rumah tradisional bali

17
DI SUSUN OLEH : SYIFA ALAINA HAYATULLAH SETIAWAN PRODI ARSITEKTUR MUHAMMADIYAH ACEH Arsitektur Tradisional Bali

Upload: syifa-alaina

Post on 11-Feb-2017

334 views

Category:

Design


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rumah Tradisional Bali

DI SUSUN OLEH :SYIFA ALAINAHAYATULLAHSETIAWAN

PRODI ARSITEKTURMUHAMMADIYAH ACEH

Arsitektur Tradisional Bali

Page 2: Rumah Tradisional Bali

Rumah Bali dibangun sesuai dengan aturan Asta Kosala Kosali, bangunan atau arsitektur tradisional daerah Bali selalu dipenuhi hiasan, berupa ukiran, peralatan serta pemberian warna. Ukiran maupun pahatan yang ditempatkan pada bangunan tersebut mengambil tiga kehidupan di bumi,yaitu manusia, binatang dan tumbuhan.

Page 3: Rumah Tradisional Bali

FilosofiPembangunan sebuah rumah harus meliputi aspek-aspek yang biasa disebut ‘’Tri Hita Karana’’.Secara leksikal Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara:Manusia dengan Tuhannya.Manusia dengan alam lingkungannya.Manusia dengan sesamanya.

Orang Bali sangat mementingkan arah kemana rumahnya akan menghadap, karena arah sangat penting artinya dalam kepercayaan dan kehidupan suku Bali. hal yang dianggap keramat atau suci lainnya diletakkan ke arah gunung arah ini disebut kaja. hal yang tidak dianggap keramat atau suci seperti pura dalem atau kuil yang ada hubungannya dengan kuburan dan kematian diletakkan ke arah laut yang disebut kelod.

Page 4: Rumah Tradisional Bali

Dibali untuk membangun rumah tradisional punya arsitek khusus,karena tidak semua arsitek mengerti tentang tata aturan dibali,gelar untuk Seorang arsitek tradisional Bali disebut Undagi.

Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan dalam hidup akan tercapai apabila terwujudnya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan.

Agama Hindu mengajarkan agar manusia mengharmoniskan alam semesta dengan segala isinya yakni :1.bhuana agung adalah lingkungan buatan/bangunan. 2. bhuana alit adalah manusia yang mendirikan dan menggunakan wadah tersebut.

Page 5: Rumah Tradisional Bali

STRUKTUR BADAN BANGUNAN TRADISIONAL BALI SEBAGIAN BESAR MENGGUNAKAN TIANG (SESAKA) YANG TERBUAT DARI KAYUKERANGKA TIANG MENGGUNAKAN KAYU DENGAN KONSTRUKSI RANGKA DAN SUNDUK SERTA PASAK (LAIT).

Struktur Rumah BaliSistem konstruksi pada arsitektur rumah tradisional Bali mempertimbangkankonsep penting yang dinamakan tri angga, yaitu sebuah konsep hirarki dari mulai nista, madya dan utama.

Bentuk segi empat dan segi empat panjang adalah bentuk yang paling banyak digunakan sebagai bangunan induk rumah tinggalnya. Sebahagian besar bentuk atap bangunannya menggunakan bentuk limasan dan beberapa menggunakan bentuk atap pelana seperti untuk bangunan paon/dapur.

Page 6: Rumah Tradisional Bali

. Struktur untuk bagian setiap bangunan masing-masing yaitu :Bale sakepat adalah bagian bangunan dengan tiang penyangga berjumlahempat buah, dengan konstruksi tiang kolom yang disatukan dalam satupuncak atap. Jadi tidak perlu pada bagian tersebut terdapat kuda-kuda.Bale sakenam adalah bagian bangunan dengan tiang penyangga berjumlahenam buah dalam deretan yang berukuran 2 x 3 meter/kolom.Bale tiang sanga adalah sebuah bale dengan tiang penyangganya berjumlah sembilan dan biasanya dalam formasi 3 x 3.Bale sakarolas atau bale gede adalah bale dengan tiang penyangga yang berjumlah dua belas buah dan biasanya dengan formasi 3 x 4.wantilan yang jumlah kolomnya berjajar dalam formasi 2 x 8 atau 2 x 12 sehingga bangunan memanjang tersebut akan mengikuti deretan kolomnya.

Page 7: Rumah Tradisional Bali

•Gambar bentuk struktur Rumah bali

Page 8: Rumah Tradisional Bali

Material Bangunan BaliMaterialnya terbuat dari kayu cendana, menengen, cempaka, kuanitandan majegau dipergunakan pada bangunan -suci (Sanggah/Merajan/Pura). Kayu ketewel,teger,ben-du,sentul ,sukun,seseh dan timbul dipergunakan untuk bangunan bale pada rumah tinggal. Sedangkan untuk bangunan lumbung (jineng) dan dapur (paon) mempergunakan kayu wangkal, kutat, blalu, sudep, seseh dan buhu.

Untuk Material Gapura dan kuil suci biasanya menggunakan material dari batu, batu bata, dan untuk jaman sekarang banyak yang menggunakan campuran semen.

Page 9: Rumah Tradisional Bali

RUMAH BALI DIBANGUN DIATAS TANAH YANG LUAS BERSIFAT SEPERTI RUMAH KOMPLEK, TAPI SEBENARNYA ITU ADALAH RUMAH KELUARGA, SETIAP BANGUNAN DIPISAH-PISAH SESUAI DENGAN FUNGSINYA MASING-MASING.

