rujukan

6
Sesuai dengan sistem upaya rujukan kesehatan gigi dan mulut (gimul), khususnya dalam pelayanan poli gigi puskesmas, perlu dikembangkan upaya rujukan medic gigi dan rujukan kesehatan gigi yang terpadu. Setiap kasus yang akan dirujuk tetap memerlukan panduan mengenai bagaimana tata caranya melakukan rujukan kasus gimul yang ada di wilayah kerja puskesmas. Rujukan kasus ini menyesuaikan dengan kondisi darimana kasus gimul tersebut didapatkan. Apakah berasal dari pelayanan jejaring puskesmas (luar gedung) ataukah dari pelayanan luar gedung puskesmas (poli umum atau poli KIA-KB). Untuk efektifitas pelayanan kesehatan gimul, perlu diperhatikan indikasi rujukannya, antara lain : 1. Rujukan Kasus Dengan Atau Tanpa Pasien : Dari posyandu/sekolah/pustu ke puskesmas, indikasinya : semua kelainan/kasus/keluhan yang ditemukan pada jaringan keras dan jaringa lunak didalam rongga mulut Dari poli gigi puskesmas ke rumah sakit yang lebih mampu, indikasinya : semua kelainan/kasus yang ditemukan tenaga kesehatan gigi (dokter gigi, perawat gigi) di puskesmas yang memerlukan tindakan diluar kemampuannya. 2. Rujukan Model (Prothetic Atau Orthodonsi) : Indikasinya : pelayanan kesehatan gigi yang memerlukan pembuatan prothesa termasuk mahkota dan jembatan, plat orthodonsi, obturator, feeding plate, inlay, onlay, uplay. 3. Rujukan Spesimen : Indikasinya : semua kelainan/kasus yang ditemukan tenaga kesehatan gigi (dokter gigi, perawat gigi) di puskesmas yang memerlukan pemeriksaan penunjang diagnostik/laboratorium sehubungan dengan kelainan dalam rongga mulutnya. 4. Rujukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi : Indikasinya : keadaan dimana dibutuhkan peningkatan ilmu pengetahuan dan atau ketrampilan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, agar dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal.

Upload: rezkiki

Post on 10-Aug-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rujukan

TRANSCRIPT

Page 1: rujukan

Sesuai dengan sistem upaya rujukan kesehatan gigi dan mulut  (gimul),

khususnya dalam pelayanan poli gigi puskesmas, perlu dikembangkan upaya

rujukan medic gigi dan rujukan kesehatan gigi yang terpadu.

Setiap kasus yang akan dirujuk tetap memerlukan panduan mengenai

bagaimana tata caranya melakukan rujukan kasus gimul yang ada di wilayah

kerja puskesmas.

Rujukan kasus ini menyesuaikan dengan kondisi darimana kasus gimul tersebut

didapatkan. Apakah berasal dari pelayanan jejaring puskesmas (luar gedung)

ataukah dari pelayanan luar gedung puskesmas (poli umum atau poli KIA-KB).

Untuk efektifitas pelayanan kesehatan gimul, perlu diperhatikan indikasi

rujukannya, antara lain :

1. Rujukan Kasus Dengan Atau Tanpa Pasien :

Dari posyandu/sekolah/pustu ke puskesmas, indikasinya : semua

kelainan/kasus/keluhan yang ditemukan pada jaringan keras dan jaringa

lunak didalam rongga mulut

Dari poli gigi puskesmas ke rumah sakit yang lebih

mampu, indikasinya : semua kelainan/kasus yang ditemukan tenaga

kesehatan gigi (dokter gigi, perawat gigi) di puskesmas yang memerlukan

tindakan diluar kemampuannya.

2. Rujukan Model (Prothetic Atau Orthodonsi) :

Indikasinya : pelayanan kesehatan gigi yang memerlukan pembuatan

prothesa termasuk mahkota dan jembatan, plat orthodonsi, obturator,

feeding plate, inlay, onlay, uplay.

