salinan - sipuu.setkab.go.idsipuu.setkab.go.id/puu/buka_puu/175580/perpres nomor 68 tahun...

24
SALINAN FRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2018 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, WEWENANG, ORGANTSASI, DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/ KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal Ls2 Undang-Undang Nomor T Tahun 2OLT tentang Pemilihan Umum, perlu menetapkan peraturan presiden tentang Kedudukan, T\rgas, Fungsi, Wewenang, organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum provinsi, dan sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupate n / Kota; Mengingat 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun l94S; 2. Undang-Undang Nomor T Tahun 2OlZ tentang Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OlZ Nomor Ig2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6lO9); MEMUTUSKAN Menetapkan PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, WEWENANG, ORGANISASI, DAN TATA KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM, SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/ KOTA. BABI...

Upload: truonglien

Post on 07-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SALINAN

FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIANOMOR 68 TAHUN 2018

TENTANGKEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, WEWENANG, ORGANTSASI, DAN TATA

KERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN

SEKRETARIAT BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/ KOTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal Ls2Undang-Undang Nomor T Tahun 2OLT tentangPemilihan Umum, perlu menetapkan peraturan presidententang Kedudukan, T\rgas, Fungsi, Wewenang,organisasi, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal BadanPengawas Pemilihan Umum, Sekretariat BadanPengawas Pemilihan Umum provinsi, dan sekretariatBadan Pengawas Pemilihan Umum Kabupate n / Kota;

Mengingat 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun l94S;

2. Undang-Undang Nomor T Tahun 2OlZ tentangPemilihan Umum (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OlZ Nomor Ig2, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6lO9);

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEDUDUKAN,TUGAS, FUNGSI, WEWENANG, ORGANISASI, DAN TATAKERJA SEKRETARIAT JENDERAL BADAN PENGAWASPEMILIHAN UMUM, SEKRETARIAT BADAN PENGAWASPEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN SEKRETARIATBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA.

BABI...

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-2-

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan:

1. Pemilihan Umum, yang selanjutnya disebut pemilu

adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih

anggota Dewan Perwakilan Ralryat, anggota Dewan

Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil presiden,

dan untuk memilih anggota Dewan perwakilan

Ralryat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung,

umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila

dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

2. Badan Pengawas Pemilu, yang selanjutnya disebutBawaslu adalah lembaga penyelenggara pemilu yang

mengawasi penyelenggaraan pemilu di seluruhwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Badan Pengawas Pemilu provinsi, yang selanjutnya

disebut Bawaslu Provinsi adalah badan yang

mengawasi penyelenggaraan pemilu di wilayah

provinsi.

4. Badan Pengawas Pemilu KabupatenfKota, yang

selanjutnya disebut Bawaslu KabupatenlKotaadalah badan untuk mengawasi penyelenggaraan

Pemilu di wilayah kabupaten/kota.

BABII ...

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-3-

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, WEWENANG, DAN

SUSUNAN ORGANISASI

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 2

(1) Untuk mendukung kelancaran tugas dan wewenang

Bawaslu, Bawaslu provinsi, dan BawasluKabupaten/Kota, dibentuk Sekretariat JenderalBawaslu, Sekretariat Bawaslu provinsi, danSekretariat Bawaslu Kabupaten/ Kota.

(2) Sekretariat Jenderal Bawaslu, Sekretariat BawasluProvinsi, dan Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kotabersifat hierarkis.

Bagian Kedua

Sekretariat Jenderal Badan Pengawas pemilu

Pasal 3

(1) Sekretariat Jenderal Bawaslu bertanggung jawabkepada Ketua Bawaslu.

(2) Sekretariat Jenderal Bawaslu sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh seorang

Sekretaris Jenderal.

Pasal 4

Sekretariat Jenderal Bawaslu mempunyaimemberikan dukungan administrasi danoperasional kepada Bawaslu.

tugas

teknis

Pasal 5

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-4-

Pasal 5

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4, Sekretariat Jenderal Bawaslumenyelenggarakan fungsi :

a. penJrusunan rencana dan program kerja sertalaporan kegiatan Bawaslu;

b. pembinaan dan pelaksanaan perencanaan,

administrasi kepegawaian, ketatausahaan,perlengkapan, dan kerumahtanggaan, sertapengelolaan keuangan di lingkungan Bawaslu;

c. pemberian dukungan administratif dan teknispengawasan Pemilu, penang€rnan pelanggaran

