sap kejang-kompres.docx
TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM PADA ANAK
MAKALAH
diajukan untuk memenuhi tugas profesi Ners pada Mata Ajar Keperawatan Anak
Oleh:
Agustin Nahak
Anne Nur Oktrifiana
Antonius Eko Yuniarto
Astri Nur raharjo
Ayuningtyas
Claudia Olivia
Ferina Santi
PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas rahmat dan karunia yang telah diberikan, kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah tentang Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Penatalaksannaan Kejang
Demam Pada Anak. Pembuatan makalah ini, dimaksudkan untuk membantu para mahasiswa
dalam mencapai tujuan mata ajar Keperawatan Anak, sehingga para mahasiswa
keperawatan/perawatan maupun keluarga pasien mampumeningkatkan wawasan dan
pengetahuannya.
Penulisan isi SAP ini masih jauh dari sempurna serta masih perlu dikembangkan
lebih lanjut lagi sebagaimana mestinya, mungkin hal ini dikarenakan faktor kemampuan dan
lain sebagainya yang menghambat proses pembuatannya, penulis berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan yang terbaik. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan dari semua pihak, guna untuk perbaikan dan kesempurnaan isi dari
makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan konstribusi positif dan bermakna
dalam proses pembelajaran.
Akhir kata kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan SAP ini.
Bandung, November 2014
Penyusun
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Pokok Bahasan : Kejang Demam
Sub Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Kejang Demam Pada Anak
Sasaran : Keluarga Pasien Ruangan Theresia RS. Santo Yusup
Waktu : Jum’at, 14 November 2014, Jam 09.00 – 09.30
Tempat : Ruangan Theresia RS. Santo Yusup Bandung
A. Tujuan Intruksional
Setelah penyuluhan, keluarga pasien mampu menangani kejang demam pada anak
B. Tujuan Intriksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga pasien diharapkan mampu:
1. Mengerti mengenai Pengertian dari Kejang Demam
2. Mengerti mengenai Klasifikasi dari Kejang Demam
3. Mengerti mengenai Etiologi dari Kejang Demam
4. Mengerti mengenai Manifestasi Klinis dari Kejang Demam
5. Mengerti mengenai Komplikasi dari Kejang Demam
6. Mengerti Penatalaksanaan Kejang Demam Pada Anak
7. Mengerti mengenai Memberikan Kompres Hangat
8. Mengerti mengenai Tempat Pemberian Kompres Hangat
9. Mengerti mengenai Teknik Tepid Sponge dalam Penatalaksanaan Demam
C. Materi
1. Pengertian dari Penyakit Kejang Demam
2. Klasifikasi dari Kejang Demam
3. Etiologi dari Kejang Demam
4. Manifestasi Klinis dari Kejang Demam
5. Komplikasi dari Kejang Demam
6. Penatalaksanaan Kejang Demam Pada Anak
7. Pemberian Kompres Hangat
8. Tempat Pemberian Kompres Hangat
9. Teknik Tepid Sponge dalam Penatalaksanaan Demam
D. Kegiatan Pembelajaran
No
.
Kegiatan Materi Penyuluhan Hasil
1 Pembukaan
(5 menit)
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Kontrak waktu
Menyampaikan tujuan
penyuluhan
Menjawab
salam
Menyetujui
kontrak waktu
Menyimak
tujuan
penyuluhan
2 Isi (15 menit) Menjelaskan Pengertian dari
Penyakit Kejang Demam
Menjelaskan Klasifikasi dari
Kejang Demam
Menjelaskan Etiologi dari
Kejang Demam
Menjelaskan Manifestasi Klinis
dari Kejang Demam
Menjelaskan Komplikasi dari
Kejang Demam
Menjelaskan Penatalaksanaan
Kejang Demam pada Anak
Menjelaskan Pemberian
Kompres Hangat
Menjelaskan Tempat Pemberian
Kompres Hangat
Menjelaskan Teknik Tepid
Sponge dalam Penatalaksanaan
Demam
Menyimak
penjelasan
yang
disampaikan
oleh penyuluh
Mengajukan
pertanyaan
3 Penutup
(5 menit)
Melakukan evaluasi tentang
penjelasan yang telah
disampaikan
Mengucapkan salam
Menjawab
pertanyaan
Menjawab
salam
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Materi SAP
2. Leaf let
3. Power Point
4. Alat Peraga :
a. Waslap
b. Kom Kompres
c. Air Hangat
G. Evaluasi
Prosedur pertanyaan : Lisan
Isi pertanyaan :
1. Sebutkan Penatalaksanaan Kejang !
2. Sebutkan Cara Memberikan Teknik Tepid Sponge !
H. Daftar Pustaka
MATERI PENYULUHAN
KEJANG DEMAM
A. Pendahuluan
Kejang demam sangat sering terjadi dan mengenai anak-anak dengan persentasi
4 %. Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal lebih dari 380C). Riwayat penyakit sebelumnya anak tampak sakit dan
demam tinggi kemudian mengalami kejang umum yang berlangsung beberapa menit.
Orang tua yang mempunyai anak dengan kondisi kejang sering mengalami kecemasan.
Insiden kejang demam 2,2 – 5 % dialami oleh anak dengan usia di bawah 5 tahun.
Kejang akan berpengaruh terhadap kecerdasan anak, apabila terjadi
keterlambatan dalam mengatasi kejang kemungkinan terjadi kondisi yang lebih lanjut
seperti epilepsy atau bahkan keterbelakangan mental. Pertolongan pertama bagi anak
yang mengalami kejang dengan cepat dan benar sangat penting dilakukan oleh orang tua,
agar tidak terjadi kondisi yang semakin memburuk.
