaga ini muncul para pemikir dan pembaru yang

Page 10: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

10

membangkitkan umat Islam India dari masyarakat yang terbelakang menjadi

masyarakat yang bangkit menuju kemajuan (Harun Nasution 1975: 175).

Aligarh Muslim University adalah wujud karya nyata cendikiawan Muslim

India yang menerobos pakem di Negaranya, sistem sekolah ini mengadopsi konsep

pendidikan modern bagi generasi muda. Kiprah perguruan tinggi inilah yang

membuat Ahmad Khan dijuluki sebagai bapak pendidikan moderen India. Sejumlah

tokoh penting pernah mempunyai sangkutan sejarah dengan perguruan tinggi ini,

misalnya tokoh pergerakan nomor satu India mahatma Gandhi dan Ishwari Prasad.

Mantan presiden India, Zakir Husain dan presiden Maldives, Abdul Ghayom juga

pernah tercatat sebagai siswa perguruan tinggi ini. Perguruan tinggi ini memiliki 12

fakultas yang semuanya diunggulkan, yaitu seni budaya, ilmu sosial, sains, Life

Sciences, bisnis, teknik dan teknologi, kedokteran, pengobatan tradisional, hukum,

pertanian, manajemen, dan teologi. Saat ini, mahasiswa di Aligarh datang dari seluruh

dunia, terutama Asia Barat, Asia Tenggara dan Afrika. Adapun para mahasiswanya

tinggal dalam asrama (www.republika.co.id.html).

E. Gerakan Aligarh.

Gerakan Aligarh muncul setelah wafatnya Ahmad Khan. Keberadaan Gerakan

Aligarh tidak dapat lepas dari ketokohan Sayyid Ahmad Khan dan Perguruan Tinggi

yang didirikannya, yaitu M.A.O.C (Ira M Lavidus 1975: 264). Melalui (M.A.O.C) ini,

ide-ide pembaruan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan disebarkan

selanjutnya oleh murid serta pengikutnya yang kemudian muncullah apa yang dikenal

dengan Gerakan Aligarh (Ira M Lavidus 1975: 276).

M.A.O.C. merupakan markas Gerakan Aligarh dengan potensinya yang telah

berkembang menjadi sebuah institusi yang memainkan peran dalam mencarikan jalan

keluar persoalan di bidang pendidikan, sosial dan politik umat Islam di India (TIM

UIN Syarif Hidayatullah 2005, jilid I: 154).

Page 11: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

11

Gerakan Aligarh inilah yang menjadi penggerak utama bagi terwujudnya

pembaruan dikalangan ummat Islam India. Dengan adanya gerakan ini, ide-ide

pembaruan selanjutnya bermunculan seperti yang dicetuskan oleh Amir Ali,

Muhammad Iqbal, Maulana Abdul Kalam Azad, dan sebagainya. Gerakan ini pula

yang yang meningkatkan umat Islam India untuk bangkit menuju kemajuan.

Pengaruhnya telah dirasakan pada golongan intelektual Islam India.

Adapun cirri-ciri pokok gerakan Aligarh sebagaimana yang disempaikan oleh

Mustafa Khan dalam An Apology for the New Light 1891 adalah (Akbar S. Ahmad

1993: 178):

1. Gerakan ini ingin mengadopsi berbagai macam peradaban Eropa.

2. Gerakan ini menginginkan adanya perbaikan kondisi sosial, terutama

sosial minoritas Muslim India.

3. Gerakan ini menginginkan adanya perubahan pemahaman keagamaan

dari yang bercorak tradisional menuju corak moderen.

Akbar S. Ahmad (1993: 178)) mengatakan, bahwa Aligarh merupakan

jawaban Muslim India terhadap modernitas. Lebih lanjut lagi, bahwa Universitas ini

memberi kesadaran baru dan kepercayaan diri bagi umat Islam di anak Benua India

pada gilirannya mendorong lahirnya Negara Islam Pakistan.

Sedangkan keberhasilan Gerakan Aligarh melalui M.A.O.C dalam menempa tokoh

pemikir Muslim India ditunjang oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut

(TIM UIN Syarif Hidayatullah 2005, jilid I: 156) :

1. Bidang Kurikulum. Kemajuan Gerakan Aligarh disebabkan adanya mata

pelajaran umum, seperti ilmu alam, filsafat, humaniora dan sebagainya.

2. Bahasa. Bahasa yang dipakai sebagai bahasa pengantar adalah bahasa

Inggris. Hal ini didasari bahwa ilmu pengetahuan di Barat kebanyakan

ditulis dalam bahasa Inggris.