3. Rujukan Spesimen :

Indikasinya : semua kelainan/kasus yang ditemukan tenaga kesehatan gigi

(dokter gigi, perawat gigi) di puskesmas yang memerlukan pemeriksaan

penunjang diagnostik/laboratorium sehubungan dengan kelainan dalam

rongga mulutnya.

4. Rujukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi :

Indikasinya : keadaan dimana dibutuhkan peningkatan ilmu pengetahuan dan

atau ketrampilan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, agar dapat

memberikan pelayanan yang lebih optimal.

5. Rujukan Kesehatan Gigi :

Page 2: rujukan

Indikasinya : semua kegiatan peningkatan promosi kesehatan dan

pencegahan kasus yang memerlukan bantuan teknologi, sarana dan biaya

operasional.

Dengan memperhatikan tata cara alur rujukan kasus gigi dan mulut tersebut,

diharapkan berbagai masalah kesehatan gimul yang terdapat di wilayah kerja

puskesmas dapat teratasi dengan baik.

  Jelaskan mengenai azaz rujukan ?Jawab :  Rujukan medis/upaya kes perorangan

        rujukan kasus        bahan pemeriksaan        ilmu pengetahuan

Rujukan upaya kesehatan masyarakat        rujukan sarana dan logistik        rujukan tenaga        rujukan operasionalb.      bagaimana cara merujuk pasien dari Puskesmas ke Labkesda dan dari puskesmas rumah sakit ?

Jawab :Tata Cara merujuk Pasien dengan fasilitas Jamkesmas :1.Bawalah berkas tersebut diatas ke Kantor Desa2.Anda akan dilayani Petugas Desa untuk diberi Pengantar SKTM (Surat Keterengan Miskin)3.Bawalah Berkas beserta pengantar Desa ke PUSKESMAS untuk diberikan Rujukan.4.Bawalah Surat yang sudah lengkap itu ( ada pengantar Desa dan Rujukan dari dokter Puskesmas ) ke Rumah Sakit yang dituju.5.Proses selesai.

Alur Rujukan_ Intern antara petugas puskesmas_ Antara Puskesmas pembantu dengan Puskesmas_ Antara masyarakat dengan Puskesmas_ Antara Puskesmas yang satu dengan Puskesmas yang lain_ Antara Puskesmas dengan RS, Laboratorium, atau fasilitas kesehatan lainnya.

c.       Apa saja pelayanan rujukan yang dapat diperoleh ny. N ?Jawab : Pelayanan rujukan yang diperoleh berupa  :

Page 3: rujukan

        penyediaan biaya transportasi dari PUSTU, POSKESDES/Polindes ke puskesmas atau dari puskesmas pembantu, poskesdes, puskesmas ke PPK rujukan

        biaya rujukan pemeriksaan specimen        penunjang medis

SISTEM RUJUKAN KESEHATANA.     Definisi

Sistem Rujukan Kesehatan adalah  melimpahkan wewenang dan tanggung jawab dan kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik baik secara vertical dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke starta pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata pelayanan kesehatan yang sama.

B.     Klasifikasi system rujukanMenurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari  : rujukan internal dan rujukan eksternal.

o       Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi

tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induko       Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan

kesehatan, baik horizontal  (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik dan rujukan Kesehatan.

        Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.

        Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja)

C.     Azas rujukana.       Rujukan upaya kes perorangan (kasus penyakit; pusk tdk mampu merujuk secra

vertical/horizontal)Dibedakan atas 3 mcm :

1.      Rujukan kasus untuk keperluan kasus d/, pengobatan, tindakan medic, dll2.      Rujukan bahan pemeriksaan (specimen) u/ pem. Labor yg lebih lengkap.3.      Rujukan ilmu pengetahuan mendtgkn tenaga yg lebih kompeten.

b.      Rujukan upaya kes masy (masalah kes masy; merujuk ke dinas kesehatan kbptn/kota)Dibedakan atas 3 macam :

1.      Rjukan saran dan logistic2.      Rujukan tenaga

Page 4: rujukan

3.      Rujukan operasional

Upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari upaya

kesehatan secara menyeluruh yang penyelenggaraannya terintegrasi secara

lintas program dan lintas sektoral.Rujukan upaya kesehatan gigi dan mulut

(gimul), dilaksanakan melalui pelayanan medik gigi dasar sampai dengan

spesialistik. Banyak faktor yang mempengaruhi terselenggaranya rujukan upaya

kesehatan gigi dan mulut, antara lain faktor lingkungan, geografi, transportasi,

sosial ekonomi dan sosial budaya.

