rtrk kawasan koridor jl. g.obos dan menteng baru

36
Laporan Akhir Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK) Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya i KATA PENGANTAR Laporan Akhir ini merupakan laporan dari serangkaian laporan yang harus diselesaikan dalam pekerjaan Penyusunan Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK) Kawasan Koridor Jalan G.Obos dan Menteng Baru Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah Tahun Anggaran 2007, pada Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Palangka Raya. Pada intinya laporan ini berisi penjelasan mengenai perencanaan yang akan digunakan untuk kawasan G.Obos dan Menteng Baru. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu selama proses penyusunan laporan ini, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Palangka Raya, 2007 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------------- i DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------- i BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------ 1 I.1. LATAR BELAKANG-------------------------------------------------- 1 I.2. MAKSUD DAN TUJUAN ------------------------------------------- 1 I.3. FUNGSI DAN MANFAAT RENCANA ------------------------- 1 I.4. RUANG LINGKUP---------------------------------------------------- 2 I.5. SISTEMATIKA PENYUSUNAN ----------------------------------- 2 BAB II DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN ---------------------------- 3 II.1. VISI PERENCANAAN KAWASAN ----------------------------- 3 II.2. FILOSOFI PENGEMBANGAN KAWASAN------------------ 3 II.3. IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KAWASAN -------- 3 II.4. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN ----------------- 4 II.5. KONTEKS PENGEMBANGAN BERKELANJUTAN ------- 4 BAB III RENCANA TEKNIK TATA RUANG KAWASAN KORIDOR JALAN G.OBOS DAN KAWASAN MENTENG BARU -------------------------------------------------------------------------- 6 III.1. PROGRAM PENGEMBANGAN SPATIAL ------------------- 6 III.2. RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN ----------------------------------------------------------- 7 III.3. RENCANA TATA GUNA LAHAN----------------------------- 7 III.4. RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PADA KAWASAN MENTENG BARU ---------------------------------- 8 III.5. RENCANA BANGUNAN GEDUNG -------------------------- 9 III.6. RENCANA BANGUNAN BUKAN GEDUNG -------------- 13 III.7. RENCANA KETENTUAN JARINGAN JALAN------------- 17 III.8. RENCANA KETENTUAN UTILITAS-------------------------- 17 BAB IV PEDOMAN PERENCANAAN ------------------------------------------ 19 IV.1. KETENTUAN BANGUNAN GEDUNG ------------------------- 19 IV.2. KETENTUAN BANGUNAN TERBUKA ------------------------ 24 IV.3. KTENTUAN JALAN -------------------------------------------------- 28 IV.4. KETENTUAN UTILITAS -------------------------------------------- 30

Upload: mellianae-merkusi

Post on 16-Jan-2017

1.194 views

Category:

Education


12 download

TRANSCRIPT

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

i

KATA PENGANTAR

Laporan Akhir ini merupakan laporan dari serangkaian laporan yang harus

diselesaikan dalam pekerjaan Penyusunan Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK) Kawasan

Koridor Jalan G.Obos dan Menteng Baru Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah Tahun

Anggaran 2007, pada Dinas Tata Kota dan Bangunan Kota Palangka Raya.

Pada intinya laporan ini berisi penjelasan mengenai perencanaan yang akan

digunakan untuk kawasan G.Obos dan Menteng Baru. Akhirnya kami mengucapkan terima

kasih kepada semua pihak yang turut membantu selama proses penyusunan laporan ini,

semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Palangka Raya, 2007

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------------- iDAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------- i

BAB I PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------ 1I.1. LATAR BELAKANG-------------------------------------------------- 1I.2. MAKSUD DAN TUJUAN ------------------------------------------- 1I.3. FUNGSI DAN MANFAAT RENCANA ------------------------- 1I.4. RUANG LINGKUP---------------------------------------------------- 2I.5. SISTEMATIKA PENYUSUNAN ----------------------------------- 2

BAB II DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN ---------------------------- 3II.1. VISI PERENCANAAN KAWASAN ----------------------------- 3II.2. FILOSOFI PENGEMBANGAN KAWASAN------------------ 3II.3. IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KAWASAN-------- 3II.4. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN ----------------- 4II.5. KONTEKS PENGEMBANGAN BERKELANJUTAN ------- 4

BAB III RENCANA TEKNIK TATA RUANG KAWASANKORIDOR JALAN G.OBOS DAN KAWASAN MENTENGBARU -------------------------------------------------------------------------- 6III.1. PROGRAM PENGEMBANGAN SPATIAL------------------- 6III.2. RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN

KAWASAN ----------------------------------------------------------- 7III.3. RENCANA TATA GUNA LAHAN----------------------------- 7III.4. RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PADA

KAWASAN MENTENG BARU ---------------------------------- 8III.5. RENCANA BANGUNAN GEDUNG -------------------------- 9III.6. RENCANA BANGUNAN BUKAN GEDUNG -------------- 13III.7. RENCANA KETENTUAN JARINGAN JALAN------------- 17III.8. RENCANA KETENTUAN UTILITAS-------------------------- 17

BAB IV PEDOMAN PERENCANAAN ------------------------------------------ 19IV.1. KETENTUAN BANGUNAN GEDUNG ------------------------- 19IV.2. KETENTUAN BANGUNAN TERBUKA ------------------------ 24IV.3. KTENTUAN JALAN -------------------------------------------------- 28IV.4. KETENTUAN UTILITAS -------------------------------------------- 30

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

ii

BAB V PROGRAM PENGENDALIAN PEMBANGUNAN --------------- 31V.1. PARTISIPASI PELAKU PELAKSANAAN PROGRAM ------ 31V.2. KETERLIBATAN STAKE HOLDER DALAM INVESTASI

PEMBANGUNAN KAWASAN ------------------------------------ 31V.3. ARAHAN PROGRAM INVESTASI-------------------------------- 32V.4. PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN

DAN SUMBER DANA ------------------------------------------------ 32V.5. PENGENDALIAN PELAKSANAAN ----------------------------- 33

Lap oran Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANGPada prinsipnya pembangunan adalah proses yang direncanakan guna

menjadikan suatu kawasan menjadi lebih baik dari sebelumnya, demikian halnya

dengan perencanaan tata ruang kawasan perkotaan. Dalam hal perencanaan kawasan

perkotaan, pada umumnya perencanaan kawasan perkotaan akan dapat mewujudkan

suatu efisiensi pemanfaatan ruang yang tepat guna sebagai tempat berlangsungnya

kegiatan kehidupan ekonomi dan sosial budaya bagi para penghuninya. Oleh

karenanya kawasan perkotaan perlu dikelola dan dikontrol secara optimal melalui

produk perencanaan tata ruang.

Rencana Teknik Tata Ruang Kawasan Perkotaan adalah Rencana Pengembangan

kawasan perkotaan yang disiapkan secara teknis, berupa kebijaksanaan pemanfaatan

kawasan perkotaan termasuk ruang di atasnya, yang menjadi Pedoman Pengarahan dan

Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan. Rencana teknis ini merupakan pengkajian

serta penjabaran dari Rencana Umum Tata Ruang Wilayah/Kota dan Rencana Detail

Tata Ruang Wilayah / Kota. Dan merupakan perhitungan yang kemudian direncanakan

untuk kawasan perkotaan, khususnya dalam hal pemanfaatan ruang. Ruang tersebut

mencerminkan strategi pengembangan pemanfaatan bagian wilayah kota/kawasan

perkotaan yang secara terperinci disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam

rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan di daerah.

Rencana Teknik Tata Ruang Kawasan (RTRK) merupakan salah satu perangkat

kendali penataan bangunan, yang memberikan arahan pengawasan, penertiban, dan

mekanisme perijinan. Selain itu RTRK dapat memberikan arahan program dan rencana

yang dapat diacu oleh setiap pelaku pembangunan. RTRK diperlukan tidak hanya

untuk mengendalikan pertumbuhan fisik tata bangunan tetapi juga untuk melengkapi

peraturan bangunan setempat yang sudah ada yang biasanya bersifat umum. RTRK

memberikan arahan secara lebih khusus, spesifik untuk menata bangunan yang kurang

tertib, kurang produktif agar lebih serasi dengan lingkungannya.

Kawasan sepanjang koridor Jalan G.Obos dan Kawasan Menteng Baru,

merupakan salah satu kawasan Kota Palangka Raya yang memiliki dinamika

perkembangan yang cukup pesat. Hal ini terjadi karena fungsi jalan sebagai perlintasan

regional (jalur arteri) serta sebagai simpul pergerakan antar kawasan di Kota Palangka

Raya, sehingga memiliki intensitas lalu lintas yang lumayan cukup tinggi. Kondisi ini

memiliki daya tarik pemanfaatan ruang untuk kegiatan yang berorientasi ekonomi.

Dengan latarbelakang uraian tersebut diatas kiranya dipandang perlu disusun

rencana teknik penataan kawasan sepanjang koridor Jalan G.Obos dan Menteng Baru,

sebagai panduan (guidelines) bagi setiap stake holder yang terlibat dalam pemanfaatan

ruang kawasan tersebut.

I.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud Penyusunan Rencana Teknis Ruang Kawasan (RTRK) Koridor Jalan

G.Obos dan Menteng Baru di Kota Palangka Raya adalah tercipta pembangunan fisik

yang tertib, aman, nyaman dan serasi pada Koridor Jalan G.Obos dan Menteng Baru.

Dan tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan ini adalah memberikan arahan

perwujudan fisik suatu segmen kota yang mengacu pada Rencana Umum Penataan

Ruang Kota Palangka Raya.

I.3. FUNGSI DAN MANFAAT RENCANA

Fungsi Rencana Tata Ruang Kawasan (RTRK) Jalan G.Obos dan Kawasan

Menteng Baru adalah untuk mewujudkan keselarasan dan keserasian bangunan dengan

bangunan yang ada di kawasan tersebut, bangunan dengan prasarana dan

lingkungannya, serta menjaga keselamatan bangunan dan lingkungannya.

