satire sebagai praktik jurnalisme komedi (analisis

134
SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS SEMIOTIK ARTIKEL BERLABEL #2019GANTIPRESIDEN PADA MOJOK.CO) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Nani Yulianti NIM: 11140510000068 JURUSAN JURNALISTIK FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME

KOMEDI (ANALISIS SEMIOTIK ARTIKEL

BERLABEL #2019GANTIPRESIDEN PADA

MOJOK.CO)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Nani Yulianti

NIM: 11140510000068

JURUSAN JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS
Page 3: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS
Page 4: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS
Page 5: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

i

ABSTRAK

Nani Yulianti. SATIRE SEBAGAI PRAKTIK

JURNALISME KOMEDI (ANALISIS SEMIOTIK

ARTIKEL BERLABEL #2019GANTIPRESIDEN PADA

MOJOK.CO)

Dukungan kepada capres Prabowo Subianto dilakukan

dalam bentuk tagar #2019GantiPresiden baik secara online

maupun offline. Salah satu media online yang mengangkat isu

#2019GantiPresiden adalah Mojok.co. Mojok.co menggunakan

gaya bahasa satire yang biasanya digunakan dalam kesusasteraan,

tetapi kali ini diterapkannya dalam ranah jurnalistik.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan

mengenai bagaimana makna sebenarnya dari artikel satire

berlabel #2019GantiPresiden di Mojok.co dan bagaimana

Mojok.co mengonstruksi artikel satire berlabel

#2019GantiPresiden.

Penelitian yang dilakukan menggunakan paradigma

konstruktivis dengan pendekatan kualitatif. Peneliti

menggunakan teori satire dalam jurnalisme komedi dan metode

penelitian Semiotik Charles Sanders Peirce dalam memaknai

teks. Terdapat triangel of meaning dalam semiotik Charles

Sanders Peirce, yaitu sign, object, dan interpretant.

Dari data yang dianalisis, diperoleh data, yaitu: sign

menggambarkan penggunaan satire dalam artikel

#2019GantiPresiden. Object pada artikel ini berkisar pada

peristiwa yang berkaitan dengan gerakan #2019GantiPresiden.

Interpretant menggambarkan bagaimana makna sebenarnya

artikel #2019GantiPresiden yang menggunakan satire.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa artikel satire

#2019GantiPresiden di Mojok.co memperlihatkan sikap kontra

Mojok.co terhadap gerakan #2019GantiPresiden dengan

menggunakan gaya bahasa satire yang digunakan dalam

artikelnya.

Kata kunci: Satire, #2019GantiPresiden, Prabowo Subianto,

Semiotik

Page 6: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahhirobbil’alamin, puja dan puji syukur

peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayahnya sehingga dengan ridhonya peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam juga tidak lupa

peneliti junjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW.

Panjangnya proses yang dilalui dalam menyelesaikan

penelitian ini membawa begitu banyak kesan. Pelajaran demi

pelajaran diterima peneliti dengan penerimaan yang ikhlas. Kerja

keras, usaha, melawan ego, melawan diri sendiri, dan doa sebagai

pelengkap tidak akan pernah mengkhianati hasil untuk meraih

kesuksesan.

Peneliti secara khusus ingin mengucapkan terima kasih

kepada kedua orang tua, yaitu: Mamak Nurhasanah dan Bapak

Sarmanan yang telah memberikan semangat dan kasih sayang,

serta doa yang tak ada hentinya untuk peneliti. Terima kasih

untuk semua keringat, senyum, kesabaran, dan pengorbanan

mamak dan bapak untuk peneliti. Terima kasih untuk selalu

mendukung segala keputusan peneliti dan bersabar dalam urusan

penggarapan penelitian ini. Semoga Allah mengampuni

kesalahannya, memberikan kesehatan dan umur panjang, serta

senantiasa dalam lindungan Allah SWT.

Page 7: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

iii

Skripsi ini tentu juga tidak serta merta terselesaikan

dengan baik tanpa keterlibatan para pihak yang dari awal hingga

akhir penulisan skripsi ini memberikan bantuan dan

kerjasamanya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan

terima kasih tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M.Ed., Ph.D., Wakil

Dekan Bidang Akademik, Dr. Siti Napsiyah, MSW.,

Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum Dr. Sihabudin

Noor, MA., serta Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Drs. Cecep Castrawijaya, MA.

2. Ketua Jurusan Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si., serta

Sekretaris Jurusan Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,

M.A. yang telah meluangkan waktunya untuk sekedar

berkonsultasi dan meminta bantuan dalam hal

perkuliahan.

3. Dosen Pembimbing Skripsi, Bintan Humeira, S.Sos, M.Si,

yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

membimbing, mengarahkan, dan memberikan banyak

pelajaran yang menemani peneliti menyelesaikan

penelitian ini dari masa hamil smapai melahirkan anak

kedua.

4. Seluruh dosen pengajar dan staf akademik Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan

ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

Page 8: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

iv

5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah menyediakan

buku serta fasilitas lainnya, sehingga peneliti mendapat

banyak referensi dalam penelitian ini.

6. Mojok.co dan seluruh tim redaksi.

7. Sri Suryani Ningsih selaku kakak peneliti yang selalu

mendukung baik moral maupun finansial dan Said Riyadi

Abdii yang selalu menemani dalam segala macam situasi.

8. Teater Syahid atas semua pelajaran, tantangan, tanggung

jawab, masalah, dan semua ilmu yang diberikan selama

berproses di sana, dan seluruh anggotanya yang banyak

menghabiskan waktu untuk berproses bersama sejak awal

kuliah, Fadli Rudiansyah, Khairul Fiqih Firmansyah,

Imron Rosyadi dan banyak lainnya.

9. Teman sekaligus sahabat, Ajijah Munawaroh, Wulan Sari,

Dhia Armanita, Eka Purwati, Mita Karena dan Siti

Khoriah. Terima kasih sudah menjadi bagian dari sistem

pendukung peneliti sejak SMK.

10. Teman sekaligus sahabat Geng Segala Rupaku, Hawa

Muharrama, Khairunisa, Dede Uswatun Hasanah, Sinaida

Fahima, dan Sururoh Tullah Adedoin Uthman. Terima

kasih yaaaaak!

Page 9: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

v

11. Teman-teman Jurnalistik 2014 yang telah berjuang

bersama dalam mengikuti perkuliahan selama hampir

empat tahun. Terima kasih atas pertemanan,

pembelajaran, dan pengalaman yang telah diberikan

kepada peneliti.

12. KKN EMBUN 05 yang sudah menyelesaikan misi KKN

bersama di Desa Bojong tahun 2017 lalu.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan budi

baik mereka dengan balasan yang setimpal. Peneliti menyadari

skripsi ini masih belum mencapai kesempurnaan, namun peneliti

telah berusaha semaksimal mungkin untuk dapat

menyelesaikannya dengan baik. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 4 Oktober 2019

Nani Yulianti

Page 10: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ............................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ x

BAB I ..................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Batasan Masalah ........................................................................ 7

C. Rumusan Masalah ...................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ................................. 7

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ........................................................ 9

F. Metodologi Penelitian .............................................................. 10

G. Sistematika Penulisan .............................................................. 14

BAB II ................................................................................................. 16

KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 16

A. Jurnalistik ................................................................................. 16

1. Produk Jurnalisik Opini (Views) .......................................... 19

2. Bahasa Jurnalistik ................................................................ 21

3. Gaya Bahasa Jurnalistik ....................................................... 22

B. Jurnalisme Online .................................................................... 23

1. Pengertian Jurnalisme Online .............................................. 23

Page 11: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

vii

2. Karakteristik Jurnalisme Online ........................................... 27

C. Jurnalisme Komedi .................................................................. 30

D. Satire ........................................................................................ 32

1. Hakikat dan Pengertian Satire .............................................. 32

2. Jenis, Karakteristik, dan Unsur Satire .................................. 33

E. Analisis Semiotika ................................................................... 36

1. Pengertian Semiotika ........................................................... 36

2. Semiotika model Charles S. Peirce ...................................... 41

F. Riset Terdahulu tentang Jurnalisme Komedi dan Satire dalam

Jurnalisme ................................................................................ 45

BAB III ................................................................................................ 51

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN............................... 51

A. Profil Mojok.co ........................................................................ 51

B. Masa Vakum Mojok.co ............................................................ 54

C. Media Sosial Mojok.co ............................................................ 56

D. Rubrik di Mojok.co .................................................................. 57

E. Struktur Redaksional Mojok.co ............................................... 62

BAB IV ................................................................................................ 64

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ............................................ 64

A. Analisis Teks Artikel “Merenungi Aksi Bullying Massa

#2019GantiPresiden di Arena Car Free Day” - 672 Shares – 30

April 2018 ................................................................................ 66

B. Analisis Teks Artikel “Relawan #2019GantiPresiden

Rencanakan Mudik Bareng Lewat Tol Era Presiden Yang Mau

Diganti” – 1.400 Shares – 31 Mei 2018 ................................... 74

Page 12: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

viii

C. Analisis Teks Artikel “Ahmad Dhani Yang Diusir Di Kampung

Halamannya Sendiri” – 27 Agustus 2018 ................................ 84

BAB V ................................................................................................. 92

PEMBAHASAN ................................................................................. 92

A. Interpretasi Penelitian .............................................................. 92

BAB VI .............................................................................................. 101

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 101

A. Simpulan ................................................................................ 101

B. Implikasi................................................................................. 102

C. Saran ...................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 105

LAMPIRAN...................................................................................... 105

A. Artikel “Merenungi Aksi Bullying Massa #2019GantiPresiden

di Arena Car Free Day” – 30 April 2018 ............................... 105

B. Artikel “Relawan #2019GantiPresiden Rencanakan Mudik

Bareng Lewat Tol Era Presiden Yang Mau Diganti” – 31 Mei

2018 ........................................................................................ 107

C. Artikel “Ahmad Dhani Yang Diusir Di Kampung Halamannya

Sendiri” – 27 Agustus 2018 ................................................... 110

Page 13: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Unsur-unsur Tanda .................................................... 40

Tabel 3.1 Media Sosial Mojok.co .............................................. 57

Tabel 4.1 Rekap Analisis Semiotik Artikel 1 ............................ 66

Tabel 4.2 Rekap Analisis Semiotik Artikel 2 ............................ 74

Tabel 4.3 Rekap Analisis Semiotik Artikel 3 ............................ 84

Page 14: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Tanda, Objek, dan Interpretant (Triangel

of Meaning) ................................................................................ 44

Gambar 3.1 Logo Mojok.co ....................................................... 54

Gambar 3.2 Tampilan Mojok.co Setelah Ditutup ...................... 55

Page 15: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan satire yang masuk ke dalam ranah komedi

dalam jurnalistik menciptakan sebuah konsep baru bernama

jurnalisme komedi. Satire biasanya disampaikan dalam

bentuk ironi, sarkasme, atau parodi. Sedangkan menurut JS

Badudu (1988) jurnalistik memiliki karakteristik khusus

dalam penggunaan bahasanya yaitu singkat, padat,

sederhana, lugas, menarik, lancar dan jelas. Penggabungan

dua konsep ini menciptakan sebuah alternatif baru di mana

jurnalistik selain dapat menjadi sumber informasi tetapi juga

dapat menghibur.

Abad 21 mulai berkembang istilah jurnalisme komedi

yang menggunakan gaya bahasa satire. Salah satu media di

Indonesia yang menggunakan gaya bahasa satire adalah

Mojok.co. Mojok.co adalah sebuah media online yang berdiri

pada tahun 2014 yang dikenal menggunakan konsep tulisan

satire yang biasanya digunakan dalam kesusastraan.

Sebagai salah satu media online, Mojok.co mengangkat

isu-isu terkini seperti politik yang tengah memanas menuju

pemilihan presiden (pilpres) tahun 2019. Salah satu artikel

yang banyak dihasilkan oleh Mojok.co menjelang pilpres

adalah artikel dengan tags #2019GantiPresiden.

Page 16: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

2

Pergolakan menuju pilpres ini tidak hanya dirasakan

oleh para calon presiden dan wakil presiden, tetapi juga

dirasakan oleh para pendukung dari masing-masing kubu.

Hal ini dapat dilihat salah satunya adalah dari ramainya

hastag atau tagar yang berkembang di media sosial, yang

diusung oleh para pendukung masing-masing kubu untuk

mendukung pilihannya menuju kursi presiden dan wakil

presiden Republik Indonesia untuk periode 2019-2024.

Media online yang secara kreatif memodifikasi dirinya

dalam varian yang beragam, dengan mudah mendapatkan

respon aktif dari masyarakat luas. Pelbagai isu sosial politik

berkembang menjadi diskursus publik melalui internet,

diperbincangkan secara intens, sekaligus diproduksi dan

disirkulasikan secara masif.1 Hal ini seperti yang terjadi

ketika Mardani Ali Sera, seorang politikus dari Partai

Keadilan Sejahtera (PKS), menuliskan di media sosialnya

(twitter) pada bulan Maret 2018, tentang keinginannya untuk

mengganti presiden pada pilpres tahun 2019. Dalam tulisan

tersebut Mardani Ali Sera menggunakan tagar

#2019GantiPresiden. Tulisan Mardani Ali Sera itu menuai

berbagai respon dari masyarakat luas baik yang pro ataupun

kontra.

Popularitas media sosial di berbagai kalangan membuat

pesan aktivisme yang disampaikan oleh Mardani Ali Sera

lebih mudah disebarkan ke banyak orang dan dalam waktu

1 Rendi Pahlun Wadipalapa, Meme Culture & Komedi-Satire Politik:

Kontestasi Pemilihan Presiden dalam Media Baru, (Surabaya, 2015) h.1

Page 17: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

3

yang lebih singkat. Penelitian yang dilakukan oleh Drone

Empirit menyatakan bahwa sejak tanggal 1-10 April 2018

terdapat 110 ribu mention untuk tagar #2019GantiPresiden,

sedangkan untuk tagar #Jokowi2Periode hanya terdapat 18

ribu mention.2 Sejak ramainya tagar #2019GantiPresiden di

dunia maya, lahir juga sebuah gerakan sosial

#2019GantiPresiden yang berbasis offline, yang ditujukan

untuk membela Prabowo Subianto sebagai calon presiden di

pilpres 2019.

Bonilla dan Rosa (2015) yang meneliti soal aktivisme

tagar #Ferguson mengatakan bahwa “Begitu suatu wacana

ramai diperbincangkan di media sosial, potensi diangkatnya

wacana ini di media-media lain seperti televisi, radio dan

surat kabar pun akan meningkat,”. Hal ini yang juga terjadi

dengan tagar #2019GantiPresiden, di mana banyak media

massa khususnya online yang mengangkat isu tentang ini.

Banyaknya media yang memberitakan tentang

#2019GantiPresiden sudah tentu memiliki pandangan dan

presepsi yang berbeda. Hal tersebut dapat dilihat melalui

bagaimana gaya bahasa, pilihan kata maupun kalimat yang

digunakan pada pemberitaan tersebut. Pemberitaan

#2019GantiPresiden merupakan berita yang cukup

kontroversial mengingat sedang memanasnya dunia

perpolitikan di Indonesia. Sudah menjadi barang tentu bahwa

menuliskannya adalah sebuah tantangan yang harus

2 https://www.viva.co.id/digital/digilife/1025352-2019gantipresiden-

kalahkan-jokowi2periode diakses pada 13 September 2018

Page 18: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

4

dilakukan oleh seorang wartawan untuk menyajikan sebuah

berita yang aktual dan faktual serta berimbang.

Mojok.co yang dikenal dengan media yang memiliki

gaya bahasa satire memberitakan tentang

#2019GantiPresiden. Sebagai sebuah media, Mojok.co

memberikan pandangan lain dari media mainstream melalui

gaya bahasa yang jarang ditemui di dunia jurnalistik. Dengan

menggunakan gaya bahasa satire, Mojok.co memberikan

sindiran atau ejekan tentang fenomena yang berkaitan

dengan #2019GantiPresiden.

Satire adalah penggabungan antara unsur ironi dan

sarkasme, dan biasanya dikemas dalam bentuk humor.

Menurut Oxford Dictionary, satire memiliki tujuan dalam

mengekspose dan mengkritik kesalahan orang, sehingga

sebuah satire selalu mempunyai fungsi kritik (Berger, 1997).3

Berdasarkan temuan dari Pew Survey (2004), penonton kaum

muda dan dewasa yang menyaksikan acara komedi tengah

malam menunjukkan bahwa acara itu bukan hanya sekedar

sebagai sumber hiburan, tetapi juga kesempatan untuk

menambahkan kesadaran politik. Dengan alasan ini,

Geoffrey Baym menyarankan agar acara yang menggunakan

satire politik, seperti The Daily Show, harus dipertimbangkan

sebagai bentuk jurnalistik alternatif. Memanfaatkan satire

telah terbukti menjadi fitur yang menarik dalam

pemrograman berita, menarik demografis kelompok

3 Rendi Pahlun Wadipalapa, Meme Culture & Komedi-Satire Politik:

Kontestasi Pemilihan Presiden dalam Media Baru, (Surabaya, 2015) h.7

Page 19: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

5

khalayak yang kurang terlibat secara politik. Apalagi,

pemrograman berita satire dapat dianggap sebagai alternatif,

karena satire memainkan peran penting dalam membedah

dan mengkritik kekuasaan.4

Mojok.co adalah media online yang berbasis di

Yogyakarta dan berdisi sejak 2014. Mojok.co adalah media

santai yang mewadahi tulisan para penulis yang punya energi

serta kreativitas berlebih. Sebuah media alternatif dengan

konten segar dan menghibur. Mojok.co saat ini menerbitkan

artikel dan komik dengan pilihan tema yang beragam. Ada

20 rubrik yang terdiri dari Esai, Komik, Movi, Malam Jumat,

Rerasan, Khotbah, Kepala Suku, Versus, Pojokan, Konter,

Otomojok, Balbalan, Liputan, Kilas, Moknyus, Nafkah, List,

Curhat, Celengan dan Resah. Selain ditulis oleh Redaksi

Mojok, konten-konten di Mojok.co juga termasuk kiriman

dari para kontriburor.5

Ramainya perbincangan tentang #2019GantiPresiden

direspon oleh Mojok.co dengan menerbitkan 38 artikel

berlabel #2019GantiPresiden sejak bulan April 2018 sampai

dengan Oktober 2018 dengan total 12.913 shares (data per

10 September 2018). Hal ini menandakan bahwa jauh

sebelum pilpres dimulai, media sudah ramai menjadikan

politik sebagai objek utama liputan. Rubrik khusus tentang

politik disediakan oleh media massa untuk memberikan

4 Geoffrey Baym, The Daily Show:Discursive Integration and the

Reinvention of Political Journalism, Political Communication, (Taylor &

Francis Inc: 2006) 22: h.259-276 5 www.mojok.co/tentang/ diakses pada 28 November 2018 pukul 13.15

Page 20: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

6

uraian yang lebih rinci dan mendalam mengenai

perkembangan politik yang sedang berlangsung setiap hari.

Mojok.co selain bertujuan untuk memberikan informasi

kepada khalayak, juga bertujuan menghibur dengan

menghadirkan sindiran atau ejekan di setiap artikelnya.

Tetapi sebagai sebuah media, Mojok.co mengaburkan

ketentuan bahasa jurnalistik yang dikenal kaku, lugas, padat,

jelas dalam mengonstruksi sebuah makna dari tanda yang

diciptakan dalam artikel #2019GantiPresiden.

Hal tersebut menarik perhatian penulis untuk dijadikan

bahan penelitian. Penulis akan meneliti lebih jauh makna

tanda yang digunakan oleh Mojok.co yang menggunakan

gaya bahasa satire. Penelitian ini akan menggunakan Analisis

Semiotik oleh Charles S. Peirce untuk menelaah sistem tanda

yang digunakan oleh Mojok.co berupa lambang dan kalimat.

Analisis semiotik berupaya menemukan makna tanda

termasuk hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah tanda

(teks, iklan, berita).6 Penulis akan menjabarkan artikel dalam

Mojok.co yang memberikan sebuah makna lain dari kalimat

dan gaya bahasa satire yang digunakannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka melalui penelitian ini

penulis ingin mengetahui makna tanda yang digunakan

Mojok.co yang menggunakan gaya bahasa satire pada artikel

dengan label #2019GantiPresiden dengan judul SATIRE

6 Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Disertai Contoh

Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran), (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007),

h.266.

