ruas garis berarah 9.1 definisi dan sifat-sifat yang ... · pdf fileruas garis berarah 9.1...
TRANSCRIPT
RUAS GARIS BERARAH
9.1 Definisi dan Sifat-sifat yang Sederhana
Untuk melajutkan penyelidikan tentang isometri diperlukan pengertian
tentang ruas garis berarah sebagai berikut:
Definisi: Suatu ruas garis berarah adalah sebuah ruas garis yang salah satu
ujungnya dinamakan titik pangkal dan ujung yang lain dinamakan
titik akhir.
Apabila A dan B dua titik, lambang kita gunakan sebagai ruas garis
berarah dengan pangkal A dan titik akhir B. Dengan dan AB melukiskan
dua hal yang berbeda. Seperti diketahui bahwa menggambarkan sinar atau
setengah garis yang berpangkal di A dan melalui B.
Dua ruas garis dan disebut kongruen apabila AB = CD. Walaupun AB
= CD, dan tidak perlu sama; adalah sebuah himpunan sedangkan
AB adalah bilangan real. Jika dan kongruen ditulis .
Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah dan . Dalam
membandingkan dua ruas garis berarah dan tidaklah sukup, jika AB =
CD; kedua ruas garis berarah itu searah. Jika demikian, dikatakan bahwa ruas
garis berarah ekivalen dengan ruas garis berarah yang ditulis sebagai
= .
Definisi: = apabila Sp(A) = D dengan P titik tengah .
Teorema 9.1:
Andaikan dan dua ruas garis berarah yang tidak segaris, maka segi-4
ABCD sebuah jajargenjang jika dan hanya jika = .
Bukti:
Akan ditunjukkan jika dan adalah dua ruas garis berarah yang tidak
segaris maka ABCD jajargenjang = .
Untuk menunjukkan hal tersebut pertama akan ditunjukkan jika ABCD
sebuah jajargenjang dengan dan adalah dua ruas garis berarah yang
tidak segaris maka = . Selanjutnya akan dibuktikan jika =
maka ABCD jajargenjang dengan dan adalah 2 ruas garis berarah
yang tidak segaris.
() Akan ditunjukkan jika ABCD sebuah jajargenjang dengan dan
adalah dua ruas garis berarah yang tidak segaris maka =
Andaikan ABCD sebuah jajargenjang,
maka diagonal-diagonal dan berpotongan di tengah-tengah,
misalkan di titik P, sehingga Sp(A) = D, dengan P adalah titik tengah
maupun . Berdasarkan definisi keekivalenan, diperoleh =
.
() Akan dibuktikan jika = maka ABCD jajargenjang dengan
dan adalah 2 ruas garis berarah yang tidak segaris.
Andaikan = .
Buat titik tengah , misalkan titik P,
Menurut definisi keekivalenan maka Sp(A) = D.
Berarti AP = PD, jadi P juga titik tengah AD.
Hubungkan titik A ke C dan titik B ke D sehingga terbentuklah
segiempat ABCD. Dengan dan adalah diagonal-diagonal
segiempat ABCD yang terbagi sama panjang di P.
Akibatnya segiempat ABCD adalah sebuah jajargenjang.
Akibat Teorema 9.1:
Jika = maka AB = CD dan dan sejajar atau segaris.
Bukti:
Akan dibuktikan = = dan dan sejajar atau segaris.
Andaikan =
Kasus :
Karena = , menurut definisi keekivalenan, Sp(A) = D dengan P
adalah titik tengah , sehingga BP = PC.
Pilih titik P pada perpanjangan .
Karena Sp(A) = D, artinya AP = PD
diperoleh AP = PD AB + BP = PC + CD
Karena BP = PC, maka AB = CD.
Buat garis yang melalui titik A dan D
diperoleh dan sehingga dan
karena segaris dengan maka segaris dengan .
Kasus :
Karena = , maka tidak segaris
Berdasarkan teorema 9.1, diperoleh segiempat ABCD jajargenjang,
menurut karakteristik jajargenjang bahwa sisi-sisi yang berhadapan sama
panjang dan sejajar, akibatnya AB = CD.
Karena // , dan maka // .
Teorema 9.2:
Diketahui ruas-ruas garis berarah , , dan maka
1. = (sifat reflexi);
2. jika = maka = (sifat simetrik);
3. jika = dan = maka = (sifat transitif).
Bukti:
1. Akan dibuktikan = (sifat reflexi)
Misalkan P adalah titik tengah , maka Sp(A) = B
Menurut definisi keekivalenan diperoleh = .
2. Akan dibuktikan jika = maka = (sifat simetrik)
Menurut teorema 9.1 jika = maka segiempat ABCD jajargenjang,
diagonal-diagonal dan membagi sama panjang di P,
maka P dalah titik tengah
akibatnya Sp(C) = B
menurut definisi kekeivalenan apabila Sp(C) = B dengan P titik tengah
maka = .
3. Akan dibuktikan jika = dan = maka = (sifat
transitif):
Diperoleh = apabila Sp(A) = D dengan P titik tengah
Diperoleh = apabila Sq(C) = F dengan Q titik tengah
Menurut teorema 9.1 jika = maka segiempat ABCD jajargenjang
sehingga // dan // akibatnya // .
Menurut akibat dari teorema 9.1 bahwa jika = maka AB = CD,
jika = maka CD = EF
Akibatnya AB = EF.
Karena AB = EF dan // maka ABFE jajargenjang.
Menurut teorema 9.1 jika ABCD jajargenjang maka // .