Manfaat Rencana Teknik Ruang Kawasan adalah sebagai pedoman untuk : 1).

Pemberian ijin mendirikan bangunan dan pemanfaatan bangunan; 2) .Penertiban letak,

ukuran bangunan gedung dan bukan gedung serta bukan bangunan; 3). Penyusunan

Lap oran Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

2

rancang bangun bangunan gedung dan bukan gedung dan 4). Jaminan kepastian

hukum dalam pelaksanaan pembangunan, termasuk kepastian untuk mendapatkan

pelayanan, kondisi yang selaras dan serasi dalam melakukan kegiatannya.

I.4. RUANG LINGKUP

1.4.1. Lingkup Kegiatan

Kegiatan ini meliputi beberapa tahapan, mulai dari koordinasi dan persiapan,

survey dan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, penyusunan

konsep dan strategi serta RTRK, yang secara garis besar meliputi :

a. Persiapan pelaksanaan kegiatan, yaitu koordinasi dan menyusun data awal,

rencana kerja dan penentuan metode pelaksanaan kegiatan.

b. Identifikasi dan analisis potensi dan permasalahan kawasan, serta

merumuskan konsep dan strategi RTRK yang sesuai dengan potensi kawasan.

c. Penyusunan Rencana Teknik Ruang Kawasan

1.4.2. Lingkup Wilayah Perencanaan

Lingkup wilayah perencanaan yaitu koridor jalan G.Obos yang dimulai dari

persimpangan jalan G.Obos- jalan C. Bangas sampai dengan jalan G.Obos ujung

dan Kawasan Menteng Baru.

1.4.3. Lingkup Substansial

Lingkup substansial RTRK koridor jalan G.Obos dan Kawasan Menteng Baru

diarahkan pada rencana dan rancangan kawasan koridor, yang meliputi

pemanfaatan ruang dan panduan perancangan terhadap ruang-ruang terbuka

maupun ruang-ruang antar bangunan yang bersifat publik. Melalui urban design

guidelines diharapkan dapat menjadi pedoman dalam pengendalian pelaksanaan

pembangunan dan lingkungan kawasan.

I.5. SISTEMATIKA PENYUSUNAN

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi uraian tentang latar belakang dan landasan hukum penyusunan

pekerjaan, penetapan tujuan dan sasaran pekerjaan, penetapan ruang

lingkup kegiatan, spasial dan substansial, serta sistematika penyusunan.

Beberapa penetapan di atas akan menjadi panduan tahap selanjutnya

dalam keseluruhan proses penyusunan pekerjaan.

BAB II : ELABORASI RENCANA TEKNIK TATA RUANG KAWASAN

(RTRK) JALAN G. OBOS DAN KAWASAN MENTENG BARU

Elaborasi RTRK merupakan proses eksplorasi gagasan perencanaan serta

penentuan visi perencanaan untuk menghasilkan konsep perencanaan

yang jelas. Filosofi gagasan dan sekaligus model implementasinya

diungkapkan pada bab ini.

BAB III : PROGRAM RENCANA TEKNIK TATA RUANG KAWASAN

KORIDOR JALAN G.OBOS DAN KAWASAN MENTENG BARU

Berisi rencana program pengembangan kawasan koridor jalan G.Obos

dan kawasan Menteng Baru beserta ketentuan-ketentuan yang harus

dipenuhi agar dapat diterapkan dengan baik.

BAB IV : ARAHAN DESAIN RENCANA TEKNIK RUANG KAWASAN (RTRK)

KORIDOR JALAN G.OBOS DAN KAWASAN MENTENG BARU

Berisi tentang keluaran yang berupa arahan-arahan rancangan untuk

membentuk kawasan sesuai dengan visi yang sudah dituangkan. Arahan

ini diharapkan menjadi acuan didalam pengambilan keputusan

sekaligus sebagai panduan didalam pelaksanaan pembangunan

selanjutnya.

BAB V : ADMINISTRASI PENGENDALIAN PROGRAM DAN RENCANA

TEKNIK TATA RUANG KAWASAN KORIDOR JALAN G.OBOS

DAN KAWASAN MENTENG BARU

Berisi tentang sistem yang akan diterapkan di dalam proses

pembangunan kawasan, bagaimana melibatkan semua stake holder serta

bagaimana implementasinya.

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

3

BAB II

DASAR PENGEMBANGAN KAWASAN

II.1. VISI PERENCANAAN KAWASAN

Perencanaan kawasan koridor jalan G.Obos dan kawasan Menteng Baru diarahkan pada

pengembangan kawasan untuk mewujudkan Liveable Tropical Urban Coridor. Liveable

Tropical Urban Coridor merupakan visi mewujudkan kawasan koridor G.Obos dan

kawasan Menteng Baru sebagai kawasan bagian kota yang memiliki kaearakter tropis

dengan budaya lokal yang khas dan mengedepankan pada pengembangan ruang-ruang

publik baik untuk manusia normal maupun untuk diffable.

Visi ini diwujudkan dengan mengedepankan penataan dan pengembangan kawasan

dalam konteks mememgang prinsip-prinsip konservasi lingkungan. Konsep konservasi

diarahkan pada manajemen perubahan kawasan baik secara fisik maupun fungsi-fungsi

yang terbentuk didalamnya untuk mengendalikan perubahan-perubahan sehingga

tidak mengakibatkan kemunduran (degradasi) secara terus menerus. Sebaliknya

pengembangan kawasan diarahkan pada pertumbuhan progresif tanpa meninggalkan

prinsip-prinsip perbaikan lingkungan. Oleh karena itu porsi penataan dan

pengembangan kualitas lingkungan dan pengembangan ruang-ruang publik

mendapatkan porsi paling besar untuk memproyeksikan koridor jalan G.Obos dan

kawasan Menteng Baru benar-benar sebagai representasi kota tropis yang manusiawi.

II.2. FILOSOFI PENGEMBANGAN KAWASAN

Sebagai perwujudan visi perencanaan, dikembangkan konsep pengembangan kawasan

yang memiliki jangkauan terhadap ciri khas kota tropis Indonesia (Indonesia Identity),

dengan fokus mengakomodasi aktifitas-aktifitas publik. Konsep ini sebenarnya sebagai

bentuk jawaban atas permasalahan yang muncul di koridor jalan G.Obos dan kawasan

Menteng Baru, sekaligus sebagai filosofi dasar untuk menyikapi kearifan lokal sebagai

pijakkan untuk mendorong pertumbuhan kawasan secara progresif dan modern.

Dinamika pertumbuhannya diarahkan pada management perubahan tanpa harus

bertahan pada pola-pola pertumbuhan yang ekletis. Selengkapnya konsep ini dapat

diuraikan sebagai berikut:

Tabel II.1. Konsep Pengembangan Kawasan

Konsep AbstaksiIdentitasIndonesia

Citra Palangka Raya dengan tradisi dayak menjadi konsep utama untuk menciptakanimage atau identitas salah satu kota Indonesia.

Sedangkan citra sebagai kota tropis diwujudkan dengan konservasi tanaman danmerancang koridor jalan G.Obos dan kawasan Menteng Baru ini dengan komposisitata hijau dan ruang terbuka hijau sebagai bagian dari konsep perbaikan iklim mikrokawasan

Berorientasi keMasyaraakat

Visi Liveable Tropical Urban Enviroment diorientasikan secara cerdas, terbuka danberkelanjutan sebagai kawasan untuk beraktifitas,belajar,bekerja,belanja didalam satukesatuan kawasan dengan akses mudah dan dapat dilalui dengan hanya berjalan kakisaja, sehingga domain dari perancangan ini diarahkan untuk fungsi publik yaitucommunal space atau social space.

Koridor jalan G.Obos akan difokuskan menjadi mixed use area. Area pejalan kaki danruang-ruang terbuka akan dimaksimalkan agar aktifitas publik lebih hidup.Bangunan-bangunan sepanjang koridor jalan ini akan ditata secara set back agartercipta ruang-tuang terbuka yang longgar.

Kawasan Menteng Baru ini dirancang untuk memiliki fasilitas-fasilitas leisure andrecreation area untuk menggenapi fungsi-fungsi permukiman dan perdagangan.

II.3. IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KAWASAN

2.3.1. Identitas Indonesia

Implementasi identitas Indonesia dapat dicapai dengan eksplorasi arsitektur dan

ornamen lokal Dayak sebagai bahan dasar,tetapi juga harus mengakomodasi

modernitas agar karakter yang tercipta lebih jelas. Implementasi ini diterapkan

secara cerdas sebagai berikut :

a. Arsitektur Rumah Betang dan ornamen-ornamennya tidak diadopsi secara

membabi-buta sebagai satu-satunya referensi perancangan konfigurasi

arsitektur sepanjang koridor jalan G.Obos agar khasanah arsitektur kota tidak

terbentuk secara ekletik.

b. Identitas Indonesia selain merupakan eksplorasi budaya, sudah harus dimulai

juga sebuah ekplorasi yang mengedepankan kearifan lokal melalui proses

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

4

eksplorasi adaptasi terhadap alam. Adaptasi terhadap alam terutama

dikaitkan dengan iklim tropis lembab dan panas. Pertimbangan-

pertimbangan adaptasi menjadikan fokus perencanaan pada akomodasi

terhadap aktifitas di ruang terbuka melalui explorasi vegetasi dan juga

terapan pada eksplorasi bangunan yang diarahkan pada konsumsi energi

yang efisien.

