safety, health and environment, innovative...

52
Kelestarian Lingkungan Hidup Inovasi untuk Melewati Kesempurnaan Pengembangan Pemberdayaan safety, health and environment, innovative, professionalism, integrity & dignity www. badaklng.co.id Majalah Badak LNG Edisi 26, Sep - Okt 2016

Upload: hoanglien

Post on 27-Mar-2019

258 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Kelestarian Lingkungan Hidup

Inovasi untuk Melewati Kesempurnaan

Pengembangan Pemberdayaan

s a f e t y , h e a l t h a n d e n v i r o n m e n t , i n n o v a t i v e , p r o f e s s i o n a l i s m , i n t e g r i t y & d i g n i t y

www.badaklng.co.id

Majalah Badak LNGEdisi 26, Sep - Okt 2016

Page 2: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

PENANGGUNG JAWAB Corporate Secretary - Corporate Communication Senior Manager

PEMIMPIN REDAKSI Hermansyah

TIM REDAKSI Busori Sunaryo, Reta Yudistyana, Okky Indra Putra, Kiki Widiyanto, Hendra Purnama

FOTOGRAFER Ahmad Sanusi, Abdul Azis M.

PENERBIT Corporate Communication Department

ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak LNGJl. Raya Kutai, Bontang, Kalimantan Timur Telp: (0548) 55-1433/1532, Faks: (0548) 55-2409, E-mail: [email protected]

IZIN CETAK Nomor 1834/DITJEN PPG/1993 Tanggal 29 Mei 1993

SUSUNAN REDAKSI

Redaksi menerima kiriman naskah dan foto unik, baik dari kala ngan Badak LNG maupun masyarakat umum. Sertakan pula foto profil (ukuran postcard atau pas foto) sebagai pelengkap tulisan. Tulisan dikirim melalui email [email protected]. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan menarik dari Redaksi.

Maju BersaMa MasyarakatSudah lebih dari empat dekade kilang Badak LNG telah beroperasi. Selama itu pula Badak LNG memberi kontribusi untuk kemajuan negeri ini.

Kontribusi nyata dari beroperasinya kilang LNG di timur Kalimantan ini adalah devisa negara. Kontribusi lain yang lahir yakni perkembangan dan pertumbuhan sosial masyarakat. Kontribusi ini dibangun melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Community Development.

Pada dekade awal beroperasinya perusahaan ini, kontribusi dilakukan pada pembangunan infrastruktur dan bantuan yang bersifat charity. Setelah sarana prasarana untuk pembangunan kota tersedia, kontribusi dilakukan pada ranah capacity building dan empowerment.

Dekade bertambah, maka bentuk kontribusi pun berubah. Kini Badak LNG tak hanya mengembangkan program-program CSR melainkan mengembangkan juga program-program Creating Shared Value (CSV). CSV merupakan buah dari CSR. Jika pada CSR sosial masyarakat tidak masuk dalam bisnis model perusahaan, maka tidak demikian pada CSV. Dengan CSV masyarakat menjadi bagian dari rantai aktivitas perusahaan.

Harapan dan upaya untuk maju bersama masyarakat pun menjadi semakin nyata.

Salam Perubahan,Hermansyah

sOrOtaNPengembangan Pemberdayaan 4

Csr COrNerPerempuan Berdaya 28

sHeQ COrNerKelestarian Lingkungan Hidup 47BINGkaIBadak LNG Gelar Shalat Idul Adha 1437 H

49Dari QIP Menjadi PROPER 8 Kolaborasi Satu

Kampung 29

Dari Minyak Kelapa Hingga Bebas Buta Huruf

34

Produk Unggulan Raih Penghargaan 38

Badak LNG Adakan Konvensi CIP ke XXI 50GCG untuk BOD 51

Optimalkan Potensi Laut 42Multi partnership Budidaya Kerapu 43

Berhasil Mengolah Limbah,Nienik Olah 300 Kg Ikan per Bulan

30Inovasi untuk Melewati Kesempurnaan

16

Transformasi CSR menjadi CSV 20Bontang Kuala Ecotourism 22

DaFtar IsI

SINERGY Sep-Okt 2016

2 ULUK SALAM

Page 3: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Empat puluh tahun perjalanan Badak LNG tidak lepas dari peran masyarakat di sekitar kilang, yakni masyarakat Kota Bontang. Sejak dibangunnya kilang LNG (1974) hingga sekarang, berbagai upaya pemberdayaan masyarakat telah

dilakukan dengan cara mengembangkan kegiatan yang melibatkan peran masyarakat dan perusahaan yang saling menguntungkan. Hal ini tercermin dengan kokohnya fondasi program CSR (Corporate Social Responsibility) yang berbasis pada inisiatif bersama yang melahirkan prestasi perusahaan dan pemerintah serta masyarakat Kota Bontang dalam ajang penghargaan nasional sekelas PROPER. Sudah beberapa kali Badak LNG dan juga Pemerintah Kota Bontang mendapatkan predikat terbaik dan meraih berbagai penghargaan dalam pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

Di dalam perusahaan sendiri, Badak LNG terus berinisiatif melahirkan sistem kerja yang lebih efisien dan efektif dengan tetap bersandarkan pada standar kerja yang tinggi (safe and reliable). Beberapa inovasi pekerja yang terus tumbuh berhasil menciptakan transformasi dari “agent of development” menjadi

“strategic partner” dengan ikut serta menjadi bagian masyarakat dalam melakukan perbaikan lingkungan.

Dengan bangga dan haru, Badak LNG mendapatkan Penghargaan Energi Pratama dari Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (KESDM) di hari ulang tahun KESDM yang ke 71, 4 Oktober 2016. Penghargaan ini diberikan kepada Badak LNG karena telah melakukan berbagai inovasi teknologi

dan menerapkan berbagai program kepedulian lingkungan. Badak LNG masuk dalam kategori perusahaan yang inovatif dalam bidang teknologi sektor energi dan sumber daya mineral di antara empat perusahaan yang menerima penghargaan dari puluhan perusahaan yang dinominasikan seluruh Indonesia.

Berbagai inovasi yang telah dilakukan oleh Badak LNG telah mendapatkan hak paten dan penghargaan dari pemerintah. Inovasi bukan hanya sebagai inisiatif pekerja dalam setiap kegiatan, akan tetapi sudah dijadikan budaya yang ditumbuh-kembangkan menjadi bagian budaya kerja perusahaan. Melalui kegiatan Quality Improvement Program (QIP), yang sekarang dikenal sebagai Continuous Improvement Program (CIP), perusahaan menerapkan budaya inovasi yang menjadi faktor utama bagi Badak LNG dalam meraih dan mempertahankan PROPER Emas dari Kementeriaan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Selain artikel yang berkaitan dengan upaya Badak LNG mengembangkan budaya inovasi dan melakukan pemberdayaan masyarakat, dalam SINERGY edisi 26 ini, pembaca juga akan menemukan paparan yang menarik tentang bagaimana program CSR Badak LNG bertransformasi menjadi program CSV (Creating Shared Value) yang menuntut kerja yang lebih keras dalam menciptakan nilai-nilai tambah dalam setiap kegiatan yang dapat dibagi dengan masyarakat dan lingkungannya.

Selamat membaca!

President Director & CEOBadak LNGSalis S. Aprilian

Tumbuh Menjadi Perusahaan Terdepan dalam Inovasi

Sep-Okt 2016 SINERGY

3SALAM CEO

Page 4: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Perjalanan Badak LNG bermula dari ditemukannya cadangan gas alam dalam jumlah yang sangat besar di Lapangan Badak, Kalimantan Timur oleh Huffco Inc. di awal tahun 1972. Lokasi penemuan sumber gas tersebut berupa tempat terpencil, hal itu

dapat dipahami karena saat itu Bontang masih berupa sebuah Kecamatan. Tepatnya sejak Kesultanan Kutai dihapuskan pada tahun 1960, pemerintah Republik Indonesia membentuk Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai yang membawahi 30 kecamatan, yang salah satunya adalah Kecamatan Bontang.

Maka, dapat dibayangkan daerah kecamatan yang sunyi seperti itu tiba-tiba menjadi hiruk pikuk dengan kedatangan sekitar 7.000 pekerja dari seluruh Indonesia yang bertugas untuk membangun kilang LNG (Train A dan Train B) di sana. Pada awalnya ribuan tenaga kerja ini direkrut dengan syarat harus dikembalikan lagi jika proyek pembangunan kilang sudah selesai. Itu sebabnya banyak pegawai yang tidak membawa keluarganya dan tinggal di tempat-tempat penampungan sementara, antara lain sebuah kapal tongkang yang dijuluki “Hilton” oleh mereka.

Namun ternyata, rencana pengembalian para pekerja ini dibatalkan karena tenaga mereka ternyata kembali diperlukan untuk membangun kilang berikutnya yaitu Train C dan Train D. Akhirnya banyak pekerja itu yang kemudian memilih untuk menetap di Bontang bersama keluarganya. Hal itu menjadikan Bontang menjadi kota yang multietnis. Tidak hanya ada suku Kutai, Bugis, Mamuju, atau Bajau, tapi juga ada suku Toraja, Banjar, Palembang, Minang, Jawa, Sunda, Batak, dan lain-lain. Hal ini juga membuat Bontang terus mengalami perkembangan status, yaitu pada 1990 Kecamatan Bontang disetujui menjadi Kota Administratif, dan pada 1999 statusnya ditetapkan menjadi Kota Bontang.

Perubahan status dan perkembangan jumlah penduduk itu membuat daerah Bontang berubah menjadi kota yang hidup, dipenuhi berbagai aktivitas kemasyarakatan, dan tentu saja terjadi pula peningkatan akan sarana penunjang serta infrastruktur. Menurut mantan ketua KNPI Bontang Drs. H. Abdul Muis P., M.M, berdirinya Badak LNG memang mengubah drastis berbagai sektor kehidupan dan status sosial masyarakat Bontang. Sentra kehidupan mulai muncul seperti pertokoan, rumah makan, sekolah, puskesmas, dan lain-lain.

“Bayangkan saat itu masyarakat Bontang tidak pernah melihat adanya gedung-gedung beton, apalagi jalan beraspal. Tapi pada pertengahan tahun 1970-an hal-hal tersebut mulai tampak,” tuturnya.

Melihat perkembangan yang signifikan hal tersebut, Badak LNG sebagai perusahaan yang memproduksi gas alam cair yang

juga merupakan komoditi utama penopang perekonomian Kota Bontang, tentu merasa bertanggung jawab untuk meningkatkan sistem perekonomian dan penghidupan masyarakat di sana.

Hal ini sesuai dengan prinsip nomor 22 dari Deklarasi Earth Summit 1992 di Rio De Janeiro yang menyebutkan bahwa: Indigenous people and their communities and other local communities have a vital role in environmental management and development because of their knowledge and traditional practices. States should recognize and duly support their identity, culture and interests and enable their effective participation in the achievement of sustainable development (Penduduk asli dan komunitas mereka dan masyarakat lokal lainnya memiliki peran penting dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan karena pengetahuan dan praktik-praktik tradisional. Negara harus mengakui dan mendukung identitas mereka sebagaimana mestinya, budaya dan kepentingan dan memungkinkan partisipasi efektif mereka dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan.)

Menurut Suryartono dalam bukunya Good Mining Practice, yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan dalam usaha pertambangan adalah proses transformasi non renewable resources (sumber daya yang tidak terbarukan) menjadi renewable resources (sumber daya terbarukan), yaitu dengan melakukan peningkatan nilai tambah pertambangan dengan berbasis pada sumber daya setempat (local resource based).

Berkaitan dengan hal ini pula, ada dua peraturan yang jadi landasannya yaitu pada pasal 74 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang UUPT yang mana ayat 1-nya berbunyi: Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.

Kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini juga diulas dalam Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, di sana jelas dikatakan bahwa: Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Dari semua hal di atas, bisa disimpulkan bahwa perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam wajib menjalankan kegiatan TJSL, atau biasa kita sebut dengan kegiatan CSR (Corporate Social Responsibility).

pengembanganpemberdayaan

SINERGY Sep-Okt 2016

4 SOROTAN

Page 5: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Maka dalam praktiknya, untuk mewujudkan pengembangan sumber daya berbasis sumber daya setempat inilah, Badak LNG merancang berbagai macam program CSR bagi segenap lapisan masyarakat di area kota Bontang, yang meluas hingga ke daerah-daerah lain. Antara lain, melalui program pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, keagamaan, pemuda, olahraga, dukungan untuk orang cacat, elevasi kemiskinan, pemberdayaan masyarakat, dan berbagai macam peluang bisnis.

Konsistensi dan komitmen Badak LNG dalam memajukan sumber daya alam dan sumber daya manusia ini sudah terbukti, tidak hanya lewat peningkatan angka-angka di atas kertas, tetapi juga berupa penghargaan PROPER Emas selama 5 tahun berturut-turut sejak tahun 2011.

Bahkan hingga November 2015, Badak LNG telah meraih 128 penghargaan dari institusi nasional maupun internasional di bidang Safety, Health, Environmental, and Quality (SHEQ). Selain PROPER Emas, beberapa perhargaaan yang diterima oleh Badak LNG antara lain: International Sustainability Rating System (ISRS) 8 Level 8 dari DNV (Det Norske Veritas), The

Sword of Honor dari British Safety Council, CSR Award kategori platinum dan emas dari CSR Indonesia, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015, SMK3 Bendera Emas, dan Indonesian Coastal Award dari Menteri Kelautan dan Perikanan.

Selain itu, Badak LNG juga menjadi perusahaan minyak dan gas pertama di dunia yang berhasil mendapatkan ISRS8 level 8, karena berdasarkan hasil audit ISRS8 level 8 yang dilakukan oleh auditor dari DNV, kinerja lingkungan Badak LNG berhasil mendapatkan nilai excellence yaitu 96% untuk Environmental Risk Evaluation, 100% untuk Environmental Risk Control, dan 95% untuk Environmental Risk Monitoring.

Semua penghargaan yang diraih ini membuktikan komitmen Badak LNG dalam memperhatikan pemberdayaan masyarakat dan lingkungan sekitar, sehingga bisa mewujudkan kesejahteraan dan perkembangan positif, tidak hanya bagi pekerja Badak LNG, tetapi juga bagi masyarakat sekitar.

1952Pedesaan

1959Kecamatan kecil

1974Badak LNG didirikan

1990Kota Administratif

1999Kota Bontang

2010 - saat iniStakeholder’s Strategic

Partnership

Sejarah Pembangunan

KOTA BONTANG

Sep-Okt 2016 SINERGY

5SOROTAN

Page 6: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Badak LNG journey began with the discovery of a large amount of natural gas reserve in Badak field, East Kalimantan by Huffco Inc. early in 1972. The location of the field is in a remote area in Bontang, which was still a district. Since the Kutai Sultanate

was abolished in 1960, the Indonesian Government formed Kutai Regency that consists of 30 districts, one of which is Bontang district.

So, it was a distinct shift when a quiet environment suddenly became crowded with 7,000 workers from all over Indonesia who were assigned to build gas refinery (Train A and Train B) there. At the early stage these thousands of workers were recruited with a condition that they had to return returned once the project was done. That was the reason many workers were not taking their family with them and stayed at a temporary shelter, one of which was a barge boat called “Hilton” by the workers.

However the plan to return these workers were cancelled because they were needed to build the next Trains namely Train C and Train D. These resulted in many of the workers chose to stay in Bontang with their families. This event made Bontang a city multi ethnicity. In addition to Kutai, Bugis, Mamuju, or Bajau ethnicity, now there are also Toraja, Banjar, Palembang, Minang, Java, Sunda, Batak, and other ethnicity. This made Bontang to keep on developing its status, in 1990 Bontang district was established into Administrative City, and in 1999 its status was established as Bontang City.

These status changes and population increase have made Bontang area turn into a lively city, filled with many community activities, and improvement in its infrastructure. According to former Bontang KNPI head Drs. H. Abdul Muis P., M.M, the establishment of Badak LNG caused a drastic change in many life sectors and social status of Bontang people. Many things started to grow in Bontang such as stores, restaurants, schools, and hospitals, among others.

“Imagine at that time Bontang people never even saw concrete buildings, let alone asphalt roads. But in mid 1970 those things began to appear,” he said.

Seeing the significant development, Badak LNG as a gas liquefaction company, which is one of the main commodities in supporting Bontang city economy, had the responsibility of improve the economic system and livelihood of the people surrounding it.

This is inline with the principle number 22 of Earth Summit Declaration 1992 in Rio De Janeiro that declared: Indigenous

people and their communities and other local communities have a vital role in environmental management and development because of their knowledge and traditional practices. States should recognize and duly support their identity, culture and interests and enable their effective participation in the achievement of sustainable development

According to Suryartono in his book, Good Mining Practice, sustainable development in mining industry is the process of transforming non-renewable resources into renewable resources. This can be done by creating local resource based added value in mining activities.

Related to the matter, there are two regulations that acted as the base namely article 74 of act number 40 year 2007 about UUPT (Act of Limited Liability Companies), of which the first clause stated that the companies conducting it business in the area related to natural resources must conduct its environmental and social responsibility.

The Social and Environmental Responsibility Activities (SERA) is also mentioned in Government Regulation No. 47 Year 2012 about Limited Liability Company’s Social and Environmental Responsibility that clearly stated: Social and Environmental Responsibility is the company’s commitment to take part in sustainable economic growth to improve environment and life quality is that beneficial for the company, the local community, and people in general.

From these explanations, it can be concluded that company whose business is related to natural resources must conduct the SERA, or as people used to call it Corporate Social Responsibility (CSR).

On the practical side, in order to implement natural resource development based on local resources, Badak LNG has designed many CSR programs for many community groups in Bontang city area, which have also been spread out to other locations. For example, through infrastructure building, education, health, religion, youth program, sports, support for people with disability, poverty eradication, community empowerment, and many business opportunities.

Badak LNG’s consistency and commitment in improving natural and human resources has been proven, not only by the growing numbers on paper, but also by the achievement of Gold PROPER Award for five times in a row since 2011.

Until November 2015, Badak LNG had received 128 awards and recognition from national and international institutions in Safety, Health, Environmental, and Quality (SHEQ). Besides

DEVElopmEnt ofempowermenT

SINERGY Sep-Okt 2016

6 SPOTLIGHT

Page 7: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Gold PROPER, several of the awards received by Badak LNG are as follows: International Sustainability Rating System (ISRS) Level 8 from DNV (Det Norske Veritas), The Sword of Honor from British Safety Council, CSR Award platinum and gold category from CSR Indonesia, Environmental Management System ISO 14001:2004, Quality Management System ISO 9001:2015, SMK3 Gold Flag, and Indonesian Coastal Award from the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries.

Besides, Badak LNG also became the first oil and gas company in the world that successfully received ISRS 8, because

according to audit ISRS8 audit conducted by auditor from DNV, Badak LNG environmental performance had successfully gained excellent score of 96% for Environmental Risk Evaluation, 100% for Environmental Risk Control, and 95% for Environmental Risk Monitoring.

These awards serves as proof of Badak LNG commitment in developing community and its surrounding environment, in order to create welfare and positive development, not only for Badak LNG workers, but also for the local communities.

1952Village

1959Sub-district

1974Badak LNG Established

1990Administrative City

1999Bontang City

2010 - NowStakeholder’s Strategic

Partnership

Story of Bontang

CITY DEVELOPMENT

7

Sep-Okt 2016 SINERGY

SPOTLIGHT

Page 8: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Dalam Deklarasi Earth Summit 1992 Rio De Janeiro yang ditandatangani oleh lebih dari 170 negara, terdapat 27 prinsip yang sudah disepakati berkaitan dengan lingkungan, salah satunya—tepatnya pada prinsip nomor 22—menyebutkan

bahwa: Penduduk asli dan komunitas mereka dan masyarakat lokal lainnya memiliki peran penting dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan karena pengetahuan dan praktik-praktik tradisional. Negara harus mengakui dan mendukung identitas mereka sebagaimana mestinya, budaya dan kepentingan dan memungkinkan partisipasi efektif mereka dalam pencapaian pembangunan berkelanjutan.