Page 21: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

7

SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI

(ANALISIS SEMIOTIK ARTIKEL BERLABEL

#2019GANTIPRESIDEN PADA MOJOK.CO).

B. Batasan Masalah

Pada penelitian ini penulis membatasi masalah

penelitian dan memfokuskan penelitian tentang makna satire

yang dilakukan oleh redaksi Mojok.co pada artikel dengan

label #2019GantiPresiden pada tiga buah artikel yang

dihasilkan dalam rentang bulan April sampai Oktober 2018.

Artikel tersebut menduduki posisi tiga artikel dengan jumlah

shares yang cukup tinggi (data per 10 September 2018) dan

memiliki ciri satire yang begitu terlihat.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis

merumuskan masalah penelitian ini secara umum, bagaimana

analisis makna tentang artikel yang menggunakan gaya

bahasa satire tentang #2019GantiPresiden di Mojok.co?

Bagaimana Mojok.co mengonstruksi sebuah makna dengan

menggunakan gaya bahasa satire dalam artikelnya tentang

#2019GantiPresiden dilihat dari segi tanda (sign), acuan

tanda (objek), dan pengguna tanda (interpretant)?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Page 22: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

8

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk

mendeskripsikan makna tanda penggunaan satire dalam

artikel ber-tags #2019GantiPresiden di Mojok.co dengan

analisis Semiotik Charles Sanders Peirce yang terdiri dari

tanda (sign), acuan tanda (objek), dan pengguna tanda

(interpretant).

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan

menjadi bahan tambahan untuk mengkaji teori-teori

yang sudah ada dan dapat memberikan kontribusi pada

disiplin ilmu jurnalistik.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan

dapat menambah wawasan bagi penelitian serupa dan

memberikan gambaran tentang bagaimana sebenarnya

media massa online mengonstruksi berita. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pekerja

media online dalam menayangkan berita seputar dunia

politik kepada khalayak. Terlebih, penelitian ini

memiliki manfaat sebagai salah satu pendukung dari

lahirnya para pekerja yang menggunakan konsep baru

perihal jurnalistik yang mengedepankan konsep berita

yang juga menghibur.

Page 23: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

9

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Penulis telah melakukan tinjauan pustaka ke beberapa

perpustakaan untuk meninjau hasil penelitian terlebih dahulu

yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan ini. Penulis tidak menemukan adanya penelitian

terdahulu yang terkait dengan konsep satire dalam jurnalisme

komedi dengan Semiotik model Charles S. Peirce dalam

artikel dengan tagar #2019GantiPresiden di Mojok.co.

Namun, peneliti menemukan beberapa penelitian yang

terdahulu yang pembahasannya mendekati apa yang diteliti

oleh penulis. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Judul skripsi “Satire Dalam Kumpulan Cerpen Kuda

Terbang Maria Pinto Karya Linda Christanty dan

Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia” oleh Yanty Nuryanah Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Judul skripsi “Semiotik Korupsi dalam Lirik Lagu

Rekening Gendut Karya Iwan Fals” oleh Dina

Karomatunisa Konsentrasi Jurnalistik Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jurnal dengan judul “Menertawakan Politik: Anak Muda,

Satire, dan Parodi dalam Situs Mojok.co” oleh Wisnu

Prasetya Utomo dari Remotivi.

Page 24: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

10

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Wimmer dan Dominick (2002:102) menyebut

pendekatan dengan paradigma, yaitu seperangkat teori,

prosedur dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana

peneliti melihat dunia.7 Dalam penelitian ini penulis

menggunakan paradigma konstruktivis.

Dalam paradigma konstruktivis, data adalah sesuatu

yang menjadi perasaan dan keinginan pihak yang diteliti

untuk menyatakannya dengan penafsiran atau konstruksi

makna. Pandangan mendasar tentang apa yang menjadi

pokok persoalan dalam penelitian ini akan dilihat dari

perangkat tanda sebuah media dalam melihat suatu

peristiwa untuk kemudian diolah dan dimaknai sebagai

sebuah informasi yang layak untuk disebarkan kepada

masyarakat luas.

Paradigma konstruktivis dalam penelitian ini

bermaksud mengetahui bagaimana Mojok.co

mengonstruksi sebuah peristiwa dengan menggunakan

tanda-tanda dalam pemberitaan tentang

#2019GantiPresiden.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Banyak

7 Rachmat Kriyantono, S.Sos., M.Si, Teknik Praktis Riset Komunikasi

(Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising,

Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran), (Jakarta, Kencana Prenada

Media Group, 2007), h.50

Page 25: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

11

anggapan bahwa pendekatan kualitatif datanya berupa

statement-statement atau pernyataan-pernyataan. Anggapan

ini tidak sepenuhnya salah, tapi terlalu menyederhanakan

pendekatan kualitatif. Sebenarnya falsafah yang amat

mendasar dari pendekatan ini adalah metodologi kualitatif

berasal dari pendekatan interpretif (subjektif). Pendekatan

kualitatif mempunyai dua varian, yakni konstruktivis dan

kritis.8

Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menjelaskan

fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan

data sedalam-dalamnya. Dalam riset kualitatif lebih

ditekankan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya

(kuantitas) data.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode dengan menggunakan Semiotik Charles

Sanders Peirce. Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda.

Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan

dengannya, cara fungsinya, hubungannya dengan tanda-

tanda lain, pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka

yang menggunakannya.9

8 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Disertai

Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran), (Jakarta, Kencana Prenada Media

Group, 2007), h.55 9 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Disertai

Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran), (Jakarta, Kencana Prenada Media

Group, 2007), h.256

Page 26: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

12

Semiotika berangkat dari tiga elemen utama, yang

disebut Charles Sanders Peirce teori segitiga makna atau

triangel meaning, yaitu tanda (sign), acuan tanda (objek),

dan pengguna tanda (interpretant).

Fenomena yang menjadi kasus penelitian ini adalah

substansi isi artikel pada Mojok.co. Oleh karenanya peneliti

akan menampilkan satire politik yang menjadi pokok

keuntungan dan kekuatan kontrol pada isi artikel tentang

#2019GantiPresiden di Mojok.co dengan mendeskripsikan

kalimat yang satire politik sebagai fokus dari metode

semiotik.

Semiotik akan membahas tentang makna lain yang

diberikan dari tanda-tanda dalam pemberitaan

#2019GantiPresiden yang dilihat dari tiga elemen. Penulis

akan menganalisis ketiga elemen tersebut yang nantinya

akan memberikan pemaknaan baru dari tanda-tanda yang

sudah diciptakan oleh Mojok.co untuk kemudian penulis

akan menyimpulkan hasil temuan dari analisis tersebut.

Hasil dari penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu

memberikan gambaran mengenai bagaimana Mojok.co

menciptakan sebuah berita untuk disebarkan kepada

khalayak luas.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah media online Mojok.co

sedangkan objek yang dimaksud adalah artikel dengan label

#2019GantiPresiden yang telah diseleksi berdasarkan

tingginya jumlah shares dan tingkat satire.

Page 27: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

13

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Dikarenakan penelitian ini hanya menggunakan teks

sebagai objek yang diteliti, maka penelitian dilakukan di

Jakarta, tidak di Yogyakrata tempat Mojok.co berasal.

Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu terhitung dari

Januari sampai September 2019.

6. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,

maka dalam pengumpulan datanya peneliti akan

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu

sebagai berikut;

1. Observasi adalah kegiatan pengamatan melalui panca

indera manusia untuk mendapatkan hasil riset yang

komprehensif dan mendalam.10

Jenis observasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi non

partisipan. Observasi non partisipan berarti pengamatan

yang dilakukan secara langsung terhadap artikel berlabel

#2019GantiPresiden di Mojok.co.

2. Dokumentasi atau kajian literatur pustaka adalah data

yang peneliti peroleh berdasarkan sumber-sumber

tertulis seperti buku, majalah, dan lain sebagainya.

Kajian literatur dalam penulisan ini merupakan teori-

teori yang uraiannya didapat melalui beberapa sumber

buku. Teori dan pengetahuan yang didapat digunakan

10

Burhan Bungin, Metodologi Penulisan Kuantitatif; Komunikasi;

Ekonomi; Kebijakan Publik, Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta, PT

Fajar Interpratama Mandiri, 2005) h. 107

Page 28: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

14

untuk mengamati dan menganalisa hasil temuan

lapangan mengenai unsur satire dalam praktik jurnalisme

komedi tentang artikel dengan label #2019GantiPresiden

di Mojok.co.

7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Semiotik Charles Sanders Peirce. Setelah data

yang didapat diklasifikasikan, akan dilakukan analisis data

sesuai dengan tujuan penelitian untuk kemudian disajikan

dalam bentuk laporan ilmiah.

Semiotik berangkat dari tiga elemen utama, yang

disebut Charles Sanders Peirce teori segitiga makna atau

triangel meaning, yaitu tanda (sign), acuan tanda (objek),

dan pengguna tanda (interpretant).

8. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan

Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diputuskan

oleh rektor dalam keputusan Nomor 507 tahun 2017.

G. Sistematika Penulisan

Penelitian yang akan dibahas terdiri dari lima bab, dan

masing-masing bab terdiri dari sub bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN yang di dalamnya mencakup;

latar belakang masalah, masalah penulisan,

rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, pembatasan penulisan, metodologi

Page 29: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

15

penulisan, kajian pustaka dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA merupakan tinjauan teoritis

yang akan digunakan dalam penulisan. Di

dalamnya meliputi; konsep tentang produk

jurnalistik, konsep jurnalisme komedi, konsep

satire, teori semiotik model Charles Sanders

Peirce, dan penelitian terdahulu tentang satire dan

jurnalisme komedi.

BAB III GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

media yang membahas; profil Mojok.co, rubrik

yang berada di media Mojok.co, dan struktur

redaksional Mojok.co.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN bab hasil

analisis dan temuan penulis yang mencakup;

temuan dan analisa makna dengan konsep satire

dalam jurnalisme komedi yang terdapat dalam teks

pada artikel tentang #2019GantiPresiden di

Mojok.co.

BAB V PEMBAHASAN berisi uraian tentang mengaitkan

latar belakang, teori, dan rumusan teori yang

dihasilkan dari penelitian yang telah dilakukan

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN yang

membahas kesimpulan dari keseluruhan penelitian

dan saran.

Page 30: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Jurnalistik

Kata jurnalistik secara etimologi artinya kewartawanan

atau kepenulisan. Jurnalistik berasal dari kata diurnalis

(Latin), journal (Inggris), atau du jour (Prancis), yang berarti

informasi atau peristiwa yang terjadi sehari-hari.1 Sedangkan

secara terminologi, jurnalistik mengandung tiga pengertian,

yaitu; jurnalistik adalah proses atau kegiatan mencari,

mengumpulkan, menyusun, mengolah/menulis, mengedit,

menyajikan, dan menyerbarluaskan berita kepada khalayak

melalui saluran media massa; jurnalistik adalah keahlian atau

keterampilan menulis karya jurnalistik, termasuk keahlian

dalam pencarian berita, peliputan peristiwa, dan wawancara;

jurnalistik adalah bagian dari bidang kajian

komunikasi/publisistik, khususnya mengenai pembuatan dan

penyebarluasan informasi melalui media massa. Jurnalistik

tergolong ilmu terapan yang sifatnya dinamis dan terus

berkembang seiring perkembangan teknologi informasi dan

komunikasi, serta dinamika masyarakat itu sendiri.

Jurnalistik secara praktis adalah proses pembuatan informasi

1 Mondry, Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik Edisi Kedua,

(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2008) h.16

Page 31: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

17

hingga penyebarluasannya melalui media massa, baik

melalui media cetak, elektronik, maupun media online.2

Jurnalistik merupakan bagian dalam Ilmu Komunikasi,

di mana di dalamnya jurnalistik banyak bersinggungan

dengan pesan-pesan dan informasi untuk disampaikan

kepada khalayak luas. Penyebaran informasi yang dilakukan

oleh jurnalistik tidak hanya dilakukan melalui surat kabar—

yang mana sangat melekat dengan jurnalistik—tetapi juga

disebarkan melalui media lain seperti televisi dan radio.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media

baru lain muncul untuk menyebarluaskan hasil karya

jurnalistik seperti media online. Khalayak yang dituju dalam

jurnalistik bersifat heterogen dan dengan jangkauan yang

cukup luas, hal ini hampir memiliki kesamaan dengan

pengertian daripada komunikasi massa, meskipun terdapat

beberapa perbedaan di dalamnya, tetapi jelas bahwa

jurnalistik sebagai cikal bakal ilmu komunikasi tidak terlepas

dari kajian seluruh aspek media massa. Tidak hanya terbatas

pada kajian media cetak, surat kabar atau majalah, tapi juga

media elektronik, dan bahkan kini mencakup pula media

online. Sebab, seluruh jenis media massa tersebut melakukan

kegiatan jurnalistik untuk melayani kebutuhan dan keinginan

khalayaknya terhadap informasi. 3

2 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar; Teori dan Praktik,

(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011) h.4-5 3 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar; Teori dan Praktik,

(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011) h.12

Page 32: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

18

Selain memiliki kedekatan dengan komunikasi massa,

jurnalistik juga sangat dekat dengan pers. Pers adalah

lembaga kemasyarakatan, pers merupakan subsistem

kemasyarakatan tempat ia berada bersama-sama dengan

subsistem lainnya (Indah Suryawati: 2003). Banyak orang

masih beranggapan bahwa pers itu adalah media cetak, hal

ini dikarenakan surat kabar—media cetak—memiliki umur

yang sudah cukup tua dibandingan dengan media lain. Tetapi

radio, televisi, dan film, serrta internet juga disebut sebagai

pers dalam artian penerbitan.

Jurnalistik dan pers memiliki kedekatan dikarenakan

adanya beberapa persamaan antara keduanya, yaitu memiliki

objek material yang sama—manusia dan interaksi

antarmanusia; serta objek formal—informasi atau pernyataan

manusia. Meskipun memiliki kesamaan, jurnalistik dan pers

terdapat perbedaan, perbedaan itu terletak pada substansi

aktivitasnya. Jurnalistik mengurusi urusan pemberitaan,

sedangkan pers lebih mengurusi sarana yang memungkinkan

berita itu dipublikasikan.

Dalam praktik jurnalistik, berita menduduki posisi

pertama, walaupun tidak dapat dipungkiri sebuah media juga

bukan hanya berisi berita, tetapi juga terdapat opini, dan juga

iklan. Informasi dalam jurnalistik dibagi menjadi dua jenis;

berita dan opini atau pendapat (Indah Suryawati; 2003).

Haris Sumadiria (Haris Sumadiria, 2008, h.6) membagi isi

media dalam tiga kelompok besar, yaitu; berita, opini dan

iklan. Dari ketiga kelompok tersebut, Haris Sumadiria

Page 33: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

19

menyebutkan bahwa hanya berita (news) dan opini (views)

yang masuk ke dalam produk jurnalistik.

Kelompok berita, meliputi antara lain berita langsung

(straight news), berita menyeluruh (comprehensive news),

berita mendalam (depth news), pelaporan mendalam (depth

reporting), berita penyelidikan (investigative news), berita

khas bercerita (feature news), berita gambar (photo news).

Sedangkan kelompok opini (views), meliputi tajuk rencana,

karikatur, pojok, artikel, kolom, esai, dan surat pembaca4.

1. Produk Jurnalisik Opini (Views)

a. Tajuk Recana

Tajuk recana atau editorial adalah opini berisi

pendapat dan sikap resmi suatu media terhadap

persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang

berkembang dalam masyarakat. Tajuk racana ini

merupakan opini dari media tersebut.

b. Karikatur

Karikatur adalah representasi sikap atau karakter

seseorang dengan cara melebih-lebihkan sehingga

melahirkan kelucuan.

c. Pojok

Pojok adalah kutipan pernyataan singkat nara

sumber atau peristiwa tertentu yang dianggap menarik

atau kontroversial untuk kemudian dikomentari oleh

4 AS Haris Sumbadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan

Featrue; Panduan Praktis Jurnalis Profesional. (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2008) Cet. Ke-3, h.6

Page 34: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

20

pihak redaksi dengan kata-kata atau kalimat yang

mengusik, menggelitik, dan adakalanya reflektif.

d. Artikel

Artikel adalah tulisan lepas berisi opini seseorang

yang mengupas tuntas suatu masalah tertentu yang

sifatnya aktual dan atau kontroversional dengan tujuan

untuk memberitahu, memengaruhi, dan meyakinkan,

atau menghibur khalayak pembaca.

e. Kolom

Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih

banyak menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan

terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat

dalam masyarakat. Kolom lebih banyak mencermikan

cap pribadi penulis. Sifatnya memadatkan makna.

Bandingkan dengan sifat artikel yang lebih banyak

memapar melebar. Kolom ditulis secara inferensial.

Atrikel ditulis secara referensial.

f. Surat Pembaca

Surat pembaca adalah opini singkat yang ditulis

oleh pembaca dan dimuat dalam rubrik khusus surat

pembaca.

Page 35: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

21

2. Bahasa Jurnalistik

Dalam jurnalistik, bahasa yang digunakan berbeda

dengan bahasa sehari-hari. Jurnalistik memiliki ciri

khusus dalam penggunaan bahasa, yaitu sebagai berikut:5

a. Sederhana, mengutamakan kata atau kalimat yang

diketahui banyak orang.

b. Singkat, langsung kepada pokok masalah.

c. Padat, sarat akan informasi.

d. Lugas, tegas tidak ambigu dan menghindari

eufemisme atau penghalusan kata.

e. Jelas, mudah ditangkap maksudnya.

f. Jernih, maksudnya transparan, jujur, tidak

menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat

negatif.

g. Menarik, mampu membangkitkan minat dan

perhatian khalayak.

h. Demokratis, tidak mengenal tingkatan, pangkat,

kasta.

i. Populis, istilah dan kalimat yang akrab di telinga

khalayak.

j. Logis, adalah kata, istilah, kalimat harus dapat

diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat.

k. Gramatikal, berarti kata, istilah, kalimat yang dipakai

harus mengikuti kaidah tata bahasa baku.

l. Menghindari kata tutur.

5 Suhaimi dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009) h.11-17

Page 36: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

22

m. Menghindari kata dan istilah asing.

n. Pilihan diksi yang tepat.

o. Mengutamakan kalimat aktif.

p. Menghindari kata atau istilah teknis.

q. Tunduk kepada kaidah etika.

3. Gaya Bahasa Jurnalistik

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang

dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan

memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda

atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih

umum. Gaya bahasa dibagi menjadi empat bagian besar,

yaitu sebagai berikut:6

a. Gaya bahasa perbandingan

Membandingkan dua hal yang sama atau dua hal yang

berbeda. Gaya bahasa perbandingan mencakup

sepuluh jenis, yaitu: perumpamaan, metafora,

personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis,

pleonasme dan tautologi, perifrasis, anitisipasi, dan

koreksio.

b. Gaya bahasa pertentangan

Membandingkan dua hal yang berlawanan atau

bertolak belakang. Gaya bahasa pertentangan

mencakup 12 jenis, yaitu: hiperbola, litotes, ironi,

oksimoron, satire, ineundo, antifrasis, paradoks,

klimaks, antiklimaks, sinisme dan sarkasme.

6 AS Haris Sumbadiria, Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis Penulis

dan Jurnalis, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, Cet. Ke-2 2008), hal.145

Page 37: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

23

c. Gaya bahasa pertautan

Menunjukkan adanya hubungan pertautan atau

pertalian di antara dua hal yang sedang dibicarakan.

Gaya bahasa pertautan memiliki 11 jenis, yaitu:

metonomia, sinekdoke, alusi, eufemisme, eponim,

epitet, antonomasia, erotesis, paralelisme, elipsis, dan

asindeton.

d. Gaya bahasa perulangan

Gaya bahasa yang mengandung perulangan bunyi,

suku kata, kata, frasa, atau bagian kalimat yang

dianggap penting untuk memberi tekanan dalam

sebuah konteks yang sesuai. Gaya bahasa perulangan

memiliki 12 jenis, yaitu: aliterasi, asonansi,

antanaklasis, kiasmus, apizeukis, tautotes, anafora,

simploke, epanalepsis, dan anadiplosis.

