salura dengan pendekatan eko-arsitektur”

19
ABSTRAK “PERANCANGAN PUSAT WISATA KAMPUNG NELAYAN DI PULAU SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR” Hendrikus Mangola Tara 1 , Rosvitayati U. Nday 2 , Suliha N.I. Neonufa 3 Pulau Salura merupakan salah satu pulau yang terletak di bagian selatan Pulau Sumba dengan potensi utama berupa perkampungan nelayan tradisional yang didukung potensi-potensi alami berupa pantai pasir putih yang bersih dan halus, pemandangan pantai yang indah, laut yang bersih, ombak yang besar, serta memiliki keadaan alam yang masih asri. Pulau Salura juga memiliki penduduk yang umumnya masyarakat nelayan dengan jumlah penduduk ± 750 jiwa, dengan luas pulau ± 620 Ha. Penataan eksisting kawasan kampung nelayan di Pulau Salura belum menunjang potensi-potensi alami kawasan wisata, serta pola tata letak masa bangunan di kawasan wisata kampung nelayan yang berbatasan langsung dengan pantai. Melihat kondisi eksisting pada lokasi wisata kampung nelayan maka perlu dirancang untuk menunjang potensi-potensi yang ada agar terwujud suatu kawasan pusat wisata kampung nelayan yang terpadu, sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan. Dalam perancangan pusat wisata kampung nelayan di Pulau Salura ini menerapkan prinsip eko-arsitektur, karena eko-arsitektur adalah keselarasan antara bangunan dengan alam sekitarnya. Dari konsep tersebut meliputi 4 infrastruktur menurut ecomasterplanning yaitu : 1) Infrastruktur merah seperti konsep tata guna lahan, perletakan bangunan, bentuk bangunan, struktur dan material bangunan, tampilan bangunan, orientasi bangunan, letak bangunan, warna bangunan, penandaan, komponen jalan. 2) Infrastruktur abu-abu seperti konsep pola jalan, dimensi jalan, parkir, marina, air bersih, air kotor, persampahan, listrik dan pengamanan kebakaran. 3) Infrastruktur biru seperti konsep sistem drainase. 4) Infrasturktur hijau seperti konsep vegetasi. Hasil desain dari perancangan ini adalah desain kawasan pusat wisata kampung nelayan di Pulau Salura dan desain fasilitas-fasilitas pendukung. Kata kunci : Pulau Salura, Eko-arsitektur, Wisata Kampung Nelayan 1 Mahawiswa, Jurusan Arsitektur Universitas Nusa Cendana 2 Dosen Pembimbing 1, Jurusan Arsitektur Universitas Nusa Cendana 3 Dosen Pembimbing 2, Jurusan Arsitektur Universitas Nusa Cendana

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

ABSTRAK

“PERANCANGAN PUSAT WISATA KAMPUNG NELAYAN DI PULAU

SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

Hendrikus Mangola Tara1,

Rosvitayati U. Nday2, Suliha N.I. Neonufa3

Pulau Salura merupakan salah satu pulau yang terletak di bagian selatan Pulau

Sumba dengan potensi utama berupa perkampungan nelayan tradisional yang

didukung potensi-potensi alami berupa pantai pasir putih yang bersih dan halus,

pemandangan pantai yang indah, laut yang bersih, ombak yang besar, serta

memiliki keadaan alam yang masih asri. Pulau Salura juga memiliki penduduk yang

umumnya masyarakat nelayan dengan jumlah penduduk ± 750 jiwa, dengan luas

pulau ± 620 Ha.

Penataan eksisting kawasan kampung nelayan di Pulau Salura belum menunjang

potensi-potensi alami kawasan wisata, serta pola tata letak masa bangunan di

kawasan wisata kampung nelayan yang berbatasan langsung dengan pantai.

Melihat kondisi eksisting pada lokasi wisata kampung nelayan maka perlu

dirancang untuk menunjang potensi-potensi yang ada agar terwujud suatu kawasan

pusat wisata kampung nelayan yang terpadu, sehingga dapat meningkatkan jumlah

wisatawan.

