sanitasi

17
PEDOMAN SANITASI RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA I. PENDAHULUAN Sampah Rumah Sakit mulai disadari sebagai bahan buangan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan lingkungan dan sampah Rumah Sakit dapat dianggap sebagai mata rantai penyeberan penyakit menular di samping itu di dalam sampah juga mengandung berbagai bahan kimia beracun, infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia dan radioaktif. maka dari itu harus dilakukan pengolahan sampah medis dengan baik dan benar. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di Rumah Sakit atau infeksi yang disebabkan oleh kuman yang didapat selama di Rumah Sakit. diharapkan dengan pengelolaan sanitasi yang baik dan benar maka terhindar dari adanya infeksi nosokomial. Limbah cair Rumah Sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari Rumah Sakit yang mungkin mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif, Rumah Sakit merupakan penghasil dari limbah cair tersebut sehingga perlu adanya pengelolaan khusus limbah cair di Rumah Sakit. Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di Rumah Sakit namun mengingat bahwa Rumah Sakit merupakan tempat tindakan dan perawatan 1

Upload: ndel-linda

Post on 10-Dec-2015

72 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

pedoman

TRANSCRIPT

Page 1: SANITASI

PEDOMAN SANITASI

RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA

I. PENDAHULUAN

Sampah Rumah Sakit mulai disadari sebagai bahan buangan yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan lingkungan dan sampah Rumah Sakit dapat

dianggap sebagai mata rantai penyeberan penyakit menular di samping itu di dalam

sampah juga mengandung berbagai bahan kimia beracun, infeksius, jaringan tubuh,

citotoksik, farmasi, kimia dan radioaktif. maka dari itu harus dilakukan pengolahan

sampah medis dengan baik dan benar.

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di Rumah Sakit atau infeksi yang

disebabkan oleh kuman yang didapat selama di Rumah Sakit. diharapkan dengan

pengelolaan sanitasi yang baik dan benar maka terhindar dari adanya infeksi

nosokomial.

Limbah cair Rumah Sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari Rumah Sakit

yang mungkin mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif,

Rumah Sakit merupakan penghasil dari limbah cair tersebut sehingga perlu adanya

pengelolaan khusus limbah cair di Rumah Sakit.

Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di

Rumah Sakit namun mengingat bahwa Rumah Sakit merupakan tempat tindakan dan

perawatan orang sakit, maka kualitas dan kuantitasnya perlu dipertahankan setiap saat

agar tidak mengakibatkan sumber infeksi baru bagi penderita.

II. PENGERTIAN

Yang Dimaksud dengan Sanitasi rumah sakit adalah upaya pengendalian berbagai

faktor lingkungan fisik , kimiawi, biologi dan sosial psykologi di rumah sakit yang

menimbulkan dampak buruk pada kesehatan jasmani, rohani dan kesejahteraan sosial

bagi petugas, pengunjung maupun masyarakat disekitar rumah sakit. Yang dimaksud

air minum dan air bersih adalah air yang memiliki kualitas dan terbebas dari

mikrobiologi dan kimia fisika dan di Rumah Sakit harus tersedia air bersih baik kualitas

1

Page 2: SANITASI

dan kuantitasnya, Sumber air bersih di Rumah Sakit Utama Husada berasal dari air

tanah.

Limbah cair Rumah Sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari Rumah Sakit

yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif.

Bila bahan – bahan yang terkontaminasi dengan bahan tersebut tidak ditangani dengan

baik selama proses pengumpulan maka akan dapat terjadi kontaminasi yang

mengakibatkan terjadinya infeksi nosokomial.

Sampah Rumah Sakit dapat di golongkan menurut jenisnya namun dalam garis

besarnya perlu dibedakan menjadi sampah medis dan non medis dan untuk sampah

medis diperlukan penanganan khusus dalam pengelolaannya.

Limbah klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, poli,

farmasi, kamar operasi, laboratorium, yang menghasilkan bahan berbahaya yang

mengakibatkan terjadinya infeksi nosokomial.