B. Jurnalisme Online

1. Pengertian Jurnalisme Online

Media cetak adalah media yang paling tua sekaligus

media yang paling dekat dengan masyarakat. Sejak awal

lahirnya, kerja jurnalisme banyak disebarluaskan melalui

media cetak, maka banyak masyarakat yang lebih familiar

dengan media cetak. Namun seiring dengan

berkembangnya teknologi, kerja jurnalisme kemudian

disebarkan melalui media lain, seperti media elektronik

baik berupa televisi maupun radio. Baru sejak akhir abad

Page 38: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

24

20, kerja jurnalisme disebarkan melalui media online

dengan menggunakan akses internet.

Sejarah media massa memperlihatkan bahwa sebuah

teknologi baru tidak pernah menghilangkan teknologi

yang lama, namun mensubtitusinya. Media online

mungkin tidak akan bisa menggantikan sepenuhnya

bentuk-bentuk media lama. Melainkan, tampaknya

menciptakan suatu cara yang unik untuk memproduksi

berita dan mendapatkan konsumen berita. Jurnalisme

online tidak akan menghapuskan jurnalisme tradisional,

namun meningkatkan intensitasnya dengan

menggabungkan fungsi-fungsi dari teknologi internet

dengan media tradisional.7

Media online merupakan media komunikasi yang

menggunakan internet. Media online itu memiliki ciri

khas yaitu dengan menggunakan jaringan teknologi

informasi dengan menggunakan perangkat komputer,

disamping pengetahuan tentang program komputer untuk

mengakses informasi atau berita.8

Media online merupakan sebuah istilah yang umum

digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk mengakses

informasi di mana saja dan kapan saja dengan

menggunakan jaringan internet. Pembaca dapat

mengakses di mana saja, begitu pula dengan wartawan

7 Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta, Yayasan

Obor Indonesia, 2005) h. 135 8 Indah Suryawati, Jurnalistik Suatu Pengantar; Teori dan Praktik,

(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011) h.46

Page 39: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

25

yang dapat langsung menyajikan laporan jurnalisme

melalui media online. Sedangkan terdapat pula istilah lain,

yaitu jurnalisme online hal ini karena lebih memfokuskan

kerja jurnalistik yang disebarluaskan melalui media

online.

Media sebagai alat untuk menyebarluaskan

informasi berkembang sangat pesat. Tragedi diserangnya

World Trade Center dan Pentagon pada 11 September

2001 di Amerika dapat mudah diketahui oleh masyarakat

luas dalam hitungan menit. Pada saat itu internet

memperbaharui beritanya secara reguler, televisi dan radio

menyiarkan siaran langsung. Anehnya, tepat 100 tahun

sebelumnya, pada 7 September 1901, ketika Presiden

Amerika Serikat William McKinley dibunuh, masyarakat

Amerika dan dunia baru mengetahui kabar itu dalam

waktu yang cukup lama, karena informasi itu didapatkan

melalui surat kabar (Richard Craig:2005).

Hadirnya media online memberikan kebutuhan

dasar manusia akan informasi; pertama, untuk lebih

memahami peristiwa yang terjadi pada saat itu dan kedua

untuk menyebarluaskan informasi tersebut. Kecepatan

yang ditawarkan oleh media online menjadikan media

online sebagai media yang pada saat ini sangat digemari

oleh masyarakat luas.

Internet adalah medium terbaru yang

mengkonvergensikan seluruh karakteristik dari bentuk-

bentuk terdahulu. Karena itu, apa yang berubah bukanlah

Page 40: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

26

substansinya, melainkan mode-mode produksi dan

perangkatnya (Hilf, 2000).9 Media online tidak berbeda

dengan media massa lain pada umumnya, yang mana

memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi kepada

masyarakat luas. Perbedaannya hanya terletak pada

masalah medium yang digunakan. Media online

menggunakan teknologi jaringan internet, sedangkan

media lain menggunakan kertas, televisi atau pun radio.

Pada awal mula lahirnya media online, jurnalisme

online tidak berbeda dengan jurnalisme cetak. Banyak

website, terutama mereka yang berafiliasi dengan media

cetak, secara sederhana menerbitkan beberapa teks atau

semua teks dari seluruh berita pada hari itu ke online.

Terdapat juga website yang secara orisinil menciptakan

berita untuk kebutuhan media online semata.

Palik (2001) menyebut tipe baru jurnalisme ini

sebagai “contextualized journalism”, karena

mengintegrasikan tiga fitur komunikasi yang unik:

kemampuan-kemampuan multimedia berdasarkan

platform digital, kualitas-kualitas interaktif komunikasi-

komunikasi online, dan fitur-fitur yang ditatanya

(customizable features).10

Dalam web, pendekatan penulisan piramida terbalik

jadi lebih penting. Para pembacanya tidak akan

9 Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta, Yayasan

Obor Indonesia, 2005) h. 135 10

Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta, Yayasan

Obor Indonesia, 2005) h. 135

Page 41: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

27

menggulung layar. Gulung layar ialah istilah dari proses

internet meneruskan jaringan informasinya.

Menghubungkan pengguna web dengan situs yang telah

dirancang jaringan link-nya. Tapi, pada beberapa

pengguna lain, terjadi kebalikannya. Pembaca yang

tertarik akan menggulung layar, akan meneruskan

bacaannya pada materi-materi yang terkait dengan topik

yang tengah dibacanya.11

2. Karakteristik Jurnalisme Online

Terdapat beberapa karakteristik jurnalisme online,

seperti yang diterangkan oleh Indah Suryawati dalam

bukunya Jurnalistik Suatu Pengantar: Teori dan Praktik:

a. Bersifat real time, maksudnya fakta, peristiwa atau

kejadian yang mengandung nilai berita bisa langsung

dipublikasikan pada saat sedang berlangsung.

b. Bersifat interaktif, maksudnya dengan memanfaatkan

hyperlink yang terdapat pada fasilitas web, karya-karya

jurnalisitk online dapat menyajikan informasi yang bisa

langsung terhubung dengan sumber-sumber lain.

c. Mampu membangun hubungan yang partisipatif.

d. Menyertakan unsur-unsur multimedia.

e. Lebih leluasa dalam mekanisme publikasi.

f. Memudahkan dalam pengaksesan.

g. Tidak membutuhkan penyuntingan atau redaktur.

11

Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta, Yayasan

Obor Indonesia, 2005) h. 138-239

Page 42: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

28

h. Tidak membutuhkan organisasi resmi berikut legal

formalnya sebagai lembaga pers.

i. Lebih murah dibandingkan dengan media

konvensional.

j. Bisa didokumentasikan atau diarsipkan

Media online dapat diakses di mana dan kapan saja,

sejauh didukung oleh fasilitas teknologi internet. Inilah yang

menyebabkan jurnalistik online menjadi berbeda dengan

jurnalistik di media massa lain yang sudah dikenal

sebelumnya (cetak, radio, televisi), bukan semata-mata

karena mengambil venue yang berbeda, melainkan karena

jurnalistik ini dilangsungkan di atas sebuah media baru yang

mempunyai karekteristik yang berbeda. Tidak hanya dari

segi format, tapi juga isi, mekanisme hingga proses

hubungan antara penyelenggara jurnalistik online dan

pengguna/pembacanya.12

Dalam buku Online Journalism. Principles and

Practices of News for The Web (Holocomb Hathawat

Publishers, 2005), keunggulan jurnalistik online, yaitu

sebagai berikut:13

12

Indah Suryawati, Jurnalistik, Suatu Pengantar; Teori dan Praktik.

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2003) h.123 13

Indah Suryawati, Jurnalistik, Suatu Pengantar; Teori dan Praktik.

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2003) h.120

Page 43: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

29

1. Audience control¸ jurnalistik online memungkinkan

audience untuk bisa lebih leluasa dalam memilih berita

yang ingin didapatkannya.

2. Nonlinearity, jurnalistik online memungkinkan setiap

berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri, sehingga

audience tidak harus membaca secara berurutan untuk

memahami.

3. Storage and retrieval, jurnalistik online

memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali

dengan mudah oleh audience.

4. Unlimited Space, jurnalistik online memungkinkan

jumlah berita yang dipublikasikan untuk audience

menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.

5. Imediacy, jurnalistik online memungkinkan informasi

dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada

audience.

6. Multimedia Capability, jurnalistik online

memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan

teks, suara, gambar, video, dan komponen lainnya di

dalam berita yang akan diterima oleh audience.

7. Interactivity, jurnalistik online memungkinkan adanya

peningkatan partisipasi audience dalam setiap berita.

Jurnalisme online disebut juga sebagai jurnalisme

modern karena menggunakan teknologi baru yang berbeda

Page 44: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

30

dari cetak, televisi, dan radio. Atau biasa juga disebut

dengan jurnalistk baru. Sedangkan jurnalistik yang

sebelumnya, dikenal dengan jurnalistik konvensional.

Media online, secara umum diartikan sebagai sebuah

informasi yang dapat di akses di mana dan kapan saja

selama ada jaringan internet. Pembaca dapat mengakses di

mana saja, begitu pula dengan wartawan yang dapat

langsung menyajikan laporan jurnalistik melalui media

online.

C. Jurnalisme Komedi

Komedi memiliki arti sandiwara ringan yang penuh

dengan kelucuan meskipun kadang-kadang kelucuan itu

bersifat menyindir dan berakhir dengan bahagia; drama ria.14

Sedangkan humor adalah sesuatu yang lucu,15

dan satire

adalah gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk

menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau

seseorang.16

Jurnalisme komedi karena menggunakan istilah

“komedi” tidak memiliki arti bahwa jurnalisme yang

digunakan menggunakan teknik sandiwara, tetapi lebih

menekankan kepada bagaimana sebuah berita dibawakan

dengan ringan yang penuh dengan kelucuan meskipun

kadang-kadang kelucuan itu bersifat menyindir (satire).

14

https://kbbi.web.id/komedi diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.57 15

https://kbbi.web.id/humor diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.58 16

https://kbbi.web.id/satire diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.59

Page 45: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

31

Jurnalisme ini dapat digunakan baik bagi media yang

menggunakan tulisan atau pun dengan jurnalisme yang

disalurkan menggunakan audio dan visual sebagai media

penyerbarannya.

Jurnalisme komedi adalah jurnalisme yang baru

berkembang pada abad 21, yang menggunakan komedi untuk

meyebarluaskan informasi kepada khalayak luas,

menggunakan humor atau satire, guna menyampaikan inti

dari sebuah pemberitaan. Jurnalisme komedi telah digunakan

di media cetak pada masa lalu, tetapi pengalaman

kebangkitannya melalui media televisi dengan show seperti

The Daily Show, Last Week Tonight with John Oliver, dan

The Rick Mercer Report. Sebaliknya, terdapat banyak kritik

ketika mendefinisikan apakah media ini sebagai jurnalisme,

sejak beberapa sarjana mempercayai seharusnya terdapat

perbedaan antara komedi dan jurnalisme.

Awal mula contoh dari komedi jurnalisme berada di

Kanada, yaitu Frank Magazine, dibangun di Nova Scotia

pada 1987. Menurut website resminya, Frank adalah sumber

berita, satire, opini, komentar, dan humor. Mereka

terinspirasi dari majalah di Inggris, Private Eye, yang mana

juga menggunakan satire dan komedi ketika melaporkan

berita terbaru. Frank tidak hanya fokus pada berita terbaru,

tapi juga cerita lama yang sudah hilang dari berita di media

mainstream. Banyak yang mempertimbangkan bahwa

Page 46: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

32

majalah sebagai “lembar skandal”, sebuah sumber berita

tidak seharusnya dianggap serius.17

Jurnalisme komedi menggunakan salah satunya adalah

gaya bahasa satire. Seperti yang sudah dijelaskan pada

pembahasan sebelumnya, satire di sini digunakan untuk

memberitakan sebuah berita yang diperuntukkan untuk

mengkritisasi demi menuju perubahan yang lebih baik.

Jurnalisme komedi memiliki ciri di mana berita

konvensional yang terbit di media mainstream masuk dan

dijadikan sumber dari berita yang akan diolah menjadi

sebuah jurnalisme komedi, news on news. Mereka yang

menggunakan konsep jurnalisme komedi juga melakukan

wawancara langsung kepada politikus, public figures, dan

wawancara menjadi hal yang mendasar dari sebuah

pelaporan dalam jurnalisme komedi.

Dalam jurnalisme komedi, sekat perbedaan hiburan dan

berita melebur dengan cepat, dan apabila media ini

menyajikan fungsi yang sama seperti berita tradisional, maka

cepat atau lambat batas perbedaan itu bahkan tidak akan

terlihat.

D. Satire

1. Hakikat dan Pengertian Satire

Satire adalah gaya bahasa yang dipakai dalam

kesusastraan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu

17

www.frankmagazine.ca diakses pada 8 Maret 2019 puku 15.19

Page 47: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

33

keadaan atau seseorang.18

Satire biasanya digunakan

dalam bentuk humor, selain memiliki fungsi menghibur,

juga memiliki fungsi untuk menjadi kritik sosial demi

menuju suatu perubahan yang lebih baik.

Menurut Keraf seperti dikutip dalam Tarigan, satire

adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak

sesuatu. Bentuk ini tidak harus bersifat ironis. Satire

mengandung kritik tentang kelemahan manusia. Tujuan

utamanya adalah agar diadakan perbaikan secara etis

maupun estetis.19

Satire merupakan salah satu bentuk gaya bahasa

dalam kesusastraan. Secara khusus satire menduduki

peran sebagai majas. Wicaksono menyatakan bahwa satire

merupakan ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi,

atau parodi untuk mengecam atau menertawakan gagasan,

kebiasaan, dan lain-lain.20

2. Jenis, Karakteristik, dan Unsur Satire

Abrams dalam Allen dan Stephens, membagi satire

menjadi dua jenis berdasarkan bentuk

pengungkapannya21

:

18

https://kbbi.web.id/satire 19

Yanty Nuryanah, Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang

Maria Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: 2017), h.22 20

Yanty Nuryanah, Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang

Maria Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: 2017), h.22 21

Yanty Nuryanah, Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang

Maria Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: 2017), h.24

Page 48: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

34

a. Direct Satire

Direct Satire atau sindiran langsung adalah komentar

terhadap seseorang atau sesuatu dengan

mengungkapkan sindiran secara langsung.

b. Indirect Satire

Inderect Satire atau satire tak langsung adalah

komentar terhadap seseorang atau sesuatu dengan

cara mengungkapkan sindiran secara tidak langsung.

Sulitnya mendetaksi ungkapan satire dapat dilihat

melalui ciri-ciri yang menandai ungkapan satire.

LeBeoeuf menungkapkan bahwa karakteristik satire

secara umum adalah sebagai berikut:22

a. Mengandung kritik. Satire mengandung kritik tentang

sikap, perilaku buruk, atau kebodohan, dengan tujuan

untuk mengarahkan pada perubahan sosial ke arah

perbaikan;

b. Bersifat ironis. Satire menggunakan ironi yang sering

kali disampaikan dalam bentuk humor untuk

memperlihatkan masalah atau perilaku yang dikritik;

c. Implisit. Satire bukanlah pernyataan yang bersifat

terang-terangan. Target yang dikritik itu

mendekonstruksi dirinya di dalam satire dengan cara

yang absurd, dilebih-lebihkan, atau keluar dari

konteks normalnya.

22

Yanty Nuryanah, Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang

Maria Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: 2017), h.25

Page 49: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

35

Sedangkan unsur-unsur satire, Abrams dalam Octa

menjelaskan sebagai berikut:23

a. Parodi. Bentuk karya sastra yang sering disebut

Parodi. Bentuk karya sastra yang sering disebut

dengan ―imitasi, yakni meniru cara (bentuk dan

gaya) atau subyek karya sastra lain atau meniru suatu

kejadian tertentu namun imitasi dibuat konyol

sehingga membangkitkan sebuah tawa.

b. Ironi. Sebuah perangkat retorik, teknik sastra, wacana

atau situasi di mana adanya ketidaksesuaian atau

kejanggalan ungkapan atau kejadian yang

menyiratkan makna bertentangan dengan makna

secara harfiah. Ironi terbagi menjadi beberapa jenis,

di antaranya : (a) Verbal Irony adalah pernyataan di

mana arti dari pernyataan tersebut menyiratkan

makna yang sangat berlawanan dari apa yang

diungkapkan. (b) Sarcasm merupakan cibiran, ejekan,

atau cemoohan yang kasar dengan cara meremehkan

seseorang ataupun sesuatu secara langsung (c)

Socratic Irony adalah cara yang dilakukan seseorang

sebagai sarana confuting musuh, dengan cara berpura-

pura tidak peduli dengan topik yang dibicarakan atau

berpura-pura bodoh padahal dia tahu lebih, dan

sebaliknya, Socratic Irony juga digunakan dengan

23

Yanty Nuryanah, Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang

Maria Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap

Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, (Jakarta: 2017), h.26

Page 50: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

36

cara berpura-pura menjadi tahu atau bahkan benar-

benar tahu tentang topik dalam sebuah argumen (d)

Dramatic Irony adalah lawan atau kebalikan dari apa

yang tidak diketahui tokoh dalam sebuah karya sastra

dan apa yang diketahui oleh pembaca (e) Cosmic

Irony adalah ironi yang dikaitkan dengan karya sastra

di mana Tuhan dan takdir telah memanipulasi

peristiwa seolah-olah membuatnya menderita.

c. Alegori. Sebuah narasi yang diperlukan untuk

membuat sebuah doktrin atau paragraf yang menarik

dan persuasif yang digunakan sebagai ajaran moral.

d. Humor. Gejala atau rasa yang merangsang orang

secara mental untuk tertawa. Salah satu karakteristik

humor Jerman misalnya, yaitu perasaan senang atas

penderitaan orang lain yang sedikit mendapat simpati.

E. Analisis Semiotika

1. Pengertian Semiotika

Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari

kata Yunani semeion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri

didefinisikan sebagai suatu yang atas dasar konvensi

sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap

mewakili sesuatu yang lain (Eco, 1979:16). Secara

etimologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu

yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-

Page 51: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

37

peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda (Eco,

1979:6).24

Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda, studi

tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya,

cara berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain,

pengirimannya dan penerimaannya oleh mereka yang

menggunakannya. Menurut Preminger (2001), ilmu ini

menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan

kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik

mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-

konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut

mempunyai arti.25

Tokoh penting dalam bidang semiotik adalah

Ferdinand de Saussure, seorang ahli linguistik dari Swiss

dan Charles Sanders Peirce, seorang ahli filsafat dan

logika Amerika.26

Jika kita mengikuti Charles S. Peirce,

maka semiotika tidak lain daripada sebuah nama lain bagi

logika, yakni “doktrin formal tentang tanda-tanda”.

Sementara bagi Ferdinand de Saussure, “semiologi adalah

24

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009) cet. Ke-5, h.95 25

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai

Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.

H.265 26

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai

Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.

H.266

Page 52: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

38

sebuah ilmu umum tentang tanda, suatu ilmu yang

mengkaji kehidupan tanda-tanda di masyarakat”.27

Terdapat perbedaan istilah antara semiotik dan

semilogi, sebenarnya tidak terdapat perbedaan yang

terlalu mendasar jika dilihat dari pengertian dua kata

tersebut. Hanya saja, perbedaan pengguna istilah tersebut

yang dilakukan oleh tradisi linguistik Saussurean di Eropa

yang menggunakan istilah semiologi, sedangkan

semiotika banyak dipakai oleh para penutur yang

mewarisi tradisi Peircian.

Semiotik mempelajari hakikat tentang keberadaan

suatu tanda. Tanda yang terdapat dalam media sejatinya

bukan merupakan tanda yang alami, tetapi telah dilakukan

sebuah konstruksi pada media sehingga menghasilkan

sebuah tanda tersebut. Tanda yang dikonstruksi ini

dilakukan oleh media dengan maksud dan tujuan tertentu.

Konstruksi yang dilakukan berkaitan dengan bagaimana

pekerja media melihat suatu realitas yang terjadi, ketika

disebarkan kepada khalayak, khalayak juga melihatnya

sebagai sebuah realitas yang mempunyai hubungan

dengan pengalaman, pengetahuan khalayak dalam

menanggapi sebuah realitas yang dilakukan oleh media.

Tanda dalam dunia komunikasi dapat berupa

sebuah bahasa. Isi media pada hakikatnya adalah hasil

27

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem

Ikonitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011) h.3

Page 53: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

39

konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat

dasarnya. Sedangkan bahasa bukan saja sebagai alat

merepresentasikan realitas, namun juga bisa menentukan

relief seperti apa yang akan diciptakan oleh bahasa

tentang realitas tersebut.28

Tanda menurut Peirce dibedakan atas lambang

(symbol), ikon (icon), dan indeks (index), dapat dijelaskan

sebagai berikut:29

1. Lambang, suatu tanda di mana hubungan antara tanda

dan acuannya merupakan hubungan yang sudah

terbentuk secara konvensional. Lambang ini adalah

tanda yang dibentuk karena adanya consensus dari

para pengguna tanda.