Page 12: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

12

Gerakan Aligarh dipimpin secara silih berganti oleh para tokoh yang

memperjuangkan nasib umat Islam India. Di antaranya adalah:

1. Sayyid Mahdi Ali (Nawab Muhsin al-Mulk) (1837-1907).

Setelah Sayyid Ahmad Khan wafat, maka kepemimpinan Aligarh pindah ke tangan

Sayyid Mahdi Ali, yang dikenal dengan nama Nawab Muhsin al-Mulk (1837-1907).

Pada mulanya dia adalah pegawai Serikat India Tifluk, kemudian menjadi pembesar

di Hyderabad. Dia pernah berkunjung ke Inggris untuk keperluan Pemerintah

Hyderabad. Di tahun 1863 dia berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan dan kemudian

antara keduanya terjalin tali persahabatan yang erat. Dia banyak rnenulis artikel di

Tahzib Al Akhlaq dan juga di majalah yang diterbitkan M.A.O.C. Dia pindah ke

Aligarh dan menetap di sana mulai pada tahun 1893. Pada tahun 1897 dia

menggantikankan kedudukan Sayyid Ahmad Khan di M.A.O.C. Dia mempunyai jasa

yang besar dalam menyebarkan ide ide Sayyid Ahmad Khan yang dilakukannya

melalui Muhammedan Educational Conference (Harun Nasution 1975: 175).

Jasanya dalam memajukan M.A.O.C terlihat dengan bertambah banyaknya

jumlah mahasiswa lembaga pendidikan tersebut, keuangan perguruan tinggi

meningkat, administrasi juga tertata rapi dan pengembangan pembangunan sarana dan

prasarana fisik juga tidak luput dari perhatiannya.

Dalam soal keagamaan Nawab Muhsin al-Mulk dengan idenya menentang

taklid pada ulama’ klasik dan mengadakan ijtihad baru. Tetapi dalam menghadapi

ulama’ klasik dia lebih lembut dari pada Sayyid Ahmad Khan.

Muhsin al-Mulk berhasil membuat golongan ulama India merubah sikap keras

terhadap Gerakan Aligarh. Sebagaimana diketahui bahwa Deoband yang banyak

menghasilkan ulama ulama India tradisional, mempunyai sikap yang tidak kooperatif

dengan Inggris, sedang Sayyid Ahmad Khan terkenal dengan sikap pro Inggris. Jadi

antara M.A.O.C terdapat perbedaan bukan hanya dalam soal-soal keagamaan saja

tetapi juga mengenai sikap politik.

Page 13: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

13

Muhsin al-Mulk tidak hanya membawa para ulama dekat dengan Aligarh,

lebih jauh dia mampu menarik beberapa lawan politik pendiri Perguruan Tinggi

tersebut. Dia adalah orang yang paling cinta damai, namun dia dihadapkan juga

kepada kontraversi Hindu-Urdu yang telah ada sejak akhir-akhir kehidupan Sayyid

Ahmad.

2. Viqar al-Mulk (1841 1917)

Tokoh lain yang berpengaruh ialah Viqar al-Mulk (1841 1917). Dia semenjak muda

telah menjadi pembantu dan pengikut Sayyid Ahmad Khan. Pada tahun 1907 dia

menggantikan Nawab Muhsin al-Mulk dalam pimpinan M.A.O.C. Masa inilah

terjadinya perubahan-perubahan besar dalam adminsitrasi Perguruan Tinggi Aligarh,

bahkan dalam kebijaksanaan politik umat Muslim India ( Mukti Ali 1993: 113-114)

Viqar al-Mulk bernama Mushtaq Hussain yang lahir 1841, di Distrik Moradabad,

United Pravinces. Dia adalah rekan Sayyid Ahmad Khan dan juga Muhsin al-Mulk.

Bersama dengan Muhsin al-Mulk dia selalu bekerja sama dalam masalah administrasi

Aligarh.

Pada masa Viqar ini terjadi pertentangan antara Viqar al-Mulk dengan Mr.

Archbold yang menjadi Direktur M.A.O.C di waktu itu. Dalam pertentangan ini

Gubernur Daerah menyebelah Archbold sedang Viqar al-Mulk disokong oleh Agha

Khan serta Amir Ali dan selanjutnya oleh masyarakat Islam di luar. Archbold

akhirnya terpaksa mengundurkan diri. Kekuasaan Inggris di M.A.O.C dari semenjak

itu mulai berkurang ( Mukti Ali 1993: 115)

Viqar al-Mulk sebagai seorang ulama yang keras pendirian dan pegangannya

terhadap agama, hidup keagamaan di M.A.O.C diperkuatnya. Pelaksanaan ibadah,

terutama shalat dan puasa diperketat pengawasannya. Lulus dalam ujian, agama

menjadi syarat untuk dapat naik tingkat. Hal-hal tersebut di atas membuat M.A.O.C

menjadi lebih populer di kalangan ulama India (Harun Nasution 1975: 176).

