rumah tradisional kudus pengaruh budaya islam dalam rumah ... · rumah tradisional kudus : ......

113
RUMAH TRADISIONAL KUDUS : PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH TRADISIONAL KUDUS (1500-1900) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh Mujib Hardiyan Syah NIM : 104022000809 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

Upload: vunhan

Post on 14-May-2018

256 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

RUMAH TRADISIONAL KUDUS :

PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH TRADISIONAL KUDUS

(1500-1900)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh

Mujib Hardiyan Syah

NIM : 104022000809

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 2: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

RUMAH TRADISIONAL KUDUS :

PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH TRADISIONAL KUDUS

(1500-1900)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh

Mujib Hardiyan Syah

NIM : 104022000809

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 3: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (satu) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 7 Agustus 2009

Mujib Hardiyan Syah

Page 4: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

RUMAH TRADISIONAL KUDUS :

PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH TRADISIONAL KUDUS

(1500-1900)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh

Mujib Hardiyan Syah

NIM : 104022000809

Pembimbing,

Drs. Imam Subchi, M.A.

NIP : 19670810 200003 1 001

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 5: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul RUMAH TRADISIONAL KUDUS : PENGARUH

BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH TRADISIONAL KUDUS (1500-1900)

telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada 25 Agustus 2009. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Humaniora (S.Hum.) pada

Program Studi Sejarah dan Peradaban Islam.

Jakarta, 25 Agustus 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. H. M. Ma’ruf Misbah, M.A. Usep Abdul Matin, S.Ag, M.A., M.A.

NIP : 19591222 199103 1 003 NIP : 150 288 304

Anggota,

Penguji, Pembimbing,

Dr. H. M. Muslih Idris, Lc., M.A. Drs. Imam Subchi, M.A.

NIP : 19520603 198603 1 001 NIP : 19670810 200003 1 001

Page 6: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

i

ABSTRAKSI

Mujib Hardiyan Syah

Rumah Tradisional Kudus : Pengaruh Budaya Islam dalam Rumah

Tradisional Kudus (1500-1900)

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian yang bersifat deskriptif

analitis, yang berusaha mendiskripsikan serta menganalisa perkembangan

arsitektur rumah tradisional Kudus yang dipengaruhi oleh beragam kebudayaan,

termasuk Islam. Penelitian ini di latar belakangi oleh banyaknya rumah-rumah

maupun gedung-gedung pemerintahan yang meniru seni ukiran yang terdapat

pada ornamen-ornamen di dinding rumah tradisional Kudus atau yang biasa

disebut gebyok. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan dan

penelitian lapangan.

Permasalahan utama yang ingin dijawab dengan adanya penelitian ini

adalah bagaimana gambaran umum rumah tradisional Kudus dari awal hingga

perkembangan rumah tersebut saat kebudayaan Islam masuk di Kudus dan

seberapa besar pengaruh kebudayaan Islam dalam rumah tradisional Kudus.

Penulisan skripsi ini mengungkap bahwa rumah Kudus Kuno, ketika itu memiliki

atap berbentuk kampung atau biasa disebut rumah tipe payon (kampung), dan

rumah tersebut tidak memiliki hiasan ukir-ukiran. Berbeda dengan rumah Kudus

setelah masuknya Islam, yaitu melalui peranan Sunan Kudus dan Kyai Telingsing,

sehingga rumah tradisional Kudus dalam perkembangannya mengalami beberapa

perubahan yang sangat signifikan dari bentuk fisik rumahnya dan interior yang

didominasi ukiran-ukiran dari berbagai kebudayaan yang mendukung keindahan

rumah pada perkembangan selanjutnya dalam rumah tradisional Kudus.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya Islam yang terutopsi

pada ornamen rumah tradisional Kudus tampil menyerap, mengakomodasi, atau

mengadaptasi unsur-unsur kesenian yang telah ada sebelumnya, dan lebih

mementingkan isi atau misi yang terkandung di dalamnya. Sehingga kebudayaan

Asli, Hindu Jawa, Cina dan Islam, dimana kesemuanya dengan apik mengalami

sinkretisasi yang ditampilkan dalam bentuk ornamen-ornamen.

Page 7: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta karunia-Nya. Shalawat serta salam

senantiasa penulis panjatkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang telah

membawa manusia melewati alam kegelapan menuju kemenangan. Semoga kita

mendapatkan syafaat dari beliau pada hari akhir nanti. Amin.

Banyak sekali cobaan serta rintangan yang penulis hadapi dalam

menyusun Tugas Akhir / Skripsi ini. Meski demikian berkat dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak, akhirnya tanpa disadari penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir / Skripsi tersebut dengan baik. Suatu kebahagiaan dan penghargaan

bagi diri penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir / Skripsi yang begitu berat

untuk dijalankan dengan kemampuan yang terbatas dan tanpa bantuan Allah SWT

penulis tidak akan dapat menyelesaikan Tugas Akhir / Skripsi ini.

Skripsi ini membahas mengenai ”Rumah Tradisional Kudus :

Pengaruh Budaya Islam dalam Rumah Tradisional Kudus (1500-1900)”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Humaniora, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penulisan skripsi ini banyak bantuan yang diterima penulis, dan

kiranya penulis dapat mengucapkan terima kasih kepada :

Page 8: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

iii

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat sebagai Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, atas pedoman Penulisan Karya Ilmiah

(Skripsi, Tesis, dan Desertasi) dalam buku Pedoman Akademik 2007-2008

yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Dr. H. Abdul Chair, MA sebagai Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, atas persetujuan

yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat diajukan dalam sidang

munaqasyah.

3. Drs. H. M. Ma’ruf Misbah, MA sebagai Ketua Jurusan Sejarah dan

Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

atas persetujuan yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat diajukan

dalam sidang munaqasyah.

4. Drs. Imam Subchi, MA sebagai Dosen Pembimbing Skripsi penulis.

Terima kasih banyak bapak atas bimbingan skripsinya yang tiada henti

memberikan saran-sarannya sehingga skripsi ini dapat diterima dan

diajukan dalam sidang munaqasyah.

5. Dr. H. M. Muslih Idris, Lc, MA sebagai Dosen Penguji Skripsi penulis.

Terima kasih atas beberapa saran-saran yang telah diberikan dalam

perbaikan skripsi ini semoga nantinya skripsi ini dapat menjadi

sumbangsih ilmu di kemudian hari.

6. Drs. Saidun Derani, MA sebagai Dosen Pembimbing Akademik penulis,

atas bimbingan akademik yang telah bapak berikan kepada penulis selama

ini.

Page 9: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

iv

7. Ayahanda Muhadzab, Ibunda Umroh, dan adikku Milcham Chairun Syah.

Terima kasih atas doa-doanya yang tiada henti-hentinya selalu ditujukan

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai, serta dukungan moral

dan materi yang telah diberikan sehingga sangat membantu penulis dalam

menyelesaikan studinya untuk memperoleh gelar Sarjana.

8. Saudara-saudaraku yang selalu mendukungku : Pakdhe, Budhe, Paklik,

Bulik, Mba’ Mila, Mba’ Iyuz, Mas Rizal, dan Bayu, atas dukungan moral

dan materi yang telah diberikan oleh kalian. Terima kasih.

9. Temanku semua angkatan ’04, yang bersama-sama selama 5 tahun ini :

Adit, Inul, Anita, Pandu, Thya, Fatimah, Indah, Udin, Mantik, Maria,

Kang. Hamdi, Revi, Qiqin, Murni, Endah, Aini, Nurhasanah, Sai’dah, Siti,

Marni, UIN, Ujang, Ochol, dan Yulia.

10. Teman-temanku yang lebih dulu lulus : Juni, Joy, Fahmi, dan Sinyo.

Sukses untuk kalian.

11. Anak-anak The LaFFy : Dedi (buded), Haikal (ical), dan Aziz (chobby).

Terima kasih banyak atas semangatnya, and we will rock together.

12. Teman-teman dari Unicore. Terima kasih atas semangat dan

kebersamaannya.

13. Temanku yang ada di Kudus sana : Fariz dan Nina. Terima kasih banyak

atas semangatnya, dan beberapa bantuan yang telah kalian berikan, nanti

aku datang lagi.

Page 10: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

v

Akhirnya atas doa restu semuanya, skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Penulis sangat mengharap saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.

Jakarta, 11 September 2009

Penulis

Page 11: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI.......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah….…...……........................................................... 4

C. Lingkup Permasalahan....................................................................... 4

D. Tujuan Penelitian................................................................................ 8

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu........................................................... 9

F. Landasan Teori................................................................................... 10

G. Metode Penelitian.............................................................................. 16

H. Sistematika Penulisan......................................................................... 17

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA KUDUS.............................................. 19

A. Letak Geografis Kota Kudus.......................................................... 19

B. Keadaan Sosial dan Budaya Masyarakat Kudus............................. 24

C. Kehidupan Religi Masyarakat Kudus............................................. 33

Page 12: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

vii

BAB III RUMAH TRADISIONAL KUDUS SEBELUM MASUKNYA

ISLAM DI KUDUS............................................................................ 40

A. Tinjauan Sejarah............................................................................. 40

B. Bentuk Rumah Tipe Kampung........................................................ 46

1. Kampung Pacul Gowang........................................................... 47

2. Kampung Srotong...................................................................... 47

3. Kampung Dara Gepak…........................................................... 47

4. Kampung Klabang Nyander...................................................... 48

5. Kampung Lambang Teplok....................................................... 48

6. Kampung Lambang Teplok Semar Tinandhu............................ 48

7. Kampung Gajah Njerum............................................................ 49

8. Kampung Cere Gencet…........................................................... 49

9. Kampung Semar Pinondhong.................................................... 49

10. Kampung Gotong Mayit............................................................ 50

11. Kampung Apitan……............................................................... 50

12. Kampung Gajah Ngombe.......................................................... 50

13. Kampung Trajumas……........................................................... 50

C. Susunan Ruangan Rumah Tipe Kampung...................................... 51

D. Fungsi Tiap-Tiap Ruangan Rumah Tipe Kampung........................ 54

Page 13: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

viii

BAB IV RUMAH TRADISIONAL KUDUS SETELAH

BERKEMBANGNYA ISLAM DI KUDUS.................................... 59

A. Tinjauan Sejarah............................................................................. 59

B. Bentuk Fisik Bangunan Induk........................................................ 63

1. Jagasatru.................................................................................... 65

2. Senthong.................................................................................... 67

3. Pawon......................….............................................................. 70

C. Komponen Pendukung Bangunan Pada Setiap Bagian Rumah...... 72

1. Lantai…..................................................................................... 72

2. Langit-Langit / Ceiling.............................................................. 73

3. Dinding......................…............................................................ 73

4. Pintu........................................................................................... 73

5. Jendela....................................................................................... 74

6. Tiang.......................................................................................... 74

D. Ragam Hias..................................................................................... 78

E. Tinjauan Unsur-Unsur Budaya Islam.............................................. 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 89

A. Kesimpulan ....................................................................................... 89

B. Saran-saran..........................................................................................91

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................93

LAMPIRAN........................................................................................................99

Page 14: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah.............................................. 99

2. Peta Kota Kudus.......................................................................................... 100

3. Denah Rumah Bentuk Kampung................................................................. 101

4. Bentuk Dasar Rumah Kudus....................................................................... 103

5. Struktur Konstruksi Bangunan Rumah Kudus............................................ 104

6. Denah Rumah Kudus Tampak Atas............................................................ 105

7. Denah Rumah Kudus Tampak Muka dan Tampak Samping Kanan........... 106

8. Rumah Kudus Milik Warga di sekitar Masjid Menara Kudus (1)............... 107

9. Rumah Kudus Milik Warga di sekitar Masjid Menara Kudus (2)............... 107

10. Jalan Berupa Lorong-Lorong Sempit di antara Rumah-Rumah Warga.........108

11. Ornamen Ukiran pada Pintu Sorong Kere................................................... 108

12. Ruang Jogosatru........................................................................................... 109

13. Ornamen Ukiran pada Ruang Jogosatru...................................................... 109 14. Ornamen Ukiran Nanas pada Dodo Peksi dalam Ruang Jogosatru............ 110

15. Ornamen Ukiran pada Konsol..................................................................... 110 16. Foto Soko Geder, Simbol Keesaan Allah.................................................... 111

17. Motif Masjid dengan Hias Sulur-Suluran Berpangkal pada Jambangan..... 111 18. Ornamen Ukiran pada Pintu Sentong.......................................................... 112

19. Ornamen Ukiran Pada Tiang Pintu Ruang Gedongan................................. 112

Page 15: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

x

MOTTO

Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah pertama

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-

orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran

yang cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang

mendahulukan istirahat sebelum lelah

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan

dengan ketakutan, namun lihatlah sekitar dengan penuh kesadaran

Setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna

memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar

seperti juga tiada kata akhir untuk kehidupan

Page 16: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah adalah tempat dimana manusia tinggal untuk berteduh dari

hujan, terpaan sinar matahari, dan berlindung dari marabahaya. Keberadaan

rumah terus berkembang seiring dengan perubahan zaman baik dari segi

bentuk, fungsi, maupun maknanya. Rumah akan terlihat biasa saja apabila

tidak memiliki unsur kebudayaan di dalamnya, maka dibutuhkanlah arsitektur

rumah untuk memperindah rumah tersebut. Kehadiran arsitektur rumah

senantiasa bersifat “cultural-spesific”. Hal tersebut memberikan arti bahwa

kebudayaan merupakan variabel yang berpengaruh didalamnya.1

Warga masyarakat Kudus, adalah sekelompok orang-orang Jawa yang

bermukim di daerah pesisir pantai Utara pulau Jawa. Sebagai masyarakat

pesisiran, secara historis mereka dikenal sebagai masyarakat yang bersifat

religius, artinya di setiap sendi-sendi kehidupan sebagian besar warga

masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi oleh sistem kepercayaan

dan sistem nilai sebagaimana yang diajarkan oleh agama yang mereka peluk,

yaitu agama Islam.2

Rumah tradisional Kudus, yang berdasarkan kajian historis-arkeologis,

telah berhasil diketemukan pada abad ke-16 M, yang dibangun dengan bahan

baku 95 % berupa kayu jati (Tectona Grandis) berkualitas tinggi dengan

1 Triyanto, “Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus”, (Tesis S2,

Universitas Indonesia, 1992), h. 8. 2 Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa (Jakarta : Balai Pustaka, 1984), h. 26.

Page 17: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

2

teknologi pemasangan system “knock-down” (bongkar pasang tanpa paku).

Rumah adat Kudus merupakan salah satu rumah tradisional yang terjadi akibat

endapan suatu evolusi kebudayaan manusia, dan terbentuk karena

perkembangan daya cipta masyarakat pendukungnya.3

Rumah tradisional Kudus yang sebagian besar dibangun sebelum tahun

1810 M, pernah mengalami masa kejayaannya dan menjadi simbol

kemewahan bagi pemiliknya pada waktu itu. Lingkungan wilayah Kudus

Kulon terbentuk dengan ciri keberadaan rumah adat tradisional Kudus

tersebut.

Pada kenyataannya, sejarah perkembangan Kudus banyak dipengaruhi

oleh kebudayaan asing seperti Hindu, Cina, Persia, dan Eropa yang masuk ke

kawasan Kudus dalam waktu yang cukup lama. Kebudayaan-kebudayaan

asing tersebut juga memengaruhi bidang arsitektur pembuatan rumah adat di

daerah Kudus. Seni ukir Kudus banyak didominasi oleh bunga teratai untuk

memaknai agama Hindu. Sunan Kudus memperkenalkan seni ukir yang

didominasi oleh bunga melati yang satu sama lain saling berhubungan.4

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, secara fisik

ternyata wilayah Kudus Kulon yang mayoritas penduduknya merupakan para

pengusaha dan pedagang tampak lebih maju jika dibandingkan dengan Kudus

Wetan. Dengan peningkatan dalam segi finansial, mereka membangun rumah-

3 Kab. Kudus, “Rumah Adat Kudus”, artikel diakses pada 20 April 2008 dari

http://www.indonesia.go.id/id 4 J. Pamudji Suptandar, “Seni ukir dan Ornamen dalam Rumah Adat Kudus”,

artikel diakses pada 20 April 2008 dari http://www.gebyokcenter.com

Page 18: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

3

rumah tinggal yang penuh dengan ukiran-ukiran yang membedakannya

dengan rumah-rumah adat sebelumnya.

Model ukiran rumah adat Kudus agak berbeda dari model tempat para

pengukir terkenal yang lain di Jawa yaitu Jepara. Menurut sejarah, di Kudus

dahulunya merupakan pusat pengrajin seni ukir, sebelum dikembangkan di

Jepara. Seni ukir diperkenalkan oleh imigrasi asal Yunan, The Ling Sing,

sekitar abad ke-15.5

Oleh masyarakat Islam setempat, Kyai Telingsing ini tidak hanya

dikeramatkan kuburannya tetapi juga dilestarikan ajarannya. Salah satu ajaran

Mbah Sing (sebutan Kyai Telingsing) yang masih hidup dalam tradisi

masyarakat setempat yaitu “solat sacolo saloho dongo sampurno”, yang

berarti solat sebagai doa yang sempurna. Dan “lenggahing panggenan

tersetihing ngaji”, yang berarti menempatkan diri pada sesuatu yang benar,

suci dan terpuji.

Mengingat keunikan rumah adat tradisional Kudus yang menggunakan

karya seni ukir-ukiran oleh masyarakat yang menjadikannya berbeda dengan

rumah adat lainnya, khususnya rumah Joglo di daerah Jawa, maka penulis

tertarik untuk meneliti rumah tinggal tradisional masyarakat Kudus dengan

judul “RUMAH TRADISIONAL KUDUS : PENGARUH BUDAYA ISLAM

DALAM RUMAH TRADISIONAL KUDUS (1500-1900)”.

5

Dia datang untuk menyebarkan agama Islam, kemudian disebut sebagai Kiai

Telingsing. Selain itu, juga membagikan ilmunya untuk mengukir kayu dengan gaya Sun

Ging atau biasa disebut Sungging sebagai sebuah mahakarya ukiran kayu karena

kehalusan dan keindahannya.

Page 19: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

4

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah dan efektifnya penulisan ini, maka berdasarkan

penjelasan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, penulis hanya

membatasi permasalahan yang akan dibahas, yakni tentang pengaruh budaya

Islam dalam pembuatan rumah tinggal tradisional di daerah Kudus.

Bertitik tolak dari persoalan-persoalan di muka, maka penulis merasa

perlu merumuskan permasalahan utama yang akan membawa pada dampak dan

pengaruh rumah tradisional di masyarakat. Diantaranya yaitu :

1. Bagaimana gambaran umum rumah tradisional Kudus sebelum masuknya

Islam di Kudus ?

2. Bagaimana gambaran umum rumah tradisional Kudus setelah

berkembangnya Islam di Kudus ?

3. Bagian-bagian mana saja yang terdapat unsur-unsur budaya Islamnya ?

C. Lingkup Permasalahan

Awal mula kemunculan rumah tinggal tradisional Kudus dengan

kekayaan ragam hias ukirannya dilatarbelakangi oleh meningkatnya taraf hidup

masyarakat. Dalam laporan penelitian yang berjudul “Mencari Korelasi Antara

Masjid Dengan Rumah Tinggal Tradisional Kudus, Jawa Tengah : Dengan

Pendekatan Historis dan Deskriptif”, Ashadi menyimpulkan bahwa terdapat

benang merah antara tingkat taraf hidup masyarakat dengan banyak dan

sedikitnya atau kaya dan miskinnya ragam hias ukiran pada rumah tinggal

tradisional. Sehingga ada dua faktor utama yang berkaitan erat dengan

Page 20: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

5

keberadaan rumah tinggal tradisional Kudus, yaitu peningkatan pendapatan

masyarakat dan ragam hias ukiran. Dengan demikian untuk mengetahui sejarah

rumah tinggal tradisional Kudus, mau tidak mau, harus mengetahui sejarah

perkembangan masyarakat Kudus dan ragam hias ukiran itu sendiri.

Nama kota Kudus yang pada awalnya Tajug yang oleh Sunan Kudus

dibuat “resmi” sebagai kota suci yang kemudian berkembang sebagai pusat

keagamaan di daerah pesisir. Sunan Kudus hidup pada masa pemerintahan

Raden Patah di Demak yaitu pada tahun 1462-1518 M, dan diduga Sunan

Kudus wafat antara tahun 1518 atau 1550. Kemungkinan sebelum tahun-tahun

tersebut Sunan Kudus telah menempati wilayah Kudus. Pada tahun 1543 M,

dia menerima dan sekaligus mengislamkan seorang Cina yang kapalnya

terdampar di daerah Jepara, yang kemudian menetap di Kalinyamat di Jepara

bagian Selatan bersama istrinya, salah seorang putri Trenggana, dan tentu saja

orang Cina tersebut tidak sendirian. Tetapi orang-orang asing terutama orang-

orang Cina sudah berada di kota-kota pesisir pantai utara pulau Jawa beberapa

tahun sebelum itu. Menurut Ashadi, kemungkinan, kota Kudus itu mulai

mengalami kemunduran secara drastis pada tahun 1588 M, saat kekuasaan

Islam berpindah ke Mataram. Walaupun pada tahun 1605 M, Kudus masih

dianggap sebagai kota “santri” oleh raja Mataram, namun sudah tidak

mempunyai kekuasaan apa-apa. Masyarakat pertama yang bersama-sama

Sunan Kudus membangun kota Kudus, hidup dengan bertani dan berladang,

dan sesekali menjual hasilnya. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan daerah-

daerah lain di pulau Jawa. Dikaruniai tanah yang subur, berupa endapan

Page 21: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

6

lumpur, menjadikan Kudus dan daerah-daerah di bagian utara Jawa Tengah

lainnya pernah mengalami surplus padi, yaitu pada zaman kerajaan Mataram

Islam yang berpusat di pedalaman (abad ke-17 M). Namun daerah-daerah ini

juga pernah mengalami masa-masa paceklik, kekurangan makanan, dan timbul

banyak penyakit. Oleh Hartingh, pada abad ke-18 M, Kudus disebutnya

sebagai “kota mati”. Sebagaimana kondisi sosial masyarakat Jawa lainnya pada

waktu itu yang kebanyakan bertani, dalam membangun rumah kemungkinan

besar tidak berbeda, yaitu berbentuk rumah yang paling sederhana; bentuk

kampung. Tipe rumah inilah yang mula-mula menempati wilayah yang

dinamakan Kauman, disekitar masjid Menara Kudus; sebab pusat kota Kudus

Kuno diyakini terletak diantara kompleks bangunan masjid kuno dengan

sebuah menara bergaya candi sekarang berada. Prinsip hidup masyarakat Jawa

pada umumnya yang “sekedar bisa hidup” atau “sekedar untuk hidup”,

merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya.

Pada akhir abad ke-19 M, bertepatan dengan dibangunnya kota Kudus

modern (Kudus Wetan), masyarakat Kudus Kulon mulai menapak naik taraf

kehidupannya. Walaupun pada saat itu kota Kudus mulai berkembang menjadi

kota industri yang menyedot pekerja-pekerja buruh (kebanyakan perempuan)

dari Kudus dan daerah sekitarnya, dan di Kudus juga terdapat industri

percetakan dan pertenunan batik maupun kain songket adalah sebagai indikasi

bahwa kota Kudus sudah hidup kembali dan mulai menggeliat untuk berusaha

berdiri tegak. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tercapainya kemakmuran

masyarakat Kudus Kulon justru bermula dari rokok kretek.