Dalam perancangan pusat wisata kampung nelayan di Pulau Salura ini menerapkan

prinsip eko-arsitektur, karena eko-arsitektur adalah keselarasan antara bangunan

dengan alam sekitarnya. Dari konsep tersebut meliputi 4 infrastruktur menurut

ecomasterplanning yaitu : 1) Infrastruktur merah seperti konsep tata guna lahan,

perletakan bangunan, bentuk bangunan, struktur dan material bangunan, tampilan

bangunan, orientasi bangunan, letak bangunan, warna bangunan, penandaan,

komponen jalan. 2) Infrastruktur abu-abu seperti konsep pola jalan, dimensi jalan,

parkir, marina, air bersih, air kotor, persampahan, listrik dan pengamanan

kebakaran. 3) Infrastruktur biru seperti konsep sistem drainase. 4) Infrasturktur

hijau seperti konsep vegetasi. Hasil desain dari perancangan ini adalah desain

kawasan pusat wisata kampung nelayan di Pulau Salura dan desain fasilitas-fasilitas

pendukung.

Kata kunci : Pulau Salura, Eko-arsitektur, Wisata Kampung Nelayan

1 Mahawiswa, Jurusan Arsitektur Universitas Nusa Cendana 2 Dosen Pembimbing 1, Jurusan Arsitektur Universitas Nusa Cendana 3 Dosen Pembimbing 2, Jurusan Arsitektur Universitas Nusa Cendana

Page 2: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

I. PENDAHULUAN

Pulau Salura merupakan salah

satu pulau yang terletak di bagian

selatan Pulau Sumba dan salah satu

pulau terluar di wilayah Indonesia,

serta memiliki bentang alam yang unik

yaitu pada bagian utara yang

menghadap daratan Pulau Sumba

berbentuk datar dengan pantai yang

landai, sedangkan bagian selatan

adalah perbukitan. Pulau Salura

memiliki potensi utama berupa

perkampungan nelayan tradisonal

dengan didukung potensi-potensi

alami berupa pantai pasir putih yang

bersih dan halus, pemandangan pantai

yang indah, laut yang bersih, ombak

yang besar, serta memiliki keadaan

alam yang masih asri. Pulau Salura

juga memiliki penduduk yang

umumnya masyarakat nelayan dengan

jumlah penduduk ± 750 jiwa, dengan

luas pulau ± 620 Ha (BPS Kab. Sumba

Timur, 2016).

Kampung nelayan di Pulau

Salura mempunyai potensi khusus

yang tidak ditemukan di kampung

nelayan pada umumnya. Kehidupan

sosial budaya masyarakat nelayan di

Pulau Salura menjadi salah satu

potensinya. Potensi utama yang

terdapat di kampung nelayan Pulau

Salura yaitu ritual Karaki yaitu ritual

pengambilan hasil laut yang diadakan

pada setiap bulan Maret. Selain itu,

juga terdapat ritual “Selamat datang di

Pulau Salura”, dimana setiap

wisatawan yang pertama kali datang di

Pulau Salura harus melakukan ritual

tersebut. Pada pemukiman kampung

nelayan juga terdapat kubur-kubur

batu besar dengan berbagai bentuk dan

ukiran yang indah baik yang telah

beratus tahun maupun yang baru.

Dari potensi kampung nelayan

di Pulau Salura juga didukung dengan

keindahan pantainya yang masih asri

dengan perpaduan gradasi warna biru

laut dan ditemani dengan hamparan

pasir putih dan pohon-pohon cemara

yang berjajar, serta perahu-perahu

nelayan yang berlabuh di tepi pantai,

semakin menambah keelokan

pantainya. Potensi pendukung lainnya

yaitu memiliki ombak dan gelombang

yang besar sehingga sangat cocok

untuk berselancar, menyelam,

memancing dan lain-lain.

Penataan eksisting kawasan

kampung nelayan di Pulau Salura yang

belum menunjang potensi-potensi

alami kawasan wisata, serta pola tata

letak masa bangunan di kawasan

wisata kampung nelayan yang

Page 3: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

berbatasan langsung dengan pantai.

Hal ini belum diupayakan secara

optimal oleh pemerintah setempat

serta kurangnya perhatian dalam

mengembangkan, mengoptimalkan

serta mempromosikan akan potensi-

potensi yang ada.

