sampling audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.docx

19
SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI A. SAMPLING STATISTIK VS SAMPLING NONSTATISTIK DAN PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK DAN NONPROBABILISTIK Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama : sampling statistik dan sampling nonstatistik. Kategori tersebut srerupa karena keduanya melibatkan tiga tahap : 1. Perencanaan sampel 2. Pemilihan sampael dan melakukan pengujian 3. Pengevaluasian hasil Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengujian audit dilakukan dengan cara yang memberikan risiko sampling yang diinginkan dan meminimalkan kemungkinan kesalahan nonsampling. Pemilihan sampel melibatkan keputusan bagaimana sampel dipilih dari populasi. Auditor baru dapat melksanakan pengujian audit hanya setelah item sampel dipilih. Pengevaluasian hasil adalah penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit. Tindakan Langkah · Memutuskan bahwa ukuran sampel sebanyak100 akan diperlukan · Perenca naan sampel · Memutuskan 100item mana yang akan diplih populasi · Melaksanakan prosedur audit untuk · Pemilih ansampel pelaksaanaan

Upload: listiyanuraini

Post on 19-Jul-2016

33 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN

SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

A.    SAMPLING STATISTIK VS SAMPLING NONSTATISTIK  DAN PEMILIHAN

SAMPEL PROBABILISTIK DAN NONPROBABILISTIK

Metode sampling audit dapat dibagi menjadi dua kategori utama : sampling statistik dan

sampling nonstatistik. Kategori tersebut srerupa karena keduanya melibatkan tiga tahap :

1.       Perencanaan sampel

2.       Pemilihan sampael dan melakukan pengujian

3.        Pengevaluasian hasil

Tujuan dari perencanaan sampel adalah memastikan bahwa pengujian audit dilakukan dengan

cara yang memberikan risiko sampling yang diinginkan dan meminimalkan kemungkinan

kesalahan nonsampling. Pemilihan sampel melibatkan keputusan bagaimana sampel dipilih dari

populasi. Auditor baru dapat melksanakan pengujian audit hanya setelah item sampel dipilih.

Pengevaluasian hasil adalah penarikan kesimpulan berdasarkan pengujian audit.

Tindakan Langkah

·         Memutuskan bahwa ukuran sampel sebanyak100 akan

diperlukan

·         Perencanaan

sampel

·         Memutuskan 100item mana yang akan diplih populasi

·         Melaksanakan prosedur audit untuk masing masing

dari 100 item dan menentukan bahwa ada tiga pengecualia

·         Pemilihansampel

pelaksaanaan pengujian

·         Mencapai kesimpulan mengenai tingkat pengecualian

yang mungkin dalam total populasi jika tingkat pengecualian

sampel sama dengan 3 persen

·         Pengevaluasian

hasil

                Sampling statistik (statistical sampling)  berbeda dari sampling nonstatistik dalam hal

bahwa, dengan menerapkan aturan matematika, auditor dapat mengkuantifikasi (mengukur)risiko

sampling dalam merencanakan sampel (langkah 1) dan dalam mengevaluasi hasil (langkah 3)

Page 2: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

                Dalam sampling nonstatistik (nonstatistical sampling) auditir tidak

mengkuantifikasikan sampling.ebaiknya, auditor memilih item sampel yang diyakini akan

memberikan informasi yang paling bermanfaat, dalamsituasi tertentu, dan mencapai kesimpulan

mengenai populasi atas dasar pertimbangan. Karena alasan tersebut penggunaan sampling

nonstatistik sering kali disebut dengan sampling pertimbangan (jidgemental sapling)

Baik pemilihan sampel probabilistik maupun nonprabobalistik berada pada langkah 2. Apabila

menggunakan pemilihan sampel probabilistik (probabiistic sampel selection) auditor memlih

cara acak item item sehingga setiap item populasi memiliki item probabilitas yang sama untuk

dimasukkan dalam sampel. Proses ini memerlukan ketelitian yang sangat tinggi dan menggunaan

salah satu dari beberapa metode yang telah dibahas secara singkat. Dalam pemilihan sampel

nonprobabilistik (nonprobabilistik sample selection), auditor memilih item sampel dengan

menggunakan pertimbangan yang profsional dan bukan metode probabilistik. Auditir dapat

menggunakan salah  satu dari beberapa metode pemilihan sampel nonprobabilistik.

