sampling audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.docx
TRANSCRIPT
SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI
A. SAMPLING STATISTIK VS SAMPLING NONSTATISTIK DAN PEMILIHAN
SAMPEL PROBABILISTIK DAN NONPROBABILISTIK
Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama : sampling statistik dan
sampling nonstatistik. Kategori tersebut srerupa karena keduanya melibatkan tiga tahap :
1. Perencanaan sampel
2. Pemilihan sampael dan melakukan pengujian
3. Pengevaluasian hasil
Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengujian audit dilakukan dengan
cara yang memberikan risiko sampling yang diinginkan dan meminimalkan kemungkinan
kesalahan nonsampling. Pemilihan sampel melibatkan keputusan bagaimana sampel dipilih dari
populasi. Auditor baru dapat melksanakan pengujian audit hanya setelah item sampel dipilih.
Pengevaluasian hasil adalah penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit.
Tindakan Langkah
· Memutuskan bahwa ukuran sampel sebanyak100 akan
diperlukan
· Perencanaan
sampel
· Memutuskan 100item mana yang akan diplih populasi
· Melaksanakan prosedur audit untuk masing masing
dari 100 item dan menentukan bahwa ada tiga pengecualia
· Pemilihansampel
pelaksaanaan pengujian
· Mencapai kesimpulan mengenai tingkat pengecualian
yang mungkin dalam total populasi jika tingkat pengecualian
sampel sama dengan 3 persen
· Pengevaluasian
hasil
Sampling statistik (statistical sampling) berbeda dari sampling nonstatistik dalam hal
bahwa, dengan menerapkan aturan matematika, auditor dapat mengkuantifikasi (mengukur)risiko
sampling dalam merencanakan sampel (langkah 1) dan dalam mengevaluasi hasil (langkah 3)
Dalam sampling nonstatistik (nonstatistical sampling) auditir tidak
mengkuantifikasikan sampling.ebaiknya, auditor memilih item sampel yang diyakini akan
memberikan informasi yang paling bermanfaat, dalamsituasi tertentu, dan mencapai kesimpulan
mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Karena alasan tersebut penggunaan sampling
nonstatistik sering kali disebut dengan sampling pertimbangan (jidgemental sapling)
Baik pemilihan sampel probabilistik maupun nonprabobalistik berada pada langkah 2. Apabila
menggunakan pemilihan sampel probabilistik (probabiistic sampel selection) auditor memlih
cara acak item item sehingga setiap item populasi memiliki item probabilitas yang sama untuk
dimasukkan dalam sampel. Proses ini memerlukan ketelitian yang sangat tinggi dan menggunaan
salah satu dari beberapa metode yang telah dibahas secara singkat. Dalam pemilihan sampel
nonprobabilistik (nonprobabilistik sample selection), auditor memilih item sampel dengan
menggunakan pertimbangan yang profsional dan bukan metode probabilistik. Auditir dapat
menggunakan salah satu dari beberapa metode pemilihan sampel nonprobabilistik.
Standar auditing memungkinkan auditor untuk menggunakan baik metode sampling statistik
maupun nonstatistik. Akan tetapi, jauh lebih lebih penting bahwa kedua metode itu deterapkan
dengan hati-hati. Semua langkah dalam proses harus diikuti dengan hati-hati. Jika sampling
statistik digunakan, sampel harus bersifat probabilistik dan metode evaluasi statistik yang tepat
harus dingunakan dengan sampel untuk melakukan perhitungan risiko sampling. Auditor juga
dapat melakukan evaluasi nonstatistik apabila menggunakan pemilihan probabilistik, tetapi
jarang dapat diterima mengevaluasi sampel nonprobabilistik dengan menggunakan metode
statistik
Ada tiga jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit
nonstatistik . ketiga metode itu bersifat nonprobabilistik. Sementara itu, ada empat jenis metode
pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit statistik, yang semuanya
bersifat probabilistik.