2.3.2. Berorientasi ke masyarakat

Pengembangan koridor jalan G.Obos lebih mengedepankan pada akomodasi-

akomodasi terhadap kegiatan-kegiatan publik di ruang terbuka. Orientasi

pengembangannya pada dasarnya lebih diarahkan pada akses pejalan kaki yaitu

pedestrian dengan street furniture-nya dan dissabled access. Pengembangan ini

harus menjamin prinsip-prinsip keamanan dan kenyamanan pejalan kaki tanpa

harus terkena matahari secara langsung.

II.4. STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN

Gagasan Liveable Tropical Urban Corridor akan mengarahkan perancangan koridor jalan

G.Obos dan kawasan Menteng Baru dengan menggunakan pendekatan:

a. Teknis berkelanjutan untuk menciptakan suatu tempat dengan beragam bangunan

dan kepekaan yang kuat terhadap skala manusia, yaitu sesuai dengan fungsi,

topografi dan pengaruh klimatologi, utamanya iklim tropis.

b. Bangunan diarahkan agar responsif terhadap lingkungan termasuk topografi, fungsi,

dan pengaruh iklim. Didalam proses perancangan bangunan harus diperhatikan

integrasi ruang-ruang terbuka yang tercipta agar tidak muncul ruang-ruang negatif

atau spontan.

c. Perancangan di kawasan ini harus mengacu pada kaidah-kaidah perancangan tropis

lingkungan urban. Bangunan-bangunan harus memiliki inovasi yang berbasis pada

karakter-karakter lokal.

II.5. KONTEKS PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Untuk mewujudkan visi Liveable Tropical Urban Corridor, strategi pengembangan

kawasan dilakukan dengan pendekatan teknis pembangunan berkelanjutan. Didalam

aplikasinya, karena koridor jalan G.Obos didominasi mixed use area, dengan berbagai

fungsi aktifitas, maka dirumuskan koridor-koridor pengembangan kawasan dengan

memperhatikan komposisi keseimbangan anatara sosial, ekonomi, dan lingkungan dan

mengarahkan pada proses keberlanjutannya.

Karena didalam Rencana Teknis Ruang Kawasan (RTRK) lebih menekankan pada

kebijakkan tentang tata ruang, maka proses keberlanjutan dari pengembangan ruang

koridor jalan G.Obos lebih diarahkan pada kesempatan pada masyarakat untuk terlibat

di dalam pengembangan kawasan ini. Keterlibatan ini lebih pada kesempatan tinggal

dan berusaha secara seimbang dengan sektor-sektor lain seperti sektor pemodal swasta

dan juga pemerintah, karena pertumbuhan kawasan ini lebih dipengaruhi oleh sektor

pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, meskipun koridor ini merupakan kawasan pertumbuhan (growth),

perubahan-perubahan fisik kawasan akibat pertumbuhan pembangunan harus

diarahkan pada keseimbangan lingkungan, yaitu dengan memperhatikan dan

mempertegas pengembangan lingkungan kawasan yang lebih mengedepankan

aktifitas-aktifitas publik.

Lebih jauh implementasi pengembangan wilayah dalam konteks pembangunan

berkelanjutan adalah :

2.5.1. Pengembangang konteks sosial

a. Kawasan tidak dikembangkan secara eksklusif tetapi terbuka bagi

keterlibatan masyarakat.

b. Memberikan kesempatan berusaha bagi masyarakat berdampingan dengan

usaha ekonomi besar.

c. Membuka akses fasilitas-fasilitas publik untuk masyarakat umum melalui

kehadiran ruang publik.

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

5

d. Membuka peluang kemudahan-kemudahan teknologi informasi untuk

diakses oleh masyarakat.

2.5.2. Pengembangan konteks ekonomi

a. Kawasan terintegrasi antar sektor ekonomi, baik ekonomi pemodal maupun

masyarakat.

b. Pembangunan ekonomi pemodal harus memperhatikan keberlangsungan

ekonomi masyarakat.

c. Ruang-ruang berbasis ekonomi harus tetap mengembangkan ruang-ruang

publik hijau.

d. Kegiatan ekonomi tidak boleh mengganggu kegiatan lain seperti : kantor,

sekolah dan permukiman.

2.5.3. Pengembangang konteks lingkungan

a. Pembangunan fisik lingkungan harus diintegrasi, konfigurasi fisik harus

saling berkaitan.

b. Karakter lingkungan tropis dijaga dan ditingkatkan kualitasnya untuk

perbaikan iklim mikro.

c. Ruang-ruang terbuka hijau difungsikan sekaligus sebagai ruang untuk

kegiatan publik.

d. Bangunan harus dirancang sedemikian agar konsumsi energi lebih efisien.

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

6

BAB IIIRENCANA TEKNIK TATA RUANG KAWASAN

KORIDOR JALAN G.OBOS DAN KAWASAN MENTENGBARU

III.1. PROGRAM PENGEMBANGAN SPATIAL

3.1.1. Path atau Urban Skeleto

Pada dasarnya perubahan untuk konfigurasi

rangka ruang koridor jalan G.Obos tidak

mengalami perubahan dan untuk kawasan

Menteng Baru akan didesai dengan pola yang

tepat untuk sebuah kawasan permukiman.

Urban skeleton pada koridor jalan G.Obos yang

membentuk pola linear dipertahankan karena

konfigurasi ini memiliki karakter yang kuat

untuk mempertegas bahwa koridor jalan

G.Obos.

Fungsi skeleton selain untuk membentuk pola

konfigurasi kawasan, juga sebagai path yang

menentukan pola alur pergerakkan di dalam

kawasan perencanaan, yang meliputi alur

pergerakan pejalan kaki, kendaraan bermotor,

angkutan umum, taksi dan moda-moda

pergerakkan lain, sehingga keberadaannya

sangat vital sebagai penentu karakter kawasan.

Gambar 3.1 Urban Skeleton yang terbentuk melalui polakonfigurasi jalan

3.1.2. Urban District

Untuk mewujudkan visi Liveable Tropical Urban Corridor ditentukan strategi zonasi untuk

mengembangkan karakter kawasan. Fokus pengembangan zonasi kawasan diarahkan

pada pengelompokkan dari tipologi fungsi-fungsi kawasan yang sejenis sesuai dengan

karakter yang sudah terbentuk. Pembagian zona kawasan mengacu pada kecenderungan

fungsi yang dominan menentukan karakter masing-masing kelompok yang setipe,

kemudian dikelompokkan lagi kedalam satu distrik.

Secara fisik distrik ini harus mempresentasikan area yang berada di dalam satu wilayah

dengan batas fisik yang jelas dan tidak melampai batasan berdasarkan alur pergerakan

utama di lingkungan kawasan. Batasan-batasan fisik yang digunakan untuk membatasi

zonasi mengacu pada pola struktur skeleton kawasan, sesuai dengan hirarki fungsi jalan

yang berada di dalam kawasan. Distrik ini kemudian bisa diturunkan menjadi blok-blok

yang lebih kecil dengan tipologi fungsi yang lebih spesifik.

Bertitik tolak pada kondisi eksisting koridor jalan G.Obos,distrik dikembangkan

berdasarkan eksistensi fungsi guna lahan, meskipun pola fungsi belum membentuk

karakter yang kuat akibat dari pertumbuhan fungsi yang tidak membentuk klaster-klaster

pada ruang yang sama dari tipe-tipe fungsi sejenis. Oleh karena itu rencana guna lahan

akan mengacu pada keberadaan distrik, yang meliputi:

a. Distrik permukiman

b. Distrik komersial

c. Distrik mixed use

Khusus untuk kawasan Menteng Baru tata guna lahannya diperuntukkan untuk

permukiman/perumahan dengan fasilitas-fasilitas pendukung untuk

perumahan/permukiman.

3.1.3. Edges

Sebagai elemen pemetus linera , edges di koridor jalan G.Obos dapat dibentuk dari

pengaringan yang berfungsi sebagai drainase primer dikawasan ini. Tentu saja drainase ini

perlu dikembangkan dengan menghidupkan dan membangun jalan inspeksi sepanjang

pengaringan tertersebut .

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

7

Gambar 3.2. Pengembangan pengaringan sebagai edges kawasan

III.2. RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN

Urban pabrik reclustering merupakan langkah strategis untuk menentukan RTRK

koridor jalan G.Obos. langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk menyikapi

perubahan-perubahan atau kondisi eksisting terkini, diamati kecenderungannya,

kemudian diproyeksikan untuk jangka waktu yang akan datang. Proyeksi ini

dilakukan dengan memperbandingkan perubahan-perubahan yang terjadi sekarang

yang terjadi dilapangan.

Tabel III.1. Eksisting Blok Kawasan Koridor Jalan G.Obos

SEGMEN Blok Plan Guna lahan EksistingSegmen I A-1 Perdagangan

A-2 PendidikanA-3 PerumahanA-4 CampuranA-5 Pemerintahan

Segmen II B-1 PerdaganganB-2 PendidikanB-3 PerumahanB-4 CampuranB-5 PemerintahanB-6 Fasilitas Umum

Segmen III C-1 PerumahanC-2 Ruang terbukaC-3 Fasilitas UmumC-4 Fasilitas Sosial

Dari tabel diatas dapat diamati bahwa kawasan perencanaan ini mengalami

kecenderungan berubah, sehingga apabila tidak ada pengendalian akan terjadi perubahan

signifikan yang dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang lebih parah. Dengan

adanya RTRK ini diharapkan agar karakter kawasan dan orientasi pertumbuhannya

dapay diarahkan membentuk distrik-distrik dengan hirarki kawasan.

III.3. RENCANA TATA GUNA LAHAN

Berikut ini adalah tata guna lahan pada kawasan perencanaan kawasan koridor jalan

G.Obos dan Kawasan Menteng Baru, dengan pembagian blok kawasan yang disesuaikan

dengan kondisi yang ada di lapangan.