Page 22: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

7

Di Kudus Kulon secara menyebar, rapat dan padat, di daerah sekitar

masjid kuno Menara Kudus, terdapat rumah-rumah tradisional yang

“spektakuler” karena hampir di seluruh bagian rumah kayu dipenuhi dengan

ukiran. Dengan latar belakang yang berbeda dengan rumah tradisional Jawa

lainnya, rumah tinggal tradisional Kudus telah tampil dengan sosoknya yang

unik dan khas. Di dunia ini, hal-hal yang spektakuler biasanya tidak berumur

panjang, sebab apa yang pernah diciptakan akan sulit untuk diulang kembali.

Begitu pula dengan rumah tradisional Kudus, yang semakin lama semakin

berkurang jumlahnya.6 Rupanya masyarakat Kudus tidak berhasil mengulang

atau setidak-tidaknya mempertahankan dan melanjutkan sukses yang telah

dirintis pendahulunya. Pelimpahan warisan arsitektur rumah tradisional yang

terjadi pada masyarakat Kudus Kulon adalah sekedar pemberian atau hibah

nyata sosok bangunan yang sudah ada oleh orang tua sebagai kreator kepada

anak keturunannya. Jadi, generasi penerus tidak menghasilkan karya arsitektur

baru. Dengan kata lain bahwa rumah tradisional Kudus di bangun oleh dua atau

tiga generasi dan tidak diikuti oleh generasi berikutnya.

Kelengkapan ukiran dan bentuk rumah tinggal tradisional Kudus

tergantung kepada tingkatan kemampuan ekonomi pemiliknya, strata sosial

ekonomi menengah ke atas atau menengah ke bawah. Berdasarkan

kelengkapan ukirannya, rumah tinggal tradisional Kudus digolongkan ke dalam

6 Menurut data yang dikeluarkan oleh Pemda setempat pada tahun 1983, jumlah rumah

tradisional Kudus adalah 203 buah terdiri dari 62 rumah kaya ukiran dan 141 rumah miskin ukiran.

Pada tahun 1984 jumlahnya menyusut menjadi 169 buah terdiri dari 54 rumah kaya ukiran dan 115 rumah miskin ukiran (Ria Rosalia Wikantari, “Safeguarding A Living Heritage, A Model for the

Architecture Conservation of an Historic Islamic Distric of Kudus, Indonesia”, (Tesis S2,

University of Tasmania, 1994), h. 85), dikarenakan masalah-masalah hak waris telah

menyebabkan rumah tradisional Kudus terpaksa harus dijual kepada pihak lain.

Page 23: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

8

rumah tinggal tradisional kaya ukiran dan miskin ukiran. Sedangkan bentuk

rumah tradisional Kudus dapat dibedakan menjadi empat golongan atau tipe,

yaitu tipe payon atau kampung, limasan, dara gepak (kombinasi antara tipe

kampung dan limasan), dan joglo. Berdasarkan pola tapaknya, rumah tinggal

tradisional Kudus dapat dibedakan menjadi tiga golongan atau tipe, yaitu tipe

tunggal tertutup, tunggal terbuka, dan berderet.7

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari pada penulisan ini sebagaimana telah disebutkan di atas,

bahwa rumah adat mempunyai peranan kehidupan sosial dan agama di

masyarakat adalah sebagai berikut :

1. Untuk dapat mengetahui gambaran umum rumah tradisional Kudus

sebelum masuknya Islam di Kudus seutuhnya.

2. Untuk dapat mengetahui gambaran umum rumah tradisional Kudus setelah

berkembangnya Islam di Kudus seutuhnya.

3. Untuk dapat mengetahui bagian-bagian mana saja yang terdapat unsur-

unsur budaya Islamnya.

Adapun manfaat dari penulisan ini adalah :

1. Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana

Humaniora, Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7 Ashadi, “Mencari Korelasi antara Arsitektur Masjid dengan Rumah Tinggal Tradisional

di Kudus, Jawa Tengah : dengan Pendekatan Historis dan Deskriptif”, (Laporan Penelitian

Fakultas Tekhnik, Universitas Pancasila, 2000), h. 97.

Page 24: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

9

2. Untuk memberikan informasi mengenai kegunaan rumah selain sebagai

karya seni dan lambang martabat namun juga sebagai sarana berdakwah

baik dari segi sosial, maupun agama.

3. Untuk menambah khazanah hasil karya ilmiah di bidang sejarah Islam

khususnya kebudayaan di Indonesia. Dengan demikian penulisan ini

diharapkan dapat melengkapi dan bisa digunakan untuk memahami fungsi

rumah adat tradisional sebagaimana mestinya.

E. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Permasalah rumah adat pernah dikaji oleh Ashadi dalam tulisannya

yaitu, “Mencari Korelasi Antara Masjid Dengan Rumah Tinggal Tradisional

Kudus, Jawa Tengah : Dengan Pendekatan Historis dan Deskriptif : Laporan

Penelitian”, yang dititikberatkan oleh Ashadi adalah hubungan arsitektur

masjid dengan rumah tinggal masyarakat Kudus, sehingga terdapat dua

persoalan pokok yang dijelaskan, dari hal tersebut dapat diketahui bahwa

rumah Kudus juga dipengaruhi oleh budaya Islam seperti halnya masjid.

Maka penulis tertarik untuk mengkhususkan pada pengaruh Islam

dalam pembuatan rumah adat baik dari maknanya, jenis kebudayaan Islam

terutama seni ukiran, maupun fungsinya, yang berada di daerah Kudus.

Nantinya penulis tetap merujuk kepada penulis tersebut untuk mendapatkan

sumber pendukung penelitian.

Page 25: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

10

F. Landasan Teori

Dalam setiap penulisan dibutuhkan landasan teori sebagai landasan

berpikir agar penulis mampu memaksimalkan segala daya upaya dalam

penelitiannya dengan sebuah teori. Serta mempermudah penulis dalam

melakukan upaya pengkajian terhadap peristiwa-peristiwa masa lampau.8

Khusus dalam penulisan ini, penulis menggunakan beberapa teori.

Menurut Ashadi untuk membahas mengenai rumah tinggal tradisional Kudus

harus mengetahui beberapa hal, yaitu arsitektur tradisional, arsitektur

tradisional Jawa Tengah, beberapa ragam hias tradisional, dan ornamentasi

dalam seni Islam.

1. Arsitektur Tradisional

Arsitektur tradisional adalah kebudayaan yang telah dan pernah

melembaga dengan mantap dalam lingkungan budaya tersebut. Arsitektur

tradisional juga mengandung pengetahuan yang sangat mendalam dan luas

tentang tata ruang dan waktu bagi kehidupan manusia di dunia dan di

akhirat.

Ada beberapa landasan dasar arsitektur tradisional,9 yaitu :

a. Kawruh, merupakan ilmu yang memiliki berbagai dasar-dasar filsafat,

ekologi, teknologi, estetik, tata laksana, tata ritual, sosiologi, dan

sebagainya secara lengkap dan menyeluruh serta terperinci. Merupakan

sarana untuk membentuk dan mengembangkan individu dan

masyarakat dalam “kawruh hidup”.

8 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos, 1999), h. 25.

9 Eko Budiharjo, Arsitektur Sebagai Warisan Budaya (Jakarta : Djambatan, 1997), h.

171-172.

Page 26: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

11

b. Dharma (Mission), menciptakan wadah hidup bagi kehidupan manusia

yang bulat utuh, selamat sejahtera di dunia dan di akhirat. Memapankan

diri manusia dalam dirinya, keluarga, masyarakat, lingkungan, alam,

dan Tuhan.

c. Tertib Laksana, mengukuhkan manusia sebagai subyek. Pengukuhan

terhadap dirinya, keluarga, masyarakat, alam semesta, dan Tuhan, yang

disertai dengan tanggung jawab di dunia dan di akhirat. Menggugah

dan melatih kemandirian; membangkitkan dan meningkatkan

kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan.

2. Arsitektur Tradisional Jawa Tengah

Rumah tradisional Kudus, yang berada di wilayah Jawa Tengah,

sehingga pada dasarnya kebudayaan arsitektur rumah tradisional Kudus

mengikuti rumah tradisional Jawa umumnya. Pada prinsipnya arsitektur

rumah tinggal tradisional Jawa dapat dikelompokkan menjadi lima tipe

yaitu : Panggang-Pe, Kampung, Tajug atau Masjid, Limasan, dan Joglo.10

Rumah tipe Panggang-Pe sebenarnya tidak ada di dalam naskah-naskah

lama kesusastraan Jawa pra-abad ke-XX M, namun demikian tipe ini bisa

ditemukan dalam relief percandian Jawa Tengah yang hadir sebelum abad

ke-X M.11

10

R. Ismunandar K, Joglo, Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, 3th

ed. (Semarang :

Dahara Prize, 1990), h. 91-160, dan Soegeng Reksodiharjo. Dkk, “Arsitektur Tradisional daerah

Jawa Tengah”, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Jawa Tengah (T.tp. : T.pn., 1982), h. 43-88, dan Hamzuri, “Rumah Tradisional Jawa”, Proyek Pengembangan

Permuseuman DKI Jakarta (T.tp. : Departemen pendidikan dan Kebudayaan RI, t.t.), h. 14-60. 11 Josef Prijotomo, Petungan : Sistem Ukiran Dalam Arsitektur Jawa (Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press, 1995), h. 9-10.

Page 27: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

12

a. Rumah tipe Panggang-Pe

Rumah dengan tipe Panggang-Pe adalah bentuk yang paling

sederhana; biasanya memiliki denah persegi panjang dengan 4, 6, atau 8

tiang, beratap satu bidang. Panggang-Pe berarti dijemur di bawah terik

matahari. Dahulu bangunan tipe ini sebagai tempat menjemur barang-

barang seperti teh, pati, ketela pohon dan lain-lain.

b. Rumah tipe Kampung

Rumah bentuk kampung paling banyak dijumpai di lingkungan

masyarakat desa; pada dasarnya mempunyai denah empat persegi

panjang, bertiang empat yang mendukung dua buah atap yang

keduanya berbentuk empat persegi panjang, di bagian samping atas

ditempatkan tutup keong (siput).

c. Rumah tipe Tajug

Rumah bentuk Tajug biasanya banyak dijumpai pada bangunan-

bangunan suci, misalnya masjid dan makam. Rumah tipe ini memiliki

denah bujur sangkar, bertiang empat dan memiliki empat bidang atap

yang bertemu di satu titik puncak.

d. Rumah tipe Limasan

Jika rumah tipe Panggang-Pe dan Kampung adalah rumah

tempat tinggal bagi masyarakat miskin, kurang mampu, maka bentuk

atau tipe Limasan pada umumnya untuk kalangan atau golongan

menengah. Rumah bentuk Limasan pada dasarnya memiliki denah segi

empat, dengan empat, enam, delapan buah tiang atau lebih; atapnya

Page 28: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

13

terdiri atas empat sisi, sehingga memiliki kerangka dudur sebanyak

empat buah yang membentuk wuwungan (bubungan) molo dan dudur.

e. Rumah tipe Joglo

Pada dasarnya rumah bentuk Joglo mempunyai denah bujur

sangkar; pada mulanya memiliki empat tiang yang dinamakan soko

guru. Pada perkembangan selanjutnya ada penambahan di bagian-

bagian sampingnya, sehingga bentuk denah dan jumlah tiang pun

disesuaikan dengan kebutuhan.

3. Ragam Hias Tradisional

Ragam hias tradisional adalah semua bentuk dekorasi atau ornamen

yang difungsikan untuk memperindah suatu bangunan, baik bangunan

tempat ibadah, tempat berkumpul (bermusyawarah) maupun tempat

tinggal, baik dalam bentuk seni pahat (bentuk tiga dimensi), seni ukir

(bentuk dua dimensi), seni lukis maupun seni anyaman, yang diwariskan

secara turun temurun.

Adanya unsur ragam hias pada bangunan-bangunan tempat ibadah

dan tempat tinggal selain memberikan nilai artistik juga nilai religi. Nilai

artistik diperlihatkan pada wujudnya atau motifnya, sedangkan nilai religi

lebih diketahui dari filosofi yang terkandung dalam motif-motifnya. Untuk

memahami filosofi dari satu macam motif diperlukan keahlian tersendiri,

tidak sembarang orang bisa melakukannya, bahkan kadang-kadang seorang

seniman dalam mengekspresikan satu jenis motif ragam hias pada karyanya

tidak mengetahui makna atau filosofinya.

Page 29: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

14

Untuk bisa mengungkap dan memahami sebuah ragam hias, kita

tidak bisa lari dari masa lalu, masa dimana jenis motif ragam hias tersebut

dibuat, dengan juga menyelami alam pikiran, dan adat istiadat masyarakat

pada masa itu yang mungkin tercermin pada ekspresi bentuk atau motif

ragam hiasnya.

Motif ragam hias tradisional ada banyak jenisnya, namun bisa

dikelompokkan ke dalam enam macam yaitu, motif Geometri, Fauna,

Flora, Manusia, Alam, dan Agama atau Kepercayaan. Khususnya motif

Fauna, Flora, dan Manusia, setelah agama Islam masuk mempengaruhi

kepercayaan masyarakat Jawa, motif-motifnya diciptakan sedemikian rupa

sehingga larangan menggambarkan sesuatu makhluk hidup bisa

diakomodir. Motif flora masih memungkinkan mewujudkan dalam bentuk

naturalis, sedangkan motif fauna dan manusia dilakukan dengan proses

stilasi.

4. Ornamen dalam Seni Islam

Kesenian adalah salah satu aspek kebudayaan, dan kebudayaan

adalah hasil karya manusia dengan mengoptimalkan akal budinya.

Sedangkan komponen dasar Islam adalah agama dan kebudayaan; dua hal

yang sangat berlainan pemahamannya. Seni Islam adalah bagian dari

kebudayaan Islam; bukan bagian dari agama Islam. Meskipun kesenian

tidak berhubungan dengan agama, namun karena kebudayaan Islam itu

takluk dan dikendalikan dikendalikan oleh agama, maka kesenian Islam

Page 30: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

15

juga takluk dan dikendalikan oleh agama.12

Roh Tauhid (Ke Esaan Tuhan)

adalah merupakan tenaga penggerak dalam mencipta segala macam

ornamen, sehingga dalam perbedaan bentuk seni Islam di seluruh dunia

Islam akan nyata terlihat norma-norma persamaan yang mengikatnya. Seni

Islam memiliki tujuan dan sasaran yang tidak jauh berbeda dengan apa

yang ada di dalam Al-Qur’an yaitu mengajarkan dan menguatkan ke dalam

diri umat manusia persepsi akan sifat-sifat Ketuhanan yang tidak

terjangkau (divine transcendence).

Ada 6 karakteristik ekspresi estetika Tauhid, yaitu :13

a. Abstraction, pola-pola tak berakhir atau tak terbatas yang mula-mula

adalah dalam bentuk abstrak. Apabila terpaksa harus menghadirkan

figur-figur alam, maka mereka harus ditundukkan ke dalam teknik

denaturalization and stylization.

b. Modular Structure, karya seni Islam tersusun atas bagian-bagian atau

modul-modul yang dikombinasikan untuk menghasikan desain yang

lebih besar.

c. Successive Combinations, pola-pola tak terbatas dari pendengaran,

penglihatan, dan gerakan memberi bukti adanya kombinasi yang

berturutan dari modul dasar atau pengulangan mereka.

12

Sidi Gazalba, Islam dan Kesenian, Relevansi Islam dengan Seni Budaya Karya

Manusia (Jakarta : Alhusna, 1988), h. 104-106. 13 Ismail R. Al Faruqi dan Lois Lamya Al Faruqi, The Cultural Atlas of Islam (New York

: Macmillan Publishing Company, 1986), h. 165-168.

Page 31: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

16

d. Repetition, kombinasi tambahan dalam seni Islam menggunakan

pengulangan motif dari modul struktur dan dari kombinasi berturutan

mereka.

e. Dynamism, disain Islam adalah dinamis, yaitu sebuah desain yang pasti

berpengalaman melewati zaman. Karya seni Islam dipahami secara

berturut-turut dan komulatif.

f. Intricacy, keruwetan mempertinggi kecakapan dan kemampuan

berbagai pola untuk menangkap perhatian pengamat dan memperkuat

konsentrasi pada structural entities yang dipresentasikan.

G. Metode Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode penelitian14

sejarah

dalam menguraikan penulisan ini yang dilihat dari segi sosial dan agama.

Penulisan ini berlangsung melalui beberapa tahapan-tahapan.

Penulis berusaha mencari dan mengumpulkan bahan-bahan atau data

berjenis data primer dan sekunder yang berbentuk teks dan buku-buku yang

berasal dari Perpustakaan Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, Perpustakaan Pusat

UI, Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya UI, dan Perpustakaan Nasional

Jakarta, maupun hasil observasi langsung dengan menampilkan beberapa

gambar obyek rumah adat, yang berkaitan dengan judul, atau proses mencari

untuk menemukan sumber-sumber sejarah yang relevan.

14 Louis Gottschalk. Penerjemah : Nugroho Notosusanto, Mengerti sejarah :

Pengantar Metode Sejarah (Jakarta : Yayasan Penerbit UI, 1975).

Page 32: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

17

Setelah semua sumber terkumpul, lalu penulis menguji sumber-sumber

yang telah diperoleh untuk menelusuri kevalidan dan informasi dari sekian

sumber tertulis yang ada. Kemudian menginterpretasikan sumber-sumber yang

telah diuji ke dalam keseluruhan ungkapan yang logis.15 Dan yang terakhir

adalah penulisan sejarah dengan memperhatikan aspek kronologis. Teknik

penulisan pada skripsi ini merujuk pada buku : pedoman penulisan skripsi,

tesis dan desertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan kedua terbitan

tahun 2002, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Desertasi)

dalam buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007-2008,

dan buku-buku lain yang berhubungan dengan metodologi penelitian.

Adapun metode penulisan ini bersifat deskriptif analitis, dengan

menggunakan pendekatan historis-arkeologis, di mana sumber dan faktor yang

tercerai-berai dianalisa, berhubung yang dikaji adalah sebuah rumah adat

tradisional maka bentuk umum rumah akan dijelaskan secara deskriptif.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran dan memudahkan pembahasan terhadap

penulisan ini, penulis membagi ke dalam lima bab, dengan sistematika sebagai

berikut.

Bab I, Pendahuluan, yaitu membahas secara global pembahasan yang

tercakup dalam penulisan ini yang meliputi : alasan pemilihan judul,

15

Anton Baker, Charis Zubair, Metode Penelitian Filsafat (Yogyakarta : Kanisius, 1990).

Page 33: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

18

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian serta

diakhiri dengan sistematika penyusunan.

Bab II, Membahas tentang gambaran umum kota Kudus, baik dari segi

letak geografisnya, keadaan sosial dan budaya masyarakat di sana, maupun

kehidupan religi masyarakat Kudus.

Bab III, Membahas tentang lingkup rumah tradisional yang meliputi :

tinjauan sejarah rumah adat Kudus pada saat sebelum masuknya Islam, bentuk

rumah tipe kampung, susunan ruangan rumah tipe kampung, dan fungsi tiap-

tiap ruangan rumah tipe kampung.

Bab IV, Merupakan bab yang paling esensi dari semua bab yang

dijelaskan dalam penulisan ini, yang membahas tentang tinjauan sejarah

rumah adat Kudus pada saat setelah masuknya Islam, bentuk fisik bangunan

rumah Kudus, komponen pendukung bangunan, tinjauan ragam hias, dan

tinjauan unsur-unsur budaya Islam.

Bab V, Sebagai penutup, penulis memberikan kesimpulan maupun

saran-saran dari skripsi ini.

Page 34: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

19

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA KUDUS

A. Letak Geografis Kota Kudus

Kudus merupakan sebuah kota di Propinsi Jawa Tengah yang terletak

diantara daerah-daerah Jepara, Demak, Pati, dan Purwodadi. Menurut cerita,

nama Kudus berasal dari kata Al-Quds, yang berarti kesucian.16 Adalah lidah

Jawa yang memuntir istilah Arab Al-Quds yang berarti Baitul Makdis menjadi

Kudus. Kota tersebut sebelumnya memang bukan Kudus, melainkan Tajug.17

Ketika masih bernama Tajug, tempat tersebut di dalam buku De Graaf dan

Pigeaud disebut-sebut “digarap” oleh seorang Tionghoa Muslim bernama The

Ling Sing, yang kemudian disebut Mbah Telingsing. Ada pula nama lain dari

kota Kudus bahwa awalnya bernama Loaram. Menurut Solichin Salam,

Loaram, berasal dari nama sebuah pohon Lo’ (sejenis biji kluwing). Yang

nantinya menjadi nama desa di sekitar tiga kilometer tenggara kota Kudus

yang sekarang menjadi sebuah nama desa yaitu desa Loram atau Ngloram.18

Kudus adalah nama suatu kota yang terletak di pantai utara timur Jawa

Tengah, yaitu di antara (Semarang-Surabaya). Kabupaten Kudus, adalah

sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Kota Kudus,

16 De Graaf, H.J, Th.G.Th. Pigeaud, Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa (Jakarta

: Pustaka Utama Grafiti, 1986), h. 114. 17

Tajug itu berarti “rumah-rumahan (di atas makam ) dengan atap meruncing”, gaya

bangunan ini sejak lama sudah digunakan untuk tujuan-tujuan keramat. Jadi, Kudus yang berasal

dari Tajug ini boleh diandaikan tempatnya, telah lama dimaknai dengan kekeramatan tertentu. Secara harafiah tajug berarti bangunan diatas makam yang beratap perisai dengan satu puncak.

Nama Tajug, terdapat dalam ‘Serat Kandha’, Graaf, Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa, h.115. 18 Ahmad Syafawi, Sarekat Islam dan Perubahan Sosial : Peranan Sarekat Islam pada

Industri Kretek KudusTahun 1911-1940 (T.tp. : T.pn., 2005), h. 9.

Page 35: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

20

berada 51 km sebelah timur Kota Semarang. Kabupaten ini berbatasan dengan

Kabupaten Pati di timur yang berjarak 25 km, Kabupaten Grobogan dan

Kabupaten Demak di selatan berjarak 25 km, sekitar 18 km ke arah utara kota

Kudus terdapat Gunung Muria, serta Kabupaten Jepara di barat dengan jarak

36 km.19 Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok kretek terbesar di Jawa

Tengah. Selain itu Kudus juga di kenal sebagai kota santri, kota ini juga

menjadi pusat perkembangan agama Islam pada abad pertengahan hal itu dapat

dilihat dari terdapatnya 2 makam wali/ sunan, yaitu Sunan Kudus dan Sunan

Muria.

Riwayat kota Kudus tidak terlepas dari nama Sunan Kudus sebagai

pendirinya yang merupakan salah satu dari Wali Sanga penyebar agama Islam

di tanah Jawa pada waktu itu. Sebagai peninggalannya, Kudus memiliki

sebuah artefak yang terkenal yaitu Menara Kudus yang berbentuk seperti

candi serta Masjid Menara Kudus yang dibangun oleh Sunan Kudus sekitar

tahun 1685 M.

Secara geografis letak Kudus yang ada di persimpangan antara jalur

Semarang – Pati – Surabaya, maupun Jepara – Pati – Rembang dan sebagainya,

menjadikan kota ini sangat strategis, sebagai kota transit atau persinggahan. Di

samping fungsinya sebagai kota penghubung, kota Kudus termasuk kota yang

ramai, karena sebagaimana diketahui, Kudus terhitung kota industri. Di sana

banyak didapati industri rokok kretek, gula, pertenunan, percetakan dan lain

19 Solichin Salam, Kudus Purbakala dalam Perjuangan Islam (Kudus : Menara Kudus,

1977), h. 1.

Page 36: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

21

sebagainya.20

Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus terletak di antara 110 36’

dan 110 50’ BT (Bujur Timur) serta 6 51’ dan 7 16’ LS (Lintang Selatan).

