rujukan depkes

4
I. LATAR BELAKANG Undang-undang SJSN dan BPJS mengamanatkan kepada kita semua komunitas kesehatan untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus dapat menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sampai ke daerah terpencil dan penduduk miskin. Di sisi lain, saat ini jangkauan pelayanan kesehatan belum merata, terutama di DTPK dan miskin. Sistem rujukan pasien dirasakan menjangkau pelayanan kesehatan. Akibatnya, terjadi penumpukan pasien yang luar biasa di rumah sakit besar tertentu, Oleh karena itu, harus dikembangkan sistem rujukan yang lebih baik, yaitu dengan mengembangkan sistem rujukan regional, yang terstruktur dan berjenjang. SISTEM RUJUKAN TERSTRUKTUR DAN BERJENJANG DALAM RANGKA MENYONGSONG JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN) II. REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN TERSTRUKTUR DAN BERJENJANG 1. Pengertian Regionalisasi sistem rujukan adalah pengaturan sistem rujukan dengan penetapan batas wilayah administrasi daerah berdasarkan kemampuan pelayanan medis, penunjang dan fasilitas pelayanan kesehatan yang terstuktur sesuai dengan kemampuan, kecuali dalam kondisi emergensi. -DQJNDXDQ \DQNHV EHOXP PHUDWD terutama di DTPK dan daerah miskin 5XMXNDQ SDVLHQ EOP HIHNWLI GDQ H¿VLHQ 3HQXPSXNDQ SDVLHQ \DQJ OXDU biasa di RS besar Pelayanan kesehatan (akses dan mutu) terganggu Penataan dgn Regionalisasi system rujukan yang terstruktur dan berjenjang KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Upload: maria-ulfah

Post on 20-Oct-2015

60 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • I. LATAR BELAKANG Undang-undang SJSN dan BPJS mengamanatkan kepada kita

    semua komunitas kesehatan untuk dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus dapat menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sampai ke daerah terpencil dan penduduk miskin.

    Di sisi lain, saat ini jangkauan pelayanan kesehatan belum merata, terutama di DTPK dan miskin. Sistem rujukan pasien dirasakan

    menjangkau pelayanan kesehatan. Akibatnya, terjadi penumpukan pasien yang luar biasa di rumah sakit besar tertentu,

    Oleh karena itu, harus dikembangkan sistem rujukan yang lebih baik, yaitu dengan mengembangkan sistem rujukan regional, yang terstruktur dan berjenjang.

    SISTEM RUJUKAN TERSTRUKTUR DAN BERJENJANG DALAM RANGKA MENYONGSONG JAMINAN KESEHATAN NASIONAL(REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN)

    II. REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN TERSTRUKTUR DAN BERJENJANG 1. Pengertian

    Regionalisasi sistem rujukan adalah pengaturan sistem rujukan dengan penetapan batas wilayah administrasi daerah berdasarkan kemampuan pelayanan medis, penunjang dan fasilitas pelayanan kesehatan yang terstuktur sesuai dengan kemampuan, kecuali dalam kondisi emergensi.

    -DQJNDXDQ\DQNHVEHOXPPHUDWDterutama di DTPK dan daerah miskin

    5XMXNDQSDVLHQEOPHIHNWLIGDQHVLHQ

    3HQXPSXNDQSDVLHQ\DQJOXDUbiasa di RS besar

    Pelayanan kesehatan (akses dan mutu) terganggu

    Penataan dgn Regionalisasi system rujukan yang

    terstruktur dan berjenjang

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

  • 2. Tujuan 0HQJHPEDQJNDQUHJLRQDOLVDVLVLVWHPUXMXNDQEHUMHQMDQJGL3URYLQVLGDQNDEXSDWHQNRWD 0HQLQJNDWNDQMDQJNDXDQSHOD\DQDQNHVHKDWDQUXMXNDQ56 0HQLQJNDWNDQSHPHUDWDDQSHOD\DQDQNHVHKDWDQUXMXNDQVDPSDLNHGDHUDKWHUSHQFLOGDQGDHUDK

    miskin 0HPSHUWDKDQNDQGDQPHQLQJNDWNDQPXWXSHOD\DQDQNHVHKDWDQUXMXNDQ56

    3. Manfaat 3DVLHQWLGDNEHUNXPSXOGDQPHQXPSXNGL56EHVDUWHUWHQWX 3HQJHPEDQJDQVHOXUXK56GL3URYLQVLGDQNDEXSDWHQNRWDGDSDWGLUHQFDQDNDQVHFDUDVLVWHPDWLV

