s1-2014-265740-introduction
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 S1-2014-265740-introduction
1/5
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Cekungan Kutai merupakan cekungan Tersier terbesar dan terdalam di
Indonesia bagian barat, dengan luas area 60.000 km2 dan ketebalan penampang
mencapai 14 km. Cekungan Kutai adalah penghasil hidrokarbon potensial terbesar
ke-4 di kawasan Asia Tenggara dan Australia, dengan cadangan terbukti sekitar
11 miliar barrel setara minyak (Howes, 1997 dalam Allen dan Chambers, 1998).
Daerah penelitian (Lapangan Mutiara) merupakan salah satu lapangan Vico
Indonesia yang berada di Blok Sanga-Sanga, Delta Mahakam, Kalimantan Timur.
Stratigrafi daerah ini terdiri dari suksesi endapan delta berumur Miosen Atas yang
merupakan anggota dari Formasi Tanjung Batu. Formasi Tanjung Batu
diendapkan selama fase regresif Miosen pada lingkungan paralik-deltaik dan
didominasi oleh batulempung, batu serpih serta batupasir endapan channel dan
distributary mouth bar. Batupasir tersebutlah yang merupakan reservoar utama
dan menjadi target eksplorasi di daerah penelitian.
Pengetahuan mengenai geometri reservoar merupakan hal mendasar yang
haras dipahami secara detail dalam melakukan pemodelan reservoar maupun
perhitungan cadangan gas. Reservoar batupasir Formasi Tanjung Batu di
Lapangan Mutiara memiliki pelamparan lateral dan geometri yang kompleks
sebagai bentuk sensitivitas lingkungan delta terhadap adanya perubahan faktor
pengontrol dinamika sedimentasi. Studi mengenai ekometri reservoar di Delta
Mahakam telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, terutama George
Phillips Alien. Studi tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa geometri batupasir
endapan mouth bar sangat dipengaruhi oleh tipe dan tingkat energi pesisir, volum
aliran sungai serta karakter sediment load. Sedangkan pelamparan dan geometri
batupasir endapan distributary channel bergantung pada proses fluvial serta
karakter sediment load. Namun, studi mengenai geometri reservoar dalam
kaitannya terhadap unit sratigrafi yang terbentuk pada fase tertentu selama
terjadinya siklus kedudukan relatif muka air laut (HST, LST, TST) belum pernah
dilakukan di daerah penelitian. Dengan demikian pemodelan fasies yang
-
7/26/2019 S1-2014-265740-introduction
2/5
2
dilakukan di daerah penelitian selama ini mengasumsikan bahwa perbandingan
variabel antara ketebalan dan pelamparan geometri reservoar adalah sama untuk
semua unit stratigrafi, tanpa memperhatikan posisi stratigrafinya. Generalisasi
tersebut tentu saja dapat menyebabkan kekeliruan dalam perhitungan cadangan
gas.
Secara konseptual, selama fase transgresi dari suatu siklus kedudukan relatif
muka air laut akan mengakibatkan perpindahanshoreline ke arah darat. Proses ini
menyebabkan penambahan ruang akomodasi terus terjadi hingga mencapai
kondisi dimana suplai sedimen tidak mampu mengimbangi ruang yang tersedia,
sehingga pola pengendapan akan bersifat retrogradasional. Batupasir yang
bertindak sebagai reservoar umumnya berupa endapan mouthbar yang relatif tipis.
Sebaliknya, selama fase regresi atau muka air laut tetap, shoreline akan bergerak
menuju ke arah laut. Suplai sedimen dari arah darat sangat tinggi hingga melebihi
kapasitas ruang akomodasi, sehingga akan menghasilkan polapengendapan yang
bersifat progradasional. Fasies batupasir yang terbentuk akan relatif dibandingkan
fase transgresi. Dengan demikian, ada suatu implikasi antara dinamika
sedimentasi terhadap geometri reservoar batupasir yang terendapkan pada suatu
cekungan. Peneliti menyadari perlunya kajian mengenai kerangka stratigrafi pada
Formasi Tanjung Bantu dengan tujuan untuk memahami perbedaan geometri
reservoar yang terbentuk pada unit-unit tersebut. Adapun aplikasi dari penelitian
tersebut adalah untuk memberikan gambaran mengenai perbandingan geometri
reservoar yang terendapkan pada unit stratigrafi yang berbeda. Data ini akan
dijadikan sebagai acuan dalam pemodelan fasies maupun pemodelan reservoar.