Pemilu, dan penyelesaian sengketa proses pemilu;

d. pembinaan dan penataan organisasi dan tatalaksana di lingkungan Sekretariat Jenderal Bawaslu,sekretariat Bawaslu provinsi, dan SekretariatBawaslu Kabupate n / Kota;

e. pelaksanaan pen5rusunan peraturan perundang_

undangan, dokumentasi hukum, dan advokasihukum, serta hubungan masyarakat dan kerja samadi bidang kepemiluan;

f. pelayanan kegiatan pengumpulan, pengolahan, danpenyajian data, serta penJrusunan laporan kegiatanBawaslu;

g. koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaantugas unit organisasi di lingkungan SekretariatJenderal Bawaslu, Sekretariat Bawaslu provinsi,

Sekretariat Bawaslu Kabupaten/ Kota; danh. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif

kepada seluruh unsur organisasi di lingkunganBawaslu.

Pasal6...

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-5-

Pasal 6

Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 4 dan pasal S, SekretariatJenderal Bawaslu mempunyai wewenang:

a. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatanadministrasi Bawaslu;

b. mengoordinasikan dan menyusun rencana strategis,program kerja, dan anggaran Bawaslu;

c. mengelola keuangan dan barang milik negara; dand. melakukan pembinaan manajemen sumber daya

manusia di lingkungan Sekretariat JenderalBawaslu.

Pasal 7

(1) sekretariat Jenderal dibantu oleh 2 (dua) Deputi danI (satu) Inspektorat Utama.

(21 Deputi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiriatas:

a. Deputi Bidang Administrasi; danb. Deputi Bidang Dukungan Teknis.

Pasal 8

(1) Deputi Bidang Administrasi bertanggung jawabkepada Ketua Bawaslu melalui Sekretaris JenderalBawaslu.

(2) Deputi Bidang Administrasi dipimpin oleh Deputi.

Pasal 9

Deputi Bidang Administrasi mempunyai tugas membantusekretariat Jenderal dalam menyelenggarakan pemberiandukungan administratif kepada Bawaslu.

Pasal 1O

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

Pasal 1O

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 9, Deputi Bidang Administrasimenyelenggarakan fungsi :

a. pen)rusunan rencana dan program kerja sertalaporan kegiatan di lingkungan Bawaslu;

b. pembinaan dan pelaksanaan perencanaan,administrasi kepegawaian, ketatausahaan,perlengkapan, dan kerumahtanggaan, sertapengelolaan keuangan di lingkungan Bawaslu;

c. pelaksanaan pen5rusunan peraturan perundang-undangan, dokumentasi hukum, dan advokasihukum serta hubungan masyarakat dan kerja samadi bidang kepemiluan;

d. pelayanan kegiatan pengumpulan, pengolahan, danpenyajian data, serta pen5rusunan laporan kegiatanBawaslu; dan

e. pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi dibidang administrasi.

Pasal 1 1

(1) Deputi Bidang Administrasi terdiri atas palingbanyak 5 (lima) Biro.

(21 Biro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiriatas paling banyak 4 (empat) Bagian dan/ataukelompok j abatan fungsional.

(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiriatas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/ataukelompok j abatan fungsional.

(4) Bagian yang menangani fungsi ketatausahaanpimpinan dikecualikan dari ketentuan sebagaimanadimaksud pada ayat (3), yakni terdiri atas sejumlahSubbagian sesuai kebutuhan.

Pasal12...

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-7

Pasal 12

(1) Deputi Bidang Dukungan Teknis bertanggung jawabkepada Ketua Bawaslu melalui sekretaris JenderalBawaslu.

(2) Deputi Bidang Dukungan Teknis dipimpin olehDeputi.

Pasal 13

Deputi Bidang Dukungan Teknis mempunyai tugasmembantu Sekretariat Jenderal dalam menyelenggarakanpemberian dukungan teknis operasional kepada Bawaslu.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 13, Deputi Bidang Dukungan Teknismenyelenggarakan fungsi :

a. pemberian dukungan administratif dan teknisoperasional pengawasan pemilu, penangananpelanggaran Pemilu, dan penyelesaian sengketaproses Pemilu;

b. pelayanan kegiatan pengumpulan, pengolahan, danpenyajian data serta penyusunan laporan kegiatanBawaslu; dan

c. pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi dibidang dukungan teknis.