Standar auditing memungkinkan auditor untuk menggunakan baik metode sampling statistik

maupun nonstatistik. Akan tetapi, jauh lebih lebih penting bahwa kedua metode itu deterapkan

dengan hati-hati. Semua langkah dalam proses harus diikuti dengan hati-hati. Jika sampling

statistik digunakan, sampel harus bersifat probabilistik dan metode evaluasi statistik yang tepat

harus dingunakan dengan sampel untuk melakukan perhitungan risiko sampling. Auditor juga

dapat melakukan evaluasi nonstatistik apabila menggunakan pemilihan probabilistik, tetapi

jarang dapat diterima mengevaluasi sampel nonprobabilistik dengan menggunakan metode

statistik

Ada tiga jenis metode pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit

nonstatistik . ketiga metode itu bersifat nonprobabilistik. Sementara itu, ada empat jenis metode

pemilihan sampel yang sering kali dikaitkan dengan sampling audit statistik, yang semuanya

bersifat probabilistik.

                Metode pemilihan sampel nonprobabilistik (pertimbangan) termasuk berikut ini :

1.       Pemilihan sampel terarah

2.       Pemilihan sampel blok

Page 3: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

3.       Pemilihan sampe sembarangan

Metode pemilihan sampel probabilistik termasuk berikut ini :

1.       Pemilihan sampelacak sederhana

2.       Pemilihan sampel sistematis

3.       Pemilihan sampel probabilitas yang proporsional dengan ukuran

4.       Pemilihan sampel yang bertahap

B.    METODE PEMILIHAN SAMPEL NONPROBABILISTIK

Metode pemilihan sampel nonrobabilistik adalah metode yang tidak memenuhi persyaratan

teknis bagi pemilihan sampel nonprobabilistik. Karena metode tersebut tidak didasarkan pada

probabilitas matematika, keterwakilan sampel mungkin sulit ditentukan.

Dalam pemilihan sampel terarah (directed sample selection) auditor dengan sengaja menilih

setiap item dalam sampel berdasarkan kriteria pertimbangannya sendiri ketimbang menggunakan

pemilihan acak. Pendekatan yang umum digunakan termasuk :

Pos yang paling mngkin mengandung salah saji. Auditor sering kali mampu mengidentifikasi pos

populasi mana yang mungkin mengandung salah saji.

Pos yang mengandung karakteristik populasi terpilih. Dengan memilih satu atau lebih pos yang

memiliki karakterisitik populasi yang berbeda, auditor mungkin bisa merancang sampel agar

regresentatif.

Cakupan nilai uang yang besar. Auditor kadang kadang dapat memilih sampel yang meliputi

bagian total nilai uang bagian populasi yang besar sehingga mengurangi risiko penarikan

kesimpulan yang tidak tepat dengan tidak memeriksa pos pos yang kecil.

Dalam pemilihan sampel blok (block sample selection), auditor memilih pos pertama dalam satu

blok, dan sisanya dipilih secara berurutan. Biasanya penggunaan sampel blok hanya dapat

diterima jika jumlah blok yang digunakan masuk akal. Jika hanya segelintir blok yang digunakan

probabilitas memperoleh sampel nonpresentatif  sangatlah besar, dengan menggunakan

Page 4: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

kemungkinan perputaran karyawan, perubahan sistem akuntansi dan sifat musiman, ari sejumlah

jenis.

Pemilihan sampel sembarangan (haphazard sample selection), adalah pemilihan sampel item atau

pos tanpa bias yang disengaja oleh auditor. Dalam kasus semacam itu, auditor memilih item

populasi tnpa memandang ukurannya, sumber,atau karakteristik lainnya yang membedakan.