Linen kotor merupakan sumber kontaminasi penting di Rumah Sakit. penanganan

linen rutin waktu membersihkan tempat tidur, pengangkutan linen di Rumah Sakit

dapat menebarkan mikroba ke seluruh bagian Rumah Sakit. di tempat pencucian,

penumpukan linen kotor juga akan menimbulkan gangguan kesehatan kepada para

pekerja laundry. untuk mengurangi terjadinya kontaminasi udara akibat linen kotor

harus ada penanganan dan pengangkutan linen secara khusus.

Ruang bangun adalah semua ruang / unit yang ada dalam batas / pagar Rumah

Sakit yang dipergunakan untuk berbagai kegiatan Rumah Sakit. pemeliharaan ruang

bangunan dan peralatan non medis yang baik dapat mencegah penularan penyakit.

Serangga dan tikus dalam program sanitasi Rumah Sakit adalah semua jenis

serangga dan tikus yang dapat menularkan beberapa penyakit tertentu, merusak bahan

pangan di gudang / dapur dan peralatan instalasi Rumah Sakit sehingga serangga dan

tikus merupakan masalah di Rumah Sakit maka dari itu pengendaliannya harus

dilakukan secara rutin.

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di Rumah Sakit atau infeksi yang

disebabkan oleh kuman yang didapat selama di Rumah Sakit dan infeksi nosokomial

terjadi karena hasil interaksi antara penyebab yaitu kuman, HOST berupa manusia dan

ENVIRONMENT yaitu lingkungan yang disertai mata rantai penularan.

2

Page 3: SANITASI

III. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tercapainya kondisi lingkungan Rumah Sakit yang memenuhu syarat

kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan

akibat terpapar atau terpajan oleh faktor – faktor resiko atau bahaya lingkungan

termasuk infeksi nosokomial.

Membantu proses pengobatan / penyembuhan pasien dan pencegahan pencemaran

terhadap lingkungan.

2. Tujuan Khusus

a. Terbentuknya dan terbinanya pelaksanaan keselamatan dan

kesehatan kerja di Rumah Sakit melalui program sanitasi.

b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan kerja untuk

masyarakat pekerja di Rumah Sakit.

c. Menjadikan Rumah Sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan

yang profesional dan terhindar dari pencemaran atau timbulnya penyakit lain

yang terjadi di Rumah Sakit.

d. Terciptanya pengelolaan limbah medis maupun non medis Rumah

Sakit dengan baik dan benar.

e. Tersedianya sarana air bersih, peralatan medis / non medis dan

ruang bangunan yang memenuhi standart.

IV. PENGORGANISASIAN SANITASI RUMAH SAKIT UTAMA HUSADA

Organisasi RS Utama Husada Ambulu Jember diatur oleh berdasarkan Struktur

Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Utama Husada Ambulu yang telah ditentukan

oleh Yayasan Karya Husada dan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisai

Rumah Sakit Umum.

Unit Sanitasi perlu dikelola secara profesional dengan menerapkan tanggung jawab

serta penatalaksanaannya agar berjalan dengan baik.

A. Tanggung Jawab

Terselenggaranya Sanitasi Rumah Sakit dengan baik dan benar.

3

Page 4: SANITASI

B. Tugas Pokok

Mengacu pada fungsi Unit Sanitasi, tugas pokok Unit Sanitasi adalah :

1. Merencanakan langkah-langkah kegiatan Sanitasi agar rencana kerja dapat

terlaksana sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai dengan ketentuan

peraturan yang berlaku.

2. Merencanakan kebutuhan sumberdaya berupa sarana, prasarana, tenaga,

peralatan, bahan dan kebutuhan lainnya, sesuai dengan strategi Rumah Sakit

serta prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Memasukkan data, mengumpulkan data, menganalisis dan menyajikan data

kegiatan Sanitasi RS. Utama Husada, untuk bahan informasi dan kegiatan

Sanitasi.