Melihat kondisi eksisting pada

lokasi pusat wisata kampung nelayan

maka perlu dirancang untuk

menunjang potensi-potensi alami

kawasan, serta pola tata letak masa

bangunan di kawasan wisata kampung

nelayan yang berbatasan langsung

dengan pantai agar terwujud suatu

kawasan pusat wisata kampung

nelayan yang terpadu, sehingga dapat

meningkatkan jumlah wisatawan.

Menurut Heinz dan Suskiyanto

(2006) dalam buku Dasar-dasar Eko-

Arsitektur, menyatakan bahwa Eko-

Arsitektur adalah keselarasan antara

bangunan dengan alam sekitar, dengan

demikian maka perancangan pusat

wisata kampung nelayan di Pulau

Salura akan menunjang potensi-

potensi alami kawasan sebagai

kawasan wisata kampung nelayan

yang terpadu dengan lingkungan alam.

Untuk mendukung potensi-

potensi yang ada di kampung nelayan

Pulau Salura, maka saya mengambil

Tugas Akhir dengan judul

“Perancangan Pusat Wisata kampung

nelayan di Pulau Salura dengan

Pendekatan Eko-Arsitektur”.

II. METODE

Metode yang digunakan dalam

perancangan ini adalah pendeskripsian

data yang didapatkan sebagai data

pendukung dalam perumusan

permasalahan dan persoalan,

kemudian dianalisis sesuai

permasalahan yang ada berdasarkan

prinsip pengembangan kawasan

wisata, prinsip perancangan

pemukiman nelayan, dan prinsip

perancangan eko-arsitektur, sehingga

menghasilkan konsep perancangan

yang akan digunakan sebagai

pedoman dalam metode perancangan.

Page 4: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

III. PEMBAHASAN

1. Deskripsi Perancangan

Deskripsi rancangan pada

perancangan pusat wisata kampung

nelayan di Pulau Salura merupakan

sintesis dari pendalaman konsep dan

pendekatan pada bab lima. Secara

garis besar rancangan ini berusaha

untuk mengaplikasikan konsep eko-

arsitektur yang mempelajari tentang

hubungan timbal balik antara

makhluk hidup dan lingkungannya,

guna mempertahankan fungsi awal

dan ekosistem alami pada lokasi

perancangan. Berikut ini merupakan

penerapannya.

Human Infrastructure

a. Tata Guna Lahan

Deskripsi perancangan tata guna

lahan pada perancangan kawasan pusat

wisata kampung nelayan di Pulau Salura

adalah sebagai berikut :

1. Entrance Kawasan

Hasil perancangan tapak yaitu dengan

penempatan dermaga baru pada area

rekreasi air dengan pertimbangan

kemudahan dalam pencapain menuju

area wisata, area ritual penerima dan

kampung nelayan, serta jangkauan

seluruh fasilitas. Konsep entrance

dengan menggabungkan entrance

masuk dan keluar, namun dipisahkan

pada area penerima yaitu antara

entrance ke zona wisata, zona servis

dan jalur pendestrian.

Gambar : Hasil Pengolahan Entrance

Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

2. Zoning

Konsep penzoningan yaitu Setiap

zona ditempatkan berdasarkan fungsi

zona, potensi zona, hubungan antara

zona

Gambar : Hasil Pengolahan

Penzoningan Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 5: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

b. Tata Bangunan

Deskripsi perancangan berdasarkan

Tata Bangunan pada perancangan

kawasan pusat wisata kampung nelayan

di Pulau Salura adalah berikut:

1) Pola Perletakan Bangunan

Pola perletakan bangunan

menyesuaikan dengan bangunan

eksisting kawasan kampung nelayan.

Gambar : Hasil Pengolahan Pola

Perletakan Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

2) Pola Masa Bangunan

Hasil rancangan pola massa bangunan

dimana memberikan space untuk

kegiatan outdor dan sempadan pantai

sebagai area hijau.