                Kekurangan pemilihan sampel sembarangan yang paling serius adalah sulitnya

menjaga agar tetap tidak bias dalam melakukan pemilihan. Karena pelatihan auditor dan bias

yang tidak disengaja, item populasi tertentu akan lebih besar kemungkinannya untuk dimasukkan

dalam sempel ketimbang yang lainnya.

C.     METODE PEMILIHAN SAMPEL PROBABILISTIK

Sampel statistik mengharuskan sampel probabilistik mengukur risiko sampling. Untuk sampel

probabilistik, auditortidakmenggunakan pertimbangan mengenai item atau po sampel mana yang

akan dipilih, keculi dalam memilih mana dari epat metode pemilihan yang akan digunakan.

Dalam sampel acak (random sample)sederhana, setiap kombinasi dari item populasi yang

mngkin memiliki kesempatan untuk dimasukkan dalam sampel..auditor menggunakan sampling

random atau acak sederhana untuk populasi sampel apabila tidak ada kebutuhan untuk

menekankan satu atau lebih item populasi.

Tabel angka acak. Jika auditor memperolehsampel angka acak sederhana, mereka harus

menggunakan metode yang memastikanbahwa semua item dalam populasi memiliki kesempatan

yang sama untuk dipilih. Angka acakadalah serangkaian dari digit yang memiliki probabilitas

yang sama untuk muncul selama jangka panjang dan tidak memiliki pola yang dapat

diidentifikasi. Sebuah tabel angka acak (random number table) memiliki digit acak dalam bentuk

tabel dengan baris dan kolom yang telah diberikan nomor. Auditor memilih sampel acak dengan

pertama membentuk korespondensi antara nomer dokumen klien yang akan dipilih dan digit

pada tabel angka acak.

Angka acak yang dihasilkan komputer. Sebagian besar sampel yang digunakan auditor

dihasislkan oleh komputer dengan menggunakan salah satu dari tiga jenis program : spreadsheet

elektronik, generator angka acak, dan perangkat lunak audit yang tergenarilisasi. Program

Page 5: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

komputer menawarkan beberapa keunggulan : penghematan waktu, berkurangnya kemungkinan

kesalahan auditor dalam memilih angka, dan dokumentasi otomatis. Karena sebagian besar

auditir memiliki akses ke komputerdan ke spreadsheet elektronik atau  program generator angka

acak, mereka biasanya lebih suka menggunakan angka acak yang dihasilkan komputer

ketimbang metode pemilihan probabilistik lainnya.

Dalam pemilihan sampel sistematis (sistematic sample selection), yang juga disebut sampling

sistematis, auditor menghitung suatu interval dan kemudian memilih item item yang akan

dijadikan sampel berdasarkan ukuran interval tersebut.interval ditentukan dengan membagi

ukuran populasi dengan ukuran sampel yang diinginkan. Keunggulan dari pemilihan sistematis

adalah lebih mudah digunakan. Dalam sebagian besar populasi, sampel sistematis dapat diambil

dengan cepat dan pendekatannya secara otomatis akan menempatkan nomor lain dalam urutan,

yang membuatnya lebih mudah dalam mengembangkan dokumentasi yang sesuai.

Dalam banyak situasi audit, jauh lebih menguntungkan memilih sampel yang menekankan item

item populasi dengan julah tercatat yang lebih besar. Ada dua cara untuk memperoleh sampel

semacam itu :

1.       Mengambil sampel dimana probabilitas pemilihan setiap item populasi individual bersifat

proporsional dengan jumlah tercatatnya. Metode ini disebut sebagai sampling dengan probabilita

yang proporsional dengan ukuran (pps), dan dievaluasi dengan menggunakan sampling

nonstatistik atau sampling statistik unit moneter.