Pasal 15

(1) Deputi Bidang Dukungan Teknis terdiri atas palingbanyak 4 (empat) Biro.

(21 Biro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiriatas paling banyak 4 (empat) Bagian dan/ataukelompok jabatan fungsional.

(3) Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian dan/atau kelompok jabatan fungsional.

Pasal 16

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-8-

Pasal 16

(1) Inspektorat Utama merupakan unsur pengawasa.nyang bertanggung jawab kepada Ketua Bawaslumelalui Sekretaris Jenderal Bawaslu.

(21 Inspektorat Utama sebagaimana dimaksud padaayat (1) dipimpin oleh seorang Inspektur Utama.

Pasal 17

Inspektorat utama mempunyai tugas menyelenggarakanpengawasan internal di lingkungan sekretariat JenderalBawaslu.

Pasal 18

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksuddalam Pasal 17, Inspektorat Utama menyelenggarakanfungsi:a. pen]rusunan kebijakan teknis pengawasan internal;b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja

dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu ataspenugasan Sekretaris Jenderal Bawaslu;

d. penyusunan laporan hasil pengawasan; dane. pelaksanaan administrasi Inspektorat Utama.

Pasal 19

(1) Inspektorat Utama terdiri atas paring banyak 3 (tiga)Inspektorat dan 1 (satu) Bagian yang menanganifungsi ketatausahaan.

(21 Inspektorat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas kelompok jabatan fungsional auditor.

(3) Bagian yang menang€rni fungsi ketatausahaansebagaimana dimaksud pada ayat (r) terdiri ataspaling banyak 3 (tiga) Subbagian.

Pasa]20...

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-9 -

Pasal 20

(1) hrsat dapat dibentuk di lingkungan sekretariatJenderal Bawaslu paling banyak 2 (dua) pusat.

(2) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dipimpinoleh seorang Kepala ptrsat.

Pasal 21

(1) Pusat sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 terdiriatas paling banyak 2 (dua) Bidang dan/ataukelompok jabatan fungsional serta Subbagian yangmenErngani fungsi ketatausahaan.

(2) Masing-masing Bidang sebagaimana dimaksud padaayat (1) terdiri atas paring banyak 2 (dua) subbidangdan/atau kelompok jabatan fungsional.

Bagian Ketiga

Sekretariat Bawaslu provinsi

Pasal 22

(1) sekretariat Bawaslu provinsi secara administrasibertanggung jawab kepada sekretaris JenderalBawaslu dan secara fungsional bertanggung jawabkepada Ketua Bawaslu provinsi.

(2) sekretariat Bawaslu provinsi dipimpin oleh seorangKepala Sekretariat Bawaslu provinsi.

Pasal 23

sekretariat Bawaslu provinsi mempunyai tugasmelaksanakan pemberian dukungan administrasi danteknis operasional kepada Bawaslu provinsi sertakoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansiterkait.

Pasal24 .

PRES I DENREPUELIK INDONESIA

- 10-

Pasal24

Dalam melaksanakan tugas sebagaimanadalam Pasal 23, Sekretariat Bawaslu

dimaksudProvinsi

menyelenggarakan fungsi:a. penJrusunan rencana dan program kerja serta

laporan kegiatan Bawaslu provinsi;

b. pemberian dukungan administratif kepada BawasluProvinsi;

c. pelaksanaan perencanaan program administrasikepegawaian, ketatausahaan, perlengkapan dankerumahtanggaan serta pengelolaan keuangan dilingkungan Bawaslu provinsi;

d. fasilitasi pelaksanaan pengawasan pemilu,penanganan pelanggaran pemilu, dan penyelesaiansengketa proses Pemilu;

e. pelaksanaan advokasi hukum di bidang kepemiluan;f. pelayanan kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan

penyajian data serta penJrusunan laporan kegiatanBawaslu Provinsi; dan

g. koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaantugas unit organisasi di ringkungan SekretariatBawaslu Provinsi dan sekretariat BawasluKabupaten/Kota.

Pasal 25

Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 23 dan pasal 24, sekretariatBawaslu Provinsi mempunyai wewenang:a. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan

administrasi Bawaslu provinsi;

b. mengoordinasikan dan men5rusun program kerja dananggaran Bawaslu provinsi;

c. mengelola keuangan dan barang milik negara; dand. melakukan pembinaan manajemen sumber daya

manusia Sekretariat Bawaslu provinsi.