Gambar : Hasil Pengolahan Pola

Masa Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

3) Bentuk Bangunan

Gambar : Hasil Pengolahan Bentuk

Bangunan Wisata Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

4) Letak Bangunan

Gambar : Hasil Pengolahan Letak

Bangunan Wisata Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

5) Tampilan bangunan

Gambar : Hasil Pengolahan Tampilan

Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 6: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

6) Material bangunan

Gambar : Material Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

7) Orientasi bangunan

Gambar : Hasil Pengolahan Orientasi

Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

8) Warna

Gambar : Warna Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

9) Struktur bangunan

Gambar : Hasil Pengolahan Struktur

Bangunan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

10) Bentuk Atap dan Sistem Struktur

Hasil rancangan bentuk atap dan

sistem struktur pada bangunan

dimana telah mempertimbangkan

akan lokasinya yang berada di tepi

pantai dan bentuk atap bangunan

eksisting, sehingga pada hasil

rancangan ini menambah struktur

bracing horizontal pada bangunan,

untuk menambah kekohan bentuk

atap suatu bangunan.

Gambar : Hasil Pengolahan Bentuk

Atap dan Sistem Struktur Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 7: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

11) Interior Bangunan

Hasil rancangan interior bangunan,

yaitu memanfaatkan warna papan

kayu yang alami sebagai tampilan

interior bangunan, serta penggunaan

vitting lampu yang terbuat dari

bambu menambah suasana lokalitas

budaya setempat. Pada bangunan

yang menggunakan plafond

dianjurkan untuk menggunakan

material plafond dari bambu/kayu

sebagai lokalitas budaya setempat.

Penggunaan jalusi dan lubang angina

sebagai solusi dari penghawaan dan

pencahayaan alami pada bangunan.

Gambar : Hasil Desain Interior

Hunian Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

c. Tata Kualitas Bangunan

Deskripsi perancangan berdasarkan

Tata Kualitas Bangunan pada

perancangan kawasan pusat wisata

kampung nelayan di Pulau Salura adalah

berikut ini :

1) Signage

Gambar : Hasil Pengolahan Signage

pada Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

2) Street Funiture

Gambar : Hasil Desain Street

Funiture pada Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 8: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

Engineering Infrastructure

a. Sistem Sirkulasi

Deskripsi perancangan Sistem

Sirkulasi pada perancangan kawasan

pusat wisata kampung nelayan di Pulau

Salura adalah berikut ini :

1) Jaringan jalan, jalur servis,

pedestrian, dan jalur sepeda

Pola jalan menggunakan pola linier

di sepanjang sempadan pantai,

sedangkan pada area rencana

pengembangan kampung nelayan

menggunakan pola melingkar.

Gambar : Hasil Pengolahan Sirkulasi

dalam Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

2) Parkiran

Gambar : Parkiran pada Kawasan

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

3) Pelabuhan/Dermaga

Gambar : Hasil Pengolahan Letak

Pelabuhan/Dermaga Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

b. Jaringan Utilitas

Deskripsi perancangan sistem

jaringan utilitas pada perancangan

kawasan pusat wisata kampung nelayan

di Pulau Salura adalah berikut :

1) Jaringan Air Bersih

Penyediaan air bersih untuk

kebutuhan masyarakat nelayan,

dengan mengolah air hujan menjadi

air bersih.

Gambar : Diagram Pengolahan Air

Hujan Sumber:

www.google.co.id/image/penyaringan+air+hujan

Page 9: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

Gambar : Hasil Pengolahan

Penyulingan Air Laut Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

2) Jaringan Air Limbah dan Air Kotor

Penampungan air hujan untuk

menunjang keperluan sehari-hari,

sedangkan air kotor disalurkan ke

sumur resapan.

Gambar : Hasil Pengolahan

Penampungan Air Hujan

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

3) Jaringan persampahan

Sampah diolah ditempat pada sisi

luar tapak dan dianggkut setiap hari

pada pagi hari sebelum terjadi

aktivitas wisata. Menyediakan

fasilitas tempat sampah setiap 30

meter pada sepadan pantai dan area

wisata, setiap perletakan terdiri dari

satu pasang tempat sampah organik

dan anorganik untuk mempermudah

proses pemilahan sebelum diangkut.

Gambar : Hasil Pengolahan Area

Pengolahan Sampah

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

4) Jaringan listrik

Penggunaan sel surya eksisting

diaplikasikan pada semua bangunan

serta penggunaan sel surya pada

masing-masing bangunan sebagai

alternatif pada bangunan hunian

wisata, sedangakan generator

sebagai alternatif untuk bangunan

penunjang wisata

Page 10: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

Gambar : Hasil Pengolahan Area

Pengolahan Sampah Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

5) Jaringan pengamanan kebakaran

Sumber air bersih dari air tandon

yang didistrubusikan ke tiap

bangunan untuk sprinker dan

hydrant. Jarak hydrant tidak

kurang dari 50 m diletakkan pada

tiap titik strategis pada tapak,

jarak antar springker rata –rata

jarak 2,5 dengan sistem rangkap.

