risiko deteksi dan rancangan pengujian substantif

21
KELOMPOK 9 RONY KURNIAWAN 08409131010 MUHTAR ROMADLON 08409131017 AJI SANTOSA 08409131025

Upload: ajisantosa

Post on 19-Jun-2015

3.796 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

KELOMPOK 9

RONY KURNIAWAN 08409131010

MUHTAR ROMADLON 08409131017

AJI SANTOSA 08409131025

Page 2: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

PENENTUAN RISIKO DETEKSIPengertian risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak akan dapat mendeteksi salah satu material yang ada dalam suatu asersi.

Pengertian rencana risiko deteksi adalah dasar untuk menetapkan rencana tingkat pengujian substantif yang ditentukan oleh auditor sebagai komponen ke empat atau terakhir dalam penetapan strategi audit awal untuk suatu pernyataan/asersi.

Page 3: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

Rencana risiko deteksi ditentukan berdasarkan hubungan yang dinyatakan dengan model sebagai berikut =

RD = RA

RB x RP

Keterangan : RA = Risiko AuditRB = Risiko BawaanRP = Risiko PengendalianRD = Risiko Deteksi

Page 4: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

EVALUASI ATAS RENCANA TINGKAT PENGUJIAN SUBSTANTIF

Apabila tingkat risiko pengendalian akhir sama dengan tingkat risiko pengendalian awal, auditor bisa melangkah ke tahap perancangan pengujian substantif spesifik berdasarkan rencana tingkat pengujian substantif yang telah ditetapkan sebagai komponen ke empat dari strategi audit awal. Namun apabila tidak, tingkat pengujian substantif harus direvisi sebelum merancang pengujian substantif spesifik untuk mengakomodasi tingkat risiko deteksi yang bisa diterima setelah direvisi.

Page 5: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

MEREVISI RENCANA RISIKO DETEKSI

Apabila memungkinkan, tingkat risiko deteksi yang dapat diterima akhir ( setelah direvisi ) ditetapkan untuk setiap asersi dengan cara yang sama seperti rencana risiko deteksi, kecuali bahwa penetapannya didasarkan pada risiko pengendalian sesungguhnya atau akhir bukan pada rencana tingkat risiko pengendalian untuk asersi yang bersangkutan. Apabila auditor memutuskan untuk mengkuantifikasi penetapan risiko, maka tingkat risiko deteksi setelah direvisi dapat ditentukan dengan menyelesaikan persamaan dalam model risiko audit untuk risiko deteksi.

Page 6: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

PENETAPAN RD UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIF YANG BERBEDA ATAS ASERSI YANG SAMA

Dalam merancang pengujian substantif, auditor kadang kadang menginginkan untuk menetapkan tingkat risiko deteksi berbeda yang akan digunakan dalam pengujian substantif yang berbeda pula mengenai asersi yang sama. Sebagai contoh, berdasarkan aumsi bahwa bukti yang diperoleh dari suatu pengujian atau sejumlah pengujian akan mengurangi risiko salah saji material tetap tak terdeteksi setelah pengujian atau pengujian pengujian dilakukan, maka akan lebih tepat untuk menggunakan tingkat risiko deteksi lebih tinggi untuk pengujian selebihnya.

Page 7: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

PERANCANGAN PENGUJIAN SUBSTANTIF

Pengujian substantif di satu sisi bisa menghasilkan bukti tentang kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan, dan di sisi lain pengujian substantif juga bisa menghasilkan bukti yang menunjukkan adanya kekeliruan jumlah rupiah atau salah saji dalam pencatatan atau pelaporan transaksi dan saldo saldo. Perancangan pengujian substantif meliputi penentuan sifat, saat, dan luas pengujian yang diperlukan untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi.

Page 8: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

SIFAT PENGUJIAN SUBSTANTIFSifat pengujian substantif berhubungan dengan jenis dan keefektivan prosedur pengauditan yang akan dilakukan. Bila tingkat risiko deteksi yang diterima rendah maka auditor harus menggunakan prosedur yang lebih efektif dan biasanya lebih mahal. Dan bila risiko deteksi yang diterima tinggi auditor menggunakan prosedur yang kurang efektif yang biasanya lebih murah.

Page 9: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

Pengujian substantif terdiri dari 3 jenis :

a.Prosedur Analitis

Digunakan dalam perencanaan audit untuk mengidentifikasi daerah daerah atau tempat yang memiliki risiko tinggi terjadinya salah saji.

b.Pengujian Detail Transaksi

Pengujian ini dilakukan auditor terutama untuk menemukan kesalahan jumlah rupiah bukan atas penyimpangan atas pengendalian.

c. Pengujian Detail atas Saldo Saldo

Dilakukan untuk mendapatkan bukti bukti secara langsung tentang sebuah saldo rekening dan bukan pada masing masing pendebetan atau pengkreditan yang telah menghasilkan saldo tersebut.

Page 10: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

SAAT PENGUJIAN SUBSTANTIFTingkat risiko deteksi yang dapat diterima bisa berpengaruh pula pada saat pengujian substantif. Bila risiko deteksi tinggi pengujian bisa dilakukan beberapa bulan seblum akhir tahun, apabila risiko deteksi rendah pengujian substantif akan dilakukan pada tanggal akhir tahun atau mendekati akhir tahun.