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

8

Gambar 3.3. Peta Guna Lahan

III.4. RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN PADA KAWASAN MENTENG BARU

Kawasan permukiman pada Menteng Baru mengacu pada pembangunan kawasan

secara individual dan juga pengembangan melalui invetasi yang berbentuk real estat.

Kedua model pengembangan ini diterapkan sekaligus di area kawasan Menteng

Baru. Pengembangan masing-masing model mengacu pada besaran lahan yang

dikembangkan untuk membentuk citra kawasan. Ketentuan tentang pembangunan

permukiman mempertimbangkan UU no 28 tahun 2004 tentang jalan, yaitu bahwa

pembangunan jalan yang berujung pada jalan arteri dibatasi, karena jalan arteri

merupakan jalan umum untuk pergerakkan kendaraan yang cepat. Sehingga penyelesaian

yang paling baik adalah dengan mengatur peruntukkan tata ruang yang berkaitan dengan

luas kavling untuk permukiman.

Untuk itu perlu model pengembangan kawasan permukiman yang diproyeksikan untuk

mengantisipasi perubahan kawasan akibat pertumbuhan yang mengalami degradasi.

a. Luas minimum kavling yang diperbolehkan dibangun di dalam real estat adalag 200

b. Model rumah yang boleh dibangun atau dikembangkan di kawasan perencanaan

adalah rumah tunggal (singgle house) dan tidak diarahkan pengembangan rumah deret.

c. Pembangunan jalan baru untuk kepentingan real estat harus mendapatkan ijin dari

pemerintah setempat.

Lebih jauh pengembangan permukiman terutama untuk perumahan adalah sebagai

berikut:

a. Lokasi pembangunan perumahan di tepi jalan atau bermuara langsung ke jalan dengan

fungsi arteri (ROW 30-40m), luas kavling minimal yang diijinkan adalah 800 m².

b. Lokasi pembangunan perumahan ditepi jalan atau bermuara langsung ke jalan dengan

fungsi kolektor (ROW 20-30m), luas kavling yang diijinkan adalah 200-800 m², sesuai

dengan klasifikasi tipe rumah.

c. Lokasi pembangunan perumahan di tepi jalan atau bermuara langsung ke jalan dengan

fungsi lokal (ROW 15m), luas kavling minimal yang diijinkan adalah 165-200 m², sesuai

dengan klasifikasi tipe rumah.

d. Lokasi pembangunan perumahan di tepi jalan atau bermuara langsung ke jalan dengan

fungsi lingkungan I (ROW 9m), luas kavling minimal yang diijinkan adalah 120 m².

e. Lokasi pembangunan perumahan di tepi jalan atau bermuara langsung ke jalan dengan

fungsi lingkungan I (ROW 9m), luas kavling minimal yang diijinkan adalah 120 m².

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

9

III.5. RENCANA BANGUNAN GEDUNG

3.5.1. Ketentuan Dasar Ruang dan Bangunan

3.5.1.1. Ketentuan dan Panduan mengenai Koefisien Dasar Bangunan

Koefisien dasar bangunan (KDB) merupakan ketentuan untuk mengatur

besaran maksimum luasan bidang dasar massa bangunan yang boleh

menutup lahan dan dihitung berdasarkan rasio antara luas dasar bangunan

(LD) yang menutup tapak dengan luas lahan (LH) yang tersedia,sehingga

dapat dirumuskan sebagai berikut:

KDBxLHLuasLahanLDdasarLuaslantai

%100)(

)(

Ketentuan ini akan diturunkan lebih jauh untuk mengatur keberadaan ruang

terbuka dan ruang terbuka hijau di dalam tapak yang harus dipenuhi oleh

masyarakat yang mendirikan bangunan disekitar koridor area perencanaan.

Pengaturan ruang terbuka dan ruang terbuka hijau dikembangkan dengan

menentukan koefisien dasar ruang terbuka (RT) dan ruang terbuka hijau

(RTH). Koefisien ruang terbuka dan ruang terbuka hijau selanjutnya dapat

dirumuskan sebagai berikut:

RTxLHLuasLahan

LDDasarLuasLantaiLHLuasLahan

%100)(

)()(

Atau

100%-KDB=RT

Ruang terbuka dapat dibangun perkerasan tetapi dengan ketentuan bahwa

material yang direncanakan harus dapat menjamin proses resapan air hujan ke

dalam tanah. Sehingga material yang direkomendasikan adalah :

a. Conblock

b. Grassblock

c. Material sejenis yang dapat menjamin proses resapan

Dari angka KDRT ini selanjutnya dihitung koefisien daerah hijau (KDH).

Asumsi ruang terbuka hijau disini adalah ruang terbuka yang dubangun di

dalam area lahan, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta, dan

merupakan area yang harus memiliki tanaman keras sebagai vegetasi peneduh dan

untuk perbaikan iklim mikro. Untuk koefisien ruang terbuka hijau ditentukan

sebesar :

KDB= 10 % RT

Angka koefisien RTH merupakan angka minimum yang harus dipenuhi ketika

bangunan didirikan. Ruang terbuka hijau ini secara khusus ditempatkan pada sisi

batas persil mengahadap jalan dengan tujuan untuk membentuk koridor hijau

sebagai upaya perbaikan iklim makro dan efek pembayangan sebagai kota tropis.

3.5.1.2. Koefisien Luas Bangunan

Koefisien luas bangunan (KLB) dihitung berdasarkan rasio antara luas lantai total

bangunan (LT) dibandingkan dengan luas lahan (LH). Pengaturan tentang

ketentuan koefisien luas bangunan dimaksudkan untuk mengontrol volume

bangunan yang didirikan di dalam kawasan perencanaan. Panduan untuk

menghitung KLB dapat dilihat pada formula di bawah ini :

KLBLuasLahan

TotalLuasLantai

3.5.1.3. Tinggi Bangunan

Konfigurasi kawasan sangat dipengaruhi oleh komposisi masa-masa bangunan

yang dibangun di dalam tapak kawasan. Komposisi masa-masa bangunan ini, salah

satu yang terpenting membentuk citra kawasan adalah garis langit (sky line). Skyline

dalam satu kawasan dapat dikontrol dengan memantapkan beberapa ketentuan

dasar di dalam tata ruang kawasan.

Ketentuan-ketentuan mengenai konfigurasi masa yang menentukan sky line adalah

ketinggian bangunan, yang pada beberapa hal disebut sebagai komposisi jumlah

lantai. Padahal, elemen-elemen yang juga mempengaruhi konfigurasi fisik sky line

antara lain elevasi bangunan yangg dapat ditentukan sebagai modul dasar untuk

perencanaan dan perancangan bangunan yang akan didirikan di sepanjang koridor

jalan G.Obos.

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

10

Untuk mewujudkan konfigurasi koridor jalan G.Obos menjadi kawasan yang

tertata dengan baik ditentukan variabel-variabel ketinggian bangunan yang

diijinkan dibangun di sepanjang kawasan ini. Elemen-elemen tersebut adalah

ketinggian lantai berdasarkan banyaknya lantai terbangun yang diijinkan,

elevasi lantai dasar bangunan yang merupakan peil 0,00 yang ditetapkan

dalam kawasan ini, serta elevasi lantai tingkat yang diperkenankan untuk

dibangun.

Ketentuan-ketentuan mengenai ketinggian dan elevasi bangunan dugunakan

untuk mengontrol kesamaan ketinggian lantai disepanjang kawasan

perencanaan, sehingga diharapkan kawasan terbangun akan mengekspresikan

kesamaan didalam dasar-dasar perencanaan dan perancangannya.

a. Ketinggian Bangunan (KB)

Ketinggian bangunan di kawasan koridor Jalan G.Obos ditetapkan

maksimum 3 lantai. Ketinggian maksimum ini hanya direncanakan pada

kawasan pendidikan dan kawasan komersial, sedangkan untuk guna lahan

yang lain ditentukan maksimum 2 lantai.

Gambar 3.4 Interpretasi tinggi bangunan

b. Elevasi Lantai Dasar (ELD)

Elevasi lantai dasar (ELD) bangunan ditentukan pada posisi lantai dasar

terendah yang boleh dibangun yaitu pada elevasi 1,00 meter di atas permukaan

jalan. Elevasi (peil) ini selanjutnya diperhitungkan sebagai elevasi 0,00 meter.

c. Elevasi Lantai Tingkat (ELT)

Elevasi lantai tingkat (ELT) ditentukan untuk membentuk proporsi yang sama

bangunan di kawasan perencanaan :

- ELT 1 ditentukan 4,80 meter diukur dari elevasi 0,00 meter,atau dapat

ditentukan karena pertimbangan variabel perencanaan yang bersifat unik dan

khusus.

- ELT 2,3,4 dst diperhitungkan berdasarkan pertimbangan perencanaan dan

perancangan yang bersifat unik dan khusus.

3.5.2. Jarak Bebas Bangunan

Jarak bebas bangunan ditetapkan untuk mengatur pola bentukan komposisi antara ruang

luar dan ruang dalam, selain juga untuk membentuk karakter kawasan. Pada sisi lain

penentuan jarak bebas bangunan juga sebagai pertimbangan keamanan bangunan

terhadap fungsi-fungsi tertentu yang membentuk batas ruang seperti jalan,sungai,batas

persil, dan pagar.

Ketentuan mengenai Jarak Bebas Bangunan (JBB) dikawan koridor jalan G.Obos mengacu

pada UU no 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung dan juga mengacu pada SK Walikota

Palangka Raya no 90 tahun 2001 tentang Penetapan Garis Sempadan Bangunan (GSB)

dalam Wilayah Kota Palangka Raya.