Ketinggian dari permukaan air laut rata-rata 55 M. Dari segi iklim termasuk

iklim tropik dengan temperatur sedang. Sedang curah hujan relatif rendah, rata-

rata di bawah 3000 mm/tahun dan waktu hujan rata-rata 150 hari/tahun. Suhu

udara maksimum ada pada bulan September 29,4’ Celsius dengan suhu

terendah pada bulan Juli 17,6’ Celsius.21

Kabupaten Kudus tidak terlalu besar, yaitu dengan wilayah berkisar

22,50 Km dari Barat ke Timur dan 39,00 Km dari Utara ke Selatan dengan luas

wilayah 425,15 Km2 yang secara keseluruhan memiliki luas berkisar

42.515,644 Km2. Wilayah ini termasuk terkecil di antara daerah Tingkat II

lainnya di Jawa Tengah.22

Wilayah Kabupaten Kudus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu : sebelah

utara merupakan daerah pegunungan Muria yang terkenal dengan objek-objek

wisata alamnya, bagian tengah merupakan daerah dataran yang terkenal

sebagai daerah industri rokok kretek dan daerah wisata budaya, sebelah selatan

merupakan daerah dataran rendah dan rawa-rawa. Sebagian besar wilayah

Kabupaten Kudus adalah dataran rendah. Sebagian wilayah utara terdapat

pegunungan (Pegunungan Muria), dengan puncaknya Gunung Sutorenggo

(1.602 meter), Gunung Rahtawu (1.522 meter), dan Gunung Argojembangan

20

Solichin Salam, Kudus Purbakala dalam Perjuangan Islam (Kudus : Menara Kudus,

1977), h. 1. 21

Kabupaten Kudus, “Keadaan Geografis”, artikel diakses pada 23 Agustus 2008 dari

http://www.kuduskab.go.id/ 22 Wikipedia, “Peta Lokasi kabupaten Kudus”, artikel diakses pada 23 Agustus 2008 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Kudus

Page 37: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

22

(1.410 meter). Sungai terbesar adalah Kali Serang yang mengalir di sebelah

barat, membatasi Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Demak. Kali Gelis

yang mengalir ditengah Kota Kudus membagi wilayah menjadi dua bagian

yaitu Kudus Kulon ( Barat ) dan Kudus Wetan ( timur ). Pada masa lampau,

wilayah Kudus Kulon didiami oleh para pengusaha, pedagang, petani dan

ulama, sedangkan Kudus Wetan dihuni oleh para priyayi, cendikiawan, guru-

guru, bangsawan dan kerabat ningrat. Dan faktanya, bahwa masyarakat Kudus

Kulon memang didominasi oleh kaum santri, dan masyarakat Kudus Wetan

oleh kaum abangan.23

Dalam segi kehidupan politik tahun 1965, juga berbeda

masyarakat Kudus, jika masyarakat Kudus Kulon mendukung Masyumi, maka

masyarakat Kudus Wetan mendukung Komunis.24

Dalam perkembangannya

ternyata Kudus Kulon lebih maju.

Secara administratif, Kabupaten Kudus terdiri atas 9 kecamatan, yang

dibagi lagi atas 124 desa dan 7 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di

Kecamatan Kota Kudus. Kudus merupakan kabupaten dengan wilayah terkecil

dan memiliki jumlah kecamatan paling sedikit di Jawa Tengah.25

23

Clifford Geertz, Abangan, Santri dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa, 2nd

ed. (Jakarta

: Pustaka Jaya, 1983), h. 6-7. 24

Lance Castles, Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa : Industri Rokok

Kudus (Jakarta : Sinar Harapan, 1982), h. 78. 25 Kabupaten Kudus, “Wilayah Administrasi”, artikel diakses pada 23 Agustus 2008 dari

http://www.kuduskab.go.id/

Page 38: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

23

Wilayah Administrasi

No Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah

1 Kaliwungu 15 0 15

2 Kota 18 7 25

3 Jati 14 0 14

4 Undaan 15 0 15

5 Mejobo 11 0 11

6 Jekulo 12 0 12

7 Gebog 11 0 11

8 Dawe 18 0 18

9 Bae 10 0 10

Jumlah 124 7 131

Khusus untuk Kecamatan Kota, yang menjadi daerah penelitian ini,

secara tradisional terbagi atas dua wilayah, yaitu : wilayah Kudus Kulon dan

wilayah Kudus Wetan. Orang-orang Kota Kudus sangat menyadari bahwa kota

mereka sendiri terdiri dua bagian, yaitu Kudus Kulon dan Kudus Wetan.

Wilayah Kudus Kulon terletak di sebelah Barat Kali Gelis yang mengalir

membelah kota. Dalam sejarah, Kudus Kulon dikenal sebagai kota lama

dengan diwarnai oleh kehidupan keagamaan dan adat istiadatnya yang kuat dan

khas serta merupakan tempat berdirinya Masjid Menara dan Makam Sunan

Kudus, serta merupakan pusat tempat berdirinya rumah-rumah adat pencu.26

Sementara Kudus Wetan terletak di sebelah Timur Kali Gelis, dan merupakan

daerah pusat pemerintahan, pusat transportasi, dan daerah pusat perdagangan.27

Sesuai dengan catatan statistik yang telah ada, jikalau pada tahun 1905,

daerah Kabupaten Kudus mempunyai penduduk sebanyak 90.000 jiwa, dan

26

Rumah pencu merupakan rumah yang memiliki atap yang menjulang keatas (semacam

joglo, tapi atap tengahnya tinggi). 27 Triyanto, “Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus”, (Tesis S2,

Universitas Indonesia, 1992), h. 35.

Page 39: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

24

pada tahun 1953 jumlah penduduknya telah meningkat menjadi 309.273 jiwa,28

lalu pada tahun 1991, menjadi 609.604 jiwa,29

dan kemudian pada tahun 2003

jumlah penduduk Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus tercatat sebanyak

813.000 jiwa. Jika dihitung dengan luas wilayahnya, yaitu sekitar 42.515,644

Km2, maka kepadatan penduduknya adalah 1.912 jiwa/km²;30 suatu angka yang

yang menunjukkan betapa padatnya penduduk wilayah ini. Secara etnis,

sebagian besar penduduk Kecamatan Kota Kudus adalah berasal dari suku

Jawa. Karenanya, dari titik pandang kesukuan penduduk Kota Kudus tidak

terlihat heterogen. Meski demikian, sebagian kecil dari penduduknya ada yang

berasal dari etnis keturunan Cina dan etnis asing lainnya.

B. Keadaan Sosial dan Budaya Masyarakat Kudus

Orang-orang Kudus Kulon, dalam kesehariannya bermukim di daerah

sekitar Masjid Menara Kudus, yaitu di Desa Kauman, Langgar Dalem,

Damaran, Kerjasan, dan Desa Kajeksan dalam sebagian besar rumah-rumah

pencu. Perkampungan di Kudus Kulon, merupakan daerah yang unik dan

tertutup. Rumah-rumah yang dihuni oleh warga masyarakat setempat sebagian

besar berada di balik pagar-pagar tembok yang cukup tinggi, sehingga dari

luar, penampilan bentuk rumah yang tampak hanyalah atapnya yang menjulang

tinggi, karena perbatasan tembok dinding atau pagar antar rumah itulah

28

Solichin Salam, Kudus Purbakala dalam Perjuangan Islam (Kudus : Menara Kudus,

1977), h. 3. 29

Triyanto, “Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus”, (Tesis S2,

Universitas Indonesia, 1992), h. 43. 30 Wikipedia, “Peta Lokasi kabupaten Kudus”, artikel diakses pada 23 Agustus 2008 dari

http://id.wikipedia.org/wiki/Kudus

Page 40: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

25

menciptakan lorong-lorong sempit di sela-sela pemukiman penduduk, dan

apabila seseorang mencoba menelusuri jalan-jalan kampung yang lebih pantas

disebut sebagai lorong-lorong sempit yang memiliki lebar sekitar satu meter.31

Ciri-ciri lain yang menandai pola pemukiman orang-orang Kudus

Kulon ini, adalah selain orientasi arah rumah yang senantiasa menghadap ke

selatan bukan ke arah utara yang menghadap ke gunung Muria, juga hadirnya

bangunan masjid ataupun langgar (mushala) yang cukup banyak, yang bukan

saja berfungsi sebagai tempat sembahyang tetapi juga berfungsi sebagai tempat

berkumpul warga masyarakat setempat dalam membicarakan persoalan

kemasyarakatan ataupun sebagai tempat untuk menjalin hubungan sosial

sehari-hari. Masjid atau langgar seakan menjadi pusat pemukiman yang

dikelilingi oleh rumah-rumah penduduk.

Melihat pola pemukimannya, tampak bahwa kehidupan warga

masyarakat Kudus Kulon ini seakan ingin menutup diri dari orang luar.

Berkenaan dengan hal ini, masyarakat Kudus Kulon memang eksklusif.32 Hal

ini tampaknya disebabkan oleh perjalanan sejarahnya yang panjang. Keadaan

psikologis serta rasa sensitif sebagai golongan minoritas pada waktu dulu, yaitu

sebagai kelompok santri yang terjepit di antara kelompok abangan dan priyayi,

serta pengaruh yang mendalam semangat juang Sunan Kudus dalam jiwa

masyarakat Kudus Kulon inilah agaknya yang menjadi salah satu variabel yang

31

Fatah Syukur, “Tradisi Masyarakat dan Pendidikan Islam di kudus Jawa Tengah”, artikel diakses pada 21 Agustus 2008 dari http://citraedukasi.blogspot.com/2008/02/tradisi-

masyarakat-kudus.html 32 Triyanto, “Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus”, (Tesis S2,

Universitas Indonesia, 1992), h. 58.

Page 41: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

26

membuat mereka berjuang keras untuk dapat bertahan dalam hidup dan

berakibat mereka seakan ingin memisahkan diri dari kelompok luar.

Hingga kini, kehidupan masyarakat Kudus Kulon masih terkesan

eksklusif. Mereka pada umumnya memiliki semangat dagang dan etos kerja

yang tinggi. Rumah yang megah, usaha industri rumah tangga dan

perdagangan tembakau yang ditekuni dalam kehidupan sehari-hari, adalah

bukti hasil semangat dagang dan etos kerjanya yang tinggi itu.

Dengan kombinasi antara masyarakat industri dan masyarakat santri ini,

maka ada kekhasan tersendiri yang dimiliki oleh masyarakat kota Kudus.

Sebagaimana penelitian yang pernah dilakukan oleh Radjasa Mu’tasim, yang

kemudian dibukukan bersama Abdul Munir Mulkhan, menuliskan kondisi

masyarakat Damaran di Kudus hampir semua penduduk di Damaran bekerja 8

jam pada siang hari di rumah mereka sendiri. Selain anggota keluarga, terdapat

pula pekerja dari luar. Sesekali tampak penduduk atau pekerja itu keluar pergi

ke pasar atau warung. Suasana tersebut akan segera berubah total ketika malam

tiba, terutama antara waktu Maghrib dan Isya’. Pada saat seperti inilah semua

warga Damaran mengaji. Mereka yang tidak mengaji, tidak membuat gaduh.

Jika pada saat demikian ada orang yang keluar rumah, apalagi duduk bersantai,

akan segera diperingatkan oleh orang tua mereka. Orang menganggap bahwa

duduk santai atau keluar rumah tanpa tujuan yang jelas pada jam-jam pengajian

itu tabu atau ‘saru’.33

Gambaran masyarakat Damaran tersebut dapat mewakili

33 Radjasa Mu’tasim dan Abdul Munir Mulkhan, Bisnis Kaum Sufi, Studi Tarekat dalam

Masyarakat Industri (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), h. 57.

Page 42: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

27

kondisi umum sosial religius dan ekonomi masyarakat Kudus Kulon dan

sebagian besar masyarakat Kudus.

Apa yang digambarkan secara umum mengenai pola kehidupan sehari-

hari masyarakat Kudus Kulon tersebut, tampak berbeda bila dibandingkan

dengan kehidupan masyarakat Kudus Wetan.

Orang-orang Kudus Wetan, pada umumnya bermukim di lingkungan

rumah-rumah yang relatif terbuka. Kendati di wilayah ini juga dijumpai cukup

banyak rumah pencu, namun jalan-jalan kampung lebih lebar dan agak leluasa.

Pagar-pagar halaman rumah, pada umumnya relatif lebih transparan sehingga

dari luar dapat terlihat bentuk keseluruhan rumah. Bentuk rumah mereka cukup

bervariasi, dan umumnya berbentuk tembok, setengah tembok, dan kayu

dengan atap kampung, limasan, dan sebagian lagi menggunakan gaya

bangunan modern. Orientasi rumah kendati masih ada yang cenderung

menghadap ke selatan (terutama rumah pencu), namun banyak juga yang

menghadap ke arah jalan.

Suasana kehidupan sehari-hari di wilayah Kudus Wetan tampak lebih

longgar dari ikatan-ikatan tradisi, meskipun di wilayah ini dihuni juga oleh

orang-orang santri. Hal ini karena selain warga masyarakatnya banyak yang

merupakan pendatang, termasuk juga warga keturunan Cina, juga bervariasi

dalam hal agama yang dipeluknya. Wilayah ini lebih merupakan wilayahnya

golongan priyayi dan abangan. Pola kehidupan sehari-hari masyarakat Kudus

Wetan ini, memperlihatkan corak kehidupan yang lebih modern. Hal ini

Page 43: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

28

didukung oleh kondisi wilayah tersebut yang lebih banyak berfungsi sebagai

daerah pusat pemerintahan, transportasi, dan perdagangan.

Sistem kekeluargaan dalam lingkungan masyarakat Kudus, seperti

halnya keluarga Jawa pada umumnya, berbentuk keluarga inti atau “batih”

yang terdiri atas suami, istri dan anak-anaknya. Sekalipun demikian, acapkali

keberadaan bentuk keluarga tersebut bertambah anggotanya, yaitu terdapatnya

beberapa orang anggota yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan

keluarga itu, antara lain ayah, ibu, kakak, adik, atau keponakan dari kedua atau

salah satu pasangan suami istri tersebut.

Pada umumnya, orang-orang tua di Kudus dalam memilihkan jodoh

untuk anak-anaknya baik lelaki ataupun perempuan, masih memandang kepada

‘nasab’ atau darah keturunan kedua belah pihak. Bahkan ada pula yang masih

suka mempergunakan hitungan atau dalam bahasa Jawa ‘petungan’ dalam

mengawinkan anak-anaknya.34

Di kalangan penduduk yang berharta, umumnya mereka mengawinkan

anaknya dengan keluarga terdekat mereka sendiri yang sama-sama sederajat

atau kaya dengan maksud agar supaya harta bendanya tidak jatuh ke tangan

orang lain. Padahal cara yang demikian itu, adalah bertentangan dengan norma-

norma etik dalam Islam. Agama yang menjadi anutan dan dipeluk oleh

sebagian besar penduduk di daerah tersebut.

Masyarakat Kudus dikenal memiliki adat-istiadat atau tradisinya yang

kuat untuk merayakan hari-hari besar agama seperti halnya masyarakat Jawa

34 Solichin Salam, Kudus Purbakala dalam Perjuangan Islam (Kudus : Menara Kudus,

1977), h. 7.

Page 44: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

29

yang beragama Islam lainnya, juga memiliki tradisi untuk merayakan hari-hari

tertentu yang dianggap memiliki nilai-nilai historis atau istimewa di dalam

lingkungan kehidupan keagamaan mereka. Tradisi perayaan hari besar yang

umum berlaku di kalangan umat Islam di Jawa atau bahkan di Indonesia yang

dilakukan oleh masyarakat Kudus adalah tradisi perayaan Hari Raya Idul Fitri,

Hari Raya Idul Adha, Muludan (Maulid Nabi), Buka Luwur, dan Dandangan.

Pertama, tradisi perayaan Hari Raya Idul Fitri, seperti diketahui

merupakan rangkaian dari pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Kekhasan tradisi ini di lingkungan masyarakat Kudus, lebih khusus lagi

masyarakat Kudus Kulon tampak pada terciptanya suasana meriah bertemunya

semua anggota kerabat. Pada hari itu, selain diadakan secara bersama ziarah ke

kubur para leluhurnya, juga diperkenalkannya jalinan pertalian keluarga besar

mereka, terutama diantara anak-anak.

Suasana meriah dimulai sejak malam hari raya, Shubuh tiba dengan

bunyi takbir yang bergema di dalam rumah atau lewat masjid-masjid di seluruh

kampung dan pada waktu pelaksanaan shalat Idul Fitri di Masjid-Masjid atau

di lapangan. Usai shalat Id, acara kunjungan kerabat yang lebih muda kepada

kerabat yang lebih tua dan juga tetangga dekat dimulai. Di saat mereka

berkunjung, di atas meja ruang tamu senantiasa penuh dengan jenis makanan

atau kue-kue berbagai macam. Cara penyajian kue-kue dan minuman dalam

menyuguh para tamu di hari raya tersebut di lingkungan masyarakat Kudus

Kulon memiliki keunikan tersendiri. Kue-kue tersebut biasanya diletakkan di

dalam wadah atau toples yang mulutnya atau lubangnya sempit yang secara

Page 45: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

30

teknis, menyulitkan tamu untuk mengambil banyak dan gelas atau cangkir

yang berukuran kecil-kecil atau di bawah ukuran standar dengan minuman

yang sedikit. Cara penyajian yang demikian ini memunculkan stereotip

masyarakat Kudus Kulon sebagai masyarakat yang medit (kikir).35

Cara penyajian suguhan minuman dan kue-kue di hari raya tersebut,

dapat dilihat sebagai manifestasi gaya hidup yang mengutamakan makna hemat

atau efisiensi dari warga masyarakat yang bersangkutan. Bahwa pada saat-saat

seperti itu, orang yang bertamu diasumsikan telah banyak menerima suguhan

sebelumnya, sehingga jika diberi suguhan dalam jumlah yang banyak biasanya

tidak akan dihabiskan yang berarti sama saja dengan pemborosan atau mubazir.

Kedua, perayaan hari raya Islam yang menjadi tradisi masyarakat

Kudus adalah Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Qurban. Inti perayaan hari

raya ini adalah mengucapkan takbir, tahlil, dan tahmid malam hari

sebelumnya, shalat Id di masjid atau di lapangan, dan penyembelihan binatang

untuk Qurban yang dibagikan kepada para fakir miskin.

Muludan (Maulid Nabi), yaitu perayaan peringatan hari kelahiran Nabi

Muhammad saw pada tanggal 12 Robiul Awal, menjadi salah satu tradisi

masyarakat Kudus. Inti perayaan adalah kegiatan ceramah-ceramah agama di

masjid-masjid setempat dengan pembicara tokoh-tokoh ulama setempat. Selain

itu, dalam rangka menyambut tibanya hari tersebut secara tradisional, di dalam

35

Fatah Syukur, “Tradisi Masyarakat dan Pendidikan Islam di kudus Jawa Tengah”,

artikel diakses pada 21 Agustus 2008 dari http://citraedukasi.blogspot.com/2008/02/tradisi-

masyarakat-kudus.html dan Triyanto, “Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah

Kudus”, (Tesis S2, Universitas Indonesia, 1992), h. 94.

Page 46: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

31

masjid sehabis shalat Isya’ para remaja mengadakan acara yang populer

dengan berjanjen.36

Dandangan, adalah suatu upacara tradisional dan merupakan adat

orang-orang Islam di Kudus yang berpusat di Desa Kauman dan Desa Langgar

Dalem. Upacara ini pada dasarnya adalah perayaan untuk menyambut

kedatangan Bulan Ramadhan atau bulan puasa. Menurut cerita, istilah

Dandangan sesungguhnya berasal dari bunyi Bedug Masjid Menara yang

ditabuh oleh petugas masjid sebagai tanda dimulainya bulan puasa. Karena

bunyi Bedug yang ditabuh tersebut terdengar suara :

ndang...ndang...ndang...ndang...ndang, maka bunyi tersebut disebut

Dandangan.37

Upacara ini, biasanya dimulai sekitar lima hari menjelang hari

datangnya bulan puasa. Para pedagang kecil selama hari-hari tersebut berjubel

mrema atau menggelar barang dagangannya, apakah itu berupa barang-barang

kerajinan atau makanan lainnya terutama di sekitar kompleks Masjid Menara.

Puncak upacara ini adalah sehari sebelum dimulainya bulan puasa, yaitu ketika

sore menjelang, Bedug di Masjid Menara ditabuh bertalu-talu dan pada malam

harinya oleh pemuka agama setempat diumumkan dimulainya bulan puasa

pada esok harinya. Selesai pengumuman ini, malam hari itu juga di masjid

shalat tarawih.

Buka Luwur, diadakan setiap tahun bertepatan dengan tanggal 10

Muharram (Assyura). Buka Luwur adalah upacara tradisional penggantian kain

36

Berjanjen, yaitu pembacaan syair-syair yang menyangkut pribadi Nabi Muhammad

yang dilagukan secara bersama dan adakalanya diiringi dengan musik terbangan (rebana). 37 Triyanto, “Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus”, (Tesis S2,

Universitas Indonesia, 1992), h. 97.

Page 47: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

32

kelambu yang dijadikan penutup makam Sunan Kudus. Upacara ini cukup

meriah kendatipun tidak semeriah acara Dandangan. Karena upacara

tradisional ini ditekankan pada acara-acara ritual; antara lain, Tahtiman Al-

Qur’an, Tahlil umum, pengajian, pencucian pusaka-pusaka Sunan Kudus dan

penggantian kain kelambu makam. Biasanya dalam upacara ini dilengkapi

dengan selamatan yang disertai dengan pembacaan tahlil dan do’a, menurut

kepercayaan barang siapa memperoleh kain kelambu dan nasi selametan yang

dibagikan akan mendapat berkah. Banyak masyarakat dari Kudus dan

sekitarnya, bahkan yang berasal dari luar kota yang datang dengan maksud

mendapatkan nasi tersebut. Benar tidaknya kepercayaan masyarakat tentang

nasi luwur yang membawa berkah, dan bahkan bisa menyembuhkan berbagai

penyakit ini, hal tersebut diserahkan kepada keyakinan masing-masing

masyarakat itu sendiri.

Mengawali prosesi pemasangan luwur baru ditandai dengan alunan

Qalam Ilahi (Al-Quran), dilanjutkan pembacaan Tahlil, dan doa yang dipimpin

oleh seorang ulama. Hampir semua tokoh masyarakat dan ulama sepuh38

menghadiri acara tersebut, Sekjen GAPPRI, dan Ketua MUI Kudus.

Prosesi dilanjutkan dengan pemasangan luwur baru yang sudah disiapkan di

Pendapa Tajug. Luwur kemudian dibawa ke Makam Sunan Kudus Ja’far Sodiq

oleh seorang ulama didampingi oleh petugas luwur kemudian dengan hati-hati

dipasang sampai sempurna. Setelah itu pembacaan Tahlil dipimpin oleh

seorang ulama dan diikuti para hadirin. Karena sempitnya "cungkup" Makam

38 Sepuh, berarti dituakan, seseorang yang dtuakan karena telah memiliki karismatik dan

pengalaman yang cukup banyak.

Page 48: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

33

Sunan Kudus, hanya beberapa ulama sepuh yang bisa masuk dan dekat dengan

batu nisan. Sementara undangan lain duduk bersimpuh mengelilingi di luar

cungkup.

Tradisi serupa Buka Luwur juga terjadi di makam-makam para wali

yang lain, misalnya di tempat Sunan Muria, Mbah Mutammaqin Kajen-Pati

dan tempat-tempat para sunan yang lain di sekitar daerah ini. Bahkan di desa-

desa yang terdapat makam tua yang dianggap sebagai sesepuh desa, pendiri

sebuah desa, maka peringatan buka luwur inipun diadakan. Sehingga ada pula

tradisi Buka Luwur yang diadakan di tingkat regional dan di tingkat lokal.