2.       Membagi populasi kedalam subpopulasi, biasanya menurut ukuran dolar, dan mengambil

sampel yang lebih besar dari subpopulasi itu dengan ukuran yang lebih besar. Hal ini disebut

sebagai sampling bertahap, dan dievaluasi dengan menggunakan sampling nonstatistik  ataupun

sampling statistik variabel.

D.    SAMPLING UNTUK TINGKAT PENGECUALIAN

Auditor menggunakan sampling pada pengujia pengendalian dan pengujian substantifatas

transaksi untuk mengestimasi persentase item item dalam populasi yang memiliki karakteristik

atau atributkepentingan. Persentase ini disebut sebagai tingkat keterjadian (accurence

rate) atau tingkat pengecualian(exception rate). Sebagai contoh jika auditor menetukan bahwa 

Page 6: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

tingkat pengecualianuntuk ferivikasi internal faktur penjualan adalah sekitar 3persen, maka rata

rata 3dari tiap 100 faktur tidak diverifikasi secara layak.

                Auditor sangat memperhatikan jenis pengecualianberikutdalampopulasi data akuntansi:

ü  Menyimpan atau deviasi daripengendalian yang diterapkan klien

ü  Salah saji moneter dalam populasi data transaksi

ü  Salah saji moneter dalam rincian transaksi saldo akun

Mengetahui tingkat pengecualian sangat bermanfaat bagi dua jenis pengecualian yang pertama,

yang melibatkan transaksi. Karena itu, auditor menggunakan secara ekspensif sampling audit

yang mengukur tingkat pengecualian ketika melakukanpengujian pengendalian dan pengujian

ekspensif atas transaksi. Perihal jenis pengecualian ketiga, biasanya auditor harus mengestimasi

jumlah total dolar dari pengecualian itu karena mereka harus memutuskan apakah salah saji yang

ada bersifat material. Jika ingin mengetahui jumlah salah saji, auditor akan menggunakan mode

yang mengukur nilai uang, bukan tingkat pengecualian.

                Tingkat pengecualian dalam suatu sampel akan digunakan untuk mengestimsi tingkat

pengecualian dalam populasi yang merupakan “estimasi terbaik” auditor atas tingkat

pengecualian populasi. Istilah pengecualian (exception) harus dipahami sebagai mengacu pada

deviasi dari prosedur pengendalian klien maupun jumlah yang salah secara moneter, apakah hal

itudisebabkan oleh kesalahan akuntansi yang tidak disengaja atau penyebab lainnya.

Istilah deviasi (deviation)terutama mengacu pada penyimpangan dari pengendalian yang

telahdigariskan.

                Dalam menggunakan sampling audit untuk menentukan tingkat pengecualian, auditor

ingin mengetahui seberapa besar tingkat pengecualian itu, dan bukan lebar interval

keyakinannya. Karena itu auditor berfokus pada batas estimasi interval, yang disebut tingkat

pengecualian atas yang dihitung(computed upper exception rate = CUER) atau yang diestimasi

dalam melakukan pengujian pengendalian dan pengujian supstantif atas transaksi. Dengan

menggunakan angka dari contoh sebelumnya, auditor dapat menyimpulkan bahwa CUER untuk

dokumen pengiriman yang hilang adalah 4% dengan risikosampling sebesar 5% yang berarti

auditor menyimpulkan bahwa tingkat pengecualian populasi tidak lebih besar dari 4% dengan

Page 7: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

risiko sebesar 5% tingkat pengecualian itu akan melampaui 4%. Setelah dihitung, auditor dapat

mempertimbangkan CUER dalam konteks tujuan audit khusus. Sebagai contoh, jika pengujian

dilakukan atas dokumen pengiriman yang hilang, auditor harus menentukan apakah tingkat

pengecualian sebesar 4%  itu merupakan risiko pengendalian yang dapat bagi tujuan keterjadian

(occurrence).