Page 11: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

LUAS PENGUJIAN SUBSTANTIFAuditor bisa menentukan jumlah bukti yang harus diperoleh dengan mengubah luas pengujian substantif yang dilakukan. ‘’Luas’’ dalam praktik mengandung arti banyaknya item ada besarnya sampel yang dilakukan pengujian atau diterapkan prosedur tertentu.

Page 12: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

HUBUNGAN ANTARA KOMPONEN RISIKO AUDIT DENGAN SIFAT, SAAT, DAN LUAS NYA PENGUJIAN SUBSTANTIF

TINGKAT RISIKO BAWAAN DAN RISIKO PENGENDALIAN DITETAPKAN GABUNGAN

TINGKAT RISIKO DETEKSI BISA DITERIMA

PENGUJUAN SUBTANTIF

MAKSIMUM TINGGI TINGGI TINGGI

RENDAH MODERAT TINGGISANGAT RENDAH

SIFAT KURANG EFEKTIFLEBIH EFEKTIF

SAAT INTERIMAKHIR TAHUN

LUAS SAMPEL LEBIH KECILSAMPEL LEBIH BESAR

Page 13: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIFDalam merancang pengujian substantif auditor harus menentukan bahwa pengujian yang tepat telah diidentifikasi untuk mencapai setiap tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan setiap arsersi.

Page 14: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

HUBUNGAN ANTARA ASERSI ASERSI, TUJUAN KHUSUS AUDIT DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF

Asersi Tujuan khusus Audit Contoh Pengujian Substantif

Kelengkapan Jumlah persediaan, meliputi semua produk, material, dan supplies yang ada pada tanggal neraca

Observasi perhitungan fisik persediaan .Hitung semua label persediaan dan berkas perhitungan yang digunakan dalan perhitungan fisik persediaan.Lakukan review analitis tentang hubungan antara saldo persediaan dengan kegiatan pembelian terakhir, produksi, dan penjualan.Ujian prosedur pisah batas untuk pembelian, pergerakan barang melalui proses produksi dan penjualan

Page 15: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

CONTOH PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBTANTIFProgram audit adalah daftar prosedur prosedur audit yang harus dilakukan. Gambar dibawah melukiskan suatu program audit :

Pengujian Subtantif Referensi kertas kerja

Auditor Tanggal

1. Verifkasi kebenaran Penjualan dan kecocokan sldo rekening persediaan dan catatan catatan yang akan dipakai dalam pengujian lebih lanjut :

*. Telusur saldo awal persediaan kekertas kerja tahun lalu

Dibuat oleh :________Tgl________Dibuat oleh :________Tgl________

PT. KERTAS BALPANProgram Audit untuk pengujian subtantif atas persediaan

31 desember 2000

Page 16: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

PROGRAM AUDIT DALAM PENUGASAN PERTAMADua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program audit untuk audit dalam penugasan pertama adalah :1.Penentuan ketepatan saldo saldo awal rekening pada periode yang diaudit2.Penentuan prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan pada periode yang lalu sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada periode berjalan.

Page 17: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

PROGRAM AUDIT DALAM PENUGASAN ULANGAN Dalam suatu penugasan ulangan, auditor memiliki akses pada semua program yang digunakan pada periode yang lalu dan kertas kerja yang berkaitan dengan program tersebut. Dalam situasi demikian, strategi awal audit biasanya ditetapkan auditor berdasarkan asumsi bahwa tingkat risiko dan program audit untuk pemgujian substantif yang digunakan pada periode yang lalu akan tepat digunakan pada periode berjalan.

Page 18: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

PERTIMBANGAN PERTIMBANGAN KHUSUS DALAM PERENCANGAN PENGUJIAN SUBTANTIF

1. Rekening-rekening laba rugia. Prosedur analitis untuk rekening rekening laba - rugi

b. Pengujian detil untuk rekening – rekening laba - rugi

2. Rekening – rekening yang berkaitan dengan estimasi akuntansi.Estimasi akuntansi adalah perkiraan mengenai suatu elemen laporan keuangan, pos, atau rekening yang terjadi bila tidak bisa diukur secara pasti.

PSA No.37 Audit atas estimasi akuntansi ( SA 342. 07 ) menyatakan bahwa tujuan auditor dalam mengevaluasi estimasi akuntansi adalah untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk memberikan keyakinan memadai

Page 19: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

a. Semua estimasi akuntansi yang material bagi laporan keuangan telah ditetapkan

b. Estimasi akuntansi tersebut masuk akal dalam kondisi yang bersangkutan

c. Estimasi akuntansi disajiakan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan di ungkapi secara memadai

Page 20: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

3. Rekening – rekening berkaitan dengan

transaksi dengan pihak yang memilki

hubungan istimewa

4. Perbandingan antara pengujian

pengendalian dengan pengujian subtantif

Page 21: Risiko Deteksi Dan Rancangan Pengujian Substantif

-The end-