Dalam merealisasikan program pembangunan berkelanjutan tersebut, Badak LNG membuat program yang dinamai CIP (Continuous Improvement Program). Program ini adalah kelanjutan dari program awal yang disebut QIP (Quality Improvement Program). Menurut Internal Auditor, Audit & Compliance SHEQ Sapto Benarimo, perbedaan dari kedua program ini terletak pada ruang lingkupnya.

“Alasan perubahan nama QIP menjadi CIP adalah karena yang kita improve tidak hanya quality, tetapi juga safety, environment, termasuk bisnis,” terang Sapto.

Pada awalnya QIP dilaksanakan dengan prinsip agar para pekerja diminta untuk ambil bagian dalam melakukan perbaikan-perbaikan atau inovasi pada area kerja masing-masing. Dengan konsistensi pelaksanaan QIP, maka dari sana sudah pasti akan tercipta inovasi-inovasi bagi Badak LNG. Lalu untuk menambah motivasi dan keterlibatan karyawan, program QIP yang dilaksanakan oleh Badak LNG ini tidak hanya berlangsung di lingkup lokal.

Menurut Sapto, Badak LNG rutin menyelenggarakan event (CIP) tahunan. Diawali dengan mengumpulkan makalah inovasi dari masing-masing departemen. Kemudian inovasi tersebut dilombakan secara bertingkat, dimulai dari tingkat Badak LNG hingga mengundang juri tingkat nasional. Pemenang inovasi pada level Badak LNG selanjutnya mengikuti kompetisi tingkat

nasional. Apabila di tingkat nasional memperoleh predikat juara akan diikutsertakan pada kompetisi tingkat internasional.

Salah satu contoh nyata dari kegiatan ini adalah pengiriman dua tim GKM (Gugus Kendali Mutu) Badak LNG yaitu GKM PATAS dari Maintenance Department dan GKM CHARLIE 2 dari Operations Department ke event Konvensi Internasional Quality Improvement Program (QIP) International Exposition on Team Excellence (IETEX) 2015 di Singapura pada bulan September 2015. Pada acara tersebut, kedua tim berhasil meraih penghargaan kategori 2 STAR.

Sejak tahun 2011 Badak LNG sudah rutin memberikan penghargaan kepada para inventor, atau para pekerja yang melakukan inovasi di bidang lingkungan. Efek positifnya, dari tahun ke tahun jumlah inventor itu terus meningkat. Terutama dalam aspek efisiensi energi, pengurangan emisi, pengelolaan limbah, dan konservasi air. Ide-ide yang muncul dari para pekerja Badak LNG itu disambut baik oleh perusahaan dan dimatangkan, serta diintegrasikan ke dalam sistem ISO 14001 untuk sistem Manajemen Lingkungan yang sudah diperoleh Badak LNG sejak tahun 2000.

Pematangan dan integrasi ide-ide baru tersebut terasa penting bukan hanya untuk kemajuan perusahaan, tetapi juga untuk menyesuaikan arah inovasi perusahaan dengan sebuah instrumen pengukuran kinerja lingkungan yang dibuat pemerintah, yang lebih dikenal dengan nama Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER). Program ini diciptakan untuk memberikan panduan resmi tentang bagaimana sebuah perusahaan harus mengelola lingkungannya dengan baik.

Dengan adanya PROPER, maka Badak LNG melakukan langkah-langkah integrasi program QIP dengan syarat-syarat program tersebut. Pada posisi ini, Badak LNG menjadikan pemerintah sebagai partner untuk kinerja pengelolaan lingkungan, baik dalam posisi pemerintah sebagai regulator (pembuat peraturan yang harus ditaati) atau memposisikan pemerintah sebagai rekan sejawat yang fungsinya sebagai pemberi masukan agar Badak LNG bisa lebih meningkatkan

Dari Qip menjaDi proper

SINERGY Sep-Okt 2016

8 SOROTAN

Page 9: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

performanya. Maka setelah melakukan integrasi dengan sistem PROPER fokus program QIP yang semula berkisar di bidang efisiensi energi, pengurangan emisi, pengelolaan limbah, dan konservasi air kini bertambah beberapa poin lagi, yaitu pengelolaan limbah B3 dan non B3, efisiensi air, pengurangan air limbah, keanekaragaman hayati, serta program Community Development (Comdev).

Khusus untuk program Comdev, Sapto memberi penjelasan bahwa Badak LNG menganut konsep tujuh pilar yaitu pengembangan masyarakat, konsumen, praktik kegiatan institusi yang sehat, lingkungan, ketenagakerjaan, hak asasi manusia, dan organizational governance.

“Kemudian (konsep tujuh pilar itu) di-improve menjadi empat hal yaitu charity, infrastructure, capacity building, dan community empowerement. Dari situ kita akhirnya bisa melakukan Continual Improvement terhadap pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat,” jelas Sapto.

Pada titik inilah Continuous Improvement Program mulai berjalan. Sesuai dengan teorinya, CIP bertujuan untuk menciptakan dan meningkatkan value creation, meningkatkan pertumbuhan ide perbaikan serta inovasi, dan membangun budaya perbaikan yang berkelanjutan. Melalui CIP ini, Badak LNG bisa menjalankan fungsinya tidak hanya sebagai perusahaan yang menyumbang devisa negara lewat pengelolaan gas alam, tetapi lebih jauh dari itu Badak LNG dapat pula tampil sebagai perusahaan pengelola lingkungan dan melakukan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Menurut Sapto, sejak awal CIP inilah yang memang menjadi tujuan Badak LNG, namun untuk mencapai ke arah sana, diperlukan konsistensi dalam melaksanakan QIP terlebih dahulu.

“Dari awal didirikan, Badak LNG sudah men-develop mengenai pemberdayaan masyarakat lewat CSR, tapi karena kondisi

alam dan manusia yang tidak mendukung, maka Badak LNG berperan sebagai agent of development sehingga program-program CSR diarahkan kepada charity dan infrastruktur.”

Konsentrasi kepada charity diperlukan supaya masyarakat bisa melanjutkan penghidupannya. Adapun konsentrasi pada infrastruktur diperlukan sebagai modal dasar pembentukan peradaban, atau pembentukan masyarakat. Misalnya, Badak LNG membangun jalan raya, maka jalan raya ini bisa menjadi kunci pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya dibangun pasar sehingga pembeli ataupun penjual akan memiliki akses yang lebih mudah. Pada akhirnya, efek yang diharapkan akan terus bergulir meluas hingga sektor penyuplai barang ke pasar tersebut juga akan makin dimudahkan, hingga hal ini bisa meningkatkan sektor perikanan atau pertanian.

Setelah ini berjalan dengan lancar, barulah ide awal Badak LNG dalam melaksanakan CIP ini bisa tercapai, karena pada titik ini Badak LNG bukan lagi berfungsi sebagai agent of development, melainkan sudah memposisikan diri sebagai strategic partner. Atau menjalin hubungan rekan sejawat dengan masyarakat untuk melakukan pengembangan di masyarakat (community development).

Setelah poin-poin Continuous Improvement Program ini dilakukan secara konsisten lalu disesuaikan dengan tolok ukur yang sudah ditentukan oleh pemerintah dalam bentuk PROPER, maka Badak LNG pada akhirnya menjelma menjadi sebuah perusahaan yang bisa berjalan baik dalam menyatukan kepentingan dari kedua sisi yaitu sisi pemerintah sebagai pembuat aturan (regulator) dan sisi masyarakat. Sementara itu, salah satu efek positif bagi Badak LNG dalam melaksanakan program ini adalah direngkuhnya penghargaan PROPER yang juga mengalami peningkatan, mulai dari PROPER Biru (2007), PROPER Hijau (2008-2010), dan pada puncaknya adalah PROPER Emas (2011 – 2015).

President Director & CEO Badak LNG Salis S Aprilian menerima PROPER Emas dari Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla.

Sep-Okt 2016 SINERGY

9SOROTAN

Page 10: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Sekilas pRopERPROPER adalah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan yang dikembangkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI) sejak tahun 1995 untuk mendorong perusahaan meningkatkan pengelolaan lingkungannya. Dari penilaian PROPER, perusahaan akan memperoleh reputasi sesuai bagaimana pengelolaan lingkungan dengan mekanisme dan kriteria:

1. pRopER Emas : adalah perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan melakukan upaya-upaya pengembangan masyarakat secara berkesinambungan.

2. pRopER Hijau : adalah perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah memiliki: keanekaragaman hayati, sistem manajemen lingkungan, 3R limbah padat, 3R limbah B3, konservasi penurunan beban pencemaran air, penurunan emisi, dan efisiensi energi.

3. pRopER Biru : adalah perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku (telah memenuhi semua aspek yang dipersyaratan oleh KLHK). Ini adalah nilai minimal yang harus dicapai oleh semua perusahaan dalam bidang: penilaian tata kelola air, penilaian kerusakan lahan, pengendalian pencemaran laut, pengelolaan limbah B3, pengendalian pencemaran udara, pengendalian pencemaran air, dan implementasi AMDAL.

4. pRopER merah : adalah perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan dalam bidang: penilaian tata kelola air, penilaian kerusakan lahan, pengendalian pencemaran laut, pengelolaan limbah B3, pengendalian pencemaran udara, pengendalian pencemaran air, dan implementasi AMDAL.

5. pRopER Hitam : adalah peringkat paling bawah dalam mengelola lingkungan, Belum melakukan upaya dalam pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan sehingga berpotensi mencemari lingkungan , dan beresiko untuk ditutup ijin usahanya oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

Kriteria ketaatan digunakan untuk pemeringkatan adalah PROPER biru, merah, dan hitam. Sedangkan kriteria penilaian aspek lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance) adalah PROPER hijau dan emas.

1. Program Bontang kuala ecotourisma. Perbaikan Infrastruktur

Sarana dan Prasarana Wisata Bontang KualaPerbaikan Bangunan Bontang Kuala lnformation CenterPengadaan Perahu WisataPengadaan Becak WisataPembangunan Photo Booth di area mangrovePembuatan Brosur Bontang Kuala EcotourismPembuatan Pamflet Bontang Kuala EcotourismPengadaan Etalase untuk Produk Mitra Binaan

b. Pelatihan dan Penguatan Kapasitas KelompokPelatihan Manajemen Keuangan KepariwisataanPelatihan Bahasa lnggris untuk anggota MASKAPEIPelatihan Tour Guide Ecotourism

c. Koordinasi Perencanaan ProgramKoordinasi Konsep Pengembangan Bontang Kuala EcoturismKoordinasi Penyediaan Home StayKoordinasi Promosi Wisata melalui media massa di Kota Bontang dan LNG TVKoordinasi Integrasi Program dengan Mitra Binaan lain

2. Program uMkM Pesisira. Perbaikan Infrastruktur

Sarana dan Prasarana Wisata Bontang KualaPembangunan Workshop Kelompok Kembang LusaiPembangunan Workshop Kelompok Saputra SnackPembangunan Workshop Kelompok Karya BersamaPembangunan Workshop Kelompok Mawar LestariPengadaan Kemasan Produk Botol Sirup MangrovePengadaan Kemasan Produk Botol VCO dan Minyak KelapaPengadaan Kemasan Produk PlastikPengadaan Kardus untuk Packing Produk

b. Pelatihan dan Penguatan Kapasitas KelompokPelatihan Kelembagaan & Pelatihan Manajemen KeuanganPelatihan Pengembangan Pemasaran Produk UMKM Pesisir

c. Koordinasi Perencanaan ProgramPemasaran Produk Mitra melalui situs www.bubuhankita.com Badak LNGPemasaran Produk melalui Tojasera Badak LNGPemasaran Produk di UMKM Center Kota Bontang

Data program Community Development Badak lnG

Berikut ini adalah program-program Community Development yang dilakukan Badak LNG terhadap masyarakat sekitarnya.

SINERGY Sep-Okt 2016

10 SOROTAN

Page 11: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

3. Budidaya Ikan kerapua. Koordinasi Perencanaan Program

Sarana dan Prasarana Wisata Bontang KualaKerjasama dengan BBPPBL Gondol Bali terkait Kerjasama Budidaya KerapuKerjasama dengan DPKKP dan BBi Bontang untuk Budidaya KerapuKoordinasi konsep Pengembangan Budidaya Kerapu oleh DPKP & BBPPBL BaliPengiriman Benih Kerapu dari BBPPBL Gondol BaliDistribusi Benih lkan Kerapu kepada Kelompok Mitra BinaanSeremonial Penyerahan Benih Kerapu

b. Pelatihan dan Penguatan Kapasitas KelompokPelatihan Kelembagaan & Pelatihan Manajemen KeuanganPelatihan Pengelolaan Usaha Kerapu oleh tim BBPPBL BaliPelatihan Pendederan lkan Kerapu oleh Tim BBPPBL BaliPendampingan/ monitoring ikan kerapu oleh tim Pembudidayaan BBPPBL Bali

Jika dilihat dari pasal 74 ayat 1 Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang UUPT dan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas, maka jelas dikatakan bahwa perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan sumber daya alam wajib menjalankan aktivitas CSR.

Terkait dengan undang-undang tersebut, ada beberapa hal yang bisa dilihat dari program-program Community Development Badak LNG:

a. Program CSR Badak LNG adalah program-program Community Development yang diarahkan untuk melahirkan kemandirian dan keberlanjutan baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan (Community Empowerment).

b. Program CSR Badak LNG bukan hanya memberikan sumbangan sosial (charity) berdasarkan permintaan melalui proposal permohonan bantuan.

c. Konsekuensi dari 2 hal di atas (a dan b) adalah semua program harus dilakukan melalui mekanisme pemetaan sosial dengan menilai Social Problem masyarakat, Stakeholders Analyst, dan Sustainable Livelihood masyarakat—mekanisme yang memastikan program tidak bersifat top down tetapi bottom up.

d. Program Comdev harus disinergikan dengan Millennium Development Goals (MDGs) dan merupakan salah satu isu penting dari ISO 26000.

Selain itu, program-program Comdev Badak LNG tidak memiliki hubungan dengan investasi perusahaan. Perhitungan investasi dilakukan oleh perusahaan bukan untuk keuntungan yang diterima oleh perusahaan melainkan keuntungan yang akan diterima oleh sasaran program atau kelompok mitra binaan. Dalam hal ini Badak LNG hanya memastikan masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dan kualitas lingkungan tetap terjaga.

Untuk menghasilkan keberlanjutan ekonomi, maka program-program lingkungan didesain dengan mempertimbangkan aspek ekonomi dan lingkungan melalui pelembagaan sosial. Mekanisme tersebut mampu meminimalisir kerugian ekonomi sehingga motivasi masyarakat sebagai subyek program Community Development yang memiliki kepentingan konservasi lingkungan akan semakin tinggi. Empat program Comdev yang didesain dengan aspek-aspek di atas adalah Budidaya Ikan Kerapu, Budidaya Mangrove, Ternak Mandiri, dan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat.

Empat program Comdev yang didesain dengan aspek-aspek di atas adalah Budidaya Ikan Kerapu, Budidaya Mangrove, Ternak Mandiri, dan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat.

Sumber : Comdev 2016

Sep-Okt 2016 SINERGY

11SOROTAN

Page 12: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

During the Earth Summit Declaration 1992 in Rio De Janeiro which was signed by more than 170 countries, there were 27 environmental principles, one of which—number 22 to be exact—said that indigenous people and their communities, and other local communities, have

a vital role in environmental management and development because of their knowledge and traditional practices. States should recognize and duly support their identity, culture and interests and enable their effective participation in the achievement of sustainable development.

In order to implement the sustainable development, Badak LNG has created a program named Continuous Improvement Program (CIP). The program follows a former program named Quality Improvement Program (QIP). According to Internal Auditor, Audit & Compliance SHEQ Sapto Benarimo, the difference of the two programs lies on its scope.

“The reason of the changed term is the improvement is not only limited to quality, but it also covers safety, environment, even business,” Sapto explained.

Early implementation of QIP was conducted by the principle of workers’ involvement in improvement and innovation within their working areas. By consistently implementing QIP, it is certain that new inventions will emerge from Badak LNG. In order to increase involvement and motivate workers, QIP program is expanded from its early local scale.

According to Sapto, Badak LNG has conducted annual CIP event. The event began with gathering innovation papers from each department. Then those innovation was competed gradually, starting from Badak LNG level until the evaluation from national jury. The winner of Badak LNG level then competed in national level competition. If the innovation won the national level competition then the innovation would be taken to international level.

One of the success stories from this program was the assignment of two Badak LNG Gugus Kendali Mutu (GKM) team namely GKM PATAS from Maintenance Department and GKM CHARLIE 2 from Operations Department to attend 2015 Quality Improvement Program (QIP) International Exposition on Team Excellence (IETEX) in Singapore in September 2015. In the event both teams were given 2 STAR category awards.

Since 2011 Badak LNG has periodically awarded inventors or workers who created innovation in environmental aspects. The positive effect of the award is that each year the number of inventors increases especially in energy efficiency, emission reduction, waste management, and water conservation. Ideas that come from Badak LNG workers are acknowledged, improved, and integrated into ISO 14001 system for environmental management, which had been implemented by Badak LNG since 2000.

Improvement and integration of those new ideas are crucial not only for the company’s improvement but also as an adjustment tool for company’s innovation direction toward government environmental management performance measurement named PROPER. This program is created as an official guideline on how company should manage their environment.

From Qip To proper

In order to comply with PROPER, Badak LNG is integrating QIP program with PROPER requirement. Taking this position, Badak LNG positioned the government as partner in environmental management performance, in the role of regulator (regulation maker to be obeyed) and as a partner that gives input to Badak LNG to increase its performance. Therefore, after integrated with PROPER QIP program shifted its focus, which formerly concerned only with toward energy efficiency and water conservation currently added with hazardous and non hazardous waste management, water efficiency, wastewater reduction, biodiversity, and community development (Comdev).

Specifically for Comdev program, Sapto explained that Badak LNG adheres the seven pillars concepts, namely: community development, customer, practicing healthy institutional activities, environment, employment, human rights, and organizational governance.

“The concept is currently improved into four aspect, namely charity, infrastructure, capacity building, and community empowerment. From there we are finally able to create Continual Improvement toward environmental management and community development,” Sapto explained.

At this point Continuous Improvement Program started to roll. According to its concept CIP is aimed to create and improve value creation, increase growth, innovation, and build continuous improvement culture. Through CIP Badak LNG is able to function not only as a state profit maker through gas processing, furthermore Badak LNG can exist as environmental friendly company and pro sustainable community development.

According to Sapto, since the beginning, having program such as CIP is what Badak LNG really wanted, however, in order to achieve that goal consistency in conducting QIP comes first.

“Since the beginning of its establishment, Badak LNG had developed concept of community development through CSR, however at that time because of the natural constraints and lack of human resources available, Badak LNG has to settle its action as agent of development so that CSR programs are focused toward charity and infrastructure building.”

Concentration toward charity is needed to aid the community in order to continue their livelihood. As for the concentration in infrastructure building is needed as a basis for civilization and cultural building. For example, Badak LNG built roads, which became the key to economic growth. Next, markets were built so that customers and sellers could meet. In the end, the expected effects are started to roll and expand toward suppliers, so that other sectors such as fisheries and agriculture also make improvement.

After the program runs smoothly, then the preliminary idea of Badak LNG in conducting CIP can be achieved. At a certain point, Badak LNG will no longer act as an agent of development, but positions itself as strategic partner. This means having mutual relationship with the community in conducting community development.

Right after the points in Continuous Improvement Program is conducted consistently and aligned with the regulation determined by the government in PROPER, then Badak LNG will eventually become a company that runs well in integrating both interests of the government as a regulator and the community. Meanwhile, Badak LNG also received a positive impact by achieving Proper, started from Blue PROPER (2007), Green PROPER (2008-2010), and ultimately successfully achieved Gold PROPER (2011 – 2015).

SINERGY Sep-Okt 2016

12 SPOTLIGHT

Page 13: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

PROPER is Company Performance Rating Program in managing its environment, which has been developed by the Ministry of Environment and Forestry (MoEF) since 1995 to encourage companies in improving their environmental management. From PROPER assessment, a company will receive its reputation according to certain criteria, namely:

1. Gold PROPER: is given to a company that has managed its environment beyond compliant and has continuously conducted community development efforts.

