salah kaprah seputar tahun baru...

9
Kimia itu Mudah | Salah Kaprah seputar Tahun Baru Hijriyah Copyright Ashadi Sasongko [email protected] http://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/11/01/salah-kaprah-seputar-tahun-baru-hijriyah/ Salah Kaprah seputar Tahun Baru Hijriyah Pada dasarnya adanya pergantian malam dan siang, bulan serta tahun terdapat hikmah dan pelajaran yang agung bagi setiap orang yang mau berfikir. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, artinya,”Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan.” (QS. an-Nur: 44) Oleh karenanya sudah merupakan keharusan bagi setiap muslim agar dia senantiasa interopeksi diri setiap saat dan setiap waktu sehingga dia tetap bisa istiqamah dan terjaga dalam beragama atas dasar pemahaman yang benar dan lurus dan tidak salah sangka terhadap dirinya dengan mengganggap telah berbuat sebaik-baiknya padahal tidak demikian. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, artinya: “Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka telah berbuat sebaik-baiknya. “ (QS al-Kahfi: 104). Demikian halnya, manakala datang tahun baru hijriyah, yaitu bulan al-Muharram, pada bulan ini kita telah berpisah dengan tahun sebelumnya dan akan menyambut tahun yang akan datang, tahun yang baru, maka apakah yang telah kita tinggalkan dari sekian amal perbuatan untuk tahun kemarin? Dan dengan apa kita akan menyambut tahun yang baru ini?? Apakah bulan ini memiliki keistimewaan dan keutamaan tersendiri? apakah ada amalan yang harus dilakukan oleh setiap muslim pada bulan tersebut sebagai upaya untuk menghidupkan as-Sunnah dan upaya untuk memperoleh pahala serta kebaikan bagi orang yang mengajak kepada tujuan agama. page 1 / 9

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Kimia itu Mudah | Salah Kaprah seputar Tahun Baru HijriyahCopyright Ashadi Sasongko [email protected]://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/11/01/salah-kaprah-seputar-tahun-baru-hijriyah/

    Salah Kaprah seputar Tahun Baru Hijriyah

    Pada dasarnya adanya pergantian malam dan siang, bulan serta tahun terdapathikmah dan pelajaran yang agung bagi setiap orang yang mau berfikir. AllahSubhaanahu wa Ta’ala berfirman, artinya,”Allah mempergantikan malam dan siang.Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagiorang-orang yang mempunyai penglihatan.” (QS. an-Nur: 44)

    Oleh karenanya sudah merupakan keharusan bagi setiap muslim agar diasenantiasa interopeksi diri setiap saat dan setiap waktu sehingga dia tetap bisaistiqamah dan terjaga dalam beragama atas dasar pemahaman yang benar danlurus dan tidak salah sangka terhadap dirinya dengan mengganggap telah berbuatsebaik-baiknya padahal tidak demikian. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,artinya: “Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan duniaini, sedangkan mereka menyangka telah berbuat sebaik-baiknya. “ (QS al-Kahfi:104).

    Demikian halnya, manakala datang tahun baru hijriyah, yaitu bulan al-Muharram,pada bulan ini kita telah berpisah dengan tahun sebelumnya dan akan menyambuttahun yang akan datang, tahun yang baru, maka apakah yang telah kita tinggalkandari sekian amal perbuatan untuk tahun kemarin? Dan dengan apa kita akanmenyambut tahun yang baru ini?? Apakah bulan ini memiliki keistimewaan dankeutamaan tersendiri? apakah ada amalan yang harus dilakukan oleh setiap muslimpada bulan tersebut sebagai upaya untuk menghidupkan as-Sunnah dan upayauntuk memperoleh pahala serta kebaikan bagi orang yang mengajak kepada tujuanagama.

    page 1 / 9

  • Kimia itu Mudah | Salah Kaprah seputar Tahun Baru HijriyahCopyright Ashadi Sasongko [email protected]://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/11/01/salah-kaprah-seputar-tahun-baru-hijriyah/

    Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang mengajak kepadasuatu petunjuk maka ia akan memperoleh pahala seperti pahala orang yangmengikutinya dan tidaklah mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.” (HR.Muslim)

    Keutamaan Bulan Muharram

    Pada asalnya hari dan bulan memiliki kedudukan yang sama di sisi AllahSubhaanahu wa Ta’ala, kecuali yang diistimewakan dari hari dan bulan selainnyaberdarkan dalil baik dari al-Qur’an dan as-Sunnah.