1. Pengertian Kejang Demam
Kejang demam merupakan gangguan transien pada anak yang terjadi
bersamaan dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu gangguan neurologik
yang paling sering di jumpai pada anak-anak dan menyerang sekitar 4% anak.
Kebanyakan serangan kejang terjadi setelah usia 6 bulan dan biasanya sebelum usia
3 tahun dengan peningkatan frekuensi serangan pada anak-anak yang berusia kurang
dari 18 bulan. Kejang demam jarang terjadi setelah usia 5 tahun (Wong. 2008)
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai
akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang
berlebihan (Cecily, 2002).
Kejang demam adalah kejang yang yang terjadi pada suhu yang tinggi,
suhu badan yang tinggi menyebabkan gangguan neurologist (Lumbon Tobing, 2000).
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai
pada anak, terutama pada anak umur 6 bulan sampai 4 tahun (Ngastiyah, 2000).
2. Klasifikasi Kejang Demam
a. Kejang Demam Sederhana
Kejang demam yang berlangsunng singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya
akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa
gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam
sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang-demam.
b. Kejang Demam Kompleks
Kejang demam dengan salah satu ciri berikut ini :
1) Kejang lama > 15 menit
2) Kejang fokal atau parsial atau sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial.
3) Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
3. Etiologi dari Kejang Demam
Hingga kini belum diketahui dengan pasti, demam sering disebabkan
infeksi saluran pernafsan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan infeksi
saluran kemih, kadang-kadang demam tidak begitu tinggi dapat menyebabakan
kejang.
Namun demikian ada beberapa faktor yang mungkin berperan dalam
menyebabkan kejang demam, misalnya :
a. Efek produk toksik daripada mikro organisme terhadap otak
b. Respon alergik yang abnormal oleh infeksi
c. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit
d. Peningkatan suhu tubuh
e. Malformasi otak kongetnital
f. Faktor genetik
g. Penyakit infeksi
h. Gangguan metabolism
i. Penyakit generatif susunan saraf
4. Manifestasi Klinis dari Kejang Demam
a. Kejang yang dialami anak diawali dan disertai dengan suhu tubuh yang tinggi.
Seorang anak dikatakan mengalami demam saat suhu tubuh yaitu :
1) 380C diukur dalam bagian bawah (dubur/rektal)
2) 37,50C diukur dalam mulut (per-oral)
3) 37,20C diukur di bawah lengan (per-axila)
b. Kejang demam biasanya terjadi pada anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun
(sangat umum pada balita).
c. Anak tampak tidak sadar
d. Anak tampak kaku atau bergetar pada bagian tangan dan kaki salah satu sisi atau
seluruh tubuhnya.
e. Mata anak tampak berputar atau melihat ke arah atas selama kejang berlangsung
(Aplleton & Marson, 2009).
5. Komplikasi dari Kejang Demam
a. Pneumonia Aspirasi
b. Asfiksia
c. Retardasi Mental
d. Cedera fisik, khususnya laserasi dahi dan dagu
6. Penatalaksanaan Kejang Demam Pada Anak
a. Tetap tenang dan tidak panik
b. Longgarkan pakaian yang kjetat terutama disekitar leher
c. Bila tidak sadar, posisikan anak telentang dengan kepala miring.
d. Bersihkan muntahan atau lendiri di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan
lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
e. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
f. Tetap bersama pasien selama kejang
g. Berikan diazepam rektal. Jangan diberikan bila kejang telah berhenti
h. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih.
7. Pemberian Kompres Hangat
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan
cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yang
memerlukan. Kompres hangat yang lembab efektif meningkatkan sirkulasi,
mengurangi edema, serta meningkatkan konsolidasi.
Tujuan dari kompres hangat adalah :
a. Memperlancar sirkulasi darah
b. Mengurangi rasa sakit
c. Memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien
d. Memperlancar pengeluaran eksudat
e. Merangsang peristaltik usus
8. Tempat Pemberian Kompres Hangat
a. Ketiak / axilla
b. Leher
c. Lipatan paha
9. Teknik Tepid Sponge dalam Penatalaksaan Demam
Kompres tepid sponge adalah sebuah teknik kompres hangat yang
menggabungkan teknik kompres blok pada pembuluh darah supervisial dengan
teknik seka (F.Corrard, 2001).
Tepid sponge merupakan salah satu cara metode fisik untuk menurunkan
demam yang bersifat non farmakoterapi. Thenik ini dilakukan dengan melakukan
kompres air hangat di seluruh badan anak. Suhu air untuk mengompres antara 30-
35°C (Setiawati, 2009).
Prosedur pemberian teknik Tepid Sponge adalah :
1) Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
2) Memastikan pasien memahami dan menyetujui prosedur
3) Memastikan privasi pasien
4) Ukur suhu dan nadi klien
5) Letakkan bantal tahan air di bawah klien dan lepaskan pakaian
6) Pertahankan selimut mandi di atas bagian tubuh yang tidak dikompres.
7) Periksa suhu air.
8) Celupkan lap mandi dalam air dan basuh lap yang sudah basah pada seluruh
bagian tubuh
9) Dengan perlahan kompres ekstremitas selama 5 menit.
10) Periksa respon klien dan ekstremitas ditutup dengan lap mandi dingin.
11) Keringkan ekstremitas dan kaji ulang suhu tubuh dan nadi klien. Observasi
respon klien terhadap terapi
12) Lanjutkan untuk mengkompres ekstremitas lain, punggung dan bagian tubuh
lainnya
13) Kaji ulang suhu dan nadi tiap 5 menit
14) Ganti air dan lakukan kembali kompres pada seluruh bagian tubuh pasien. Bila
suhu tubuh turun sedikit di atas normal hentikan prosedur
15) Keringkan ekstremitas dan bagian tubuh secara menyeluruh.
16) Selimuti klien dengan handuk atau selimut