4. Melakukan penelitian dan pengembangan mutu Sanitasi Rumah Sakit.

5. Membuat laporan hasil kegiatan Sanitasi sebagai bahan informasi kesehatan

lingkungan dan pertanggungjawaban kepada atasan.

6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan.

C. Hubungan Kerja Antara Bagian

1. Bagian Sanitasi bertanggung jawab atas terlaksananya kegiatan

Sanitasi, sesuai dengan batas wewenang dan tanggung jawabnya.

2. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala Unit Sanitasi wajib

menerapkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan

intern unit atau dengan Bagian lain yang terkait, sesuai dengan tugasnya

masing- masing.

3. Unit Sanitasi dan Bagian yang terkait, dalam pelaksanaan

kegiatan Sanitasi, bertanggung jawab dan mengkoordinasikan bawahannya

masing-masing serta memberikan petunjuk bagi pelaksanaan tugas

bawahannya.

4. Unit Sanitasi dan Bagian lain yang terkait dalam pelaksanaan

kegiatan Sanitasi, wajib mengikuti dan memenuhi petunjuk dan tanggung

jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat

pada waktunya.

5. Unit Sanitasi dan Bagian lain yang terkait dengan kegiatan

Sanitasi, dalam rangka pembinaan dan pemberian bimbingan, wajib

mengadakan rapat berkala baik antara petugas Sanitasi, maupun pimpinan

4

Page 5: SANITASI

Bagian lainnya yang terkait dalam melaksanakan kegiatan Sanitasi di Rumah

Sakit.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

IPS DAN SANITASI RUMAH SAKIT

V. PROSES PENYELENGGARAAN SANITASI RUMAH SAKIT UTAMA

HUSADA

1. Penyediaan Air Bersih

Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di

Rumah Sakit namun mengingat bahwa Rumah Sakit merupakan tempat tindakan

dan perawatan orang sakit maka kualitas dan kuantitasnya harus tetap di jaga

sesuai standart. semakin banyak pengunjung maka kebutuhan air bersih semakin

banyak pula dan perkiraan kebutuhan minimal air bersih 500ltr per tempat tidur per

hari. Sumber Air Bersih di Rumah Sakit Utama Husada berasal dari air tanah dan

di alirkan ke tandon air. pengawasan kualitas air di Rumah Sakit Utama Husada

dilakukan pada semua sarana titik penyediaan air bersih yang di Rumah Sakit

Utama Husada.

5

KEPALA PEMELIHARAAN SARANA DAN SANITASI

ADMINISTRASI

PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN ALAT

PENGELOLAAN LIMBAH

KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN RUMAH SAKIT

Page 6: SANITASI

Air bersih di Rumah Sakit Utama Husada dilakukan inspeksi melalui

pemeriksaan air tersebut yang dikirim ke BTKL Surabaya setiap 6 bulan sekali,

guna menjaga kualitas air bersih.

Rumah Sakit Utama Husada memerlukan mutu air lebih dari mutu untuk

keperluan sehari – hari. Air sumur atau PAM mungkin cukup untuk kebutuhan air

pada umumnya tetapi untuk keperluan khusus perlu dilakukan pengolahan

tambahan.

Unit – unit pelayanan yang memerlukan mutu air secara khusus antara lain :

laboratorium, farmasi, unit perawatan, bedah, laundry dan peralatan mekanis

tertentu (misalnya : unit pembuatan media laborat, pembuatan larutan intravenus,

cairan irigasi, pencucian gelas dan pelengkapan laboratorium, irigasi selama

prosedur bedah, melembabkan incubator perawatan bayi) dan lain – lain.

Bahan kimia yang biasanya ditambahkan pada proses pengolahan air untuk

konsumsi umum bisa di pandang sebagai kontaminan untuk keperluan khusus.

misalnya, khlorin yang digunakan untuk desinfektan air minum merupakan

kontaminan bila digunakan untuk membuat media mikrobiologi : flouride

ditambahkan ke dalam air untuk mencegah pembusukan gigi, dapat menjadi

penyebab perubahan bentuk tulang bila di analisa ginjal menggunakan air

mengandung flourida. karena itu perlu memperhatikan persyaratan tertentu bila air

akan digunakan secara khusus.