Metode pemilihan sampel nonprobabilistik (pertimbangan) termasuk berikut ini :
1. Pemilihan sampel terarah
2. Pemilihan sampel blok
3. Pemilihan sampe sembarangan
Metode pemilihan sampel probabilistik termasuk berikut ini :
1. Pemilihan sampelacak sederhana
2. Pemilihan sampel sistematis
3. Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran
4. Pemilihan sampel yang bertahap
B. METODE PEMILIHAN SAMPEL NONPROBABILISTIK
Metode pemilihan sampel nonrobabilistik adalah metode yang tidak memenuhi persyaratan
teknis bagi pemilihan sampel nonprobabilistik. Karena metode tersebut tidak didasarkan pada
probabilitas matematika, keterwakilan sampel mungkin sulit ditentukan.
Dalam pemilihan sampel terarah (directed sample selection) auditor dengan sengaja menilih
setiap item dalam sampel berdasarkan kriteria pertimbangannya sendiri ketimbang menggunakan
pemilihan acak. Pendekatan yang umum digunakan termasuk :
Pos yang paling mngkin mengandung salah saji. Auditor sering kali mampu mengidentifikasi pos
populasi mana yang mungkin mengandung salah saji.
Pos yang mengandung karakteristik populasi terpilih. Dengan memilih satu atau lebih pos yang
memiliki karakterisitik populasi yang berbeda, auditor mungkin bisa merancang sampel agar
regresentatif.
Cakupan nilai uang yang besar. Auditor kadang kadang dapat memilih sampel yang meliputi
bagian total nilai uang bagian populasi yang besar sehingga mengurangi risiko penarikan
kesimpulan yang tidak tepat dengan tidak memeriksa pos pos yang kecil.
Dalam pemilihan sampel blok (block sample selection), auditor memilih pos pertama dalam satu
blok, dan sisanya dipilih secara berurutan. Biasanya penggunaan sampel blok hanya dapat
diterima jika jumlah blok yang digunakan masuk akal. Jika hanya segelintir blok yang digunakan
probabilitas memperoleh sampel nonpresentatif sangatlah besar, dengan menggunakan
kemungkinan perputaran karyawan, perubahan sistem akuntansi dan sifat musiman, ari sejumlah
jenis.
Pemilihan sampel sembarangan (haphazard sample selection), adalah pemilihan sampel item atau
pos tanpa bias yang disengaja oleh auditor. Dalam kasus semacam itu, auditor memilih item
populasi tnpa memandang ukurannya, sumber,atau karakteristik lainnya yang membedakan.
Kekurangan pemilihan sampel sembarangan yang paling serius adalah sulitnya
menjaga agar tetap tidak bias dalam melakukan pemilihan. Karena pelatihan auditor dan bias
yang tidak disengaja, item populasi tertentu akan lebih besar kemungkinannya untuk dimasukkan
dalam sempel ketimbang yang lainnya.
C. METODE PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK
Sampel statistik mengharuskan sampel probabilistik mengukur risiko sampling. Untuk sampel
probabilistik, auditortidakmenggunakan pertimbangan mengenai item atau po sampel mana yang
akan dipilih, keculi dalam memilih mana dari epat metode pemilihan yang akan digunakan.
Dalam sampel acak (random sample)sederhana, setiap kombinasi dari item populasi yang
mngkin memiliki kesempatan untuk dimasukkan dalam sampel..auditor menggunakan sampling
random atau acak sederhana untuk populasi sampel apabila tidak ada kebutuhan untuk
menekankan satu atau lebih item populasi.
Tabel angka acak. Jika auditor memperolehsampel angka acak sederhana, mereka harus
menggunakan metode yang memastikanbahwa semua item dalam populasi memiliki kesempatan
yang sama untuk dipilih. Angka acakadalah serangkaian dari digit yang memiliki probabilitas
yang sama untuk muncul selama jangka panjang dan tidak memiliki pola yang dapat
diidentifikasi. Sebuah tabel angka acak (random number table) memiliki digit acak dalam bentuk
tabel dengan baris dan kolom yang telah diberikan nomor. Auditor memilih sampel acak dengan
pertama membentuk korespondensi antara nomer dokumen klien yang akan dipilih dan digit
pada tabel angka acak.
