ruang lingkup ilmu kefarmasian
DESCRIPTION
Seputar farmasiTRANSCRIPT
RUANG LINGKUP ILMU KEFARMASIAN
Tentu kita semua telah mengetahui adanya beberapa jurusan di bidang ilmu
kesehatan. Diantaranya ilmu kedokteran, ilmu kefarmasian , ilmu kesehatan
masyarakat, ilmu kebidanan, dan lainnya. Negara kita adalah negara Indonesia yang
selalu berkembang dari segi pembangunan maupun dalam segi kependudukannya.Di
Indonesia masih banyak jumlah penduduk yang masih minim dalam pengetahuannya
tentang informasi mengenai kesehatan. Padahal di era global yang sudah sangat cepat
perkembangannya saat ini, informasi tentang kesehatan sangat kita perlukan untuk
menjadikan kita semua lebih cerdas dan menjaga kesehatan. Di era sekarang ini kita
telah mengetahui banyaknya penyakit yang bermunculan dengan obat yang
terkadang sulit untuk ditemukan.
Salah satu ilmu kesehatan adalah ilmu kefarmasian. Farmasi itu sendiri
merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari
ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan
efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi
termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat,
serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien
(patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan
obat, dan penyediaan informasi obat. Farmasi berasal dari kata “PHARMACON”
yang berarti obat atau racun. Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di
bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan,
pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, dan distribusi obat.
Dalam ilmu farmasi ada empat bidang yang dipelajari, yaitu farmasi klinik,
farmasi industri, farmasi sains, dan farmasi obat tradisional. Peran farmasis di
rumahsakit (farmasi klinik) tidak saja sebatas memberikan informasi dan pelayanan
obat yang akurat, tetapi juga melakukan berbagai upaya untuk menjamin agar obat
yang diperoleh pasien adalah yang aman serta digunakan secara benar sehingga
mencegah risiko medication error.
Peran farmasi klinik secara komprehensif haruslah difokuskan pada upaya
untuk mencegah terjadinya medication error, dengan mengembangkan sistem yang
mampu mendeteksi, mencegah, mengidentifikasi, dan meminimalkan risiko
medication error serta jika sudah terjadi, mampu melakukan langkah-langkah korektif
yang dapat mencegah risiko kecacatan lebih lanjut dari pasien. Tanggung jawab
seorang ahli farmasi adalah bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan
manusia/pasien yang membutuhkannya.
Sifat-sifat yang dianjurkan bagi seorang farmasis :
1. Farmasis harus memiliki karakter seorang pemimpin.
Kepemimpinan sangat berkaitan dengan kesadaran akan arti diri,
dan penetapan tujuan bersama. Bagaimana membawa kelompok
yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama.
2. Farmasis harus dapat mengambil keputusan dengan bijak, tepat dan
cepat.
Pengambilan keputusan memerlukan kemampuan untuk memahami
persoalan dengan utuh, menentukan keputusan di antara pilihan-
pilihan, serta ketegasan setelah menetapkan keputusan. Di tengah-
tengah situasi genting, dengan banyak alternatif, farmasis harus
dapat mengambil keputusan dengan baik.
3. Farmasis harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Komunikasi yang baik harus mencakup perkataan yang jelas dan
ringkas. Memberikan konsultasi, informasi dan edukasi dengan cara
yang bijak. Salah satu kemampuan komunikasi yang penting adalah
kemampuan mendengar. Mendengar untuk mengerti, mengerti
kondisi pasien sepenuhnya
Program pendidikan sarjana farmasi yang merupakan jenjang sarjana (S1)
diarahkan terutama untuk memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi
bidang kefarmasian, yang selanjutnya akan dikembangkan pada program pendidikan
strata yang lebih tinggi.
Pendidikan program Sarjana Departemen Farmasi bertujuan menghasilkan
lulusan yang memiliki kualifikasi:
1. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi bidang
kefarmasian dan mampu menerapkannya dalam:
o Pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya bidang kefarmasian.
o Kegiatan bidang produksi, pengawasan mutu, dan/pelayanan
kefarmasian.
o Perumusan penyelesaian masalah yang ditemukan, khususnya
dalam bidang kefarmasian.
2. Mampu berfikir, bersikap, berprilaku dan bertindak secara ilmiah dalam
menerapkan ilmu yang dikuasainya.
3. Bertanggung jawab, bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan tekologi serta masalah-masalah yang
dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan bidang
kefarmarmasian.