    Dan termasuk bulan yang mulia di antara bulan-bulan yang ada adalah bulanMuharram. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta’ala, artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapanAllah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulanyang empat itu, dan perangilah musyrikin semuanya; dan ketahuilah bahwasanyaAllah beserta orang-orang yang bertaqwa.”(QS. at-Taubah: 36)

    Dan di dalam hadits yang shahih Rasulullah bersabda: “……….Di adalam satu tahunada dua belas bulan dan di antaranya terdapat empat bulan yang mulia, tiga diantaranya berturut-turut: Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram, dan Rajab yangberada di antara bulan Jumada dan Sya’ban.” (HR. al-Bukhari, no. 2958 dari AbuBakrah).

    Dari ayat dan hadits di atas telah menunjukkan kemuliaan bulan tersebut di sisiAllah Subhaanahu wa Ta’ala dan menemaan Muharram merupakan penguat ataskeutamaan yang terkandung di dalamnya.

    Dan di antara keutamaan yang terkandung di bulan Muharram adalah sebagai

    page 2 / 9

  • Kimia itu Mudah | Salah Kaprah seputar Tahun Baru HijriyahCopyright Ashadi Sasongko [email protected]://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/11/01/salah-kaprah-seputar-tahun-baru-hijriyah/

    berikut:

    - Dosa yang dilakukan pada bulan-bulan yang dimulyakan tersebut lebihdahsyat dari bulan-bulan selainnya. Dan begitu juga sebaliknya bahwa pahalaamal shalih begitu besar dibandingkan bulan-bulan lainnya. Allah Subhaanahuwa Ta’ala berfirman, artinya: “Janganlah kalian mendzalimi diri-diri kalian didalamnya -bulan-bulan tersebut-(QS. at-Taubah: 36) Berkata Ibnu Katsir: “Di bulan-bulan yang Allah tetapkan di dalam setahunkemudian Allah khususkan dari bulan-bulan tersebut empat bulan, yang Allahmenjadikan sebagai bulan-bulan yang mulia dan mengagungkankemulyaaannya, dan menetapkan perbuatan dosa di dalamnya sangat besar,begitu pula dengan amal shalih pahalanya begitu besar.”

    - Disunnahkan memperbanyak puasa pada bulan Muharram, khususnyaberpuasa pada tanggal 10 Muharram (puasa ‘Asyura). Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa yang paling utamasetelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah al-Muharram.” (HR.Muslim) dan di dalam hadits yang lain beliau juga bersabda, “Puasa ‘Asyuramenghapus kesalahan setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim). Ibnu Abbas berkata. “Tidaklah aku melihat Rasulullah lebih menjaga puasapada hari yang diutamakannya dari hari yang lain kecuali hari ini, yaitu‘Asyura.” (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib).

    - Pada hari ‘Asyura merupakan hari-hari Allah, yang pada hari itu al-haqmendapatkan kemenangan atas kebatilan. Orang-orang mukmin yang sedikitmendapatkan kemenangan atas orang-orang kafir yang banyak. Pada hari itupula Allah menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihis salam dan kaumnya darikerajaan Fir’aun, sehingga nabi Musa berpuasa sebagai wujud rasa syukurkepada Allah Ta’ala.Sebagaimana riwayat dari Ibnu Abbas, dia berkata; “KetikaNabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam datang di Madinah, beliau melihatorang-orang Yahudi sedang berpuasa pada hari ‘Asyura, kemudian beliaubertanya: “Hai apa ini?” mereka menjawab: “Ini adalah hari yang baik, padahari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka berpuasalahnabi Musa ‘alaihis salam”. Beliau bersabda: “Aku lebih berhak terhadap musadaripada kalian, kemudian beliau berpuasa pada hari itu dan memerintahkan-para shahabat- agar berpuasa pada hari itu.”

    Amalan Yang Dianjurkan

    page 3 / 9

  • Kimia itu Mudah | Salah Kaprah seputar Tahun Baru HijriyahCopyright Ashadi Sasongko [email protected]://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/11/01/salah-kaprah-seputar-tahun-baru-hijriyah/

    Bertolak dari keutamaan yang terkandung di dalam bulan Muharram, maka adabeberapa hal yang harus diperhatikan oleh kaum Muslimin dalam menyambut bulanyang mulia ini.