3.5.2.1. Garis Sempadan Bangunan (GSB)

Garis sempadan bangunan digunakan untuk mengontrol konfigurasi bangunan di dalam

kawasan perencanaan dan diukur dari as jalan didepan bangunan. Sedangkan garis

sempadan samping bangunan ditetapkan berdasarkan aksesbilitas evaluasi kebakaran

atau 2,50 m dari persil kanan dan kiri bangunan.

ELD

ELT 1

ELT2

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

11

400200 10.00 200200200 10.00

26.00

Gambar 3.5. Ilustrasi jarak bebas bangunan (JBB) : GSB Jalan G.Obos 34 m dari as jalan

3.5.2.2. Garis Sempadan Sungai (GSS)

Garis sempadan sungai digunakan untuk mengontrol konfigurasi bangunan di

dalam kawasan perencanaan sepanjang pengaringan. Sepanjang pengaringan di

kawasan perencanaan boleh dibangun bangunan tetapi harus mengikuti ketentuan

mengenai garis sempadan sungai (GSS) yang diukur dari tepi pengaringan ke garis

paling depan bangunan sebesar 26.00 m.

Dari ketentuan-ketentuan seperti tersebut diatas, kemudian penggunannya harus

diinterpretasikan secara komprehensif, sehingga figur masa bangunan yang akan

direncanakan dibangun di kawasan perencanaan dapat diperhitungkan sejak awal.

Tujuannya adalah sebelum perancangan bangunan dikembangkan dapat diketahui

sejak awal tentang master form yang sebagai embrio perencanaan dan perancangan.

Gambar 3.6 Garis Sempadan Sungai (GSS) yang diukur dari posisi jembatan

3.5.3. Orientasi Bangunan

Bangunan yang berada di sepanjang koridor jalan G.Obos ditetapkan dengan orientasi

kearah jalan tersebut. Untuk bangunan-bangunan yang dirancang khusus dengan fungsi

yang khusus dapat mengembangkan dan memodifikasi orientasi sepanjang direncanakan

memiliki koneksitas yang kuat dengan sumbu jalan tersebut. Bangunan yang tidak

menghadap langsung jalan G.Obos dibangun dengan orientasi ke arah jalan, kecuali

bangunan tempat ibadah seperti masjid.

3.5.4. Rencana Konfigurasi Bangunan

3.5.4.1. Rencana Tipologi Bangunan Linear

Bangunan linear pada satu tapak direncanakan tidak sampai pada batas persil tapak pada

kedua sisi samping kanan dan samping kiri. Jarak antara bangunan pada sisi kanan dan

kiri dengan batas persil tapak direncanakan dapat diakses untuk evaluasi kebakaran,

kemudian diatur dalam ketentuan mengenai jarak bebas bangunan (JBB). Perencanaan

bangunan linear dihindarkan dari bentuk bangunan deret.

Garis Sempadan Bangunan (GSB) Garis Sempadan Bangunan (GSB)

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

12

3.5.4.2. Rencana Tipologi Bangunan Sudut

Bangunan yang terletak pada sudut pertemuan jalan yang direncanakan dengan

konfigurasi yang merespon bentuk tapak, dengan fasade yang direncanakan pada

kedua sisi yang menghadap ke jalan sesuai dengan JBB. Konsep respon tiga

dimensional juga mempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan

disekitarnya. Interaksi antara bangunan yang direncanakan dengan bangunan

sekitarnya dapat dikembangkan dengan konsep keselarasan, kontradiktif, atau

pengembangan kkonsep-konsep lain yang bertujuan membentuk hirarki.

3.5.4.3. Rencana Tipologi Bangunan Tiga Muka

Bangunan yang terletak pada tapak yang dibatasi oleh 3 buah jalan, direncanakan

dengan konfigurasi yang merespon bentuk tapak yang terbentuk, dengan

perencanaan fasade pada ketiga sisinya. Konsep respon tiga dimensional juga

mempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan di sekitarnya. Interaksi

antara bangunan yang direncanakan dengan bangunan sekitarnya dapat

dikembangkan dengan konsep keselarasan, kontradiktif, atau pengembangan

konsep-konsep lain yang bertujuan membentuk hirarki.

3.5.4.4. Rencana Tipologi Bangunan Empat Muka

Bangunan yang terletak pada tapak yang dibatasi oleh 4 buah jalan, direncanakan

dengan konfigurasi yang merespon bentuk tapak yang terbentuk, dengan

perencanaan fasade pada keempat sisinya. Konsep respon tiga dimensional juga

mempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan di sekitarnya. Interaksi

antara bangunan yang direncanakan dengan bangunan sekitarnya dapat

dikembangkan dengan konsep keselarasan, kontradiktif,atau pengembangan konsep-

konsep lain yang bertujuan membentuk hirarki.

3.5.4.5. Rencana Bangunan Tropis

a. Bangunan memiliki teras, portico, koridor, verandah, atau tritisan : faktor yang

diperhitungkan adalah faktor hujan untuk mengurangi limpahan air hujan dan faktor

matahari untuk menciptakan sun shading

b. Bangunan direncanakan dengan standar fisika bangunan tropis dengan optimalisasi

bukaan untuk pencahayaan dan ventilasi udara. Kalaupun direncanakan artificial

harus mempertimbangkan perhitungan konsumsi energi seefesien mungkin.

c. Bangunan-bangunan publik harus memiliki sistem pemadam kebakaran: hydrant

pillar, hydrant box, estinguiser, sprinkler, tangga darurat.

d. Bangunan-bangunan selain bangunan komersial direncanakan sebagai bangunan

dengan massa tunggal atau multi massa tetapi bukan bangunan deret.

3.5.5. Selubung Bangunan

Gagasan perwujudan citra kawasan jalan G.Obos dalam konteks Indonesia Identity

menekankan pada proses eksplorasi arsitektur lokal maupun moderen. Eksplorasi

arsitektur lokal dilakukan tidak semata-mata mengadopsi bentukan-bentukan karakter

budaya Dayak hanya melalui bentukan-bentukan atap karena model eksplorasi ini hanya

akan menghasilkan peragaan arsitektur kota yang ekletis. Citra tradisional budaya Dayak

diterapkan selain untuk memperkuat citra kawasan sekaligus ditekankan untuk mengolah

atraksi-atraksi di kawasan perencanaan. Sehingga obyek yang harus dikembangkan dalam

konteks arsitektur tradisional Dayak terutama pada fungsi-fungsi bangunan yang bersifat

amenties, antara lain :

a. Kantor Pemerintah

b. Hotel

c. Restoran

d. Usaha-usaha yang berbasis masyarakat\

e. Pedagang kaki lima

f. Pasar tradisional

Sedangkan untuk fungsi bangunan-bangunan lainnya seperti bangunan komersial yang

berbentuk ruko ataupun pusat perbelanjaan lain juga harus mengembangkan eksplorasi

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

13

sun shading

budaya lokal, tetapi dapat menerapkannya melalui eksplorasi ornamen dan

perencanaan interiornya.

`

Gambar 3.7 Building evelope atau selubung bangunan

III.6. RENCANA BANGUNAN BUKAN GEDUNG

3.6.1. Ruang Terbuka

Makna dan tujuan akhir dari urban desain adalah menciptakan dunia publik atau

public domain yang berkualitas bagi kemanusiaan. Dalam konteks urban design,public

domain menjadi ruang publik milik masyarakat atau rakyat. Konsep ruang terbuka

(open space) sebagai void kawasan perencanaan khususnya pada kawasan inti

direncanakan agar memiliki fungsi-fungsi yang sangat spesifik antara lain :

a. Public domain

b. Area untuk kontak sosial

c. Ruang untuk rekreasi

Ruang terbuka hijau yang berada di koridor jalan G.Obos adalah sebagai berikut :

Tabel III.1. Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Ruang Terbuka Hijau LokasiGreen CoridorRTH berupa taman hijau linier mengikuti jalandan pedestrian walk ways

a. sepanjang koridor jalan G.Obosb. sepanjang sungai atau pengaringan

3.6.2. Sign and Post

Peletakkan sign and post di sepanjang koridor jaln G.Obos, dapat dikategorikan

berdasarkan fungsi dan aktifitas di kawasan,yaitu:

a. Hot area : merupakan kawasan yang padat dan terdapat bangkitan ekonomi

b. White area : merupakan kawasan yang bebas sign and post

Sign and post direncanakan dengan konsep komunikasi visual kawasan untuk informasi

atau advertaising lainnya, sehingga direncanakan berfungsi untuk memberikan informasi :

a. Produk komersial

b. Tempat atau arah

Selain itu sign and post dapat direncanakan juga secara integral dalam perencanaan fisik

bangunan gedung dengan memanfaatkan building envelope sebagai bidang komunikasi

visual. Sign and post dipasang dengan tidak menutupi seluruh bidang masif bangunan,

tetapi kurang lebih 25 % dari bidang masif yang ada atau bahkan keseluruhan bangunan.

Dengan pendekatan desain komunikasi visual kota yang lebih moderen, seluruh surface

atau selubung bangunan didalam kawasan dapat dipergunakan sebagai media

komunikasi visual.

Sedangkan tujuan penataan street furniture di kawasan perencanaan yaitu :

a. Packaging kawasan dalam konteks tourism development

b. Mendukung eksistensi karakteristik kawasan sebagai liveable urban area

c. Menguatkan eksistensi sebagai ruang publik.