Angka acak yang dihasilkan komputer. Sebagian besar sampel yang digunakan auditor
dihasislkan oleh komputer dengan menggunakan salah satu dari tiga jenis program : spreadsheet
elektronik, generator angka acak, dan perangkat lunak audit yang tergenarilisasi. Program
komputer menawarkan beberapa keunggulan : penghematan waktu, berkurangnya kemungkinan
kesalahan auditor dalam memilih angka, dan dokumentasi otomatis. Karena sebagian besar
auditir memiliki akses ke komputerdan ke spreadsheet elektronik atau program generator angka
acak, mereka biasanya lebih suka menggunakan angka acak yang dihasilkan komputer
ketimbang metode pemilihan probabilistik lainnya.
Dalam pemilihan sampel sistematis (sistematic sample selection), yang juga disebut sampling
sistematis, auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih item item yang akan
dijadikan sampel berdasarkan ukuran interval tersebut.interval ditentukan dengan membagi
ukuran populasi dengan ukuran sampel yang diinginkan. Keunggulan dari pemilihan sistematis
adalah lebih mudah digunakan. Dalam sebagian besar populasi, sampel sistematis dapat diambil
dengan cepat dan pendekatannya secara otomatis akan menempatkan nomor lain dalam urutan,
yang membuatnya lebih mudah dalam mengembangkan dokumentasi yang sesuai.
Dalam banyak situasi audit, jauh lebih menguntungkan memilih sampel yang menekankan item
item populasi dengan julah tercatat yang lebih besar. Ada dua cara untuk memperoleh sampel
semacam itu :
1. Mengambil sampel dimana probabilitas pemilihan setiap item populasi individual bersifat
proporsional dengan jumlah tercatatnya. Metode ini disebut sebagai sampling dengan probabilita
yang proporsional dengan ukuran (pps), dan dievaluasi dengan menggunakan sampling
nonstatistik atau sampling statistik unit moneter.
2. Membagi populasi kedalam subpopulasi, biasanya menurut ukuran dolar, dan mengambil
sampel yang lebih besar dari subpopulasi itu dengan ukuran yang lebih besar. Hal ini disebut
sebagai sampling bertahap, dan dievaluasi dengan menggunakan sampling nonstatistik ataupun
sampling statistik variabel.
D. SAMPLING UNTUK TINGKAT PENGECUALIAN
Auditor menggunakan sampling pada pengujia pengendalian dan pengujian substantifatas
transaksi untuk mengestimasi persentase item item dalam populasi yang memiliki karakteristik
atau atributkepentingan. Persentase ini disebut sebagai tingkat keterjadian (accurence
rate) atau tingkat pengecualian(exception rate). Sebagai contoh jika auditor menetukan bahwa
tingkat pengecualianuntuk ferivikasi internal faktur penjualan adalah sekitar 3persen, maka rata
rata 3dari tiap 100 faktur tidak diverifikasi secara layak.
Auditor sangat memperhatikan jenis pengecualianberikutdalampopulasi data akuntansi:
ü Menyimpan atau deviasi daripengendalian yang diterapkan klien
ü Salah saji moneter dalam populasi data transaksi
ü Salah saji moneter dalam rincian transaksi saldo akun
Mengetahui tingkat pengecualian sangat bermanfaat bagi dua jenis pengecualian yang pertama,
yang melibatkan transaksi. Karena itu, auditor menggunakan secara ekspensif sampling audit
yang mengukur tingkat pengecualian ketika melakukanpengujian pengendalian dan pengujian
ekspensif atas transaksi. Perihal jenis pengecualian ketiga, biasanya auditor harus mengestimasi
jumlah total dolar dari pengecualian itu karena mereka harus memutuskan apakah salah saji yang
ada bersifat material. Jika ingin mengetahui jumlah salah saji, auditor akan menggunakan mode
yang mengukur nilai uang, bukan tingkat pengecualian.
Tingkat pengecualian dalam suatu sampel akan digunakan untuk mengestimsi tingkat
pengecualian dalam populasi yang merupakan “estimasi terbaik” auditor atas tingkat
pengecualian populasi. Istilah pengecualian (exception) harus dipahami sebagai mengacu pada
deviasi dari prosedur pengendalian klien maupun jumlah yang salah secara moneter, apakah hal
itudisebabkan oleh kesalahan akuntansi yang tidak disengaja atau penyebab lainnya.