    Dan diantara amalan yang dianjurkan dalam bulan Muharram adalah sebagaiberikut:

    - Tidak berbuat dzalim pada bulan ini, baik yang kecil maupun yang besar. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman, “…maka janganlah menganiaya diridalam bulan yang empat itu.”(QS. at-Taubah: 36) Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Takutlah kalian terhadapkedhaliman, karena sesungguhnya kedhaliman itu merupakankegelapan-kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim dan lainnya) Dalam hadits yang lain beliau bersabda, “Tidak ada dari satu dosapun yanglebih pantas untuk dicepatkan siksanya dari pelaku dosa itu baik di duniamaupun di akhirat daripada melewati batas (kedhaliman) dan memutussilaturrahim.” (ash-Shahihah, no. 915)

    - Berpuasa ‘Asyura. Puasa pada hari ‘Asyura sudah dikenal sejak zaman jahiliyah sebelumdiutusnya Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dikatakan oleh‘Aisyah, “Sesungguhnya orang-orang jahiliyah dahulu berpuasa pada hari itu.” al-Qurthubi berkata, “Kemungkinan kaum Quraisy menyandarkan amalanpuasa mereka kepada syari’at orang-orang sebelum mereka, seperti syari’atNabi Ibrahim. 

    Demikian pula saat di Makkah, sebelum hijrah ke Madinah, beliau Shallallaahuberpuasa pada hari tersebut. Dan ketika beliau hijrah ke Madinah danmendapati orang-orang Yahudi merayakannya beliaupun bertanya kepadamereka tentang sebabnya, kemudian mereka menjawab sebagaimana yangtersebut di dalam hadits, “Ini adalah hari baik, pada hari ini Allahmenyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka berpuasalah Musa‘alaihis salam.” (HR. al-Bukhari, no. 1865.

    Oleh karenanya beliau memerintahkan para sahabat untuk menyelisihimereka, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dariAbu Musa al-Asy’ari, bahwa Nabi bersabda,“…….Berpuasalah kalian pada haritersebut.”(HR. al-Bukhari dan Muslim)

    page 4 / 9

  • Kimia itu Mudah | Salah Kaprah seputar Tahun Baru HijriyahCopyright Ashadi Sasongko [email protected]://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/11/01/salah-kaprah-seputar-tahun-baru-hijriyah/

    Diperintahkannya puasa ‘Asyura karena didalamnya terkandung sekiankeutamaan, sebagaimana yang telah dikhabarkan oleh Rasulullah Shallallaahu‘alaihi wa sallam, “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasadu bulan Allah al-Muharram.” (HR. Muslim, no. 1982)

    Dalam riwayat yang lain, disebutkan bahwa beliau ditanya tentang puasa dihari ‘Asyura, maka beliau menjawab, “Puasa itu bisa menghapuskan(dosa-dosa kecil) pada tahun kemarin.” (HR. Muslim, Abu Dawud, Ahmad,Baihaqi dan Abdur Razaq)

    Imam an-Nawawiy berkata, “Puasa hari ‘Asyura dapat menghapuskan seluruhdosa-dosa kecil selain dosa-dosa besar dan sebagai kafarrah dosa satu tahun.”(al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab, juz. 6) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Dihapuskan dosa-dosa denganthaharah, shalat, puasa di bulan Ramadhan, puasa hari ‘Arafah, dan puasa hari‘Asyura, semuanya untuk dosa-dosa yang kecil.”(Lihat. Al-Fatawa al-Kubra, juz.5) Ibnu Abbas berkata, “Tidak pernah aku melihat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam begitu bersemangat perpuasa di hari yang beliau utamakandibandingkan hari yang lain kecuali hari ini, yakni hari ‘Asyura, dan bulan ini,yakni bulan Ramadhan.” (HR. al-Bukhari, no. 1867)

    - Disukai puasa ‘Asyura (10 Muharram) disertai dengan Tasu’a (9 Muharram)untuk menyelisi orang-orang Yahudi dan Nashrani. Ibnu Abbas berkata, “Ketika Rasulullah berpuasa pada hari ‘Asyura danmemerintahkan para shahabat untuk berpuasa, mereka berkata: “WahaiRasulullah, sesungguhnya hari tersebut diagungkan oleh orang-orang Yahudidan Nashrani, maka Rasulullah bersabda, “Maka apabila datang tahun depaninsya Allah kita berpuasa pada hari ke sembilan.” Ibnu Abbas berkata,“Tidaklah datang tahun berikutnya sampai Rasulullah wafat.”(HR. Muslim, no.1916)

    Berkaitan dengan puasa ‘Asyura secara khusus, maka ada beberapa cara dalampelaksanaannya, di antaranya:

    1. Berpuasa selama tiga hari, 9, 10 dan 11 Muharram. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Abbas, “Selisihilah orang Yahudi dan berpuasalahsehari sebelum dan sehari setelahnya.” Ibnu Hajar di dalam Fath al-Baari, 4/246 juga mengisyaratkan keutamaan cara ini.

    page 5 / 9

  • Kimia itu Mudah | Salah Kaprah seputar Tahun Baru HijriyahCopyright Ashadi Sasongko [email protected]://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/11/01/salah-kaprah-seputar-tahun-baru-hijriyah/

    Dan termasuk yang memilih pendapat puasa tiga hari tersebut adalah Imamasy-Syaukani (Nail al-Authar, 4/245)

    Namun mayoritas ulama yang memilih cara seperti ini adalah dimaksudkan untuklebih hati-hati. Sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Qudamah di dalam al-Mughnidari pendapat Imam Ahmad yang memilih cara seperti ini pada saat timbulkerancuan dalam menentukan awal bulan.

    2. Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Maryolitas hadits menunjukkan cara seperti ini, sebagaimana yang telahtersampaikan di atas.

    3. Berpuasa dua hari, yaitu pada tanggal 9 dan 10 atau 10 dan 11Muharram. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu Abbas, “Selisihilah orang Yahudi dan berpuasalahsehari sebelum atau sehari setelahnya.” (Hadits shahih secara mauqufsebagaimana dalam as-Sunan al-Ma’tsurah, asy-Syafi’i, no. 338 dan Ibnu Jarirath-Thabari dalam Tahdzibul Atsar, 1/218).

    Ibnu Rajab berkata, “Dalam sebagian riwayat disebutakan “atau sesudahnya”,maka kata “atau” di sini mungkin merupakan keraguan rawi atau memangmenunjukkan kebolehan…”(Lihat, Lathaiful Ma’arif, hal. 49)

    ar-Rafi’ berkata, “Berdasarkan ini, seandainya tidak berpuasa pada tanggal 9 makadianjurkan untuk berpuasa pada tanggal 11 Muharram.” (Lihat, at-Talhish al-Habir,2/213)

    4. Berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja. al-Hafidz berkata, ” Puasa ‘Asyura mempunyai tiga tingkatan, yang terendahberpuasa sehari saja, tingkatan di atasnya ditambah puasa tanggal 9 dan tingkatanberikutnya ditambah puasa tanggal 9 dan 11 Muharram.

    page 6 / 9

  • Kimia itu Mudah | Salah Kaprah seputar Tahun Baru HijriyahCopyright Ashadi Sasongko [email protected]://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/11/01/salah-kaprah-seputar-tahun-baru-hijriyah/

     

    Perkara Yang menyelisihi as-Sunnah

    Adapun amalan-amalan yang menyelisihi as-Sunnah dan banyak dilakukan olehkaum Muslimin dalam rangka menghormati dan memuliayakan bulan Muharramsangatlah banyak dan beragam. Dan berikut akan kami sebutkan dengan maksudkita dapat berhati-hati sehingga tidak terjerumus kepada amalan ibadah yangsia-sia dikarenakan tidak didasarkan kepada dalil yang kuat dan contoh RasulullahShallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabat beliau.

    A. ‘Asyura Menurut Syi’ah Tanggal 10 Muharram 61 H, adalah hari terbunuhnya Abu Abdillah al-Husain bin Alidi padang Karbala.

    Syi’ah menjadikan hari ‘Asyura sebagai hari bergabung, duka cita, dan menyiksadiri sebagai ungkapan kesedihan dan penyesalan. Pada hari itu merekamemperingati kematian al-Husen dan melakukan perbuatan-perbuatan yang tercelaseperti berkumpul, menangis, meratapi al-Husen secara histeris, membentukkelompok-kelompok untuk pawai berkeliling di jalan-jalan dan di pasar-pasar sambilmemukuli badan mereka dengan rantai besi, melukai kepala dengan pedang,mengikat tangan dan lain sebagainya. (at-Tasyayyu’ wasy Syi’ah, Ahmadal-Kisrawiy asy-Syi’iy, hal. 141. Tahqiq Dr. Nasyir al-Qifariy)

    B. ‘Asyura Menurut Mayoritas Kaum Muslimin. Sebagai tandingan dari apa yang dilakukan oleh orang Syi’ah di atas, kebanyakankaum Muslimin menjadikan hari ‘Asyura sebagai hari raya, pesta dan serba ria.