3.6.2.1. Urban Furniture

Tabel III.2. Urban Furniture

Urban Furniture Ukuran Material Lokasi

Lampu Jalan - pipa galvanized

- besi cor

- lampu indulux

Koridor jala.n G.Obos dimulai

dari persimpangan antara jalan

C.Bangas sampai dengan jalan

G.Obos ujung

Lampu

Pedestrian/taman

- pipa galvanized

- besi cor

- lampu indulux

Koridor jala.n G.Obos dimulai

dari persimpangan antara jalan

C.Bangas sampai dengan jalan

setbacked wall-dinding menjorok kedalam

Verandah-corridor

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

14

G.Obos ujung

Halte - beton

- rangka atap kayu

- atap bahan

genteng metal

Beberapa tempat yang ditentukan

City map - banner

- kayu ulin

-atap genteng metal

Disetiap halte dan simpul-simpul

Papan nama - kayu ulin Beberapa tempat yang ditentukan

Papan iklan - pipa gakvanized

- besi cor

Beberapa tempat yang ditentukan

Tempat sampah - kayu ulin

- cor beton

Beberapa tempat yang ditentukan

Bis surat - pipa galvanized

- besi cor

-fiber glass

3.6.3. Pedagang Kaki Lima (PKL)

Pedagang kaki lima (PKL) yang pada awalnya merupakan elemen yang dianggap

negatif, tetapi untuk pengembangan kawasan koridor jalan G.Obos dianggap sebagai

elemen yang sangat vital menggerakkan perkembangan kawasan perencanaan ini.

PKL bukan saja memberikan kontribusi di sektor perekonomian, tetapi PKL juga

harus dianggap sebagai elemen yang harus dipikirkan sejak awal fungsinya terhadap

tata ruang kawasan perencanaan.

Pengembangan PKL di kawasan koridor jalan G.Obos ditempatkan pada guna lahan

komersial agar terjadi sinergi antara kegiatan-kegiatan komersial dengan kegiatan-

kegiatan PKL. Berikut ini gambaran mengenai ruang yang direncanakan untuk PKL.

Gambar 3.8. Ruang Pedagang Kaki Lima (PKL)

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

15

III.7. KETENTUAN JARINGAN JALAN

3.7.1. Rencana Sistem Pergerakkan

Menurut undang-undang no 38 tahun 2004

tentang jalan dijelaskan bahwa:

a. Jalan arteri merupakan jalan umum yang

berfungsi melayani angkutan utama dengan

ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata

tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara

berdaya guna.

b. Jalan kolektor sebagaimana merupakan jalan

umum yang berfungsi melayani angkutan

pengumpul atau pembagi dengan ciri

perjalanan jarak sedang, dan jumlah jalan

masuk dibatasi.

c. Jalan lokal merupakan jalan umumyang

berfungsi melayani angkutan setempat

dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan

rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk

tidak dibatasi.

d. Jalan lingkungan merupakan jalan umum

yang berfungsi melayani angkutan

lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat

dan kecepatan rata-rata rendah.

Gambar 3.9 Sistem Rencana Jalan

3.7.2. Penampang Jalan

Gambar 3.10. Penampang jalan dengan anatomiintegrated utility ystem: listrik, air bersih, pemadam

kebakaran, dan drainase

3.7.3. Rencana Parkir

Rencana kebutuhan fasilitas parkir keseluruhan dihitung berdasarkan prosentase fungsi

guna lahan makro dan luasan massa bangunan di dalam area perencanaan. Standar

persyaratan kebutuhan parkir di dalam kawasan berdasarkan luas bangunan adalah

sebagai berikut :

a. Pertokoan : 1 mobil/ 60 m²

b. Perkantoran : 1 mobil/ 100 m²

c. Pasar : 1 mobil/ 100 m²

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

16

d. Restoran : 1 mobil/10-20 m²

Sedangkan untuk mempertahankan kawasan koridor jalan G.Obos diterapkan sistem

pengendalian parkir dengan model:

Gambar 3.11 Model sirkulasi parkir yang direkomendasikan

Model ini diterapkan untuk menghindari penumpukkan parkir dari bahu jalan

sehingga mengganggu kelancaran pergerakkan di sepanjang koridor ini. Sedangkan

untuk area peertokoan dan pasar ditetapkan harus memiliki area bongkar muat

(loading dock) yang tidak boleh menyatu dengan parkir. Akses untuk bongkar muat

juga tidak diperbolehkan berada paralel dengan jalan arteri, tetapi harus melalui jalan

lingkungan atau jalan masuk yang direncanakan di dalam tapak. Model ini

diterapkan untuk menghindari kemacetan dan penumpukkan pergerakkan di

sepanjang koridor jalan arteri.

3.7.4. Jalur Pejalan Kaki

Jalur pejalan kaki merupakan ruang publik yang sangat penting untuk disediakan.

Ruang pejalan kaki direncanakan dengan dua model. Model yang pertama

merupakan jalur pejalan kaki terbuka sekaligus mengikuti pola jalan dan jalur hijau

(green corridor). Sedangkan model yang kedua merupakan pengembangan shelterdengan

menerapkan model arcade terutama disyaratkan untuk bangunan-bangunan komersial dan

atau pasar. Model ini dipilih untuk mewujudkan gagasan liveable tropical urban corridor.

Pergerakkan pejalan kaki dilengkapi dengan perhentian-perhentian berupa ruang-ruang

dengan urban furniture seperti tempat duduk dan ruang-ruang terbuka yang disediakan di

dalam kawasan ini. Beberapa aktifitas pergerakkan pejalan kaki selanjutnya harus

mengakomodasikan:

a. Walkways : pedestrian dengan sun shading (pembayangan) dari pohon peneduh

b. Penyeberangan : penyeberangan menggunakan zebra cross

c. Dissabled cross : jalur untuk tuna netra dan kursi roda

Gambar 3.12. Penampang walkways

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

17

Gambar 3.13. Halte Pemberhentian Angkutan Umum

III.8. KETENTUAN JARINGAN UTILITAS

Rencana Teknik Tata Ruang Kawasan (RTRK) kawasan koridor jalan G.Obos dan

Kawasan Menteng Baru diarahkan pada perencanaan kawasan yang komprehensif

dan terintegrasi. Gagasan ini diturunkan untuk menyusun ketentuan rencana

jaringan utilitas di sepanjang kawasan perencanaan. Implementasi perencanaan

jaringan utilitas kawasan difokuskan pada konsep pembangunan ruang utilitas

kawasan yang dapat digunakan untuk penempatan semua jaringan utilitas seperti

jaringan listrik, telepon dan internet, air bersih dan pemadam kebakaran, drainase

dan assenering, serta jaringan pembuangan sampah.

Untuk mewujudkan ini dikembangkan perencanaan sistem utilitas bawah tanah.

Ruang-ruang utilitas di bawah tanah direncanakan secara terpadu dan

mempertimbangkan kemungkinan pengembangan ruang-ruang infrastruktur di

bawah tanah, seperti subway. Dengan demikian ruang-ruang infrastruktur diatas

permukaaan tanah menjadi tertata dengan baik untuk mewujudkan liveable tropical urban

corridor. Keuntungan dengan sistem infrastruktur bawah tanah adalah ruang-ruang

kawasan terlihat tertata, dan yang paling penting perwujudan green corridor sebagai

ekspresi kawasan tropis dapat dilaksanakan.

Gambar 3.14. Penampang Utilitas dengan anatomi integrated utilyty system: listrik, telepon & internet,air

bersih,pemadam kebakaran, dan drainase

3.8.1. Jaringan Listrik

Jaringan listrik pada segmen I-III direncanakan dibangun dengan jaringan di bawah tanah,

dengan menempatkannya pada ruang utilitas infrastruktur jalan pada sisi tengah atau

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

18

median jalan. Pada segmen IV, jaringan listrik direncanakan dengan sistem jaringan

udara terbuka, karena kawasan ini merupakan kawasan transisi antara kawasan

urban dan rural.

3.8.2. Jaringan Telepon

Perencanaan jaringan telepon mengacu pada perkembangan teknologi

telekomunikasi terkini yang mulai mengarah pada teknologi nirkabel yang semakin

hari semakin berkembang dengan sangat pesat. Walaupun demikian jaringan

telekomunikasi dengan menggunakan jaringan kabel ataupun serat optik

dikembangkan dengan mengedepankan pola penataan infrastruktur yang berkaitan

dengan infrastruktur jalan dan jaringan utilitas kota yang lain.

3.8.3. Persampahan

Masalah persampahan pada konteks RTRK ini memfokuskan pada perencanaan

urban furniture, dengan menempatkan tempat sampah di sepanjang koridor jalan

perencanaan. Sepanjang kawasan perencanaan ini, tempat sampah direncanakan

ganda untuk memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik.

3.8.4. Jaringan Air Bersih

Jaringan air bersih di sepanjang kawasan perencanaan ini direncanakan secara

terintegrasi dengan sistem jaringan utilitas yang lain, yaitu jaringan listrik dan

telekomunikasi yang direncanakan secara terpadu berada di bawah permukaan

tanah. Penyediaan ruang utilitas kota sebagai bagian dari infrastruktur jalan

merupakan upaya mengurangi proses pengembangan jaringan yang tidak

terkoordinasi sehingga posesnya menimbulkan kerusakan pada infrastruktur jalan.

3.8.5. Jaringan Drainase dan Asseinering

Perencanaan jaringan drainase dan asseinering merupakan pengembangan

infrastruktur yang sudah ada atau terbangun. Drainase primer memanfaatkan

pengembangan pengaringan yang telah ada di sisi kanan dan kiri kawasan

perencanaan sekaligus berfungsi juga sebagai edges kawasan. Pada koridor utama jalan

G.Obos, dirancang sistem asseinering tertutup, agar perencanaan untuk jalur pedestrian

menjadi cukup lebar. Sedangkan sepanjang pengaringan dikembangkan jalan inspeksi

sekaligus sebagai jalur pergerakkan.

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

19

BAB IVPEDOMAN PERENCANAAN

IV.1. KETENTUAN BANGUNAN GEDUNG

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN

Citra Arsitektur Kawasan :- Ketentuan yang berkaitan dengan citra arsitektur

terhadap lingkungan kawasan yang direncanakantidak dibatasi pada satu corak atau langgam.Ketentuan ini sebagai upaya mendorong pertumbuhankota menjadi dinamis, progresif dan modern.