Pasal 26

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 11-

Pasa-l 26

(1) sekretariat Bawaslu provinsi dikrasifikasikan dalam2 (dua) kelas yaitu sekretariat Bawasru provinsikelas A dan kelas B.

(2) Klasifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

didasarkan pada beban kerja di masing_masingwilayah provinsi dengan ketentuan:a. Sekretariat Bawaslu provinsi kelas A untuk

mewadahi beban kerja yang besar; danb, Sekretariat Bawaslu provinsi kelas B untuk

mewadahi beban kerja yang keciI.

Pasal 27

(1) Sekretariat Bawaslu provinsi kelas A terdiri ataspaling banyak 4 (empat) Bagian dan masing_masingBagian terdiri atas paling banyak 2 (dua) Subbagian.

(2) Sekretariat Bawaslu provinsi keras B membawahipaling banyak 3 (tiga) Bagian dan masing_masingBagian membawahi paling banyak 2 (dua)Subbagian.

Bagian KeempatSekretariat Bawaslu Kabupaten/ Kota

Pasal 28

(1) sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota secaraadministrasi bertanggung jawab kepada sekretarisJenderal Bawaslu dan secara fungsionalbertanggung jawab kepada Ketua BawasluKabupaten/Kota.

(2) sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota dipimpin olehseor€rng Kepala sekretariat Bawaslu Kabup aten / Kota.

Pasal 29 .

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-t2-Pasal 29

Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota mempunyai tugas

pemberian dukungan administrasi dan teknis operasional

kepada Bawaslu KabupatenlKota serta koordinasi

dengan pemerintah daerah dan instansi terkait.

Pasal 30

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 29, Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota

menyelenggarakan fungsi :

a. pen5rusunan rencana dan program kerja serta laporan

kegiatan Bawaslu Provinsi;

b. pemberian dukungan administratif kepada Bawaslu

Kabupaten/Kota;

c. pelaksanaan perencanaan program administrasi

kepegawaian, ketatausahaan, perlengkapan dan

kerumahtanggaan, serta pengelolaan keuangan di

lingkungan Bawaslu Kabupaten/Kota

d. fasilitasi pelaksanaan pengawasan pemilu,

penanganan pelanggaran Pemilu, dan penyelesaian

sengketa proses Pemilu;

e. pelaksanaan advokasi hukum di bidang kepemiluan;

f. pelayanan kegiatan pengumpulan, pengolahan, dan

penyqjian data serta pen5rusunan laporan kegiatan

Bawaslu Kabupaten/Kota; dan

g. koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan

tugas unit organisasi di lingkungan Sekretariat

Bawaslu Kabupate n / Kota,.

Pasal 31 .

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-13-

Pasal 31

Dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 29 dan pasal 30, sekretariatBawaslu Kabupate n / Kota mempunyai wewenang:

a. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatanadministrasi Bawaslu Kabupaten/ Kota;

b. mengoordinasikan dan menyusun rencana strategis,program kerja, dan anggaran Bawaslu Kabupaten/Kota;

c. mengelola keuangan dan barang milik negara; dand. melakukan pembinaan manajemen sumber daya

manusia Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota danSekretariat Panitia Pengawas pemilu Kecamatan.

Pasal 32

(1) sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota diklasifikasikandalam 2 (dua) kelas yaitu Sekretariat BawasluKabupaten/Kota kelas A dan kelas B.

(2) Klasifrkasi sebagaimerna dimaksud pada ayat (1)

didasarkan pada beban keda di masing_masingwilayah provinsi dengan ketentuan:a. Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota kelas A

untuk mewadahi beban kerja yang besar; danb. Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota kelas B

untuk mewadahi beban kerja yang kecil.

Pasal 33

(1) Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota kelas A terdiriatas paling banyak 4 (empat) Subbagian.

(2) sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota kelas B terdiriatas paling banyak 3 (tiga) Subbagian.

Pasal 34

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-L4-

Pasal 34

Ketentuan mengenai pembentukan dan kriteriaklasifikasi sekretariat Bawaslu Provinsi dan sekretariatBawaslu KabupatenlKota sebagaimana dimaksud dalamPasal 26 dan Pasal 32 diatur dengan Peraturan Bawaslusetelah mendapat pertimbangan tertulis dari menteriyang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpendayagunaan aparatur negara.