Page 14: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

14

Dalam pandangan politik, dia pada mulanya sependapat dengan Sayyid

Ahmad Khan. Dia menegaskan bahwa ummat Islam India yang hanya berjumlah

seperlima dari umat Hindu, kalau India telah ditinggalkan Inggris akan hidup

tertindas oleh mayoritas Hindu. Nyawa, harta, kehormatan dan agama umat Islam

akan dalam keadaan bahaya. Kelanjutan wujud umat Islam India akan dapat terjamin

dengan berlanjutnya kekuasaan Inggris di India. Tetapi setelah rencana pembagian

Bengal menjadi dua daerah pemilihan, daerah pemilihan Islam dan daerah pemilihan

Hindu dibatalkan, dia merubah pandangan politiknya. Katanya, Inggris bukan lagi

tempat orang Islam menggantungkan nasib, masa untuk itu telah berlalu. Pandangan

Viqar dapat terlihat pada tulisan artikelnya ‘The Fate of Muslim in India’ ( Mukti Ali

1993: 128)

Dengan demikian, pada masa pimpinan Viqar al-Mulk ini terlihat bahwa

ketergantungan Gerakan Aligarh kepada Inggris telah berkurang dan tidak lagi seperti

pada zaman Sayyid Ahmad Khan.

3. Altaf Husain Hali (1837-1914).

Tokoh India lainnya yang terkenal sebagai penyebar ide ide pembaruan Sayyid

Ahmad Khan adalah Altaf Husain Hali (1837 1914). Dia pernah bekerja sebagai

penerjemah di kantor Pemerintah Inggeris di Lahore, tetapi kemudian pindah ke

Delhi. Di sinilah dia berkenalan dengan Sayyid Ahmad Khan dan keduanya menjadi

teman baik. Hali terkenal sebagai seorang penyair, tetapi dia juga menulis karangan

karangan untuk Tahzib al-Akhlaq. Atas permintaan Sayyid Ahmad Khan dia menulis

syair tentang peradaban Islam di Zaman Klasik. Keluarlah di tahun 1879 apa yang

terkenal dengan nama Musaddas. Syair itu antara lain juga mengandung ide-ide

Aligarh. Musaddas sangat berpengaruh terhadap ummat Islam India, sehingga

dikatakan bahwa di samping M.A.O.C dan Muhammedan Educational Conference,

Musaddas-lah yang mempunyai jasa besar dalam mempopulerkan Gerakah Aligarh.

Page 15: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

15

Terhadap pendidikan wanita dia memandang adanya kesejajaran yang sama

dengan lelaki. Oleh karenanya dia lebih progresif dari Sayyid Ahmad Khan yang

memandang bahwa kaum wanita saat itu belum perlu mendapat pendidikan sebagai

kaum lelaki (Harun Nasution 1975: 178).

Dalam soal politik dia juga berpendapat bahwa ummat Islam India merupakan

suatu kesatuan tersendiri di samping umat Hindu. Tetapi dia tidak bersikap anti

Hindu, dia menganjurkan supaya penulis-penulis Islam India juga mempelajari

bahasa Hindu (Harun Nasution 1975: 178).

Semangat patriotisme Hali ini terlihat dalam syairnya (www.gampoalam.

blogspot.com):

Jika Anda ingin kebaikan dari negerimu.

Maka janganlah menganggap sebagai orang asing sesama patriot dari tanah airmu,

Apakah dia Muslim atau Hindu,

Apakah Budha atau Brahma,

Pandanglah mereka dengan mata persahabatan yang sahdu,

Anggaplah mereka seperti bagian hitam dari matamu.

4. Muhammad Syibli Nu’mani

Muhammad Syibli Nu’mani (1857 1914) diangkat pada tahun 1883 sebagai Asisten

Profesor Bahasa Arab di Aligarh. Dia mempunyai pendidikan Madrasah Tradisional

dan pernah pergi ke Mekah dan Medinah memperdalam pengetahuannya tentang

agama Islam (www.gampoalam.blogspot.com).

Ketika di M.A.O.C., dia berjumpa dengan ide ide baru yang dikemukakan

oleh Gerakan Aligarh dan tertarik padanya. Latar belakang pendidikan madrasahnya,

membuat dia tidak mempunyai sikap se-liberal Sayyid Ahmad Khan. Tetapi dia tidak

menentang pemakaian akal dalam soal-soal agama; mempelajari falsafat barat

Page 16: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

16

bukanlah haram. Ulama-ulama zaman klasik juga mempelajari dan banyak yang

menguasai filsafat. Pemikiran moderen dalam bentuk moderat dapat diterimanya.

Syibli Nu’mani tidak lama dalam pengabdiannya di Aligarh dan pada

akhirnya dia meninggalkannya, kemudian pergi ke Lucknow untuk memimpin

perguruan tinggi Nadwat al-Ulama (yang didirikannya pada tahun 1894). Pemikiran

modern moderat yang dianutnya membawa perubahan pada perguruan tinggi ini.