Istilah deviasi (deviation)terutama mengacu pada penyimpangan dari pengendalian yang
telahdigariskan.
Dalam menggunakan sampling audit untuk menentukan tingkat pengecualian, auditor
ingin mengetahui seberapa besar tingkat pengecualian itu, dan bukan lebar interval
keyakinannya. Karena itu auditor berfokus pada batas estimasi interval, yang disebut tingkat
pengecualian atas yang dihitung(computed upper exception rate = CUER) atau yang diestimasi
dalam melakukan pengujian pengendalian dan pengujian supstantif atas transaksi. Dengan
menggunakan angka dari contoh sebelumnya, auditor dapat menyimpulkan bahwa CUER untuk
dokumen pengiriman yang hilang adalah 4% dengan risikosampling sebesar 5% yang berarti
auditor menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian populasi tidak lebih besar dari 4% dengan
risiko sebesar 5% tingkat pengecualian itu akan melampaui 4%. Setelah dihitung, auditor dapat
mempertimbangkan CUER dalam konteks tujuan audit khusus. Sebagai contoh, jika pengujian
dilakukan atas dokumen pengiriman yang hilang, auditor harus menentukan apakah tingkat
pengecualian sebesar 4% itu merupakan risiko pengendalian yang dapat bagi tujuan keterjadian
(occurrence).
E. APLIKASI SAMPLING AUDIT NONSTATISTIK
Auditor menggunakan 14 langkah yang dirancang dengan baik untuk menerapkan sampling audit
pada pengujian pengendalian danpengujiansubstantif atas transaksi. Langkah langkah tersebut
dibagi menjadi tiga tahap yang telah digambarkan sebelumnya. Auditor harus mengikuti langkah
langkat tersebut dengan cermat untuk memastikan diterapkannya persyaratan audit maupun
sampling dengan benar.
Merencanakan sampel
1. Menyatakan tujuan pengujian audit
2. Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan
3. Mendifinisikan atribut dan kondisi pengecualian
4. Mendefinisikan populasi
5. Mendefinisikan unit sampling
6. Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi
7. Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penentuan risiko penilaian yang terlalu rendah
8. Mengestimasi tingkat pengecualian populasi
9. Menentukan ukuran sampel awal
Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit
1. Memilih sampel
2. Melaksanakan proseur audit
Mengevaluasi hasil
1. Menggenaralisasi dari sampel ke populasi
2. Menganalisis pengecualian
3. Memutuskan aksebtabilitas populasi
Tujuan pengujian harus dinyatakan dalam istilah siklus transaksi yang sedang diuji. Biasanya,
auditor mendefinisikan tujuan pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi sebagai :
· Menguji keefektifan operasi pengendalian
· Menentukan apakah transaksi mengandung salah saji moneter
Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat suatu kesimpulan
mengenai populasi berdasarkan suatu sampel. Auditor harus memeriksa program audit dan
memilih prosedur audit dimana sampling audit dapat diterapkan:
ü Mereview transaksi penjualan untuk melihat jumlah yang besar dan tidak biasa (prosedur
analitis)
ü Mengamati apakah tugas klerk piutang usaha terpisah dari tugas menangani kas (pengujian
pengendalian)
ü Memeriksa sampel salinan faktur penjualan untuk melihat :
· Persetujuan kredit oleh manajer kredit (pengujian pengendalian)
· Keberadaan dokumen pengiriman yang dilampirkan (pengujian pengendalian)
· Pencantuman nomor bagan akun(pengujian pengendalian)
ü Memilih sampel dokumen pengiriman dan menelusuri masing masing ke salinan faktur
penjualan terkait (pengujian pengendalian)
ü Membandingkan kuantitas yang tercantum pada setiap salinan faktur penjualan dengan
kuantitas pada dokumen pengiriman yang terkait (pengujian substantif atas transaksi)
Sampling audit tidak dapat diterapkan bagi dua prosedur pertama dalam program audit ini.
Prosedur yang pertama adalah prosedur analitis dimana sampling tidak layak diterapkan.
Sementara yang kedua adalah prosedur observasi yang tidak memiliki dokumentasi untuk
melaksanakan sampling audit.