Pasal 35

Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunanorganisasi, dan tata kerja Sekretariat Jenderal Bawaslu,Sekretariat Bawaslu Provinsi, dan sekretariat BawasluKabupaten/Kota diatur dengan peraturan Bawaslusetelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpendayagunaan aparatur negara.

BAB IIITATA KERJA

Pasal 36

Dalam melaksanakan tugasnya, sekretaris JenderalBawaslu, Deputi, Inspektur Utama, Inspektur, KepalaBiro, Kepala Pusat, Kepala Sekretariat Bawaslu provinsi,Kepala Bagian, Kepala Sekretariat Bawaslu KabupatenfKota, Kepala Subbagian, dan Kelompok JabatanFungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi,integrasi, dan sinkronisasi, baik di lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dalamsekretariat Jenderal Bawaslu, sekretariat BawasluProvinsi, dan Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota.

Pasal 37 .. .

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-15-

Pasal 37

Sekretaris Jenderal Bawaslu, Deputi, Inspektur utama,Inspektur, Kepala Biro, Kepala pusat, Kepala Sekretariat

Bawaslu Provinsi, Kepala Bagi4y1, Kepala Sekretariat

Bawaslu Kabupatenf Kota, dan Kepala subbagian wajibmengawasi staf masing-masing dan jika terjadipenyimpangEul agar mengambil langkah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 38

sekretaris Jenderal Bawaslu, Deputi, Inspektur Utama,

Inspektur, Kepala Biro, Kepara pusat, Kepara sekretariatBawaslu Provinsi, Kepara Bagian, Kepala SekretariatBawaslu Kabupaten/Kota, dan Kepala subbagran wajibbertanggung jawab memimpin, mengoordinasikan,

memberikan bimbing€rn, dan petunjuk bagi pelaksanaan

tugas staf masing-masing.

Pasal 39

sekretaris Jenderal Bawaslu, Deputi, Inspektur utama,Inspektur, Kepala Biro, Kepara pusat, Kepala SekretariatBawaslu Provinsi, Kepara Bagian, Kepara SekretariatBawaslu Kabupatenf Kota, dan Kepara subbagian wajibmengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggungjawab atas hasil pekerjaannya dan menyampaikanlaporan berkala tepat waktu.

Pasal 4O .

PRES I DENREPUELIK INDONESIA

- 16-

Pasal 40

Setiap laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39yang diterima di lingkungan Sekretariat JenderalBawaslu, Deputi, Inspektur Utama, Kepala Pusat,Sekretariat Bawaslu Provinsi, dan Sekretariat BawasluKabupaten/Kota wajib diolah dan dipergunakan sebagaibahan pen5rusunan laporan dan bahan pemberianpetunjuk kepada staf.

Pasal 41

Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan unitorganisasi wajib mengadakan rapat berkala dalam rangkapemberian bimbingan kepada staf.

Pasal 42

Struktur organisasi di lingkungan Sekretariat JenderalBawaslu disusun berdasarkan analisis organisasi danbeban kerja.

BAB IVJABATAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN

Bagian KesatuJabatan

Pasal 43

(1) Sekretaris Jenderal merupakan jabatan pimpinantinggi madya atau jabatan struktural eselon I.a.

(21 Deputi merupakan jabatan pimpinan tinggi madyaatau jabatan struktural eselon I.b.

(3) Inspektur Utama merupakan jabatan pimpinantinggi madya atau jabatan struktural eselon [.b.

(41 Kepala Biro, Kepala Pusat, Inspektur, dan KepalaSekretariat Bawaslu Provinsi kelas A merupakanjabatan pimpinan tinggi pratama atau jabatanstruktural eselon ILa.

(5) Kepala

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-17-

(5) Kepala sekretariat Bawaslu provinsi kelas Bmerupakan jabatan pimpinan tinggi pratama ataujabatan struktural setingkat eselon II.b.

(6) Kepala sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota kelasA, Kepala Bagian, Kepala Bidang merupakan jabatanadministrator atau jabatan struktural eselon III.a.

(71 Kepala Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kota kelas Bmerupakan jabatan administrator atau jabatanstruktural eselon III.b.

(8) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidangmerupakan jabatan pengawas atau jabatanstruktural eselon IV.a.

Bagian KeduaPengangkatan dan Pemberhentian

Paragraf 1

Sekretariat Jenderal Bawaslu

Pasal 44

(l) sekretaris Jenderal, Deputi, dan Inspektur utamadiangkat dan diberhentikan oleh presiden atasusulan Bawaslu.