I.2. Rumusan MasalahPenelitian dilakukan pada Zona-G yang selaras dengan Formasi Tanjung
Batu, Lapangan Mutiara, Blok Sanga-sanga PSC, Cekungan Kutai bagian bawah.
Secara stratigrafi Formasi Tanjung Batu berumur Miosen Tengah-Akhir.
Penyebaran distribusi reservoar dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
jenis litologi, pola penumpukan stratigrafi dan lingkungan pengendapan pada
lapangan penelitian. Perbedaan jenis litologi yang ditentukan berdasarkan
karakteristik data log akan mempengaruhi pola penumpukan stratigrafi dan jenis
-
7/26/2019 S1-2014-265740-introduction
3/5
3
lingkungan pengendapan. Penyebaran reservoar pada setiap pola penumpukan
stratigrafi memiliki karakter yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan karena
masing-masing reservoar terdapat pada setiapsystem tract yang berbeda.
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian korelasi stratigrafi pada Reservoar Zona-G, Lapangan
Mutiara ini adalah:
Mendapatkan perubahan fasies delta pada Reservoar Zona-G
Mendapatkan geometri reservoar pada Rservoar Zona-G
Mendapatkan perubahan paleogeografi dan model pengendapan pada
Reservoar-Zona G.
I.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada pada Blok Sanga-Sanga. Secara umum, data yang
dianalisis merupakan data sumur yang diambil pada Lapangan Mutiara,
Cekungan Kutai, Provinsi Kalimantan Timur. Adapun fokus penelitian pada
Zona G, dimana di dalam konteks regional, zona tersebut merupakan anggota
dari Formasi Tanjung Batu, Kelompok Kampung Baru (Marks et al., 1982).
Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan di RDT Departement Vico
Indonesia.
Pengumpulan dan pengolahan data dilakukan di RDT Departement Vico
Indonesia selama 3,5 bulan sejak bulan September 2012 hingga Desember
2012. Selanjutnya proses analisis dilakukan di Jurusan Teknik Geologi UGM.
I.5. Batasan MasalahPenelitian ini dibatasi oleh beberapa hal diantaranya :
Korelasi sikuen stratigrafi dibatasi pada interval Zona-G yang selaras
dengan Formasi Tanjung Batu.
Data yang dipergunakan berupa well log pada 25 sumur yang
kesemuanya memiliki arah penyebaran searah padastrikeperlapisan.
-
7/26/2019 S1-2014-265740-introduction
4/5
4
Penentuan parameter litologi yang selanjutnya digunakan sebagai
penentuan jenis reservoar diinterpretasikan dari data log gamma-ray
yang disebut dengan penentuan electrofacies.
Penentuan lingkungan pengendapan diperoleh berdasarkan
karakteristik data log gamma-ray dan pola penumpukan stratigrafi.
Penyebaran reservoar diperoleh berdasarkan pembuatan peta net-sand
isopach dengan melihat perbandingan ketebalan dan pelamparan
secara horisontal
Gambar 1.1. Lokasi daerah penelitian pada lapangan Mutiara Blok Sanga-Sanga
PSC yang terletak pada daerah onshore(Vico, 2002)
I.2. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dilakukan berdasarkan penentuan litologi
berdasarkan karakter log gamma-ray. Penentuan litologi digunakan sebagai
analisis pola penumpukan sikuen stratigrafi yang selanjutnya dipergunakan
dalam pembuatan peta net-sand isopach.Berdasarkan peta net-sand isopach
U
= Lapangan
penelitian
-
7/26/2019 S1-2014-265740-introduction
5/5
5
maka peneliti mendapatkan pola penyebaran reservoar dan lingkungan
pengendapan pada daerah penelitian
I.7. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi ilmu pengetahuan yaitu mengetahui perubahan
fasies yang terjadi selama fase regresi pada Reservoar Zona G, perbandingan
perubahan fluktuasi air laut secara lokal dan regional, mengetahui ketebalan
dan penyebaran secara lateral pada reservoar Zona G. Sedangkan manfaat
penelitian bagi industri yaitu mengetahui pola penyebaran kharakteristik
reservoar Zona G untuk mengetahui prospek keterdapatan hidrokarbon serta
prospek pengembangan lapangan dalam menentukan lokasi yang berpotensi
menghasilkan hidrokarbon