2. Ikon, suatu tanda di mana hubungan antara tanda dan

acuannya berupa hubungan berupa kemiripan.

3. Indeks, suatu tanda di mana hubungan antara tanda

dan acuannya timbul karena ada kedekatan eksistensi.

28

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009) cet. Ke-5, h.88 29

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai

Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.

H.266

Page 54: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

40

Tabel 2.1

Unsur-unsur Tanda

Ikon Indeks Simbol

Lukisan kuda

Gambar kuda

Patung kuda

Foto kuda

Sketsa kuda

Suara kuda

Suara langkah

kuda

Bau kuda

Gerakan kuda

Diucapkannya kata

kuda

Makna gambar kuda

Makna bau kuda

Makna gerakan kuda

Sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam semiotik

yang kita kenal sekarang, yaitu (Pateda, 2001:29):30

1. Semiotik analitik, yaitu semiotik yang menganalisis

sistem tanda.

2. Semiotik deskriptif, yaitu semiotik yang

memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami

sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap

seperti yang disaksikan sekarang.

3. Semiotik faunal (zoosemiotic), yaitu semiotik yang

khusus memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan

oleh hewan.

30

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009) cet. Ke-5, h.100-101

Page 55: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

41

4. Semiotik kultural, yaitu semiotik yang khusus

menelaah sistem tanda yang berlaku dalam

kebudayaan masyarakat tertentu.

5. Semiotik naratif, yaitu semiotik yang menelaah sistem

tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita

lisan (folkore).

6. Semiotik natural, yakni semiotik yang khusus

menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam.

7. Semiotik normatif, yaitu semiotik yang khusus

menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia

yang berwujud norma-norma.

8. Semiotik sosial, yaitu semiotik yang khusus menelaah

sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang

berwujud lambang, baik berwujud kata maupun kata

dalam satuan yang disebut kalimat.

9. Semiotik struktural, yaitu semiotik yang khusus

menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui

struktur bahasa.

2. Semiotika model Charles S. Peirce

Charles S. Peirce dilahirkan pada tahun 1839 dan

meninggal 1914, adalah seorang filsuf Amerika, ahli

matematik, dan penemu pragmatisme. Peirce

berkeinginan untuk menemukan implikasi-implikasi

metafisik ilmu dan melakukan penelitian yang mendalam

Page 56: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

42

mengenai logika dan metode ilmiah. Pencapaiannya yang

tertinggi di bidang logika adalah ketika dia

mengembangkan kalkulus relasi-relasi serta teori

kuantifikasi.31

Charles S. Peirce, seorang filsuf Amerika yang

hidup di abad peralihan dan sebagai ahli logika, Peirce

berkehendak untuk menyelidiki apa dan bagaimana proses

bernalar manusia. Teori Peirce tentang tanda dilandasi

oleh tujuan besar ini sehingga tidak mengherankan

apabila dia menyimpulkan bahwa semiotika tidak lain dan

tidak bukan adalah sinonim bagi logika.32

Menurut Peirce, logika harus mempelajari

bagaimana orang bernalar. Penalaran itu, menurut

hipotesis teori Peirce yang mendasar, dilakukan melalui

tanda-tanda. “Tanda-tanda memungkinkan kita berpikir,

berhubungan dengan orang lain, dan memberi makna pada

apa yang ditampilkan oleh alam semesta. Kita mempunyai

kemungkinan yang luas dalam keanekaragaman tanda: di

antaranya tanda-tanda linguistik merupakan kategori yang

penting, tetapi bukan satu-satunya kategori (Zoest,

1996:1-2).33

31

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem

Ikonitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011) h.179 32

Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem

Ikonitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011) h.63 33

Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2009) cet. Ke-5, h.111

Page 57: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

43

Analisis semiotik berupaya menemukan makna

tanda termasuk hal-hal yang tersembunyi di balik sebuah

tanda (teks, iklan, berita). Karena sistem tanda sifatnya

amat kontekstual dan bergantung pada pengguna tanda

tersebut. Pemikiran pengguna tanda merupakan hasil

pengaruh dari berbagai konstruksi sosial di mana

pengguna tanda tersebut berada.34

Peirce membuat teori segitiga makna atau triangle

meaning, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:35

1. Tanda (Sign)

Adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat

ditangkap oleh panca indera manusia dan

merupakan sesuatu yang merujuk

(mempresentasikan) hal lain di luar tanda itu

sendiri.

2. Acuan tanda (Objek)

Adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari

tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda.

3. Pengguna tanda (Interpretant)

Konsep pemikiran dari orang yang menggunakan

tanda dan menurunkan ke suatu makna tertentu

34

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai

Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.

H.266 35

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai

Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.

H.267

Page 58: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

44

atau makna yang ada dalam benak seseorang

tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan

objek adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara

interpretan adalah tanda yang ada dalam benak seseorang

tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. Apabila ketiga

elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang,

maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili

oleh tanda tersebut. Yang dikupas dari teori segitiga,

maka adalah persoalan bagaimana makna muncul dari

sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu

berkomunikasi. Hubungan antara tanda, objek dan

interpretan digambarkan Peirce (Fiske, 1990:45) sebagai

berikut:36

Gambar 2.1

Hubungan Tanda, Objek, dan Interpretan (Triangel of

Meaning)

36

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai

Contoh Praktis Riset Media, Publi Relations, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2006) Cet. Ke-6.

H.268

Sign

Interpretant Object

Page 59: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

45

F. Riset Terdahulu tentang Jurnalisme Komedi dan Satire

dalam Jurnalisme

1. Penelitian Wacana Satire Politik dalam Situs Mojok.co

oleh Agustina Suminar

Dalam penelitian ini penulisnya menggunakan

metode analisis wacana kritis milik Norman Fairclough

untuk mencaritahu bagaimana wacana satire politik di

Mojok.co tertuang dalam teks artikel yang ada di dalam

situs, melihat bagaimana Mojok.co sebagai media opini

satire memposisikan diri dalam setiap wacana politik, dan

bagaimana keberpihakan Mojok.co terbentuk.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan

mengunakan beberapa sampel artikel yang terdapat di

Mojok.co, penelitian ini menyimpulkan wacana yang

ditulis di Mojok.co menyuarakan tentang konsep

perlawanan politik melalui kritiknya terhadap Hari Tanoe

yang menyalahgunakan kekuasaan atas media penyiaran

yang dimilikinya, kegagalan praktik demokrasi lokal pada

saat pemilihan kepala daerah (pilkada), dan kesewenang-

wenangan polisi dalam pembersihan segala yang

berkaitan dengan komunis atau Partai Komunis Indonesia.

Posisi Mojok.co dalam setiap wacana politik yang

dilakukannya, penulis penelitian ini menilai bahwa

Mojok.co memiliki kekuatan menggunakan satire sebagai

bentuk kritik untuk menyampaikan pertentangan yang

Page 60: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

46

dapat menyalurkan kritik sosial terhadap segala bentuk

ketimpangan di masyarakat.

Mengenai wacana deradikalisasi agama, Mojok.co

berusaha untuk mereduksi gerakan radikalisme yang ada

di Indonesia yang tercermin dari pernyataan satire di

sampel artikel yang dikaji. Hal ini tidak terlepas dari

wacana secara ideologis, namun juga keterlibatan latar

belakang penulis di Mojok.co.

2. Tesis “More Than Entertaiment”: The Role of Satirical

News in Dissent, Deliberation, and Democracy oleh Sarah

J. Burton

Tesis ini menggunakan pendeketan penelitian

kualitatif, di mana penulis mewawancarai sejumlah nara

sumber tertentu untuk mendapatkan jawaban dan

klarifikasi terkait pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

Tesis ini menyimpulkan bahwa keberadaan acara

televisi seperti The Daily Show, The Colbert Report, dan

Saturday Night Live yang berupa sebuah acara yang

berbasis komedi dengan mengangkat tema dan isu politik

yang tengah berkembang, menjadi sebuah acara televisi

yang dapat menggantikan media pada umumnya untuk

menjalankan fungsi seperti pengecekan fakta dan

meningkatkan kegiatan musyawarah dan berdiskusi

tentang politik dan perbedaan pendapat. Dengan

Page 61: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

47

menggunakan satire sebagai bingkai sebuah berita

mendorong terjadinya demokrasi yang bermusyawarah.

Acara televisi yang diteliti tidak dapat

diklasifikasikan sebagai sebuah hiburan walaupun terjadi

banyak perdebatan apakah itu termasuk sebuah acara

hiburan atau sebuah berita, tetapi acara televisi tersebut

mendorong fungsi kritikal yang penting terhadap sebuah

diskusi politik. Dari penelitian yang dilakukan juga

ditemukan bahwa satire secara sejarah memiliki peran

yang berhubungan dengan perjuangan untuk kebebasan

berkritik dan berbeda pendapat. Di Amerika Serikat, satire

memiliki perlindungan dari Amandemen Pertama.

Wawancara yang dilakukan oleh Sarah J Burton

kepada David Feldman, seorang penulis dari acara televisi

The Daily Show dan Real Time with Bill Maher, ia tidak

berharap banyak jika satire dapat mengedukasi

penontonnya tentang politik, menurutnya acara televisi

yang menggunakan konsep satire hanya bisa

memprovokasi pikiran penonton. Berbeda dengan Eddie

Ifft yang mempercayai bahwa satire mempunyai kekuatan

yang kuat untuk mengubah perpolitikan. Berdasarkan

hasil wawancara yang didapat, Sarah J Burton

menyimpulkan bahwa melakukan satire dalam

pemberitaan merupakan cara untuk melegalkan kritik

dalam dunia politik, khususnya diantara media dan para

elit.

Page 62: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

48

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah, bahwa

satire adalah lebih dari pada sekedar sebuah hiburan,

satire adalah sebuah kritik. Satire memiliki fungsi dasar

dalam mengedukasi publik melalui kritik dan pandangan

yang berbeda. Satire menyajikan pentingnya pengecekan

terhadap pemerintah yang korupsi, sebuah peran yang

semata-mata media pegang. Terpenting, satire telah

melakukan perjuangan untuk menyebarkan kebenaran dan

pada akhirnya publik lebih suka diinformasikan dan lebih

tertarik dalam mendiskusikan masyrakat dan isu politik.37

3. Tesis “The John Oliver Effect: Political Satire and

Political Participation Through Social Networks” oleh

Anna Hoffman

Penelitian ini membahas tentang bagaimana

efektivitas ajakan yang dilakukan oleh TV Show Last

Week Tonight with John Oliver untuk mendorong

penontonnya untuk berpartisipasi dalam politik. Penelitian

ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.

TV Show Last Week Tonight with John Oliver

adalah sebuah acara yang disiarkan di televisi di Amerika

yang mengangkat dan menggunakan tema satire sebagai

pokok utama dari acaranya. Satire di sini digunakan untuk

mengomentari hal-hal atau pun isu terkait dengan politik

yang tengah terjadi di Amerika.

37

Sarah J. Burton, “More Than Entertaiment”: The Role of Satirical

News in Dissent, Deliberation, and Democracy, (Pennsylvania, 2010) h.126

Page 63: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

49

Penelitian ini memiliki hasil bahwa penonton Last

Week Tonight with John Oliver yang menonton acaranya

sampai pada bagian ajakan untuk berpartisipasi dalam

politik lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang

dunia perpolitikan di bandingkan penonton yang tidak

menonton sampai pada bagian ajakan.

Tentang humor dan rayuan untuk berpartisipasi

dalam politik memiliki indikasi yang secara garis besar

memiliki signifikansi yang positif antara merasakan

humor dan bersungguh-sungguh untuk berpartisipasi

terhadap politik melalui jaringan sosial.

Dalam penelitian tentang efek partisipasi secara

sosial untuk melakukan tindakan berpolitik mendapatkan

hasil bahwa sangat memiliki signifikansi yang cukup

tinggi dalam berpartisipasi melalui jaringan sosial yang

dilakukan melalui media sosial.

4. Jurnal The New Age of Political Satire oleh Omar

Aburmishan

Penelitian dalam jurnal ini menggunakan metode

kualitatif, dengan melihat banyak riset sebelumnya

tentang bagaimana efek dari satire politik, penelitian ini

memfokuskan pada apakah mahasiswa dari Universitas

Illinois di Chicago belajar tentang politik dari kelas atau

dari menonton acara televisi satire? Apakah mahasiswa

Page 64: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

50

belajar dengan baik ketika mereka terpapar informasi

sekaligus dihibur dalam waktu yang bersamaan?

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, lima

dari enam nara sumber yang diwawancara tentang topik

ini, menyebutkan bahwa mereka menjadikan acara televisi

Last Week Tonight with John Oliver sebagai yang

terfavorit. Hal ini karena format acara dan gaya presentasi

yang disuguhkan. Acara televisi ini menyuguhkan

analisis mendalam tentang politik yang tengah

berkembang dengan sebisa mungkin meminimalisir bias.

Para komedian satire mendapatkan banyak perhatian dari

para generasi muda di Amerika Serikat, hal ini bukan

hanya untuk menjadi bahan tertawaan, tetapi juga bahan

belajar bagi para milenial.

Page 65: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

51

BAB III

GAMBARAN UMUM LATAR PENELITIAN

A. Profil Mojok.co

Mojok.co adalah sebuah media online yang

berkantor di Yogyakarta, berdiri sejak 28 Agustus 2014

dan didirikan oleh Puthut EA. Mojok.co memiliki tagline

“Sedikit Nakal Banyak Akal”. Sejak berdirinya Mojok.co

sampai sekarang, tercatat pada 28 Maret 2017 sampai

dengan 27 Mei 2017 Mojok.co pernah berhenti

beroperasi.

Mojok.co adalah media santai yang mewadahi

tulisan para penulis yang punya energi serta kreativitas

berlebih. Sebuah media alternatif dengan konten segar dan

menghibur. Mojok.co saat ini menerbitkan artikel dan

komik dengan pilihan tema yang beragam. Ada 20 rubrik

yang terdiri dari Esai, Komik, Movi, Malam Jumat,

Rerasan, Khotbah, Kepala Suku, Versus, Pojokan, Konter,

Otomojok, Balbalan, Liputan, Kilas, Moknyus, Nafkah,

List, Curhat, Celengan dan Resah. Selain ditulis oleh

Redaksi Mojok, konten-konten di Mojok.co juga termasuk

kiriman dari para kontriburor.1

1 www.mojok.co/tentang/ diakses pada 28 November 2018 pukul 13.15

Page 66: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

52

Selain memiliki tim redaksi dan para penulis yang

bekerja lansung di Mojok.co untuk keperluan konten

Mojok.co, Mojok.co juga mempunyai banyak kontributor

yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini karena sesuai

dengan konsep yang diambil oleh pendiri Mojok.co

tentang konten dari Mojok.co itu sendiri. Mojok.co lebih

memfasilitasi penulis-penulis dengan sentuhan lokalitas

yang kuat. Sekalipun ditulis dengan gaya tulisan yang

ringan, penuh humor dan satir, tapi konten Mojok.co

sangat politis, bahkan berani masuk ke wacana-wacana

sosial dan keagamaan.2

Pendiri sekaligus pemilik Mojok.co adalah Puthut

Eko Aryanto atau biasa dikenal dengan Puthut EA,

seorang lulusan Filsafat Universitas Gadjah Mada. Puthut

EA, selain dikenal sebagai pemilik sekaligus pendiri

Mojok.co juga dikenal sebagai seorang sastrawan. Puthut

EA telah memiliki beberapa karya baik berupa novel,

kumpulan cerpen, maupun naskah drama.

Ide awal Puthut EA ketika membuat konsep dari

Mojok.co banyak terinspirasi dari status Facebook

temannya. Menurutnya, harus ada yang mengkanalkan

status-status Facebook yang ringkas, spontan, menarik,

dan menggelitik, yang tentu saja harus ada proses sunting.

Hipwee.com dan MalesBanget.com juga merupakan dua

2 https://www.hitsss.com/mojok-co-jadi-wadah-penulis-yang-berani-

bicara-nyeleneh-tentang-isu-terkini-indonesia/ diakses pada 11 Maret 2019

pukul 20.25

Page 67: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

53

media yang menarik bagi Puthut EA dan menjadi inspirasi

untuk membuat konsep Mojok.co.3

Pada tahun pertama berdirinya, menurut Aditya

Rizki, IT staf Mojok.co, pengunjung Mojok.co mencapai

rata-rata 10.000 pengunjung per harinya, dengan jumlah

klik (pageview) hingga 50.000. Bahkan pada saat-saat

tertentu, pengunjung bisa mencapai 50.000 per hari,

dengan jumlah klik lebih dari 100.000.4 Sedangkan pada

April 2016, Mojok.co sudah mencapai angka kunjungan

6.280.500 kunjungan. Perangkat yang digunakan untuk

mengakses Mojok.co terkonsentrasi pada perangkat

mobile dengan pembaca terbanyak di usia 18 – 24 tahun

mencapai angka 38%.5

Keunikan lain yang dimiliki oleh Mojok.co selain

perihal kontennya, juga terletak pada idealisme yang

dipegang teguh sejak awal berdirinya Mojok.co sampai

saat ini, yaitu dengan tidak menerima iklan. Seperti yang

dapat dilihat dalam laman Mojok.co, tidak ada iklan

sedikitpun yang tertera di dalam medianya.

3 https://www.hitsss.com/mojok-co-jadi-wadah-penulis-yang-berani-

bicara-nyeleneh-tentang-isu-terkini-indonesia/ diakses pada 11 Maret 2019

pukul 20.25 4 https://www.hitsss.com/mojok-co-jadi-wadah-penulis-yang-berani-

bicara-nyeleneh-tentang-isu-terkini-indonesia/ diakses pada 11 Maret 2019

pukul 20.25 5 Wisnu Prasetya Utomo, Menertawakan Politik: Anak Muda, Satire,

dan Parodi dalam Situs Mojok.co, (Jurnal Studi Pemuda, 2005) Vol.4 No.1,

h.199 diakses pada 11 Maret 2019 pukul 20.45

Page 68: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

54

Gambar 3.1

Logo Mojok.co

Sumber: https://mojok.co/blog/logo-mojok/

Mojok.co memiliki tag line yang berbunyi Sedikit

Nakal Banyak Akal. Tag line ini tergambar dari

bagaimana Mojok.co mengemas media onlinenya dengan

mengedepankan konsep satire, di mana satire dijadikan

sebagai salah satu cara melakukan kritik terhadap banyak

aspek, baik politik, agama, sosial, dan lain sebagainya

dengan gaya bahasa yang jarang digunakan oleh banyak

media. Kenakalan yang dimiliki Mojok.co dapat tercermin

dari keberanian Mojok.co dalam memberitakan isu yang

dianggap cukup kontroversial di kalangan masyarakat

atau memberitakan isu yang cukup keras terhadap

pemerintahan.

B. Masa Vakum Mojok.co

Setelah dua tahun tujuh bulan Mojok.co

mengudara, tepatnya pada 28 Maret 2017 Mojok.co

berhenti beroperasi. Kabar vakumnya Mojok.co sudah

disebarkan sejak 28 Februari 2017 melalui akun pribadi

dari pemiliknya, Puthut EA.

Page 69: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

55

Puthut EA tidak memberikan alasan mengapa

Mojok.co harus ditutup. Di twitter, tagar #MojokBubar

banyak diperbincangkan oleh masyarakat sehingga

menjadi trending topic pada 28 Maret 2017.