(2) Seleksi calon Sekretaris Jenderal, Deputi, danInspektur Utama sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Paragraf 2Sekretariat Bawaslu provinsi

Pasal 45

(1) Kepala sekretariat Bawaslu provinsi diangkat dandiberhentikan oleh sekretaris Jenderal Bawaslusesuai dengan ketentuan peraturan perundang_undangan.

(21 Pejabat struktural pada sekretariat Bawaslu provinsidiangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris JenderalBawaslu.

Paragraf3. . .

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-18-

Paragraf 3Sekretariat Bawaslu Kabupaten/ Kota

Pasal 46

(1) Kepala Sekretariat Bawaslu Kabupaten/Kotadiangkat dan diberhentikan oleh sekretaris JenderalBawaslu sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

(2) Pejabat struktural pada sekretariat BawasluKabupaten/Kota diangkat dan diberhentikan olehSekretaris Jenderal Bawaslu.

Pasd 47

Mekanisme atau tata cara seleksi caron jabatan pimpinantinggi pratama pada Sekretariat Jenderal Bawaslu, kepalasekretariat Bawaslu Provinsi, dan kepala sekretariatBawaslu Kabupaten/Kota ditetapkan oleh sekretarisJenderal Bawaslu sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Paragraf 4Pegawai

Pasal 48

(1) Pegawai pada sekretariat Jenderal Bawaslu,sekretariat Bawaslu provinsi, dan SekretariatBawaslu Kabupaten/Kota, berasal dari pegawaiNegeri Sipil dan dapat berasar dari bukan pegawaiNegeri Sipil.

(21 Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (l)diangkat dan diberhentikan oleh sekretaris JenderalBawaslu.

(3) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian pegawaisebagaimana dimaksud pada ayat (21 ditetapkanoleh Sekretaris Jenderal Bawaslu.

BABV...

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-19-

BAB V

PEMBINAAN KEPANGKATAN APARATUR SIPIL NEGARA

Pasal 49

(1) Pembinaan kepangkatan Aparatur sipit Negara pada

sekretariat Jenderal Bawaslu, sekretariat BawasluProvinsi, dan Sekretariat Kabupate n / Kota dilakukanoleh Sekretaris Jenderal Bawaslu.

(21 Pembinaan kepangkatan Aparatur Sipil Negara yangdipekerjakan pada sekretariat Jenderal Bawaslu,sekretariat Bawaslu provinsi, dan sekretariatBawaslu Kabupaten/Kota dilakukan oleh instansiinduknya.

Pasal 50

Pejabat fungsional dapat diangkat di lingkunganSekretariat Jenderal Bawaslu sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

BAB VI

PENDANAAN

Pasal 51

Segala pendanaan yang diperlukan bagi pelaksanaantugas, fungsi, dan wewenang Sekretariat JenderalBawaslu, Sekretariat Bawaslu provinsi, dan SekretariatBawaslu Kabupaten/Kota, bersumber dari AnggaranPendapatan dan Belanja Negara.

BAB VII . .

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-20-

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Bagian Kesatu

Tenaga Ahli

Pasal 52

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsi Bawaslu dan

dalam memberikan keahlian di bidang pengawasan

Pemilu, pemberian bantuan hukum danpenyelesaian pelanggaran atau sengketa pemilu,

dan/atau penanganan masalah pemilu, Bawasludapat dibantu oleh tenaga ahli.

(2) Tenaga ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (l)paling banyak t5 (lima belas) orang.

(3) Tenaga ahli berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Ketua dan Anggota Bawaslu dan secara

administratif dikoordinasikan oleh SekretarisJenderal Bawaslu.

(4) Tenaga ahli diberhentikan oleh sekretaris JenderalBawaslu atas usulan Ketua dan/atau AnggotaBawaslu.

(5) Ketentuan mengenai tenaga ahli di lingkunganBawaslu diatur dengan peraturan Bawaslu setelahmendapat persetujuan dari menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangpendayagunaa.n aparatur negara dan menteri yangmenyelenggarakan urusan pemerintahan di bidangkeuangan.