 

E.     APLIKASI SAMPLING AUDIT NONSTATISTIK

Auditor menggunakan 14 langkah yang dirancang dengan baik untuk menerapkan sampling audit

pada pengujian pengendalian danpengujiansubstantif atas transaksi. Langkah langkah tersebut

dibagi menjadi tiga tahap yang telah digambarkan sebelumnya. Auditor harus mengikuti langkah

langkat tersebut dengan cermat untuk memastikan diterapkannya persyaratan audit maupun

sampling dengan benar.

Merencanakan sampel

1.       Menyatakan tujuan pengujian audit

2.       Memutuskan apakah sampling audit dapat diterapkan

3.       Mendifinisikan atribut dan kondisi pengecualian

4.       Mendefinisikan populasi

5.       Mendefinisikan unit sampling

6.       Menetapkan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi

7.       Menetapkan risiko yang dapat diterima atas penentuan risiko penilaian yang terlalu rendah

8.       Mengestimasi tingkat pengecualian populasi

9.       Menentukan ukuran sampel awal

Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit

1.       Memilih sampel

Page 8: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

2.       Melaksanakan proseur audit

Mengevaluasi hasil

1.       Menggenaralisasi dari sampel ke populasi

2.       Menganalisis pengecualian

3.       Memutuskan aksebtabilitas populasi

Tujuan pengujian harus dinyatakan dalam istilah siklus transaksi yang sedang diuji. Biasanya,

auditor mendefinisikan tujuan pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi sebagai :

·         Menguji keefektifan operasi pengendalian

·         Menentukan apakah transaksi mengandung salah saji moneter

Sampling audit dapat diterapkan setiap kali auditor berencana membuat suatu kesimpulan

mengenai populasi berdasarkan suatu sampel. Auditor harus memeriksa program audit dan

memilih prosedur audit dimana sampling audit dapat diterapkan:

ü  Mereview transaksi penjualan untuk melihat jumlah yang besar dan tidak biasa (prosedur

analitis)

ü  Mengamati apakah tugas klerk piutang usaha terpisah dari tugas menangani kas (pengujian

pengendalian)

ü  Memeriksa sampel salinan faktur penjualan untuk melihat :

·         Persetujuan kredit oleh manajer kredit (pengujian pengendalian)

·         Keberadaan dokumen pengiriman yang dilampirkan (pengujian pengendalian)

·         Pencantuman nomor bagan akun(pengujian pengendalian)

ü  Memilih sampel dokumen pengiriman dan menelusuri masing masing ke salinan faktur

penjualan terkait (pengujian pengendalian)

Page 9: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

ü  Membandingkan kuantitas yang tercantum pada setiap salinan faktur penjualan dengan

kuantitas pada dokumen pengiriman yang terkait (pengujian substantif atas transaksi)

Sampling audit tidak dapat diterapkan bagi dua prosedur pertama dalam program audit ini.

Prosedur yang pertama adalah prosedur analitis dimana sampling tidak layak diterapkan.

Sementara yang kedua adalah prosedur observasi yang tidak memiliki dokumentasi untuk

melaksanakan sampling audit.

Jika sampling audit digunakan, auditor harus mendifinisikan dengan tepat karakteristik (atribut)

yang sedang diuji dan kondisi pengecualian.kecuali mereka telah mendefinisikan dengan tepat

setiap atribut, staf yang melaksanakan prosedur audit tidak akan memiliki pedoman untuk

mengidentifikasi pengecualian. Atribut kepentingan dan kondisi pengecualian untuk sampling

audit diambil langsung dari prosedur audit yang digunakan auditor.

Populasi dalam item item yang ingin digeneralisasikan oleh auditor. Auditor dapat

mendefinisikan populasi untuk memasukkan setiap item yang mereka inginkan, tetapi ketika

memilih sampel, sampel tersebut harus dipilih dari sepuluh populasi seperti yang telah

didefinisikan. Auditor harus mendefinisikan dengan cermat terlebih dahulu, sejalan dengan

tujuan pengujian audit.