2. Green PROPER: is given to a company that has managed its environment beyond compliant, and has had: biodiversity, environmental management system, solid waste management, hazardous waste management, conservation, reducing water pollutant, reducing emission, and improving energy efficiency

3. Blue PROPER: is given to a company that has managed its environment as required by the rules (complying with every aspect stated by the MoE). This is the minimum requirement to achieve by every company in several aspects: water management, soil damage, sea pollution control, hazardous waste management, air pollution management, water pollution control, and environmental effect analysis and implementation.

4. Red PROPER: is given to a company that has managed its environment, however having partial result in complying with the regulation as stated in the act regarding: sea pollution control, hazardous waste management, air pollution management, water pollution control, and environmental effect analysis and implementation.

5. Black PROPER: is the lowest rank in environmental management. The company is considered to have not done environmental management effort as the regulation stated and has potential risk to pollute the environment, also prone to risk of being closed by the Ministry of Environment and Forestry.

Compliance criterion used to rank are Blue, Red, and Black PROPER. Green and Gold PROPER are used for beyond compliance.

Badak lnG Community Development program

The following are Community Development program carried out by Badak LNG toward local community.

According to Article 74 Clause 1 of Act Number 40 Year 2007 about UUPT (Act of Limited Liability Companies) and Government Regulation No. 47 Year 2012 about Community Social Responsibility in Limited Liabilities Companies, it is clear that companies with natural resources work areas must conduct CSR activities.

Related to the regulations, there are several key points to be mentioned regarding Badak LNG Community Development program.

Badak LNG CSR Program is Community Development Program directed toward self-reliance and sustainability economically, socially, and environmentally (Community Empowerment).

Badak LNG CSR Program is not aimed to give charity based on requests through proposal of aid.

1. Bontang kuala ecotourism Program

a. Infrastructure ImprovementBontang Kuala Ecotourism InfrastructureRepairing Bontang Kuala Information Center BuildingTourism Boat Procurement Tourism Pedi cab ProcurementPhoto Booth building in mangrove areaCreating Bontang Kuala Ecotourism BrochuresCreating Bontang Kuala Ecotourism Pamphlets Showcase Procurement for Trainer Partner Products

b. Group Training and Capacity BuildingTourism Financial Management Training English Training for MASKAPEI membersTour Guide Ecotourism Training

c. Program Planning CoordinationCoordinating Bontang Kuala Ecoturism Development ConceptCoordinating Home Stay ProcurementCoordinating Tourism Promotion Through Newspapers and LNG TVCoordinating Program Integration with other Trained Partner

The consequences of the these points (a and b) are every program must be conducted through social mapping mechanism by judging community Social Problem, Stakeholders Analyst, and Community Sustainable—this mechanism is to make sure the program is not top down based but bottom up one.

Comdev Programs must be integrated with MDGs and correlated with ISO 26000 issues.

Besides Badak LNG Comdev programs are unrelated to company investment. Investment calculation is not done for measuring profit but to measure program or trained partner objectives achievement. In this regard Badak LNG only steps in to make sure the community receives profit and environmental quality is sustained.

In order to achieve economic sustainability, environmental programs are designed to include economic and environmental aspect is a social institutionalization. This mechanism should be able to minimize economic losses so that people’s motivation as the subject of environmentally interest Community Development programs will rise. Four of Comdev programs that are designed that way are Grouper fish, Mangrove, self-reliance livestock, and community based waste management.

Sep-Okt 2016 SINERGY

13SPOTLIGHT

Page 14: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

2. Coastal small Business Programa. Infrastructure Improvement

Building Kembang Lusai Group WorkshopBuilding Saputra Snack Group WorkshopBuilding Karya Bersama Group WorkshopBuilding Mawar Lestari Group WorkshopMangrove Syrup Bottle Packaging Procurement VCO and coconut oil Bottle Packaging ProcurementPlastic Products Packaging ProcurementProduct Packing Cardboard Procurement

b. Group Training and Capacity BuildingOrganizational and Financial Management Training Coastal Small Business Marketing Development Training

c. Koordinasi Perencanaan ProgramPartner Product Marketing through Badak LNG’s Bubuhankita.com siteProduct Marketing through Tojasera Badak LNGProduct Marketing through Bontang City UMKM Center

3. Grouper Fish Cultivationa. Program Planning Coordination

Cooperating with BBPPBL Gondol Bali regarding Grouper Cultivation Cooperating with DPKKP and BBi Bontang for Grouper CultivationGrouper cultivation development concept coordination with DPKP & BBPPBL BaliGrouper cultivation development concept coordination with DPKP & BBPPBL BaliGrouper Fish Fry Distribution to Trained Partner GroupGrouper Fish Fry Handover Ceremony

b. Group Training and Capacity BuildingOrganizational and Financial Management TrainingGrouper Business Management with BBPPBL Bali TeamGrouper Nursery Training with BBPPBL Bali TeamGrouper fish monitoring by BPPL Bali team

Source : Comdev 2016

SINERGY Sep-Okt 2016

14 SPOTLIGHT

Page 15: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

President Director & CEO Badak LNG Salis S Aprilian menerima PROPER Emas dari Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla.

Sep-Okt 2016 SINERGY

15SPOTLIGHT

Page 16: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Sejak awal Badak LNG didirikan, perusahaan ini sudah berencana untuk memposisikan diri sebagai strategic partner lewat usaha-usaha menjalin hubungan dengan masyarakat untuk melakukan pengembangan (Community Development) dalam

bentuk pembangunan yang berkelanjutan (Continuous Improvement Program).

Dengan melaksanakan pembangunan berkelanjutan inilah, lambat laun Badak LNG dikenal sebagai sebuah perusahaan yang konsisten melakukan aktivitas Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau yang sering disebut juga sebagai CSR (Corporate Social Responsibility). Dalam hal ini, ada dua warna dari CSR Badak LNG, yaitu: pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan dan pemberdayaan masyarakat berbasis CSV.

Dalam praktiknya, pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan ini ditingkatkan kinerjanya oleh Badak LNG, ditandai dengan penghargaan PROPER yang juga mengalami peningkatan, dari PROPER Biru (2007), PROPER Hijau (2008, 2009, 2010), dan pada puncaknya adalah Badak LNG bisa meraih PROPER Emas selama lima tahun berturut-turut (2011 – 2015). Hal itu menandakan bahwa Badak LNG sudah melakukan kegiatan itu secara excellent, atau melakukan program yang inovatif dan melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat secara signifikan dan bersifat continual improvement.

Menurut Internal Auditor, Audit, & Compliance SHE-Q Sapto Benarimo, penghargaan PROPER Biru menandakan Badak LNG sudah mencapai level compliance, lalu PROPER Hijau menandakan Badak LNG sudah mencapai level beyond compliance, dan PROPER Emas menandakan Badak LNG sudah mencapai level excellent.

“Nah kita ingin mencapai apa yang lebih baik dari excellent? Itu adalah center of enviromental excellence. Jadi kita bisa menjadi pusat untuk pencapaian lingkungan yang excellent,” demikian Sapto menjelaskan.

Dalam keterangannya Sapto juga menambahkan bahwa menjadi titik pusat artinya tidak hanya bagus sendirian, tapi juga merancang program-program kegiatan yang membuat lingkungan serta masyarakat sekitar Badak LNG juga ikut mengalami peningkatan hingga ke level excellent.

Maka disinilah diperlukan inovasi dan ide-ide pengembangan yang baru, karena jika Badak LNG bertahan pada posisinya sebagai agent of development saja maka program ini tidak

akan berkembang dengan baik. Contoh: pada awalnya Badak LNG membuat program-program dengan berkonsentrasi pada charity dan infrastruktur, misalnya memberikan bantuan modal usaha, memberikan beasiswa, atau memberikan fasilitas kesehatan, itu semua bisa ditemui juga di program-program CSR perusahaan lain. Maka—meski Badak LNG tetap melakukan hal tersebut, karena itu adalah hal paling mendasar yang dibutuhkan masyarakat—Badak LNG melanjutkan ke tahapan berikutnya yaitu memposisikan diri sebagai strategic partner, yaitu memetakan masalah sebenarnya di lingkungan serta masyarakat sekitar dan bersama-sama mengajak masyarakat untuk melakukan perbaikan.

Beberapa contoh inovasi yang dilakukan oleh Badak LNG antara lain:

Sertifikasi WelderUntuk menghasilkan kinerja perusahaan yang bagus, maka perusahaan perlu ditunjang oleh skill pekerja yang bagus. Berkaitan dengan ini, pada awalnya Badak LNG kesulitan untuk menemukan pekerja yang memiliki skill yang bagus sehingga harus mendatangkan pekerja dari pula lain, bahkan dari luar negeri. Untuk menyelesaikan masalah ini, maka Badak LNG membuat program sertifikasi, salah satunya adalah sertifikasi welder (pengelasan).

Setelah program ini berjalan, ternyata memang terbukti jika diberi pelatihan maka masyarakat ini juga bisa menyerapnya dengan baik. Akhirnya mereka bisa bekerja.

“Namun, kita tidak mengikat mereka untuk bekerja di Badak LNG. Bisa bekerja di tempat lain, bahkan beberapa bekerja di luar negeri,” jelas Sapto.

lnG AcademyMasih berkaitan dengan pendidikan, Badak LNG memiliki lembaga pendidikan yang disebut LNG Academy. Tujuan dari didirikannya lembaga pendidikan ini adalah untuk mencetak generasi muda yang memiliki kompetensi di bisang LNG.

Selain mempelajari LNG, para mahasiswa akan mendapat tugas akhir untuk mendesain miniplan dari sebuah teknologi tepat guna atau alat yang bisa dioperasikan dan menjadi produk

inovasi untuk Melewati Kesempurnaan

SINERGY Sep-Okt 2016

16 SOROTAN

Page 17: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

utuh. Salah satu alat yang dihasilkan dari LNG Academy adalah “Biodiesel” yang bisa mengubah minyak goreng bekas menjadi biodiesel. Miniplan lain juga ada yang memanfaatkan sampah rumput menjadi bioetanol, atau sampah plastik menjadi bahan bakar, dan lain-lain.

Alat-alat yang mereka buat ini sangat menunjang pada implementasi program pengelolaan lingkungan.

Budidaya mangroveKetika dilakukan social mapping pada tahun 2011 oleh Universitas Mulawarman, diketahui bahwa 50% tanaman mangrove yang ada di Bontang sudah rusak. Program konservasi mangrove mempunyai tantangan yang berat, yaitu bagaimana mengubah pemahaman dan perilaku masyarakat yang sebelumnya kurang peduli terhadap kelestarian mangrove, bahkan cenderung merusaknya dengan menebang dan memakai kayunya untuk bahan bangunan. Melalui program konservasi mangrove dan pelatihan pemanfaatan buah mangrove, Badak LNG berupaya mengubah pemahaman masyarakat bahwa pemanfaatan mangrove bukan hanya dari kayunya saja seperti yang dilakukan masyarakat selama ini. Ada cara lain yang secara ekonomi bisa memberikan hasil yang lebih secara ekonomi dan lebih ramah lingkungan, yaitu melalui pemanfaatan buahnya menjadi bahan makanan seperti sirup atau dodol. Bahkan terus dikembangkan lagi hingga bisa memproduksi pewarna alami untuk kain.

Melalui produk pewarna alami ini, Badak LNG meningkatkan juga kerjasama dengan mitra binaan yang berfokus pada pembuatan batik. Ternyata setelah dicoba, batik yang menggunakan pewarna alami dari mangrove ini memiliki nilai yang lebih tinggi daripada batik yang diwarnai dengan pewarna sintetis.

pencacah plastikProgram ini bermula dari adanya tantangan di lingkungan Badak LNG untuk menurunkan jumlah sampah. Ketika itu, Perusahaan mengajak pekerja dan masyarakat yang tinggal di area pemukiman Badak LNG untuk melakukan pemilahan jenis sampah sekaligus menekan produksinya.

Dari kegiatan pengelolaan sampah ini, akhirnya terbentuk kelompok usaha pencacah plastik untuk mendaur ulang sampah plastik. Program kelompok tersebut menunjukan hasil yang nyata dengan mampu mengurangi pembuangan sampah ke TPA rata-rata sebesar 186.301 ton per tahun . Bahkan saat ini kelompok usaha tersebut tidak hanya menyerap sampah plastik dari Kota Bontang saja, tetapi juga mampu menyerap sampah plastik dari Kota Sangatta.

Dari kegiatan daur ulang, langkah berikutnya adalah menggandeng komunitas pemulung dan mengedukasinya untuk membuat bak sampah, tabungan sampah, membuat kerajinan dari sampah plastik, bahkan ikut melakukan aktivitas mencacah plastik hingga hasilnya bisa dijual ke perusahaan pengolah plastik, dan tentu saja otomatis mengurangi penggunaan bahan baku polimer minyak bumi. Dalam

pelaksanaan program ini, Badak LNG tidak hanya membelikan mesin pencacah plastik, mengajari cara menggunakanannya lalu ditinggal begitu saja. Namun para mitra binaan itu sampai diajak ke para pelaku usaha pencacah plastik di Pulau Jawa untuk belajar bagaimana bisnis mereka bisa berjalan. “Hasilnya signifikan sekali, pada saat tingkat keuntungan tertinggi itu sebulan bisa tiga kali kirim, sekali kirim bisa sampai 70 juta rupiah, dan kita juga menghindari privatisasi yang membuat keuntungan hanya mengalir ke kelompok-kelompok tertentu,” tambah Sapto.

Pada perkembangan selanjutnya, dilakukan pengembangan eco energi dengan bahan baku plastik. Inovasi ini muncul dari temuan bahwa dari plastik bisa didapatkan bahan bakar alternatif pengganti solar, bensin, dan minyak tanah. Berdasarkan penelitian seorang mahasiswa di Bengkulu, 1 kg limbah plastik bisa menghasilkan 0,8 liter BBM.

Dengan inovasi ini, plastik menjadi memiliki nilai lebih, tidak hanya untuk diolah kembali menjadi barang kerajinan atau dicacah, tetapi juga sebagai salah satu alat ketahanan energi.

Cangkang KepitingBadak LNG telah membuat inovasi dalam pengelolaan sampah cangkang kepiting yang banyak ditemui di Kota Bontang dengan mengolah bahan tersebut menjadi tepung yang bisa digunakan untuk membuat biskuit dengan kandungan kalsium yang sangat tinggi.

Inovasi tersebut secara nyata mampu memecahkan masalah cangkang kepiting di Kota Bontang, bahkan bisa menjadi kegiatan ekonomi masyarakat yang baru. Terlebih lagi, kandungan kalsium yang terkandung dalam 3 potong biskuit tersebut setara dengan kandungan kalsium dalam segelas susu sehingga sangat cocok digunakan untuk mengatasi permasalahan kekurangan kalsium yang banyak ditemukan pada anak dari keluarga kurang mampu dan manula.

Program pemanfaatan cangkang kepiting ini telah disetujui untuk mendapatkan hak paten dengan nomor substantif paten: P00201200643.

Budidaya Ikan Air tawarDalam menyelenggarakan program budidaya ikan air tawar, fokus pendampingan dilakukan pada para peternak ikan lele. Namun bila fokusnya hanya budidaya ikan lele itu adalah hal yang biasa, CSR perusahaan lain juga bisa melakukannya.

Badak LNG melangkah lebih jauh dengan melakukan metode penjernihan air sungai karena kualitas air yang bagus akan berdampak positif pada pemeliharaaan telur hingga pembibitan. Sebelum dilakukan penjernihan air sungai, untuk mendapatkan air berkualitas bagus para peternak menggunakan air PDAM yang lebih mahal. Setelah menggunakan air sungai, biaya bisa ditekan dengan hasil yang sama bagusnya. Pada saat ini, metode tersebut sedang diajukan hak patennya.

Sep-Okt 2016 SINERGY

17SOROTAN

Page 18: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Since Badak LNG was established, the company had planned to position itself as strategic partner for the local community to do Community Development in the form of Continuous Improvement Program.

By conducting Continuous Improvement Program, Badak LNG is gradually well known as a company that consistently conducts Social and Environmental Responsibility Activities (SERA), which is also called Corporate Social Responsibility (CSR). Regarding the matter, there are two shades of Badak LNG CSR, namely: environment based community development and Creating Shared Value (CSV) based on community development.

On the practical side, environment based community development is improved by Badak LNG, marked by the achievement of PROPER award which is a gradual improvement from Blue PROPER (2007), Green PROPER (2008, 2009, 2010), and at the peak is the achievement of Gold PROPER by Badak LNG for five times in a row (2011 – 2015). This is a sign that Badak LNG had conducted the activity excellently, or creating innovative program and conducting community development program significantly and continually improved.

According to Internal Auditor, Audit, & Compliance SHEQ Sapto Benarimo, Blue PROPER Award shows that Badak LNG had achieved compliance level, then Green PROPER shows that Badak LNG had achieves beyond compliance level, and Gold PROPER shows that Badak LNG had achieves excellent level.

“From here we are curious what level could possibly be better than excellent? And that is to become the center of environmental excellence. So we aim to become the central reference of how to achieve environmental excellence,” Sapto explained.

In his remarks Sapto also added that to become the center means to share success, to design programs that improve not only Badak LNG but also the environment and local community toward excellent level.

Therefore innovation and new development ideas are required. If Badak LNG stands in its current position as agent of development the program won’t be growing well. For example: in its early years Badak LNG creates programs that concentrate on charity and infrastructure development, by giving venture capital, scholarship, or health facilities, these kinds of activities can be found in other companies’ CSR program. Therefore, although Badak LNG is still doing those activities –for it is a basic necessity— Badak LNG takes the step further by positioned itself as strategic partner, who maps the existing problems faced by the local community and together with the community creates solutions.

Some of the innovations created by Badak LNG are as follows:

Welder CertificationIn order to produce excellent company performance, the company needs to be supported by skillful workers. Badak LNG used to find it difficult to recruit skillful workers, during which most of the time means inviting workers from another island, even from abroad. To solve this problem Badak LNG creates a certification program, one of which is welder certification.

After the program runs, it is proven that by giving a well-developed training local people can be skillful and able to enter employment.

“However, we are not forcing them to work at the company, they can work elsewhere. Some of them even work abroad,” Sapto explained.

lnG AcademyRelated to educational area, Badak LNG had an education institution named LNG Academy. The goal of the education institution establishment is to create competent young people in LNG area. Besides learning about LNG, the students must design a

innovaTion to Surpass Perfection

SINERGY Sep-Okt 2016

18 SPOTLIGHT

Page 19: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

miniplan of a useful technology or operable device that are a whole product as their final project. One of the devices that is created by LNG Academy is “Biodiesel” that can turn cooking oil into biodiesel. Other miniplans are utilization of grass into bioethanol, plastic waste into fuel, and many others.

These devices are supporting the environmental management program implementation.

mangrove CultivationWhen social mapping was conducted in 2011 by Universitas Mulawarman, it was discovered that 50% of mangrove plant in Bontang was damaged. The Mangrove Conservation Program faces a heavy challenge, which was changing communities understanding and behavior that used to neglect mangrove preservation, and tend to be harmful by cutting down and using mangrove as building materials.

Through mangrove conservation program and mangrove fruit utilization training, Badak LNG tries to change community’s perception that mangrove utilization is not limited to its wood as usually done. There are other ways that are profitable and environmentally friendly, which is using its fruits as food such as syrups or dodol (sweet toffee-like confection). Furthermore, with a further processing it can be used to produce natural color-dying material.

Through this natural coloring product, Badak LNG also improves its cooperation with other trained partner that focused on batik creation. It is then proven that by batik that is colored using natural coloring from mangrove will improve its value compared to those using synthetic coloring.

plastic ShredderThis program was started as a challenge faced by Badak LNG to reduce waste. At the time, the company asked workers and local communities to sort their wastes while reducing it.

From the waste management activity, a plastic shredder business group was created to recycle plastic wastes. The group’s program shows a significant result in reducing waste dumping to the landfill of 186,301 tons annually in average. Currently the group not only processes plastic from Bontang City but also receive waste processing from Sangatta City.