    HVLHQGDQHIHNWLI 3HOD\DQDQUXMXNDQGDSDWOHELKGHNDWNHGDHUDKWHUSHQFLOPLVNLQGDQGDHUDKSHUEDWDVDQNDUHQDSXVDW

    rujukan lebih dekat 5HJLRQDOLVDVL5XMXNDQGDSDWGLPDQIDDWNDQXQWXNSHQGLGLNDQWHQDJDNHVHKDWDQWHUXWDPDSDGD56

    Pusat Rujukan Regional

    4 Alur si tem rujukan regionala. Pelayanan kesehatan rujukan menerapkan

    pelayanan berjenjang yang dimulai dari Puskesmas, kemudian kelas C, kelas D selanjutnya RS kelas B dan akhirnya ke RS kelas A.

    b. Pelayanan kesehatan rujukan dapat berupa rujukan rawat jalan dan rawat inap yang diberikan berdasarkan indikasi medis dari dokter disertai surat rujukan, dilakukan atas pertimbangan tertentu atau kesepakatan antara rumah sakit dengan pasien atau keluarga pasien.

    F 56NHODV&'GDSDWPHODNXNDQUXMXNDQNH56NHODV%DWDX56NHODV$DQWDUDWDXOLQWDVNDEXSDWHQNRWDyang telah ditetapkan

    Yang dimaksud denganantar NDEXSDWHQNRWDDGDODKSHOD\DQDQNH56.DEXSDWHQ.RWD\DQJPDVLKGDODPVDWXregion yang telah ditetapkan.

    Sedangkan yang dimaksud dengan OLQWDVNDEXSDWHQNRWDDGDODKSHOD\DQDQNH56.DEXSDWHQ.RWDGLOXDUZLOD\DKregion yang telah ditetapkan. Misalnya, RS A merujuk pasiennya ke RS B karena pertimbangan waktu, jarak atau karena pertimbangan lainnya yang disepakati antara rumah sakit dengan pasien atau keluarga pasien.

    Berikut contoh pelaksanaan pengembangan upaya regionalisasi VLVWHPUXMXNDQGL3URYLQVL6XODZHVLSelatan:

  • III. PENETAPAN REGIONALISASI SISTEM RUJUKAN Perencanaan kegiatan harus mempehitungkan waktu yang ada,usahakan sebelum pemberlakukan Jaminan Kesehatan Nasional1 januari 2014, regionalisasi sistem rujukan sudah selesai,untuk mengantisipasi meningkatnya jumlah kunjungan.

    10 Langkah yang harus dipersiapkan yaitu:

    1. Pemetaan sarana kesehatan : Gate keeper (Praktek dokter/ drg pelayanan Primer), puskemas, Klinik Pratama, RS dan faskes lainnya per provinsi

    2. Pemetaan tenaga kesehatan di sarana kesehatan yang ada.3. Menetapkan RS pusat rujukan regional .4.

    kewilayahan, dan diutamakan untuk kemudahan akses terhadap pelayanan medik dasar, spesialistik dan subspesialistik yang bermutu.

    Regionalisasi sistem rujukan1. Kab/kota dibagi dalam beberapa

    wilayah rujukan/region, berdasar hasil mapping sarpras, SDM dan

    2. Setiap wilayah mempunyai pusat rujukan

    0HQHWDSNDQNDENRWDVHEDJDLSXVDWUXMXNDQUHJLRQDOGDULEHEHUDSDVDUDQDNHVHKDWDQGLVHNLWDUQ\D5. Melakukan ujicoba kewilayahan melalui Workshop Sistem Rujukan di pusat rujukan regional, bersama

    Tim Koordinasi Sistem Rujukan Tingkat Pemerintah Daerah, yang terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan 3URYLQVL.DEXSDWHQGDQ.RWD7LP3URIHVL$KOL5XPDK6DNLW8PXP'DHUDKGDQ$VNHV\DQJDNDQbertransformasi menjadi BPJS Kesehatan Daerah.