Gambar : Contoh Sistem Kerja

Hydrant Sumber : www.pemadamapionline.com

Water Infrastructure

Deskripsi perancangan berdasarkan

Water infrastructure pada perancangan

kawasan pusat wisata kampung nelayan

di Pulau Salura adalah berikut :

Sistem Draenase

Gambar : Hasil Pengolahan Saluran

Draenase Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Eco Infrastructure

Deskripsi perancangan berdasarkan Eco

infrastructure pada perancangan

kawasan pusat wisata kampung nelayan

di Pulau Salura adalah berikut :

1. Ruang Terbuka (Penataan

Landskape)

Gambar : Hasil Pengolahan Area

Ruang Terbuka Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 11: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

Gambar : Furniture Area Ruang

Terbuka Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

2. Tata Hijau

Menambah pohon cemara pantai,

serta memanfaatkan vegetasi

eksisting sebagai penaataan tata

hijau kawasan dengan penambahan

vegetasi pengarah pada area tertentu

seperti area wisata dan pembatas

jalan.

Gambar : Hasil Pengolahan Tata

Hijau Pada Kawasan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

2. Hasil Rancangan

a. Rancangan Tapak

1) Pola Tatanan Masa

Kondisi fisik tapak yang berbatasan

langsung dengan perairan, sehingga

untuk memberikan kenyamanan arus

sirkulasi maka tatanan masa pada

perancangan ini mengaplikasikan

pola linier, sebagai penghubung

antara masa bangunan. Selain itu

dalam perancangan ini memberikan

ruang sempadan pantai sebagai area

kegiatan outdor.

Gambar : Pola Tatanan Masa Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

2) Aksebilitas dan Sirkulasi

Aksebilitas kedalam tapak, hanya

terdapat dari area penerima, dimana

pada area tersebut disambut oleh

masyarakat nelayan sebagai

penghuni dan pengelola wisata

kampung nelayan.

Page 12: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

Gambar : Entrance kedalam Tapak

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Dari area penerima untuk

penggunjung yang baru pertama kali

datang di Pulau Salura harus

mengikuti ritual, sedangkan

wisatawan lainnya dapat langsung

menikmati suasana kampung

nelayan. Untuk sirkulasi kedalam

tapak terdapat 2 bagian yaitu

sirkulasi kenderaan dan sirkulasi

manusia. Sirkulasi kenderaan dibagi

menjadi 3 jalur yaitu :

1. Jalur utilitas yaitu jalur yang

diperuntukkan untuk sirkulasi

pengangkutan barang dan

sampah

2. Sirkulasi kenderaan wisatawan

diperuntukkan untuk pengunjung

yang masuk kedalam area wisata.

3. Akses untuk penghuni dan

pengelola wisata kampung

nelayan

Gambar : Sirkulasi dalam Tapak

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Akses pejalan kaki dengan

pengerasan menggunakan grasblog

dan batu alam, disepanjang

sempadan pantai, sedangkan untuk

jalur kenderaan dan jalur utilitas

menggunakan paving yang berbeda.

Gambar : Jalur Pejalan Kaki

disepanjang Pantai Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

3) Vegetasi

Hasil rancangan vegetasi yaitu

mempertahankan vegetasi eksisting

yang ada pada tapak, dengan

menambah vegetasi sesuai

fungsinya. Penambahan vegetasi

Page 13: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

sebagai fungsi utama sebagai

peneduh, pengarah dan tanaman

hias. Berikut ini zonasi

perletakannya hasil rancangan pada

tapak yaitu :

Gambar : Penataan Vegetasi pada

Tapak Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

b. Rancangan Bentuk

Tatanan masa dan ruang dalam

perancangan ini mendekatkan

konsep eko-arsitektur dimana

mempertahankan area aktivitas

nelayan eksisting, dengan

mempertimbangkan pengembangan

kawasan wisata di pinggir pantai.