2. Pengelolaan Air Limbah

Pada setiap tempat dimana orang berkumpul akan selalu dihasilkan limbah dan

memerlukan pembuangan. Rumah Sakit seperti halnya pemukiman menghasilkan

limbah. Orang mulai lebih berkepentingan terhadap limbah Rumah Sakit karena

sifal limbah yang dibuang. tetapi sebenarnya komposisi limbah pada dasarnya tidak

bnayak berbeda dengan limbah rumah tangga, bhkan dari segi mikrobiologi

sekalipun kecuali limbah yang berasal dari bagian penyakit menular atau

sanatorium TBC karena organisme belum dipisahkan melalui proses olahan khusus

setempat.

Sumber limbah di rumah sakit ini terdiri dari buangan pasien , jaringan tubuh ,

limbah laboratorium, bahan kimia, sisa makanan dari dapur, limbah laundry, dan

lain – lain. limbah Rumah Sakit bisa mengandung mikroorganisme yang

mengandung bahan – bahan organik dan anorganik.

6

Page 7: SANITASI

pengolahan limbah medis di Rumah Sakit Utama Husada menggunakan septic

tank dan resapan. sebelum limbah dibuang / masuk ke septic tank terlebih dahulu

limbah diberikan dengan desinfektan carbol / risol dan semua limbah cair di

Rumah Sakit Utama Husada disalurkan ke septic tank dan resapan.

3. Pengelolaan Sampah

Jenis Sampah yang dihasilkan di Rumah Sakit dapat digolongkan menjadi sampah

medis dan non medis :

a. Sampah Medis

Di Rumah Sakit Utama Husada sampah medis dihasilkan dari farmasi,

laboratorium, IGD, Poli, keperawatan, dan kamar operasi, yang berupa obat –

obatan, citotoksis, spuit, jarum, jaringan tubuh, kassa, dan botol obat. sebelum

dibuang atau di musnahkan untuk setiap unit menyediakan tempat

penampungan dengan bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan jenis dan

jumlah sampah setempat dimana di bak sampah tersebut didalamnya diberikan

kantong plastik berwarna merah dan sampah tersebut dipungut dari ruangan

atau unit – unit setiap pagi, siang dan sore oleh petugas pengolahan sampah.

sampah yang dipungut dari unit – unit ditampung ke dalam bak sampah

penampungan sementara yang kondisinya tidak bocor dan tertutup rapat.

setelah jumlah sampah medis memenuhi target pengiriman maka sampah

medis dikirim ke TPA Pemkab Jember yang ada di Pakusari untuk

dimusnahkan dengan incenerator.

b. Sampah Non Medis

Di Rumah Sakit Utama Husada sampah non medis dihasilkan dari semua

unit yang ada di Rumah Sakit Utama Husada yang berupa kertas, plastik,

sampah dapur, sampah taman, sampah pembungkus makanan dan lain – lain.

di semua unit dan ruangan pasien serta kamar mandi disediakan tempat

sampah non medis yang setiap pagi, siang dan sore dipungut oleh petugas

pengelolaan sampah yang kemudian ditempatkan ditempat penampungan

sementara yang tertutup rapat. sampah non medis ini di ambil oleh petugas

dinas kebersihan dan dibuang ke tempat penampungan sampah kecamatan

Ambulu.

4. Pengelolaan Limbah Klinis

7

Page 8: SANITASI

Limbah klinis adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan,

gigi, farmasi, kamar operasi, dan laboratorium yang menggunakan bahan – bahan

beracun, infeksius dan berbahaya yang berupa benda tajam, limbah infeksius,

jaringan tubuh, citotoksic dan limbah farmasi.

Limbah infeksius merupakan limbah yang berkaitan dengan pasien penyakit

menular, limbah laboratorium dengan pemeriksaan mikrobiologi.