    6. Mengadakan pelatihan bagi tenaga dokter puskesmas, dokter keluarga mitra Askes dari wilayah tersebut untuk penatalaksanaan kasus-kasus yang dirujuk dari Puskesmas terutama pada 4 bagian besar (Obgyn, Penyakit Dalam, Anak dan Bedah), dengan kegiatan teknis sebagai berikut : D 'LODNXNDQ0RQLWRULQJVHODPDEXODQGDQGLHYDOXDVLGHQJDQPHOLEDWNDQ565XMXNDQ5HJLRQDO'LQDV

    .HVHKDWDQ3URYLQVLGDQ2UJDQLVDVL3URIHVLWXUXQODQJVXQJNH3XVNHVPDV'LQDV.HVHKDWDQGDQRSUD di wilayah ujicoba

    b. Penyusunan SK Kepala Dinas Kesehatan tentang Tim Koordinasi Sistem Rujukan yang terdiri dari .HSDOD'LQDV.HVHKDWDQ3URYLQVL'LUHNWXU8WDPD56.HWXD'3037$VNHV'LUHNWXU37$VNHV5HJLRQDOGDQSHMDEDW6WUXNWXUDOGLOLQJNXQJDQ'LQDV.HVHKDWDQ3URYLQVL'DODP7LPWHUVHEXWWHUGLULdari 2 POKJA yaitu Pokja Teknis Medis dan POKJA Konseling Sistem Rujukan.

    7. Penyusunan 4 Buku Pedoman Sistem Rujukan :a. Bersama RS, FK, DPM PT Askes, PT Askes Persero regional, dan 10 Organisasi Profesi yang terdiri

    dari PAPDI, POGI, IDAI, IKABI, PERDAMI, PERHATI-KL, PERDOSI, PERDOSKI, PDSKJI, PDGIb. Buku Pedoman Terdiri dari :

    3HGRPDQ6WDQGDU3HQJHORODDQ3HQ\DNLW%HUGDVDUNDQ.HZHQDQJDQ7LQJNDW3HOD\DQDQ.HVHKDWDQGL3URYLQVL

    3DQGXDQ6WDQGDU3HPHULNVDDQ3HQXQMDQJ'LDJQRVWLN%HUGDVDUNDQ.HZHQDQJDQ3HPEHUL3HOD\DQDQ.HVHKDWDQGL3URYLQVL

    3HGRPDQ6WDQGDU2EDW2EDWDQ%HUGDVDUNDQ.HZHQDQJDQ3HPEHUL3HOD\DQDQ.HVHKDWDQGL3URYLQVL

    3DQGXDQ6WDQGDU0LQLPDO$ODW.HVHKDWDQ3HPEHUL3HOD\DQDQ.HVHKDWDQGL3URYLQVL8. Penyusunan Peraturan Gubernur

    D 3HQ\XVXQDQ3HUGDWHQWDQJ3HQ\HOHQJJDUDDQ.HVHKDWDQGLZLOD\DK3URYLQVL\DQJGLNHWXDLROHK*XEHUQXUGLVXVXQEHUVDPD:DOLNRWDGDQ%XSDWL.HSDOD'LQDV.HVHKDWDQ3URYLQVL.DEXSDWHQGDQKota, beserta DPRD Propinsi serta unsur terkait, dengan menyebutkan bahwa : 8SD\D.HVHKDWDQGLODNVDQDNDQVHFDUDEHUNHVLQDPEXQJDQWHUSDGXGDQSDULSXUQDPHODOXLVLVWHP

    rujukan 5XMXNDQXSD\DNHVHKDWDQKDUXVVHFDUDWHUVWUXNWXUGDQEHUMHQMDQJVHVXDLNHEXWXKDQPHGLVGDQ

    kesehatan.

  • 5XMXNDQNHVHKDWDQPDV\DUDNDWGLVHOHQJJDUDNDQXQWXNPHQJDWDVLSHUPDVDODKDQNHVHKDWDQ\DQJWLPEXODNLEDWNRQGLVLVDUDQDWHQDJDLOPXSHQJHWDKXDQGDQWHNQRORJLVHUWDNRQGLVLJHRJUDV

    0HODNXNDQSHQHWDSDQ:LOD\DK\DQJPHQMDGL5XMXNDQ5HJLRQDOGDQ5XPDK6DNLW3XVDW5XMXNDQRegional

    b. Penyusunan Pergub Rujukan dengan melibatkan Organisasi Profesi, RS, FK, DPM PT Askes, PT $VNHV3HUVHURUHJLRQDO3UDNWLVL+XNXPSHUZDNLODQGDUL568'GDQ'LQDV.HVHKDWDQ.DEXSDWHQKota.