    Dan di antara amalan-amalan yang menyelisihi sunnah yang dilakukan oleh merekaadalah:

    - Shalat dan dzikir-dzikir khusus, yang disebut dengan shalat ‘Asyura.Merekaberalasan dengan hadits palsu, seperti yang disebutkan oleh as-Suyuthi didalam al-La’ali al-Mashnu’ah. (as-Sunan wal Mubtada’at, hal. 134)

    - Mandi Janabah, bercelak, memakai minyak rambut dan mewarnai kuku dan

    page 7 / 9

  • Kimia itu Mudah | Salah Kaprah seputar Tahun Baru HijriyahCopyright Ashadi Sasongko [email protected]://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/11/01/salah-kaprah-seputar-tahun-baru-hijriyah/

    menyemir rambut. Dan yang demikian jika si pelaku meyakini adanyakeutamaan atau keistimewaan dilakukan pada hari tersebut.Mereka beralasandengan hadits palsu, “Barangsiapa yang memakai celak pada hari ‘Asyura,maka ia tidak akan mengalami sakit mata pada tahun itu. Dan barangsiapamandi pada hari ‘Asyura, ia tidak akan sakit selama tahun itu.” (Hadits inipalsu menurut as-Sakhawi, Mula Ali Qari dan al-Hakim, lihat al-Ibda’, hal.150-151)

    - Membuat makanan khusus/istimewa, seperti membuat bubur syura yangterdapat di Sumatera Barat.

    - Do’a awal dan akhir tahun yang di baca pada malam akhir tahun. Merekaberanggapan dan berkeyakinan bahwa siapa yang membaca do’a ‘Asyuratidak akan meninggal pada tahun tersebut. (as-Sunan wal Mubtada’at,Muhammad asy-Syukairi, hal. 134)

    - Menentukan berinfaq dan memberi makan orang-orang miskin. Dan yangdemikian jika si pelaku meyakini adanya keutamaan atau keistimewaandilakukan pada hari tersebut.

    - Memberikan uang belanja yang lebih kepada keluarga. Dan yang demikian jikasi pelaku meyakini adanya keutamaan atau keistimewaan dilakukan pada haritersebut.Mereka beralasan dengan hadits lemah, “Barangsiapa yangmeluaskan (nafkah) kepada keluarganya pada hari ‘Asyura, maka Allah akanmelapangkan (rizkinya) selama setahun itu.” (HR. ath-Thabrani, al-Baihaqi danIbnu Abdil Bar)

    - Setelah mandi janabat berziarah ke makam orang alim, menengok orang sakit,memotong kuku, membaca al-Fatihah seribu kali. Karena perbuatan tersebutdi atas diperintahkan oleh syari’at setiap saat, dan adapun mengususkannyapada hari 10 Muharram tidak berdasar sama sekali.

     

    C. ‘Asyura Menurut Tradisi dan Kultur Kejawen Bulan Suro menurut istilah mereka, banyak diwarnai orang Jawa dengan berbagaimitos dan khurafat, antara lain: Keyakinan bahwa bulan Suro adalah bulan keramatyang tidak boleh di buat main-main dan bersenang-senang seperti hajatanpernikahan, dan jenis hajatan yang lainnya.

    Ternyata kalau kita renungkan dengan cermat apa yang dilakukan oleh mereka didalam bulan Suro adalah merupakan akulturasi Syi’ah animesme, dinamisme danArab Jahiliyah. Dulu, orang Quraisy Jahiliyah pada setiap ‘Asyura selalu menggantiKiswah Ka’bah (kain pembungkus Ka’bah) (Lihat, Fath al-Baari, 4/246). Kini orangJawa mengganti kelambu makam Sunan Kudus pada bulan Suro juga.

    page 8 / 9

  • Kimia itu Mudah | Salah Kaprah seputar Tahun Baru HijriyahCopyright Ashadi Sasongko [email protected]://ashadisasongko.staff.ipb.ac.id/2013/11/01/salah-kaprah-seputar-tahun-baru-hijriyah/

    Walhasil, pada dasarnya di dalam Islam, ‘Asyura tidak di isi dengan kesedihan danpenyiksaan diri, tidak di isi dengan pesta dan berhias diri dan juga tidak di isidengan ritual di tempat-tempat keramat atau yang dianggap suci untuk tolak bala’bahkan tidak di isi dengan berkumpul-kumpul.

    Semoga kita dapat memuliakan dan mengagungkan bulan Muharram tersebutsebagaimana Allah telah memuliakannya dengan cara mengikuti tuntunan Allahdan Rasul-Nya, bukan dengan cara-cara yang tidak ada asal-usulnya dari syari’atsama sekali.

     

    sumber : alsofwa.com

    page 9 / 9