Jika sampling audit digunakan, auditor harus mendifinisikan dengan tepat karakteristik (atribut)
yang sedang diuji dan kondisi pengecualian.kecuali mereka telah mendefinisikan dengan tepat
setiap atribut, staf yang melaksanakan prosedur audit tidak akan memiliki pedoman untuk
mengidentifikasi pengecualian. Atribut kepentingan dan kondisi pengecualian untuk sampling
audit diambil langsung dari prosedur audit yang digunakan auditor.
Populasi dalam item item yang ingin digeneralisasikan oleh auditor. Auditor dapat
mendefinisikan populasi untuk memasukkan setiap item yang mereka inginkan, tetapi ketika
memilih sampel, sampel tersebut harus dipilih dari sepuluh populasi seperti yang telah
didefinisikan. Auditor harus mendefinisikan dengan cermat terlebih dahulu, sejalan dengan
tujuan pengujian audit.
Auditor mendefinisikan unit sampling berdasarkan definisi populasi dan tujuan pengujian audit.
Unit sampling adalah unit fisik uang berhubungan dengan angka acak ang dihasilkan auditor.
Jadi sangatlah bermanfaat memikirkan unit sampling sebagai titik awal untuk melakukan
pengujian audit. Untuk siklus penjualan dan penagihan, unit sampling biasanya berupa nomor
faktur penjualan atau dokumen pengiriman.
Penerapan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (tolerabel exeption rate = TER) untuk
setiap atribut memerlukan pertimbangan profesional auditor. TER merupakan tingkat
pengecualian tertinggi yang akan di ijinkan auditor dalam pengendalian yang sedang diuji dan
masi bersedia menyimpulkan bahwa pengendalian telah berjalan efektif (dan atau tingkat slah
saji moneter dalam transaksi masi dpat diteriima).
Untuk sampling audit dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
risiko tersebut sebagai risiko pengendalian yang terlalu rendah (acceptable risk of assessing
control risk (ARACR) to low ) ARACR mengukur risiko yang bersedia ditanggung auditor untuk
menerima suatu pengendalian sebagai efektif (atau tingkat slah saji sebagai dapat ditoleransi)
apabila tingkat pengecualian populasi yang sebenarnya lebih besardaripada tingkat pegecualian
yang dapatditoleransi (TER)
Auditor harus lebih dulu membuat estimasi tingkat pengecualian populasi untuk merencanakan
ukuran sampel yang sesuai. Jika estimasi tingkat pengecualian populasi (estemated population
exception rate = eper) rendah, ukuran sampel yang lebih kecil akan memenuhi tingkat
pengecualian yang dapat di toleransi (TER) auditor, karena hanya diperlukan lebih sedikit
estimasi yang tepat.
Penetapan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (tolerable exception rate = TER)untuk
setiap atribut memerlukan pertimbangan proffesional auditor,TER merupakan tingkat
pengecualian tertinggi yang akan diijikan auditordalam pengendalian yang sedang diuji dan masi
bersedia menyimpulkan bahwa pengendalian telah berjalan dengan efektif(dan/tingkat salah saji
moneter dalam transaksi masi dapat diterima)
Untuksampling audit dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,
risiko tersebut sebagai risiko yang dapat diterima atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu
rendah (acceptable risk of assessing control risk (ARACR)too low). ARACR mengukur risiko
yang besedia ditanggung auditor untuk menerima sesuatu pengendalian sebagai efektif(atau
tingkat salah saji sebagai dapat ditoleransi) apabila tingkat pengecualian populasi yang
sebenarnya ebih besar dari tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi TER.
Auditor harus terlebih dahulu membuat estimasi tingkat pengecualian populasi untuk
merencanakan ukuran sampel yang sesuai. Jika estimasi tingkat pengecualian populasi
(estimated populasion exception rate =EPER) rendah, ukuran sampel yang relatif kecil akan
memenuhi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi TER auditor, karena hanya diperlukan
lebih sedikit estimasi yang tepat.
sensifitas ukuran sampel terhadap perubahan faktor. Untuk memahami konsep yang mendasari
sampling dalam audit. Kenaikan setiap faktor secara independenterhadap ukuran sampel.
Dampak sebaliknya akan terjadi jiks setiap faktor menurun.