Gambar 3.2

Tampilan Mojok.co Setelah Ditutup

Sumber:

https://techno.okezone.com/read/2017/03/28/207/1652856/situs

-sedikit-nakal-banyak-akal-resmi-ditutup

Masa vakum yang dilalui oleh Mojok.co tidak

berlangsung lama, terhitung pada Mei 2017 Mojok.co

telah beroperasi kembali dan dapat diakses oleh

masyarakat luas. Kembalinya Mojok.co membawa hawa

segar baru, kehadirannya berdampak positif dari warga

net. Bahkan berdasarkan penuturan Adit mereka pernah

mencapai 400.000 view per harinya.6

6 http://newslab.uajy.ac.id/2017/12/07/mojok-co-sedikit-nakal-

banyak-akal/ diakses pada 11 Maret 2019 pukul 20.28

Page 70: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

56

C. Media Sosial Mojok.co

Sedikit Nakal Banyak Akal yang dimiliki oleh

Mojok.co tidak hanya tercermin dari artikel yang

diterbitkannya, tetapi juga berlaku ke semua media sosial

yang dimiliki oleh Mojok.co. Sebagai sebuah media

online, yang hanya terdapat dalam jaringan internet,

memang diperlukan media lain untuk memperluas

informasi keberadaan website Mojok.co, selain karena

tidak ingin ketinggalan zaman, Mojok.co juga giat

mengaktifkan kembali media sosial yang dimilikinya.

Sejak masa vakum Mojok.co pada tahun 2017,

menjadikan Mojok.co lebih aktif di ranah media

sosialnya. Hal ini terlihat dari adanya Instagram dan Line

resmi Mojok.co, yang tadinya hanya terdapat Facebook

dan Twitter. Pada awalnya, Mojok.co menggunakan

media sosialnya untuk mendistribusikan artikel mereka,

hal ini karena ada beberapa rubrik yang memiliki

infografik, konten yang terdapat di media sosial Mojok.co

pun tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang.

Baru setelah Mojok.co lahir kembali, konten media sosial

Mojok.co melalui perencanaan khusus yang dibuat secara

mingguan.

Page 71: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

57

Tabel 3.1

Media Sosial Mojok.co

Platform Nama Akun Jumlah Follower /

Likes

Facebook Mojok 99.000

Twitter @mojokdotco 108.000

Instagram @mojokdotco 109.000

D. Rubrik di Mojok.co

Saat ini Mojok.co memiliki 20 rubrik yang berbeda-

beda yang terangkum di dalam 7 rubrik besar yang terdiri

dari Esai, Corak, Komen, Ulasan, Penjaskes, Liputan, dan

Rame. Masing-masing dari rubrik ini terdapat subrubrik

yang di dalamnya mempunyai jadwal masing-masing

dalam penayangannya.

1. Esai, esai reguler Mojok yang terbit setiap hari dan

pantang untuk dilewatkan. Rubrik paling “Sedikit

Nakal Banyak Akal”.7

2. Corak, rubrik ini berisi kumpulan artikel yang

terbagi atas subrubrik yang punya format

penyajian khas ala Mojok.8

7 www.mojok.co/esai/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.16

8 www.mojok.co/corak/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.16

Page 72: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

58

Di dalam rubrik corak, terdapat delapan subrubrik,

yaitu:

a. Komik, komik khas Mojok yang

menggelitik.9

b. Movi, (Mojok Video) berisi kumpulan

video yang disiapkan oleh Kru Mojok.

Tayang seminggu sekali setiap hari

Selasa.10

c. Malam Jumat, rubrik horor khas Mojok.

Tayang setiap hari Kamis, Malam Jumat.11

d. Raresan, kumpulan artikel berbehasa jawa.

Nguri-uri kabudayan Jawi miturut

Mojok.12

e. Mop, rubrik kumpulan humor-humor ala

Indonesia Timur yang tak kalah jenaka.13

f. Khotbah, siraman rohani ala Mojok yang

terbit setiap hari Jumat. Cocok buat Anda

9 https://mojok.co/corak/komik/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul

16.08 10

https://mojok.co/corak/movi/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul

16.08 11

https://mojok.co/corak/maljum/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul

16.08 12

https://mojok.co/corak/rerasan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul

16.08 13

https://mojok.co/corak/mop/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul

16.09

Page 73: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

59

yang sedang mencari wejangan dan bahan

introspeksi.14

g. Curhat, punya masalah asmara, kehidupan,

dan pekerjaan yang bisa dibagikan? Gus

Mul siap menjawab keluhan Anda dengan

cara yang Mojok banget.15

h. Berbalas Fiksi.

3. Komen, Rubrik yang berisi kumpulan artikel yang

mencoba mengomentari isu-isu kekinian dengan

gaya Mojok.16

Dalam rubrik komen, terdapat tiga subrubrik,

yaitu:

a. Kepala Suku, subrubrik ini merupakan

artikel yang dibuat langsung oleh pendiri

sekaligus pemilik Mojok.co yaitu Puthut

EA. Puthut EA sering juga dikenal sebagai

Kepala Suku Mojok.co.

b. Versus, rubrik kebahasaan ala Mojok,

membahas pro dan kontra dalam dunia

penulisan.17

14

https://mojok.co/corak/khotbah/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul

16.09 15

https://mojok.co/corak/curhat/ diakes pada 15 Maret 2019 pukul

16.10 16

www.mojok.co/komen/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.17

Page 74: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

60

c. Sensus.

4. Ulasan, berisi kumpulan artikel review perangkat-

perangkat elektronik dan dunia otomotif.18

Dalam rubrik Ulasan, terdapat empat subrubrik,

yaitu:

a. Pojokan, rubrik Mojok yang berisi tulisan-

tulisan opini yang berisi komentar seputar

isu-isu terkini.19

b. Konter, rubrik khusus yang membahas soal

gajet, peranti elektronik, dan ulasan

aplikasi (perangkat lunak). Ditulis dengan

cara Mojok.20

c. Otomojok, rubrik otomotif Mojok punya.

Bisa bahas sepeda onthel, sepeda motor,

mobil, bus, kereta, pesawat, sampai odong-

odong.21

d. Celengan, rubrik tanya jawab seputar

ekonomi dan keuangan, dijawab dengan

17

https://mojok.co/komen/versus/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul

16.11 18

www.mojok.co/corak/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.18 19

https://mojok.co/ulasan/pojokan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul

16.07 20

https://mojok.co/ulasan/konter/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul

16.06 21

https://mojok.co/ulasan/otomojok/ diaksesa pada 15 Maret 2019

pukul 15.59

Page 75: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

61

ringan dan mendalam oleh tim konsultan

ekonomi pilih tanding pilihan Mojok.22

5. Penjaskes, kumpulan artikel-artikel olahraga biar

situ tetap „men sana in corpore sano‟.23

Dalam rubrik Penjaskes, terdapat empat subrubrik,

yaitu:

a. Balbalan, rubrik seputar olahraga seperti

sepakbola, balap motor, karambol, dan

lain-lain.

b. Tekel.

c. #LIGAINGGRIS.

d. #LIGA1INDONESIA.

6. Liputan, baca rubrik ini jika suka baca artikel-

artikel reportase yang unik ala Mojok.24

7. Rame, berisi kumpulan artikel gaya hidup

kekinian biar slalu mengikuti tren zaman now!25

Dalam rubrik Rame, terdapat tiga subrubrik, yaitu:

22

https://mojok.co/konsultasi/celengan/ diakses pada 15 Maret 2019

pukul 16.00 23

www.mojok.co/penjaskes/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul

15.18 24

www.mojok.co/liputan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.19 25

www.mojok.co/rame/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.19

Page 76: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

62

a. Kilas, rubrik yang tayang setiap hari,

membahas isu-isu yang masih hangat.

Dilengkapi dengan infografik.26

b. Nafkah, rubrik infografik ala Mojok yang

bahas soal pekerjaan-pekerjaan unik.

c. List.

E. Struktur Redaksional Mojok.co

Berikut adalah struktur redaksional di Mojok.co:27

1. Kepala Suku : Puthut EA

2. Pemimpin Redaksi : Agus Mulyadi

3. Redaktur : Yamadipati Seno

Aprilia Kumala

Audian Laili

Ahmad Khadafi

4. Sekretaris Redaksi : Nia Lavinia

5. Desainer Grafis : Ega Fansuri

Rean Aqila

Azka Maula

6. Webmaster : Aditya Rizki

26

https://mojok.co/rame/kilas/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul

16.04 27

https://mojok.co/struktur/ diakses pada 11 Maret 2019 pukul 20.31

Page 77: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

63

7. Media Sosial : Doni Iswara

8. Manajer Keuangan : Dyah Permatasari

9. Videografer : Ali Ma‟ruf

Page 78: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

64

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Sebelum menganalisis data, penulis akan memberikan

gambaran singkat tentang penelitian yang dilakukan. Penelitian

ini akan meneliti makna yang sebenarnya dari tanda yang ada di

dalam artikel dengan #2019GantiPresiden di Mojok.co yang

menggunakan gaya bahasa satire.

#2019GantiPresiden dicetuskan pertama kali oleh

politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yaitu Mardani Ali Sera

di akun Twitter pribadinya. #2019GantiPresiden meramaikan

media sosial karena menuai beragam komentar dari khalayak.

Data Drone Empirit dalam Viva.co.id, tercatat sejak 1 sampai 10

April 2018 #2019GantiPresiden mendapat 110 ribu mention di

Twitter. Ramainya tagar ini di media sosial, kemudian menjadi

isu hangat yang diangkat ke media lain seperti cetak, elektronik,

maupun online.

Salah satu media online yang mengangkat isu ini adalah

Mojok.co. Mojok.co adalah sebuah media online yang berbasis di

Yogyakarta dan berdiri sejak tahun 2014. Mojok.co menerbitkan

artikel dengan tags #2019GantiPresiden dengan gaya tulisan

satire. Artikel dengan #2019GantiPresiden di Mojok.co

berjumlah 38 artikel terhitung sejak bulan April sampai dengan

bulan Oktober 2018, tetapi dalam penelitian ini penulis hanya

mengambil tiga sampel artikel yang memiliki shares cukup

banyak dan sesuai dengan kriteria satire yang akan dibahas.

Page 79: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

65

Mojok.co membuat artikel #2019GantiPresiden dengan

gaya bahasa yang khas, yaitu dengan gaya satire. Satire adalah

sebuah gaya bahasa yang dapat berupa humor yang berisi

sindiran dengan maksud untuk membenarkan sebuah atau sesuatu

sistem yang dirasa salah demi menuju perubahan yang lebih baik.

Mojok.co dalam menggunakan gaya bahasa satire seakan-akan

memberikan sebuah makna tertentu dalam artikel yang

diciptakannya.

Pada bab ini akan membahas mengenai masalah utama

yang menjadi bahan penelitian. Penulis menggunakan teori

Semiotika oleh Charles S. Peirce yang menelaah suatu tanda

dengan menggunakan konsep triangel of meaning, yaitu dengan

menelaah Sign, Object dan Interpretant. Ketiga unsur inilah yang

akan digunakan dalam mengamati makna dari tanda dalam

pemberitaan tentang #2019GantiPresiden di Mojok.co. Penelitian

juga menggunakan analisis sintagmatik yang mencari arti secara

harfiah dari sebuah kata dan analisis paradigmatik yang

mengartikan makna kata secara eksternal dalam penggunaannya

saat berkomunikasi. Penelitian ini juga dilakukan dengan

menggunakan prespektif kebahasaan dan kejurnalistikan. Di

mana tanda dilihat dalam penggunaannya sebagai sebuah bahasa

satire dan melihat bahasa satire itu dari sisi jurnalistik.

Page 80: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

66

A. Analisis Teks Artikel “Merenungi Aksi Bullying Massa

#2019GantiPresiden di Arena Car Free Day” - 672 Shares

– 30 April 2018

Tabel 4.1

Rekap Analisis Semiotik Artikel 1

Tanda (Sign) Acuan Tanda

(Object)

Pengguna Tanda

(Interpretant)

Yah, melihat

video se

kelompok

orang yang

membully ibu

dan anaknya

karena alasan

perbedaan

pandangan

politik itu,

besar

kemungkinan,

setan pasti

bahagia

sekaligus

sedih.

Bahagia

karena bisa

membuat

manusia

terpecah

belah. Dan

sedih karena

ternyata

mereka kalah

jahat dari

manusia.

Kegiatan

perundungan

yang dilakukan

oleh pendukung

capres Prabowo

Subianto yang

menggunakan

kaus

#2019GantiPres

iden kepada

pendukung

capres Jokowi

yang

menggunakan

kaus

#DiaSibukKerja

dalam acara Car

Free Day.

Pembelaan

terhadap ibu

dan anak yang

menggunakan

kaus

#DiaSibukKerja

dalam acara Car

Free Day

Kritik terhadap

sekelompok

orang yang

Mojok.co menggunakan

direct satire dalam

artikel ini. Mojok.co

menghaluskan subjek

yang dituju dengan nama

sekelompok orang yang

masuk ke dalam socratic

irony.

Mojok.co menggunakan

perumpamaan setan yang

dituju kepada pendukung

capres Prabowo

Subianto. Hal ini dapat

diinterpretasi sebagai

sebuah bentuk dari gaya

bahasa pertentangan

berupa sarkasme.

Mojok.co juga

menggiring pesan kepada

pembaca bahwa

pendukung capres

Prabowo Subianto adalah

faktor yang membuat

masyarakat Indonesia

terpecah belah menjelang

pilpres (satire implisit).

Di bagian akhir tanda,

Mojok.co menekankan

kesan bahwa pendukung

Page 81: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

67

menggunakan

kaus

#2019GantiPres

iden yang

melakukan

perundungan

capres Prabowo Subianto

jauh lebih jahat dari

setan.

Makna dari balik tanda

yang diciptakan

Mojok.co dalam artikel

ini jika diinterpretasi

adalah Mojok.co kontra

terhadap gerakan

#2019GantiPresiden

yang melakukan

perundungan.

1. Tanda (Sign)

Tanda dalam artikel “Merenungi Aksi Bullying

Massa #2019GantiPresiden di Arena Car Free Day”

adalah sebagai berikut:

Yah, melihat video sekelompok orang yang

membully ibu dan anaknya karena alasan

perbedaan pandangan politik itu, besar

kemungkinan, setan pasti bahagia sekaligus sedih.

Bahagia karena bisa membuat manusia terpecah

belah. Dan sedih karena ternyata mereka kalah

jahat dari manusia.

2. Acuan Tanda (Objek)

Dari tanda yang terdapat dalam artikel ini, yang

dijadikan acuan tandanya adalah kegiatan perundungan

yang dilakukan oleh sekelompok orang yang

menggunakan kaus dengan #2019GantiPresiden kepada

Page 82: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

68

ibu dan anak yang menggunakan kaus #DiaSibukKerja

yang terpisah dari rombongan dalam acara Car Free Day.

Acuan tanda yang menyebabkan Mojok.co

menciptakan tanda di atas adalah sikap keprihatinan

terhadap ibu dan anak yang menggunakan kaus

#DiaSibukKerja dalam acara Car Free Day yang

dirundung oleh pengguna kaus #2019GantiPresiden, ini

adalah acuan tanda secara khusus. Perundungan ini terjadi

karena ibu dan anak yang menggunakan kaus

#DiaSibukKerja berada di antara para pengguna kaus

#2019GantiPresiden, hal tersebut dikarenakan ibu dan

anak terpisah dari rombongan kelompoknya.

Selain itu, acuan dari terciptanya tanda ini adalah

sikap kritik yang Mojok.co tujukan kepada pengguna kaus

#2019GantiPresiden yang melakukan perundungan.

3. Penggunaan Tanda (Interpretant)

Mojok.co mengemas peristiwa ini dengan

menggunakan gaya bahasa satire yang dilakukan secara

langsung (direct satire) di dalam artikelnya. Sindiran

langsung ini subjeknya dihaluskan menjadi sekelompok

orang. Kata sekelompok orang tersebut penulis

interpretasikan sebagai pengguna kaus

#2019GantiPresiden di acara Car Free Day secara umum.

Lebih khusus #2019GantiPresiden penulis interpretasikan

Page 83: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

69

sebagai mereka yang mendukung capres Prabowo

Subianto.

Makna tanda pada artikel ini didapat dari beberapa

kata. Penjelasan beberapa kata dalam tanda tersebut dalam

penelitian ini dibagi berdasarkan kalimat yang menjadi

tanda satire. Pada kalimat pertama, terdapat kata

sekelompok, diambil dari kata dasar kelompok, berarti

“kumpulan” ditambahi awalan se, berarti “satu, sebuah”.

Kata sekelompok, berarti sebuah kumpulan. Kata orang,

dapat berarti “manusia, kata penggolong untuk manusia,

anak buah, rakyat, suku bangsa” dan lain sebagainya.

Jika kata sekelompok digabungkan dengan kata

orang, memiliki arti sekumpulan orang, yang dalam

kalimat dalam tanda ini merujuk kepada orang-orang yang

menggunakan kaus #2019GantiPresiden. Orang yang

menggunakan kaus #2019GantiPresiden adalah orang

yang mendukung capres Prabowo Subianto pada pilpres

2019.

Dalam kalimat pertama juga terdapat kata membully,

membully adalah istilah bahasa Inggris yang memiliki arti

dalam bahasa Indonesia merundung. Dalam KBBI

merundung memiliki arti “mengganggu; mengusik terus-

menerus; menyusahkan”.1 Mojok.co menggunakan istilah

bahasa Inggris. Segmentasi Mojok.co yang memang

1 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/merundung diakses pada 5

September 2019 pukul 14:03

Page 84: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

70

tertuju kepada masyarakat berusia 20-an yang

berpendidikan dan modern, menjadikan Mojok.co sering

menggunakan diksi yang populer di kalangan masyarakat.

Salah satunya adalah bully.

Masih dalam kalimat pertama, kata setan berarti

“roh jahat (yang selalu menggoda manusia supaya berlaku

jahat)”.2 Kata setan biasanya digunakan sebagai ungkapan

kemarahan, sumpah serapah. Kata setan juga biasa

digunakan untuk orang yang sangat buruk perangainya.

Kata bahagia, berarti “keadaan atau perasaan senang dan

tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan)”.3 Kata

sedih, berarti “merasa sangat pilu dalam hati; susah hati”.4

Dari kalimat pertama ini Mojok.co memberikan

perumpamaan bahwa setan dalam arti roh jahat memiliki

perasaan seperti manusia, yaitu perasaan bahagia dan

sedih.

Analisis paradigmatik tanda dari kalimat pertama

didapat dari penjelasan yang ada dalam kalimat pertama

yang berbunyi melihat video sekelompok orang yang

membully ibu dan anaknya karena perbedaan pandangan

politik, besar kemungkinan, setan pasti bahagia sekaligus

sedih. Proposisi pertama dalam kalimat ini sebenarnya

2 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/setan diakses pada 5 September

2019 pukul 14:15 3 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/bahagia diakses pada 5

September 2019 pukul 14:16 4 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sedih diakses pada 5 September

2019 pukul 14:21

Page 85: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

71

memang ditujukan kepada pendukung capres Prabowo

Subianto, tetapi dalam tanda satire ini Mojok.co

melakukan penghalusan panggilan terhadap subjek artikel

yang memberikan kesan bahwa Mojok.co tidak ingin

menembak to the point kepada yang bersangkutan.

Padahal penghalusan subjek ini dapat dimaknai sebagai

bentuk dari socratic irony. Di mana Mojok.co berpura-

pura tidak tahu siapa yang melakukan perundungan.

Gaya bahasa satire yang ditampilkan Mojok.co

terdapat pada proposisi kedua dalam kalimat ini yang

berbunyi besar kemungkinan, setan pasti bahagia

sekaligus sedih. Dengan tanda ini Mojok.co memberikan

kesan bahwa ada banyak kalangan yang memperhatikan

gerak-gerik pendukung capres Prabowo Subianto dalam

hal menuju pilpres. Bahkan setan pun memperhatikan

pendukung capres Prabowo Subianto.

Kata setan merupakan istilah yang digunakan oleh

media yang merujuk pada kesan yang tidak baik seperti

sebuah sumpah serapah yang tertuju kepada subjek

artikel. Dalam jurnalistik, penggunaan kata setan

termasuk ke dalam gaya bahasa yang sudah masuk ke

dalam ranah sarkasme, terlebih jika ditujukan untuk

subjek. Mojok.co menggunakan kata setan sebagai bentuk

dari sarkasme yang termasuk ke dalam gaya bahasa

pertentangan. Di mana sarkasme adalah gaya bahasa yang

mengandung sindiran pedas dan menyakiti hati.

Page 86: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

72

Jika dilihat dari fungsi media sebagai kontrol sosial,

penggunaan kata sarkasme dirasa kurang tepat oleh media

karena dapat merugikan pihak yang dituju. Tetapi jika

dilihat sebagai sebuah satire yang ditujukan sebagai

sebuah kritik, sarkasme dapat menjadi sebuah sindiran

yang tepat demi perubahan menuju lebih baik dari subjek

yang dituju.

