samsul.docx

5
JURNAL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Disusun Oleh : SYAMSUL BAHRI ( 13.086.AF )

Upload: khaedir-smafy

Post on 16-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAMSUL.docx

JURNAL

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Disusun Oleh :

SYAMSUL BAHRI ( 13.086.AF )

AKADEMI FARMASI YAMASI

MAKASSAR

2015

Page 2: SAMSUL.docx

PENDAHULUAAN

Tingginya angka kecelakaankerja di Indonesia, membawa pemerintah pada misi agar seluruh perusahaan di Indonesia berbasis Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada tahun 2015. Kenyataannya, sampai saat ini, sebesar 55% perusahaan di Indonesia belum menerapkan SMK3. Perusahaan ini belum memiliki divisi khusus yang menangani permasalahan mengenai K3, sehingga tidak ada pendokumentasian dan pengorganisasian yang baik mengenai sistem manajemen K3 secara keseluruhan. Selama ini, permasalahan mengenai K3 hanya ditangani oleh seorang karyawan yang juga menangani pekerjaan di bidang HRD. Tidak ada/belum diterapkan oleh perusahaan, S (setuju) apabila dari poin yang ditanyakan sudah ada dan diterapkan oleh perusahaan, dan Obs (observasi) yang berarti bahwa perlu adanya observasi yang lebih dari kriteria yang ditanyakan.

PEMBAHASAN

Interaksi dengan komputer ditanggapi dengan kegembiraan karena meningkatkan cara kerja yang lebih efisien. Tetapi, terdapat aspek yang membahayakan berkaitan dengan kesehatan kerja penggunanya. Masalah kesehatan berasal dari intensitas penggunaan komputer, dalam tingkat rendah atau masalah cedera yang muncul untuk jangka panjang saat menggunakan komputer. Bahkan, dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehataan yang serius. Artikel ini membahas faktor kesadaran manusia dan ergonomis dalam penggunaan komputer, baik dalam lingkungan kerja, tempat umum atau tempat lainnya dan diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat baik dalam menciptakan gagasan baru yang kreatif dan inovasi untuk mengembangkan teknologi komputer yang lebih memperhatikan faktor manusia dan ergonomis. Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Berbagai penyebab utama kecelakaan kerja pada proyek konstruksi adalah hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik proyek konstruksi yang bersifat unik, lokasi kerja yang berbeda-beda, terbuka dan dipengaruhi cuaca, waktu pelaksanaan yang terbatas, dinamis dan menuntut ketahanan fisik yang tinggi, serta banyakmenggunakan tenaga kerja yang tidak terlatih. Ditambah dengan manajemen keselamatan kerja yang sangat lemah, akibatnya para pekerja bekerja dengan metoda pelaksanaan konstruksi yang berisiko tinggi. Keselamatan kerja diukur dengan menggunakan Safety Climate Questionnaire (SCQ) yang dibuat oleh Glendon dan Litherland, 2001 yang dikutip dalam penelitian Wills, 2005. Kuesioner tersebut terdiri atas enam faktor dan tiga puluh dua indikator. Dalam penelitian ini, hanya mengutip beberapa bagian yang telah disesuaikan dan ditambahkan satu faktor, yaitu mengenai Importance of Safety Training, serta tiga indikator yang mengukurnya.

Salah satu jenis bahaya yang muncul dalam dunia industri adalah bahaya fisik seperti kebisingan, pencahayaan, dan suhu panas. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran mengenai kebisingan, pencahayaan, serta suhu dan kelembapan. Selanjutnya dilakukan identifikasi potensi bahaya berdasarkan jenis kecelakaan kerja yang mungkin terjadi di setiap kelompok kerja

Page 3: SAMSUL.docx

sekaligus cara penanggulangan bahayanya. Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan ini adalah identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian risiko serta hasil tinjauan awal terhadap K3. Dalam perencanaan ini secara lebih rinci terbagi menjadi beberapa hal, diantaranya :

Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko dari kegiatan, produk barang dan jasa.

Pemenuhan akan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya dan setelah itu mendiseminasikan kepada seluruh tenaga kerja.

Menetapkan tujuan dan sasaran dari kebijakan K3 yang harus dapat diukur, menggunakan satuan/indikator pengukuran, sasaran pencapaian, dan jangka waktu pencapaian.

Menggunakan indikator kinerja sebagai penilaian kinerja K3 sekaligus menjadi informasi keberhasilan pencapaian SMK3.

Menetapkan sistem pertanggungjawaban dan sarana untuk pencapaian kebijakan K3.

KESIMPULAN

1. Faktor variabel keselamatan kerja dan kesehatan kerja berpengaruh langsung terhadap produktivitas kerja.

2. Lingkungan kerja dari segi fisik berpengaruh langsung terhadap kesehatan, namun tidak berpengaruh pada keselamatan kerja, dan berpengaruh tidak langsung erhadap produktivitas melalui keselamatan kerja.

3. Untuk lingkungan kerja dari segi psikologi dan sosial, berpengaruh langsung terhadap keselamatan kerja, namun tidak berpengaruh terhadap kesehatan kerja, dan berpengaruh tidak langsung terhadap produktivitas melalui kesehatan kerja.

REFRENSI

Dhinar Tiara Luckyta. Evaluasi dan Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam Rangka Perbaikan Safety Behaviour Pekerja (Studi Kasus : PT. X, Sidoarjo). Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 2012.

DK3N. (2007), Visi, Misi, Kebijakan, Strategi dan Program Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional 2007 – 2010, Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional (DK3N), Jakarta.

Neny Mukhlisani. PENDEKATAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS DARI TINJAUAN KESELAMATAN, KESEHATAN, DAN LINGKUNGAN KERJA DI PT. BARATA INDONESIA (PERSERO) – GRESIK, Surabaya, 2 Agustus 2008