saksi yang meringankan dan saksi korban

Upload: rendy-ivaniar-sh

Post on 05-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Saksi Yang Meringankan Dan Saksi Korban

    1/4

    SAKSI YANG MERINGANKAN DAN SAKSI KORBAN

    Dalam menerapkan negara hukum, maka antara negara dan rakyatnya mempunyai hak

    dan kewajiban. Salah satu bentuk kewajiban seorang warga negara yang baik dalam hukum

    acara pidana guna mematuhi peraturan hukum adalah menjadi seorang saksi dalam

    pengadilan yang bertujuan mewujudkan sebuah kebenaran dan negara wajib untuk

    melindunginya. Seorang saksi adalah seorang warga negara yang karena keadaan terpaksa

    harus berurusan dalam perkara pidana di pengadilan, guna membantu penegakan keadilan.

    Menurut Pasal 1 butir 26 KUHAP :

    Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan

    penyidikan , penuntutan, dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia

    dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri.

    Selanjutnya Pasal 1 butir 27 KUHAP mengatur sebagai berikut:

    Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang

    berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia

    dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan

    pengetahuannya itu.

    Pengertian saksi menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2006 Pasal 1 ayat (1) yaitu :

    Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan

    penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan

    tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri,

    dan/atau ia alami sendiri

    Pada umumnya alat bukti keterangan saksi merupakan alat bukti yang paling utama

    dalam perkara pidana. Boleh dikatakan, tidak ada suatu perkara pidana yang lepas dari

    pembuktian alat bukti keterangan saksi. Hampir semua pembuktian perkara pidana, selalu

    didasarkan kepada pemeriksaan keterangan saksi sekurang-kurangnya di samping

    pembuktian dengan alat bukti yang lain, masih tetap selalu diperlukan pembuktian dengan

    alat bukti keterangan saksi.

    Saksi yang diajukan dalam sidang pengadilan ada empat jenis yaitu saksi yang

    diajukan oleh tersangka atau seorang terdakwa, yang diharapkan dapat memberikan

    keterangan yang menguntungkan bagi dirinya itu di dalam bahasa Perancis juga disebut Saksi

    A De Charge dan saksi yang diajukan oleh penuntut umum disebut Saksi A Charge yaitu

    Saksi yang keterangannya memberatkan terdakwa, dan saksi De Auditu yaitu saksi yang

  • 7/31/2019 Saksi Yang Meringankan Dan Saksi Korban

    2/4

    bukan menyaksikan dan mengalami sendiri tapi hanya mendengar dari orang lain. Akan

    tetapi saksi de auditu ini banyak kalangan yang menolak, termasuk SM. Amin.1

    Adapula saksi yang tidak memberatkan dan tidak meringankan terdakwa. Kehadiran

    saksi ini biasanya atas permintaan hakim dan jaksa penuntut umum kepada seorang ahli

    untuk mengungkap kebenaran sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing. Saksi ini tidak

    memihak kepada siapapun karena tugasnya hanya memberi keterangan sesuai dengan profesi

    yang menjadi bidang tugasnya, saksi golongan ini disebut saksi ahli.

    A. SAKSI YANG MERINGANKANPada kesempatan kali ini kita akan membahas lebih banyak terkait dengan saksi yang

    meringankan atau yang juga disebut dengan saksi A De Charge. Menurut Pasal 116 ayat (3)

    KUHAP :

    Dalam pemeriksaan Kepada tersangka ditanyakan apakah tersangka

    menghendaki saksi yang meringankan atau disebut dengan saksi A De Charge dan

    bilamana ada maka hal itu dicatat dalam berita acara.

    Menurut pasal (Pasal 65 KUHAP);

    Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi

    atau seseorang yang memiliki keahlian khusus guna memberikan keterangan

    yang menguntungkan bagi dirinya

    Yang dimaksud dengan tersangka adalah seorang yang karena perbuatannya atau

    keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana. Dalam

    pasal tersebut tersangka berhak mengusulkan saksi. Hal ini dilakukan dengan alasan karena

    tersangka berhak melakukan pembelaan pada dakwaan yang dituduhkan kepadanya dengan

    mengajukan seorang saksi, dan karena pada umumnya para saksi itu memberatkan tersangka. Dan

    bilamana ada saksi A De Charge ini, maka penyidik harus memeriksanya dicatat dalam beritaacara dengan memanggil dan memeriksa saksi tersebut.