Penjelasan tentang satire dalam tanda di kalimat

kedua didapat dari beberapa kata, seperti kata terpecah

belah, berarti “cerai-berai; pisah-pisah (tidak bersatu

lagi)”.5 Kata kalah, berarti “tidak menang atau dalam

keadaan tidak menang”.6 Kata jahat, berarti “sangat tidak

baik (tentang kelakuan, tabiat, perbuatan)”.7

Bentuk satire dalam praktik jurnalisme komedi yang

kemudian dijadikan tanda dapat dilihat dalam kalimat

kedua, “Bahagia karena bisa membuat manusia terpecah

belah. Dan sedih karena ternyata mereka kalah jahat dari

manusia,”. Analisis paradigmatik dari kalimat kedua

dalam tanda ini dapat dilihat dari Mojok.co yang

menjelaskan bahwa setan merasa bahagia karena kegiatan

perundungan yang terjadi dapat membuat manusia pecah

belah. Dari tanda ini Mojok.co seakan-akan memberikan

5 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pecah%20belah diakses pada 5

September 2019 pukul 14:24 6 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kalah diakses pada 5 September

2019 pukul 14:26 7 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/jahat diakses pada 5 September

2019 pukul 14:28

Page 87: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

73

pesan kepada pembaca bahwa kelompok pendukung

capres Prabowo Subianto adalah faktor yang membuat

masyarakat Indonesia terpecah belah menjelang pilpres

2019.

Kemudian Mojok.co juga beranggapan bahwa setan

yang melihat kegiatan perundungan tersebut menjadi

sedih karena merasa kalah jahat dari pendukung capres

Prabowo Subianto. Dengan tanda ini Mojok.co

menggunakan karakteristik satire berupa implisit, di mana

Mojok.co melebih-lebihkan bahwa apa yang dilakukan

kelompok pendukung capres Prabowo Subianto adalah

perlakuan yang lebih jahat dari perbuatan setan. Dengan

tanda ini juga Mojok.co menyamakan subjek artikel

dengan setan.

Dengan tanda di atas Mojok.co memperkuat

pernyataannya bahwa pendukung capres Prabowo

Subianto memang jahat dan jauh lebih jahat daripada

setan. Hal tersebut penulis interpretasikan bahwa

Mojok.co berupaya untuk mengonstruksi artikelnya

sebagai sikap Mojok.co yang mengkritik pendukung

capres Prabowo Subianto.

Keseluruhan makna yang diciptakan Mojok.co

dalam artikel ini dapat diartikan bagi pembaca sebagai

sikap yang diambil oleh Mojok.co dalam kaitannya

dengan gerakan #2019GantiPresiden. Dari tanda ini dapat

Page 88: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

74

disimpulkan Mojok.co kontra terhadap gerakan

#2019GantiPresiden. Hal ini dapat dilihat dari

penggunaan tanda yang dilakukan Mojok.co karena tanda

memberikan ciri yang tinggi, yang menunjukkan makna

tertentu.

B. Analisis Teks Artikel “Relawan #2019GantiPresiden

Rencanakan Mudik Bareng Lewat Tol Era Presiden

Yang Mau Diganti” – 1.400 Shares – 31 Mei 2018

Tabel 4.2

Rekap Analisis Semiotik Artikel 2

Tanda (Sign) Acuan Tanda

(Object)

Pengguna Tanda

(Interpretant)

Artikel “Benci

demokrasi tapi

berlindung

dengan tameng

demokrasi,

seperti ingin

sebar gerakan

ganti Presiden

tapi

memanfaatkan

fasilitas-

fasilitas yang

disediakan

Presiden.

Ya boleh sih,

itu tidak

melanggar

hukum, sah

Sikap kontra

gerakan

#2019GantiPresi

den terhadap

pemerintah

Masifnya

gerakan

#2019GantiPresi

den untuk

mengganti

presiden yang

tengah menjabat

Gerakan

#2019GantiPresi

den yang akan

melakukan

mudik bersama

Mojok.co

menggunakan direct

satire dalam artikel ini.

Mojok.co melakukan

kejanggalan logika

dengan menganggap

fasilitas jalan tol yang

dibangun adalah milik

pribadi presiden.

Mojok.co juga

menggabungkan dua

proposisi yang berbeda

dengan maksud

memberi pemahaman

baru. Di mana

Mojok.co menganggap

pendukung

#2019GantiPresiden

Page 89: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

75

secara aturan,

dan memang

sudah menjadi

hak warga

negara.

Hanya saja

kalau kata

SpongeBob

SquerePants ini

namanya;

“ironi di atas

ironi.””

Kritik terhadap

gerakan

#2019GantiPresi

den

adalah orang yang

benci demokrasi.

Mojok.co juga

melakukan

pembenaran terhadap

kegiatan mudik

bersama dengan

maksud melakukan

ironi.

Penggunaan istilah dari

Spongebob juga

menggambarkan

bahwa Mojok.co

menganggap

#2019GantiPresiden

kekanak-kanakkan.

Interpretasi

keseluruhan dari artikel

ini adalah bahwa

Mojok.co kontra

terhadap gerakan

#2019GantiPresiden

yang akan melakukan

mudik bersama.

1. Tanda (Sign)

Tanda dalam artikel “Relawan #2019GantiPresiden

Rencanakan Mudik Bareng Lewat Tol Era Presiden

Yang Mau Diganti” adalah sebagai berikut:

Benci demokrasi tapi berlindung dengan

tameng demokrasi, seperti ingin sebar gerakan

ganti Presiden tapi memanfaatkan fasilitas-

fasilitas yang disediakan Presiden. Ya boleh sih,

Page 90: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

76

itu tidak melanggar hukum, sah secara aturan, dan

memang sudah menjadi hak warga negara. Hanya

saja kalau kata SpongeBob SquerePants ini

namanya; “ironi di atas ironi.”

2. Acuan Tanda (Object)

Acuan tanda dari artikel ini adalah sikap kontra

gerakan #2019GantiPresiden (pendukung capres

Prabowo Subianto) terhadap presiden yang tengah

menjabat, untuk kemudian menggantinya pada pilpres

2019. Sikap kontra ini dilakukan melalui banyak

kegiatan yang dilakukan oleh gerakan

#2019GantiPresiden, mulai dari melakukan deklarasi di

berbagai daerah sampai pada kegiatan mudik bersama.

Mudik bersama ini dilakukan dengan tujuan untuk

menyebarluaskan semangat ganti presiden sampai ke

pelosok negeri.

Masifnya kegiatan deklarasi dan mudik bersama

oleh gerakan #2019GantiPresiden juga dikritik oleh

Mojok.co yang menjadi acuan tanda pada artikel ini.

3. Pengguna Tanda (Interpretant)

Mojok.co menggunakan jenis direct satire, di

mana Mojok.co mengungkapkan sindiran secara

langsung yang ditujukan kepada para relawan

#2019GantiPresiden yang melakukan aksi mudik

bersama. Satire langsung ini ditunjukkan dengan

Page 91: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

77

menggunakan tanda yang langsung sesuai konteks

peristiwa yang dibahas dalam artikel.

Makna tanda pada artikel ini didapat dari beberapa

kata. Penjelasan beberapa kata dalam tanda tersebut

dalam penelitian ini dibagi berdasarkan kalimat yang

menjadi tanda satire.

Pada kalimat pertama, terdapat kata benci, berarti

“sangat tidak suka”.8 Kata demokrasi, berarti “(bentuk

atau sistem) pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut

serta memerintah dengan perantaraan wakilnya;

pemerintahan rakyat”.9 Kata benci adalah kata sifat

yang biasanya digunakan untuk menyatakan

ketidaksukaan kepada suatu hal, namun saat kata benci

disandingkan dengan kata demokrasi menimbulkan

kesan yang tidak baik atau tidak enak. Hal ini

dikarenakan demokrasi adalah sebuah sistem

pemerintahan, sedangkan yang dimaksud hal yang

dibenci di sini adalah orang yang menjalankan

pemerintahan.

Masih di kalimat pertama tanda terdapat kata

tameng, berarti “perisai”10

. Perisai adalah alat untuk

8 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/benci diakses pada 5 September

2019 pukul 15:12 9 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/demokrasi diakses pada 5

September 2019 pukul 15:14 10

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tameng diakses pada 5

September 2019 pukul 15:16

Page 92: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

78

melindungi diri dan untuk menangkis senjata.11

Kata

tameng jika disandingkan dengan kata demokrasi,

memiliki arti berlindung di bawah pemerintahan

rakyat. Maksudnya melalui peraturan perundang-

undangan yang berlaku di dalam pemerintahan rakyat.

Setelah tanda tentang benci demokrasi, kalimat

masih dilanjutkan ke tanda satire yang berbunyi seperti

ingin sebar gerakan ganti Presiden tapi memanfaatkan

fasilitas-fasilitas yang disediakan Presiden. Makna

tanda ini didapat dari penjelasan beberapa kata seperti,

kata memanfaatkan, berarti “menjadikan ada

manfaatnya (gunanya dan sebagainya)”.12

Kata

memanfaatkan dalam kalimat ini dapat memiliki

konotasi negatif, seperti hanya ingin mengambil suatu

manfaat tanpa ingin bekerja keras. Kata fasilitas,

berarti "sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi;

kemudahan”.13

Sebelum membahas tentang makna paradigmatik

dari tanda satire pada kalimat pertama ini, secara tidak

langsung sebagai sebuah media Mojok.co melakukan

kejanggalan logika terhadap pernyataannya tentang

fasilitas yang disediakan oleh presiden. Kejanggalan

11

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/perisai diakses pada 5

September 2019 pukul 15:19 12

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/memanfaatkan diakses pada 5

September 2019 pukul 15:23 13

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/fasilitas diakses pada 5

September 2019 pukul 15:29

Page 93: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

79

logika ini karena Mojok.co mengartikan fasilitas jalan

tol yang dibangun disediakan oleh presiden. Mojok.co

nampaknya ingin menggiring pemikiran pembaca

untuk beranggapan bahwa fasilitas jalan tol yang

dibangun selama masa periode 2014-2019 adalah

sebuah karya pribadi presiden yang tidak menggunakan

dana dari hasil pajak rakyat dalam Anggaran

Perencanaan Belanja Negara (APBN). Mojok.co

berasumsi bahwa jalan tol yang dibangun adalah

fasilitas yang disediakan presiden, bukan pemerintah.

Dalam tanda satire pada kalimat pertama ini dapat

dianalisis secara paradigmatik bahwa Mojok.co

berusaha menggabungkan dua proposisi dengan

konteks yang berbeda menjadi sebuah kalimat.

Penggabungan dua proposisi ini dilakukan untuk

menciptakan makna baru.

Proposisi pertama dalam kalimat ini berbunyi

“Benci demokrasi tapi berlindung dengan tameng

demokrasi,”. Proposisi ini adalah bentuk satire yang

sebenarnya ditujukan kepada pendukung Hizbut Tahrir

Indonesia (HTI) terkait kasus pembubarannya sebagai

organisasi masyarakat karena bertentangan dengan

Pancasila yang tertera dalam Peraturan Perundang-

undangan (Perpu) yang disahkan oleh presiden.

Kata benci demokrasi adalah istilah yang pertama

kali diciptakan oleh pendukung capres Jokowi untuk

Page 94: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

80

mencibir HTI terkait penolakan HTI terhadap Perppu

No.2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat.

Mojok.co kemudian mengutip pendukung capres

Jokowi dan menjadikannya sebuah wacana dalam

artikel #2019GantiPresiden. Hal ini jelas berbeda jauh

di luar konteks peristiwa dalam artikel. Dengan

mengutip pendukung capres Jokowi, penulis

interpretasikan bahwa secara tidak langsung telah

memperlihatkan Mojok.co kontra terhadap pendukung

capres Prabowo Subianto.

Sedangkan proposisi kedua berbunyi “seperti

ingin sebar gerakan ganti Presiden tapi memanfaatkan

fasilitas-fasilitas yang disediakan Presiden”. Proposisi

ini jelas ditujukan kepada pendukung capres Prabowo

Subianto terkait gerakan #2019GantiPresiden yang

akan melakukan mudik bersama.

Mojok.co menggabungkan dua proposisi yang

bertentangan dengan logika demi menggiring pembaca

kepada pemahaman baru. Dapat dikatakan

bertentangan logika karena Mojok.co dengan sengaja

menggabungkan dua subjek yang berbeda dalam

konteks yang berbeda juga, tetapi tetap disatukan

dalam satu kalimat.

Mojok.co juga menggunakan konjungsi

perbandingan dengan menggunakan kata seperti. Dari

konjungsi dua proposisi dari kalimat ini, penulis

Page 95: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

81

interpretasikan bahwa Mojok.co berusaha menggiring

pembaca untuk mengartikan bahwa benci demokrasi

pada proposisi pertama ditujukan kepada pendukung

capres Prabowo Subianto yang berada di proposisi

kedua. Hal ini karena pendukung capres Prabowo

Subianto ingin mengganti presiden yang tengah

menjabat tetapi tetap menggunakan fasilitas berupa

jalan tol yang dibangun di masa presiden yang ingin

diganti.

Makna dari kalimat ini bahwa Mojok.co

menggiring pembaca untuk beropini bahwa masyarakat

yang mudik menggunakan fasilitas jalan tol, khususnya

pendukung capres Prabowo Subianto adalah orang-

orang yang benci demokrasi.

Dalam kalimat kedua makna satire didapat dari

penjelasan beberapa kata, seperti kata sih, berarti “kata

penambah atau penegas dalam kalimat tanya”.14

Kata

melanggar, berarti “menyalahi; melawan”.15

Kata sah,

berarti “dilakukan menurut hukum (undang-undang,

peraturan) yang berlaku”.16

Kata hak, berarti

14

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sih diakses pada 5 September

2019 pukul 15:30 15

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/melanggar diakses pada 5

September 2019 pukul 15:33 16

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/sah diakses pada 5 September

2019 pukul 15:35

Page 96: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

82

“kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk

menuntut sesuatu”.17

Dalam kalimat kedua dalam tanda, Mojok.co

memberikan suatu pernyataan “ya boleh sih, itu tidak

melanggar hukum, sah secara aturan, dan memang

sudah menjadi hak warga negara”. Tanda ini adalah

bentuk dari gaya bahasa pertentangan berupa ironi. Di

mana Mojok.co mengungkapkan suatu pertanyaan

yang sebenarnya bertentangan dengan apa yang

dikatakan.

Mojok.co ingin membenarkan kegiatan mudik

bersama yang dilakukan oleh gerakan

#2019GantiPresiden. Padahal pembenaran itu adalah

bentuk dari kritik yang dilakukan oleh Mojok.co

terhadap gerakan #2019GantiPresiden. Mojok.co

terlihat ingin melemahkan kegiatan yang dilakukan

oleh pendukung capres Prabowo Subianto.

Dengan tanda Ya boleh sih, itu tidak melanggar

hukum, Mojok.co juga memberikan pernyataan bahwa

tidak ada kegiatan yang melanggar hukum. Tetapi

dengan pernyataan ini Mojok.co secara tidak langsung

mengisyaratkan kepada pembaca bahwa menggunakan

fasilitas jalan tol menjadi sebuah pelanggaran norma.

17

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/hak diakses pada 8 September

2019 pukul 13:35

Page 97: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

83

Penggunaan fasilitas jalan tol adalah hak warga

negara, siapa pun pilihan politiknya. Hal tersebut

penulis interpretasikan sebagai sebuah cara Mojok.co

mengonstruksi sebuah makna kepada pembaca. Makna

dari tanda ini adalah Mojok.co kontra terhadap gerakan

#2019GantiPresiden yang oleh Mojok.co ditonjolkan

melalui tanda yang diberikan penegasan dan tekanan

dengan maksud melakukan satire.

Dalam kalimat ketiga tanda di artikel ini terdapat

kata ironi, berarti “kejadian atau situasi yang

bertentangan dengan yang diharapkan atau yang

seharusnya terjadi, tetapi sudah menjadi suratan

takdir”.18

Kutipan “ironi di atas ironi,” yang diambil dari

kartun Spongebob Squarepants adalah bentuk

penegasan dan penekanan ketidaksetujuan Mojok.co

terhadap pendukung capres Prabowo Subianto. Kartun

Spongebob Squarepants bercorak postmodern, yang

banyak mendekonstruksi hal serius menjadi tampak

konyol dan bodoh.

Penulis tidak menemukan data dan alasan secara

valid mengapa Mojok.co menggunakan kutipan ironi di

atas ironi yang berasal dari kartun Spongebob

18

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ironi pada 6 September 2019

pukul 16:20

Page 98: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

84

Squarepants serta apa hubungannya dengan peristiwa

dalam artikel. Namun penulis menginterpretasikan

bahwa Mojok.co memandang gerakan

#2019GantiPresiden yang melakukan mudik bareng

menggunakan fasilitas jalan tol sebagai sebuah sikap

kekanak-kanakan atau tidak paham terhadap norma.

Dari interpretasi penulis, dapat dilihat maknanya

bahwa Mojok.co menggiring pembaca untuk ikut kritis

dan kontra terhadap pendukung capres Prabowo

Subianto yang menggunakan fasilitas jalan tol sambil

menyebarkan semangat ingin mengganti presiden pada

pilpres 2019.

C. Analisis Teks Artikel “Ahmad Dhani Yang Diusir Di

Kampung Halamannya Sendiri” – 27 Agustus 2018

Tabel 4.3

Rekap Analisis Semiotik Artikel 3

Tanda (Sign) Acuan Tanda

(Object)

Pengguna Tanda

(Interpretant)

Artikel

“Kasihan ya,

Dhani.

Ternyata

perbedaan

pandangan

politik, bisa

menjadikan

Ahmad Dhani

Masyarakat

Surabaya yang

menolak gerakan

#2019GantiPresid

en

Penolakan

masyarakat

terhadap Ahmad

Mojok.co

menggunakan direct

satire yang dilakukan

dengan nada cibiran

atau cemoohan yang

ditujukan kepada

Ahmad Dhani yang

akan melakukan

deklarasi

Page 99: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

85

diusir dari

kampung

halamannya

sendiri, ya.

Bahkan

disuruh balik

ke tanah

rantau lagi.

Padahal kan

biasanya,

orang-orang

yang sukses di

tanah rantau,

justru diminta

untuk pulang

ke kampung

halaman. Ini

kok~

Atau yang

mengusir

Ahmad Dhani

sebenarnya

justru adalah

fans Maia

Estianty garis

keras?”

Dhani yang akan

melakukan

deklarasi

#2019GantiPresid

en di Surabaya

Terjadinya

deklarasi gerakan

#2019GantiPresid

en di berbagai

daerah

Banyaknya

hadangan dari

masyarkat

Surabaya yang

tidak setuju

adanya deklarasi

#2019GantiPresid

en

Kritik terhadap

Ahmad Dhani

#2019GantiPresiden di

Surabaya.

Mojok.co juga

melakukan sebuah

satire implisit yang

keluar jauh dari

konteks dan

menjadikannya opini

yang jauh dari konteks

artikel.

Makna yang ingin

dikonstruksi oleh

Mojok.co adalah bahwa

Mojok.co kontra

terhadap pilihan politik

Ahmad Dhani.

1. Tanda (Sign)

Tanda dalam artikel “Ahmad Dhani Yang Diusir Di

Kampung Halamannya Sendiri” adalah sebagai berikut:

Kasihan ya, Dhani. Ternyata perbedaan

pandangan politik, bisa menjadikan Ahmad Dhani

diusir dari kampung halamannya sendiri, ya. Bahkan

disuruh balik ke tanah rantau lagi. Padahal kan

biasanya, orang-orang yang sukses di tanah rantau,

Page 100: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

86

justru diminta untuk pulang ke kampung halaman. Ini

kok~ Atau yang mengusir Ahmad Dhani sebenarnya

justru adalah fans Maia Estianty garis keras?

2. Acuan Tanda (Objek)

Acuan tanda dari artikel ini adalah ditolaknya aksi

deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya yang akan

dilakukan oleh Ahmad Dhani. Ahmad Dhani adalah

seorang musisi Indonesia dan juga salah satu politikus

dari Partai Gerindra. Partai Gerindra adalah partai yang

mengusung dan mendukung Prabowo Subianto sebagai

capres untuk kembali maju dalam pilpres 2019. Sebagai

salah satu politikusnya, Ahmad Dhani turut mendukung

aksi #2019GantiPresiden dengan melakukan deklarasi di

kampung halamannya.