Tujuan umumnya adalah terwujudnya suatu tatanan pelayanan kesehatan gigi

dan mulut yang merata, terjangkau ,bermutu, berdaya guna dan berhasil guna.

Sedangkan tujuan khususnya, agar mantapnya pelayanan  kesehatan gigi dan

mulut di setiap jenjang pelayanan kesehatan yang berlaku.

Terwujudnya alur (arus) rujukan medik gigi dan rujukan kesehatan gigi. Sasaran

sistem upaya rujukan gimul ialah setiap institusi pelayanan kesehatan

pemerintah dan swasta.

A. Rujukan Medik Gigi :

1. Rujukan kasus dengan atau tanpa pasien, untuk keperluan diagnostik,

pengobatan, tindakan operatif dan pemulihan  (model rahang)

2. Rujukan spesimen, untuk pemeriksaan penunjang /tambahan.

3. Rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK); mendatangkan  atau

mengirim tenaga/ahli yang kompeten untuk memberikan dan mendapatkan

bimbingan pengetahuan dan ketrampilan kesehatan gigi dan mulut (gimul).

B. Rujukan Kesehatan Gigi :

1. Bantuan teknologi berupa teknologi tepat guna, cukup sederhana, dapat

dikuasai dan dilksanakan, serta terjangkau masyarakat. Contoh: cara

menyikat gigi yang baik dan benar, bentuk-bentuk sikat gigi yang benar.

2. Bantuan sarana berupa alat-alat, buku-buku, brosur, poster-poster, leaflet-

leaflet.

3. Bantuan operasional  berupa dana operasional dan pemeliharaan peralatan

kesehatan gigi dan mulut, terutama pada unit pelayanan kesehatan

terdepan di poli gigi puskesmas.

Page 5: rujukan

(dikutip dari Buku Pedoman Rujukan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut,

Direktorat Kesehatan Gigi, Dirjen Pelayanan Medik, Depkes RI, Jakarta, 1994,

hal. 2-3).

Salah satu bentuk pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan dalam

Sistem kesehatan Nasional (SKN) adalah rujukan upaya kesehatan. Untuk

mendapatkan mutu pelayanan yang lebih terjamin, berhasil guna (efektif) dan

berdaya guna (efesien), perlu adanya jenjang pembagian tugas diantara unit-

unit pelayanan kesehatan melalui suatu tatanan sistem rujukan. Dalam

pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan

kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara

timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan

masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang

dan dilakukan secara rasional.

Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari  : rujukan internal dan

rujukan eksternal.

Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit

pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas

(puskesmas pembantu) ke puskesmas induk

Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang

pelayanan kesehatan, baik horizontal  (dari puskesmas rawat jalan ke

puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit

umum daerah).

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari : rujukan Medik

dan rujukan Kesehatan.

Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya

penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk

pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi,

diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah.

Rujukan Kesehatan adalah rujukan pelayanan yang umumnya berkaitan

dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan

(preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik

konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah

kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).

Page 6: rujukan

Demikianlah sepintas ulasan beberapa jenis sistem rujukan pelayanan

kesehatan, khususnya yang sering dilakukan dalam pelayanan puskesmas.

Informasi tentang upaya rujukan ini dikutip dari berbagai sumber referensi

pelayanan kesehatan masyarakat dan dikolaborasikan dengan sedikit

pengalaman pengabdian saya saat bertugas keliling puskesmas. Mudah-

mudahan memberikan pemahaman yang bermanfaat.