Untuk pembuangan atau pengelolaan limbah klinis disesuaikan dengan kondisi

limbah klinis tersebut bila berbentuk cair di olah sesuai dengan limbah cair medis

sedangkan yang berbentuk sampah atau padat dikelola sesuai dengan pengelolaan

sampah medis.

5. Penyehatan Makanan dan Minuman

Kegiatan penyehatan makanan dan minuman di Rumah Sakit menekankan

terwujudnya kebersihan makanan dalam jalur perjalanan makanan sebelum

dikonsumsi oleh pasien.

Penyehatan makanan dan minuman adalah upaya untuk mengendalikan faktor

yang memungkinkan terjadinya kontaminasi yang mempengaruhi pertumbuhan

kuman dan bertambahnya bahan additive pada makanan dan minuman.

Langkah – langkah yang harus dilakukan dalam pencegahan penyakit yang

ditularkan oleh makanan adalah melakukan pengamatan yang cermat mulai dari

jalur makanan, pengadaan bahan, pengolahan, penyajian, dan petugas sehari – hari.

Dasar – dasar yang harus diperhatikan :

a. Hanya memperkerjakan tenaga penjamah makanan yang sehat dan

terlatih.

b. Biasakan membuang makanan yang kualitasnya tidak bagus dan

diragukan.

c. Gunakan peralatan yang bersih dan refrigerator yang baik dan selalu di

usahakan bahan – bahan beracun jauh dari ruang pengelolaan makanan.

d. Cuci dengan bersih semua buah dan sayur sebelum digunakan.

e. Jagalah makanan potensial berbahaya pada suhu yang tepat yaitu dibawah

1000C atau diatas 650C kecuali pada saat penyajian tepat atau pengolahan.

6. Pengelolaan Linen

8

Page 9: SANITASI

Linen kotor merupakan sumber kontaminasi penting di Rumah Sakit.

penanganan linen rutin waktu membersihkan tempat tidur, pengangkutan linen

sepanjang koridor dan ruang – ruang di Rumah Sakit karena dapat menebarkan

mikroba ke seluruh Rumah Sakit.

Untuk mengurangi terjadinya kontaminasi udara akibat linen kotor selama

penanganan dan pengangkutan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan biasanya

dengan menggunakan kantong plastik.

Sebelum di cuci linen dipisah antara linen kotor yang terkena darah, kencing atau

bahan kimia dengan linen yang kotor biasa.

Tempat pencucian linen terbuat dari bak porseline dan untuk pencucian

melalui pembilasan dilanjutkan penyabunan dan pemberian desinfektan yang

terakhir pembilasan akhir dengan air mengalir. Untuk linan – linen yang tidak

kotor misalnya kelambu jendela , sketsel dll untuk pencuciannya harusdisendirikan

dengan yang kotor agar rtidak terkontaminasi dengan yang kotor tadi sebab

pencuciannya lebih mudah. Setelah pencucian linen selanjutnya diperas dan

ditempatkan di bak untuk selanjutnya dijemur.

setelah penjemuran linen dikumpulkan dan disetrika oleh petugas yang selanjutnya

dikirim dan diserahterimakan dengan petugas di masing – masing unit.

7. Pengendalian Serangga dan Tikus

Serangga dan tikus merupakan masalah rutin di Rumah Sakit, karena itu

pengendaliannya juga dilakukan secara rutin karena mereka dapat menjadi

pembawa penyakit yang penting sekaligus menimbulkan kerugian ekonomi.

serangga yang sering menimbulkan gangguan di Rumah Sakit adalah lalat dan

kecoa. Lalat dan kecoa merupakan serangga yang dapat menebarkan berbagai

macam penyakit yang dapat hinggap di seluruh ruang dan tempat- tempat

makanan. Di Rumah Sakit hendaknya di desain sedikit mungkin dapat menjadi

tempat – tempat sarang tikus dan serangga seperti lubang, ruang kososng, ruang

kososng, ruang buntu dan barang – barang bekas serta sampah hendaknya dihindari

dan mengadakan pembersihan ruangan dan lorong – lorong serta barang bekas

secara rutin.

