sampaikan dari ku walau 1 ayat (agama)
DESCRIPTION
samapai kan dari ku walau 1 ayatTRANSCRIPT
KELOMPOK 4
• SANITA WIJAYANTI
• TRI PURNAMASARI
• MARYANA PUTRI YANI
• INDRI AMELIA PUTRI
• RASYADINI INDAH SARI
“Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ولو آية بل غوا عني • “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”
• Hadits tersebut menerangkan tentang kewajiban
berda’wah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
. Pada asalanya hukum berda’wah adalah wajib
kifayah yaitu jika ada org yang telah
mengamalkannya dan cukup, maka gugur kewajiban
atas yang lainnya. Dalilnya adalah firmah Allah,
• ة يدعون إلى الخير و يمرون ولتكن منكم أم
ون بالمعروف وينهون عن المنكر وأولئك م الم
“Dan hendaklah ada di antara kalian sebuah umat yang
menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang
ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung.” (Ali ‘Ilmran 104)
Karena kita TIDAK ASAL MENYAMPAIKAN,
karena sebelum menyampaikan kita harus
memperhatikan :
• 1. Ilmu yang disampaikan haruslah SHAHIH, yang
berasal dari al-qur’an dan as-sunnah yang SHAHIH,
bukan hadits-hadits DHAIF atau MAUDHU’.
• 2. Ilmu yang disampaikan harus disampaikan DENGAN
PEMAHAMAN YANG BENAR. Karena bisa jadi ilmu
tersebut walaupun shahih, tapi ternyata kita tidak
memahaminya seperti yang diinginkan Allåh dan
RåsulNya.
• 3. Ilmu yang disampaikan hendaknya disertai
penguasaan yang baik; yang kita harus benar-benar
memahami Ilmu tersebut.
Yang dengan penguasaan yang baik ini, kita bebas dari
segala kerancuan/kesalahpahaman/kekeliruan terhadapnya.
Penguasaan yang baik juga akan menjadikan kita berdiri
diatas BAYAN (penjelasan) yang TERANG, JELAS dan
KEYAKINAN (tanpa keragu-raguan dan kerancuan).
Kita pun mengetahui jawaban-jawaban syubuhat yang
berkaitan dengan hal tersebut, sehingga jika ada yang
mendebat dengan syubuhat tersebut, maka kita dapat
menjawabnya. Sehingga semoga kita dapat menjadi sebab
hidayah kepada orang yang kita sampaikan
4. Tidak lupa dan yang tidak kalah pentingnya, kita pun
mengetahui MASLAHAT dan MUDHARAT dari
penyampaian ilmu ini. Karena tidak setiap ilmu yang kita
miliki harus kita sampaikan.
Sebuah Kisah
dari Mu’adz radliallahu ‘anhu berkata:
“Aku pernah membonceng di belakang Nabi shallallahu ‘alaihiwasallam diatas seekor keledai yang diberi nama ‘Uqoir.
lalu Beliau bertanya: “Wahai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah atas para hamba-Nya dan apa hak para hamba atas Allah?”
Aku jawab: “Allah dan Rosul-Nya yang lebih tahu”.
Beliau bersabda: Sesungguhnya hak Allah atas para hamba-Nyaadalah hendankah beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun”
“dan hak para hamba-Nya atas Allah adalah seorang hamba tidakakan disiksa selama dia tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatuapapun”.
Lalu aku berkata: “Wahai Rasulullah, apakah boleh akumenyampaikan kabar gembira ini kepada manusia?”
Beliau menjawab: “Jangan kamu beritahukan merekasebab nanti mereka akan berpasrah saja”. (HR. Bukhariy)
‘Ali bin abi thalib radhiallahu ‘anhu, berkata :
“Berbicaralah kepada manusia dengan ucapan yang mereka fahami. Apakah kalian ingin Allah danRasulNya di dustakan?!!” [diriwayatkan al-Hafizh IbnuHajar dalam Fathul Bari; Syaikhul Islam Ibnu Taimiyahdalam al Fatawi Al Kubra; juga Imam Adz Dzahabidalam Syi'ar A'lam An Nubala]
‘Ali bin abi thalib radhiallahu ‘anhu, berkata :
• “Berbicaralah kepada manusia dengan ucapan yang merekafahami. Apakah kalian ingin Allah dan RasulNya di dustakan?!!” [diriwayatkan al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari; Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam al Fatawi Al Kubra; juga Imam Adz Dzahabidalam Syi'ar A'lam An Nubala]
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata :
• “Tidaklah engkau menyampaikan (suatu ilmu) kepada suatu kaumdengan sebuah pembicaraan yang tidak bisa dicapai oleh akalmereka melainkan pasti akan menimbulkan fitnah/kesalahpahamanpada sebagian mereka.” (HR. Muslim dalam mukadimah shahihnya)
• Maka jika ada -SATU saja- ILMU yang kita miliki dan memenuhikriteria diatas. MAKA SAMPAIKANLAH..
• Maka jika kita tidak memenuhi salah satu syarat diatas (atau bahkantidak memenuhi syarat diatas), MAKA BELAJARLAH terlebihdahulu. Janganlah semangatmu mendahului ilmumu!
• Al-Qosim bin Muhammad berkata,
• “Termasuk bentuk pemuliaan seseorang terhadap dirinya yaitu iatidak berkata kecuali sesuatu yang ia telah kuasai ilmunya”