s1-2014-283874-chapter1

3
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Solar Thermal Power merupakan sistem pembangkit listrik dengan memanfaatkan panas matahari untuk menaikkan suhu fluida kerja. Sistem Solar Thermal Power terdiri dari empat bagian utama, yaitu: pompa, sistem pemanas (kolektor), turbin dan sistem pendingin. Sistem pembangkit listrik tenaga panas matahari ini sudah banyak dikembangkan di luar negeri. Sementara di Indonesia, Solar Thermal Power belum dikembangkan. Rata-rata kekuatan intensitas radiasi matahari di Indonesia adalah 4,8 kWh/m 2 sehingga sangat cocok untuk diterapkannya Solar Thermal Power Plant. Bahkan di beberapa daerah, misalnya di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, rata-rata intensitas radiasi mataharinya adalah 5,747 kWh/m 2 . Oleh karena itu dibutuhkan kajian serta perancangan secara mendalam tentang proses yang terjadi pada sistem pembangkit listrik agar didapatkan jumlah energi yang efisien dari Solar Thermal Power Plant itu sendiri. Sistem pembangkit solar thermal ini menggunakan siklus Rankine untuk beroperasi. Adapun siklus Rankine ini merupakan sistem pembangkit daya yang menggunakan fluida air sebagai fluida kerja-nya. Tenaga panas matahari dipilih atas dasar karakteristik sistem pemanas (kolektor) yang mampu mengubah fluida kerja menjadi uap dengan memanfaatkan panas matahari. Sehingga panas matahari yang ada bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan daya listrik. Komponen utama siklus Rankine yang paling sederhana adalah pompa, sistem pemanas (kolektor) , turbin dan kondensor. Cara kerja siklus Rankine yang menggunakan fluida kerja air dipompa ke sistem pemanas kemudian dalam kolektor air akan mendapatkan paparan suhu yang cukup tinggi untuk mengubah air menjadi uap. Uap panas dari fluida kerja tersebut kemudian disalurkan ke turbin yang berfungsi menggerakkan generator dan menghasilkan listrik. Kemudian uap tersebut diteruskan ke kondensor dan dicairkan kembali untuk kemudian diteruskan ke pompa dan kemudian mengulangi siklus.

Upload: yopi-agustine

Post on 04-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Penentua titik didih

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang Permasalahan

    Solar Thermal Power merupakan sistem pembangkit listrik dengan

    memanfaatkan panas matahari untuk menaikkan suhu fluida kerja. Sistem Solar

    Thermal Power terdiri dari empat bagian utama, yaitu: pompa, sistem pemanas

    (kolektor), turbin dan sistem pendingin. Sistem pembangkit listrik tenaga panas

    matahari ini sudah banyak dikembangkan di luar negeri. Sementara di Indonesia,

    Solar Thermal Power belum dikembangkan. Rata-rata kekuatan intensitas radiasi

    matahari di Indonesia adalah 4,8 kWh/m2 sehingga sangat cocok untuk

    diterapkannya Solar Thermal Power Plant. Bahkan di beberapa daerah, misalnya

    di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, rata-rata intensitas radiasi

    mataharinya adalah 5,747 kWh/m2. Oleh karena itu dibutuhkan kajian serta

    perancangan secara mendalam tentang proses yang terjadi pada sistem

    pembangkit listrik agar didapatkan jumlah energi yang efisien dari Solar Thermal

    Power Plant itu sendiri.

    Sistem pembangkit solar thermal ini menggunakan siklus Rankine untuk

    beroperasi. Adapun siklus Rankine ini merupakan sistem pembangkit daya yang

    menggunakan fluida air sebagai fluida kerja-nya. Tenaga panas matahari dipilih

    atas dasar karakteristik sistem pemanas (kolektor) yang mampu mengubah fluida

    kerja menjadi uap dengan memanfaatkan panas matahari. Sehingga panas

    matahari yang ada bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan daya listrik.

    Komponen utama siklus Rankine yang paling sederhana adalah pompa,

    sistem pemanas (kolektor) , turbin dan kondensor. Cara kerja siklus Rankine yang

    menggunakan fluida kerja air dipompa ke sistem pemanas kemudian dalam

    kolektor air akan mendapatkan paparan suhu yang cukup tinggi untuk mengubah

    air menjadi uap. Uap panas dari fluida kerja tersebut kemudian disalurkan ke

    turbin yang berfungsi menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.

    Kemudian uap tersebut diteruskan ke kondensor dan dicairkan kembali untuk

    kemudian diteruskan ke pompa dan kemudian mengulangi siklus.

  • 2

    Efisiensi siklus Rankine ini dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain

    kerja turbin, kerja pompa, kalor masuk pada sistem pemanas dan kalor keluar dari

    kondenser.

    Dalam penelitian ini, penulis akan merancang sistem pendingin untuk

    sistem pembangkit listrik Solar Thermal Power yang terdiri dari unit kondenser

    dan unit cooling tower.

    I.2 Perumusan Masalah

    Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah

    yang bisa diambil yaitu bagaimana melakukan desain kondenser dan cooling

    tower untuk sistem Solar Thermal Power Plant 250 kW.

    I.3 Batasan Masalah

    Untuk memfokuskan bahasan penelitian, maka diberikan batasan masalah

    sebagai berikut :

    1. Sistem pendingin yang dirancang bekerja untuk Solar Thermal Power

    Plant dengan daya 250 kW.

    2. Perancangan hanya meliputi perhitungan pada tinggi kondenser, cooling

    tower, dan perhitungan pompa yang dibutuhkan dalam sistem pendingin.

    3. Menentukan dimensi kondenser dengan kondisi tekanan uap keluaran

    turbin sebesar 0,2 bar.

    4. Meghitung dimensi cooling tower dengan kondisi dry-bulb temperature

    udara lingkungan sebesar 30oC dengan range pendinginan sebesar 10

    oC.

    5. Jenis nozzle yang digunakan tidak termasuk dalam aspek yang diteliti dan

    menggunakan asumsi monodisperse spray pada pengaplikasian.

    Penelitian tidak mempertimbangkan aspek ekonomi, pengendalian, dan

    material yang digunakan.

    I.4 Tujuan

    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh desain sistem pendingin siklus

    Rankine pada sistem Solar Thermal Power Plant daya rendah dengan

    menganalisis pengaruh dari ukuran droplet, perbandingan massa antara uap air

  • 3

    dengan air pendingin, tinggi kolom kondenser dan cooling tower, serta pengaruh

    kecepatan udara pada cooling tower.

    I.5 Manfaat

    Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat:

    1. Mengetahui desain konfigurasi sistem pendingin berupa kondenser dan

    cooling tower agar memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan.

    2. Membantu dalam pemanfaatan sumber panas matahari sebagai salah satu

    sumber energi alternatif di Indonesia.