Peringatan buka luwur ini biasa juga disebut Khaul Mbah Sunan. Akan tetapi

tidak jelas, kenapa peringatan Khaul itu mesti diletakkan pada bulan Sura /

Muharram. Apakah upacara ini ada kaitannya dengan imitasi acara penggantian

kain Kiswah (kain sebagai penutup Ka’bah) di Makkah, atau ada kaitannya

dengan peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi pada bulan Suro, misalnya

meninggalnya Husain, cucu Nabi, di Karbala.

C. Kehidupan Religi Masyarakat Kudus

Masyarakat Kudus, sebagaimana telah dikemukakan, adalah suatu

masyarakat yang sebagian besar di antara warganya beragama Islam puritan.

Bagi mereka, nilai-nilai ajaran agama Islam bukan hanya sekedar untuk

diamalkan dengan sebaik-baiknya melainkan juga sekaligus berfungsi sebagai

tuntunan atau pedoman hidup. Keyakinan orang Jawa yang beragama ‘Agami

Jawi’ terhadap Tuhan sangat mendalam dan hal tersebut dituangkan ke dalam

Page 49: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

34

suatu istilah sebutan Gusti Allah Ingkang Maha Kuwaos, yaitu Tuhan adalah

Sang Pencipta, penyebab dari segala kehidupan di dunia dan seluruh alam

semesta, serta hanya ada satu Tuhan.39

Secara lebih khusus, sistem kepercayaan sebagian besar warga

masyarakat Kudus terungkap dalam apa yang mereka sebut dengan istilah

Rukun Iman. Istilah ini dalam terminologi Islam, berarti pokok-pokok

kepercayaan atau suatu sistem keyakinan yang menjadi dasar tingkah laku bagi

setiap muslim.40

Sesungguhnya, bagi masyarakat Kudus, pokok-pokok

kepercayaan mereka itu, baik disadari atau tidak tercermin atau terungkap

dalam berbagai hal. Berbagai pandangan, ucapan, sikap, dan tingkah laku

perbuatan mereka dalam kehidupan sehari-hari memperlihatkan bukti-bukti

mengenai hal ini.

Dilihat dari segi agama, penduduk Kabupaten Kudus sebagian besar

memeluk agama Islam. Hal tersebut dapat dimaklumi manakala dikaitkan

dengan latar belakang sejarah kota yang bersangkutan. Sekalipun demikian,

selain Islam, terdapat sejumlah agama lain non-Islam yang dipeluk oleh

sebagian kecil penduduknya, yaitu agama Katolik, Kristen Protestan, Kong Hu

Tju, Buddha, dan Hindu, serta penganut kepercayaan Samin (kebatinan)

maupun Vrijdenker. Menurut data sensus penduduk menurut agama pada tahun

2000, disebutkan bahwa pemeluk agama Islam 688.086 orang, Katolik 5.207

orang, Protestan 8.970 orang, Hindu 84 orang, Buddha 1.302 orang, dan

39

Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa (Jakarta : Balai Pustaka, 1984), h. 322. 40 Triyanto, “Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus”, (Tesis S2,

Universitas Indonesia, 1992), h. 75.

Page 50: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

35

lainnya 72 orang.41

Karena itu tidak mengherankan, apabila dalam soal

perkawinan dan pembagian harta pusaka, yang berlaku bukanlah hukum adat,

melainkan Hukum Islam.

Sebagian besar penduduk yang memeluk agama Islam itu bermukim di

wilayah Kudus Kulon, yang meliputi atau tersebar di Desa Kauman, Kerjasan,

Langgar Dalem, Demangan, Janggalan, Damaran, dan Kajeksan. Sementara

sebagian kecil lainnya bermukim di wilayah Kudus Wetan, yang meliputi atau

tersebar di Desa Panjunan, Kramat, Wergu, Nganguk, Glantengan, Barongan,

Mlati, Rendeng, Demakan, Burikan, dan Kaliputu.

Wilayah Kudus Kulon, oleh karena sebagian besar penduduknya

beragama Islam, maka tidak mengherankan jika mendapat sebutan sebagai

suatu kawasan kaum santri dengan Desa Kauman sebagai pusatnya. Sementara

wilayah Kudus Wetan, walaupun terdapat cukup banyak kaum santri, namun

mempunyai penduduk yang lebih heterogen bila dilihat dari segi agama yang

dipeluknya. Hal ini, karena di wilayah tersebut sebagian diantaranya terdapat

orang-orang Cina, beberapa orang Kristen dan Katolik yang kebanyakan dari

mereka dapat dikategorikan dalam kelompok priyayi dan abangan.

Kudus Kulon, memang merupakan suatu kawasan yang warga

masyarakatnya sebagian terdiri dari kaum santri fanatik dan masih mengacu

pendapat kyai atau tokoh masyarakatnya. Dijadikannya figur kyai sebagai

tokoh panutan masyarakat Kudus Kulon itu menunjukkan bahwa dalam proses

perjalanan sejarahnya, pengaruh ajaran Sunan Kudus begitu besar dan mampu

41 Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, “Hasil Sensus Penduduk Menurut

Agama”, artikel diakses pada 30 Oktober 2008 dari

http://jateng.bps.go.id/2006/web06bab104/web06_1040301.htm

Page 51: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

36

menembus batas waktu hingga sekarang. Dalam melakukan aktivitas kerja

sehari-hari, misalnya, motivasi warga masyarakat Kudus Kulon bukan sekedar

untuk mencari keuntungan materi semata, melainkan lebih dimotivasi

semangat untuk beribadah, yaitu menjalankan perintah ajaran agama.

Di segi yang lain, gaya hidup yang Islami tersebut, bukan saja tampak

mewarnai kehidupan sehari-hari warga masyarakat Kudus Kulon secara

individual, tetapi juga tampak tercermin dalam kehidupan yang bersifat

kolektif. Mengakarnya secara kuat lembaga sosial keagamaan, seperti Nu dan

Muhammadiyah sebagai dua organisasi masyarakat yang mereka miliki adalah

bukti mengenai hal tersebut. Bertahan dan berkembangnya pondok-pondok

pesantren, madrasah-madrasah, dan lembaga-lembaga pendidikan formal

lainnya yang bercirikan dan bernafaskan Islam yang dikelola oleh dua

organisasi tersebut merupakan bukti perwujudan tindakan kolektif mereka yang

bersifat Islami. Mereka benar-benar fanatik dalam menghayati dan

mengaktualisasikan nilai-nilai kepercayaan yang dipeluknya.

Bahwa dalam kehidupan kesehariannya warga masyarakat Kudus

Kulon begitu fanatik dalam menjalankan ajaran agamanya, hal tersebut

memang merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Hal ini,

karena secara historis telah melalui proses pewarisan nilai-nilai yang cukup

panjang, terutama di dalam lingkungan keluarga mereka masing-masing.

Meski fanatik, namun mereka tetap dapat mengembangkan sikap toleransi

terhadap warga yang bukan termasuk dalam kelompok agamanya. Sebagai

suatu contoh sikap toleransi itu, tercermin dalam sikap mereka yang tidak mau

Page 52: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

37

menyembelih ternak sapi meskipun mereka tahu bahwa sesuai dengan ajaran

Islam, hal tersebut tidak diharamkan.42

Terbentuknya sifat tersebut karena

mereka mengikuti ajaran yang diberikan oleh Sunan Kudus, yaitu menghormati

keyakinan orang-orang yang beragama Hindu.

Seperti diketahui bahwa lembu ataupun sapi adalah binatang yang

dianggap suci oleh orang-orang yang beragama Hindu. Secara politis hal

tersebut dapat dilihat sebagai salah satu strategi Sunan Kudus dalam

mengembangkan ajaran agama Islam yang pada waktu itu masih banyak orang

yang beragama Hindu. Namun secara obyektif, ajaran tersebut tetap

menunjukkan adanya maksud untuk menghormati atau menghargai unsur

keyakinan orang lain.

Sampai sekarang mitos tersebut masih dipercayai dan dipegang teguh.

Menurut masyarakat, bila ada orang Kudus Kulon yang melanggar pantangan

tersebut, maka akan mendapatkan sebuah bala’ atau petaka yang akan

menimpa.43 Terlepas dari benar dan tidaknya mitos dan kepercayaan tersebut,

yang jelas ada semacam “kearifan lokal” yang dilakukan Sunan Kudus, dalam

rangka mewujudkan masyarakat multikultural untuk hidup bersama secara

damai.

Kehidupan beragama di wilayah ini kelihatan harmonis, antara satu

umat dengan umat lainnya terjadi saling hormat menghormati. Paling tidak

sikap toleransi ini terlihat antara pemilik perusahaan, yang sebagian besar

42

Haram adalah istilah dalam agama Islam yang dipergunakan oleh masyarakat setempat sebagai suatu pengklasifikasian terhadap hal-hal yang terlarang atau harus dihindari.

43 M. Mustaqim, “Kudus Kulon, Akar Kesadaran Multikultural”, artikel diakses pada 21

Agustus 2008 dari http://belajarsejarahsosial.blogspot.com/2006/10/kudus-kulon-akar-

kesadaran.html

Page 53: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

38

berbeda agama dengan para karyawan. Namun demikian pihak perusahaan

tidak menghalangi kesempatan beribadat bagi para karyawan, misalnya bila

akan menunaikan shalat lima waktu dan sebagainya. Kendatipun sikap

toleransi ini cukup tinggi, namun apabila disentuh oleh permasalahan SARA,

maka sikap toleransi tersebut dapat berubah menjadi kemarahan besar.

Salah satu contoh adalah kejadian yang terjadi pada tahun 1918; waktu itu ada

perayaan ummat Tionghoa dengan Leang-leong berjalan dari Klenteng

melewati depan Menara Kudus. Leang-leong adalah salah satu pertunjukan

karnaval dengan memakai media ular naga besar yang diangkat beberapa orang

dan di atas ular tersebut ada orang yang duduk. Dalam Leang-leong tersebut

ada adegan seseorang dengan berpakaian santri (seperti seorang kyai) yang

berdansa / bercumbu dengan seorang gadis seksi (prostitutes). Atraksi ini

dianggap sebagai bentuk pelecehan terhadap kyai dan ummat Islam, yang

berakibat kepada kemarahan ummat Islam sampai terjadi peristiwa pembakaran

beberapa rumah-rumah para penduduk yang dianggap berkebangsaan Tionghoa

yang berada di sekitar Menara Kudus.

Kejadian tersebut nampak merupakan akumulasi dari ketegangan dan konflik

antara orang-orang minoritas Cina dengan penduduk Muslim pribumi di

Kudus. Ketegangan dan konflik tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor,

antara lain perbedaan etnik, persaingan dagang dan perasaan keagamaan.

Jumlah penduduk Kudus waktu itu terdiri dari 38800 penduduk pribumi, 4000

orang Cina, 230 orang Eropa dan 40 orang bangsa asing lainnya. Secara umum

Page 54: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

39

diketahui bahwa orang-orang Cina status ekonominya lebih tinggi dan karena

itu mereka lebih disenangi oleh Belanda.44

Selanjutnya, dalam pergaulan hidup sehari-hari, tampak bahwa

masyarakat Kudus Kulon tidak begitu mempersoalkan tingkat pelapisan sosial.

Konsep tentang wong cilik (rakyat jelata) atau priyayi tidak berlaku di sini.

Oleh karena itu, sikap saling menghargai dalam pergaulan hidup antar tetangga

tampak dalam kesehariannya. Kyai dan haji, adalah status sosial yang dianggap

memiliki derajat lebih tinggi dan dihormati dalam struktur sosial masyarakat

setempat. Hal ini karena orientasi kehidupan mereka adalah berusaha mencapai

derajat sebagai orang yang bertaqwa atau muttaqin.

Kyai dan haji, dengan demikian, adalah simbol status orang yang

memiliki predikat sebagai muttaqin, untuk memperoleh status tersebut tidaklah

mudah karena memerlukan pemilikan ketaqwaan yang tinggi. Untuk

menjalankan ibadah haji, misalnya, tidak cukup hanya dengan tersedianya

persyaratan material semata, melainkan yang lebih menentukan adalah kadar

persyaratan ketaqwaannya.

44 Fatah Syukur, “Tradisi Masyarakat dan Pendidikan Islam di kudus Jawa Tengah”,

artikel diakses pada 21 Agustus 2008 dari http://citraedukasi.blogspot.com/2008/02/tradisi-

masyarakat-kudus.html

Page 55: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

40

BAB III

RUMAH TRADISIONAL KUDUS SEBELUM MASUKNYA ISLAM DI

KUDUS

A. Tinjauan Sejarah

Untuk mengawali topik pembahasan ini, terlebih dahulu perlu

disinggung secara singkat beberapa aspek historis mengenai kemunculan

rumah tradisional Kudus pada masa ”Indianisasi” yang berarti membicarakan

juga rumah Jawa, karena pada masa-masa tersebut bentuk-bentuk rumah tidak

terlalu berbeda di seluruh tanah Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sehingga nantinya diharapkan dapat memahami lebih lanjut mengenai latar

belakang berkembangnya perwujudan bentuk rumah tersebut.

Membicarakan awal perkembangan atau sejarah rumah Jawa, bukanlah

suatu hal yang mudah. Sulitnya pembicaraan mengenai hal ini terutama karena

tidak adanya keterangan tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan kepastian

bagaimana asal usulnya, kapan mulai diciptakan, dan siapa perancang

pertamanya,45 dan sampai saat ini masih merupakan hal yang belum jelas

karena kurangnya sumber-sumber tertulis pada jaman sebelum ”Indianisasi”.

Rumah Jawa termasuk dalam kelompok yang disebut dengan the folk

tradition, yaitu bersifat anonim, berkembang secara turun temurun melalui

media lisan dalam lingkungan masyarakat setempat tanpa dapat diketahui

kapan mulai diciptakan dan siapa perancang atau pemilik pertamanya.

45

R. Ismunandar K, Joglo, Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, 3th

ed. (Semarang :

Dahara Prize, 1990), h. 11, dan Hamzuri, “Rumah Tradisional Jawa”, Proyek Pengembangan

Permuseuman DKI Jakarta (T.tp. : Departemen pendidikan dan Kebudayaan RI, t.t.), h. 1.

Page 56: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

41

Data dan kodifikasi arsitektur tradisional Jawa yang terekam dengan

jelas adalah pada saat mulai ”Indianisasi” sedangkan sebelumnya sangat sulit

sekali ditelusuri kebenaran perwujudan arsitekturnya. Sangat miskin data yang

ada, baik yang berupa inskripsi maupun artefak yang tertinggal. Banyak

hipotesis yang mengacu kepada gambar-gambar bangunan yang terpampang

di dinding percandian Hindu gaya Jawa Tengah. Hipotesa inipun patut

dipertanyakan kebenarannya, sebab gambar-gambar tersebut apakah

merupakan bentukan yang telah hadir sebelum Hindu masuk atau pada saat

Hindu berkembang. Salah satu indikator dari akibat kuatnya ”Indianisasi”

mempengaruhi Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah kehadiran bentuk

bangunan yang tidak mempunyai kolong (rumah panggung). Bentuk ini

berbeda dengan bentuk yang dimiliki daerah tetangganya seperti Jawa Barat,

Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan kawasan Indonesia Timur yang memiliki

kolong pada bangunannya. Menurut Parmono Atmadi, hal ini bisa saja akibat

terpengaruh kebudayaan India yang berbentuk bangunan percandian yang ada

di India. Menurut suatu naskah tentang rumah Jawa koleksi museum pusat

Dep. P&K No.Inv.B.G.608 disebutkan bahwa rumah orang Jawa pada

mulanya dibuat dari bahan batu, teknik penyusunannya seperti batu-batu

candi. Tetapi bukan berarti rumah orang Jawa meniru bentuk candi, bahkan

beberapa ahli menduga bahwa candi meniru bentuk rumah tertentu pada waktu

itu.46

46 Hamzuri, “Rumah Tradisional Jawa”, Proyek Pengembangan Permuseuman DKI

Jakarta (T.tp. : Departemen pendidikan dan Kebudayaan RI, t.t.), h. 1.

Page 57: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

42

Namun dugaan ini masih perlu dibuktikan lebih lanjut mengingat

bahwa bangunan candi di Jawa dibuat seiring dengan masuknya agama Hindu

dan Buddha ke Jawa dari India dan seperti telah diketahui orang India sebagai

pembawa ajaran agama Hindu dan Buddha telah mempunyai pengetahuan

yang cukup canggih dalam pembuatan bangunan candi di India (Manasara dan

Silpasastra). Pada relief candi Borobudur abad VIII yang diteliti oleh Parmono

Atmadi ditemui gambaran tentang bangunan rumah konstruksi kayu yang

mempunyai bentuk atap pelana, limasan dan tajug.47

Pada relief candi

Borobudur tidak ditemui bentuk atap Joglo.

Sumber-sumber tertulis yang dapat ditemui tentang rumah tinggal

tradisional orang Jawa antara lain adalah Kawruh Kalang, Serat Centhini dan

kitab-kitab Primbon.

Kawruh Kalang yang ditulis pada masa pemerintahan Pakubuwono IX

(1861-1883 M) menguraikan tentang jenis rumah, konstruksi dan bahan

bangunan yang dipakai, pedoman perhitungan waktu untuk mendirikan rumah

dan kepercayaan mistik yang melatarbelakanginya.

Serat Centhini ditulis atas perintah Susuhunan Pakubuwono V (1820-

1823 M) berisi ajaran yang ditulis dalam bentuk puisi yang dinyanyikan

(tembang) tentang berbagai aspek kehidupan yang dikumpulkan dari beberapa

ahli dibidangnya, dipimpin oleh R. Ng. Yasadipura II dan R. Ng. Sastrodipura.

Pengetahuan tentang rumah Jawa terdapat dalam pupuh 223 sampai 230

47 Parmono Atmadi, “Beberapa Patokan Perencanaan Bangunan Candi” (Desertasi S3

Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada, 1979), h. 26.

Page 58: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

43

berupa cerita Ki Wreksadikara Lurah Kalang Kamplong kepada Mas

Cabolang.

Kitab Primbon merupakan kitab yang masih banyak ditemui dan

dipergunakan oleh masyarakat Jawa. Ada beberapa macam kitab Primbon

antara lain Primbon Betaljemur Adammakna, Primbon Jawa Sabda Guru dan

Primbon Sabda Pandhita. Primbon yang terbanyak membahas tentang rumah

adalah Primbon Betaljemur Adammakna yang memuat tentang rumah mulai

dari bab 167-199. Primbon ini sebagian besar berisi perhitungan (petungan)48

yang mengatur hari-hari yang baik dalam memilih waktu untuk membangun,

menempati dan pindah rumah serta hal-hal lain yang bersangkutan dengan

rumah.49

Dari ketiga sumber-sumber tertulis tersebut memberikan gambaran

tentang rumah tinggal Jawa pada masa sekitar abad XVIII yang sebagian besar

bahan bangunannya terbuat dari kayu. Dalam Kawruh Kalang bab II dan Serat

Centhini pupuh 227 Asmarandana disebutkan ada bentuk rumah tinggal orang

Jawa yaitu bentuk kampung, limasan, joglo dan tajug.

Menurut Dakung (1982), Ismunandar (1986), Hamzuri (tanpa tahun),

bersumber dari Mintobudoyo, bahwa ada 5 bentuk dasar rumah Jawa yaitu

Panggang Pe, Kampung, Limasan, Joglo dan Tajug.

48

Petungan merupakan sebuah sistem numerologi dimana orang mencari waktu yang

tepat untuk melakukan tindakan agar tepat sehingga dirinya aman atau dengan kata lain sebagai usaha untuk menyelaraskan kejadian di bumi dengan dunia adikodrati.

49 Alim J. Setiawan, “Rumah Tinggal Orang Jawa; Suatu Kajian Tentang Dampak

Perubahan Wujud Arsitektur Terhadap Tata Nilai Sosial Budaya dalam Rumah Tinggal Orang

Jawa di Ponorogo” (Tesis S2, Universitas Indonesia, 1991), h. 66.

Page 59: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

44

Bentuk yang paling sederhana adalah bentuk Panggang Pe, terdiri dari

satu ruangan terbuka dengan atap satu bidang datar yang dipasang miring satu

arah. Penggunaan rumah bentuk ini sifatnya sementara misalnya sebagai

tempat istirahat petani di sawah, dan jarang dipergunakan sebagai tempat

tinggal tetap. Bentuk ini tidak disebut dalam Kawruh Kalang maupun Serat

Centhini diduga karena bukan merupakan rumah tinggal.

Jika dua buah bangunan bentuk Panggang Pe ini dihubungkan menjadi

setangkup dengan garis atap yang lebih tinggi menjadi satu garis mendatar

(nok) maka menjadi bentuk kampung. Bentuk kampung adalah bentuk yang

paling sederhana dengan dua buah atap katepung.

Bentuk limasan merupakan bentuk yang sudah agak rumit, sedangkan

yang paling rumit dan sempurna adalah bentuk tajug. Bentuk ini ditentukan

oleh bentuk atapnya. Bentuk atap ini berkembang baik dari segi bentuk

maupun dari segi konstruksinya mulai dari bentuk Panggang Pe kemudian

menjadi bentuk Kampung, bentuk Limasan, Joglo dan Tajug. Bentuk Tajug

disebut juga bentuk masjid, karena itu jarang dipakai untuk rumah tinggal.

Dengan demikian sebenarnya hanya ada tiga bentuk dasar rumah tinggal orang

Jawa yaitu kampung, limasan dan joglo.

Pada relief candi tidak didapati bentuk joglo, hal ini menimbulkan

dugaan bahwa bentuk joglo tersebut timbul setelah masa kerajaan Mataram I

(Hindu Buddha). Sedangkan pada Kawruh Kalang tidak didapati penjelasan

mengenai bentuk panggang pe, namun disebutkan bentuk-bentuk rumah Jawa

berasal dari bentuk tajug yang sebetulnya sudah cukup rumit, jadi

Page 60: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

45

perkembangan bentuk rumah Jawa dalam Kawruh Kalang justru berkembang

dari bentuk yang rumit (tajug) ke bentuk yang lebih sederhana (kampung dan

limasan). Hal tersebut kurang dapat diterima karena bentuk rumah seharusnya

mulai dari yang sederhana berkembang ke arah yang lebih rumit.50

Untuk rumah yang dibangun sebelum masuknya Islam di Kudus atau

pada masa-masa awal kehadiran Sunan Kudus, rumah tinggal masyarakat

Kudus masih sederhana, yaitu berbentuk kampung. Karena pada masa-masa

tersebut belum bermunculan para pedagang maupun saudagar dikarenakan

mata pencaharian masyarakat Kudus adalah bertani dan berladang, dengan

sesekali menjual hasilnya, yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan daerah-

daerah lain di pulau Jawa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada masa

sebelum masuknya Islam di Kudus, rumah tinggal masyarakat Kudus adalah

berbentuk kampung.

Berdasarkan dari data yang didapat, penulis menyimpulkan bahwa

rumah-rumah masyarakat Kudus pada masa lalu adalah berbentuk kampung,

dan hal tersebut juga terbukti karena diseluruh tanah Jawa pada masa tersebut

menggunakan rumah tersebut. Hal tersebut juga diperkuat dengan penggunaan

atap dapur pada rumah Kudus saat ini yang berbentuk kampung yang merujuk

kepada awal mula bentuk rumah penduduk Jawa pada umumnya. Dan hal ini

50 Gunawan Tjahjono, “Cosmos, Center and Duality in Javanese Architectural Tradition :

The Symbolic Dimensions of House Shapes in Kotagede and Surrounding” (Disertasi S3,

University of California, 1989), h. 99.