    F 3URVHVSHQ\XVXQDQ3HUJXEPHODOXL%LUR+XNXP6HWGD3URYLQVLXQWXNVHJHUDGLWHWDSNDQd. Termasuk Keputusan Gubernur tentang Uji Coba Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan di wilayah uji

    coba yang telah ditetapkan9. Lakukan Pembagian Peran untuk mewujudkan Regionalisasi Sistem Rujukan, sebagai berikut :

    D 3HUDQ'LQDV.HVHKDWDQWHULQWHJUDVL3URYLQVL.DEXSDWHQGDQ.RWD 0HQHWDSNDQOHYHOSHOD\DQDQGDQMHQLVSHOD\DQDQSDGDVHWLDSOHYHO33.3ULPHU33.6HNXQGHU

    dan PPK Tersier) dalam peraturan Gubernur tentang Sistem Rujukan Regional Pelayanan Kesehatan .

    3HQHWDSDQSHUDQGDQWDQJJXQJMDZDEVWDNHKROGHUNXQFLWHUNRRUGLQDVLGDODPVHEXDK7LP 3HQHWDSDQSHGRPDQUXMXNDQDQWDUOHYHOUXMXNDQ 3HQHWDSDQNHELMDNDQSURWRNROGDQSHGRPDQDGPLQLVWUDWLIUXMXNDQXQWXNPHQGXNXQJVLVWHP

    rujukan. 0HQHWDSNDQLPSOHPHQWDVLVLVWHPPRQLWRULQJVXSHUYLVLGDQHYDOXDVLNXDOLWDVSHOD\DQDQVLVWHP

    rujukan serta mekanisme pendukungnya. 0HQ\LDSNDQVDUDQD6'0\DQJPDPSXGDODPLPSOHPHQWDVLVLVWHPUXMXNDQ 0HPIDVLOLWDVLSHPHQXKDQVWDQGDUVDUDQDSUDVDUDQDGDQDODWNHVHKDWDQPHQHWDSNDQDNUHGLWDVL

    VHUWDVHUWLNDVLEDJL56GDQ3.0b. Peran Rumah Sakit

    3HPELQDDQ56GDODPUXMXNDQUHJLRQDOEHUGDVDUNDQZLOD\DKDGPLQLVWUDVLSHPHULQWDKDQ3.0 0HQJLQWHJUDVLGDODPH0HGLFDO5HFRUG 3HQJDWXUDQ5XMXN%DOLNGHQJDQVXSHUYLVL'RNWHU6SHVLDOLVNH3.0VHWHPSDW %HUNRRUGLQDVLGHQJDQ3URYLGHUSHPELD\DDQNHVHKDWDQVHFDUDEHUNHVLQDPEXQJDQ

    c. Peran Fakultas Kedokteran dan institusi lainnya 3HQHPSDWDQWHQDJDUHVLGHQGDQWHQDJDNHVHKDWDQODLQQ\DSDGD56NDE.RWDGDQ3XVNHVPDV 3HQHWDSDQSURWRNROSHQDQJDQDQNDVXVVWDQGDU 3HODWLKDQGUGUVSHVLDOLVVHEDJDLSHPELPELQJGL563.0

    Lakukan Sosialisasi dan Monev ketat terhadap usaha yang telah dilakukan , termasuk Kendali Mutu dan Biaya dengan Pemanfaatan Sistem Informasi dan Teknologi.

    IV. TATA LAKSANA HUBUNGAN ANTAR DAERAH 1.

    Kerja sama dituangkan dalam bentuk perjanjian kerja sama.

    V. PENUTUPJaminan Kesehatan Nasional akan mulai di tetapkan 1 Januari 2014, yang diselenggarakan oleh BPJS.

    Seluruh stakeholder terkait harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya, termasuk pembentukan regionalisasi sistem rujukan. Diharapkan seluruh Provinsi sudah dapat menyusun dan melaksanakan sistem regionalisasi sistem rujukan sebelum 1 Januari 2014

    'DODPUDQJNDPHODNVDQDNDQUHJLRQDOLVDVLUXMXNDQSURYLQVLGDQNDEXSDWHQNRWDKDUXVPHQJDGDNDQNHUMDVDPDGHQJDQGDHUDKODLQ\DQJGLGDVDUNDQSDGDSHUWLPEDQJDQHVLHQVLGDQHIHNWLYLWDVpelayanan kesehatan rujukan.

    2.