- Citra arsitektur kawasan direncanakan melaluilangkah permutasi dan kombinasi beberapa variabel-variabel yang ditentukan bersifat mengikat secaraoptional:a. variabel I : arsitektur (massa bangunan)b. variabel II : interior (ornamen & tata ruang dalam)c. variabel III : eksterior (lanscape & ornamen ruang

luar)- Bahan dasar dan atau bahan baku variabel ini

ditentukan dengan pengembangan dari corakarsitektur atau ornamen Dayak sebagai ciri khasKalimantan Tengah.

- Ketentuan perencanaan dan perancangan, bukanhanya melingkupi bangunan gedung saja, tetapi jugamencangkup infrastruktur dan lansekap yangmenyankut konservasi vegetasi.

ARSITEKTUR BANGUNAN PERKANTORANPerkantoran Pemerintah:Corak arsitektur bangunan perkantoran pemerintahditentukan dengan ekplorasi bangunan rumah betang,mulai dari sosok (massa) bangunan, interior daneksterior atau lansekap.

Perkantoran Umum:- Corak bangunan perkantoran umum ditentukan

dengan eksplorasi bangunan yang lebih modern,efisien, dan bersifat dinamis mengikutiperkembangan jaman.

- Eksplorasi corak arsitektur dan ornamen dayakditentukan optional pada interior dan atau eksterior.

KelurahanPanarung

Kec. Jekan Raya

Kec. Pahandut

A-2

A-3

A-3

A-1A-3

A-5

A-5

A-3A-3

A-2

A-3

A-1

B-3

B-3

B-4

B-5

B-6

A-4

B-4

C-1

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

20

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINARSITEKTUR BANGUNAN PERMUKIMAN

Permukiman :Perumahan Rakyat:- Perumahan rakyat ditentukan dengan memberikan

kesempatan bereksplorasi masyarakat tanpa harusmeninggalkan corak-corak arsitektur dan ornamenDayak

- Perencanaan dan perancangan rumah tinggal denganluasan sama dengan atau lebih dari 100 m² diarahkandengan menggunakan jasa konsultan.

- Ketentuan perencanaan dan perancangan rumahtinggal dengan luasan kurang dari 100 m² tidak harusmenggunakan jasa konsultan, tetapi diarahkan agarmenggunakan referensi yang diambil dari buku,majalah, atau sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

ARSITEKTUR BANGUNAN KOMERSIALKomersial A:- Ketentuan perencanaan dan perancangan bangunan

komersial tipe A diwajibkan menggunakan jasakonsultan, yang melingkupi perencanaan danperancangan bangunan, infrastruktur danlingkungan.

- Eksplorasi corak arsitektur, diarahkan pada langkahpermutasi dan kombinasi dari sumber budaya Dayak,tetapi sifatnya opsional.

- Eksplorasi corak arsitektur altenatif selain darisumber budaya Dayak dipertimbangkan sebagaiproses pembentukkan karakter kawasan.

- Perencanaan dan perancangan bangunan komersialtipe A diarahkan sebagai media komunikasi visualkota

Komersial B:- Ketentuan perencanaan dan perancangan bangunan

komersial tipe B diwajibkan menggunakan jasa arsiteksebagai konsultan, yang melingkupi perencanaan danperancangan bangunan, infrastruktur danlingkungan.

- Ketentuan mengenai eksplorasi corak arsitektur,bersifat dinamis, modern, pupular, atau high tech.

- Ketentuan mengenai eksplorasi corak arsitektur lokaldiperhitungkan operasional pada interior atauornamen lain, tetapi bukan selalu pada bentukdasarnya.

- Perancanaan dan perancangan bangunan komersialtipe B diarahkan sebagai media komunikasi visualkota.

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

21

ELD

ELT 1

ELT2

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINARSITEKTUR BANGUNAN AMENITAS

Amenitas:- Ketentuan mengenai eksplorasi corak arsitektur,

diarahkan pada langkah permutasi dan kombinasidari sumber budaya dayak, tetapi sifatnya opsional.

- Ketentuan mengenai eksplorasi corak arsitekturalternatif selain dari sumber budaya Dayakdimungkinkan dengan pertimbangan prosespembentukkan karakter kawasan dan hasil akhirnyadiarahkan pada arsitektur tropis.

- Perencaaan dan perancangan bangunan amenitasdiarahkan untuk mendorong perkembangankepariwisataan sehingga ditentukan corak arsitekturbersifat unik dan representasi kebudayaan Dayak.

KEPADATAN BANGUNANKoefisien Dasar Bangunan:- KDB dipakai sebagai acuan perhitungan luas lantai

maksimum yang boleh menutup tapak.- Keseluruhan blok perencanaan ditetapkan : KDB

maksimum 60%.- Pembangunan melebihi luas lantai maksimum tidak

diperkenankan.

Koefisien Lantai Bangunan:- KLB dipakai sebagai acuan perhitungan luas lantai

keseluruhan maksimum yang boleh dibangun- Ketentuan mengenai KLB dapat dilihat sesuai tabel

blok dibawah ini- Pembangunan melebihi luas lantai maksimum tidak

diperkenankan.

Koefisien Dasar Hijau:- KDH dipakai sebagai acuan untuk mengontrol luas

rauang terbuka hijau, dengan ketentuan 10 % dariruang terbuka.

- Ketentuan mengenai KDH merupakan koefisiendasar hijau minimum yang harus dibangun.

Ketinggian Bangunan:- Ketinggian bangunan digunakan untuk mengontrol

sky line kawasan, dihitung berdasarkan jumlah lantai.- Ketinggian bangunan merupakan angka

maksimumyang ditetapkan pada kawasan.- Ketentuan mengenai ketinggian bangunan dapat

dilihat sesuai tabel dibawah ini.Elevasi Lantai Dasar:- Elevasi lantai dasar (ELD) bangunan ditentukan pada

posisi lantai terendah yang boleh dibangun yaitupada elevasi 1,00 meter diatas permukaan jalan

- Elevasi (peil) ini selanjutnya diperhitungkan sebagaielevasi 0,00 meter

KelurahanPanarung

Kec. Jekan Raya

Kec. Pahandut

A-2

A-3

A-3

A-1A-3

A-5

A-5

A-3A-3

A-2

A-3

A-1

B-3

B-3

B-4

B-5

B-6

A-4

B-4

C-1

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

22

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAIN- Elevasi lantai tingkat (ELT) ditentukan untuk

membentuk proporsi yang sama bangunan dikawasan perencanaan.

- ELT 1 ditentukan 4,80 meter diukur dari elevasi 0,00meter, atau dapat ditentukan dengan pertimbanganvariabel perencanaan yang bersifat unik dan khusus.

- ELT 2,3,4, dst diperhitungkan berdasarkanpertimbangan perencanaan dan perancangan yangbersifat unik dan khusus.

JARAK BEBAS BANGUNANGaris Sempadan Bangunan:- Garis sempadan bangunan digunakan untuk

mengontrol konfigurasi bangunan di dalam kawasanperencanaan

- Garis sempadan bangunan diukur dari as jalan didepan bangunan

- Garis sempadan samping bangunan ditetapkanberdasarkan aksesbilitas evakuasi kebakaran atau 2,50meter dari persil kanan dan kiri bangunan.

- Jalan G.Obos : 34 meter

Garis Sempadan Sungai:- Garis sempadan sungai digunakan untuk mengontrol

konfigurasi bangunan didalam kawasan perencanaansepanjang pengaringan

- Garis sempadan sungai diukur dari garis tepipengaringan di depan bangunan

Garis sempadan sungai : 31.00 m dari garis luar sungai

KONFIGURASI BANGUNAN GEDUNGOrientasi Bangunan:- Bangunan yang berada di sisi kawasan koridor jalan

G.Obos ditetapkan dengan orientasi ke arah jalantersebut

- Untuk bangunan-bangunan yang dirancang khususdengan fungsi yang khusus dapat mengembangkandan memodifikasi orientasi sepanjang direncanakanmemiliki konesitas yang kuat dengan sumbu jlamtersebut.

- Bangunan yang tidak menghadap langsung jalanG.Obos dibangun dengan orientasi kearah jalan,kecuali tempat ibadah seperti masjid.

KelurahanPanarung

Kec. Jekan Raya

Kec. Pahandut

A-2

A-3

A-3

A-1A-3

A-5

A-5

A-3A-3

A-2

A-3

A-1

B-3

B-3

B-4

B-5

B-6

A-4

B-4

C-1

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

23

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINBangunan linear:- Bangunan linear pada satu tapak direncanakan tidak

sampai pada batas persil tapak pada kedua sisisamping kanan dan samping kiri

- Jarak antara bangunan pada sisi kanan dan sisi kiridengan batas persil tapak direncanakan dapat diaksesuntuk evakuasi kebakaran, kemudian diatur dalamketentuan jarak bebas bangunan (JBB)

- Perencanaan bangunan linear dihindarkan daribentuk bangunan deret

Bangunan Sudut:- Bangunan yang terletak pada sudut pertemuan jalan

direncanakan dengan konfigurasi yang meresponbentuk tapak, dengan fasade yang direncanakan padakedua sisi yang menghadap JBB.

- Konsep respon tiga dimensional jugamempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan di sekitarnya.

- Interaksi antara bangunan yang direncanakan denganbangunan sekitarnya dapat dikembangkan dengankonsep keselarasan, kontradikrif, atau pengembangankonsep-konsep lain yang bertujuan membentukhirarki.

Bangunan 3 sisi muka:- Bangunan yang terletak pada tapak yang dibatasi oleh

3 buah jalan, direncanakan dengan konfigurasi yangmerespon bentuk tapak yang terbentuk, denganperencanaan fasade pada ketiga sisinya.