    Permintaan mendatangkan saksi yang menguntungkan itu, menurut M. Yahya

    Harahap, haruslah dilakukan dengan pertimbangan yang wajar, bukan dengan maksud untuk

    memperlambat jalannya pemeriksaan, atau dilakukan dengan iktikad buruk untuk

    mempermainmainkan pemeriksaan.2

    Oleh karena itu, para penyidik harus benar-benar

    1

    Andi Hamzah,Hukum Acara Pidana Indonesia, 2008, hal 2652Yahya Harahap: Pembahasan Permasalahan danPenerapan KUHAP, Jakarta: Sinar Grafika, Edisi Kedua,

    2001, hal. 138).

  • 7/31/2019 Saksi Yang Meringankan Dan Saksi Korban

    3/4

    selektif untuk memilih untuk memeriksa saksi-saksi yang berbobot sesuai dengan patokan

    landasan hukum yang ditentukan, yang dianggap memenuhi syarat keterangan saksi yang

    yustisial.3

    B. SAKSI KORBAN/ SAKSI YANG MEMBERATKANMenurut sifat dan eksistensinya keterangan saksi a charge adalah keterangan seorang

    saksi dengan memberatkan terdakwa dan terdapat dalam berkas perkara serta lazim diajukan

    oleh jaksa/penuntut umum.

    Diatur dalam pasal 160 ayat (1) KUHAP :

    a. Saksi dipanggil ke dalam ruang sidang seorang demi seorang menurut urutan yangdipandang sebaik-baiknya oleh hakim ketua sidang setelah mendengar pendapat

    penuntut umum, terdakwa atau penasihat hukum;

    b. Yang pertama-tama didengar keterangannya adalah korban yang menjadi saksi;c. Dalam hal ada saksi baik yang menguntungkan maupun yang memberatkan terdakwa

    yang tercantum dalam surat pelimpahan perkara dan atau yang diminta oleh terdakwa

    atau penasihat hukum atau penuntut umum selam berIangsungnya sidang atau

    sebelum dijatuhkannya putusn, hakim ketua sidang wajib mendengar keterangan saksi

    tersebut.

    Saksi A Charge/ saksi yang memberatkan dalam hal ini termasuk saksi korbanmerupakan salah satu alat bukti yang utama di dalam pembuktian peradilan pidana. Dalam

    proses pemeriksaan perkara tindak pidana alat bukti yang pertama kali di periksa adalah saksi

    A Charge. Mengingat peranan dan Fungsinya yang sangat penting maka pemerintah

    menjamin hak dan kewajiban seorang saksi A Charge dan memberikan perlindungan yang

    sebagaimana telah di atur di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.13 Tahun 2006

    tentang Perlindungan Saksi dan Korban.

    Dalam hal saksi yang menguntungkan maupun yang memberatkan terdakwa yang

    tercantum dalam surat pelimpahan perkara dan atau yang diminta oleh terdakwa atau

    penasihat hukum atau penuntut umum selama berlangsungnya sidang atau sebelum

    diajtuhkannya putusan, hakim ketua sidang wajib mendengar keterangan saksi tersebut.4

    3

    Ibid, hal 1464Lilik Mulyadi, 2007.Hukum Acara Pidana: Normatif, Teoritis, Praktik, dan Permasalahannya. Bandung:

    Alumni. Hal 83

  • 7/31/2019 Saksi Yang Meringankan Dan Saksi Korban

    4/4

    Syarat yang harus dipenuhi agar keterangan saksiA Charge dapat dikatakan sah adalah :

    1. Syarat formil :

    a. Seorang saksi harus mengucapkan sumpah dan janji baik sebelum maupun setelahmemberikan keterangan (Pasal 160 ayat (3) dan (4) KUHAP)

    b. Seorang saksi telah mencapai usia dewasa yang telah mencapai usia 15 tahun ataulebih atau sedah menikah. Sedangakan orang yang belum mencapai usia 15 tahun atau

    belum menikah dapat memberikan keterangan tanpa disumpah dan di anggap sebagai

    keterangan biasa (pasal 171 butir a KUHAP).

    2. Syarat materil

    a.

    Melihat, mendengar, atau mengalami sendiri suatu peristiwa pidana (pasal 1 butir 26atau 27 KUHAP).

    b. Seorang saksi harus dapat menyebutkan alasan dari kesaksiannya itu (pasal 1 butir 27KUHAP).

    c. Keterangan seorang saksi saja tidak cukup untuk membuktikan kesalahan terdakwa/asas ini terkenal dengan sebutan unustestis nullus tertis (pasal 185 ayat (2) KUHAP)

    5

    5Andi Hamzah. 1990. Pengantar Hukum Acara Pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hlm.162.