Page 61: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

46

bisa jadi mengindikasikan bahwa dahulunya bentuk atap kampung telah

menjadi umum di lingkungan masyarakat Kudus Kuno.51

B. Bentuk Rumah Tipe Kampung

Bentuk rumah Kampung umumnya sebagai tempat tinggal, baik di

kota maupun di desa dan di gunung-gunung. Kampung berarti desa, karena itu

rumah ini kebanyakan dimiliki oleh orang kampung atau orang Jawa

menyebutnya desa. Pada masa lalu rumah bentuk kampung merupakan tempat

tinggal yang paling banyak ditemukan. Sehingga ada sebagaian masyarakat

yang berpendapat bahwa rumah kampung sebagian besar dimiliki oleh orang-

orang desa yang kemampuan finansial / ekonominya berada di bawah.

Kampung, yaitu bangunan dengan atap dua belah sisi, sebuah bubungan di

tengah saja dengan denah empat persegi panjang, bangunan pokoknya terdiri

dari (saka-saka)52 yang berjumlah empat, enam atau bisa juga delapan dan

seterusnya. Tetapi biasanya hanya memerlukan delapan saka dengan dua buah

atap persegi panjang pada dua belah sisi samping atas ditutup dengan tutup

keong,53 bentuk bangunan kampung inipun dalam perkembangannya

mengenal beberapa variasi. Sehingga dari bentuknya yang sederhana ini

menghasilkan bentuk bangunan kampung yang lain, yaitu :54

51 Ashadi, “Mencari Korelasi antara Arsitektur Masjid dengan Rumah Tinggal

Tradisional di Kudus, Jawa Tengah : dengan Pendekatan Historis dan Deskriptif”, (Laporan

Penelitian Fakultas Tekhnik, Universitas Pancasila, 2000), h. 129. 52

Saka berarti tiang-tiang atau pilar-pilar sebagai penopang rumah. 53

Tutup keong yaitu tutup atas yang terletak pada kedua sisi dan biasanya berbentuk payon.

54 Sugiarto Dakung, “Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta”, Proyek

Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah (Jakarta : Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan, 1981), h. 30.

Page 62: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

47

1. Kampung Pacul Gowang

Merupakan bentuk bangunan kampung yang pokok ditambah

dengan bagian bangunan yang lain yang berbentuk panggang pe. Sebagian

bagian bangunan disebut emper atau serambi. Bangunan emper ini terletak

pada salah satu sisi bangunan pokok. Jumlah saka enam atau 8 atau 12 dan

seterusnya. Sedangkan atap pada dua belah sisinya bersusun atau

bertingkat. Terdapat satu bubungan atau wuwung. Bentuk bangunan

kampung ini menggunakan pula bagian yang disebut tutup keong.

2. Kampung Srotong

Bentuk bangunan pacul gowang yang ditambah lagi bangunan

emper pada bagian sisi belakang bangunan pokok. Dengan demikian

bentuk bangunan srotong ini merupakan bangunan kampung pokok yang

mempunyai dua bangunan emper yang kesemuanya berbentuk panggang

pe. Mempunyai saka jumlahnya 8, 12, 16 dan seterusnya. Sedangkan atap

terdiri dari dua belah sisi masing-masing bersusun dua dan satu bubungan

atau wuwung dan dua tutup keong.

3. Kampung Dara Gepak

Bentuk bangunan kampung yang kemudian disebut dara gepak ini

terdiri dari tambahan bangunan-bangunan emper yang ditambahkan di

sekeliling bangunan pokok. Dengan demikian ada empat bangunan emper

yang mengelilingi bangunan kampung pokok. Tiang atau saka jumlahnya

16, 20, 24 dan seterusnya. Terdiri atas dua atap yang ada pada kedua belah

sisinya bersusun dua. Ditambah dua atap lagi pada samping kanan dan kiri

Page 63: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

48

bangunan pokok yang bersusun serta satu bubungan atau wuwung, tutup

keong dua buah.

4. Kampung Klabang Nyander

Bentuk bangunan ini merupakan bentuk bangunan kampung.

Jumlah saka 16, 24 atau bisa juga lebih. Bentuk bangunan ini

membutuhkan pengeret sebanyak 4 atau 6 buah. Sedangkan dua atap

terletak pada kedua belah sisinya dan satu bubungan atau wuwung dengan

dua tutup keong.

5. Kampung Lambang Teplok

Bentuk bangunan ini merupakan variasi lain bangunan kampung.

Mempunyai renggangan antara atap brunjung, yaitu atap paling atas

dengan penanggap yang fungsinya seperti blandar. Akan tetapi keduanya

dihubungkan dengan tiang utama yang jumlahnya 4, yang disebut saka

guru. Menggunakan saka 16, 24, yang ke empat buah saka di tengah

merupakan saka guru. Atap terdapat pada kedua belah sisinya dan

bersusun dalam posisi merenggang. Artinya tidak dihubungkan rapat

antara atap bawah dengan atasnya. Memakai satu wuwung dan dua tutup

keong.

6. Kampung Lambang Teplok Semar Tinandhu

Bentuk bangunan ini merupakan bentuk bangunan lambang teplok,

tetapi tiang penyangga brunjung di atas bertumpu di atas blandar atau

penanggap. Sedangkan blandar itu sendiri ditopang oleh tiang-tiang

penyangga yang ada di pinggir. Memakai saka sebanyak 12 buah.

Page 64: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

49

7. Kampung Gajah Njerum

Merupakan bentuk variasi yang lain dari bentuk bangunan

kampung. Mempunyai bangunan emper tiga buah. Dua bangunan emper

terletak di sebelah muka dan belakang. Satu terletak di sebelah salah satu

sisi samping. Menggunakan tiang atau saka sebanyak 20 atau 24 dan

seterusnya dan satu wuwung serta dua tutup keong.

8. Kampung Cere Gencet

Merupakan bentuk bangunan gabungan antara dua bentuk

bangunan kampung pacul gowang. Cara menggabungkannya dengan

menghubungkan pada bagian masing-masing yang tidak ber-emper.

Dengan demikian dibutuhkan saluran air yang disebut talang.

Menggunakan saka sebanyak 20, 24 dan seterusnya. Sedangkan dua atap

yang terdiri dari muka belakang bersusun dua pada sisi miring masing-

masing brunjungnya.

9. Kampung Semar Pinondhong

Bentuk bangunan yang disebut semar pinondhong ini berbeda

dengan yang lain. Dalam bentuk ini hanya memakai saka yang berjajar di

tengah menurut panjangnya bangunan. Jumlah saka bisa empat atau 6 dan

seterusnya. Kemudian atap terdapat pada ke dua belah sisi dan ditopang

oleh sebuah balok kayu yang dipasang dengan posisi horisontal pada tiang

penyangga. Agar posisi atap tersebut tetap seimbang balok kayu yang

horisontal tersebut dipasang kayu penyiku. Bentuk bangunan ini memakai

satu wuwung dan dua tutup keong.

Page 65: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

50

10. Kampung Gotong Mayit

Merupakan bentuk bangunan rumah kampung bergandengan tiga

buah pada sebuah blandar sesamanya.

11. Kampung Apitan

Bentuk bangunan ini merupakan rumah kampung ini hanya

memakai saka empat buah dengan ander satu buah yang menopang bagian

rumah dan di tengah-tengah terdapat suwunan dan molo.

12. Kampung Gajah Ngombe

Merupakan bentuk variasi yang lain dari bentuk bangunan

kampung dengan sebuah atap emper pada salah satu sisi sampingnya yang

pendek. Tiang atau saka 6, 8, 10 dan seterusnya, sedangkan atap terdiri

atas 4 belah sisi dan pada salah satu sisinya bersusun dua.

13. Kampung Trajumas

Bentuk bangunan kampung yang kemudian disebut trajumas ini

terdiri dari 6 buah saka atau mempunyai tiga buah pengerat sehingga

rumah ini terbagi dua, masing-masing bagian disebut rongrongan, rong

berarti liang.

Melihat dari pola rumah bentuk ruangan dapur pada rumah tradisional

Kudus yang atapnya berbentuk kampung gajah ngombe. Dari analisa tersebut

penulis menyimpulkan bahwa rumah masyarakat pada saat sebelum masuknya

Islam di Kudus adalah berbentuk kampung, bahwa penggunaan atap dapur

pada rumah Kudus saat ini yang berbentuk kampung yang merujuk kepada

awal mula bentuk rumah penduduk Jawa pada umumnya, sehingga ada

Page 66: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

51

indikasi bahwa dahulunya bentuk atap kampung sangat umum di lingkungan

masyarakat Kudus Kuno. Namun belum dapat dipastikan bentuk atap seperti

apa yang sering digunakan pada rumah-rumah tipe kampung masyarakat

Kudus Kuno ketika itu.

C. Susunan Ruangan Rumah Tipe Kampung

Konsep ruang dalam pandangan barat berasal dari dua konsep klasik

yang bersumber pada filsafat Yunani. Konsep yang pertama dari Aristoteles,

menyatakan bahwa ruang adalah suatu medium dimana objek materiil berada,

keberadaan ruang dikaitkan dengan posisi objek materiil tersebut (konsep

position-relation). Konsep yang kedua dari Plato kemudian dikembangkan

oleh Newton yaitu konsep displacement-container yang melihat ruang sebagai

wadah yang tetap, jadi walaupun objek materiil yang ada didalamnya dapat

disingkirkan atau diganti namun wadah itu tetap ada.55

Konsep ruang dalam rumah tinggal menurut tradisi arsitektur Jawa

pada kenyataannya berbeda dengan konsep ruang menurut tradisi Barat. Tidak

ada sinonim kata ruang dalam bahasa Jawa, yang mendekati adalah Nggon,

kata kerjanya menjadi Manggon dan Panggonan berarti tempat atau Place.

Jadi bagi orang Jawa lebih tepat pengertian tempat dari pada ruang. Rumah

tinggal bagi orang Jawa dengan demikian adalah tempat atau tatanan tempat,

konsep ruang geometris tidak relevan dalam pengertian rumah tinggal Jawa.

Pengertian rumah bagi orang Jawa dapat ditelusuri dari kosa kata Jawa. Kata

55 J. Lukito Kartono, ”Konsep Ruang Tradisional Jawa dalam Konteks Budaya”, Dimensi

Interior, vol. 3 , no. 2 (Desember 2005), h. 130.

Page 67: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

52

omah-omah berarti berumah tangga, ngomahake membuat kerasan atau

menjinakkan, ngomah-ngomahake menikahkan, pomahan pekarangan rumah,

pomah penghuni rumah betah menempati rumahnya. Satu kesatuan sosial

yang ditandai dengan dapur yang terpisah ini dalam bahasa Jawa disebut

somah.56 Pada rumah induk (omah) istilah dalem dapat diartikan sebagai

keakuan orang Jawa karena kata dalem adalah kata ganti orang pertama (aku)

dalam bahasa Jawa halus. Dasar keakuan dalam pandangan dunia Jawa

terletak pada kesatuan dengan Illahi yang diupayakan sepanjang hidupnya

dalam mencari sangkan paraning dumadi dengan selalu memperdalam rasa

yaitu suatu pengertian tentang asal dan tujuan sebagai makhluk.

Konstruksi rumah tinggal tradisional Jawa sebagian besar

menggunakan bahan kayu terutama kayu jati seperti untuk tiang, balok-balok

dan rangka atap. Pada masa lalu kayu jati untuk bahan bangunan rumah

tinggal ini mudah didapat dari hutan-hutan jati yang banyak terdapat di

seluruh wilayah pulau Jawa. Dinding pengisi umumnya digunakan bahan

anyaman bambu (gedhek) atau papan kayu jati (gebyok). Dengan bahan kayu

jati ini dibuat konstruksi rangka dengan menggunakan cara penyambungan

sistem cathokan dan purus. Pondasi menggunakan sistem umpak atau

ceblokan. Dengan sistem rangka ini terbentuk tiang-tiang yang bebas sehingga

ruang yang terjadi juga merupakan ruang-ruang yang terbuka tanpa dinding

yang permanen. Demikian juga dengan konstruksi cathokan dan purus

56 Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, (Jakarta : Balai Pustaka, 1984), h. 137-142.

Page 68: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

53

tersebut memungkinkan sebuah rumah dibongkar untuk dipindah ke lain

tempat pada saat dibutuhkan.57

Suatu rumah tempat tinggal asli (griya) untuk golongan bawah, petani,

biasanya berbentuk persegi panjang. Dinding terbuat dari anyaman bambu

(gedhek) yang sering kali tidak berjendela. Pada kedua sisi panjang dari rumah

terdapat pintu dorong yang terbuat dari rangka bambu dan gedhek; membagi

rumah menjadi dua bagian, depan dan belakang (dalam). Bagian dalam rumah

dibagi-bagi dengan sekat-sekat yang terbuat dari gedhek yang dengan mudah

digeser yang dapat menjadi ruang-ruang yang multipurpose, sedang atapnya

berbentuk kampung.

Susunan ruangan yang terdapat dalam rumah tradisional Jawa

tergantung kepada besar kecilnya rumah tersebut dan tergantung pula pada

kebutuhan keluarga. Biasanya jumlah ruangan yang ada disesuaikan jumlah

anggota keluarga. Jadi makin banyak anggota keluarga tersebut, makin banyak

ruangan yang dibutuhkan. Dalam hal ini, yang termasuk ruangan adalah

kamar-kamar yang terdapat dalam ruangan rumah. Pada prinsipnya semua

kamar dalam ruangan menghubungkan antara tiang yang satu dengan tiang

lainnya dan tepat di bawah blandar.

Sebuah rumah tinggal Jawa yang berbentuk kampung setidak-tidaknya

terdiri dari satu unit dasar omah yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian

depan, tengah, dan belakang. Untuk ruangan bagian belakang terdiri dari

deretan sentong tengah, sentong kiri (kiwa), sentong kanan (tengen). Sentong

57

Alim J. Setiawan, “Rumah Tinggal Orang Jawa; Suatu Kajian Tentang Dampak

Perubahan Wujud Arsitektur Terhadap Tata Nilai Sosial Budaya dalam Rumah Tinggal Orang

Jawa di Ponorogo” (Tesis S2, Universitas Indonesia, 1991), h. 78.

Page 69: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

54

kiri dan kanan untuk tidur sedangkan sentong tengah untuk kegiatan-kegiatan

yang bersifat sakral. Hierarki ruangnya memperlihatkan adanya gradasi

berurut dari depan ke belakang. Organisasi ruangnya menganut pola closed

ended plan,58 yaitu simetri keseimbangan yang berhenti pada suatu ruang,

dalam hal ini senthong tengah. Bilamana ada kepentingan yang lain, maka

kamar bisa ditambah lagi yang diletakkan di ruang tengah. Biasanya kamar

tambahan ini hanya diberi batas dengan rana atau kain saja. Dan ruang

terbuka memanjang di depan deretan sentong atau yang berada di bagian

tengah disebut dalem sedangkan bagian depan disebut emperan. Pada rumah

Kampung umumnya tidak memiliki pendapa dan pringgitan, sehingga rumah

terdiri atas dalem saja.59

Dapur terletak di belakang rumah dan kamar mandi

terpisah dengan rumah, kamar mandi terletak di kiri belakang rumah, sehingga

dinamakan pekiwan (kiwo atau kiri). Tidak jarang di belakang rumah juga

terdapat kandang hewan piaraan.

D. Fungsi Tiap-Tiap Ruangan Rumah Tipe Kampung

Pada bentuk rumah kampung ruangan itu sudah dibagi-bagi menjadi

kamar-kamar yang fungsional. Di samping adanya ruangan teras, yang terletak

di depan. Biasanya teras ini untuk menerima tamu laki-laki, sedangkan untuk

tamu perempuan ada di ruangan dalam.

58 Pola hubungan ruang menganut prinsip closed ended plan, adalah dimana sumbu

simetri keseimbangan yang membagi susunan ruang menjadi kiri dan kanan terhenti pada suatu

ruang. 59 Iwan Suprijanto, ”Rumah Tradisional Osing : Konsep Ruang dan Bentuk”, Dimensi

Teknik Arsitektur, vol. 30 , no. 1 (Juli 2002), h. 12.

Page 70: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

55

Susunan ruangan dalam yang ada di bagi menjadi beberapa kamar,

yaitu kamar kiri (sentong kiwa), kamar tengah (sentong tengah) dan kamar

kanan (sentong tengen). Untuk golongan petani sentong kiwa berfungsi untuk

menyimpan senjata atau barang-barang keramat, sentong tengah untuk

menyimpan benih atau bibit akar-akaran dan gabah, sedangkan sentong tengen

untuk untuk tempat tidur. Pada konfigurasi ruang rumah Jawa dikenal adanya

dualisme (oposisi binair), antara luar dan dalam, antara kiri dan kanan, antara

daerah istirahat dan daerah aktivitas, antara spirit laki-laki (tempat placenta

yang biasanya diletakkan sebelah kanan) dan spirit wanita (tempat placenta

yang biasanya diletakkan pada bagian kiri), sentong kanan dan sentong kiri.

Konsep ruang dalam konteks budaya Jawa banyak dipengaruhi oleh

kepercayaan terdahulu dan secara konkret sering dihubungkan dengan tempat

(place). Nama-nama ruang menunjukkan keadaan spesifik masing-masing

ruang yang berhubungan dengan ciri fisik, fungsi, hubungan, letak atau

posisi.60

Masyarakat Jawa Tengah pada masa periode sebelum agama Hindu

sudah memiliki agama asli yang berintikan ajaran keseimbangan dengan alam.

Agar manusia dapat hidup terus maka harus berdamai dengan lingkungannya.

Masyarakat jawa mempunyai pedoman berarsitektur yang dinamakan

Primbon/ Petungan. Oleh sebab itu setiap benda yang berhubungan langsung

dengan benda-benda lainnya, maka masuk akal bahwa setiap perubahan pada

suatu titik tertentu membutuhkan suatu deretan peristiwa dalam makrokosmis

60

Gunawan Tjahjono, “Cosmos, Center and Duality in Javanese Architectural Tradition :

The Symbolic Dimensions of House Shapes in Kotagede and Surrounding” (Disertasi S3,

University of California, 1989), h. 71.

Page 71: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

56

yang bersangkutan harus didamaikan di dalam tembok yang mengelilingi

rumah tradisional. Jadi tembok yang mengelilingi rumah tinggal tradisional

melambangkan batasan antara makrokosmos dan mikrokosmos. Kosmologi

Jawa adalah horisontal, maksudnya menghubungkan suatu konsep budaya

dengan alam sekitarnya. Alam ini dipandang sebagai “Wadhah” yang besar

dan merupakan kesatuan serta keadaannya tetap. Isi alam semesta ini terdiri

dari dua kelompok elemen yaitu kelompok elemen yang tidak tampak (roh,

lelembut) dan yang tampak (bumi beserta isinya). Dalam usaha menjaga

keseimbangan dikenal adanya poros sakral Utara-Selatan. Dimana Utara

merupakan simbol keraton (penguasa daratan) dan Selatan sebagai simbol

Ratu Kidul, dewi Laut Selatan dan dewi pelindung kerajaan Mataram.61

Dalam kaitan dengan rumah Jawa sebagai manifestasi kesatuan makro

dan mikrokosmos serta pandangan hidup masyarakatnya, Koentjaraningrat

menyebutkan adanya klafisifikasi simbolik berdasarkan 2 kategori berlawanan

yang saling melengkapi dan mendukung, disebut dualitas (duality). Kategori

ini membagi rumah menjadi kanan-kiri, luar-dalam, sakral-profan, publik-

privat. Lebih jauh juga menyebutkan adanya centralitas (centre), yaitu

pemusatan atau penyatuan dalam tata ruang bangunan, dimana senthong

merupakan pusat dari dalem.

Kadang-kadang sentong tengah yang terletak dibagian Omah dipakai

pula untuk mengheningkan cipta dan berdoa kepada Tuhan, karena ruangan

tersebut merupakan tempat bagi pemilik rumah untuk berhubungan dan

61 J. Lukito Kartono, ”Manusia dan Rumah Tinggal ; Suatu Tinjauan Perspektif

Kebudayaan Timur dan Barat”, Dimensi Teknik Arsitektur, vol. 27 , no. 2 (Desember 1999), h. 12.

Page 72: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

57

menyatu dengan Illahi. Di samping itu juga dipergunakan sebagai tempat

pemujaan kepada Dewi Sri atau Dewi Kesuburan dan kebahagiaan rumah

tangga. Oleh karena itu sentong tengah disebut juga pasren atau petanen.

Sentong tengah tersebut diberi batas dengan kain yang disebut lengse atau dari

gedhek berhias anyaman yang disebut patang-aring.62

Seperti disinggung di atas bahwa inti dari rumah tradisional Jawa

adanya sentong tengah atau yang biasa disebut krobongan, suatu ruang untuk

aktifitas pemujaan kepada roh leluhur, penghormatan kepada Dewi Sri, dan

penyimpanan beras. Tempat untuk menyimpan beras biasa dinamakan

pedaringan, yaitu sebuah gentong kecil. Yang biasa mengurusi pedaringan

adalah bagian kaum perempuan, orang laki-laki tidak boleh masuk ruangan

dimana pedaringan berada. Kedudukan sentong tengah sangat dominan dalam

aktifitas kehidupan masyarakat Jawa, yaitu menjadi sandaran kehidupan

sehari-hari bagi penghuni rumah.63 Kemakmuran di dunia disandarkan kepada

kebaikan dari Dewi Sri, Dewi Padi, Dewi Kesuburan, maka penghuni rumah

berusaha agar pedaringan tidak kosong. Keselamatan dan ketenteraman

disandarkan kepada kebaikan dari roh-roh leluhur, berusaha agar leluhur

mereka tetap berkenan, tidak marah terhadap mereka. Untuk itu pada saat-saat

tertentu dilakukan selamatan dan disiapkanlah sesaji, biasanya berupa satu

porsi makanan lengkap dengan minumannya. Makanan diletakkan di dalam

62

Sugiarto Dakung, “Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta”, Proyek

Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah (Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981), h. 57.

63 Ashadi, “Mencari Korelasi antara Arsitektur Masjid dengan Rumah Tinggal

Tradisional di Kudus, Jawa Tengah : dengan Pendekatan Historis dan Deskriptif”, (Laporan

Penelitian Fakultas Tekhnik, Universitas Pancasila, 2000), h. 20.

Page 73: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

58

takir,64

dan wadah minumannya berupa sebuah kendi65

kecil. Keduanya

diletakkan di dalam ruangan yang dianggap sakral, yaitu sentong tengah.

Demikianlah pengertian ruang dalam rumah tinggal Jawa ini

mencakup aspek tempat, waktu dan ritual. Rumah tinggal merupakan tempat

menyatunya jagad-cilik (micro cosmos) yaitu manusia Jawa dengan jagad-

gede (macro-cosmos) yaitu alam semesta dan kekuatan gaib yang

menguasainya. Bagi orang Jawa rumah tinggalnya merupakan poros dunia

(axis-mundi) dan gambaran dunia atau imago-mundi dan memenuhi aspek

kosmos dan pusat.

64

Takir merupakan sebuah wadah yang terbuat dari daun pisang. 65 Kendi merupakan tempat untuk menyimpan air dan berfungsi sebagai tempat minum,

terbuat dari tanah liat.

Page 74: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

59

BAB IV

RUMAH TRADISIONAL KUDUS SETELAH BERKEMBANGNYA

ISLAM DI KUDUS

A. Tinjauan Sejarah

Seperti rumah Jawa pada umumnya, sampai sekarang, belum ada

catatan sejarah yang memberikan keterangan dengan pasti kapan dimulai

kemunculan dan berkembangnya rumah Kudus. Dari sebuah sumber lisan,

diperoleh informasi bahwa perkembangan rumah Kudus mengalami puncak

kejayaan di sekitar abad ke-17 dan ke-18 M. Rumah adat Kudus asli pada

awalnya hanya terdapat di Kudus Kulon di sekeliling masjid Menara Kudus.