Bagian

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-2t-Bagian Kedua

Pengawas Pemilu ad hoc

Pasal 53

(1) Untuk mendukung kelancaran tugas dan wewenangpengawasan Pemilu di luar negeri, kecamatan,kelurahan/desa, dan tempat pemungutan suaradibentuk Panitia pengawas pemilu Luar Negeri,Panitia Pengawas pemilu Kecamatan, panitiaPengawas Pemilu Kelurahan/Desa, dan pengawas

Tempat Pemungutan Suara.(21 Panitia Pengawas pemilu Luar Negeri, panitia

Pengawas Pemilu Kecamatan, panitia pengawas

Pemilu Desa/Kelurahan, dan pengawas TempatPemungutan Suara sebagaimana dimaksud padaayat (1) bersifat ad hoc.

Bagian KetigaSekretariat Panitia Pengawas pemilu Kecamatan

Pasal 54

(1) Dalam melaksanakan tugas dan wewenangpengawasan Pemilu di tingkat Kecamatan, dibentukSekretariat Panitia pengawas pemilu Kecamatan.

(21 sekretariat Panitia pengawas pemilu Kecamatansebagaimana dimaksud pada ayat (l) bersifat ad. hocdan nonstruktural.

(3) Koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaantugas Sekretariat panitia pengawas pemiluKecamatan dilaksanakan oleh Sekretariat BawasluKabupaten/Kota.

(41 Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunanorganisasi, dan tata kerja sekretariat panitiaPengawas Pemilu Kecamatan diatur denganPeraturan Bawaslu.

Bagian . . .

PRES I DENREPUBLIK INDONESIA

-22-

Bagian Keempat

Evaluasi

Pasal 55

organisasi sekretariat Jenderal Bawaslu, Sekretariat

Bawaslu Provinsi, dan Sekretariat Bawaslu

Kabupaten/Kota dilakukan evaluasi kembali setelah

penyelenggaraan Pemilu serentak nasional tahun 2024.

BAB VIII

KE"TENTUAN PENUTUP

Pasal 56

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua

peraturan perundang-undangan yang merupakan

peraturan pelaksanaan dari Peraturan presiden Nomor go

Tahun 2Ol2 tentang Organisasi, T\rgas, Fungsi,

Wewenang, dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Badan

Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan pengawas

Pemilihan umum Provinsi, Sekretariat panitia pengawas

Pemilihan umum KabupatenfKota, dan Sekretariat

Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20L2

Nomor 181), dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang

tidak bertentangan dengan ketentuan dalam peraturan

Presiden ini.

Pasal 57 .. .

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

-23-

Pasal 57

Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku:

a. selain ketentuan yang mengatur mengenai unitorganisasi atau pelaksanaan tugas membantuDewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu dalammenangani administrasi perkara pelanggaran kodeetik penyelenggara Pemilu sebagaimana diatur dalamPeraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2012 tentangOrganisasi, T\rgas, Fungsi, Wewenang, dan TataKerja Sekretariat Jenderal Badan PengawasPemilihan Umum, Sekretariat Badan PengawasPemilihan Umum Provinsi, Sekretariat PanitiaPengawas Pemilihan Umum KabupatenfKota, danSekretariat Panitia Pengawas Pemilihan UmumKecamatan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ol2 Nomor 181) dicabut dan dinyatakantidak berlaku; dan

b. ketentuan yang mengatur mengenai unit organisasiatau pelaksanaan tugas membantu DewanKehormatan Penyelenggara Pemilu dalam menanganiadministrasi perkara pelanggaran kode etikpenyelenggara Pemilu sebagaimana diatur dalamPeraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2012 tentangOrganisasi, T\rgas, Fungsi, Wewenang, dan TataKerja Sekretariat Jenderal Badan PengawasPemilihan lJmum, Sekretariat Badan PengawasPemilihan Umum Provinsi, Sekretariat PanitiaPengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, danSekretariat Panitia Pengawas Pemilihan UmumKecamatan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ol2 Nomor 181), dinyatakan masih tetapberlaku sampai dengan terbentuknya PeraturanPresiden yang mengatur mengenai kedudukan,tugas, fungsi, wewenErng, organisasi, dan tata kerjaSekretariat Dewan Kehormatan PenyelenggaraPemilihan Umum.

Pasal 58

Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

Agar...

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

-24-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan peraturan presiden ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 16 Agustus 20lgPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

JOKO WIDODO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 16 Agustus 201g

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLY

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OI8 NOMOR 141

Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

REPUBLIK INDONESIAAsisten Deputi Bidang politik, Hukum, dan

Bidang Hukum dan

ttd

ttd

Rokib