Auditor mendefinisikan unit sampling berdasarkan definisi populasi dan tujuan pengujian audit.

Unit sampling adalah unit fisik uang berhubungan dengan angka acak ang dihasilkan auditor.

Jadi sangatlah bermanfaat memikirkan unit sampling sebagai titik awal untuk melakukan

pengujian audit. Untuk siklus penjualan dan penagihan, unit sampling biasanya berupa nomor

faktur penjualan atau dokumen  pengiriman.

Penerapan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (tolerabel exeption rate = TER) untuk

setiap atribut memerlukan pertimbangan profesional auditor. TER merupakan tingkat

pengecualian tertinggi yang akan di ijinkan auditor dalam pengendalian yang sedang diuji dan

masi bersedia menyimpulkan bahwa pengendalian telah berjalan efektif (dan atau tingkat slah

saji moneter dalam transaksi masi dpat diteriima).

Untuk sampling audit dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi

risiko tersebut sebagai risiko pengendalian yang terlalu rendah (acceptable risk of assessing

Page 10: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

control risk (ARACR) to low ) ARACR mengukur risiko yang bersedia ditanggung auditor untuk

menerima suatu pengendalian sebagai efektif (atau tingkat slah saji sebagai dapat ditoleransi)

apabila tingkat pengecualian populasi yang sebenarnya lebih besardaripada tingkat pegecualian

yang dapatditoleransi (TER)

Auditor harus lebih dulu membuat estimasi  tingkat pengecualian populasi untuk merencanakan

ukuran sampel yang sesuai. Jika estimasi tingkat pengecualian populasi (estemated population

exception rate = eper) rendah, ukuran sampel yang lebih kecil akan memenuhi tingkat

pengecualian yang dapat di toleransi (TER) auditor, karena hanya diperlukan lebih sedikit

estimasi yang tepat.

Penetapan tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi (tolerable exception rate = TER)untuk

setiap atribut memerlukan pertimbangan proffesional auditor,TER merupakan tingkat

pengecualian tertinggi yang akan diijikan auditordalam pengendalian yang sedang diuji dan masi

bersedia menyimpulkan bahwa pengendalian telah berjalan dengan efektif(dan/tingkat salah saji

moneter dalam transaksi masi dapat diterima)

Untuksampling audit dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi,

risiko tersebut sebagai risiko yang dapat diterima atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu

rendah (acceptable risk of assessing control risk (ARACR)too low). ARACR mengukur risiko

yang besedia ditanggung auditor untuk menerima sesuatu pengendalian sebagai efektif(atau

tingkat salah saji sebagai dapat ditoleransi) apabila tingkat pengecualian populasi yang

sebenarnya ebih besar dari tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi TER.

Auditor harus terlebih dahulu membuat estimasi tingkat pengecualian populasi untuk

merencanakan ukuran sampel yang sesuai. Jika estimasi tingkat pengecualian populasi

(estimated populasion exception rate =EPER) rendah, ukuran sampel yang relatif kecil akan

memenuhi tingkat pengecualian yang dapat ditoleransi TER auditor, karena hanya diperlukan

lebih sedikit estimasi yang tepat.

sensifitas ukuran sampel terhadap perubahan faktor. Untuk memahami konsep yang mendasari

sampling dalam audit. Kenaikan setiap faktor secara independenterhadap ukuran sampel.

Dampak sebaliknya akan terjadi jiks setiap faktor menurun.

Page 11: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

Merevisi TER atau ARACR alternatif ini harus diikuti hanya jika auditor telah menyimpulkan

bahwa spesifikasi awal terlalu konservatif. Mengurangi baik TER maupun ARACR mungkin

sulit dipertahankan jika auditor akan direview olehpengadilan atau komisi. Auditor harus

mengubah persyaratan trsebut hanya setelah persyaratan yang cermat diberikan.