From the recycling activity, the next step is to cooperate with local garbage collector and educate them to create trash bin, waste deposits, make crafts from plastics, and join plastic shredding activity so that the end product can be sold to plastic processing company. These activities will reduce the utilization of oil polymer. Within this program, Badak LNG not only bought the shredding machine, teach how to use it, and leave. The trained partners were taken to other plastic

shredding business in Java Island to learn how to manage their business..

“The result was significant, during peak season each month they can ship up to three times, for every shipment they can receive up to 70 million rupiah. We also prevent privatization of the business that will give profit only to certain people,” Sapto added.

The next development of this innovation is toward eco energy that uses plastic as its main material. This innovation comes from the finding that from plastic alternative fuel for diesel, kerosene, and gas can be produced. According to a student’s research in Bengkulu, 1 kg of plastic waste can produce 0.8 liter of fuel.

By using this innovation, plastics will have a higher value, not only to be recycled into crafts or to be shredded, but also to become energy security tools.

Crab ShellsBadak LNG had an innovation in processing crab shells waste that can be found all over Bontang City. The crab shell can be processed into powder that can be used as a base for making biscuits with high calcium content.

This innovation definitely can solve crab shell waste problem in Bontang City. Furthermore it can be new economic activity for the community. The calcium in 3 pieces of crab shell biscuits equals to calcium in a glass of milk, this makes the biscuit suitable to solve calcium deficiency problems that are faced by many children in less fortunate families.

The crab shell utilization program is patented by substantive PATENT number of P00201200643.

Fresh water fish cultivation In conducting fresh water fish cultivation, the focus of the accompaniment is toward catfish farmers. However if the focus is only on catfish it is all too common, other company’s CSR can do the same.

Badak LNG steps further by implementing river water purification method, for high quality water will have positive impact for breeding and nursery. Prior to purification, farmers usually use water from Local Water Supply Company that is more expensive. After they can use river water, the cost can be reduced with the same result. Currently the method’s status is patent pending.

Sep-Okt 2016 SINERGY

19SPOTLIGHT

Page 20: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) bukan lagi hal asing di kalangan para pelaku bisnis, terutama yang bergerak di sektor industri. CSR merupakan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan memiliki

nilai strategis serta dipandang sebagai keunggulan kompetitif perusahaan. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh kegiatan di bidang itu adalah perusahaan dapat membangun kepercayaan masyarakat sekitar.

Berdasarkan ISO 26000 mengenai Social Responsibility, CSR seyogyanya dijalankan menggunakan pendekatan holistik sesuai 7 core subject-nya yaitu pengembangan masyarakat, konsumen, praktik kegiatan institusi yang sehat, lingkungan, ketenagakerjaan, hak asasi manusia, dan organizational governance. Pendekatan tersebut dapat diterjemahkan ke dalam beberapa bentuk program. Bapak marketing modern Philip Kotler dalam bukunya Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good for Your Company menerjemahkannya ke dalam enam bentuk program yaitu cause promotions, cause related marketing, corporate social marketing, corporate philanthrophy, corporate volunteering, dan social responsible business.

Dalam cause promotions, perusahaan berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai suatu isu. Isu tersebut tidak harus berkaitan dengan lini bisnis perusahaan, tetapi harus cukup bisa membuat masyarakat tertarik. Lalu cause related marketing mengajak masyarakat untuk membeli atau menggunakan produknya baik berbentuk barang atau jasa. Keuntungan dari aktivitas ini akan didonasikan untuk mengatasi atau mencegah masalah tertentu yang terjadi di sekitar mereka.

Dalam cause promotions perusahaan berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai suatu isu. Isu tersebut tidak harus berkaitan dengan lini bisnis perusahaan. Cause related marketing mengajak masyarakat untuk membeli atau menggunakan produknya baik barang atau jasa. Keuntungan dari aktivitas ini didonasikan untuk mengatasi atau mencegah masalah tertentu.

Berikutnya, perusahaan yang ingin mengubah perilaku masyarakat dalam isu tertentu menerapkkan corporate social marketing. Pada aktivitas CSR ini perusahaan mengembangkan dan melaksanakan kampanye untuk mengubah perilaku masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan keselamatan publik, menjaga kelestarian lingkungan hidup serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berikutnya ada kegiatan corporate philantrophy yang merupakan bentuk kegiatan CSR tertua. Pada aktivitas CSR ini perusahaan memberikan kontribusi atau sumbangan secara langsung dalam bentuk dana, jasa, atau alat kepada pihak yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kegiatan ini biasanya juga seiring dengan konsep corporate volunteering, yaitu perusahaan mendukung dan mendorong para karyawan, rekanan, atau para pemegang saham agar menyisihkan waktu mereka secara sukarela guna membantu organisasi-organisasi masyarakat lokal maupun masyarakat yang menjadi sasaran program. Lalu yang terakhir, jika perusahaan ingin mengubah salah satu atau keseluruhan sistem kerjanya agar bisa mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat, maka perusahaan itu harus menerapkan socially responsible business.

Pada tahun 2011, pakar manajemen dan bisnis dari Harvard Business School, Prof. Michael Porter dan konsultan Mark

TransFormasi Csr menjaDi Csv

SINERGY Sep-Okt 2016

20 SOROTAN

Page 21: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Kramer mengenalkan konsep baru tanggung jawab sosial perusahaan. Konsep ini dinamai Creating Shared Value (CSV). Perbedaan antara kedua konsep ini adalah, jika program CSR adalah sebentuk upaya agar masyarakat mendukung aktivitas perusahaan, maka CSV berupaya agar masyarakat terlibat dalam aktivitas perusahaan dan menjadi bagian dari mata rantai aktivitas perusahaan.

Dalam penerapannya, CSV menganjurkan perusahaan untuk memerhatikan tiga hal, yaitu: redefinisi pasar dan produk, redefinisi produktivitas value chain, serta membangun klaster industri pendukung. Ketiga hal ini harus berjalan sebagai satu kesatuan yang harus dikerjakan perusahaan untuk menciptakan shared value.

transformasi Badak lnGSejak tahun 2011 Badak LNG melakukan transformasi dari CSR ke CSV, meski penerapan CSR tidak ditinggalkan seutuhnya. CSR tetap dijalankan sebab potensi masyarakat yang dapat diberdayakan oleh perusahaan tidak semuanya berkaitan dengan business model perusahaan.

Perintisan program CSV dimulai dari pengembangan kelompok Ternak Mandiri. Sebanyak 40 warga diberikan bantuan untuk menjalankan peternakan sapi dan kambing. Bantuan ini diberikan kepada peternak dari Desa Suka Rahmat dan Desa Lok Tuan. Dua desa ini memang memiliki karakteristik geografis yang cocok untuk peternakan. Namun, kesejahteraan peternak di dua desa ini masih jauh panggang dari api.

Menyadari potensi kedua desa ini untuk menjadi sentra peternakan Badak LNG memberikan perhatian dengan menggulirkan program ternak mandiri yang difasilitasi oleh BMT Mitra Amanah. Sebagai langkah awal, pada tahun 2008, Badak LNG memberikan bantuan berupa sapi bakalan. Dalam program ini, BMT Mitra Amanah menyediakan dan membagikan sapi bakalan kepada peternak mitra binaan untuk digemukkan dalam waktu enam sampai delapan bulan.

Sapi-sapi yang telah digemukkan kemudian akan dijual salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pekerja Badak LNG yang akan berkurban dan melakukan akikah. Dari hasil penjualan ini peternak akan menikmati 70% dari hasil keuntungan

penjualan ini. Sedangkan BMT Mitra Amanah sebagai pemodal mendapatkan 30% sisanya.

Selain itu, program CSV lainnya yang memberi pengaruh signifikan pada perusahaan yakni LNG Academy. Keberadaan LNG Academy yang setara pendidikan diploma tiga ini mampu menjawab kebutuhan Badak LNG akan SDM ahli di bidang pengolahan gas.

Mahasiswa LNG Academy mendapatkan pendidikan mengenai pengolahan gas selama 3 tahun. Pengajarnya berasal dari pekerja Badak LNG dan dosen Politeknik Negeri Jakarta (PNJ). Selama dua bulan mahasiswa LNG Academy akan belajar di kampus PNJ. Setahun kemudian mereka praktik lapangan di plant site Bontang.

Selama menjalani pendidikan, mahasiswa tidak ditarik bayaran. Biaya pendidikan seutuhnya ditanggung Badak LNG sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Dengan adanya program ini, lahir para tenaga ahli bidang LNG.

Masih di bidang pendidikan, CSV Badak LNG juga mengadakan sertifikasi welder untuk para welder di Kota Bontang. Para welder diberikan pelatihan untuk mendapatkan sertifikasi. Setelah mengikuti sertifikasi, keahlian mereka meningkat. Mereka menjadi tenaga ahli di bidang welder. Meski para welder ini tidak terikat dengan Badak LNG, mereka dapat mengikuti rekrutmen pekerja yang dilakukan Badak LNG. Sebagian di antara para tenaga ahli welder ini menjadi tenaga ahli di luar negeri.

Mitra binaan Badak LNG yang mampu bertransformasi dari CSR menjadi CSV adalah Koperasi Cipta Busana (Kocibu). Pada mulanya Kocibu adalah mitra binaan yang menerima bantuan dari Badak LNG. Seiring berjalannya waktu, Kocibu mampu mandiri dan menjadi mitra kerja Badak LNG. Kocibu kini bekerja sama dengan Badak LNG dalam pengadaan seragam pekerja dan mahasiswa COOP (Cooperative Education Program).

Implementasi lain dari CSV yang dilakukan Badak LNG yakni memberikan pelatihan komputer kepada pemuda Kota Bontang. Pasca mengikuti pelatihan ini, mereka membuka usaha percetakan dan penyediaan alat tulis. Badak LNG pun melakukan Pembelian Nilai Kecil (PNK) untuk alat tulis dan pencetakan media publikasi kepada mereka.

fIlAntRopIDonasi untuk kegiatan sosial

Bersifat sukarela

CoRpoRAtE SoCIAl RESponSIBIlIty (CSR)Memenuhi standar komunitas

Good Corporate Citizenship

Keberlanjutan

Good Corporate Citizenship

Keberlanjutan

CREAtInG SHARED VAluE (CSV)Menggunakan model bisnis untuk

mengatasi masalah sosial

Peran Perusahaan di Masyarakat

Evolusi Pendekatan

$

Sep-Okt 2016 SINERGY

21SOROTAN

Page 22: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Kata-kata ecotourism memang belum terlalu akrab di telinga sebagian besar dari kita. Bila diartikan, ecotourism

atau ekowisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata berwawasan lingkungan yang mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Sementara menurut The International Ecotourism Society (TIES): “Ecotourism adalah kegiatan wisata alam yang bertanggung jawab dengan menjaga keaslian dan kelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat”.

Dalam praktiknya , ecotourism me-n itik berat kan pada tiga hal, yaitu: keberlangsungan alam, membe-rikan manfaat secara ekonomi, dan program tersebut dapat diterima d alam kehidupan sosial masyarakat.

Ecotourism sedang menjadi tren baru di saat sekarang ini, karena dibanding dengan program-program pariwisata konvensional, ecotourism dapat langsung memberi akses kepada wisatawan untuk melihat, mengetahui, serta menikmati budaya masyarakat lokal. Selain itu, ecotourism juga terbukti berperan penting dalam mendorong terjadinya kenaikan pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, dan mendorong perekonomian yang lebih baik.

Bontang Kuala EcoTourism

SINERGY Sep-Okt 2016

22 CSR CORNER

Page 23: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Di Bontang, program ecotourism ini juga dilaksanakan dengan baik, daerah yang disasar untuk dijadikan program ecotourism adalah daerah Bontang Kuala. Daerah yang dulu disebut Kampung Bontang ini adalah permukiman penduduk awal di Bontang yang dibangun di tepi pantai atau tepatnya di atas laut. Bontang Kuala awalnya didiami Suku Bajau yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

Melihat kondisi tersebut, wilayah Bontang Kuala jelas memiliki potensi yang bisa dikembangkan sebagai objek wisata dengan konsep Marine Ecotourism. Dalam program ini, akan dilakukan aktivitas yang menitikberatkan pada pelestarian lingkungan seperti penanaman mangrove, penanaman bioreeftech dan reefcage untuk setiap wisatawan. Salah satu upaya yang dilakukan Badak LNG dalam mewujudkan program Bontang Kuala Ecotourism adalah bekerja sama dengan Kelompok Masyarakat Kreatif Pesisir (MASKAPEI) dalam membangun Bontang Kuala Information Center (BKIC) yang berfungsi sebagai pusat informasi wisata di Bontang Kuala. Adapun paket wisata yang ditawarkan dalam program ini antara lain:

1. Wisata mangrove Sungai BelandaSungai Belanda merupakan salah satu sungai di Bontang Kuala yang memiliki keindahan alam, selain karena airnya yang jernih, di sungai ini juga terdapat pohon mangrove yang sudah berusia lebih dari 30 tahun. Sungai Belanda memiliki nilai historis bagi masyarakat Bontang Kuala karena saat zaman penjajahan Belanda sungai ini dijadikan tempat persembunyiaan masyarakat untuk menghindar dari ancaman Belanda.

2. Wisata Karang SegajahAda satu pulau unik di Bontang yang hanya muncul jika air laut surut dan menghilang saat air laut pasang. Masyarakat Bontang Kuala menamai pulau tersebut dengan sebutan Karang Segajah. Nama Karang Segajah diambil karena dahulu pulau ini merupakan kumpulan pasir seperti punggung gajah. Wisata ini merupakan salah satu wisata andalan Kota Bontang yang sudah dikenal oleh wisatawan lokal.

3. Wisata perkampungan nelayan Bontang KualaSebagai tempat yang merupakan cikal bakal lahirnya Kota Bontang, perkampungan nelayan Bontang Kuala memiliki unsur-unsur sosio kultural masyarakat Bontang. Selain itu, di perkampungan ini dapat dijumpai beberapa bangunan bersejarah yaitu kantor kecamatan pertama di Kota Bontang, kantor polisi pertama di Kota Bontang, dan Lembaga Pemasyarakatan pertama di Kota Bontang. Dengan segala potensi itu, maka wajar jika perkampungan nelayan itu dijadikan salah satu objek wisata .

4. Wisata Keramba Kedo-Kedo Sunu AbadiWisata ini menonjolkan sistem budidaya ikan kerapu yang dilakukan oleh sekelompok nelayan di Bontang Kuala. Budidaya ikan kerapu dengan sistem keramba baru pertama kali dilakukan oleh nelayan di Kota Bontang Kuala. Wisata ini akan menyajikan informasi mengenai cara budidaya dan jenis-jenis ikan kerapu.

Director & COO Badak LNG Yhenda Permana berfoto bersama Walikota Bontang Neni Moerniaeni usai peresmian Ekowisata Bontang Kuala.

penerapan prinsip EcotourismBukan hanya menekankan unsur wisata, Bontang Kuala Marine Ecotourism juga dibentuk dengan memperhatikan beberapa prinsip dasar. Mengacu pada Term of Reference Program Community Development Badak LNG, beberapa prinsip yang harus dipenuhi oleh program ini antara lain: prinsip konservasi alam, prinsip konservasi budaya, prinsip partisipasi masyarakat, prinsip ekonomi, prinsip edukasi, dan prinsip wisata.

1. prinsip Konservasi Alam (nature Conservation)Kawasan Wisata Bontang Kuala Marine Ecotourism memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen terhadap pelestarian alam seperti meningkatkan kesadaran dan apresiasi pelaku terhadap lingkungan alam dan budaya, memanfaatkan sumber daya secara lestari dalam penyelenggaraan ecotourism, serta meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan dan bersifat ramah lingkungan. Hal ini dilakukan agar tercipta kelanjutan lingkungan secara ekologis (Ecologically Sustainable). Dalam pelaksanaannya, wisata ini menekankan prinsip terhadap konservasi alam antara lain:

● Mengintegrasikan Wisata Mangrove Sungai Belanda dengan penanaman mangrove. Setiap pengunjung, selain menikmati pohon mangrove, akan ditawarkan menanam mangrove untuk turut serta dalam melaksanakan konservasi alam.

● Mengintegrasikan Wisata Karang Segajah dengan penanaman Reefcage dan Bioreeftech. Setiap pengunjung, selain menikmati wisata snorkeling juga akan ditawarkan untuk menanam reefcage atau bioreeftech untuk turut serta dalam menjaga kualitas lingkungan, terutama karang bawah laut.

● Perahu wisata yang digunakan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan seperti biodiesel dan solar dari sampah plastik.

● Mengintegrasikan Wisata Bahari Bontang Kuala dengan Program Pengumpulan Minyak Jelantah yang nantinya akan diolah menjadi biodiesel.

Sep-Okt 2016 SINERGY

23CSR CORNER

Page 24: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

2. prinsip Konservasi Budaya (Culture Conservation)Kawasan Wisata Bontang Kuala Marine Ecotourism memiliki nilai-nilai sosial budaya dan tradisi keagamaan setempat. Konservasi budaya merupakan bagian terpadu dalam proses perencanaan dan pengelolaan ekowisata yang bertumpu kepada pelestarian nilai sosial budaya masyarakat setempat. Dalam pelaksanaannya, wisata ini menekankan prinsip terhadap konservasi budaya antara lain:

● Memperkenalkan sejarah atau asal usul pemukiman Bontang Kuala

● Memperkenalkan kehidupan sosial budaya masyarakat Bontang Kuala (suku, agama, ras, nilai-nilai sosial dan budaya yang dijunjung tinggi, serta lokasi pemukiman penduduk pertama di Bontang)

● Memperkenalkan situs-situs atau bangunan Bontang Kuala yang masih ada sampai saat ini seperti bentuk bangunan pemukiman penduduk, Kantor Kecamatan pertama di Bontang, Kantor Polisi pertama di Bontang, dan Lembaga Pemasyarakatan pertama di Bontang.

3. prinsip pendidikan lingkungan (Environmentally Educative)

Kawasan Wisata Bontang Kuala Marine Ecotourism memiliki nilai-nilai edukasi untuk mengubah sikap atau perilaku seseorang menjadi memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan. Selain itu, Bontang Kuala Marine Ecotourism juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai peninggalan sejarah dan budaya, serta memberikan nilai tambah dan pengetahuan bagi para pengunjung. Dalam pelaksanaannya, wisata ini menekankan kepada pendidikan lingkungan antara lain:

● Membangun Bontang Kuala Information Center sebagai pusat informasi Bontang Kuala mulai dari pariwisata dan kehidupan masyarakat setempat.

● Penanaman mangrove di sekitar area Wisata Mangrove Sungai Belanda dan Sungai Udang yang ditujukan untuk setiap pengunjung.

● Penanaman bioreeftech atau reefcage di area Karang Segajah yang ditujukan untuk setiap pengunjung.

4. prinsip partisipasi masyarakatKawasan Wisata Bontang Marine Ecotourism menempatkan masyarakat lokal tidak hanya sebagai objek wisata tetapi juga subjek wisata. Dalam arti, masyarakat dilibatkan dalam proses pelaksanaan program mulai dari perencanaan dan pengelolaan wisata bahari Bontang Kuala. Dalam pelaksanaannya, pengelolaan wisata ini melibatkan beberapa stakeholder antara lain:

● Melibatkan pemerintah lokal dalam pelaksanaan, pengelolaan, dan pengawasan program seperti Kecamatan Bontang Utara dan Kelurahan Bontang Kuala.

● Melibatkan peran serta pemuda sebagai pelaksana dan pengelola program yang tergabung dalam kelompok MASKAPEI (Masyarakat Kreatif Pesisir). Kelompok MASKAPEI akan diberikan pelatihan “tour guide”.

● Melibatkan kelompok mitra binaan Badak LNG antara lain Kelompok Kedo-Kedo Sunu Abadi, Kelompok Tani Lestari Indah, Kelompok Bontang Lestari Peduli, Kelompok Diversifikasi Mangrove, dan Biodesel.

● Melibatkan peran serta tokoh masyarakat lokal Bontang Kuala untuk turut bersama-sama dalam menjaga keberlangsungan ekosistem Bontang Kuala.