Rumah adat Kudus biasa kebanyakan terdapat pada jarak 10-25 km dari masjid

Menara Kudus. Pembagian tata letak tersebut diambil dengan tinjauan historis,

sesuai dengan sejarahnya.

Dalam Tesis yang berjudul “Makna Ruang dan Penataannya dalam

Arsitektur Rumah Kudus”, pada lampiran, Triyanto menampilkan sebuah

gambar rumah tradisional Kudus milik bapak Haji Saleh Syakur. Pada salah

satu elemen gebyok atau dinding rumah memperlihatkan angka tahun

pembuatannya, yaitu tahun 1828 M. Angka tahun pendirian ini terpahat pada

salah satu dinding tersebut. Sementara pada rumah-rumah yang lain, yang

tidak terdapat angka tahun pembuatannya, bisa jadi dibuat sebelum, pada, atau

sesudah masa-masa tahun tersebut. Kemudian penjelasannya bahwa pada

sekitar tahun 1700-an hingga 1800-an M sekelompok orang-orang Kudus,

Page 75: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

60

khususnya penduduk Kudus Kulon, yang bermata pencaharian pada umumnya

sebagai pedagang tembakau, pengusaha rokok kretek, ataupun pengusaha di

bidang jahit menjahit, mengalami masa-masa gemilang. Usaha mereka yang

sukses tersebut menjadikan status ekonominya meningkat pesat. Status inilah,

agaknya, yang menjadi salah satu faktor pendorong bagi mereka untuk

berlomba-lomba menjalankan ibadah haji ke Mekkah dan membangun rumah

dengan selera yang indah dan megah menurut ukuran tradisi pada waktu itu.

Dapat dikatakan bahwa kemunculan dan berkembangnya rumah Kudus,

dipelopori oleh para saudagar Kudus yang pada umumnya adalah sebagai

pemeluk Islam yang telah menunaikan ibadah haji. Rumah Kudus yang

berukir indah itu adalah manifestasi golongan keturunan Sunan Kudus yang

kaya, terpandang dan maju kehidupan ekonominya.66

Adapun mengenai perkembangan rumah Kudus, oleh warga

masyarakat setempat sering dikaitkan dengan cerita rakyat bahwa pada masa

lalu, terdapat seorang tokoh sakti yang bernama Rogomoyo. Pada masa

hidupnya, Rogomoyo ini dikenal dengan sebagai seorang kalang atau tukang

kayu yang ahli membuat rumah tradisional Jawa yang indah. Karena daya

kesaktian yang dimiliki sedemikian kuatnya, ia dapat membuat rumah yang

tahan api atau tidak mudah terbakar. Kehebatan inilah yang mendorong orang-

orang kaya di Kudus Kulon pada waktu itu tertarik meminta jasa Rogomoyo

untuk membuat rumahnya. Setelah Rogomoyo meninggal dunia, model rumah

hasil karyanya yang kemudian banyak ditiru atau dikembangkan lebih lanjut

66 Danang Priatmodjo, ”Anatomi Rumah Adat Kudus”, (Laporan Penelitian, Fakultas

Tekhnik, Universitas Tarumanegara, 1988), h. 2-3.

Page 76: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

61

oleh orang-orang kaya di Kudus.67

Sampai sekarang ini di Desa Prokowinong,

Kudus Kulon terdapat sebuah makam keramat yang dipercayai sebagai

makam Rogomoyo.

Selain cerita rakyat mengenai kisah Rogomoyo, di Kudus juga

berkembang cerita rakyat lainnya yang memiliki kaitan dengan kespesifikan

rumah Kudus, terutama yang berkaitan dengan kemunculan dan

berkembangnya hiasan ukiran rumah. Seni ukir diperkenalkan di Kudus ketika

emigran asal Yunan, The Ling Sing, tiba sekitar abad ke-15 M. Tokoh muslim

Cina tersebut hidup semasa perjuangan Ja’far Sodiq dalam mengembangkan

agama Islam di Kudus. Selain ahli di bidang agama, The Ling Sing atau yang

disebut Kyai Telingsing terkenal juga sebagai pemahat dan pengukir yang

hebat, dan kemudian juga membagikan ilmunya untuk seni mengukir kayu

dengan gaya Sun Ging sebagai sebuah mahakarya ukiran kayu karena

kehalusan dan keindahannya (Nyungging). Nama Kyai Telingsing ini sampai

sekarang diabadikan sebagai nama sebuah jalan di kota Kudus. Di sepanjang

jalan tersebut juga terdapat sebuah kampung atau desa yang bernama

Sunggingan yang diperkirakan berasal dari kata Sun Ging tersebut. Daerah

tersebut diperkirakan merupakan tempat tinggal para pengukir dan pemahat

hasil didikan dari Kyai Telingsing. Jadi jelas disini akan adanya pengaruh

pertukangan kayu Cina pada rumah tradisional Kudus. Rumah tradisional Kudus

yang letaknya tidak jauh dari komplek Mesjid Menara Kudus. Mesjid Menara

terletak di daerah kampung Kauman. Daerah Kauman merupakan daerah

67 Triyanto, “Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus”, (Tesis S2,

Universitas Indonesia, 1992), h. 178.

Page 77: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

62

pedagang kelas menengah Muslim yang bermukim disekitar mesjid. Dulu

daerah ini banyak dihuni oleh pedagang dan tukang Cina Muslim, yang

bercampur dengan pedagang muslim setempat. Keluarga Cina–Jawa yang

masuk Islam bergabung dengan masyarakat Kauman.68

Beberapa versi cerita lain yang mewarnai perkembangan rumah

Kudus, menuturkan adanya keterkaitan dengan pengaruh seni ukir di kota

Jepara yang berkembang sekitar abad ke-16 M. Antara lain, yang pertama, di

Kudus dahulunya merupakan pusat pengrajin ukir, sebelum dikembangkannya

keahlian tersebut di daerah Jepara, kedua, beberapa saudagar kaya di Kudus

mendatangkan para pengrajin ukir kota Jepara untuk menghiasi rumah yang

akan dibangun dengan ukiran-ukirannya, ketiga, sebagian warga masyarakat

Kudus ada yang belajar mengukir di Jepara dan kemudian

mengembangkannya di Kudus, keempat, sebagian pengrajin ukiran Jepara atas

inisiatifnya sendiri pindah atau berumah tangga di Kudus kemudian menetap

dan mengembangkan keterampilannya di tempat yang baru.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, bahwa rumah

tinggal tradisional Kudus yang kondisinya masih bisa dilihat hingga sekarang,

beratap joglo pencu dan dihiasi ukiran di bagian ruang dalamnya, dibangun

setelah tahun 1749 M dan sebelum tahun 1920 M atau 1945 M. Meliputi dua

periode, yaitu periode pertama dari tahun 1749 M hingga sebelum 1870 M dan

68 De Graaf, H.J, Th.G.Th. Pigeaud, Cina Muslim di Jawa Abad XV dan XVI antara

Historisitas dan Mitos, terjemahan dari Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th centuries: The

Malay Annals of Semarang and Cirebon (Yogyakarta : PT Tiara Wacana, 1998), h. 183-186.

Page 78: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

63

periode kedua mulai tahun 1870 M hingga sebelum tahun 1920 M atau hingga

tahun 1945 M.69

Terlepas kemungkinan mana dari versi cerita tersebut di atas yang

paling dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kepastian tersebut

memang masih perlu untuk diselidiki lebih lanjut. Tetapi yang jelas rumah

adat Kudus merupakan suatu wujud nyata dari akulturasi kebudayaan yang

menghasilkan arsitektur rumah tinggal yang megah, indah dan sarat dengan

nilai sosio kultural. Arsitekturnya nyaris mengungkapkan kesempurnaan

proses penggabungan kebudayaan dan berhasil mendirikan rumah tradisional

yang khas.

B. Bentuk Fisik Bangunan Induk

Secara keseluruhan, bila dilihat dari variasi bentuk-bentuk rumah

Jawa, maka rumah Kudus yang dibahas dalam skripsi ini dapat

dikelompokkan ke dalam rumah bentuk gabungan joglo pencu dan kampung

serta dihiasi ukiran di bagian ruang dalamnya, yang oleh masyarakat setempat

diistilahkan dengan sebutan omah adat pencu. Bahwa jika ditelusuri dari

pengelompokkan bentuk-bentuk rumah Jawa, bentuk rumah Kudus ini

termasuk dalam kategori rumah joglo kepuhan limolasan dan rumah kampung

gajah ngombe.70

69

Ashadi, “Mencari Korelasi antara Arsitektur Masjid dengan Rumah Tinggal Tradisional di Kudus, Jawa Tengah : dengan Pendekatan Historis dan Deskriptif”, (Laporan

Penelitian Fakultas Tekhnik, Universitas Pancasila, 2000), h. 127. 70 Danang Priatmodjo, “Anatomi Rumah Adat Kudus” (Laporan Penelitian Fakultas

Teknik, Universitas Tarumanegara, 1988), h. 40.

Page 79: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

64

Secara fisik, lingkungan rumah Kudus terdiri dari bagian-bagian yang

satu sama lain saling berkaitan dan secara keseluruhan berfungsi sebagai

tempat hunian. Bagian-bagian tersebut terdiri atas : bangunan rumah induk,

bangunan sumur / kamar mandi / WC, halaman atau pekarangan, pintu masuk

atau gapura beserta dengan pagar keliling. Khusus bagi pemilik rumah yang

memiliki jumlah anggota keluarga cukup banyak dan tidak tertampung dalam

rumah induk, biasanya di sebelah samping kanan atau kiri halaman depan

diberi tambahan bangunan berupa bilik-bilik kamar.

Secara keseluruhan, pada dasarnya bangunan induk rumah Kudus

merupakan gabungan dari bentuk dasar empat persegi panjang dan bujur

sangkar. Penentuan tersebut didasarkan atas jatuhnya garis atap, dan bila

dilihat lebih lanjut bentuk atap tersebut terdiri atas dua bentuk atap, yaitu atap

joglo pencu dan kampung. Sementara bangunan tambahan, pada umumnya

berbentuk dasar empat persegi panjang dengan berbentuk atap kampung.

Kesemua bangunan induk tersebut yang memiliki orientasi menghadap ke

arah selatan, dapat dipilah menjadi dua bagian, yaitu bangunan utama dan

bangunan pendukung. Bangunan utama memiliki bentuk dasar bujur sangkar

beratap pencu dengan tritisan depan dan tritisan belakang lebar. Pusat atap

pencu merupakan puncak dari bagian ruang yang dianggap paling sakral atau

pribadi. Tritisan depan untuk menaungi ruang yang bersifat publik. Sementara

tritisan belakang menaungi daerah pawon atau dapur. Sementara bangunan

pendukung merupakan bangunan pawon yang memiliki bentuk dasar empat

persegi panjang dengan penutup atapnya berbentuk kampung. Bangunan

Page 80: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

65

pendukung tersebut letaknya dapat berada di sebelah kanan atau kiri bangunan

utama.

Seperti bangunan rumah tradisional di Jawa pada umumnya, secara

fisik komposisi vertikal atau tegaknya bangunan induk rumah Kudus terdiri

atas tiga bagian pokok. Pertama, bagian bawah berupa lantai yang berjenjang

ke atas dari permukaan tanah atau yang disebut dengan berbancik duwur

(bancik artinya lantai, duwur artinya tinggi). Kedua, bagian tengah terdiri atas

tiang-tiang dan dinding-dinding penyekat ruang beserta dengan panil-panil

pintunya. Ketiga, bagian atas yang berupa atap dengan penutupnya berupa

genteng tanah liat yang dibakar. Masing-masing kelompok bagian dari

komposisi bangunan induk tersebut yang terdiri dari beberapa bagian-bagian

menurut fungsinya masing-masing dengan menggunakan teknik konstruksi

dan penataan tertentu.

Sistem pembagian ruang pada rumah tinggal tradisional Kudus

tergolong sederhana, yaitu meliputi jagasatru, senthong dan pawon.

1. Jagasatru

Jagasatru berarti menjaga dari serangan ataupun perbuatan jahat

yang berasal dari lawan, berfungsi sebagai ruang tamu. Di ruang ini

terdapat satu atau dua tiang yang disebut sanggah, letaknya di depan

sebelah kanan atau kiri pintu utama (masuk ke senthong). Letak posisi

tiang, menurut sebagian masyarakat setempat, menjelaskan status

pemilikan rumah. Apabila letaknya di sebelah kanan menunjukkan bahwa

yang membangun rumah adalah pihak laki-laki, sedangkan bila letaknya di

Page 81: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

66

sebelah kiri berarti dibangun oleh pihak perempuan, dan jika tiangnya ada

dua, di sebelah kanan maupun di sebelah kiri berarti rumah dibangun

bersama suami istri. Ketentuan letak sanggah di sebelah kanan atau kiri

memang masih rancu tetapi keberadaannya bisa diterima akal, yaitu dalam

rangka mengantisipasi masalah-masalah yang akan timbul berkaitan

dengan pembagian hak waris.71 Pada awalnya jagasatru hanya untuk

menerima tamu, terutama tamu laki-laki sedangkan tamu perempuan

diterima di pawon. Oleh karena itu, disamping adanya pintu tengah yang

menuju ke senthong, di bagian samping kanan atau kiri atau dua-duanya

terdapat pintu yang menghubungkan jagasatru dengan pawon. Selain itu,

untuk pemilik rumah yang melaksanakan ibadah shalat di ruangan

jagasatru, maka disediakan untuk umat dan terbagi menjadi dua bagian,

sebelah kiri untuk jamaah perempuan dan sebelah kanan untuk jamaah

laki-laki.72 Di bagian depan terdapat pintu inep yang dilengkapi dengan

kunci gembok dari logam kuningan, sebagai pintu utama masuk ke

jagasatru, terletak di tengah, dan di samping kanan dan kirinya terdapat

pintu sorong. Pintu yang disebut terakhir ada dua buah, bagian dalam dan

luar. Pintu sorong bagian luar pada umumnya lebih pendek yang lebih

dikenal dengan pintu kere. Pada kenyataannya, pintu tengah dan pintu inep

jarang dibuka, aktifitas sehari-hari mempergunakan pintu sorong dan pintu

penghubung jagasatru dan pawon.

71

Ashadi, “Mencari Korelasi antara Arsitektur Masjid dengan Rumah Tinggal Tradisional di Kudus, Jawa Tengah : dengan Pendekatan Historis dan Deskriptif”, (Laporan

Penelitian Fakultas Tekhnik, Universitas Pancasila, 2000), h. 100. 72 J. Pamudji Suptandar, “Seni ukir dan Ornamen dalam Rumah Adat Kudus”,

artikel diakses pada 20 April 2008 dari http://www.gebyokcenter.com

Page 82: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

67

Lantai jagasatru terbuat dari ubin tegel dengan pola-pola tertentu

dan terkesan bersih, ketinggian peil lantai lebih tinggi dari tanah halaman.

Untuk naik ke lantai jagasatru dari halaman dibuatkan trap dengan

penyelesaian yang sama dengan lantai jagasatru. Antara jagasatru dengan

senthong dan pawon dibatasi oleh gebyok.73 Ornamen yang ada di dalam

jagasatru meliputi dua perangkat meja kursi tamu, satu dengan model

pendek untuk tamu perempuan, terletak di sebelah kiri atau kanan yang

dekat dengan pintu yang menghubungkan ke pawon, dan seperangkat yang

lain terletak di seberangnya, untuk tamu laki-laki. Tepat di depan pintu

utama yang berada di tengah terdapat ancik-ancik atau pijakan kaki yang

terbuat dari kayu berukir, sebab terdapat perbedaan tinggi antara peil lantai

jagasatru dan senthong.

2. Senthong

Senthong adalah ruang dalam rumah tinggal tradisional Kudus. Di

tengah-tengah senthong terdapat empat buah sakaguru yang menjadi

pendukung utama struktur dan konstruksi atap. Konstruksi sistem rangka

tersebut, dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur rangka makro

dan struktur rangka mikro. Struktur rangka makro, adalah susunan rangka

balok dan kolom yang secara keseluruhan membentuk ruang tamu,

gedhongan dan pawon. Sedangkan struktur rangka mikro, adalah susunan

rangka balok dan kolom yang membentuk seluruh ruang yang disebut

73

Gebyok adalah dinding panel kayu yang dipenuhi dengan ukiran-ukiran, pada salah

satu bagiannya terdapat pembatas antara jagasatru dan senthong terdapat jendela kecil yang

berjeruji kayu yang dahulu berfungsi untuk melihat bagi perempuan kepada calon suaminya yang

sedang bertamu.

Page 83: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

68

senthong. Letaknya ada pada ruang gedhongan dan merupakan struktur

tersendiri seolah terlepas dari ikatan struktur makro, sehingga dapat

dikatakan juga sebagai struktur ruang di dalam ruang.

Lantai terbuat dari susunan papan kayu jati atau disebut dengan

gladag yang letaknya lebih tinggi dengan peil halaman. Pada bagian

tengah hingga ke belakang senthong, kadang-kadang terdapat peninggian

peil lantai yang lebih menyerupai amben 74 yang luas tanpa kaki. Di dalam

senthong terdapat gedhongan, yaitu sebuah ruangan atau bilik yang

letaknya di bagian tengah dan agak mundur ke belakang.75

Gebyok muka

gedhongan juga dipenuhi ukiran dengan berbagai ragam motifnya.

Pintunya dilengkapi dengan gembok untuk lebih memperkuat keamanan.

Ada kalanya di dalam gedhongan terdapat sebuah kamar rahasia yang

ukurannya relatif kecil dan dilengkapi dengan pintu sorong atau geser

yang ukurannya juga sangat kecil. Letak pintu tersebut, ada yang berada di

bagian belakang dan ada juga yang berada di bagian bawah atau lantai

gedhongan. Pada awalnya ruangan ini berfungsi sebagai tempat

penyimpanan barang-barang berharga yang juga sebagai tempat yang

disucikan, sakral, dan dikeramatkan dipakai untuk menyimpan benda

pusaka serta harta pemiliknya. Tidak sembarang orang boleh masuk ke

dalam gedhongan. Ruangan ini merangkap juga sebagai tempat tidur

utama yang dihormati dan pada waktu-waktu tertentu dijadikan sebagai

74

Amben adalah ruangan yang berada dibelakang senthong yang juga dapat berfungsi sebagai tempat shalat keluarga yang dahulunya berfungsi sebagai tempat tidur bersama bagi anak-

anak terutama laki-laki. 75 Pada rumah tradisional Jawa bagian selatan, ruang dalam dinamakan griya ageng atau

omah jero, sedangkan bilik atau ruang yang berada di griya ageng dinamakan senthong.

Page 84: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

69

ruang tidur pengantin bagi anak-anak pemiliknya. Pada saat ini ruang-

ruang tidur tidak lagi di dalam gedhongan namun berada di samping kanan

dan kiri gedhongan. Dahulunya, bagi keluarga yang tidak mampu

membuat senthong kanan ataupun kiri, orangtua tidur mengambil tempat

di salah satu bagian omah jero (bukan di senthong tengah yang sakral)

dimana pembatas ruangnya berupa sketsel-sketsel atau aling-aling. Hal

tersebut juga berlaku bagi anak gadis yang sudah dewasa. Bagi anak laki-

laki, bersama-sama tidur di atas sebuah amben atau bale-bale yang lebar

yang ada di salah satu bagian omah jero. Pada rumah tradisional Kudus, di

depan gedhongan juga terdapat amben.

Di sebelah kiri atau kanan senthong terdapat pintu yang

menghubungkan ke pawon. Pintu berukuran agak besar dan pada separuh

bagian atasnya didesain seperti jendela, sehingga orang di senthong dan

pawon dapat saling berkomunikasi tanpa harus membuka pintunya, tetapi

cukup membuka daun jendela di bagian atas pintu. Ornamen yang terdapat

di ruangan senthong antara lain dua buah kotak kecil atau botekan di

sebelah kanan dan kiri depan gedhongan berfungsi menyimpan alat-alat

kecantikan, dan sebuah lagi untuk menyimpan obat-obatan dan jamu. Di

depannya terdapat satu atau dua buah meja marmer yang dilengkapi kursi,

sebagai meja berhias anak-anak gadis. Menempel gebyok di samping

kanan atau kiri terdapat almari untuk menyimpan pakaian dan yang lain

untuk menyimpan barang pecah belah. Di sebagian rumah tinggal

tradisional Kudus, gebyok senthong bagian belakang atau samping yang

Page 85: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

70

tidak berbatasan dengan pawon dibuat melengkung keluar, tidak berdiri

lurus sebagaimana layaknya sebuah bangunan, hal ini dimaksudkan agar

pemilik rumah banyak rezekinya.

3. Pawon

Pawon artinya adalah dapur. Rumah tinggal tradisional Kudus pada

umumnya memiliki pawon berukuran besar, sehingga dapat dibagi

menjadi dua, yaitu pawon alit (kecil) berfungsi sebagai tempat memasak

dan ruang makan dan pawon ageng (besar) berfungsi sebagai ruang

keluarga, yang pada awalnya juga untuk menerima tamu perempuan. Pada

bagian atas, biasanya juga difungsikan sebagai gudang, tempat menyimpan

beras atau lumbung padi dan tanaman ladang. Letak pawon dapat berada

di kanan atau di kiri, berhimpit dengan bangunan rumah inti dengan

struktur dan konstruksi atap yang berbeda, pada umumnya berbentuk atap

kampung atau ada juga yang disebut bentuk kampung gajah ngombe. Pada

kenyataannya, anggota keluarga Kudus Kulon melakukan aktifitas sehari-

hari sebagian besar di pawon. Selain adanya pintu yang menghubungkan

dengan jagasatru dan senthong, di bagian depan pawon juga terdapat

sebuah pintu yang fungsinya untuk aktifitas keluar masuk. Bahan lantainya

terbuat dari tanah liat yang sudah dicetak dan dibakar (batu bata) atau

hanya berupa tanah saja, namun semakin berkembangnya waktu dan

perubahan pandangan dari pemilik rumah, bahan lantai sudah berganti

dengan ubin tegel atau keramik. Ketinggian lantai pawon lebih rendah dari

lantai jagasatru atau minimal setara.

Page 86: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

71

Bangunan sumur / kamar mandi / WC, tidak seperti pada rumah

tradisional di Jawa pada umumnya, fasilitas bangunan kamar mandi atau

pakiwan, rumah adat Kudus memiliki bentuk dan penempatan tersendiri

berupa bangunan tembok dengan atap pada kamar mandi berbentuk atap

kampung atau panggang pe. Dahulu, kamar mandi hanya dibatasi oleh

dinding-dinding setinggi sedikit di atas orang dewasa, dengan sebuah pintu di

sebelah timur, tanpa penutup atap. Jika ada orang yang mempergunakan

kamar mandi, maka dia menaruh kainnya di atas tembok sebagai

“pemberitahuan” bahwa kamar mandi sedang dipakai. Bangunan pakiwan

atau yang biasa disebut sebagai bangunan kamar mandi adalah sebagai simbol

agar manusia membersihkan diri baik fisik maupun rohani. Tanaman di

sekeliling pakiwan, misalnya : pohon belimbing yang melambangkan 5 rukun

Islam, pandan wangi sebagai simbol rejeki yang harum / halal dan baik, bunga

melati yang melambangkan keharuman, perilaku baik dan berbudi luhur, serta

kesucian abadi.

