sambutan menperin rakor wilayah i padang 24 febr 2015

15
PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KOORDINASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH I (SUMATERA DAN KALIMANTAN) TAHUN 2015 MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Padang, 24 Februari 2015

Upload: subi-hartati

Post on 16-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

;

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KOORDINASI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH I (SUMATERA DAN KALIMANTAN) TAHUN 2015MENTERI PERINDUSTRIANREPUBLIK INDONESIA

Padang, 24 Februari 2015

1

ITUJUAN PEMBANGUNAN DAN KINERJA SEKTOR INDUSTRI3IIPENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA10IIIPENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI11IVPENUTUP14

2DAFTAR ISI

TUJUAN PEMBANGUNAN DAN KINERJA SEKTOR INDUSTRI

3Terbangunnya industri yang tangguh dan berdaya saing

PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI S.D. TAHUN 2014 (%)

* Sumber: BPS diolah Kemenperin

* Sumber: BPS diolah Kemenperin

KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS TERHADAP PDB NASIONAL TAHUN 2014

5

5

KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN NON MIGAS DI LUAR PULAU JAWASumber : BPS, Diolah Ditjen PPIKontribusi luar Pulau Jawa dalam PDB sektor industri pengolahan non-migas menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Secara perlahan sektor industri pengolahan non migas mulai bergeser ke luar Pulau Jawa.

6

KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI NON-MIGAS MENURUT WILAYAH (%)Sumber : BPS, Diolah Ditjen PPISektor industri di wilayah Sumatera dan Kalimantan tersebut lebih banyak dikontribusikan oleh Sumatera yang mencapai 20,63 persen, sementara wilayah Kalimantan hanya memberikan kontribusi sebesar 3,27 persen. Potensi pengembangan industri, khususnya di wilayah Kalimantan, masih sangat besar mengingat masih banyak sumber daya industri yang belum dimanfaatkan secara optimal ..

7

PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI MENURUT WILAYAH

Ke depan, pertumbuhan industri di luar Pulau Jawa harus jauh lebih besar daripada pertumbuhan industri di Jawa agar terjadi percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan industri.Sumber : BPS, diolah DJ PPI Kemenperin, 20148

9Belum berkembangnya infrastruktur pendukung industri di luar pulau Jawa menyebabkan penyebaran dan pemerataan industri relatif berjalan lambat. Kementerian Perindustrian akan terus berupaya untuk melakukan pemerataan dan penyebaran industri ke seluruh wilayah IndonesiaUPAYA PEMERATAAN DAN PENYEBARAN INDUSTRI

Wil.1 : 23,90%Wil.1 : 34,07%

9

Setiap Gubernur/Bupati/Walikota menyusun Rencana Pembangunan Industri Provinsi/Kabupaten/Kota Rencana Pembangunan Industri Provinsi/Kabupaten/Kota mengacu kepada Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional dan Kebijakan Industri NasionalRencana pembangunan industri Provinsi/Kabupaten/Kota disusun dengan paling sedikit memperhatikan:Potensi sumber daya industri daerahRencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan/atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/KotaKeserasian dan keseimbangan dengan kebijakan pembangunan industri di kabupaten/kota serta kegiatan sosial ekonomi dan daya dukung lingkunganRencana Pembangunan Industri Provinsi ditetapkan dengan Peraturan Daerah Provinsi setelah dievaluasi oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganRencana Pembangunan Industri Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota setelah dievaluasi oleh Gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

II. PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PROPINSI/KABUPATEN/KOTA (PASAL 10, 11 UU NO.3/2014 TENTANG PERINDUSTRIAN)10

III. PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRIPengaturan: (Pasal 14)Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan percepatan penyebaran dan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Perwilayahan IndustriPerwilayahan industri dilakukan dengan paling sedikit memperhatikan:Rencana tata ruang wilayahPendayagunaan potensi sumber daya wilayah secara nasionalPeningkatan daya saing industri berlandaskan keunggulan sumber daya yang dimiliki daerah.Peningkatan nilai tambah sepanjang rantai nilaiPerwilayahan industri dilaksanakan melalui:Pengembangan wilayah pusat pertumbuhan industri;Pengembangan kawasan peruntukkan industri;Pembangunan kawasan industri;Pengembangan sentra industri kecil dan industri menengah. Ketentuan lebih lanjut mengenai perwilayahan industri diatur dengan Peraturan Pemerintah11

PERWILAYAHAN INDUSTRI (Berdasarkan UU No.3/2014 tentang Perindustrian)12Keterangan :Wilayah NKRI terbagi dalam 10 (Sepuluh) Wilayah Pengembangan Industri (WPI)WPPI: Wilayah Pusat Pertumbuhan IndustriKPI: Kawasan Peruntukan IndustriKI: Kawasan IndustriSentra IKM : Sentra Industri Kecil dan Menengah

Didukung dengan Forum Koordinasi dan Komunikasi Pengembangan Industri Daerah

Pengembangan Perwilayahan Industri di luar Pulau Jawa: (a) Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri terutama yang berada dalam Koridor ekonomi; (b) Kawasan Peruntukan Industri; (c) Kawasan Industri; dan (d) Sentra IKM. Strategi pengembangan perwilayahan industri adalah: Memfasilitasi pembangunan 14 Kawasan Industri prioritas, 7 (tujuh) di Wilayah Sumatera dan Kalimantan : Ketapang dan Mandor-Landak (Kalimantan Barat), Batu Licin-Tanah Bumbu dan Jorong-Tanah Laut (Kalimantan Selatan), Sei Mangkei-Simalungun dan Kuala Tanjung-Batubara (Sumatera Utara), dan Tanggamus (Lampung).Membangun 22 Sentra Industri Kecil dan Menengah (SIKIM) : 11 SIKIM di Sumatera dan Kalimantan; 11 SIKIM di Papua, Maluku, Nusa Tenggara dan Sulawesi. Penumbuhan Populasi Industri dengan menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha industri berskala besar dan sedang dimana 50 persen tumbuh di luar Jawa, serta tumbuhnya Industri Kecil sekitar 20 ribu unit usaha. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (Nilai Ekspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI13

14IV. PENUTUPAgar hasil RAKOR segera ditindaklanjuti di wilayah kerjanya masing-masing.

TERIMA KASIH

#

15

Chart15.865.695.275.55.156.354.056.012.564.635.126.226.746.496.46.236.15.785.345.06

Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-MigasPertumbuhan PDB Ekonomi

Sheet1Pertumbuhan Industri Pengolahan Non-MigasPertumbuhan PDB Ekonomi20055.865.6920065.275.5020075.156.3520084.056.0120092.564.6320105.126.22TW I 20115.906.43TW II 20116.806.45TW III 20117.166.46TW III 20117.406.4920116.746.4920126.406.2320136.15.7820145.345.06