5. prinsip Ekonomi & manfaat Bagi masyarakat lokal (Locally Benefical)

Kawasan Wisata Bontang Kuala Marine Ecotourism menekankan kepada prinsip manfaat bagi masyarakat lokal (Locally Benefical), dan yang berdampak kepada tumbuhnya pelaku-pelaku ekonomi baru di Kota Bontang, serta berkembangnya perekonomian masyarakat lokal melalui kegiatan pengembangan pariwisata di Bontang Kuala. Adapun prinsip ekonomi dan kebermanfaatan bagi masyarakat lokal yang dianut dalam program ini antara lain:

● Menjual produk-produk dari mitra binaan Badak LNG yang akan disediakan di Bontang Kuala Information Center.

● Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan usaha ekowisata untuk kesejahteraan penduduk setempat.

● Mengajak masyarakat lokal untuk turut serta dalam menjaga kelestarian fungsi lingkungan dengan cara melakukan sosialisasi pengumpulan minyak jelantah.

● Menjadikan masyarakat lokal sebagai subjek dan objek pariwisata.

Dengan pelaksanaan program ini, diharapkan bisa muncul dampak-dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar, khususnya bagi daerah Bontang Kuala, dan umumnya bagi Kota Bontang. Beberapa efek yang diharapkan antara lain:

● Dampak Lingkungan (Nature), yaitu efek-efek yang berupa kelestarian alam, kelestarian laut, kelestarian air, serta tanah. Adapun bentuk paket wisata yang dijalankan untuk meminimalisir dampak lingkungan antara lain adalah mengintegrasikan wisata mangrove Sungai Belanda dengan penanaman mangrove dan mengintegrasikan wisata Karang Segajah dengan penanaman reefcage dan bioreeftech.

● Dampak ekonomi, yaitu efek yang bisa dijadikan tolak ukur nilai ekonomi dari suatu program. Dampak ekonomi tersebut dapat berupa pendapatan anggota, omzet kelompok, aset kelompok, hingga kemandirian program. Setelah itu ada dampak sosial, yaitu kemampuan program untuk dapat melestarikan tradisi, adat istiadat, dan nilai-nilai sosial budaya masyarakat Bontang Kuala melalui kegiatan pariwisata.

● Dampak kesejahteraan (well being), dampak ini akan mengukur sejauh mana program bisa memberikan kesejahteraan kepada anggota kelompok. Indikator kesejahteraan ini dapat berupa kesejahteraan di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan.

SINERGY Sep-Okt 2016

24 CSR CORNER

Page 25: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Ecotourism is unfamiliar word for most people. The term is loosely defined as environmentally sound tourism activities that

emphasizes on nature conservation, local social cultural and economic empowerment, and educational aspects. The International Ecotourism Society (TIES) defines ecotourism as responsible travel to natural areas that conserves the environment and improves the well-being of local people.

On the practical side, ecotourism emphasizes on three aspects, namely:

nature sustainability, profit, and acceptance from the community.

Ecotourism is the latest trend nowadays. Compared to conventional tourism program, ecotourism provides direct access for tourists to see, discover, and enjoy local culture. Furthermore, ecotourism is proven to have vital role in increasing local income, creating employment, and improving economic condition. In Bontang, ecotourism program has been carried out well. One of the areas that are developed for ecotourism is

Bontang Kuala. The area that used to be called Bontang Village is the earliest settlement in Bontang, which was built by the shore expanded toward above the seas. Bontang Kuala was first settled by Bajau Tribe who lives as fisherman.

From these conditions, Bontang Kuala possesses the potential to be developed as tourist attraction with Marine Ecotourism concept. Within this program, nature conservation activities such as mangrove plantation, bioreeftech and reefcage installation for each tourist are being carried out. One of the efforts conducted by Badak LNG to

BONTANGKUALAECotoURISM

25

Sep-Okt 2016 SINERGY

CSR CORNER

Page 26: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

realize Bontang Kuala ecotourism program is cooperating with Kelompok Masyarakat Kreatif Pesisir (MASKAPEI) in building Bontang Kuala Information Center (BKIC) that has the role of tourism information center in Bontang Kuala. There are several tourism packages offered within the program, namely:

1. Belanda River mangrove tourismBelanda river is one of the rivers in Bontang Kuala that possesses natural beauty, such as its clean water and mangroves aged more than 30 years. Belanda river had its own historic value for people of Bontang Kuala. During the Dutch colonial era, the river was used as hiding place by the local people to avoid Dutch threats.

2. Karang Segajah (Elephant Reef) tourismThere is a unique island in Bontang that only appears during low tides and disappears during high tides. The people of Bontang Kuala named it the island Karang Segajah. The name is taken because in the past the island was formed as a dune that looked like elephants back. This location is one of the main tourist attractions of Bontang city, which has already been well known by local tourists.

3. Bontang Kuala fisherman Village tourismAs the origin of Bontang City, Bontang Kuala Fisherman Village reserves Bontang people socio cultural elements. Besides, within the village several historic building can be found, namely the first district office in Bontang City, the first police station in Bontang City, and the first prison in Bontang City. Having these potentials, it is expected that the fisherman village is developed as a tourist attraction.

4. Kedo-Kedo Sunu Abadi fish Cages tourismThis tourism emphasizes on grouper fish cultivation system conducted by a group of fishermen in Bontang Kuala. Grouper cultivation is unique for its cage system that is originally conducted by Bontang Kuala fishermen. This tourism will provides information regarding grouper types and their cultivation.

Ecotourism principles Implementation

Besides emphasizing its tourism aspect, Bontang Kuala Marine Ecotourism is also developed by noticing several ecotourism basic principles. Those principles refer to Badak LNG Community Development Program Term of Reference, some of the principles that need to be fulfilled by the program are nature conservation, culture conservation, environmentally educative, community participation, and locally beneficial.

1. nature Conservation principleBontang Kuala Marine Ecotourism Area has concerns, responsibility, and commitment toward natural conservation such as increasing awareness and appreciation toward natural and cultural environment, utilizing sustainable resources in conducting ecotourism, reducing negative impacts, and becoming ecologically friendly. These efforts are carried out to maintain ecologically sustainable environment. During

its realization, ecotourism emphasizes natural conservation principles, namely:

● Integrating Belanda river Mangrove Tourism with mangrove planting activities. Every visitor, besides enjoying mangrove forest, will be offered to plant mangrove and take part in nature conservation.

● Integrating Karang Segajah Tourism with reef cage and bio reef tech planting. Every visitor besides enjoying snorkeling will be offered to plant reef cage or bio reef tech and take part in maintaining environment quality, especially underwater reef.

● Tour boats fuel replacement to more environmental friendly fuels such as biodiesel and plastic-waste based diesel.

● Integrating Bontang Kuala Marine Ecotourism with waste cooking oil collection program as biodiesel material.

2. Culture Conservation principleBontang Kuala Marine Ecotourism area has strong local social, cultural, and religious values. Cultural conservation is an integrated part ecotourism planning and management process that is based on local social cultural values conservation. In the implementation, this tourism is emphasizing cultural conservation principles, namely:

● Introducing history and origin of Bontang Kuala settlement.

● Introducing social cultural live of Bontang Kuala people. (ethnic, religion, race, upheld social and cultural values, and the location of early settlement of Bontang people)

● Introducing remaining Bontang Kuala sites and buildings such as houses, first district office, first police station, and first prison in Bontang.

3. Environmentally Educative principleBontang Kuala Marine Ecotourism area has educational values to improve one’s attitude and behavior to be concerned, responsible, and committed to environmental conservation. Besides, Bontang Kuala Marine Ecotourism also aim to improve awareness and appreciation toward nature, cultural and historic values, while providing added value and knowledge for the visitors. Within its implementation, the ecotourism emphasizes environmentally educative aspects namely:

● Building Bontang Kuala Information Center that provide information ranging from tourism to locals’ daily life.

● Planting mangrove around Belanda river and Shrimp River Mangrove area to be participated by every visitor.

● Bioreeftech or reefcage planting in Karang Segajah area to be participated by every visitor.

4. Community participation principle Bontang Kuala Marine Ecotourism places the local society not only as onbject but also subject of the ecotourism. The

SINERGY Sep-Okt 2016

26 CSR CORNER

Page 27: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

commjunity is involved in program implementation processes from its early planning to daily management of Bontang Kuala Marine Ecotourism. During its realization, the management involved several stakeholders, namely:

● Involving local authorities in program execution, management, and monitoring,; for example ccordinating with North Bontang District and Bontang Kuala sub-district.

● Involving youth participation as program executor and daily managements. These youth are members of MASKAPEI (Masyarakat Kreatif Pesisir) group, which is going to be trained as tour guide.

● Involving Badak LNG trained partner for example Kedo-Kedo Sunu Abadi Group, Lestari Indah Farmer Group, Bontang Lestari Peduli Group, Mangrove Diversification Group, and Biodiesel.

● Involving Bontang Kuala local public figure to collaborate in maintaining Bontang Kuala ecosystem sustainability.

5. Economic and Locally Beneficial PrincipleBontang Kuala Marine Ecotourism Area emphasizes Locally Beneficial aspect, which affects the growth of business in Bontang City and the local community economic development through tourism development activities in Bontang Kuala. The local benefit and profit principles embraced within these programs are:

● Sells Badak LNG trained partner products that are made available at Bontang Kuala Information Center.

● Empower local community to increase their ecotourism effort for their own welfare improvement.

● Inviting locals to join hands in sustaining environmental function by socializing used cooking oil collection program.

● Put locals as subject and object of tourism.

These programs are expected to cause positive impact for the community and its surrounding, especially Bontang Kuala area, and Bontang City in general. Some of the effect that hopefully will be achieved are:

● Natural impact that is nature, sea, water, and soil conservation related effects. The tourism package conducted to reduce environmental effect is Belanda river mangrove tour and mangrove plantation integration and Karang Segajah tour and Reefcage and Bioreeftech plantation integration.

● Next impact expected is economical impact. This effect is related to any economically mesaurable effect of a program. The impact can be measured by the increase of member income, group omzet, group assets, up to program self reliance. There is also social impact that related to the ability of a program too sustain tradition, customs, and social cultural values of Bontang Kuala People through tourism.

● The last impact expected is Well Being, this impact measures how far can a program creates welfare for the group member. Well being indicators that is used can be economic, social, and environmental well being.

One corner of the exotic Belanda River filled bythe lush mangrove.

Sep-Okt 2016 SINERGY

27CSR CORNER

Page 28: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

28

SINERGY Sep-Okt 2016

CSR CORNER

perempuan

berDayaempowereD

women

Mayoritas budaya yang dianut masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia, menempatkan urusan domestik pada tanggung jawab perempuan. Perempuan ditugaskan menanggung urusan rumah

tangga, termasuk di dalamnya mengurus anak. Anak, tonggak harapan perubahan keluarga yang berimbas lebih luas pada perubahan negara.

Mengemban peran besar dalam mengurus anak, sudah selayaknya seorang ibu memiliki kapasitas memadai. Kapasitas emosional maupun intelektual. Sebagian diperoleh dari bangku-bangku pendidikan formal, sebagian lainnya di dapat dari kebijaksanaan hidup.

Bagi perempuan dari kalangan marjinal, duduk di bangku-bangku pendidikan formal acap kali bagai pungguk merindukan bulan. Kebijaksanaan hidup pun tak selalu kasat untuk dipahami. Jika sudah begitu, kehidupan akan dibiarkan mengalir apa adanya.

Badak LNG, perusahaan kelas dunia yang padat ilmu pengetahuan, tak bisa tinggal diam menemukan para perempuan ini ada di sekitarnya. Sebagai tanggung jawab sosial, Badak LNG mengembangkan program pemberdayaan perempuan. Berupaya mewujudkan asa perempuan berdaya.

Berawal dari pemberdayaan ekonomi, para perempuan ini beranjak pada pemberdayaan lain yang lebih luas. Mereka pun berdaya secara sosial dan pendidikan.

Cerita para perempuan binaan Badak LNG untuk menjadi berdaya, terangkai dalam enam kisah mereka mengembangkan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Pesisir. Dari dalam rumah-rumah bersahaja, dari tangan-tangan kasar tanda perjuangan, dan dari senyum tersipu penuh cinta, cerita ini dimulai.

Majorities of cultures in Indonesia and around the globe put domestic chores as women’s responsibility. Women are assigned to do household chores, including child rearing. These children are carrying the hope of their

families to improve their families and country.

Given a large part in child rearing, it is reasonable for a mother to possess adequate capacities. The capacities required are emotional and intellectual capacities, which part of them acquired from formal education, while the other are received from experience.

For women from less fortunate families having a high formal education is just a dream. Experience is also too intangible to be understood fully. As a result, life is just moment to pass by.

Badak LNG, a world-class company packed with knowledge, cannot stand still to see at these women. As its social responsibility, Badak LNG develops a women empowerment program aimed to bring hope for empowerment.

Starting from economic empowerment, these women step forward to larger scope of empowerment. They are striving to empower themselves socially and educationally.

The stories of Badak LNG women trained partners in striving to empower themselves, can be seen in these six stories of how they develop coastal small business. From simple houses, with their bare hands, comes a growing smile that begins a story.

Page 29: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Berprofesi sebagai guru tidak menghentikan langkah Sri Fatimah untuk mengembangkan potensi kampungnya. Sepulang mengajar di kampung seberang, Kampung Lok Tunggul, Fatimah bersama perempuan warga Kampung

Selangan berkumpul. Dengan memanfaatkan keahlian mengolah makanan, mereka bergerak bersama dalam kelompok usaha Kembang Lusai.

Mengolah makanan tak sekedar mengolah makanan. Bahannya mereka dapatkan dari alam sekitar mereka. Mereka berhasil memanfaatkan keahlian dan potensi alam untuk menjadi sumber tambahan pendapatan keluarga.

Dua tahun setelahnya yaitu pada 2012, mereka mendapat bantuan dari Badak LNG. Ada pendampingan usaha, workshop, peralatan produksi dan tempat penjemuran rumput laut. Dengan bantuan ini, produksi mereka pun meningkat.

Meningkatnya produksi tak hanya membawa perubahan pada perekonomian mereka. Pengalaman mereka pun bertambah.

“Dulu hanya bisa melihat pesawat dari bawah. Sekarang sudah bisa naik pesawat. Malah sampai Semarang,” tutur Fatimah dengan pandangan menjurus ke langit.

Sebagai salah satu upaya mengembangkan potensi kelompok, Badak LNG beberapa kali mengikutkan mitra binaannya pada bazar maupun event lainnya. Termasuk juga Kelompok Kembang Lusai, yang pernah mengikuti pamerah berskala daerah, provinsi, hingga nasional. Para anggota kelompok juga sering diikutsertakan pada pelatihan-pelatihan yang menunjang peningkatan kualitas pribadi serta usaha mereka.

Produk Kembang Lusai kini telah merambah Kalimantan Timur hingga Pulau Jawa. Adapun di Bontang, produk mereka bisa didapatkan di Bandara Badak LNG dan beberapa pusat oleh-oleh Kota Bontang.

Integrasi KolaborasiAda banyak tangan yang terlibat hingga produk Kembang Lusai siap dipasarkan. Tangan-tangan satu warga Kampung Selangan.

Sama seperti kebanyakan lelaki yang tinggal di pesisir Kota Bontang, lelaki Kampung Selangan bermata pencarian sebagai nelayan dan petani rumput laut. Bedanya, para lelaki ini tidak perlu terlalu pusing mencari pembeli hasil melaut mereka. Lantaran akan dibeli oleh para perempuan penggerak kelompok usaha Kembang Lusai.

Para perempuan lantas mengolahnya menjadi bahan makanan ataupun aneka makanan siap saji. Variasi produk

Kolaborasi saTu Kampung

yang dikembangkan sangat beragam. Sebut saja stik bandeng, amplang bandeng, manisan rumput laut, ikan teri Borneo, ikan kering bawis dan ketambak, serta terasi udang papai.

Kolaborasi seluruh warga kampung dalam mengolah hasil laut menjadi perekat hubungan mereka. Hubungan mereka seperti saudara sedarah. Bagaimana tidak, mereka telah melalui banyak hal bersama.

Dulu, saat mereka belum memiliki workshop, para perempuan ini berkumpul di rumah Ketua RT untuk memproduksi olahan makanan. Berduyun-duyun mereka datang dari rumah membawa alat masak yang mereka miliki. Berhimpit-himpitan di rumah Ketua RT menjadi kesejukan tersendiri di tengah hawa laut di siang hari yang panas. Hati mereka sejuk akan persaudaraan yang terbangun.

Kolaborasi yang terjalin antara lelaki dan perempuan Kampung Selangan membuat kampung ini selalu hidup.

tempat tinggal di Atas laut Kampung Selangan, Kelurahan Bontang Lestari memiliki salah satu ciri khas Kota Bontang. Perkampungan di atas laut. Ditopang oleh kayu, rumah-rumahnya dari kayu, jalannya pun terbuat dari kayu. Serba kayu. Kayu yang digunakan adalah kayu khas Kalimantan, kayu ulin. Kayu yang semakin lama semakin kuat.

Kampung ini dihuni 30 kepala keluarga. Sebuah sekolah dasar berdiri di pinggir perkampungan. Siswanya saat ini berjumlah 24 orang. Jika ingin melanjutkan pendidikan, mereka akan merantau ke Bontang. Bersekolah di Bontang dan tinggal bersama sanak keluarga di sana.

Potensi lain Kampung Selangan yakni potensi wisata. Warga seringkali menerima pengunjung yang berniat rekreasi. Pengunjung ketagihan dengan ikan bakar Kampung Selangan yang terkenal enak. Mereka menikmati ikan bakar sambil memandang lautan dan ditemani sepoi angin laut. Pengunjung pun dapat membeli produk-produk Kembang Lusai di workshop yang tak jauh dari gerbang utama Kampung Selangan.

Bertempat tinggal di atas laut menjadikan mereka akrab dan dekat dengan alam. Alam menyediakan kebutuhan mereka untuk bertahan hidup. Mereka mengambil secukupnya. Tidak terlalu banyak, tidak juga kekurangan. Mereka mengambil dengan cara yang bijak tanpa merusaknya karena alam telah menjadi bagian dari diri mereka. Jika alam terluka, maka mereka pun terluka. Oleh sebab itu, mereka menjaganya.

Sep-Okt 2016 SINERGY

29CSR CORNER

Page 30: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Tidak semua orang mengenal ikan bawis. Ikan berukuran 5-7 cm ini merupakan ikan khas Kota Bontang. Masyarakat di kota lain sekitar Kota Bontang pun belum tentu mengenal ikan ini. Ketidakpopuleran ikan bawis di daerah

lain membuat Nienik mengeluarkan banyak energi untuk mengenalkan ikan yang menjadi bahan dasar produknya ini. Namun, setelah semakin banyak orang yang tahu ikan ini, Nienik kebanjiran pesanan. Dalam sebulan ia bisa memproduksi 300 kg dan habis dibeli dalam sekejap. Yang terbaru, inovasi dan kerja kerasnya dianugerahi penghargaan sebagai Kelompok Berprestasi untuk kategori pengembangan produk pengolahan hasil perikanan terbaik dari Walikota Bontang yang diterima saat HUT ke-17 Bontang pada 12 Oktober lalu.

Usaha ini Nienik mulai Oktober tahun 2012. Saat itu Nienik ke pasar dan menemui banyak ikan kecil-kecil dibuang. Nienik

yang saat itu tidak tahu jenis ikan ini bertanya kepada para penjual. Ternyata ikan tersebut adalah ikan Khas Kota Bontang, ikan bawis. Ikan bawis yang berukuran lebih kecil acap kali dibuang atau menjadi pakan ikan.

Ide lantas melintas di kepala Nienik untuk membuat cemilan dari ikan itu. Dibelinya ikan bawis berukuran kecil sebanyak 2 kg. Ikan tersebut Nienik diberi bumbu dan tepung lalu digoreng. Dijadikannya keripik bawis. Hasilnya ia cobakan ke beberapa rekan.

Target awal percobaan Nienik adalah rekan kerja suaminya di tambang. Mereka menyantap produk olahan Nienik dengan nasi hangat. Menerima respon baik dari rekan-rekan yang telah mencoba, membuat Nienik berpikir untuk memproduksi lebih banyak dan menjualnya.