Acuan tanda dalam artikel ini juga dilihat dari

masyarakat Surabaya yang kontra terhadap gerakan

#2019GantiPresiden. penghadangan yang dilakukan

masyarakat Surabaya akan deklarasi #2019GantiPresiden

juga menjadi acuan tanda dalam artikel ini.

3. Penggunaan Tanda (Interpretant)

Peristiwa penolakan yang dilakukan oleh

masyarakat terhadap Ahmad Dhani yang akan melakukan

deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya dituangkan

oleh Mojok.co melalui artikelnya dengan nada ironi yang

ditunjukkan secara langsung (direct satire) kepada Ahmad

Dhani.

Makna tanda pada artikel ini didapat dari beberapa

kata. Penjelasan beberapa kata dalam tanda tersebut dalam

Page 101: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

87

penelitian ini dibagi berdasarkan kalimat yang menjadi

tanda satire. Pada kalimat pertama, terdapat kata kasihan,

berarti “rasa iba hati”.19

Mojok.co menyatakan seruan rasa

iba hati kepada Ahmad Dhani, yang oleh penulis

diinterpretasikan sebagai sebuah cemoohan atau rasa

kecewa terhadap Ahmad Dhani yang dalam gerakan

politiknya mendukung #2019GantiPresiden. Dalam

kalimat ini Mojok.co memperlihatkan karakteristik satire

berupa verbal irony di mana Mojok.co memberikan

pernyataan “Kasihan ya, Dhani” yang sebenarnya adalah

sebuah kritik.

Selanjutnya kata pandangan, berarti “pendapat”.20

Kata politik, berarti “mengenai ketatanegaraan atau

kenegaraan”.21

Ketika kata perbedaan pandangan

disandingkan dengan kata politik, itu memiliki arti

berbedanya pilihan tentang politik, dalam hal ini

kaitannya dengan capres dalam pilpres 2019.

Berikutnya kata diusir, berarti “menyuruh pergi

dengan paksa; menyuruh (orang lain) meninggalkan

tempat; menghalau”.22

Kata kampung, berarti “desa;

19

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kasihan diakses pada 6 September 2019

pukul 16:27\ 20

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pandangan diakses pada 5

September 2019 pukul 14:09 21

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/politik diakses pada 5 September

2019 pukul 14:10 22

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mengusir diakses pada 6

September 2019 pukul 16:31

Page 102: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

88

dusun”.23

Kata halaman, berarti “pekarangan rumah

(sekolah dan sebagainya); tanah di sekitar rumah (sekolah

dan sebagainya)”.24

Kata kampung jika disandingkan

dengan kata halaman memiliki arti desa tempat seseorang

dilahirkan.

Dalam kalimat selanjutnya terdapat kata balik,

berarti “kembali; pulang”.25

Kata tanah, berarti

“permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas

sekali”.26

Kata rantau, berarti “daerah (negeri) di luar

daerah (negeri) sendiri atau daerah (negeri) di luar

kampung halaman”.27

Dalam tanda satire pada kalimat pertama ini dapat

dianalisis secara paradigmatik. Dalam tanda “Kasihan ya,

Dhani,” adalah bentuk ironi yang diciptakan Mojok.co

terhadap Ahmad Dhani dengan ditonjolkan melalui tanda

yang berisi keprihatinan terhadap Ahmad Dhani. Penulis

menginterpretasikan pernyataan ini sebagai sebuah

ejekkan dan sebuah cara Mojok.co memberikan pesan

kepada pembaca bahwa sebenarnya Ahmad Dhani salah

dan patut dikritik dengan cara mengasihani.

23

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kampung diakses pada 6

September 2019 pukul 16:47 24

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/halaman diakses pada 6

September 2019 pukul 16:48 25

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/balik diakses pada 6 September

2019 pukul 16:34 26

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/tanah diakses pada 6 September

2019 pukul 16:49 27

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/rantau diakses pada 6 September

2019 pukul 16:53

Page 103: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

89

Dalam interpretasi penulis, Mojok.co membingkai

tanda “Ternyata perbedaan pandangan politik, bisa

menjadikan Ahmad Dhani diusir dari kampung

halamannya sendiri, ya,” memberikan pernyataan bahwa

pilihan politik Ahmad Dhani dapat membuat Ahmad

Dhani diusir dari kampung halamannya.

Tanda “disuruh balik ke tanah rantau lagi,”

adalah sebuah penguatan dan penegasan bahwa pilihan

politik Ahmad Dhani untuk mendukung capres Prabowo

Subianto tidak dapat diterima oleh masyarakat di

Surabaya. Dalam interpretasi penulis, Mojok.co ingin

menggiring pembaca bahwa sebenarnya kota Surabaya

tidak setuju dengan gerakan #2019GantiPresiden.

Kata dalam kalimat selanjutnya adalah sukses.

Kata sukses, berarti “berhasil”. Kata diminta, berarti

“berkata-kata supaya diberi atau mendapat sesuatu;

mohon”. Kata kok, berarti “kata yang digunakan untuk

menekankan atau menguatkan maksud”.28

Kata kok pada

kalimat ini menekan dengan menyangsikan kepulangan

Ahmad Dhani ke kampung halaman.

Mojok.co kembali mengungkapkan pendapat

bahwa tidak sewajarnya orang rantau diusir dari kampung

halaman seperti dalam tanda, “Padahal kan biasanya,

orang-orang yang sukses di tanah rantau, justru diminta

28

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kok diakses pada 6 September

2019 pukul 16:54

Page 104: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

90

untuk pulang ke kampung halaman. Ini kok~”. Tanda ini

adalah pengulangan Mojok.co untuk kali ke tiga.

Pengulangan pernyataan dalam artikel ini

menyiratkan bahwa pernyataan tersebut penting untuk

diingat pembaca. Dalam interpretasi penulis, pernyataan

ini merupakan salah satu cara Mojok.co menggiring

pemahaman bahwa sebenarnya Mojok.co mengkritik

Ahmad Dhani yang mendukung gerakan

#2019GantiPresiden. Pilihan Ahmad Dhani untuk

mendukung gerakan #2019GantiPresiden, yang pada

akhirnya membuatnya diusir dari kampung halamannya

sendiri.

Dalam kalimat terakhir terdapat kata fans. Fans

adalah kata dalam bahasa Inggris yang memiliki arti

penggemar. Maia Estianty adalah mantan isteri Ahmad

Dhani. Kata garis, berarti “coretan panjang”.29

Kata

keras, berarti “padat kuat dan tidak mudah berubah

bentuknya atau tidak mudah pecah”.30

Ketika kata garis

disandingkan dengan kata keras, memiliki arti strategi

untuk memperjuangkan paham dengan perlawanan. Tetapi

dalam kalimat ini kata garis keras memiliki arti

penggemar Maia Estianty yang fanatik.

Mojok.co juga menggunakan karakteristik satire

berupa implisit yang melebih-lebihkan dan keluar dari

29

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/garis diakses pada 6 September

2019 pukul 16:56 30

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/keras diakses pada 6 September

2019 pukul 16:57

Page 105: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

91

konteks. Di mana topik penolakan Ahmad Dhani bukan

semata karena perbedaan pandangan politik, tetapi juga

karena penolakan dari penggemar berat mantan isteri

Ahmad Dhani, yaitu Maia Estianty.

Hal ini dapat di lihat dari tanda “Atau yang

mengusir Ahmad Dhani sebenarnya justru adalah fans

Maia Estianty garis keras,”. Tanda ini mengarah ke

urusan pribadi subjek artikel, yang jauh dari fakta di

lapangan karena tidak ditemukannya data yang valid

terhadap penolakan terhadap Ahmad Dhani di Surabaya

yang disebabkan oleh penggemar Maia Estianty.

Dalam interpretasi penulis, makna yang ingin

dibangun oleh Mojok.co melalui artikel ini adalah

Mojok.co mengkritik Ahmad Dhani yang mendukung

gerakan #2019GantiPresiden. Sehingga Mojok.co

membuat artikel satire tentang Ahmad Dhani yang

bertujuan untuk mencemooh Ahmad Dhani terhadap

pilihan politiknya.

Page 106: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

92

BAB V

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna satire

sebagai praktik jurnalisme komedi dalam artikel-artikel

berlabel #2019GantiPresiden pada Mojok.co. Mojok.co

menggunakan gaya bahasa satire sebagai alternatif dalam

menyajikan informasi mengenai gerakan

#2019GantiPresiden.

Sebelum melihat penggunaan satire dari perspektif

kejurnalistikan, perlu diketahui bahwa beberapa penelitian

terdahulu tentang penggunaan konsep satire dalam

jurnalisme memberikan hasil yang positif. Di mana dapat

meningkatkan fungsi kritikal terhadap politik dan partisipasi

terhadap politik bagi mereka yang menyaksikan acara

televisi yang menggunakan konsep satire dan jurnalisme.

Jika dilihat dari sisi ini dapat dikatakan berhasil. Seperti yang

dikemukakan oleh Hye Jin Lee, editor dari jurnal A Dialogue

on Satire News and the Crisis of Truth in Postmodern

Political Television by Jeffrey P. Jones and Geoffrey Baym,

mengatakan:

“Futhermore, such shows not only do a better job

in engaging individuals in reasoned discussions that

are important in upholding a democratic system, but

Page 107: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

93

are also able to provide audiences with meaningful

resources for citizenship and civic engagement.”

Dari sisi kejurnalistikan, dengan menggunakan konsep

jurnalisme komedi, Mojok.co seakan-akan ingin memberikan

pilihan baru kepada khalayak dalam penyajian sebuah

informasi. Di mana Mojok.co menyajikan informasi dengan

menggunakan gaya bahasa satire berupa humor, parodi, atau

sindiran untuk menghibur masyarakat. Tetapi hasil analisis

menemukan bahwa Mojok.co justru mengemas informasi

dengan gaya bahasa yang jauh dari koridor jurnalistik.

De Vito menyebutkan bahwa media mendesain

program-program mereka untuk menghibur khalayak. Tentu

saja sebenarnya, mereka memberi hiburan itu untuk

mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin.1

Penggunaan gaya bahasa satire oleh Mojok.co dilihat

bukan saja semata untuk memberikan pilihan kepada

khalayak, tetapi juga penulis interpretasikan sebagai cara

Mojok.co menarik banyak perhatian dari khalayak untuk

nantinya menjadi pembaca tetap Mojok.co yang akan

menjadi sumber pemasukan. Hal ini memperlihatkan

karakter Mojok.co sebagai sebuah perusahaan komersial.

Karakter media ganda, baik sebagai perusahaan komersial

maupun elemen kunci dalam kehidupan politik, budaya, dan

sosial di masyarakat.2

1 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009) h.239 2 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail¸(Jakarta:

Penerbit Salemba Humanika, 2012) h.274

Page 108: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

94

Sebagai sebuah media, citra yang ingin ditampilkan

oleh Mojok.co kepada publik dalam menyajikan artikel

adalah sebagai sebuah media yang menyajikan artikel dengan

gaya menghibur dan juga tetap berimbang atau netral.

Namun dari hasil penelitian yang dilakukan justru

menunjukkan sikap kritis terhadap gerakan

#2019GantiPresiden. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan

satire langsung yang dilakukan oleh Mojok.co.

Ketiga artikel yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini menggunakan satire langsung yang oleh Mojok.co

ditujukan kepada pendukung capres Prabowo Subianto. Hal

ini penulis interpretasikan bahwa Mojok.co kontra terhadap

pendukung capres Prabowo Subianto. Penggunaan satire

langsung ini dilakukan untuk menggiring pembacanya

memiliki pandangan politik yang sama dengan Mojok.co.

Padahal sebagai sebuah media Mojok.co dituntut untuk

berimbang dan netral dengan tidak memihak kepada

siapapun dalam urusan politik. Hal ini seperti yang dikatakan

oleh Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Abdul

Maman, “Kami organisasi wartawan memiliki hak moral

untuk mengingatkan jangan menggunakan media untuk

politik. Karena media memilik tanggung jawab yang sangat

besar untuk melayani kepentingan publik,".3

3 https://www.merdeka.com/peristiwa/punya-tanggung-jawab-besar-

ke-publik-media-harus-netral-di-pemilu-2019.html diakses pada 30 September

2019 pukul 22:13

Page 109: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

95

Hasil penelitian selanjutnya menemukan bahwa

penggunaan satire oleh Mojok.co justru menggunakan kata

sarkasme yang seharusnya tidak dilakukan oleh media. AS

Haris Sumadiria dalam bukunya Bahasa Jurnalistik;

Panduan Praktik Penulis dan Jurnalis mengatakan bahwa

“bahasa jurnalistik tunduk kepada kaidah etis. Jadi bahasa

jurnalistik terlarang menggunakan kata-kata kasar, menyakiti

hati, tidak enak didengar, vulgar, sarat sumpah-serapah, dan

lebih jauh lagi mencerminkan pola perilaku orang, atau

kelompok masyarakat yang tidak beradab.”4 Penggunaan

kata sarkasme ini tampak ketika Mojok.co menyamakan

pendukung capres Prabowo Subianto dengan setan.

Penggunaan kata sarkasme dapat penulis

interpretasikan sebagai sarana penggambaran oleh Mojok.co

bahwa pendukung capres Prabowo Subianto jahat dan tidak

lebih baik dari kelompok lain. Hal ini menggiring opini

pembaca untuk beranggapan negatif terhadap pendukung

capres Prabowo Subianto karena jahat seperti setan, telah

membuat masyarakat Indonesia terpecah belah.

Penggunaan ungkapan yang lebih halus, yang

digunakan Mojok.co dalam mengonstruksi artikelnya juga

memiliki makna tertentu, yang terkadang memiliki arti

ambigu karena tidak dapat dilihat sebagai sikap yang pro

atau kontra terhadap subjek yang dituju. Hal ini nampak

4 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan

Featrue; Panduan Praktis Jurnalis Profesional. (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2008) Cet. Ke-3, h.161

Page 110: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

96

ketika Mojok.co melakukan penghalusan julukan terhadap

subjek yang sebenarnya sudah dapat pembaca artikan sebagai

pendukung capres Prabowo Subianto. Seperti yang dikatakan

oleh AS Sumadiria dalam buku Bahasa Jurnalistik: Panduan

Praktis Penulis dan Jurnalis, “Eufemisme kerap

mengaburkan makna pesan sekaligus dapat memanipulasi

fakta yang hendak disampaikan kepada khalayak.” Hal ini

dalam jurnalistik tidak dibenarkan, karena dalam jurnalistik

sebuah informasi harus disampaikan dengan maksud yang

jelas, tidak bermakna ganda.

Mojok.co juga melakukan pembingkaian melalui

penggunaan kata-kata yang dipilihnya. Hal ini untuk

menjuruskan pikiran pembaca kepada hal yang dikehendaki

Mojok.co, dalam hal ini adalah kontra terhadap capres

Prabowo Subianto. Hal ini nampak ketika Mojok.co

menggunakan kata setan yang dianggap sebagai kelompok

yang mengawasi kegiatan pendukung capres Prabowo

Subianto. Pilihan kata yang dilakukan oleh Mojok.co penulis

interpetasikan sebagai pembentukan realitas yang tidak

berdasarkan fakta karena di dunia ini tidak ada yang tahu apa

yang dilakukan oleh setan. Hall (1928) dalam Wibowo

(2010:122) berpendapat bahwa berkenaan dengan eksistensi

media massa, dewasa ini tidak lagi mereproduksi realitas

atau tidak lagi menjadi wadah penyalur informasi, tetapi

Page 111: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

97

justru menentukan realitas atau melakukan pembingkaian

melalui pemakaian kata-kata tertentu yang dipilih.5

Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa Mojok.co

melakukan pelabelan subjek. Hal ini nampak ketika

Mojok.co memberi label kepada pendukung capres Prabowo

Subianto sebagai kelompok yang benci demokrasi. Hal ini

penulis interpretasikan sebagai cara Mojok.co

melangsungkan propaganda medianya.

Harold D. Lasswell mengatakan “propaganda dalam

arti yang paling luas adalah teknik memengaruhi tindakan

manusia dengan memanipulasi representasi (penyajian).

Representasi bisa berbentuk lisan, tulisan, gambar, atau

musik.6 Sebagai lembaga penyebar informasi kepada

khalayak, menurut teori normatif media dalam Teori

Komunikasi Massa McQuail, tidak dibenarkan media

melakukan propaganda karena media sebenarnya ditujukan

untuk kepentingan publik.

Hasil analisis dalam penelitian ini juga menemukan

bahwa Mojok.co menggunakan satire implisit yang melebih-

lebihkan dan keluar dari konteks bahkan jauh dari fakta yang

ada di lapangan. Hal ini tampak ketika Mojok.co

menggunakan selebritas yang juga sebagai politikus Partai

Gerindra untuk membangun citra negatif terhadap

5 Apriadi Jamburaka, Agenda Setting Media Massa, (Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada, 2012) h.85 6 Werner J, Severin dan James W. Tankurd Jr. Teori Komunikasi,

Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa Edisi ke-5. (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group: 2005) h.128

Page 112: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

98

pendukung capres Prabowo Subianto dengan menggunakan

konteks yang tidak terkait dengan isu dan mengarah ke

urusan pribadi. Hikmat menjelaskan dalam buku Jurnalistik,

Teori, dan Praktik bahwa selaku wakil dari pembaca dan

pendengar berita, seorang wartawan harus senantiasa

berusaha untuk menempatkan setiap fakta atau kumpulan

fakta-fakta menurut proporsinya yang wajar.7

Penggunaan satire implisit ini penulis interpretasikan

bahwa Mojok.co mencederai Kode Etik Jurnalistik pada

pasal 1 yang berbunyi “Wartawan Indonesia bersikap

independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang,

dan tidak beritikad buruk.” dan pasal 3 yang berbunyi,

“Wartawan Indonesia selalu menguji informasi,

memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta

dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga

tak bersalah,”.8

Satire dalam kesusastraan biasanya dituangkan melalui

karya tulisan baik berupa novel atau cerita pendek. Dalam

sastra, satiris klasik yang terkenal antara lain Aristophanes,

Horace, dan Juvenal, diikuti kemudian oleh Rabelais, Defoe,

Swift, dan Voltaire (Shadily, 1984:3040).9 Dalam jurnalisme

komedi, penggunaan satire dalam bidang jurnalistik kembali

7 Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik,

Teori, dan Praktik (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005) h.53 8 https://tirto.id/kode-etik-jurnalistik-8Nb diakses pada 11 September

2019 pukul 15:17 9 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan

Featrue; Panduan Praktis Jurnalis Profesional. (Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2008) Cet. Ke-3, h.156

Page 113: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

99

populer di abad 21, berawal dari Amerika Serikat yang

menggunakan satire dalam acara televisi seperti The Daily

Show with Jon Stewart. Mojok.co tampaknya ingin

mengadopsi satire dengan menggunakan media tulisan.

Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa satire yang

dilakukan Mojok.co digunakan untuk menggiring opini

pembaca untuk mendukung kepentingannya, dalam hal ini

media sebagai bisnis. Hal ini sejalan dengan pemikiran AS

Haris Sumadiria yang mengatakan, “Pers terus tumbuh tidak

saja sebagai media komunikasi massa secara profesional,

melainkan juga sebagai usaha bisnis.”10

Seperti yang dikatakan oleh Malcom X bahwa

kekuatan media sungguh luar biasa dalam menggiring opini

sesuai dengan keinginan media, seperti dalam pernyataannya

“the media’s the most powerfull entity on earth. They save

the power to make the innocent guilty and to make the guilty

innocent, and that’s power. Because they control the minds

of the masses,”11

. Dari satire yang diteliti sangat

memperlihatkan sikap dan posisi Mojok.co terhadap

kontestasi pilpres 2019, hal ini karena tanda memberikan ciri

yang tinggi yang menggambarkan maksud dan posisi media.

Dengan tanda yang ada dalam ketiga sampel yang diteliti,

10

Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2009) h.223 11

https://www.kompasiana.com/teguh01190/5c21930baeebe15d1b63c

767/netralitas-media-dalam-kontestasi-politik-2019?page=all diakses pada 30

September 2019 pukul 12:08

Page 114: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

100

terlihat bahwa Mojok.co kontra terhadap gerakan

#2019GantiPresiden.