Fasilitas halaman atau pekarangan yang ada merupakan ruang terbuka

yang ditanami dengan berbagai tanaman hiasan dan tanaman produktif buah-

buahan berupa mangga ataupun jambu. Bentuk dasar halaman pada umumnya

memiliki bentuk empat persegi panjang.

Fasilitas lain yang berkenaan dengan segi keamanan adalah pagar

keliling rumah yang terbuat dari bangunan tembok yang dilengkapi dengan

pintu masuk halaman baik dari arah muka ataupun dari samping rumah. Pintu

masuk ke pekarangan rumah agak kecil dan pada umumnya tidak tembus

Page 87: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

72

pandang, tetapi ada juga yang bagian atasnya tembus pandang berjeruji besi.

Di bagian atas atau samping pintu luar disediakan bel untuk menyatakan

permisi masuk atau kulonuwun kepada pemilik rumah.

C. Komponen Pendukung Bangunan Pada Setiap Bagian Rumah

Rumah adat Kudus memiliki keunikan tersendiri dalam

pembangunannya, karena didasarkan atas dasar-dasar filosofis dan misinya

dalam setiap bagian ruangan. Para pemilik bangunan rumah Kudus memiliki

maksud agar keturunannya dapat memahami dan mau menjalankan apa yang

terkandung dalam setiap unsur-unsur simbolik yang terwujud pada setiap

komponen pendukung bangunan rumah adat tradisional Kudus.

1. Lantai

Salah satu ciri khas rumah Kudus adalah rumah berbancik duwur

atau berlantai tinggi. Peletakan lantai ruangan di dalam rumah disusun

secara hirarki ke dalam lima jenjang. Jenjang bagian pertama hingga

ketiga berupa undak-undakan lantai pada teras depan rumah. Jenjang

keempat adalah letak lantai pada ruang jagasatru dan ruangan pawon.

Jenjang terakhir yang paling tinggi adalah lantai ruang gedhongan yang

merupakan jenjang kelima dan yang terakhir. Bagi warga masyarakat

pemilik rumah yang bersangkutan kelima jenjang tersebut merupakan

simbol dari Rukun Islam. Secara umum, kelima jenjang lantai tersebut

mengandung pesan bahwa penghuni rumah harus berdiri kokoh di atas

Page 88: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

73

dasar lima hal tersebut jika ingin memperoleh predikat sebagai orang yang

bertaqwa.

2. Langit-Langit / Ceiling

Pada umumnya rumah tradisional di jawa tidak mempunyai langit

langit, sehingga rusuk atap dan genteng tampak nyata seutuhnya. Ruang

tanpa ceiling memiliki segi positif dan negatif. Positif, karena tanpa ceiling

menjadikan aliran udara lebih cepat dan ruangan tidak terasa panas.

Negatif, karena tanpa ceiling, kotoran dari atap bisa langsung jatuh

kedalam ruangan.

3. Dinding

Keistemewaan rumah tradisional dikudus terlihat pada dindingnya

yang dipenuhi ornamen berupa ukir ukiran dalam berbagai motif, bagian

dinding depan terbuat dari kayu jati dan pada dinding bagian belakang

rumah sengaja dibuat seolah olah mengelembung. Secara simbolik

pengelembungan dinding menggambarkan kemakmuran, seperti halnya

simbol perut buncit yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan.

4. Pintu

Pintu rumah sebanyak 4 lembar yaitu pintu depan, pintu

tengah,pintu menuju ke ruang dapur dan pintu menuju ke kamar mandi.

Pintu utama dibagian depan terdiri dari 2 lapis yaitu pintu sorong dan pintu

utama. Pintu yang di tengah berdaun pintu dua dilengkapi dengan kunci

gembok di bagian dalam, pintu ini jarang dibuka, disebut pula pintu inep.

Pintu di sebelah kanan dan kiri pintu inep ditutup dengan perantaraan

Page 89: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

74

pintu sorong, yaitu di sebelah luar disebut pintu kere dan di sebelah dalam

berupa pintu berpanil. Berarti ada 4 buah pintu sorong di rumah inti.

5. Jendela

Jendela hanya pada gedongan, berfungsi sebagai sarana untuk

sistem pencahayaan dan sistem pengudaraan, selain itu juga memiliki nilai

kultural, khususnya anak perempuan yang sedang menginjak usia remaja

dilarang keluar rumah dan apabila ada tamu yang bertandang untuk

meminang, maka anak perempuan dilarang keluar dari kamar dan satu-

satunya kesempatan bagi si wanita untuk melihat keluar atau mengintip

calon kekasih dilakukan lewat jendela tersebut.

6. Tiang

Ciri khas lainnya dari rumah tradisional Kudus adalah tiang

tunggal atau soko geder yang berada di ruang jagasatru, yang terletak di

depan pintu masuk yang berada di tengah-tengah ruangan. Tiang tersebut

disebut juga dengan tiang keseimbangan.

Pada ruang dalam yaitu di ruang gedhongan terdapat empat tiang

utama yang disebut saka guru. Keempat tiang ini melambangkan empat

hakikat kesempurnaan hidup dan dimaksudkan sebagai simbol empat

nafsu yang senantiasa menyertai diri manusia, yaitu nafsu luamah, yaitu

kehendak yang mengajak kepada keserakahan atau ketamakan, nafsu

amarah, yaitu nafsu lekas marah atau kehendak yang suka mengajak

kepada perbuatan yang menyimpang dari peraturan, nafsu supiah, yaitu

nafsu birahi, nafsu mutmainah, yaitu nafsu yang tenang dan suka

Page 90: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

75

mengajak kepada perbuatan yang baik yaitu kemurnian dan kejujuran.76

Keempat nafsu tersebut, bagi masyarakat Jawa dapat juga diartikan

sebagai tingkatan-tingkatan yang harus dilalui untuk menyatu dengan

Tuhan.77

• Luamah atau Syariat (sembah raga)

• Amarah atau Tarikat (sembah kalbu)

• Supiah atau Hakekat (sembah jiwa)

• Mutmainah atau Makrifat (sembah rasa)

Keempat saka guru tersebut juga ditafsirkan sebagai hakikat dari sifat

nafsiyah, salbiyah, mangani, dan maknawiyah. Dengan menghadirkan

keempat saka guru tersebut sebagai simbol empat nafsu tersebut, para

pemilik rumah ingin agar penghuni rumah selalu mengingat akan

pentingnya mengendalikan keempat nafsu yang menyertai dirinya.

Kemudian, di atas keempat tiang saka guru tersebut, terdapat

sejumlah susunan balok yang dinamakan tumpang sari sebagai pengerat

yang jumlah susunan baloknya selalu ganjil dan jumlah yang dimaksud

selalu membawa makna dan juga bervariasi, yaitu tiga, lima, tujuh, dan

sembilan susunan.

Balok tumpang sari yang berjumlah tiga, dimaksudkan untuk

mengingatkan kehidupan manusia di tiga alam, yaitu alam arwah, fana,

dan akhirat.

76

Soesilo, Sekilas Tentang Ajaran Kejawen Sebagai Pedoman Hidup (Surabaya :

Medayu Agung, 2000), h. 107. 77 Soesilo, Sekilas Tentang Ajaran Kejawen Sebagai Pedoman Hidup, h. 196.

Page 91: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

76

Untuk balok tumpang sari yang berjumlah lima, dimaksudkan

sebagai simbol jumlah kewajiban dan waktu shalat wajib lima kali sehari

semalam, yaitu Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Pesan yang

terkandung dalam simbol ini adalah untuk mengingatkan kepada seluruh

anggota keluarga agar tidak melupakan kewajiban shalatnya yang sangat

penting sesuai dengan waktu-waktu yang telah ditentukan tersebut.

Kemudian balok tumpang sari yang berjumlah tujuh, dimaksudkan

sebagai simbol gambaran alam semesta atau langit yang terdiri dari tujuh

lapisan. Simbol ini mengandung makna sebagai sarana untuk mengingat

akan kebesaran Allah sebagai penguasa dan pencipta, dan menyadarkan

manusia betapa kecil dirinya di hadapan Allah. Dengan simbol ini,

diharapkan agar seluruh penghuni rumah tidak menyombongkan diri

dengan status dan kedudukan yang dimilikinya, serta senantiasa tunduk

dan patuh kepada Allah.

Dan yang terakhir, balok tumpang sari yang berjumlah sembilan,

dimaksudkan sebagai simbol Walisanga (termasuk juga Sunan Kudus).

Mengingat Walisanga berarti pula mengingat Sunan Kudus berikut ajaran-

ajarannya yang pernah disampaikan semasa perjuangannya di kota Kudus.

Wali Sanga semuanya bergelar Sunan, suatu singkatan dari Susuhunan,

artinya yang dijunjung tinggi. Nama-nama Walisanga : Maulana Malik

Ibrahim (Sunan Gresik); Raden Rahmat (Sunan Ampel); Mahdum Ibrahim

(Sunan Bonang); Syarifudin (Sunan Drajat); Raden Paku (Sunan Giri);

Raden Umar Said (Sunan Muria); Joko Said (Sunan kalijaga); Jaffar Sidiq

Page 92: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

77

(Sunan Kudus); Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).78

Akan tetapi,

menurut Kitab Walisana karya Sunan Giri II (Anak Sunan Giri), jumlah

mereka bukan sembilan orang, tapi delapan orang. Nama Walisana yang

menjadi nama judul kitab tersebut tidak mengacu bilangan sembilan.

Dikatakan juga, selain delapan wali tersebut terdapat ribuan wali lainnya.

Walisanga ditulis dalam Serat Walisanga karya pujangga Mataram R. M.

Ng Ranggawarsita pada abad 19 sebagai walisanga, wali sembilan.

Sebagian berpendapat, kata sanga (baca: songo) merupakan perubahan dari

kata tsana (mulia, Arab). Maka, walisana berarti wali-wali mulia atau

terpuji. Yang lainnya melihat kata sana diambil dari bahasa Jawa kuno

yang berarti tempat. Karenanya, walisana berarti wali atau kepala suatu

tempat atau daerah. Namun kebanyakan pakar sepakat, bahwa Walisanga

merupakan kumpulan ulama dengan dakwah yang bertujuan menegakkan

agama Allah.79

Kembali ke tumpang sari yang berjumlah sembilan, karena

tumpang sari ini membentuk segi empat dengan masing-masing sisi

memiliki susunan balok sembilan buah, maka jika balok pada sisi kanan

dan kiri serta juga sisi muka dan belakang dijajarkan masing-masing akan

membentuk angka yang berjajar sama pula, yaitu sembilan puluh

sembilan. Angka 99 inilah yang oleh masyarakat pemilik rumah yang

bersangkutan dimaksudkan sebagai simbol Asmaul Husna yaitu nama-

78

Bindy, “Proses masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia”, artikel diakses pada 23 Agustus 2008 dari http://bindyandthedamn.blogspot.com/2008/02/proses-masuk-dan-

berkembangnya-islam-di.html 79 “Sejarah Islam Nusantara”, artikel diakses pada 23 Agustus 2008 dari

http://swaramuslim.net/galery/islam-indonesia/index.php?page=sabili-1c-risalah_islam_indonesia

Page 93: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

78

nama dan sifat-sifat Allah yang berjumlah 99. Dengan mengingat akan

nama-nama dan sifat-sifat suci Allah tersebut, seluruh penghuni rumah

berharap senantiasa mendapat perlindungan dan keselamatan dari Allah.

Karena mereka percaya apabila menyebut dan mengingatnya di luar

kepala, akan dimasukkan ke dalam surga Allah SWT.

D. Ragam Hias

Seni ornamen ukiran yang terdapat pada unsur-unsur bangunan

merupakan unsur-unsur simbolik yang penting dan tidak terpisahkan dari

keseluruhan tata ruang rumah Kudus. Secara umum, aneka ornamen ukiran

yang menjadi unsur-unsur simbolik dalam tata ruang itu terwujud dalam

bentuk pola hias : geometrik, tumbuh-tumbuhan, kedok, binatang, mahkota

dan arabesk.80

Unsur-unsur simbolik dalam ornamen ukiran yang berpola hias

geometrik, pertama, adalah motif swastika atau banji. Ukiran dengan motif

ini, terdapat pada pintu sorong dan lis atau balok dasar pada dinding ruang

jogosatru, kedua, simbol berikutnya dari ornamen ukiran yang berpola hias

geometrik adalah motif hias sorot (antefik atau tumpal). Pola hias sorot itu,

tersusun atas tiga pengulangan bentuk yang sama dari bawah ke atas dalam

suatu bidang kayu segi empat yang ditempatkan pada bagian bawah tiang-

tiang dinding ruang jogosatru, ketiga, pola hias geometrik dalam suatu bidang

kayu segi empat dengan motif dasar wajikan yang di dalamnya terisi oleh

80 Triyanto, “Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus”, (Tesis S2,

Universitas Indonesia, 1992), h. 266.

Page 94: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

79

unsur patran (abstraksi daun waru). Ornamen ukiran ini terwujud dalam enam

susunan memusat dengan abstraksi bentuk bunga sebagai pusatnya. Ukiran

dengan motif ini, terdapat pada tiang-tiang dinding ruang jogosatru, keempat,

motif masjid, berbentuk segiempat dikombinasikan dengan bentuk mendekati

setengah lingkaran diatasnya, seperti bentuk pintu atau jendela masjid. Pola

seperti ini terdapat pada gebyok bagian depan, di kanan dan kiri pintu,

terakhir, pola hias geometrik tetesing embun yang memenuhi bidang balok-

balok tumpang sari dalam aneka perwujudan bentuk (tumpal, meander, pilin).

menjadi salah satu simbol dalam tata ruang rumah Kudus adalah ukiran pada

tumpang sari di ruang gedongan. Hiasan ukiran tersebut terdapat pada

tumpang sari di ruang gedongan.

Unsur-unsur simbolik dalam seni ornamen dengan pola hias tumbuh-

tumbuhan, pertama, motif hias abstraksi daun pisang. Terdapat pada balok

dasar dinding ruang jogosatru yang mengelilingi dasar dinding ruang, kedua,

motif hias buah nanas. Hiasan ini umumnya menggantung di bawah dodo

peksi atau pertengahan balok blandar ruang jogosatru (di depan pintu masuk

ruang gedongan), ketiga, motif bunga telasih, yang kadang berdiri sendiri atau

adakalanya dipadu dengan pola hias tumbuh-tumbuhan menjalar. Motif hias

bunga yang tersebar hampir di semua panel-panel dinding, tiang, atau balok

pada ruang jogosatru, pawon, dan gedongan, bahkan juga pada genteng atap

atau wuwungan, keempat, motif kelopak daun yang bentuknya seperti jari-jari

manusia. Hiasan ini terdapat pada bagian paling atas tiang di ruang jogosatru.

Page 95: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

80

Unsur-unsur simbolik dalam seni ornamen dengan pola hias kedok

atau motif wajah, perwujudan hiasan itu terwujud dalam abstraksi bentuk

wajah (motif kala pada candi) dengan mata yang terbuka lebar sebagai tanda

selalu waspada mengamati atau berjaga-jaga. Secara sepintas memang tidak

terlihat menggambarkan abstraksi sebuah wajah atau kedok. Hiasan itu terukir

pada panel-panel dinding ruang jogosatru.

Unsur-unsur simbolik dalam seni ornamen dengan pola hias binatang,

pertama, adalah ukiran ular naga (liong) yang disamar dalam rangkaian

tumbuh-tumbuhan menjalar. Karena tersamar, secara sepintas hiasan ini

memang tidak memperlihatkan motif ular naga. Ukiran tersebut terdapat pada

undak di ruang jogosatru tepat di muka pintu masuk ruang gedongan, kedua,

motif burung phoenix atau sebagian orang menyebutnya burung hong. Hiasan

ini terukir pada ambang tengah pintu sorong kere.

Unsur-unsur simbolik dalam seni ornamen dengan pola hias mahkota,

biasa berpadu dengan ukiran sulur-suluran. Umumnya terdapat pada gembel

atau pelipit antar tiang dinding atau tebeng (ventilasi) pembatas ruang

jogosatru dan ruang gedongan.

Sementara itu, unsur-unsur simbolik dalam seni ornamen dengan pola

hias arabesk, berupa motif jalinan tali. Motif arabesk ini terwujud dari

abstraksi bentuk-bentuk tanaman menjalar, geometrik, atau kaligrafi dalam

suatu rangkaian jalinan yang ritmis, saling menyambung tanpa henti. Hiasan

dengan motif ukiran ini dapat dilihat pada tiang-tiang dinding pembatas ruang

jogosatru dan gedongan serta tiang-tiang dinding pada sentong utama.

Page 96: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

81

E. Tinjauan Unsur-Unsur Budaya Islam

Yang utama dalam pembahasan ini adalah proses “SINKRETISME”

ataupun “EKLEKTISME“, suatu proses sintesa kreatif antara lama dan baru,

mengacu perubahan fisik maupun nonfisik. Kombinasi beberapa elemen lama

dan baru tersebut menciptakan suatu proses bertahap yang akan mampu

membantu masyarakat memperoleh pengalaman perubahan yang bertahap,

berlapis lapis dan lancar. Tampilan konfigurasi Budaya aseli, Hindu/Budha

dan Islam terlihat buahnya pada Arsitektur Jawa. Semua kebudayaan tersebut

bersinkretik dengan kebudayaan lama, sehingga corak kebudayaan Jawa asli

masih terlihat. Kebudayaan asli, Hindu Jawa, dan Islam, ketiganya dengan

apik mengalami sinkretisasi yang ditampilkan dalam bentuk ornamen-

ornamen. Dan pada akhirnya unsur Islam mendominasi, terutama dari segi

filosofis dan makna dari setiap bagian fisik rumah.

Berikut beberapa makna filosofis yang mendapat pengaruh dari Islam

yang terdapat pada bagian bangunan rumah tradisional Kudus :

1. Lantai, terdapat lima jenjang tingkatan lantai, bagi warga masyarakat

pemilik rumah yang bersangkutan, lima jenjang tersebut merupakan

simbol dari Rukun Islam yang terdiri dari lima hal, yaitu : membaca dua

kalimat syahadat, melaksanakan ibadah shalat, berpuasa di bulan

Ramadhan, memberikan zakat, dan melaksanakan ibadah haji ke kota suci

Mekkah bagi yang mampu. Secara berurutan, jenjang lantai pertama

digambarkan sebagai Rukun Islam yang pertama, yaitu membaca dua

kalimat syahadat. Mengucapkan syahadat, yaitu pengakuan secara lisan

Page 97: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

82

bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah.

Sebagai Rukun Islam yang pertama merupakan landasan pokok keabsahan

seorang muslim. Lantai kedua digambarkan sebagai Rukun Islam yang

kedua, yaitu melaksanakan ibadah shalat. Ibadah shalat merupakan salah

satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang telah

terkena beban hukum syara’ (mukallaf). Istilah ‘shalat’ dalam arti bahasa

bermakna do’a atau pujian. Shalat menurut fuqaha diartikan sebagai

ibadah yang terdiri perbuatan atau gerakan dan perkataan atau ucapan

tertentu, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.81

Lima

kali dalam satu hari satu malam seseorang dilatih untuk itu. Pada akhirnya

perasaan akan kehadiran Allah bersamanya itu akan mendarah daging,

menjadi sikap mental yang tidak bisa terpisahkan dari dirinya.82

Lantai

ketiga digambarkan sebagai Rukun Islam yang ketiga, yaitu berpuasa di

bulan Ramadhan. Ibadah ‘shiyam’ atau puasa menurut arti bahasa

bermakna menahan diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu yang

berarti menahan. Menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan shiyam

adalah menahan diri dari makan, minum dan bersenang-senang dengan

istri, mulai dari fajar hingga maghrib, karena mengharap akan ridho Allah

dan menyiapkan diri untuk bertaqwa kepada-Nya, dengan jalan

memperhatikan Allah dan dengan mendidik bermacam kehendak. Lantai

keempat digambarkan sebagai Rukun Islam yang keempat, yaitu

81

Musthafa Kamal Pasha, dkk, Fikih Islam (Yogyakarta : Citra Karsa Mandiri, 2002), h.

36. 82 Hembing Wijayakusuma, Hikmah Shalat Untuk Pengobatan dan Kesehatan (Jakarta :

Pustaka Kartini, 1997), h. 116.

Page 98: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

83

memberikan zakat. Ditinjau dari arti bahasa atau etimologi zakat yang

berasal dari kata ‘zakka’ bermakna mensucikan, membersihkan atau

berkembang. Menurut istilah syara’, zakat adalah kadar harta yang

tertentu, diberikan kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa

syarat, semata-mata mencari ridho Allah. Zakat tidak gugur dari seorang

muslim selama diwajibkan dalam hartanya. Zakat diwajibkan atas seorang

muslim yang memiliki satu nishab, sebagai kelebihan dari hutang-hutang

dan kebutuhannya, dan sebaliknya zakat tidak diwajibkan terhadap non

muslim.83

Jenjang lantai yang terakhir digambarkan sebagai Rukun Islam

yang kelima, yaitu melaksanakan ibadah haji ke kota suci Mekkah bagi

yang mampu. Asal mula arti haji menurut bahasa atau etimologi adalah

‘al-qashdu’ atau menyengaja. Sedangkan arti haji menurut istilah atau

terminologi berarti bersengaja mendatangi baitullah (Ka’bah) untuk

melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan

dilaksanakan pada waktu yang tertentu pula, menurut syarat-syarat yang

ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari ridho Allah. Ibadah haji yang

ditetapkan sebagai kewajiban atas setiap muslim yang telah memenuhi

syarat-syaratnya adalah salah satu dari rangkaian rukun Islam, yang

ditetapkan pada tahun keenam Hijrah. Kewajiban melakukan ibadah ini

bagi setiap muslim hanya berlaku sekali saja sepanjang hidupnya. Dan

apabila ada yang berkehendak melakukannya untuk kedua atau lebih

83 Taqyuddin an-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif-Perspektif Islam.

Penerjemah M. Maghfur Wachid (Surabaya : Risalah Gusti, 1999), h. 256.

Page 99: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

84

banyak lagi maka ibadah tersebut hanya bernilai ibadah sunnah, bukan

bernilai wajib lagi.

2. Jendela, memiliki nilai kultural, yaitu anak perempuan yang sedang

menginjak usia remaja menurut adat yang ditiru dari budaya Arab,

dilarang keluar rumah dan apabila ada tamu yang bertandang untuk

meminang, maka anak perempuan dilarang keluar dari kamar dan satu

satunya kesempatan bagi si wanita untuk melihat keluar atau mengintip

calon kekasih dilakukan lewat jendela. Demikian salah satu pertimbangan

dalam penentuan ukuran dan bentuk jendela karena budaya yang berlaku

di masayarakat saat itu. Wanita harus berada dirumah dan dilarang keluar

ketengah masyarakat sebelum menikah.

3. Tiang Soko Geder, tiang tersebut disebut juga dengan tiang keseimbangan

dan memiliki makna sebagai sarana untuk mengingatkan semua penghuni

rumah agar senantiasa tetap meyakini bahwa Allah adalah Tuhan Yang

Maha Esa yaitu hanya satu yang wajib disembah. Konsep keyakinan

tersebut menjadi prinsip dasar atau umum dalam setiap kehidupan

(ucapan, sikap, gerak dan tindakan) para pemilik rumah. Bagi warga

masyarakat pemilik rumah tersebut, tiang tunggal di ruang jagasatru,

diasosiasikan sebagai huruf Arab, yaitu tulisan alif, yang merupakan huruf

awal dalam tulisan bahasa Arab.84

Soko geder di ruang jagasatru, juga

dimaksudkan sebagai simbol pegangan hidup orang Islam. Tiang tunggal

84 Triyanto, “Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus”, (Tesis S2,

Universitas Indonesia, 1992), h. 261.