Salah satu dari muridnya yang kemudian menjadi pemimpin pembaharuan di abad

XX ialah Abdul Kalam Azad (TIM UIN Syarif Hidayatullah 2005, jilid I: 156).

Kritik Syibli yang membawa kepada sikap meninggalkan Aligarh adalah

bahwa sejak masa Sayyid Ahmad Khan telah terjadi pemisahan agama dari politik.

Walaupun pada kenyataannya Sir Sayyid sangat memperhatikan agama, Syibli

percaya bahwa agama sebagai bantuan untuk tujuan-tujuan duniawi. Ini barangkali

obsesi masa lalu ketika para ulama memegang kekuasaan spiritual sekaligus duniawi

(www.gampoalam.blogspot.com).

Pada masa inilah, gaung Aligarh mulai agak memudar, namun ide-ide

pembaharuan yang dicetuskan melalui lembaga ini terus dikembangkan oleh tokoh-

tokoh yang lahir kemudian.

F. Kesimpulan

Sayyid Ahmad Khan adalah pencetus pembaruan India. Berbagai pemikiran

pembaruan yang ditelornya sangat berpengaruh bagi kemajuan rakyat India

selanjutnya. Ide-ide pembaharuannya baik dalam pendidikan, keagamaan, juga dalam

bidang sosial politik merupakan refleksi dari gejolak sosial masa itu.

Sebagai langkah untuk membangkitkan kembali umat Islam, Sayyid Khan

mengemukakan langkah-langkah yang harus ditempuh: menjalin hubungan dengan

negara Inggris dan menyingkirkan penolakan kaum muslimin terhadap kemajuan

Barat mulai ia perjuangkan, mengambil ilmu-ilmu kebudayaan Barat, menafsirkan

ulang Islam dalam bidang pemikiran. Di samping itu, pembaruan dalam Islam dia

Page 17: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

17

memberikan penghargaan tinggi pada akal manusia, percaya kepada hukum alam

ciptaan Tuhan, menentang taklid dan pintu ijtihad masih terbuka lebar seiring dengan

perubahan zaman.

Paham dan pemikiran yang dianut Oleh Sayyid Ahmad Khan ada kesamaan

dengan faham yamg dianut oleh Qadariyah, misalnya manusia di anugrahi Tuhan

berbagai macam daya diantaranya fikiran yang berupa akal dan daya fisik untuk

merealisasikan kehendak. Dengan pikiran-pikirannya yang dianggap aneh sebagaian

kalangan Islam, dia dicap sebagai kafir.

M.A.O.C. di Aligarh merupakan cikal bakal bagi lahirnya tokoh-tokoh

pembaharu India yang akan mengantar India kepada kemajuan pasca keterpurukan –

kekalahan Mughal dan penguasaan Inggris di India. Aligarh melahirkan tokoh-tokoh

yang terus mengembangkan ide-ide pembaharuan Sir Sayyid, seperti Muhsin Al-

Mulk, Viqar al-Mulk, dan lain-lain. Dalam perkembangan selanjutnya M.A.O.C.

berkembang menjadi Universitas Aligarh yang pada akhirnya melahirkan tokoh-tokoh

penting, seperti Amir Ali, Muhammad Iqbal dan lain-lainnya.

M.A.O.C. adalah markas Gerakan Aligarh yang telah memberikan jalan

keluar pada persoalan-persoalan umat Islam di India

Page 18: Sayyid Ahmad Khan dan Gerakan Aligarh oleh M. Syafi'i WS al-Lamunjani _makalah 2009

18

REFERENSI

Ahmad, Akbar S., Living Islam (Bandung: Mizan, 1993)

Ali, Mukti, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan (Bandung, Mizan:

1993)

Al-Bahi, Muhammad, Pemikiran Islam Modern (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1986)

Houstma, Firt Encyclopedia of Islam (London: EJ. Brill, 1987)

Lavidus, Ira M., Sejarah Sosial Umat Islam (Jakarta, Bulan Bintang: 1975)

Nasution, Harun, Pembaharuan dalam Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1975)

Nichals, Baverley, Pakistan a Natioality (New York: Vintage Book, 1982)

Thoha, M. Chabib, Reformasi Filsafat Pendidikan Islam (Semarang: Pustaka Pelajar,

1996)

TIM UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam, (Jakrata: Ichtiar Baru Van Hoeve,

2005), Jilid I

TIM UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam, (Jakrata: Ichtiar Baru Van Hoeve,

2005), Jilid VIII

www.republika.co.id.html, 21-11-09

www.gampoalam.blogspot.com.html, 21-11-09

www.nicohendrick. wordpress.com.html, 21-11-09