Menjaga kebersihan adalah hal yang terpenting dalam penanggulangan serangga

dan tikus, karena dengan menjaga kebersihan serangga dan tikus tidak akan berani

mendekat dan enggan untuk bersarang.

9

Page 10: SANITASI

penggunaan pestisida di Rumah Sakit harus dilakukan dengan hati – hati karena

pestisida digunakan bila keadaan memaksa yang terpenting adalah melakukan

kebersihan seluruh Rumah Sakit secara rutin dan merata.

Dan penggunaan pestisida hendaknya dihindari karena dapat mengakibatkan polusi

dan kontaminasi dengan berbagai macam media yang bisa mengakibatkan

penyakit.

8. Infeksi Nosokomial

Infeksi Nosokomian adalah infeksi yang nterjadi di rumah sakit, atau infeksi yang

disebabakan oleh kuman yang didapat selama berada di rumah sakit.

Berikut ini beberapa penyebab terjadinya infeksi nosokomial :

- Infeksi silang : hal ini disebabakan oleh kuman yang didapat dari orang/

penderita lain di rumah sakit secara langsung atau tidak langsung.

- Infeksi lingkungan : disebabkan kuman yang berasal dari bahan/benda tak

bernyawa yang berada dilingkungan rumah sakit.

- Infeksi sendiri : disebabkan oleh kuman dari penderita itu sendiri yang

berpindah tempat dari satu jaringan ke jaringan lain.

dan penyebab infeksi nosokomial adalah kuman , bakteri, virus, funsi atau parasit.

Sumber infeksi yaitu suatu tempat bersarang kuman dari mana kuman penyebab

infeksi keluar/dikeluarkan untuk mencapai hospes baru yang rentan.

sumber i9nfeksi dapat berupa : suatu yang bernyawa dan suatu yang tidak

bernyawa.

Pencegahan Infeksi nosokomil yaitu bisa dengan cara :

a. Dasar upaya pencegahan yang berkaitan dengan petugas rumah sakit :

- selalu mencuci tangan dengan bersih menggunakan sabun dan anti

septik.

- Melaksanakan hygiene perorangan

- selalu memakai alat steril

- Menjaga kebersihan lingkungan

- Memakai pakaian khusus , masker, sarung tangan pada pasien khusus.

b. Isolasi Penderita dan isolasi perlindungan bagi penyakit khuhsus dan

penyakit menular.

Untuk mencegah terjadinya Infeksi Nosokomial secara menyeluruh di rumah sakit

perlu adanya program pengendalian I.N. yang ditunjang dengan surveilance rumah

10

Page 11: SANITASI

sakit yang tentunya didukung oleh semua pihak terkait dan seluruh petugas di rumah

sakit ini .

VI. PENUTUP

Buku Pedoman Sanitasi Rumah Sakit Utama Husada, merupakan pedoman dalam

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya Kegiatan sanitasi. Dengan

tersusunnya buku Pedoman Pengelolaan Sanitasi Rumah Sakit Utama Husada ini

semoga dapat meningkatkan pengolahan Sanitasi dengan baik dan benar, sehingga

tercipta Rumah Sakit yang bersih dan tertib.

Diharapkan kedepan semua pihak dapat memberikan masukan dan usulan guna

peningkatan pengolahan Sanitasi di Rumah Sakit Utama Husada ini.

Dengan telah selesainya “ Buku Pedoman Sanitasi “, akhirnya kami mengharapkan

semua insan di RS Utama Husada Ambulu Jember khususnya yang terkait dengan tugas

Sanitasi untuk memperhatikan ketentuan yang ada dan menjalankan tugas dengan

sunguh-sungguh.

Mudah-mudahan Kegiatan Sanitasi semakin menunjukan perbaikan sebagaimana

harapan kita semua dan semoga buku Pedoman ini berguna serta memberikan manfaat

yang sebesar – bersarnya. Amin.....

Ambulu, 12 Juli 2011

Direktur RS. Utama Husada

dr. Erlin Polehwidhi

11