Page 100: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

85

tersebut, dengan demikian, bukan sekedar unsur bangunan yang bersifat

konstruktif, melainkan lebih dari itu, yaitu sebagai simbol aqidah tauhid.

Ornamen berupa ragam hias ukiran kayu pada rumah tinggal

tradisional Kudus memiliki motif-motif ukiran yang bersumber dari

kebudayaan Jawa asli. Secara keseluruhan, bentuk ukiran-ukiran pada bidang-

bidang kayu dimana telah memunculkan discontinuity dari motif-motif ukiran

yang terjadi, yang berupa kompartemen-kompartemen yang motif ragam

hiasnya tidak saling menerus satu sama lain, ada dugaan kuat bahwa pengaruh

kebudayaan Islam sangat dominan. Dalam satu kompartemen tidak boleh ada

ruang tersisa, karena hal tersebut termasuk salah satu pemborosan, atau ada

pemahaman bahwa dalam satu kompartemen harus dipenuhi agar setan tidak

mempunyai tempat lagi.85

Beberapa bagian unsur bangunan yang di dalamnya terdapat unsur

estetik dengan motif hiasan ukiran yang berasal dari kebudayaan Islam, antara

lain, motif arabesk, motif masjid, dan motif binatang berupa burung phoenix

atau hong. Secara terinci akan dikemukakan dalam penjelasan berikut.

Dimulai dari motif arabesk, yang terdapat dilihat pada tiang-tiang

dinding pembatas ruang jogosatru dan gedongan serta tiang-tiang dinding

pada sentong utama. Dengan motif jalinan tali terwujud dari abstraksi bentuk-

bentuk tanaman menjalar, geometrik, atau kaligrafi dalam suatu rangkaian

jalinan yang ritmis, saling menyambung tanpa henti yang berada pada bidang

berbentuk segienam panjang. Motif arabesk dalam bidang segienam panjang,

85

Ashadi, “Mencari Korelasi antara Arsitektur Masjid dengan Rumah Tinggal

Tradisional di Kudus, Jawa Tengah : dengan Pendekatan Historis dan Deskriptif”, (Laporan

Penelitian Fakultas Tekhnik, Universitas Pancasila, 2000), h. 131.

Page 101: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

86

susunan garis tidak berawal dan tidak berakhir. Arabesk, yakni motif

perhiasan yang terdiri dari dari garis-garis, lajur-lajur, daun-daun, bunga-

bunga. Arabesk mencakup dua bentuk pokok, yaitu stilisasi tumbuhan, dan

pola geometris. Ia bukan merupakan bentuk tiruan naturalis, tetapi karena

pandangan tauhid yang dipegang oleh kaum muslim arabesk merupakan

ornamen dalam bentuk flora dan geometris yang abstrak non-figuratif,86 yang

memberi kesan ketakterhinggaan dan ketakterbatasan (infinit). Melalui

kontemplasi pola infinit ini, jiwa pengamat akan diarahkan kepada

transendensi Tuhan. corak abstrak sebagai “ornamen arabesk” yang terdiri dari

corak geometris dan corak “stilasi” dari tumbuh-tumbuhan dan bunga-

bungaan. Hal ini adalah jalan keluar dimana adanya larangan dalam ajaran

Islam untuk tidak boleh menampilkan gambar-gambar atau lukisan sebagai

hiasan dengan motif manusia, binatang atau makhluk bernyawa lainnya secara

realistis.87 Ajaran Islam tentang tauhid, yang tidak memberi peluang

penggambaran Tuhan dalam wujud seperti manusia, dan larangan

pemberhalaan terhadap obyek-obyek seperti arca yang digambarkan

menyerupai manusia atau manusia setengah hewan seperti dalam agama

Hindu, Mesir Kuna dan Pagan Romawi, juga membuat motif geometri,

arabesk dan kaligrafi berkembang pesat. Pengaruh estetika Peripatetik ini terus

berlanjut hingga kini, dan telah mendorong pesatnya perkembangan motif

86

Dalam seni helenistik yang menganut naturalisme dan antropomorfisme, kedua pola

arabesk digunakan sebagai hiasan tambahan sederhana untuk patung atau gambar naturalis. Elya Munfarida, ”Formulasi Konsep Estetika Seni Islam dalam Perspektif Ismail Raji al-Faruqi”, Jurnal

Studi Islam dan Budaya, vol. 3, no. 2 (Juli-Desember 2005), h. 5. 87 Zulfikri, ”Ruang Dalam dan Ornamen”, artikel diakses pada 30 April 2009 dari

http://zulfikri.wordpress.com/2008/11/07/konsep-dasar-arsitektur-masjid/

Page 102: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

87

geometris, arabesk dan kaligrafi (khat) hingga masa yang paling akhir.88

Filosof Peripatetik memandang ilmu sebagai sesuatu yang harus

mencerminkan keteraturan dan adanya sistematika dalam dirinya. Demikian

pula pandangan mereka tentang seni. Seni kaligrafi, arabesk dan geometris

memperlihatkan prinsip-prinsip yang dicita-citakan para filosof Peripatetik.

Tiga bentuk seni visual ini tidak memberi peluang adanya fokus yang harus

dijadikan tumpuan perhatian seperti penggambaran Dewa dalam bentuk arca

seperti di candi-candi Hindu dan Buddha. Rangkaian arabesk yang ritmis dan

diulang-ulang bentuknya, seperti juga rangkaian ayat al-Qur’an pada sebuah

lukisan kaligrafi, dimaksudkan untuk membawa jiwa penikmatnya pergi

meninggalkan alam rupa menuju alam arupa (transenden). Dengan demikian

kehadiran Tuhan yang tak terlukiskan itu dapat dirasakan.

Kemudian motif masjid, terdapat dalam ruang tamu atau jogosatru,

terutama pada bagian gebyok. Gebyok bagian depan dan tengah pada rumah

tinggal tradisional Kudus berupa panil-panil dalam kompartemen-

kompartemen dengan bentuk segiempat panjang (posisi berdiri) ditambahkan

dengan garis-garis lengkung mendekati setengah lingkaran di atasnya seperti

bentuk pintu dan jendela masjid (bidang dalam polos, tidak berukir), dengan

segala variasinya seperti halnya elemen lengkungan pada bangunan dinding

atau kubah masjid gaya Arab.

Yang terakhir motif binatang berupa burung phoenix atau hong, yang

terdapat pada ambang tengah pintu sorong kere. Motif burung hong menurut

88 Ahmad Samantho, “Seni, Falsafah dan Agama”, artikel diakses pada 30 April 2009

dari http://ahmadsamantho.wordpress.com/2008/08/09/islam-tradisi-estetik-dan-sastranya/

Page 103: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

88

cerita setempat adalah pengaruh dari kebudayaan Cina. Burung Hong adalah

mahluk mitologi yang melambangkan ketulusan hati, keadilan, kesetiaan, dan

perikemanusiaan. Menurut kepercayaan Cina, kemunculannya hanya apabila

negara dalam kondisi makmur sentosa dan diperintah oleh raja yang adil.

Merupakan mahluk dewata, gabungan dari berbagai burung antara lain ayam

(jengger), burung layang-layang (paruh), merak (ekor). Ornamen ini banyak

dijumpai di kelenteng, antara lain pada bagian bubungan atap.89 Phoenix

(Phoenix) dalam mitologi Mesir adalah burung legendaris yang keramat.

Burung Api ini digambarkan memiliki bulu yang sangat indah berwarna

merah dan keemasan. Phoenix dikatakan dapat hidup selama 500 atau 1461

tahun. Setelah hidup selama itu, Phoenix membakar dirinya sendiri. Setelah

itu, dari abunya, munculah burung Phoenix muda. Phoenix merupakan simbol

dari keabadian, lambang dari siklus kehidupan setelah mati, dan simbol dari

kebangkitan tubuh setelah mati. Phoenix menjadi simbol suci pemujaan

terhadap Dewa matahari di Heliopolis, Mesir. Burung Phoenix simbol dari

"Dewa Matahari - Ra".90 Tetapi hiasan-hiasan dengan motif burung

sebenarnya juga sudah ada dalam kebudayaan Islam, terutama Islam Timur

Tengah, dijelaskan bahwa kebudayaan ragam hias dengan motif binatang

berupa burung phoenix berasal dari Persia (Iran), bahkan pada zaman

kebudayaan Hindu Jawa, bentuk motif burung juga sudah ada.

89

“Ornamen Burung Hong”, artikel diakses pada 30 April 2009 dari

http://purbakala.jawatengah.go.id/detail_berita.php?act=view&idku=9 90 “Ornamen Burung Phoenix”, artikel diakses pada 30 April 2009 dari

http://www.wikipedia.org

Page 104: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

kesimpulan yang diambil adalah sebagai berikut :

Sebelum masuknya Islam di Kudus atau pada masa-masa awal

kehadiran Sunan Kudus, terutama abad ke-15 dan 16 M, rumah tinggal

masyarakat Kudus masih sederhana, yaitu berbentuk kampung, dan hal

tersebut juga terbukti karena diseluruh tanah Jawa pada masa tersebut

menggunakan rumah tersebut. Karena pada masa-masa tersebut belum

bermunculan para pedagang maupun saudagar dikarenakan mata pencaharian

masyarakat Kudus adalah bertani dan berladang, dan kondisinya tidak jauh

berbeda dengan daerah-daerah lain di pulau Jawa. Hal tersebut juga diperkuat

dengan penggunaan atap dapur pada rumah Kudus saat ini yang berbentuk

kampung yang merujuk kepada awal mula bentuk rumah penduduk Jawa pada

umumnya. Dan hal ini bisa jadi mengindikasikan bahwa dahulunya bentuk

atap kampung telah menjadi umum di lingkungan masyarakat Kudus Kuno.

Pada perkembangan selanjutnya, perkembangan rumah tradisional

Kudus mengalami transformasi ke bentuk atap joglo meskipun bentuk-bentuk

atap kampung masih diterapkan, terutama untuk bagian dapur. Seiring dengan

kehadiran Sunan Kudus dan Kyai Telingsing turut membantu masuknya

kebudayaan Islam dan Cina, semakin memperkaya ragam budaya yang

Page 105: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

90

tertuang dalam ukiran, yang kemudian ukiran tersebut ditiru dan diterapkan

pada rumah tinggal masyarakat setempat di daerah Kauman di sekitar masjid

Menara Kudus. Dari sebuah sumber lisan, diperoleh informasi bahwa

perkembangan rumah Kudus mengalami puncak kejayaan di sekitar abad ke-

17 dan ke-18 M. Rumah adat Kudus asli pada awalnya hanya terdapat di

Kudus Kulon di sekeliling masjid Menara Kudus. Dan seperti yang dilihat

sekarang rumah Kudus yang dibahas dalam skripsi ini dapat dikelompokkan

ke dalam rumah bentuk gabungan joglo pencu dan kampung, oleh masyarakat

setempat diistilahkan dengan sebutan omah adat pencu. Bentuk rumah Kudus

ini termasuk dalam kategori rumah joglo kepuhan limolasan dan rumah

kampung gajah ngombe.

Kehadiran seni ornamen ukiran yang ikut menjadi bagian tidak

terpisahkan dari keseluruhan tata ruang rumah Kudus, meskipun pemberian

makna terhadapnya dipedomani oleh sistem kepercayaan dan sistem nilai yang

bersumber dari ajaran agama Islam, maka sebagian besar dari perwujudan

bentuk yang tampil tampak menyerap, mengakomodasi, atau mengadaptasi

unsur-unsur kesenian yang telah ada sebelumnya. Beberapa kebudayaan Islam

yang sangat mencolok dalam rumah Kudus adalah pola ukiran discontinuity

dari motif-motif ukiran yang terjadi, yang berupa kompartemen-kompartemen

yang motif ragam hiasnya tidak saling menerus satu sama lain, dan satu lagi

adalah motif masjid.

Page 106: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

91

B. Saran-saran

1. Saran untuk penelitian lain

Mengingat masih minimnya data untuk penelitian mengenai rumah

tradisional Kudus, terutama ketika masa Hindu / Buddha di Jawa, maka

penting untuk dilakukan berbagai penelitian eksploratif terhadap :

a. Sejarah dan proses perkembangan rumah tradisional Kudus berikut

inventarisasi artefak peninggalannya.

b. Gambaran menyeluruh kehidupan masyarakat Kudus, baik sebagai

individu maupun kelompok komunal. Kajian ini dapat berupa penelusuran

tata kehidupan masyarakat Kudus di masa yang lalu dan saat ini sehingga

dapat dilihat kecenderungannya di masa yang akan datang.

c. Berbagai aspek yang berkaitan dengan rumah tradisional Kudus, dengan

studi kasus rumah tinggal tradisional yang masih tersisa di Kabupaten

Kudus dan sekitarnya melalui berbagai sudut pandang, seperti sosiologi,

psikologi atau antropologi. Kajian tersebut dapat menyangkut spasial-

arsitektural maupun perubahan dan perkembangan.

2. Saran untuk masyarakat setempat

Rumah tradisional Kudus yang memiliki kekhasan tersendiri,

merupakan salah satu khasanah budaya bangsa yang patut dibanggakan,

dihargai dan dilestarikan. Berangkat dari hal itu, maka sudah seyogyanya

masyarakat Kudus pada umumnya dan di Kabupaten Kudus terutama di

sekitar masjid Menara Kudus merasa bangga memiliki rumah tradisional

tersebut. Sikap bangga tersebut hendaknya ditunjukkan dengan

Page 107: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

92

menghargai rumah tersebut dengan berusaha mempertahankan dan

melestarikannya sebagai warisan dari generasi ke generasi.

3. Saran untuk instansi berwenang (Pemda)

Upaya pembangunan kompleks Museum Kretek Kudus yang telah

dilaksanakan pada prinsipnya merupakan langkah yang tepat, begitupula

pemberian bantuan pelestarian beberapa rumah tradisional Kudus. Akan

lebih tepat lagi, apabila upaya konservasi tidak hanya cukup dengan

melestarikan bangunan rumah saja, tetapi juga perlu mempertimbangkan

upaya pelestarian kawasan (rumah dan komunitasnya) di desa-desa yang

terletak di sekitar Masjid Menara Kudus.

Hasil penelitian dapat dijadikan acuan penyusunan design

guideline untuk perencanaan dan pengembangan bangunan-bangunan di

Kabupaten Kudus. Bentuk rumah tradisional Kudus yang khas dan

spesifik dapat ditrasformasikan dalam desain untuk bangunan lain,

sehingga pada gilirannya menjadi ciri, karakter dan kekhasan arsitektur

bangunan di Kabupaten Kudus.

Page 108: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

93

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos, 1999.

Ashadi, “Mencari Korelasi antara Arsitektur Masjid dengan Rumah Tinggal

Tradisional di Kudus, Jawa Tengah : dengan Pendekatan Historis dan

Deskriptif”. Laporan Penelitian Fakultas Tekhnik, Universitas

Pancasila, 2000.

Atmadi, Parmono. “Beberapa Patokan Perencanaan Bangunan Candi”. Desertasi

S3 Fakultas Teknik, Universitas Gajah Mada, 1979.

Azra, Azyumardi. Perspektif Islam di Asia Tenggara. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia, 1989.

Baker, Anton dan Zubair, Charis. Metode Penelitian Filsafat. Yogyakarta :

Kanisius, 1990.

Budiharjo, Eko. Arsitektur Sebagai Warisan Budaya. Jakarta : Djambatan, 1997.

Castles, Lance. Tingkah Laku Agama, Politik dan Ekonomi di Jawa : Industri

Rokok Kudus. Jakarta : Sinar Harapan, 1982.

Dakung, Sugiarto. “Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta”, Proyek

Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1981.

De Graaf, H.J dan Th.G.Th. Pigeaud. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa. Jakarta :

Pustaka Utama Grafiti, 1986.

------------. Cina Muslim di Jawa Abad XV dan XVI antara Historisitas dan Mitos,

terjemahan dari Chinese Muslims in Java in the 15th

and 16th

centuries:

Page 109: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

94

The Malay Annals of Semarang and Cirebon. Yogyakarta : PT Tiara

Wacana, 1998.

Faruqi, Ismail R. dan Al Faruqi, Lois Lamya. The Cultural Atlas of Islam. New

York : Macmillan Publishing Company, 1986.

Gazalba, Sidi. Islam dan Kesenian, Relevansi Islam dengan Seni Budaya Karya

Manusia. Jakarta : Alhusna, 1988.

Geertz, Clifford. Abangan, Santri dan Priyayi dalam Masyarakat Jawa, 2nd ed.

Jakarta : Pustaka Jaya, 1983.

Gottschalk, Louis. Penerjemah : Nugroho Notosusanto. Mengerti sejarah :

Pengantar Metode Sejarah. Jakarta : Yayasan Penerbit UI, 1975.

Hamzuri. “Rumah Tradisional Jawa”, Proyek Pengembangan Permuseuman DKI

Jakarta. T.tp. : Departemen pendidikan dan Kebudayaan RI, t.t.

Ismunandar K, R. Joglo, Arsitektur Rumah Tradisional Jawa, 3th

ed. Semarang :

Dahara Prize, 1990.

Kartono, J. Lukito. ”Manusia dan Rumah Tinggal ; Suatu Tinjauan Perspektif

Kebudayaan Timur dan Barat”. Dimensi Teknik Arsitektur, vol. 27 ,

no. 2 (Desember 1999).

------------. ”Konsep Ruang Tradisional Jawa dalam Konteks Budaya”. Dimensi

Interior, vol. 3 , no. 2 (Desember 2005).

Koentjaraningrat. Kebudayaan Jawa. Jakarta : Balai Pustaka, 1984.

Munfarida, Elya. ”Formulasi Konsep Estetika Seni Islam dalam Perspektif Ismail

Raji al-Faruqi”. Jurnal Studi Islam dan Budaya, vol. 3, no. 2 (Juli-

Desember 2005).

Page 110: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

95

Mu’tasim, Radjasa dan Mulkhan, Abdul Munir. Bisnis Kaum Sufi, Studi Tarekat

dalam Masyarakat Industri. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998.

Nabhani, Taqyuddin. Penerjemah M. Maghfur Wachid. Membangun Sistem

Ekonomi Alternatif-Perspektif Islam. Surabaya : Risalah Gusti, 1999.

Pasha, Musthafa Kamal. dkk. Fikih Islam. Yogyakarta : Citra Karsa Mandiri,

2002.

Priatmodjo, Danang. ”Anatomi Rumah Adat Kudus”. Laporan Penelitian,

Fakultas Tekhnik, Universitas Tarumanegara, 1988.

Prijotomo, Josef. Petungan : Sistem Ukiran Dalam Arsitektur Jawa. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press, 1995.

Reksodiharjo, Soegeng. Dkk. “Arsitektur Tradisional daerah Jawa Tengah”,

Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Jawa

Tengah. T.tp. : T.pn., 1982.

Rochym, Abdul. Sejarah Arsitektur Islam, Sebuah Tinjauan. Bandung : Angkasa,

1983.

Salam, Solichin. Kudus Purbakala dalam Perjuangan Islam. Kudus : Menara

Kudus, 1977.

Setiawan, Alim J. “Rumah Tinggal Orang Jawa; Suatu Kajian Tentang Dampak

Perubahan Wujud Arsitektur Terhadap Tata Nilai Sosial Budaya dalam

Rumah Tinggal Orang Jawa di Ponorogo”. Tesis S2, Universitas

Indonesia, 1991.

Soesilo. Sekilas Tentang Ajaran Kejawen Sebagai Pedoman Hidup. Surabaya :

Medayu Agung, 2000.

Page 111: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

96

Suprijanto, Iwan. ”Rumah Tradisional Osing : Konsep Ruang dan Bentuk”.

Dimensi Teknik Arsitektur, vol. 30 , no. 1 (Juli 2002).

Syafawi, Ahmad. Sarekat Islam dan Perubahan Sosial : Peranan Sarekat Islam

pada Industri Kretek Kudus Tahun 1911-1940. T.tp. : T.pn., 2005.

Syafwandi. Menara Mesjid Kudus, Dalam Tinjauan Sejarah dan Arsitektur.

Jakarta : Bulan Bintang, 1985.

Tjahjono, Gunawan. “Cosmos, Center and Duality in Javanese Architectural

Tradition : The Symbolic Dimensions of House Shapes in Kotagede

and Surrounding”. Disertasi S3, University of California, 1989.

Triyanto. “Makna Ruang dan Penataannya dalam Arsitektur Rumah Kudus”.

Tesis S2, Universitas Indonesia, 1992.

Wijayakusuma, Hembing. Hikmah Shalat Untuk Pengobatan dan Kesehatan.

Jakarta : Pustaka Kartini, 1997.

Wikantari, Ria Rosalia. “Safeguarding A Living Heritage, A Model for the

Architecture Conservation of an Historic Islamic Distric of Kudus,

Indonesia”. Tesis S2, University of Tasmania, 1994.

Dokumen elektronik dari internet

Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. “Hasil Sensus Penduduk Menurut Agama”.

Artikel diakses pada 30 Oktober 2008 dari

http://jateng.bps.go.id/2006/web06bab104/web06_1040301.htm

Bindy. “Proses masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia”. Artikel diakses

pada 23 Agustus 2008 dari

Page 112: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

97

http://bindyandthedamn.blogspot.com/2008/02/proses-masuk-dan-

berkembangnya-islam-di.html

Kab. Kudus. “Wilayah Administrasi”. Artikel diakses pada 23 Agustus 2008 dari

http://www.kuduskab.go.id/

-------------. “Keadaan Geografis”. Artikel diakses pada 23 Agustus 2008 dari

http://www.kuduskab.go.id/

-------------. “Rumah Adat Kudus”. Artikel diakses pada 20 April 2008 dari

http://www.indonesia.go.id/id

Mustaqim, M. “Kudus Kulon, Akar Kesadaran Multikultural”. Artikel diakses

pada 21 Agustus 2008 dari

http://belajarsejarahsosial.blogspot.com/2006/10/kudus-kulon-akar-

kesadaran.html

Samantho, Ahmad. “Seni, Falsafah dan Agama”. Artikel diakses pada 30 April

2009 dari http://ahmadsamantho.wordpress.com/2008/08/09/islam-

tradisi-estetik-dan-sastranya/

Suptandar, J. Pamudji. “Seni ukir dan Ornamen dalam Rumah Adat Kudus”.

Artikel diakses pada 20 April 2008 dari http://www.gebyokcenter.com

Syukur, Fatah. “Tradisi Masyarakat dan Pendidikan Islam di kudus Jawa

Tengah”. Artikel diakses pada 21 Agustus 2008 dari

http://citraedukasi.blogspot.com/2008/02/tradisi-masyarakat-

kudus.html

Wikipedia. “Peta Lokasi kabupaten Kudus”. Artikel diakses pada 23 Agustus

2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Kudus

Page 113: RUMAH TRADISIONAL KUDUS PENGARUH BUDAYA ISLAM DALAM RUMAH ... · RUMAH TRADISIONAL KUDUS : ... Lokasi Kota Kudus dalam Peta Jawa Tengah ... masyarakat yang bersangkutan sangat dipengaruhi

98

Zulfikri. ”Ruang Dalam dan Ornamen”. Artikel diakses pada 30 April 2009 dari

http://zulfikri.wordpress.com/2008/11/07/konsep-dasar-arsitektur-

masjid/

“Ornamen Burung Hong”. Artikel diakses pada 30 April 2009 dari

http://purbakala.jawatengah.go.id/detail_berita.php?act=view&idku=9

“Ornamen Burung Phoenix”. Artikel diakses pada 30 April 2009 dari

http://www.wikipedia.org

“Sejarah Islam Nusantara”. Artikel diakses pada 23 Agustus 2008 dari

http://swaramuslim.net/galery/islam-indonesia/index.php?page=sabili-

1c-risalah_islam_indonesia