Denah Tata Ruang

Page 10: Rumah Tradisional Bali

Denah rumah baliPada dasar nya peletakan areanya sama, seperti jineng (tempat padi). Paon (dapur), dan tempat suci,hanya perbedaannya dari bentuk tanah dan sedikt banyak nya bale,makin kaya keluarga tersebut makin banyak balenya.

Page 12: Rumah Tradisional Bali

Contoh Gambar Angkul –Angkul ( Pintu Gerbang) Contoh Gambar Aling-aling ( penghalang pandangan kedalam)

•Contoh Gambar Paon (Dapur) Contoh Gambar Bale Pada Rumah Tradisional Bali

Page 13: Rumah Tradisional Bali

Arah Mata Angin Konsep Dasar

1.Konsep hirarki ruang, Tri Loka atau Tri Angga2.Konsep orientasi kosmologi, Nawa Sanga atau Sanga Mandala3. Konsep keseimbangan kosmologi, Manik Ring Cucupu 4.Konsep court, Open air 5.Konsep kejujuran bahan bangunan6.Konsep Dimensi tradisional Bali yang didasarkan pada proporsi dan skala manusia yang meliputi Astha, Tapak, Tapak Ngandang, Musti, Depa, Nyari, A Guli serta masih banyak lagi yang lainnya.

Nawa Sanga adalah konsep utama mendasar 9 mata angin yang menjadi pedomanbagi kehidupan keseharian masyarakat tradisional Bali dalam membuat rumah . Seperti halnya dengan mata angin yang biasa seperrti arah utara – selatan yang di sebut Kaja – Kelod, dan timur–barat yang biasa juga disebut kangin – kaluh. Hal ini sangat penting ini disebabkan arah orientasi orang Bali terhadap Gunung Agung dan arah terbit matahari yang menjadi pedoman bagi perletakan pola perumahan tradisional Bali pada umumnya.

Arsitektur tradisional Bali mempunyai konsep-konsep dasar yang mempengaruhi tata nilai ruangnya. Konsep dasar tersebut adalah :

Page 14: Rumah Tradisional Bali

Ragam hias/ukiran yang dikenakan pada bagian-bagian bangunan

dari jenis tumbuhan (Flora) antara lain:1.keketusan yakni motif tumbuhan yang dibuat dengan lengkungan-lengkungan serta bunga-bunga besar dan daun-daun yang lebar.

2.kekarangan, suatu pahatan dengan motif suatu karangan yang memyerupai tumbuhan lebat dengan daun terurai ke bawah atau menyerupai serumpun perdu.

3.pepatran, merupakan hiasan bermotif bunga-bungaan. Biasanya ditempatkan pada bidang yang sempit seperti tiang-tiang dan blandar.

dari jenis hewan (Fauna) antara lain: 1.hiasan karang bona berbentuk kepala raksasa yang dilukiskan

dari leher ke atas lobang pintu kori Agung atau pada Bade wadah. 2.Hiasan karang sal berbentuk kepala kelelawar bertanduk dengan

gigi runcing pada rumah adat bali.

Page 15: Rumah Tradisional Bali

Larangan Terhadap Adat Rumah Bali

Di dalam menentukan atau memilih tata letak pekarangan rumah pun menurut aturan tradisional Bali ada beberapa pantangan yang harus diperhatikan yaitu:

Pekarangan rumah tidak boleh bersebelahan langsung ada disebelah Timur atau Utara pura, bila tidak dibatasi dengan lorong atau pekarangan lain seperti: sawah, ladang/sungai. Pantangan itu disebut: Ngeluanin Pura.

Pekarangan rumah tidak boleh Numbak Rurung, atau Tusuk Sate. Artinya jalan lurus langsung bertemu dengan pekarangan rumah.

Pekarangan rumah tidak boleh diapit oleh pekarangan/rumah sebuah keluarga lain. Pantangan ini dinamakan: Karang Kalingkuhan.

Pekarangan rumah tidak boleh dijatuhi oleh cucuran atap dari rumah orang lain. Pantangan ini dinamakan: Karang Kalebon Amuk.

Pekarangan rumah sebuah keluarga tidak boleh berada sebelah- menyebelah jalan umum dan berpapasan. Pantangan ini dinamakan: Karang Negen.

Pekarangan rumah yang sudut Barat Dayanya bertemu dengan sudut Timur Lautnyapekarangan rumah keluarga itu juga berada sebelah-menyebelah jalan umum, ini tidak boleh. Pantangan ini dinamakan: Celedu Nginyah.

Page 16: Rumah Tradisional Bali

Pola Lingkungan atau Perkampungan Terbagi atas : 1. Aspek Sosial 2. Aspek Simbolik 3. Aspek Morpologis 4. Aspek Fungsional KESIMPULAN

Arsitektur Tradisional Bali merupakan produk tatanan budaya dan tradisi masyarakat Bali yang sudah ada diyakini sejak kepindahan masyarakat Hindu Majapahit akibat desakan budaya islam kerajaan Demak. Pengaruh agama hindu yang menghormati semesta alam dan lingkungan membawa tradisi dan penghormatan pada arsitektur tradisional dimana material alam merupakan “zat hidup” yang harus diperlakukan dengan baik.

Page 17: Rumah Tradisional Bali

SEKIAN TERIMA KASIH