Pada perancangan ini, dimana untuk

menunjang potensi kampung nelayan

dengan memberikan fasilitas sentral

penjualan hasil laut dan area bussines

centre, sedangkan untuk menunjang

potensi pantainya dengan

menyediakan fasilitas marina dan

restorann nelayan.

Gambar : Area Ritual dalam

Kampung Nelayan Eksisting Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Gambar : Area Tambak Perahu

Nelayan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Gambar : Sentral Kampung Nelayan

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 14: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

c. Rancangan Ruang

1) Pengelola Wisata Kampung Nelayan

Gambar : Pengelola Wisata

Kampung Nelayan Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

2) Hunian Kampung Nelayan

Hasil rancangan mempertahankan

area hunian nelayan eksisting

sebagai konsep eko-arsitektur.

Gambar : Perspektif Kampung

Nelayan Eksisting Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Hasil rancangan hunian dikampung

nelayan terdapat 3 jenis yaitu hunian

nelayan + home stay, hunian nelayan

dan home stay.

Gambar : Hunian Nelayan dan Home

Stay Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Gambar : Hunian Nelayan

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 15: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

Gambar : Home Stay

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

3) Sentral Penjualan Hasil Laut dan

Pasar

Gambar : Sentral Penjualan Hasil

Laut dan Pasar Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Gambar : Perspektif Sentral

Penjualan Hasil Laut dan Pasar Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

4) Bussines Centre

Gambar : Area Bussines Centre

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Gambar : Perspektif Bussines Centre

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

5) Marina

Gambar : Fasilitas Marina

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2017

Page 16: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

IV. KESIMPULAN

Dari hasil Perancangan Pusat Wisata

Kampung Nelayan di Pulau Salura

dengan Pendekatan Eko-Arsitektur dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Perancangan pusat wisata kampung

nelayan di Pulau Salura membuat

perubahan kondisi kampung nelayan

yang berdampak pada kerusakan

lingkungan, maka dalam

perancangan pusat wisata kampung

nelayan ini sebagai salah satu

pertimbangan dalam upaya

mengembangkan wisata kampung

nelayan tradisional sekaligus

menjaga kelestarian alam, budaya,

meningkatkan kualitas pelayanan

guna meningkatkan kuantitas

wisatawan, memberi ruang dan

fungsi yang tepat dalam

memanfaatkan kawasan wisata yang

berbatasan langsung dengan pantai

sebagai aktivitas kegiatan

berkelanjutan.

2. Pendekatan perancangan dalam

perancangan pusat wisata kampung

nelayan di Pulau Salura, mengambil

konsep eko-arsitektur yang meliputi

4 infrastruktur menurut

ecomasterplanning yaitu : 1)

Infrastruktur merah seperti konsep

tata guna lahan, perletakan

bangunan, bentuk bangunan, struktur

dan material bangunan, tampilan

bangunan, orientasi bangunan, letak

bangunan, warna bangunan,

penandaan, komponen jalan. 2)

Infrastruktur abu-abu seperti konsep

pola jalan, dimensi jalan, parkir,

marina, air bersih, air kotor,

persampahan, listrik dan

pengamanan kebakaran. 3)

Infrastruktur biru seperti konsep

sistem drainase. 4) Infrasturktur

hijau seperti konsep vegetasi.

Page 17: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Budihardjo, Eko; dan Hardjohubojo,

Sudanti. 1993. Kota Berwawasan

Lingkungan. Bandung: Alumni

Ching D. K. Francis dan Adams, C.

2001. Ilustrasi Konstruksi

Bangunan Edisi Ketiga. Jakarta :

Erlangga.

Ching D. K. Francis. 2008. Arsitektur

Bentuk, Ruang dan Tataan.

Jakarta: Erlangga.

Chiara D. J & Koppelman E. Lee.1990.

Standar Perencanaan Tapak.

Jakarta: Erlangga.

DepDikBud, 1994. Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa. Jakarta:

DepDikBud

E, Maryani. 1991. Pengantar Geografi

Pariwisata. Bandung:____

Fandeli, Chafid. 2001. Dasar-dasar

Manajemen Kepariwisataan Alam.

Liberty: Yogyakarta.