 Memperluas ukuran sampel kenikan ukuran sampel dapat menurunkan kesalahan sampling jika

tingkat pengecualian sampel (SER) aktual tidak meningkat.SER juga dapat meningkat atau

menurun jika item item tambahan dipilih. Kenaikan ukuran sampel akan diberikan jika auditor

yakin sampael awal tidak bersifat presentatif, atau  jika penting untukmemperoleh bukti bahwa

pengendalian telah beroperasi secara efektif.

Merefisi penilaian risiko pengendalian. Jika hasil pengendalian dan pengujian substantif atas

transaksi tidak mendukung penilaian risiko pengendalian pengendalian, auditor harus merivisi

penilaian risiko pengendalian keatas. Hal ini meungkin menyebabkan auditor meningkatkan

pengujian substantif atas transaksi dan pengujian atas rincian saldo.

Mengomunikasikan kepada komite audit atau manajemen. Komunikasi dikombinasikan dengan

salah satu atau tiga tindakan lainnya yang baru saja dijelaskan, memang harus dilakukan tanpa

memandang sifat pengecualian. Jika auditor menentukan menentukan bahwa pengendalian

intrnal tidak beroperasi secara efektif.

F.     SAMPLING AUDIT STATISTIK

Metode sampling statistik yang paling sering digunakan untuk pengujian pengendalian dan

engujian substantif atas transaksi adalah sampling atribut (atribute sampling). Sampling

nonstatistik juga memiliki atribut, yang merupakan karakteristik yang sedang diuji dalam

populasi, tetapi sampling atribut merupakan metode statistik.

G.    DISTRIBUSI SAMPLING

Auditor mendasarkan pengujian statistiknya pada distribusi sampling. Disribusi sampling

adalahdistribusi frekuensi hasil semua sampel berukuran khusus yang dapat diperoleh dari

populasi yang memiliki beberapa karakteristik  tertentu.distribusi sampling memungkinkan

auditor untuk membuat laporan probabilitas mengenai kemungkinan terwakilnya stiap sampel

Page 12: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

dalam distribusi.sampling atribut didasarkan pada distribusi binominal, imana setipsampel dalam

populasi memiliki satu dari dua nilai yang mungkin atau deviasi pengendalian.

H.    APLIKASI SAMPLING ATRIBUT

Merencanakan sampel

1.       menyatakan tujuan pengujian audit

2.       memutuskan apakah sampling aidit dapat diterapkan

3.       mendefinisikan atribut dan kondisi pengecualian

4.       mendefinisikan populasi

5.       menetapkan tingkat pengencualian yang dapat ditoleransi

6.       menetapakan ARACR yang terlalu rendah

7.       mengestimasi tingkat pengecualia populasi

8.       menentukan ukuran sampel awal

menggunakan tabel, jika auditor menggunakan tabel untuk menentukan ukuran sampel awal,

mereka akan mengikuti empat langkah berikut :

ü  memilih tabel yang berhubungan dengan ARACR

ü  menempatkan TER pada bagian atas tabel

ü  menempatkan EPER pada kolom bian kiri

ü  membaca kebawah kolom bawah TER yang sesuai hingga berpotongn dengan baris EPER

yang tepat. Angka pada perpotongan tersebut adalah ukuran sampel awal

dampak ukuran populasi

       Memilih sampel dan melaksanakan prosedur audit

Page 13: SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI.docx

·         memilih sampel. Satu satunya perbedaan dalam pemilihan sampel bagi sampling

statistikdan nonstatistik adalah terletak pada persyaratan bahwa metode probabilistik harus

digunakan untuk sampling statistik. Baik sampling acak sederhana maupun sampling sistematis

akan digunakan pada sampling atribut.

·         Melaksanakan prosedur audit, sama untuk sampling atribut maupun sampling nonstatistik

Mengevaluasi hasil

·         Menggenaralisasi dari sampel ke populasi. Untuk sampling atribut, auditor menghitung

batas kemampuan atas CUER dengan ARACR tertentu, yang sekali lagi menggunakan program

komputer khusus atau tabel yang dikembangkan dari rimus statistik.