Teorema 9.3:
Diketahui sebuah titik P dan suatu ruas garis berarah maka ada titik
tunggal Q sehingga = .
Bukti:
Akan dibuktikan keberadaan Q sehingga =
Andaikan ada titik Q
misal R adalah titik tengah dengan Sp(A) = Q maka =
Menurut teorema 9.2 (2) maka =
Akan dibuktikan Q tunggal,
Andaikan ada titik T sehingga =
Karena R titik tengah maka SR(A) = T
Setengah putaran A terhadap R atau SR(A) tunggal sehingga =
Akibat 1:
Jika
Jika ( , ), ( , ), dan ( , ) titik-titik yang diketahui maka
titik ( + , + ) adalah titik tunggal sehingga
= .
Andaikan P bukan titik tungga maka artinya 0
diperoleh =( ) ( )
= [( + , + ) ( , )] [( , ) ( , )]
= [( + , + )] [( , )]
= ( , ) ( , )
= (0,0)
= 0.
Akibat 2:
Jika = ( , ), = 1,2,3, maka =
= , =
() Akan dibuktikan jika Jika = ( , ), = 1,2,3, maka
= = , =
Karena = maka = sehingga =
[( , ) ( , )] = [( , ) ( , )]
( , ) = ( , )
menurut definisi sebuah titik pada aljabar, dua titik A(a,b) = B(c,d)
jika dan hanya jika = dan =
diperoleh = dan =
() Akan ditunjukkan jika = , = maka
Jika = ( , ), = 1,2,3, maka =
Dipunyai = , = maka dapat dibuat
titik yang sama misalkan R dan S, dengan = ( , )
dan = ( , )
misalkan R = S ( , ) = ( , )
[( , ) ( , )] = [( , ) ( , )]
=
= =
Jadi jika = , = maka Jika =
( , ), = 1,2,3, maka =
Mengalikan Ruas Garis Berarah dengan Sebuah Skalar
Definisi:
Andaikan sebuah ruas garis berarah dan k suatu bilangan real, maka
k adalah ruas garis berarah sehingga dan AP = k (AB) jika
k>0.
Apabila k
SOAL-SOAL LATIHAN DAN PEMBAHASAN
1. Diantara ungkapan-ungkapan di bawah ini manakah yang benar?
a. =
b. ( ) =
c. ( ) = ( )
d. Jika = ( ) maka = 2
e. Jika = ( ) dan = ( ), maka =
Jawab:
a. Benar
b. Benar
c. Benar
d. Benar
e. Benar
2. Diketahui A (0,0), B (5,3), dan C (-2,4). Tentukan:
a. R sehingga =
b. S sehingga =
c. T sehingga =
Jawab:
a. R sehingga =
Berdasarkan teorema akibat jika = maka AR = BC sehingga
= = +
= 24 53 +
00 =
71
Jadi R = (-7,1).
b. S sehingga =
Berdasarkan teorema akibat jika = maka CS = AB sehingga
= = +
= 53 00 +
24 =
37
Jadi R = (3,7).
c. T sehingga =
Berdasarkan teorema akibat jika = maka TB = AC sehingga
= = +
= 53 24 +
00 =
71
Jadi R = (7,-1).
3. Diketahui: A (2,1), B (3,-4), dan C (-1,5). Tentukan:
a. D sehingga CD = AB
b. E sehingga AE = BC
c. F sehingga AF =
Jawab:
a. D sehingga CD = AB
Karena CD = AB maka =
= +
= 34 21 +
15 =
00
Jadi D (0,0).
b. E sehingga AE = BC
Karena AE = BC maka =
= +
= 15 34 +
21 =
210
Jadi E (-2,10). c. F sehingga AF =
Karena AF = maka =
=12 +
=12
15
21 +
21 =
123
Jadi koordinat E adalah ( ,3).
4. Jika A = (1,3), B = (2,7), dan C = (-1,4) adalah titik-titik parallelogram
ABCD. Tentukan koordinat-koordinat titik D.
Jawab:
Menurut teorema 9.1 jika ABCD jajargenjang maka AB=CD dengan K
adalah titik tengah BC dan AD.
Karena K titik tengah BC maka = , = , = ,
Karena K titik tengah AD maka = ,
12 ,
112 =
1 +2 ,
3 +2
1 +
2 =12 1 + = 1 = 0
3 +
2 =112 3 + = 11 = 8
Jadi koordinat D adalah (0,8).
5. Jika A(-2,4), B(h,3), C(3,0), dan D(5,k) adalah titik sudut jajargenjang
ABCD, tentukan h dan k.
Jawab:
Karena ABCD jajargenjang maka = dan =
Dari = menurut akibat teorema 9.1 diperoleh AB=CD maka
=
3 24 =
30
5 + 21 =2
Sehingga diperoleh + 2 = 2 = 4 dan = 1 = 1.
6. Jika A(-h,-k), B(5,-23), C(k,83) dan D(-9,h) adalah titik-titik sehingga
= , tentukan h dan k.
Jawab:
Karena = maka menurut akibat teorema 9.1 diperoleh AB=CD
sehingga
= 5 + 23 +
= 9 83
5 + = 9 + = 14 ... (1)
23 + = 83 @ = 63 ...(2)
Dari (1) dan (2) diperoleh k = - 7 - 33 dan h = - 7 + 33.
7. Diantara relasi-relasi di bawah ini manakah yang termasuk relasi ekivalensi?
a. Kesejajaran pada himpunan semua garis.
b. Kekongruenan pada himpunan semua sudut.
c.