Permintaan keripik bawis pun meningkat. Agar usaha ini dapat berkelanjutan dan mendapat dukungan dari pihak luar,

berhasil mengolah

limbah,Nienik Olah 300 Kg

Ikan per Bulan

SINERGY Sep-Okt 2016

30 CSR CORNER

Page 31: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Nienik membuat kelompok. Bersama 9 orang rekannya, Nienik menjalankan usaha dalam kelompok Saputra Snack di bawah label produk Pak Ucil.

Inovasi ProdukKegemaran Nienik dalam melakukan percobaan membuat makanan sejalan dengan keinginannya untuk tampil beda dan memiliki ciri khas. Nienik ingin produk-produk buatannya berbeda dengan produk-produk lain yang telah dibuat Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lainnya di Kota Bontang.

“Biar mudah diingat orang dan banyak orang yang tertarik,” ujarnya.

Tak elak, produk-produk Nienik lekat dengan inovasi. Selain inovasi keripik ikan bawis aneka rasa yang tahan berbulan-bulan tanpa bahan pengawet, Nienik pun membuat inovasi keripik kulit bandeng.

Dengan bahan sederhana, Nienik berhasil mengolah ikanbawis menjadi panganan bergizi.

Keinginan mengolah kulit bandeng menjadi keripik bermula dari fakta di lapangan bahwa pedagang pempek jarang mengolah kulit ikan. Mereka hanya memakai dagingnya, sedangkan bagian tubuh lainnya dibuang. Kulit ikan yang tak terpakai ini pun menarik perhatian Nienik. Nienik pun mendatangi beberapa pengerok ikan bandeng.

Berhasil membawa pulang kulit ikan bandeng, Nienik lantas mengolahnya menjadi keripik. Keripik ini juga diberi aneka rasa. Setelah dilempar ke pasaran, ternyata respon pasar sangat memuaskan. Nienik kemudian membuat kembali keripik kulit bandeng. Meski produk ini memiliki banyak peminat, sayangnya Nienik belum bisa memproduksi banyak.

“Bahannya sulit dicari. Kadang ada, kadang tidak ada,” tutur Nienik dengan nada kecewa yang berusaha ia sembunyikan.

Produk-produk buatan Nienik yang sebelumnya tidak ada di Kota Bontang ini pun menarik minat para calon pembeli. Buat mereka yang telah merasakannya, sering kali melakukan pembelian ulang.

Untuk melayani permintaan para pembeli dan membuat pasar yang lebih besar lagi, Nienik tak hanya berjualan secara offline. Ia pun telah beranjak pada penjualan online. Dengan begitu pelanggannya dapat melakukan pemesanan di mana pun mereka berada.

Saat ini produk Nienik bisa didapatkan di toko oleh-oleh yang ada di Kota Bontang, Balikpapan, dan Sangatta. Meski telah menaruh produknya di pusat oleh-oleh, Nienik tetap aktif memperkenalkan produknya melalui bazar. Nienik juga kerap melakukan pengiriman ke Pulau Jawa dan Sulawesi.

Memenuhi Standar Kelayakan ProduksiNienik bergabung menjadi mitra binaan Badak LNG sejak awal tahun 2014. Kala itu Nienik mendapat bantuan dana sebesar Rp 5.000.000,00. Oleh Nienik, bantuan tersebut dimanfaatkan untuk membeli printer dan bahan-bahan membuat keripik bawis. Printer ini digunakan untuk membuat label stiker. Langkah ini memberikan efisiensi finansial yang cukup signifikan bagi usaha yang sedang dijalaninya.

Seiring berjalannya waktu dan jumlah produksi meningkat, Badak LNG memberikan bantuan kepada Nienik berupa perluasan tempat produksi. “Dulu tempat produksinya sempit dan semua proses masih dilakukan di lantai. Padahal standar kelayakan produksi mengharuskan produksi dilakukan di atas meja,” terangnya.

Setelah mendapat bantuan perluasan tempat produksi, tempat produksi tak lagi sempit dan dapat dilakukan di atas meja. Setelah itu, Nienik berhasil meraih sertifikat Standar Kelayakan Produksi (SKP) yang diterbitkan pemerintah pusat.

“Belum banyak UMKM di Kota Bontang yang memiliki SKP. Pengajuan dan seleksinya juga tidak mudah. Banyak parameter yang harus dipenuhi,” tuturnya sembari menyunggingkan senyum bangga.

Melihat produksi kelompok Saputra Snack yang makin meningkat, Badak LNG berinisiatif memberikan bantuan berupa rolling door, sehingga pintu show room dapat dibuka dan ditutup dengan mudah.

Badak LNG juga memberikan bantuan berupa promosi produk. Misalnya saja, produk cemilan Kelompok Karya Bersama ini dibawa oleh mahasiswa LNG Academy untuk pameran di Yogyakarta. Logo Badak LNG yang melekat pada stiker pun menaikkan daya tawar dan nilai jual produk.

Nienik berhasil membuktikan, produk unggul tidak hanya lahir dari bahan baku yang sering dipakai masyarakat. Bahan baku yang dianggap limbah pun bisa jadi menyimpan potensi unggul. Kita bisa mengetahuinya hanya jika kita mengeksplorasinya.

Sep-Okt 2016 SINERGY

31CSR CORNER

Page 32: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Not everyone knows bawis fish. This 5-7 cm fish is an endemic fish of Bontang City. People from other than Bontang are mostly unfamiliar with the fish. This fish’s unpopularity made Nienik spend a lot of energy to introduce this fish that

she used as basic ingredient for her product. However, after more people know the fish, she started to receive many orders. Each month she can produce 300 kg that sold within a moment.

This business was started on October 2012. At the time she went to the market and saw many small fish are thrown away. She was unaware of what kind of fish was being thrown and decided to ask the seller. It is revealed to her that it was a native Bontang city fish, the bawis. Smaller bawis is usually treated as waste or used as fish feed.

Nienik then had an idea to make snack out of the fish. She bought 2 kg of small sized bawis. The fish are flavored, floured, and fried, and then bawis chips were created. Nienik then tried out the result with some friends.

Early target of the experiment with bawis were Nienik’s husband’s friends in the mine. They ate the product with hot rice. Receiving good responses from them made Nienik thought of producing more and selling them.

The demand for bawis chips rocketed. To maintain the business and to acquire external support, Nienik created a group. Along with nine of her friends, she runs the business in Saputra Snack group under the product label of Pak Ucil.

suCCessFully proCess wasTes,

Nienik Processes 300 Kg Fish a Month

SINERGY Sep-Okt 2016

32 CSR CORNER

Page 33: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Product Innovation The woman who loves to be different is continually researching her food product. Nienik wanted her product to be different with other product produced by other small business in Bontang city.

“To be easily remembered and attract more customers,” she said.

As expected, her products were subject to her innovation. Besides bawis chips that have different flavors that could last for months without preservatives, Nienik also made milkfish skin chips.

Her interest in processing milkfish skin into chips begins with the fact that many pempek sellers rarely process the skin. They only use the meat, while other parts of the fish are thrown away. This unused fish skin picked her interest. Nienik then came to milkfish flayer.

After successfully getting milkfish skins, she processed it into chips. There are also many flavors to these chips. After released to the market, there is a satisfactory result. Nienik then makes another round of milkfish chips. However, although there are many customers, she is currently unable to produce more.

“The ingredients are difficult to find. The supply is unsteady,” Nienik said disappointedly.

Products that she made were previously unavailable in Bontang city, which attract buyer. For those who already tasted it, repeat order is often happened.

In order to serve the demand and expand the market share, Nienik no longer sells offline. She moves to online selling. This serves the customer access to buy from anywhere they are located.

Currently Nienik’s products can be found in gift shops around Bontang, Balikpapan, and Sangatta. Although the product is displayed in souvenir centrals, she still actively introduces her products through bazaar events. She is also often delivered to Java and Sulawesi Islands.

Fulfilling Production Feasibility Standard Nienik joined as Badak LNG trainer partner since early 2014. At the time, she received a venture capital of Rp 5.000.000,00. She used it to buy printer and bawis chips ingredients. The Printer is use to print sticker labels. This step provides a significant financial efficiency for the business.

Along with the increase of production capacity, Badak LNG supported Nienik with production area expansion. “The place

was used to be cramped and all the process are carried out on the floor. Eventhough Production feasibility required the production is carried out on tables,” she explained.

With simple ingredients, Ninik succeeded in processingbawis fish into nutritious snacks.

After the expansion, the production was carried out on tables in a wider space. Then, Nienik successfully received Production Feasibility Standard (PFS) certificate published by the state government.

“Not many small business in Bontang city that have PFS. The registration and selection is not easy. Many parameters need to be fulfilled,” she said proudly.

Seeing the increasing production of Saputra Snack group, Badak LNG initiated to support them with rolling door, so that the show room can be opened and closed easily.

Badak LNG also supported them with product promotion. For example, the snacks created by the group are taken by LNG Academy students to an expo in Yogyakarta. Badak LNG logo attached to the sticker increases its bargaining and selling value.

Nienik has proven that great product is not only born from usual ingredients. Ingredients that used to be categorized as waste can also had a great potential. However, it can only be discovered by exploration.

Sep-Okt 2016 SINERGY

33CSR CORNER

Page 34: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Hapsiah, ibu muda dengan 3 anak ini menjalani kehidupannya tak jauh berbeda dengan kebanyakan perempuan di kampungnya, Kampung Lok Tunggul, Kecamatan Bontang Lestari. Mengurusi rumah dan anak. Sesekali membantu suami membersihkan ikan hasil melaut atau menanam dan memanen rumput laut.

Setiap bulan Hapsiah mencari cara agar uang yang dinafkahkan suaminya cukup untuk kehidupan sebulan. Selalu seperti itu setiap bulan. Berharap tambahan uang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, Hapsiah berjualan gorengan kecil-kecilan. Namun, tidak banyak perempuan kampung ini yang punya usaha seperti Hapsiah.

Musim peralihan, musim kemarau, dan musim angin timur menjadi masa-masa terberat untuk para nelayan. Di musim ini hasil tangkapan ikan tak cukup bisa diharapkan. Begitu pun dengan budidaya para petani rumput laut. Tak elak, di musim ini Hapsiah harus memutar otak lebih keras agar dapur tetap ngebul.

Melihat potensi kelapa yang ada di sekitar tempat tinggalnya, Hapsiah mencoba membuat minyak kelapa. Minyak kelapa hasil buatannya pun dicobanya untuk memasak. Hasilnya tak mengecewakan. Apalagi setelah dihitung-hitung, biaya produksi pembuatan minyak kelapa lebih rendah dibanding membeli minyak sawit di toko.

Dari situ banyak perempuan yang mengikuti jejak Hapsiah membuat minyak kelapa. Hapsiah berhasil merangkul mereka dan memproduksi bersama minyak kelapa untuk konsumsi pribadi.

Hingga kedatangan beberapa orang perwakilan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal di bidang lingkungan di tahun 2012 mengubah semuanya. Para delegasi LSM tersebut mendatangi Kampung Lok Tunggul untuk mencari tahu potensi yang ada di sana. Apa yang selama ini dilakukan Hapsiah dan para perempuan untuk menghemat pengeluaran dapur pun menjadi sorotan. Sejak saat itu membuat minyak kelapa tak sekedar untuk konsumsi pribadi. Mereka mulai memproduksi untuk dijual.

Diapit Hutan dan lautLetak Lok Tunggul yang berada di teluk, membuat kampung ini dapat diakses melalui darat dan laut. Melalui darat dari pusat Kota Bontang, perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 30 menit. Jika menggunakan perahu bermesin, perjalanan memakan waktu sekitar 20 menit.

Kampung ini didiami 37 Kepala Keluarga yang bermata pencarian sebagai nelayan dan petani rumput laut. Mayoritas warga kampung menempuh pendidikan setara sekolah dasar. Sebuah sekolah dasar berdiri di kampung dengan siswa berjumlah 20-an orang dan 7 guru. Selain dari kampung tersebut guru SD 014 Lok Tunggul didatangkan dari kampung lain

Listrik masuk kampung ini tahun 2014. Warga mendapat bantuan panel surya dari pemerintah Kota Bontang. Energi matahari yang disimpan panel surya ini mampu menerangi jalan-jalan kampung dan rumah-rumah warga. Namun, warga tetap harus bersabar jika mendung terus-menerus atau hujan turun secara intens. Sebab tak ada cahaya matahari yang dapat disimpan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik warga kampung.

DARI mInyAK KElApAHingga Bebas Buta Huruf

SINERGY Sep-Okt 2016

34 CSR CORNER

Page 35: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Gelombang perubahanTahun 2014, dua tahun sejak usaha itu dimulai, para perempuan ini bertemu dengan Badak LNG. Kala itu Badak LNG tengah mengembangkan program community development. Badak LNG mencari warga zona 1 yang telah memiliki usaha dan masih memerlukan dukungan pihak luar.

Setelah melalui proses seleksi, Hapsiah dan para perempuan kampung ini lolos seleksi mitra binaan. Mereka diwajibkan membuat kelompok dan menjalankan kelompok ini dengan sistem organisasi.

“Awalnya takut,” Hapsiah tersipu malu dengan tatapan mata menerawang ke masa lalu, “Karena kami belum pernah berorganisasi.”

Oleh 15 anggota kelompok ini, Hapsiah diangkat menjadi ketua. Kelompok mereka pun lantas diberi nama Karya Bersama.

Kelompok Karya Bersama mendapat dukungan berupa mesin peras, mesin parut, pompa air, perabotan untuk pengolahan minyak, dan workshop. Produksi minyak kelapa pun meningkat. Yang semula mereka mampu mengolah 50 kelapa dalam sepekan, kini mereka mampu mengolah 160 kelapa dalam sepekan. Dari 10 butir kelapa, mereka dapat mengolahnya menjadi 1.200 ml minyak kelapa. Belakangan, mereka juga mampu membuat Virgin Coconut Oil (VCO) atau yang dikenal dengan sari minyak kelapa. Untuk 70 kelapa menghasilkan 6.600 ml VCO.

Pemasaran minyak kelapa dan VCO dari Kelompok Karya Bersama telah merambah ke luar Bontang. Selain dipasarkan di Sangatta, Samarinda, dan Balikpapan, produk ini juga sudah tersedia di Pulau Jawa.

Para perempuan ini tambah bersemangat ketika hasil kerja mereka dapat membantu para suami memenuhi kebutuhan nafkah keluarga. Meskipun kondisi alam masih menjadi tantangan terbesar. Saat kemarau panjang tiba, kelapa tak banyak berbuah. Kalaupun berbuah, biasanya mereka berebut dengan monyet dan tupai. Saat mereka kalah cepat, produksi minyak kelapa dan minyak VCO ikut menurun.

Gelombang perubahan hadir di kampung ini. Tak hanya finansial. Kecakapan sosial mereka pun bertambah. Buta huruf tak lagi menghantui.

Hapsiah menuturkan, dulu para perempuan di kampung ini saban hari kerjanya hanya bergosip. Namun, saat ada orang baru (bukan penduduk Kampung Lok Tunggul, red) mereka semua lari, masuk ke dalam rumah. Malu.

Kala itu, mereka masih patah-patah dalam membaca. Begitupun menulis. Bahkan untuk tanda tangan, mereka sering meminta orang lain untuk melakukannya. “Dulu yang tanda tangan orangnya itu-itu saja. Sampai saya larang. Biar semuanya berani,” ujar Hapsiah diiringi senyum malu-malu anggota kelompoknya.

Kini, semua itu tak lagi dirasa. Para perempuan ini sudah berani melemparkan senyum lebar kepada orang-orang baru yang datang ke kampung mereka. Lebih jauh, mereka telah dilatih berbicara di depan umum. Mereka pun telah terbiasa melakukannya.

Baca tulis mereka sudah lancar. Mereka mempelajarinya di pendidikan setara sekolah dasar yang ada di kampung ini. Mereka yang awalnya hanya tahu Lok Tunggul dan sekitarnya sudah bepergian lebih jauh. Sangatta, Samarinda, Balikpapan, dan Semarang adalah beberapa kota yang pernah mereka kunjungi. Baik untuk menghadiri pelatihan, maupun mengisi stand bazar di event yang bekerja sama dengan Badak LNG.

Pengalaman hidup mereka bertambah. Mata mereka melihat lebih luas. Kaki mereka melangkah lebih jauh. Demikianlah pemberdayaan sejatinya. Bersanding dengan perubahan.

Sep-Okt 2016 SINERGY

35CSR CORNER

Page 36: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

HHapsiah, a young mother with three children lives a normal life like others in her village Lok Tunggul, Bontang Lestari District. Doing household chores and child rearing, she once in a while helps her husband cleaning caught fishes, planting, and harvesting seaweeds.

Each month Hapsiah thought of a way to make the family income enough for the monthly needs. It has been the same each month. Expecting to earn additional income, Hapsiah started to sell fried snacks. However, not many women do the same.

Season change, drought season, and east wind season are the heaviest moment for fisherman. During these seasons fish catch is unreliable. The same goes for seaweed cultivation. This situation has made Hapsiah to think harder to maintain household

Seeing coconut potential surrounding her house, Hapsiah tried to make coconut oil. Her coconut oil was then tested for cooking. The results were satisfactory. After careful calculation, she discovered that the production cost is lower than buying cooking oil in stores.

From there, many women follow Hapsiah’s footsteps in making coconut oil. She accommodates them and together they produce coconut oil for their own consumption.

Then several local Non Government Organisation (NGO) in environmental arrived in 2012 and changed everything. These NGO delegations come to Lok Tunggul village to find out local potential. Then they found out what Hapsiah and other women had been doing to reduce household cost. Since then coconut oil making is no longer aimed for private consumption but also to be sold.

Between the forest and the Sea Lok Tunggul is located in a gulf, making this village accessible through land and sea. By land the location can be reached from Bontang City center by travelling for 1hour and 30minutes. Using boats, the trip will take about 20 minutes.

This village is inhabited by 37 families who earn living mostly as fishermen and seaweed farmers. The majority of the villagers’ education level is elementary school. An elementary school stands in the village with 20-something students and 7 teachers. Besides originated from the village 014 Lok Tunggul elementary school teachers come from other village.

The village received rural electrification in 2014. The villagers received solar panel from Bontang City Government. The solar energy stored in this panel can light the village roads and houses. However, during cloudy or intense rain weather solar energy cannot be stored to fulfill villagers’ electricity needs.

fRom CoConut oIlto Literacy

SINERGY Sep-Okt 2016

36 CSR CORNER

Page 37: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

tides of Change In 2014, two years after the business started, these women met Badak LNG. At the time Badak LNG is developing its community development program. Badak LNG is looking for zone 1 citizen that has a business that requires additional support.After going through selection process, Hapsiah and the women of Lok Tunggul passes the trained partner selection. They are mandated to create group and runs the group as an organization.

“It was scary at first,” as Hapsiah tries to remember, “Because we never get accustomed to organization.”

All 15 member of the group elected Hapsiah as the head. The group then was named as Karya Bersama.

Karya Bersama group receives support of wring machine, grater machine, water pump, oil processing utensils, and workshop. With this support the coconut oil production increased. At first they are able to process 50 coconuts within a week, now they are able to process 160 coconuts in a week. From 10 coconuts, they can process it into 1,200 ml of coconut oil. Lately, they are also able to produce Virgin Coconut Oil (VCO). Every 70 coconuts produce 6,600 ml of VCO.

Coconut oil and VCO from Karya Bersama group has marketed outside of Bontang city. Besides marketed in Sangatta, Samarinda, and Balikpapan, this product is also available at Java Island.

These women are even more motivated discovering that their work could support family income. Although nature is still a major challenge, during drought season, coconut did not bear many fruits. Even if it is bearing fruits, usually monkeys and squirrels are also after the fruit. These women must act quickly, to maintain coconut oil and VCO production.

Tides of change had arrived in the village. Not only financially but also socially. Illiteracy was reduced and social skills were increased.

Hapsiah said that, women in this village used to gossip all day long. However, if there was a stranger passes by, everyone was hiding into her house out of shyness.

At the time, they are not a fluent reader the same goes for writing. Even to give signature they usually ask other to do it for them. “In the past there are just a few person that signed for everyone. I forbid that, to make everyone have the courage to sign,” Hapsiah said followed by shy look of other group members.