Page 115: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

101

BAB VI

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil riset ini mengemukakan bahwa penggunaan

satire dalam artikel #2019GantiPresiden tidak efektif untuk

dapat menjadi alternatif dalam menyajikan informasi

mengenai kontestasi pilpres 2019 karena penggunaan satire

tidak sesuai dengan kaidah jurnalistik. Penggunaan satire

oleh Mojok.co dalam artikel ini tidak berimbang dan netral,

dari tanda yang dihasilkan memperlihatkan

keberpihakkannya.

Satire yang dilakukan oleh Mojok.co mengandung

unsur sarkasme yang seharusnya tidak digunakan dalam

bahasa jurnalistik. Mojok.co juga menggunakan satire

sebagai alat propaganda untuk mengonstruksi dan

menggiring opini pembaca menuju apa yang Mojok.co

maknai. Mojok.co juga mencederai Pasal 1 dalam Kode Etik

Jurnalistik dalam poin “menghasilkan berita yang akurat”

dan Pasal 3 dalam poin “tidak mencampurkan fakta dan

opini”.

Dari ketiga sampel yang dijadikan bahan penelitian,

terlihat pola yang sama, di mana Mojok.co selalu

menempatkan tanda di akhir dari artikel yang merupakan

Page 116: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

102

bagian penutup dari sebuah peristiwa yang dilaporkan. Tanda

tersebut yang memiliki kekuatan unsur satire dalam artikel

yang menjadi praktik dari jurnalisme komedi. Dalam

penelitian ini ditemukan satire yang digunakan adalah satire

langsung.

Penggunaan satire langsung ditujukan untuk

memojokkan pendukung capres Prabowo Subianto. Hal ini

secara tidak langsung penulis simpulkan bahwa Mojok.co

kontra terhadap gerakan #2019GantiPresiden yang

mendukung capres Prabowo Subianto.

B. Implikasi

Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa

penggunaan unsur bahasa satire yang termasuk ke dalam

jurnalisme komedi, jika dilihat dari perspektif jurnalisme

yang menggunakan aturan dalam Kode Etik Jurnalistik, tidak

dapat dijadikan sebagai sebuah pilihan dalam penyajian

informasi. Hal ini karena penggabungan dua bidang ilmu ini

dapat meleburkan batas-batas pengertian sebuah berita dan

hiburan. Serta mengaburkan makna yang sebenarnya terjadi

di lapangan.

Diperlukannya konsep yang lebih utuh dan lebih jauh

untuk mengelaborasi dua bidang ini sampai pada tahap di

mana jurnalisme dapat dinikmati sebagai sebuah hiburan

yang syarat akan informasi tetapi tetap mengikuti kaidah

kejurnalistikan. Selain itu diperlukannya juga literasi

Page 117: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

103

terhadap masyarakat tentang satire dan bagaimana satire

dapat digunakan dalam penyajian informasi. Dengan

berkembangnya cara media menyampaikan informasi, media

pasti tetap memiliki pandangan atau sisi dalam

pembentukkan opini masyarakat tentang politik dan berita

yang tengah berkembang. Masyarakat diharuskan tetap

memiliki sikap kewaspadaan terhadap informasi dan

melakukan pengecekkan ganda.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah peneliti lakukan, maka

peneliti ingin memberikan beberapa saran baik kepada

segenap akademisi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

khususnya Program Studi Jurnalistik UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, serta bagi pembaca artikel di Mojok.co,

yaitu sebagai berikut:

1. Jika satire digunakan sebagai praktik dari jurnalisme

komedi, satire tetap harus mengedepankan kaidah dan

aturan dalam penulisan jurnalistik. Meskipun produk

jurnalistik itu berbentuk artikel dan bukan berita, tidak

dibenarkan adanya penggunaan gaya bahasa yang

dapat mencederai kerja jurnalistik yang

mencampuradukkan fakta dan opini. Meskipun tidak

dapat dipungkiri semakin modern, semakin pudar pula

batasan antara berita atau opini. Tetapi sebagai sebuah

media harusnya tetap menjalankan misi menyebarkan

informasi yang baik karena media memiliki

Page 118: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

104

tanggungjawab terhadap informasi yang disebarkan

kepada khalayak.

2. Masyarakat atau publik yang menerima hasil dari kerja

jurnalisme komedi diharapkan untuk tidak hanya

melihat informasi dari satu sisi saja. Membaca artikel

yang syarat akan informasi serta memiliki unsur

hiburan memang menjadi salah satu cara untuk

menghibur diri, tetapi tetap harus mengikuti berita dan

informasi dari sumber lain untuk mendapatkan kualitas

kebenaran sebuah informasi. Serta diperlukannya

literasi terhadap satire.

Page 119: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

105

DAFTAR PUSTAKA

Baym, Geoffrey. 2006. “The Daily Show:Discursive Integration and the

Reinvention of Political Journalism, Political Communication”. Taylor

& Francis Inc.

Budiman, Kris. 2011. Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem Ikonitas.

Yogyakarta: Jalasutra.

Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penulisan Kuantitatif; Komunikasi; Ekonomi;

Kebijakan Publik, Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: PT Fajar

Interpratama Mandiri.

Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

K, Septiawan Santana. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

Kriyanto, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi (Disertai Contoh

Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran). Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Kusumaningrat, Hikmat. Purnama Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik, Teori, dan

Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Jambaruka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

McQuail, Denis. 2012. Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta: Penerbit

Salemba Humanika.

Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik Edisi Kedua. Bogor:

Penerbit Ghalia Indonesia.

Morisan. 2010. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia.

Page 120: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

106

Severin, Werner J. James W. Tankurd Jr. 2005. Teori Komunikasi, Sejarah,

Metode, dan Terapan di dalam Media Massa Edisi ke-5. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana,

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Suhaimi. Nasrullah, Ruli. 2009. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta.

Sumbadiria, AS Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Featrue;

Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media.

Sumbadiria, AS Haris. Cet. Ke-2 2008. Bahasa Jurnalistik: Panduan Praktis

Penulis dan Jurnalis, Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

Suryawati, Indah. 2011. Jurnalistik Suatu Pengantar; Teori dan Praktik. Bogor:

Penerbit Ghalia Indonesia.

Jurnal dan Penelitian

Burton, Sarah J. 2010. “More Than Entertaiment”: The Role of Satirical News in

Dissent, Deliberation, and Democracy. Pennsylvania.

Henderson, J. Comic Hero versus Political Elite

Nuryanah, Yanty. 2017. Satir Dalam Kumpulan Cerpen Kuda Terbang Maria

Pinto Karya Linda Christiany dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran

Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta.

Suminar, Agustina. Wacana Satire Politik Dalam Situs Mojok.co. Jakarta.

Utomo, Wisnu Prasetya. Menertawakan Politik: Anak Muda, Satire, dan Parodi

dalam Situs Mojok.co, (Jurnal Studi Pemuda, 2005) Vol.4 No.1

Page 121: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

107

Wadipalapa, Rendi Pahlun. 2015, Meme Culture & Komedi-Satire Politik:

Kontestasi Pemilihan Presiden dalam Media Baru, Jakarta.

Referensi Pendukung

https://kbbi.web.id/humor diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.58

https://kbbi.web.id/komedi diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.57

https://kbbi.web.id/satire diakses pada 8 Maret 2019 pukul 15.59

https://mojok.co/blog/logo-mojok/

https://mojok.co/corak/curhat/ diakes pada 15 Maret 2019 pukul 16.10

https://mojok.co/corak/khotbah/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.09

https://mojok.co/corak/komik/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.08

https://mojok.co/corak/maljum/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.08

https://mojok.co/corak/mop/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.09

https://mojok.co/corak/movi/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.08

https://mojok.co/corak/rerasan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.08

https://mojok.co/komen/versus/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.11

https://mojok.co/konsultasi/celengan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.00

https://mojok.co/rame/kilas/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.04

https://mojok.co/struktur/ diakses pada 11 Maret 2019 pukul 20.31

https://mojok.co/ulasan/konter/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.06

https://mojok.co/ulasan/otomojok/ diaksesa pada 15 Maret 2019 pukul

https://mojok.co/ulasan/pojokan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 16.07

Page 122: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

108

http://newslab.uajy.ac.id/2017/12/07/mojok-co-sedikit-nakal-banyak-akal/ diakses

pada 11 Maret 2019 pukul 20.28

https://tirto.id/kode-etik-jurnalistik-8Nb diakses pada 11 September 2019 pukul

15:17

https://techno.okezone.com/read/2017/03/28/207/1652856/situs-sedikit-nakal-

banyak-akal-resmi-ditutup

https://www.hitsss.com/mojok-co-jadi-wadah-penulis-yang-berani-bicara-

nyeleneh-tentang-isu-terkini-indonesia/ diakses pada 11 Maret 2019 pukul

20.25

https://www.kompasiana.com/teguh01190/5c21930baeebe15d1b63c767/netralitas

-media-dalam-kontestasi-politik-2019?page=all diakses pada 30

September 2019 pukul 12:08

https://www.merdeka.com/peristiwa/punya-tanggung-jawab-besar-ke-publik-

media-harus-netral-di-pemilu-2019.html diakses pada 30 September 2019

pukul 22:13

www.frankmagazine.ca diakses pada 8 Maret 2019 puku 15.19

www.mojok.co/corak/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.16

www.mojok.co/esai/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.16

www.mojok.co/komen/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.17

www.mojok.co/liputan/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.19

www.mojok.co/penjaskes/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.18

www.mojok.co/rame/ diakses pada 15 Maret 2019 pukul 15.19

www.mojok.co/tentang/ diakses pada 28 November 2018 pukul 13.15

Page 123: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

105

LAMPIRAN

A. Artikel “Merenungi Aksi Bullying Massa

#2019GantiPresiden di Arena Car Free Day” – 30 April

2018

Sejak hari kemarin, rasanya tak ada video yang lebih

membuat orang geram selain video pembullyan seorang ibu

beserta anaknya oleh sekelompok orang saat acara car free

day di Bundaran Hotel Indonesia, Minggu, 29 April 2018

lalu.

Dalam video tersebut, terlihat seorang ibu (yang

belakangan diketahui bernama Susi Ferawati) menggunakan

kaos bertuliskan #DiaSibukKerja beserta anaknya yang

masih kecil diintimidasi dengan dirubung oleh orang-orang

dengan kaos #2019GantiPresiden sambil dihujani aneka kata-

kata provokatif. Si anak menangis, sementara si ibu berusaha

untuk menguatkan anaknya sambil melemparkan serapah

kepada mereka yang sudah membully dirinya dan anaknya.

Kapolres Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu

mengatakan bahwa pihaknya menyesalkan adanya aksi

intimidasi yang terjadi di arena car free day tersebut. Ia juga

membenarkan bahwa dalam car free day tersebut, memang

ada dua aksi dari dua kelompok, masing-masing adalah

kelompok #2019GantiPresiden dan kelompok

#DiaSibukKerja.

Page 124: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

106

Roma mengatakan bahwa pihaknya sudah

menurunkan sekitar 200 personel untuk mengamankan acara

car free day tersebut.

Roma menduga, mereka yang menjadi sasaran

intimidasi adalah mereka yang terpisah dari kelompok besar

usai kegiatan.

Aksi pembullyan oleh massa #2019GantiPresiden

terhadap massa #DiaSibuKerja (yang sepintas jumlahnya

terlihat lebih sedikit) tersebut tentu saja memunculkan rasa

keprihatinan tersendiri. Bahwa dalam politik, ternyata empati

dan saling meghargai menjadi hal yang begitu mudah untuk

diacuhkan.

Peristiwa pembullyan tersebut menjadi semacam

refleksi sikap berpolitik masyarakat indonesia. Bahwa

ternyata masih banyak orang Indonesia yang sulit untuk

menerima perbedaan dan hanya menganggap kelompoknya

saja yang benar, sedangkan kelompok yang lain pasti salah.

Kompetisi dalam kontestasi politik itu keniscayaan.

Tapi bagaimana cara berkompetisi, itu lain soal. Mau ganti

presiden, itu boleh saja. Mau tetap mempertahankan Presiden

yang lama, itu juga boleh saja. Keduanya sama-sama punya

landasan politik yang kuat. Yang tidak boleh adalah

menempuh cara-cara kotor dan tidak bermoral untuk

mewujudkan tujuan politiknya.

Page 125: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

107

Yah, melihat video se kelompok orang yang

membully ibu dan anaknya karena alasan perbedaan

pandangan politik itu, besar kemungkinan, setan pasti

bahagia sekaligus sedih.

Bahagia karena bisa membuat manusia terpecah

belah. Dan sedih karena ternyata mereka kalah jahat dari

manusia.

B. Artikel “Relawan #2019GantiPresiden Rencanakan

Mudik Bareng Lewat Tol Era Presiden Yang Mau

Diganti” – 31 Mei 2018

MOJOK – Beberapa agenda relawan

#2019GantiPresiden menyambut bulan Ramadan dan lebaran

memang cukup beragam, salah satu yang disorot belakangan

ini adalah rencana mudik bareng. Mudik bareng sekalian

ganti presiden. Asik bener.

Sudah jadi tradisi bagi warga Jakarta Indonesia

bahwa setiap akan lebaran, gerakan-gerakan mudik bareng

selalu muncul. Jika dulu kita hanya mengenal mudik bareng

berdasarkan karena adanya kesamaan daerah tujuan mudik,

kesamaan profesi di tempat perantauan, atau kesamaan

penyuka moda transportasi dalam proses mudik, kali ini

alasannya mesti bertambah lagi: mudik karena kesamaan

ingin ganti Presiden.

Page 126: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

108

Menurut Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, mudik

bersama ini penting untuk menyadarkan masyarakat agar

nanti ketika Pemilu 2019 rakyat bisa memilih pemimpin

yang benar. Lagi pula, orang mudik biasanya kan sampai ke

desa-desa juga, bahkan sampai ke pelosok-pelosok, dengan

begitu semangat untuk menularkan semangat

#2019GantiPresiden bisa maksimal menyebar ke seluruh area

di Indonesia.

Perkara tujuan pemudik nanti berbeda-beda kan

urusan belakangan. Yang penting waktu berangkat mudiknya

kondisi bisa ramai, seru, dan kalau perlu diliput oleh banyak

media. Soal nanti di Tol Cikampek, Stasiun Bogor, atau

sampai Banten berpisah dengan rombongan kan ya itu sudah

soal lain lagi. Lha gimana? Tujuan politik boleh sama, lha

tujuan orang mudik kan enggak harus sama tho?

Panitia mudik bareng #2019GantiPresiden juga

membuat beberapa rencana agar masyarakat tertarik ikut.

Beberapa di antaranya adalah mempersiapkan beberapa

bingkisan menarik. Seperti cangkir, kaos, topi, tas yang

semuanya bertemakan #2019GantiPresiden.

Di sisi lain, penggagas rencana mudik bareng ini

mengiyakan jika nanti tetap memanfaatkan beberapa

infrastruktur yang dibangun pemerintah era Presiden Jokowi.

Salah satu yang dikenal dalam proses pengerjaan yang

dikebut untuk mudik lebaran adalah jalan tol.

Page 127: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

109

Menurut panitia, rute mudik rombongan

#2019GantiPresiden tetap melewati tol seperti biasanya.

Lagipula, tol itu dibangun dengan uang rakyat juga, jadi

siapapun warga negara berhak untuk menggunakannya.

Perkara yang membangun fasilitas itu adalah presiden yang

dituntut untuk diganti, itu soal lain lagi. Yang penting

gerakan ini sampai dulu ke daerah-daerah.

Rencana untuk menyebarluaskan gerakan

#2019GantiPresiden ke seluruh pelosok Indonesia dengan

memanfaatkan fasilitas infrastruktur pemerintahan Jokowi ini

membuat kita jadi ingat satu hal. Ini seperti sebuah kasus

tempo hari, mengenai sebuah ormas yang koar-koar

membenci demokrasi, tapi begitu dibubarkan pemerintah

koar-koar bahwa dalam demokrasi siapapun berhak

mengemukakan pendapat.

Benci demokrasi tapi berlindung dengan tameng

demokrasi, seperti ingin sebar gerakan ganti Presiden tapi

memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang disediakan Presiden. Ya

boleh sih, itu tidak melanggar hukum, sah secara aturan, dan

memang sudah menjadi hak warga negara. Hanya saja kalau

kata SpongeBob SquerePants ini namanya; “ironi di atas

ironi.”

Page 128: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

110

C. Artikel “Ahmad Dhani Yang Diusir Di Kampung

Halamannya Sendiri” – 27 Agustus 2018

MOJOK.CO – Ahmad Dhani, salah satu pejuang

#2019GantiPresiden diusir di kampung halamannya sendiri,

Surabaya, ketika akan ikut mendeklarasikan aksi tersebut.

Kericuhan deklarasi #2019GantiPresiden di

Surabaya terjadi di beberapa tempat. Salah satunya di hotel

tempat menginap Ahmad Dhani. Kedatangan Dhani ke

Surabaya sebenarnya untuk ikut mendeklarasikan tagar

tersebut.

Oleh karena itu, masyarakat yang menolak kampanye

itu mengepung Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan tempat

Ahmad Dhani menginap. Sedangkan deklarasi

#2019GantiPresiden berlokasi tidak jauh dari hotel tersebut,

yakni di Tugu Pahlawan Surabaya.

Didik, salah satu orator mengungkapkan dengan

lantang, “Kita ganti tagar #2019 pilih presiden. Pilih presiden

NKRI harga mati. Jangan khianati perjuangan Arek-arek

Suroboyo. Hotel Majapahit adalah salah satu saksi

perjuangan Arek-arek Suroboyo merobek bendera merah,

putih, biru.”

Banyaknya massa yang mengepung hotel tersebut,

membuat polisi berjaga-jaga. Polisi pun melarang massa

masuk ke dalam hotel.

Page 129: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

111

Dengan berbagai tuntutan dari massa, Kapolres

Tegalsari, Kompol David Triyo Prasojo, mempersilakan

massa untuk menyampaikan apa yang mereka inginkan

kepada manajer hotel. Yang selanjutnya akan diteruskan

kepada Ahmad Dhani.

Korlap Aksi bernama Aminudin, mengungkapkan

kepada Manajer Hotel Majapahit, meminta caleg Partai

Gerindra ini untuk segera meninggalkan Kota Surabaya.

Supaya tidak ada lagi kampanye tagar ganti presiden. Ia

berharap, jika Ahmad Dhani segera meninggalkan Surabaya,

maka suasana Surabaya dapat kembali kondusif secepatnya.

Awalnya permintaan massa dan polisi tersebut ditolak

oleh Ahmad Dhani. Pasalnya, ia menyatakan bahwa maksud

kedatangannya ke Surabaya adalah untuk berlibur. Jadi ia

belum mau pulang. Pria kelahiran Surabaya 46 tahun silam,

memilih untuk bertahan.

Selain itu ia menambahkan, ia masih ada beberapa

acara di Sidoarjo. Serta akan membuat beberapa posko di

Sidoarjo sampai hari Kamis. Untuk koordinasi dengan

relawan yang ada di Sidoarjo.

Rencananya pada Senin besok (27/8), Dhani juga akan

meresmikan Posko di Kota Surabaya. Dhani merasa enggan

untuk pergi. Pasalnya ia juga tidak mau kehilangan haknya

sebagai warga negara Indonesia.

Page 130: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS

112

Ahmad Dhani mengungkapkan dengan enteng, jika

memang dia diusir di Surabaya, ia bisa pergi Sidoarjo.

Namun, walau mencoba bertahan, akhirnya ia luluh

juga. Memasuki malam, Dhani meninggalkan Surabaya

untuk kembali ke Jakarta. Bukan menetap di Surabaya atau

pergi ke Sidoarjo seperti yang ia katakan sebelumnya.

Menurut Sekretaris Relawan #2019GantiPresiden,

Agus Maksum, Ahmad Dhani sudah berada di bandara

Surabaya pada pukul 19.00 WIB Minggu kemarin (26/8).

Kasihan ya, Dhani. Ternyata perbedaan pandangan

politik, bisa menjadikan Ahmad Dhani diusir dari kampung

halamannya sendiri, ya. Bahkan disuruh balik ke tanah rantau

lagi.

Padahal kan biasanya, orang-orang yang sukses di

tanah rantau, justru diminta untuk pulang ke kampung

halaman. Ini kok~

Atau yang mengusir Ahmad Dhani sebenarnya justru

adalah fans Maia Estianty garis keras? (A/L)

Page 131: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS
Page 132: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS
Page 133: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS
Page 134: SATIRE SEBAGAI PRAKTIK JURNALISME KOMEDI (ANALISIS