Frick, H. dan FX Bambang Suskiyanto,

2006. Dasar - dasar Eko-

Arsitektur. Yogyakarta : Kasitus.

Frick. H dan Pujo. L. Setiawan. 2007.

Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan

Utilitas Bangunan. Yogyakarta :

Kasitus.

Hadinoto, Kusudianto. 1996.

Perencanaan Pengembangan

Destinasi Pariwisata._____

Hakim, Rustam. 2003. Komponen

Perancangan Arsitektur Lansekap.

Bina Aksara: Jakarta.

Holde. 2000. Prinsip Dasar

Wisata._______

Heinz Frick, 1996. Pelestarian Alam

dan Budaya._____

Khudori D. 2002. Menuju Kampung

Pemerdekaan: Membangun

Masyarakat Sipil dari Akar-

akarnya Belajar dari Romo

Mangun di Pinggir Kali Code.

Yogyakarta: Yayasan Pondok

Rakyat.

Lippsmeier, Georg. 1997. Bangunan

Tropis. Jakarta: Erlangga

Michael Laurie.1984. Pengantar

Kepada Arsitektur Pertamanan.

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid

1. Jakarta: Erlangga

Neufert, Ernst. 2002. Data Arsitek Jilid

2. Jakarta: Erlangga

Raharjo. 2014. Pengantar Sosiologi

Pedesaan dan Pertanian.

Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

R. G. Soekadijo. 2000. Anatomi

Pariwisata. Jakarta: Gramedia

Pustaka.

Soetomo. 1994. World Association of

Travel Agent._______

White T.E. 2007. Site Analysis. Florida:

Architectural Media.

Yoeti, Oka A. 1985. Pengantar Ilmu

Pariwisata. Bandung: Aksara.

Majalah, Karya Tulis, Jurnal, Tugas

Akhir dan Tesis

Ade Kusumawardhani, Penataan dan

Pengembangan Kampung Nelayan

Puger di Jember.TGA Arsitektur.

Amung , Y. M. 2014. Perencanaan dan

Perancangan Pulau Kepa sebagai

pulau wisata diKabupaten Alor

dengan pendekatan eko-arsitektur.

Jurusan Arsitektur Universitas

Nusa Cendana, Kupang.

AS Horby, Oxford Advanced Learner’s

Dictionary of English Fifth

Edition, Oxford University Press,

Oxford 1995.

Baharuddin, Koddeng. 2007.

Pengembangan Kawasan

Pariwisata (tepian) Makassar.

Jurnal Arsitektur FT-UNHAS

Volume 4 No. 1.

Page 18: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

Hakim, Luqmanul dan Budi Nugraha.

2007. Penerapan Arsitektur

Ekologis pada Desain Rumah

Tinggal. Jakarta. Jurnal NALARs

Volume 6 Nomor 1 Januari 2007.

Hendro Pranoto dan Totok Priyono,

Perkembangan Waterfront di

Perkotaan, Majalah Sketsa, Mei

1993.

Nurdiah, Esti A. dan Agus D. Hariyanto.

2013. Struktur Rangka Atap

Rumah Tradisional Sumba.

Program Studi Arsitektur, FTSP,

Universitas Kristen Petra,

Surabaya.

Patandianan, M. V. dan Toban, Z. 2011.

Identifikasi Pengembangan

Permukiman Nelayan oleh

Neighborhood Upgrading And

Shelter Sector Project (NUSSP).

Makassar : Jurusan Teknik

Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin.

Priatman, J. 2000. Ecosustainable High-

rise The Environmentally

Conscious Architecture of

Skyscraper. Lecturer, Department

of Architecture, Faculty of Civil

Engineering and Planning Petra

Christian University, Surabaya.

Susanti, Siska dan Sastrawan,

Alexander. 2006. Pola Penataan

Zona, Massa dan Ruang Terbuka

pada Perumahan Waterfront

(Studi Kasus Perumahan PIK).

Sastrawati, I. 2003. Prinsip

Perancangan Kawasan Tepi Air

(Kasus: Kawasan Tanjung

Bunga). Jurnal Perencanaan

Wilayah dan Kota Vol. 14 No. 3/

Desember 2003, hal 95-117.

Titisari, E. Y., Triwinarto, J.S.,

Suryasari, N. 2012. Konsep

Ekologis pada Arsitektur di Desa

Bendosari. Malang. Jurnal RUAS.