Now, it is in the past. These women are smiling toward people who came to their village. Furthermore, they had been trained in public speaking and accustomed to do it.

They are also literate. The studied for a level equals to elementary school, which are located in their village. They who used to only know Lok Tunggul and its surrounding now has travelled further. Sangatta, Samarinda, Balikpapan, and Semarang are several cities that had been visited by them for training purposes, or attending bazaar stand in events cooperating with Badak LNG.

Their life experience also improved. They can see wider and steps further. This is what empowerment all about. Hand to hand with change.

Sep-Okt 2016 SINERGY

37CSR CORNER

Page 38: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Maryam (42) memulai usaha pertamanya tahun 2006. Maryam dan beberapa perempuan di lingkungannya membuat usaha keripik pisang. Keripik ini dititipkan ke warung-warung terdekat. Namun, tak bertahan lama

kelompok ini berakhir. Jarak tempat tinggal yang cukup jauh antar anggota kelompok membuat para perempuan yang notabene ibu rumah tangga ini kesulitan untuk bertemu.

Selain menjalani kelompok usaha, Maryam juga aktif di Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Intensitas Maryam di PKK meningkat setelah kelompok usahanya tidak berlanjut. Di PKK Maryam aktif mengikuti pelatihan-pelatihan.

Salah satu pelatihan yang menarik minat Maryam adalah pelatihan pengolahan makanan hasil laut. Makanan olahan yang paling diminati Maryam yaitu pembuatan amplang rumput laut. Selepas pelatihan, Maryam terus mempraktikan ilmu yang didapatnya. Sekilo dua kilo dibuatnya. Hasilnya ia cobakan kepada orang-orang terdekat. Beberapa kali ia melakukannya.

Lama-kelamaan semakin banyak yang mengenal amplang buatannya. Pesanan pun berdatangan. Maryam lantas mengajak kembali teman-teman kelompoknya yang dulu membuat keripik pisang bersama. Oleh Maryam dan anggotanya, kelompok ini dinamai Mawar Lestari.

Kelompok yang kembali aktif di tahun 2010 ini dimotori oleh 3 orang pengurus dan 7 orang anggota. Jarak rumah mereka tetap berjauhan. Namun, komitmen mereka telah berubah. Jarak bukan lagi halangan untuk berkontribusi dalam kelompok Mawar Lestari.

Sejak itu mereka mulai mengerjakan pesanan-pesanan yang jumlahnya semakin meningkat. Tahun 2014, Mawar Lestari bergabung menjadi mitra binaan Badak LNG.

Ada listrik, produksi lancarTempat produksi sekaligus showroom Mawar Lestari terletak di Kelurahan Bontang Lestari. Aliran listrik di daerah ini sering terhenti tanpa pemberitahuan. Jika telah padam, maka tidak seorang pun warga yang tahu kapan aliran listrik kembali mengalir. Terkadang bisa seharian.

Kondisi ini cukup menyulitkan proses produksi Mawar Lestari. Saat listrik padam, proses produksi yang menggunakan listrik terhenti. Kondisi ini mengganggu produktivitas.

Badak LNG yang mengetahui hal ini memberikan bantuan kepada Mawar Lestari berupa genset. Keberadaan genset sangat menunjang produktivitas. Saat aliran listrik terhenti, mereka tetap bisa melakukan proses produksi.

proDuK unggulanraIH PeNGHarGaaN

Amplang Bandeng Pedas, salah satu produk andalanMitra Binaan Badak LNG, Mawar Lestari.

SINERGY Sep-Okt 2016

38 CSR CORNER

Page 39: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Di tahun 2014 Mawar Lestari kembali menerima bantuan dari Badak LNG berupa alat produksi, kompor, spinner, genset, wajan, dan sealer. Dua tahun kemudian, tepatnya 2016, Badak LNG memberikan bantuan berupa pembuatan workshop.Sebelum ada workshop, tempat produksi mereka sangat sempit. Apalagi, saat semuanya kerja bersamaan.

“Di sini memotong bawang, balik badan ada yang menggoreng. Belum lagi kalau produksi amplang banyak. Kami tidur di sela-sela amplang,” kenang Maryam.

oleh-oleh Khas yang mendapat penghargaan

Maryam yang dahulu sering menitip amplang untuk konsumsi pribadi saat ada rekannya ke Samarinda, kini menjadi pengusaha amplang. Amplang buatan Maryam dan anggota kelompoknya dapat dengan mudah ditemui di toko oleh-oleh yang ada di Bontang, Sangatta, dan Samarinda.

Produk mereka pun sudah bertambah. Kini Mawar Lestari memproduksi makanan olahan laut lain selain amplang rumput laut yang menjadi produk unggulannya. Mereka memproduksi juga stik rumput laut, stik buah naga, dan abon ikan. Meski produk unggulannya tetap amplang rumput laut.

Amplang rumput laut menjadi produk andalannya sebab belum banyak produk sejenis. Selain itu Bontang terkenal dengan kekayaan

rumput laut. Meski namanya amplang rumput laut, tapi produk ini tetap mempertahankan ciri khas amplang yakni ikan. Amplang rumput laut terbuat dari campuran tepung, ikan, dan rumput laut.

Badak LNG, pemerintahan, perusahaan-perusahaan, dan perseorangan sering menjadikan amplang rumput laut Mawar Lestari sebagai oleh-oleh maupun bingkisan. Saat puncak pemesanan, Mawar Lestari bisa menerima pesanan hingga lebih dari 800 bungkus sebulan.

Sekali tahap produksi memakan waktu 2 hari. Dalam sekali produksi normal, mereka mampu memproduksi 35 kg amplang rumput laut.

Instansi pemerintah dan swasta juga kerap mengikutsertakan produk Mawar Lestari dalam pameran yang diadakan di kota-kota di Kalimantan Timur maupun di Pulau Jawa. Saat ada pameran, Maryam senantiasa menggilir anggotanya untuk mengikutinya. “Biar semua pernah melihat dan merasakan tempat lain selain Bontang,” tutur Maryam.

Di tahun 2015, produk unggulan Mawar Lestari yakni amplang rumput laut meraih penghargaan ada ajang Gelar Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budaya (GPMB). Penghargaan diberikan oleh Corporate Forum for Community Development (CFCD) bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Republik lndonesia.

Amplang Pilus Rumput Laut adalah salah satu produkinovasi dari Kelompok Mawar Lestari.

Selain Amplang Bandeng Pedas, Amplang Rumput Lautjuga banyak diminati sebagai buah tangan khas dari KotaBontang.

Sep-Okt 2016 SINERGY

39CSR CORNER

Page 40: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Maryam (42) started her first business in 2006. Maryam and some of her neighbors make a banana chips business. These chips were sold on nearby shops. However, it did not take long before the group dismissed. Distance

between houses was an obstacle that made these women have difficulty to set the time to meet.

Besides taking part in business group, Maryam is also actively involved in family welfare and empowerment (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga /PKK). Maryam ’s intensity in PKK was increased after her business group halted. In PKK she attended several training.

One of the training that Maryam gets interested in is seafood processing. She is mostly interested in seaweed crackers processing. After the training, Maryam practiced her skills. She made a few kilos of crackers and tried out the result to closest people.

After a while, people stated to notice her crackers. Orders started to pour in. Maryam then invites the member of her former group to make crackers. They called themselves Mawar Lestari.

The group that was reactivated in 2010 was driven by 3 caretakers and 7 members. Their house distance is still far away.

However, their commitment is stronger now and distance is no longer an obstacle to contribute in Mawar Lestari group.

Since then they started to receive orders, which is gradually increasing. In 2014, Mawar Lestari joined as one of Badak LNG trained partner.

Electricity Available, production unstoppable

Mawar Lestari production place and showroom is located in Bontang Lestari sub district. The electricity there is often out for no reason. If there is a blackout, nobody knows when it will be back on. Sometimes it takes all day long.

This condition is troublesome for Mawar Lestari production process. When electricity is out, the production process halts. This is interfering with their productivity.

Badak LNG discovered this problem and supported Mawar Lestari with a generator. This generator is improving their productivity. When there is no electricity, they can still continue the production.

In 2014 Mawar Lestari received production utensils from

awarD winningLOCaL PrODuCt

Spicy Milkfish Crackers, one of the main product of Badak LNG trained partner, Mawar Lestari.

SINERGY Sep-Okt 2016

40 CSR CORNER

Page 41: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Badak LNG, which were stove, spinner, generator, frying pan, and sealer. Two years later, in 2016, Badak LNG provided aid to build a workshop.

Before there was a workshop, their production place had been cramped. Especially when everyone worked at the same time.

“If you are cutting onion then you turn around, you might bump to the one who is cooking. During large-scale cracker production we even sleep between the crackers,” Maryam said.

Award Winning Dish Souvenir Maryam that used to ask friends to buy her cracker if they visited Samarinda is now a cracker businesswoman. Her group’s crackers can easily be found in gift shops in Bontang Bontang, Sangatta, and Samarinda.

They have also expanded their products. Currently, Mawar Lestari produces seafood other than seaweed crackers as their main product. They now produce seaweed sticks, dragon fruit sticks, and shredded fish. Eventhough seaweed crackers is still their main product.

Seaweed cracker is crowned as main product for there are still not many products alike. Besides, Bontang is famous for its

seaweed. Although named seaweed crackers the products is still basically made of fish. The ingredients are flour, fish, and seaweed.

Badak LNG, the government, companies, and others often used Mawar Lestari’s seaweed crackers as a gift. During peak time, Mawar Lestari can receive order up to 800 packages in a month.

Every production cycle needs 2 days of work. In every normal production, they can produce 35 kg of seaweed crackers.

Government and private bodies often invite Mawar Lestari to attend expos that are held in East Kalimantan cities or Java Island. During the expo, Maryam let the members take turn in attending them. “To let everybody see and feel place other than Bontang,” Maryam said.

In 2015, Mawar Lestaris’ main product, seaweed crackers, receives an award in Gelar Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budaya (GPMB). The award is given by Corporate Forum for Community Development (CFCD) in cooperation with Coordinating Ministry of Human Development and Culture.

Seaweed Crackers is one of the product ofMawar Lestari Group.

Besides Spicy Milkfish Crackers, Seaweed Crackers also highly demanded as gift of Bontang City.

Sep-Okt 2016 SINERGY

41CSR CORNER

Page 42: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Masyarakat menempatkan laki-laki sebagai sumber utama pemenuh nafkah keluarga. Tanggung jawab yang tak bisa dibilang mudah ini terkadang membuat laki-laki mencari peluang penghasilan dari banyak

sumber.

Potensi lokal baik yang berasal dari alam maupun rekayasa manusia, memiliki daya tarik yang kuat untuk dieksplorasi. Lebih jauh, dijadikan sumber mencari nafkah primer maupun sekunder.

Berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah timur, Kota Bontang memiliki potensi laut yang besar. Luas wilayahnya 70% terdiri dari laut.

Potensi ini memikat masyarakat untuk mengeksplorasinya. Menjadikannya sumber pemenuhan nafkah keluarga.

Potensi serta ketertarikan masyarakat itu menarik perhatian community development Badak LNG. Setelah melalui observasi dan seleksi, Badak LNG mengangkat budidaya kerapu sebagai bagian dari program community development.

Program budidaya kerapu di keramba apung dijalankan dengan kerja sama berbagai pihak. Kerja sama dilakukan dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) dan Dinas Perikanan, Kelautan, dan Pertanian (DPKP). Kerja sama yang dilakukan mulai dari pemberian bibit hingga melengkapi sarana budidaya.

People usually placed male as the main family breadwinner. This responsibility, which cannot be taken lightly sometimes makes a man look for other income opportunity from many sources.

Local potentials that comes from nature or human made, have a certain attraction to be explored. Furthermore, to be used as primary or secondary source of income.

Adjacent to the east with Makassar Strait, Bontang city possesses a vast marine potential. Furthermore, 70% of its area consists of sea.

This potential is attracting its people to explore it, making it a source of income.

These potential and community interests made Badak LNG community development wanted to know more. Through careful observation and selection, Badak LNG took grouper cultivation as part of community development program.

Grouper cultivation Program in floating cages is conducted in cooperation with many parties. Cooperation is conducted with Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) and Dinas Perikanan, Kelautan, dan Pertanian (DPKP). These cooperation is ranging from nursery phase to equipping cultivation infrastructure.

opTimalKan potensi laut

opTimizing marine potential

SINERGY Sep-Okt 2016

42 CSR CORNER

Page 43: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Ikan kerapu atau groupers merupakan salah satu komoditi perikanan yang berpeluang sangat baik di pasar domestik maupun internasional. Itu sebabnya harga ikan kerapu tetap stabil pada level papan atas. Dalam urusan ekspor-impor banyak juga negara di Asia

yang mau menerima ekspor ikan kerapu, misalnya Hongkong, China, Singapura, Taiwan atau Jepang.

Karena itulah bisnis budidaya ikan kerapu tentu diharapkan bukan hanya mampu mendongkrak peningkatan pembudidaya, tapi juga meningkatkan hasil devisa negara. Lalu satu hal lagi yang tak kalah pentingnya, dengan memasyarakatkan budidaya ikan kerapu berarti kita telah mengurangi kerusakan terumbu karang.

Hal-hal inilah yang diperhatikan oleh Badak LNG dalam membuat program budidaya ikan kerapu di Bontang. Hingga kini tercatat ada empat kelompok usaha yang menjadi mitra binaan Badak LNG yaitu kelompok Kerapu Macan, Nelayan Bersama, Kedo-Kedo, dan Tani Lestari Indah. Program ini sudah digagas oleh Badak LNG sejak tahun 2012 melalui metode keramba jaring apung di wilayah perairan Bontang Kuala. Kala itu Badak LNG menggandeng Kelompok Kedo-Kedo Sunu Abadi.

Awalnya pengebom, Kini pembudidaya

Beberapa dari anggota kelompok Kedo-Kedo Sunu Abadi pada mulanya adalah nelayan pencari ikan yang terkadang menggunakan jalan pintas: menangkap ikan dengan bom. Penggunaan bom memberikan dampak negatif, merusak ekosistem laut salah satunya terumbu karang. Jika ekosistem laut yang juga menjadi habitat ikan rusak, jumlah tangkapan pun akan menurun.

Menyadari hal ini, beberapa nelayan di Bontang Kuala berinisiatif untuk membentuk kelompok nelayan Kedo-Kedo Sunu Abadi dan menjadi pembudidaya ikan di keramba apung.

Gayung bersabut, Badak LNG sebagai mitra masyarakat Bontang Kuala terdorong untuk membantu cita-cita niat mereka ini. Melalui Community Development, Badak LNG meluncurkan program Konservasi Kawasan Laut untuk memfasilitasi upaya Kelompok Kedo-kedo Sunu Abadi ini.

Program ini dimulai dengan pemberian pelatihan pembesaran ikan Kerapu. Kemudian dilanjutkan dengan pembangunan keramba apung dan penyerahan bibit kerapu untuk dibudidayakan. Badak LNG berharap program ini dapat

memberikan keuntungan yang signifikan bagi anggota kelompok Kedo-Kedo Sunu Abadi. Keuntungan ini diharapkan dapat menarik semakin banyak nelayan lain untuk ikut serta menjadi bagian dari program serta meninggalkan kebiasaan mencari ikan dengan bom.

Tidak berhenti di sini, Badak LNG juga mendorong kelompok Kedo-Kedo Subu Abadi untuk melakukan konservasi kawasan laut dengan titik tekan pada konservasi terumbu karang. Pada awalnya konservasi terumbu karang dilakukan dengan pembuatan terumbu karang buatan dari bahan beton. Namun, kini pembuatan terumbu karang sudah menggunakan bahan organik yang lebih ramah lingkungan yakni bioreeftech yang terbuat dari bahan batok kelapa. Apalagi kini bioreeftech sudah tersedia di beberapa kawasan pesisir Kota Bontang seperti di Lok Tunggul, Teluk Kadere, dan Salantuko.

Kerapu terus berkembang

Pada tanggal 21 April 2015, program budidaya Kerapu ini menapaki perkembangan baru dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Badak LNG, Dinas Perikanan, Kelautan, dan Pertanian (DPKP) Kota Bontang dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL) Kabupaten Buleleng Bali. Penandatanganan ini dilaksanakan di Mangrove Information Centre, Tanjung Laut Indah.

Bersamaan dengan itu, Badak LNG juga menambah dua mitra binaan baru di bidang budidaya kerapu, yaitu Kelompok Kerapu Macan dan Kelompok Lestari Indah. Kedua mitra binaan ini bersama dengan Kelompok Kedo-Kedo Sunu Abadi akan membudidayakan berbagai jenis ikan kerapu seperti kerapu macan, kerapu cantang, dan kerapu bebek.

Setelah diadakannya kerjasama itu, maka program budidaya kerapu makin berkembang karena mendapat beberapa kemudahan, antara lain kontrol kualitas yang lebih baik dari pihak DPKP Kota Bontang dan BBPPBL Bali, bahkan kelompok-kelompok usaha ini juga mendapat bantuan bibit kerapu dari BBPPBL Bali secara cuma-cuma, yaitu 4.000 ekor pada tahun 2015, dan 6.000 ekor pada tahun 2016. Bantuan ini benar-benar menghemat biaya produksi dan pengadaan bibit, karena pada awalnya para nelayan harus membeli bibit kerapu dengan harga Rp 20.000,00 per ekor, namun kini biaya tersebut bisa ditekan hingga hampir nol rupiah. Lalu kini pendapatan rata-rata anggota kelompok ini di masa panen bisa mencapai Rp. 2.000.000,00 per enam bulan, dan rata-rata aset kelompok bisa mencapai Rp 200.000.000,00.

MUltI paRtnERShIp BUdIdaya KERapU

Sep-Okt 2016 SINERGY

43CSR CORNER

Page 44: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Selain Kelompok Kerapu Macan, hingga saat ini ada tiga kelompok lain yang menjadi mitra binaan Badak LNG yaitu kelompokNelayan Bersama, Kedo-Kedo, dan Tani Lestari Indah.

Kehadiran BBPPBL dalam program budidaya kerapu ini adalah salah satu bukti bahwa Badak LNG bisa menciptakan sebuah kegiatan yang bersifat multi partnership yang pada akhirnya kerjasama seperti ini bisa menciptakan value chain yang lebih luas lagi. Salah satunya kerjasama dengan Balai Benih Ikan (BBI) Kota Bontang untuk program pembibitan, sehingga kedepannya diharapkan nelayan kerapu di Bontang ini bisa lebih mandiri dalam menyediakan bibit kerapu. Lalu

rencana berikutnya yang akan disasar oleh program ini adalah membuat produk-produk olahan yang berbahan dasar ikan kerapu.

Dengan bergulirnya program ini, Badak LNG berharap mental dan semangat perubahan dapat terus tumbuh dalam kelompok budidaya kerapu ini dalam rangka menciptakan keharmonian menuju kelestarian wilayah pesisir Kota Bontang.

SINERGY Sep-Okt 2016

44 CSR CORNER

Page 45: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Grouper is a marine commodity that has a bright prospect in local and international markets. That is the reason grouper stands strong in top level. Many Asian countries receive grouper export, for example Hong Kong, China,

Singapura, Taiwan, and Japan.

For the same reason grouper cultivation is expected to improve the amount of farmers but also become additional national income. Another important thing is that by introducing grouper cultivation there is a cultural shift from bombing fisherman into cultivating fisherman. Coral reefs will be sustained because of the bombing reduction.

These are the things that being noticed by Badak LNG in making grouper cultivation in Bontang. This program has been initiated by Badak LNG since 2012 through floating net cage in Bontang Kuala water. At the time Badak LNG is cooperating with Kedo-Kedo Sunu Abadi group. Until today four business groups are recorded as Badak LNG trained partner, namely Kerapu Macan, Nelayan Bersama, Kedo-Kedo, and Tani Lestari Indah.

from Bombing to Cultivation

Several member of Kedo-Kedo Sunu Abadi group were fisherman that used to use bombs to catch fish. Using bomb has negative effects; damaging underwater ecosystem such as coral reef is one of them. If sea ecosystem that serves as fish habitat is damaged, the number of catches will definitely declining.