Merevisi TER atau ARACR alternatif ini harus diikuti hanya jika auditor telah menyimpulkan
bahwa spesifikasi awal terlalu konservatif. Mengurangi baik TER maupun ARACR mungkin
sulit dipertahankan jika auditor akan direview olehpengadilan atau komisi. Auditor harus
mengubah persyaratan trsebut hanya setelah persyaratan yang cermat diberikan.
Memperluas ukuran sampel kenikan ukuran sampel dapat menurunkan kesalahan sampling jika
tingkat pengecualian sampel (SER) aktual tidak meningkat.SER juga dapat meningkat atau
menurun jika item item tambahan dipilih. Kenaikan ukuran sampel akan diberikan jika auditor
yakin sampael awal tidak bersifat presentatif, atau jika penting untukmemperoleh bukti bahwa
pengendalian telah beroperasi secara efektif.
Merefisi penilaian risiko pengendalian. Jika hasil pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi tidak mendukung penilaian risiko pengendalian pengendalian, auditor harus merivisi
penilaian risiko pengendalian keatas. Hal ini meungkin menyebabkan auditor meningkatkan
pengujian substantif atas transaksi dan pengujian atas rincian saldo.
Mengomunikasikan kepada komite audit atau manajemen. Komunikasi dikombinasikan dengan
salah satu atau tiga tindakan lainnya yang baru saja dijelaskan, memang harus dilakukan tanpa
memandang sifat pengecualian. Jika auditor menentukan menentukan bahwa pengendalian
intrnal tidak beroperasi secara efektif.
F. SAMPLING AUDIT STATISTIK
Metode sampling statistik yang paling sering digunakan untuk pengujian pengendalian dan
engujian substantif atas transaksi adalah sampling atribut (atribute sampling). Sampling
nonstatistik juga memiliki atribut, yang merupakan karakteristik yang sedang diuji dalam
populasi, tetapi sampling atribut merupakan metode statistik.
G. DISTRIBUSI SAMPLING
Auditor mendasarkan pengujian statistiknya pada distribusi sampling. Disribusi sampling
adalahdistribusi frekuensi hasil semua sampel berukuran khusus yang dapat diperoleh dari
populasi yang memiliki beberapa karakteristik tertentu.distribusi sampling memungkinkan
auditor untuk membuat laporan probabilitas mengenai kemungkinan terwakilnya stiap sampel
dalam distribusi.sampling atribut didasarkan pada distribusi binominal, imana setipsampel dalam
populasi memiliki satu dari dua nilai yang mungkin atau deviasi pengendalian.
H. APLIKASI SAMPLING ATRIBUT
Merencanakan sampel
1. menyatakan tujuan pengujian audit
2. memutuskan apakah sampling aidit dapat diterapkan
3. mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian
4. mendefinisikan populasi
5. menetapkan tingkat pengencualian yang dapat ditoleransi
6. menetapakan ARACR yang terlalu rendah
7. mengestimasi tingkat pengecualia populasi
8. menentukan ukuran sampel awal
menggunakan tabel, jika auditor menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel awal,
mereka akan mengikuti empat langkah berikut :
ü memilih tabel yang berhubungan dengan ARACR
ü menempatkan TER pada bagian atas tabel
ü menempatkan EPER pada kolom bian kiri
ü membaca kebawah kolom bawah TER yang sesuai hingga berpotongn dengan baris EPER
yang tepat. Angka pada perpotongan tersebut adalah ukuran sampel awal
dampak ukuran populasi
Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit
· memilih sampel. Satu satunya perbedaan dalam pemilihan sampel bagi sampling
statistikdan nonstatistik adalah terletak pada persyaratan bahwa metode probabilistik harus
digunakan untuk sampling statistik. Baik sampling acak sederhana maupun sampling sistematis
akan digunakan pada sampling atribut.
· Melaksanakan prosedur audit, sama untuk sampling atribut maupun sampling nonstatistik
Mengevaluasi hasil
· Menggenaralisasi dari sampel ke populasi. Untuk sampling atribut, auditor menghitung
batas kemampuan atas CUER dengan ARACR tertentu, yang sekali lagi menggunakan program
komputer khusus atau tabel yang dikembangkan dari rimus statistik.