Vol. 10 No. 2.

Umbara, A. Rizal. 2003. Kajian Relokasi

Pemukiman Kumuh Nelayan ke

Rumah Susun Kedaung Kelurahan

Sukamaju Bandar Lampung.

Tesis. Semarang: Magister

Pembangunan Kota. Universitas

Diponegoro.

Vidyabrata, P. A. 2002. Studi Pola Tata

Ruang Permukiman Nelayan

(Studi Kasus : Desa Ujung Gagak,

Desa Ujung Alang dan Desa

Panikel di Kampung Laut, Segara

Anakan-Cilacap). Tesis.

Semarang: Jurusan Magister

Teknik Arsitektur Universitas

Diponegoro.

Wardhani,W. D. 2006 . Konsep

Perencanaan dan Perancangan

Penataan dan Pengembangan

Kawasan Pantai Prigi Sebagai

Obyek Wisata Pantai di

Kabupaten Trenggalek. Tugas

Akhir. Surakarta: Jurusan

Arsitektur Universitas Sebelas

Maret.

Instansi dan Peraturan

BPS, Kab. Sumba Timur. 2010.

Kunjungan Wisata Lokal Maupun

Manca Negara. Waingapu

BPS, Kab. Sumba Timur. 2014. Statistik

Daerah Kecamatan Karera.

Waingapu

Dep. Pekerjaan Umum, Dirjen Penataan

Ruang. 2006. Pedoman

Pemanfaatan Ruang Tepi Pantai

di Kawasan Perkotaan. Jakarta

Menteri Negara Kebudayaan dan

Pariwisata. No.

KM.67/UM.001/MKP/2004.

Pedoman Umum Pengembangan

Pariwisata di Pulau-Pulau Kecil.

Jakarta

Menteri Negara Pekerjaan Umum. No.

06/PRT/M/2007, tentang

Pedoman Umum Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan.Jakarta

Page 19: SALURA DENGAN PENDEKATAN EKO-ARSITEKTUR”

Menteri Negara Pekerjaan Umum. No.

05/PRT/M/2008, tentang

Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka

Hijau di Kawasan Perkotaan.

Jakarta

Menteri Negara Perumahan Rakyat RI.

No. 15/PERMEN/M/2006.

Petunjuk Pelaksanaan

Penyelenggaraan Pengembangan

Kawasan Nelayan, Jakarta.

Menteri Negara Perumahan Rakyat RI

No. 17/PERMEN/M/2006.

Petunjuk Pelaksanaan

Penyelenggaraan Pengembangan

Perumahan Kawasan Perbatasan.

Jakarta

Website

Ardin, B. 2014. Pulau Salura, Akhirnya.

http://www.Pulau Salura,

Akhirnya! _ JalanBlog.htm.

Diaskes pada 05 Desember 2016.

Aryo, V. 2011. Pulau Salura.

http://www.Pulau

Salura!_JalanBlog.htm. Diaskes

pada 05 Desember 2016.

Dinas Pariwisata Sumba Timur. Wisata

Budaya, Kampung Adat, Tarian

Daerah.

www.sumbatimurkab.go.id/wisata

-budaya.html. Diaskes pada 01

Januari 2016.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2007.

Kabupaten Sumba Timur, Objek

Wisata Kabupaten Sumba Timur.

www.sumbatimurkab.go.id/wisata

-budaya.co.id. Diaskes pada 05

Desember 2016.

Herry, V. 2012. Salura, Surga di

Perbatasan Indonesia – Australia.

http://www.Salura, Surga di

Perbatasan Indonesia – Australia _

JalanBlog.htm. Diaskes pada 05

Desember 2016.

____________. 2014. Salura, Eksotika

Negeri Yang Terkucil (Bagian 1)

http://www.sumbapulausabana.bl

ogspot.co.id. Diaskes pada 05

Desember 2016.

____________. 2014. Salura, Eksotika

Negeri Yang Terkucil (Bagian 2)

http://www.sumbapulausabana.bl

ogspot.co.id. Diaskes pada 05

Desember 2016.

http://bendosari5758.blogspot.co.id./p/te

ntang-desa-bendosari Diaskes

pada 25 Januari 2017.