Knowing this problem, several fishermen in Bontang Kuala initiated Kedo-Kedo Sunu Abadi fishermen group and turns to floating cage fish cultivation.

This program welcomed by Badak LNG. As a company that committed to Bontang city community development, Badak

LNG interested to support their cause. Through Community Development, Badak LNG launches a marine conservation program to facilitate Kedo-kedo Sunu Abadi group effort.

The Program begins with grouper nursery training. Then followed by floating cage crafting and grouper fingerling to be cultivated. Badak LNG hoped the program could significantly benefit the member of Kedo-Kedo Sunu Abadi group. The benefit is expected to attract more fisherman to participate in the program and left their habit of bomb fishing.

Not stopping there, Badak LNG also support Kedo-Kedo Subu Abadi groups to do marine conservation that emphasizes on coral reef conservation. In the beginning coral reef conservation is conducted by making artificial reef that made of concrete. Currently, the coral reef is made of environmental friendly organic materials, which is bioreeftech that made of coconut shell. Furthermore, bioreeftech is available in several coasts of Bontang city such as Lok Tunggul, Teluk Kadere, and Salantuko.

thriving Grouper

In April 21, 2015, grouper cultivation program steps on a new phase by the signing of an agreement between Badak LNG, Bontang City Fishery, Marine, And Agriculture Authority (Dinas Perikanan, Kelautan, Dan Pertanian / DPKP) And Buleleng Regency Marine Cultivation Research And Development Great Hall (Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut / BBPPBL). The signing is carried out in Mangrove Information Center, Tanjung Laut Indah.

During that time, Badak LNG also added two other trained partners in grouper cultivation, namely Kerapu Macan group and Tani Lestari Indah group. Both partner along with Kedo-Kedo Sunu Abadi group planned to cultivate many kind of grouper such as tiger grouper, cantang grouper, and duck grouper.

gRoUpER CUltIvatIon MUltI paRtnERShIp

Sep-Okt 2016 SINERGY

45CSR CORNER

Page 46: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Following the agreement, grouper cultivation program are growing after receiving many support, foe example better quality control from Bontang city DPKP and BBPPBL Bali, furthermore these groups also receives grouper fingerling from BBPPBL Bali for free, which amounted at 4000 pieces in 2015, and 6000 pieces is 2016. This aid cuts the production cost and fingerling procurement, which in the beginning the fisherman must buy the fingerling for Rp 20.000,00 each, now the cost can be reduced nearly zero. Currently the average income of the members during harvest is Rp. 2.000.000,00 each six month, and average group assets are amounted at Rp 200.000.000,00.

BBPPBL assistance in grouper cultivation program is proving that Badak LNG can create a multi partnership program that in the end could create a wider scope of value of chain. One of the cooperation is conducted with Bontang City Fingerling Hall (Balai Benih Ikan / BBI) for nursery program, so that in the near future grouper fishermen are expected to be self-reliant in providing their fingerling. The next step of the program will be creating grouper based processed products.

With the program Badak LNG hopes that change mentality and motivation could grow in grouper cultivation group, in order to create harmny toward Bontang City coastal sustainability.

In addition to Kerapu Macan Group, today there are three other groups being trained partners of the Badak LNG, namely Nelayan Bersama, Kedo-Kedo, and Tani Lestari Indah.

SINERGY Sep-Okt 2016

46 CSR CORNER

Page 47: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

keLestarIaN LINGkuNGaN HIDuP

Manusia dan segala sesuatu yang ada di sekelilingnya merupakan bentuk dari kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ini sesuai dengan definisi lingkungan hidup dalam UU No. 23 Tahun 1997 mengenai

pengelolaan lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Segala sesuatu yang berada dalam satu kesatuan pasti saling terkait dan memengaruhi. Begitu juga dengan lingkungan hidup. Lantaran hal tersebut, Badak LNG senantiasa melakukan upaya-upaya agar keterkaitan dan pengaruh yang terjadi pada lingkungan hidup bersifat positif. Kelestarian lingkungan hidup selalu dijaga.

Kesadaran menjaga kelestarian lingkungan hidup telah tumbuh sejak generasi perintis perusahaan ini. Para perintis tidak membuka seluruh lahan seluas 2.010 Ha yang disediakan untuk membangun perusahaan beserta fasilitasnya. Hutan asli yang bertipe hutan hujan tropis seluas 7,4 Ha dibiarkan sebagaimana adanya, tidak digunakan untuk aktivitas industri.

Kawasan Badak LNG memiliki empat jenis ekosistem hutan di kawasannya. Mulai dari hutan asli, hutan mangrove, hingga hutan konservasi dan rehabilitasi. Konservasi dilakukan di lahan yang belum dikelola dan rehabilitasi dilakukan pada lahan yang rusak.

Dalam masa pembangunan kilang, beberapa kawasan hutan harus dibuka demi kelancaran pembangunan. Usai masa pembangunan, konservasi dan rehabilitasi dilakukan

di beberapa kawasan hutan yang memungkinkan untuk dilakukan tindakan tersebut. Beberapa kawasan hutan asli yang mengalami konservasi kini dimanfaatkan untuk penelitian, kegiatan konservasi atau aktivitas lain yang tidak merusak hutan seperti panjat tebing.

Ekosistem hutan mangrove yang juga dilestarikan Badak LNG mendapat tindakan konservasi dan rehabilitasi. Ekosistem ini tersebar di buffer zone Badak LNG seperti di pesisir Berbas Tengah (25,4 Ha), Berbas Pantai (13,8 Ha), dan Tanjung Laut (13,6 Ha).

Pelestarian ekosistem mangrove dijalankan berdampingan dengan pemberdayaan masyarakat dalam community development. Melalui program-program yang dikembangkan community development, masyarakat binaan Badak LNG bisa mendapat manfaat langsung dari pelestarian mangrove. Misalnya pemanfaatan buah mangrove dalam diversifikasi pangan atau pemanfaatan batang mangrove untuk pewarna kain.

Lahan kosong seluas 10 hektar bekas perumahan pekerja Badak LNG dijadikan hutan melalui rehabilitasi. Hutan ini berfungsi sebagai buffer zone. Saat ini hutan tersebut dipadati pohon-pohon besar dengan kerapatan tajuk yang cukup untuk membuat sinar matahari sampai ke lantai hutan.

Pelestarian hutan yang dilakukan Badak LNG di kawasannya secara tidak langsung memberikan sumbangsih bagi keasrian Kota Bontang. Letak Badak LNG beserta ekosistem hutannya yang berada di jantung Kota Bontang memberikan kontribusi langsung pada keberadaan hutan kota.

47

Sep-Okt 2016 SINERGY

SHEQ CORNER

Page 48: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Badak LNG menjadi salah satu pioner dalam upaya pelestarian tanaman Mangrove di Kota Bontang.

Hewan laut, bagian tak terpisahkan dari Kota Bontang, mendapat perhatian khusus Badak LNG. Penanaman kembali terumbu karang yang rusak di laut Kota Bontang dilakukan sejak 2013. Kedindingan dan Karang Segajah menjadi kawasan rehabilitasinya.

Keberagaman flora fauna Secara alami, segala aktivitas manusia yang bersinggungan langsung dengan lingkungan hidup akan menimbulkan ekses. Ekses ini dapat teramati langsung dalam rentang waktu singkat atau dalam jangka waktu panjang.

Ekses yang teramati langsung semisal udara bersih dan segar di lingkungan Badak LNG serta keasrian lingkungannya yang terjaga. Keberagaman flora dan fauna pun merupakan bagian darinya. Tak hanya flora pada ekosistem hutan pada umumnya, flora langka pun tumbuh di kawasan Badak LNG. Flora langka yang tercatat tumbuh di kawasan ini di antaranya matoa (Pometia pinnata), wuni (Antidesma bunins (L) Spreng), gayam (Inocarpus fagifer), bintaro (Cerbera manghas), dan alkesa (Pouteria campechiana). Tak ketinggalan pula tanaman endemik Kalimantan seperti trembesi (Samanea saman), ulin (Eusideroxylon zwageri), bangkirai (Shorea laevis), gaharu (Aquilaria malaccensis), cempedak (Artocarpus integer), durian lai (D. kutejensis), dan mata kucing (Shorea javanica).

Keberadaan flora langka di kawasan Badak LNG tersebab faktor alami dan buatan. Beberapa ekosistem hutan Badak LNG merupakan ekosistem asli flora langka sehingga Badak LNG cukup menjaga dan melestarikannya. Sedangkan yang tidak tumbuh secara alami di kawasan Badak LNG, sengaja ditanam dan dilestarikan.

Program penanaman dan pelestarian flora langka telah dilakukan selama 22 tahun. Dicetuskan oleh Vice President Director Badak LNG Toerki Witular masa jabatan 1994-1998. Melalui program ini, pensiunan, pekerja mutasi, buyer atau visitor melakukan penanaman di lokasi yang telah ditentukan. Seluruh tanaman tersebut lantas diberi identitas tanaman beserta penanamnya. Hingga saat ini telah ada 218 pensiunan, pekerja mutasi, buyer atau visitor yang melakukan penanaman.

Flora yang lestari menjadi daya pikat tersendiri bagi fauna. Tak pelik jika beragam fauna hidup dan berkembang biak di ekosistem yang ada di Badak LNG. Mulai dari fauna yang lazim hingga fauna langka yang keberadaannya dilindungi. Beberapa fauna penghuni tetap yang berhasil diamati keberadaannya antara lain bekantan (Nasalis larvatus), orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), rusa, tupai, monyet (Macaca fascicularis), babi hutan (Sus scrofa), ular, kadal, bunglon (Bronchocela jubata), dan biawak.

Burung pun menjadi penghuninya. Sebut saja burung gereja (Passer montanus), jalak kerbau/jalak penyu/jalak hitam (Acridotheres javanicus), bentet kelabu (Lanius schach), kutilang (Pycnonotus aurigaster), tekukur (Spilopelia chinensis), raja udang, remetuk laut (Gerygone sulphurea), trucuk (Pycnonotus goiavier), dan cinenen/prenjak/cici dari suku Sylviidae. Habitat burung yang dilindungi pun ada di sini. Misalnya burung kipasan, elang bondol (Haliastur indus), burung madu kelapa (Anthreptes malacensis), dan burung pijantung kecil (Arachnothera longirostra).

Kuntul perak (Ardea intermedia) yang menjadi maskot Kota Bontang turut menambah daftar biodiversivikasi di kawasan Badak LNG. Swamp area atau rawa-rawa yang berbatasan langsung dengan kilang menjadi habitatnya. Populasi kuntul perak dalam jumlah besar di area seluas 12,5 Ha ini menjadi indikator kandungan limbah Badak LNG. “Burung tidak akan ada di sana kalau airnya banyak limbah,” ujar Officer Housing & Area Community Rudi Suhartono.

Badak LNG turut mendukung masyarakat melakukan pelestarian di lingkungan tempat tinggalnya. Bentuk dukungan berupa penyediaan bibit tanaman yang dibagikan kepada masyarakat dan pemerintah Kota Bontang. Badak LNG juga membagikan pupuk organik kepada masyarakat. Pupuk ini berasal dari pengelolaan sampah organik yang berada di kawasan Badak LNG.

Hendaknya program pelestarian lingkungan Badak LNG dapat diadopsi oleh seluruh masyarakat Kota Bontang. Juga terbangun kolaborasi sehingga keasrian Kota Bontang dapat terus terjaga dan meningkat kualitasnya.

SINERGY Sep-Okt 2016

48 SHEQ CORNER

Page 49: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Badak LNG merayakan Idul Adha dengan menggelar Shalat Idul Adha di Lapangan Bola Town Hall Center, Senin 12 September 2016. Shalat diikuti Director & COO Badak LNG, Wakil Wali Kota Bontang, pekerja dan keluarga serta umat muslim

di lingkungan Badak LNG.

Dalam sambutannya, Director & COO Badak LNG Yhenda Permana mengimbau umat muslim untuk memetik hikmah dari syariat berkurban yaitu berusaha memberikan yang terbaik dan meninggalkan yang haram. Juga untuk selalu berbagi kepada sesama.

Senada dengan Yhenda, Wakil Wali Kota Bontang Basri Rase juga mengajak jamaah shalat Idul Adha untuk mengambil hikmah dari pelaksanaan kurban. Mengenai pengorbanan, keikhlasan, dan berbagi.

Sebagai khotib dan imam shalat adalah ustad Muhammad Mudhar dari Surabaya. Seusai shalat, disampaikan khutbah bertema “Ketika Allah Dilupakan”.

“Jika Allah dilupakan, maka yang terjadi di negeri ini bukan darurat kurban, tetapi darurat narkoba yang banyak menjatuhkan korban manusia. Banyak darah yang berceceran, ditumpahkan dengan sia-sia akibat kita lupa kepada Allah.”

Badak LNG celebrated Idul Adha by organizing congregated Idul Adha Prayer located in Town Hall Center football field, Monday September 12, 2016. The Prayer was attended by Badak LNG Director & COO, Vice Mayor of Bontang City, Badak LNG

workers and their families as well as Muslims around Badak LNG.

During his welcoming speech, Badak LNG Director & COO Yhenda Permana urged muslims to take lesson from the Shari’a of offerings and sacrifice, namely giving our best and leaving what was forbidden as well as sharing with others.

Similar to Yhenda, Vice Mayor of Bontang City Basri Rase also urged the Idul Adha Prayer attendants to learn from the sacrifice, about sacrifice, sincerity, and sharing.

Acted as the preacher and imam of the prayer was ustad Muhammad Mudhar from Surabaya. Following the prayer, a speech was given a theme, “when God is forgotten”.

“If God is forgotten, then what will happen in this country is not Qurban emergency, but drugs emergency that takes so many victims. Bloods will be shed in vain as a result from our neglectful act toward God.”

baDaK lng gElaR Shalat IdUl adha

1437 H

baDaK lng HeLD 1437 H

IdUl adha pRayER

Muhammad Mudhar memimpin shalat Idul Adha 1437 H yang diikuti oleh Manajamen dan pekerja Badak LNG.Mudar Muhammad led Eid al-Adha prayers followed by Badak LNG Management and workers .

Sep-Okt 2016 SINERGY

49BINGKAI | FRAME

Page 50: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Badak LNG mengadakan Konvensi Continuous Improvement Program (CIP) ke XXI, Kamis, 15 September 2016 di Multi Purpose Building (MPB) Badak LNG. Tema yang diangkat yakni Insan Mutu Siap Bersinergi Menuju Era Baru Badak LNG

melalui interaksi program improvement dan inovasi sebagai unggulan perusahaan dalam kompetisi bisnis LNG dunia.

Kovensi 2016 diikuti oleh 4 tim Proyek Kendali Mutu (PKM), 17 Gugus Kendali Mutu (GKM), dan 35 Sistem Saran (SS). Ke 56 tim tersebut merupakan hasil seleksi dari tim juri internal Badak LNG. Angka ini meningkat sekitar 24 persen dari tahun sebelumnya yakni 45 tim.

“Inovasi yang dilakukan pada konvensi kali ini bisa menghemat hingga Rp 80 milyar,” terang Director & COO Badak LNG Yhenda Permana.

Konvensi CIP merupakan bentuk dukungan dan keterlibatan Manajemen Badak LNG sekaligus sebagai media untuk memberikan apresiasi kepada para pekerja yang telah berusaha melakukan usaha perbaikan dan inovasi. Penilaian materi, wawancara dan presentasi dilakukan oleh juri CIP tingkat nasional.

Badak LNG held XXI Continuous Improvement Program (CIP) convention, Thursday, September 15, 2016 at the Badak LNG Multi Purpose Building (MPB). The theme raised was quality person ready to synergy toward Badak LNG’s new era through

interaction of improvement program and innovation as the company’s main strength in world’s LNG business competition.

The 2016 convention was attended by 4 Quality Control Project team (PKM), 17 Quality Control Group (GKM), and 35 Suggestion System (SS). These 56 teams were selected by Badak LNG internal jury team. This number is approximately 24 percent increase from the previous year, which was 45 teams.

“The innovation carried out in this convention can save up to 80 billion rupiahs,” Badak LNG Director & COO Yhenda Permana explained.

CIP convention is a form of support and involvement from Badak LNG management and acted as media to give appreciation toward workers who worked hard to improve and innovate. The evaluation of content, interview, and presentation was conducted by national level CIP jury.

BaDak LNG aDakaN

KonvEnSI CIp KE XXIBaDak LNG HeLD

XXI CIp ConvEntIon

Peserta Konvensi CIP berfoto bersama dengan Manajemen Badak LNG dan Juri.Participants of CIP Convention photographed together with the Badak LNG Management and the juries.

SINERGY Sep-Okt 2016

50 BINGKAI | FRAME

Page 51: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

Dewan Komisaris dan Direksi Badak LNG berfoto bersama dengan pemateri usai acara GCG Workshop.

Salah satu pemateri GCG Workshop, Hendy M. Fakhruddin menyampaikan materi mengenai GCG: Commitment, Infrastructure, and Assessment.

Salis S. Aprilian (right) and Yhenda Permana (middle) were talking with Hikmawanto Juwana (left) about GCG.

Badak LNG atmosphere GCG workshop that took place atHotel Borobudur, Jakarta.

Pada tanggal 20 April 2016, bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta Badak LNG mengadakan kegiatan GCG Workshop untuk Dewan Komisaris dan Direksi dengan tema “Meningkatkan Peran Organ-organ Perusahaan dalam Implementasi

Board Manual dan Code of Corporate Governance (COCG) di Badak LNG”

Kegiatan yang dihadiri oleh Dewan Komisaris, Direksi, Corporate Secretary, dan Komite Audit dari Badak LNG, Petamina, JILCO, Total, dan Vico Indonesia ini diisi oleh dua orang narasumber, yaitu Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwana, SH, LL.M, Ph.D yang membawakan materi dengan tema Perseroan Terbatas, dan Governance, Risk, Compliance Specialist Ir. Hendy M. Fakhruddin, SE, MM, MH, CSA, CRP yang membawakan materi dengan tema Good Corporate Governance: Commitment, Infrastructure and Assessment.

Kegiatan workshop satu hari ini dilakukan dengan beberapa tujuan, antara lain sebagai sarana penyegaran dalam memahami fungsi dan peran Perusahaan yang telah diatur dalam UU No. 40 Tahun 2007, untuk mendapatkan pemahaman yang utuh terkait tata kelola perseroan terbatas, untuk menyampaikan catatan-catatan untuk perbaikan dari hasil asesmen eksternal GCG Badak LNG tahun 2015, dan sebagai program tindak lanjut rekomendasi hasil asesmen GCG tahun 2015.

In April 20, 2016, took place in Borobudur Hotel, West Jakarta, Badak LNG has created GCG Workshop event for Board of Commissioner and Board of Directors, which took the theme “Improving Company Organs in Implementing Board Manual

and Code Of Corporate Governance (COCG) in Badak LNG”

The activity was attended by Board of Commissioner, Board of Directors, Corporate Secretary, and Audit committee of Badak LNG, Petamina, JILCO, Total, and Vico Indonesia. Two presenters gave their speech at the event, namely The Professor of Law Faculty of Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwana, SH, LL.M, Ph.D that presented the theme “Limited liabilities company” and Governance, Risk, Compliance Specialist Ir. Hendy M. Fakhruddin, SE, MM, MH, CSA, CRP that presented the theme “Good Corporate Governance: Commitment, Infrastructure and Assessment.”

The one-day workshop has several goals. Some of tem are: As a mean to refresh the memories related to company’s functions and roles that reegulated in Act No. 40 year 2007, to achieve whole and better understanding of Limited Liabilities Company management, to share improvement notes from Badak LNG 2015 GCG external assessment, and as a follow up program from 2015 GCG Assessment recommendation.

gCg unTuK boC Dan boD gCg For boC anD boD

Sep-Okt 2016 SINERGY

51BINGKAI | FRAME

Page 52: safety, health and environment, innovative ...portal.badaklng.co.id/dam/jcr:67210b7e-5577-4554-982e-eef4a462c509... · ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak

village

bonTang CiTyToDay

baDaK lngesTablisheD

2010 - now

1952

1974