- Konsep respon tiga dimensional jugamempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan di sekitarnya.

- Interaksi antara bangunan yang direncanakan denganbangunan sekitarnya dapat dikembangkan dengankonsep keselarasan, kontradikrif, atau pengembangankonsep-konsep lain yang bertujuan membentukhirarki.

Bangunan 4 sisi muka:- Bangunan yang terletak pada tapak yang dibatasi oleh

4 buah jalan, direncanakan dengan konfigurasi yangmerespon bentuk tapak yang terbentuk, denganperencanaan fasade pada keempata sisinya.

- Konsep respon tiga dimensional jugamempertimbangkan interaksi diantara bangunan-bangunan di sekitarnya.

- Interaksi antara bangunan yang direncanakan denganbangunan sekitarnya dapat dikembangkan dengankonsep keselarasan, kontradikrif, atau pengembangankonsep-konsep lain yang bertujuan membentukhirarki.

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

24

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINSELUBUNG BANGUNAN GEDUNG (BUILDINGENVELOPES)

Selubung Bangunan- Selubung bangunan kawasan ditentukan berdasarkan

faktor perancangan arsitektur dan konfigurasi massabangunan.

- Pertimbangan yang kuat untuk menentukan tipologiselubung bangunan hanya ada pertimbanganperencanaan dan perancangan arsitektur tropis dankota tropis: Verandah, koridor, emperan, dsb.

- Wall Setback : perencanaan dinding terluar bangunanyang menjorok kedalam untuk merespon faktor silaumatahari, dan curahan hujan melalui lubang-lubangdinding

IV.2. KETENTUAN BANGUNAN TERBUKA4.2.1. KETENTUAN RANG TERBUKA

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINRUANG TERBUKA & PEDAGANG KAKI LIMA

Pedestrian/Walkways:Perenvanaan pedestrian merupakan bagian dari fokusRTRK koridor jalan G.Obos sebagai bagian pembentukkarakter kota Palangka Raya:- Pedestrian ditentukan sebagai ruang terbuka publik- Pedestrian ditentukan harus memiliki tanaman

peneduh untuk membentuk pembayangan(sunshading) agar fungsi ruang terbuka publik dapatmaksimal

- Tanaman peneduh ditata membentuk queen corridoryang mencitrakan kota tropis sekaligus sebagai upayauntuk mengontrol iklim mikro (micro climate)

- Sebagai fungsi ruang terbuka pedestrian harusmengakomodasi diffable akses atau disebut dissabledaccses, yaitu memiliki blind path, dan ramp untukkursi roda

- Ruang ini harus dilengkapi urban furniture antaralain, garden furniture, lampu, tempat sampah, kotaksurat, halte.

ParkirParkir merupakan ruang terbuka yang harus disediakandiluar ruang milik jalan tetapi menjadi bagian integralkawasan.- Parkir diklasifikasikan menjadi dua yaitu: parkir

umum kendaraan bermotor dan parkir khususbongkar muat (loading dock) untuk fungsi-fungsikomersial dan fungsi-fungsi lain yang memilikiaktivitas bongkar muat

setbackedwall-

dindingmenjorokkedalam

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

25

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINPedagang Kaki LimaPedagang Kaki Lima ditetapkan sebagai bagian yangsangat vital yang terintegrasi di dalam elemen pemacupertumbuhan fisik dan ekonomi kawasan.- Keberadaan PKL diakomodasi ke dalam ruang-ruang

kawasan dan termasuk di dalam guna lahankomersial

- PKL diperkenankan berada pada ruang-ruangterbuka publik seperti taman kota,pedestrian/walkways, halte, dan tempat-tempatstrategis yang lain.

- Lahan PKL dirancang sekaligus sebagai shelterdengan citra arsitektur eksplorasi dari arsitekturdayak

- Ruang-ruang untuk PKL direncanakan memilikiutilitas kawasan seperti: suplai air bersih, suplailistrik, jaringan limbah, jaringan pemadam kebakaran,jaringan telepon dan internet.

- Sign and post untuk PKL direncanakan memiliki citarasa fungsi komunikasi visual kawasan sebagaibagian dari amenitas dalam ranah kepariwisataan

4.2.2. KETENTUAN URBAN FURNITURE

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINLAMPU PENERANGAN LINGKUNGAN

Lampu jalan ditempatkan pada sumbu median jalan:- Jarak antar lampu : 50 meter- Ketinggian tiang lampu: 7.70 meter- Jumlah titik lampu pada 1 tiang: 2 buah- Jenis bahan : Galvanized-

Lampu pedestrian ditempatkan pada sisi terluarwalkways:- Jarak antar lampu : 25 meter- Ketinggian tiang lampu: 3.20 meter- Jumlah titik lampu pada 1 tiang: 1 buah- Jenis bahan : Galvanized

Lampu jembatan ditempatkan pada ujung bridgehandrail:- Ketinggian tiang lampu: 3.20 meter- Jumlah titik lampu pada 1 tiang: 1 buah- Jenis bahan : Galvanized

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

26

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINLampu taman ditempatkan pada sisi terluar walkways:- Jarak antar lampu : 25 meter- Ketinggian tiang banner: 3.20 meter- Jumlah titik lampu pada 1 tiang: 1 buah- Jenis bahan : Galvanized

BANNERPeretakkan street banner ditempatkan pada lokasi-lokasi yang sudah ditentukan:- Jarak antar banner : 25 meter- Ketinggian tiang lampu: 3.20 meter- Jumlah titik lampu pada 1 tiang: 1 buah- Jenis bahan : Galvanized

Perletakkan billboard ditempatkan pada lokasi-lokasiyang sudah ditentukan:- Jarak antar billboard :100 meter- Ketinggian tiang: 9.00 meter- Jenis bahan : Galvanized

Perletakkan city map sign ditempatkan pada lokasi-lokasi yang sudah ditentukan:- Tinggi: 3.00 meter- Lebar : 1.50 meter- Jenis bahan : Kayu-

Perletakan papan nama kantor/sekolah ditempatkanpada lokasi-lokasi yang sudah ditentukan:- Tinggi: 3.00 meter- Lebar : 2.00 meter- Jenis bahan : Kayu

STREET EQUIPMENTTempat Sampah:- Kotak sampah 2 buah :organik & anorganik- Jarak antar tempat sampah: 50 meter- Tinggi bagian atas tempat sampah: 80 centimeter- Jenis bahan: Kayu

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

27

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINPagar Jembatan:- Tinggi pagar: 1.00 meter

- Panjang 1 modul: 1.00 meter- Jenis bahan: Kayu

4.2.3. KETENTUAN LANDSCAPE

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINVEGETASI Peneduh:

Vegetasi peneduh menjadi elemen yang sangatdiprioritaskan di dalam pembangunan kawasan.Petimbangannya:- Untuk membentuk green corridor- Untuk memperbaiki iklim mikro (micro climate)- Untuk menciptakan pembayangan (sunshading)- Untuk mengurangi polusi CO2 pada siang hari

(pollutan filter)- Diameter tajuk::

Pengarah:Vegetasi pengarah menjadi elemen yang sangatdiprioritaskan didalam pembangunan kawasan.Petimbangannya:- Untuk membentuk green corridor- Sebagai elemen estetis hijau- Untuk mempertegas sumbu koridorGround Cover:Ground cover merupakan elemen yang sangat pentinguntuk melindungi tanah dari kemungkinan degradasi:

- Mencegah erosi atau pengerusan permukaan tanah- Mengurangi silau pada siang hari- Mengontrol iklim mikro

HARD MATERIALRing Tanaman:Ring tanaman berguna untuk memberikan nilai estetikapada tanaman pada pedestrian, parkir dan taman

- Diameter ring: 80 centimeter- Bahan besi cor

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

28

IV.3. KETENTUAN JALAN

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINVEGETASI

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

29

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAINHARD MATERIALJalan Jalan G.Obos merupakan jalan arteri , sehingga beberapa

hal yang menjadi ketentuan adalah:- Jalan masuk dibatasi secara berdaya guna karena

pergerakkan tinggi- Pegembangan dan pembangunan jalan yang

mermuara di jalan arteri harus mendapat persetujuanpemerintah

- Pembangunan infrastruktur jalan harusmempertimbangkan proyeksi pengembangan danpembangunan ruang-ruang publik seperti pedestrian

- Pembangunan dan pengembangan infrastruktur jalanharus mempertimbangkan proyeksi pengembangandan pembangunan ruang-ruang terbuka hijau, fokusperencanaan kawasan diarahkan pada green corridor

- Pembangunan dan pengembangan jalan harusterintegrasi dengan menyediakan ruang-ruang utilitaskota yang ditempatkan dibawah tanah.

- Ruang-ruang utilitas yang dibangun merupakanbagian infrastruktur yang tidak bisa dipisahkan dariinfrastruktur jalan.

- Ruang-ruang utilitas direncanakan untuk mewadahisemua sistem utilitas kawasan

Halte:Halte merupakan elemen yang sangat penting sebagaibagian koneksitas antara sirkulasi manusia denganpergerakkan moda transportasi umum. Beberapaketentuan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:- Halte dikembangkan dengan model bay untuk

mengurangi titik macet karena perhentianpergerakkan moda transportasi

- Halte direncanakan juga dapat diakses olehpenyandang cacat, sehingga harus disediakan diffablepath

Pembangunan jalan inspeksi merupakan bagian daripengembangan kawasan pengaringan atau sungai yangberfungsi sebagai saluran drainase:- Jalan inspeksi yang direncanakan berada di kedua sisi

luar pengaringan dan direncanakan sebagai jalanlokal

- Lebar ruas milik jalan lokal inspeksi adalah 15.00 mdari sisi pengaringan

- Perencanaan jalan lokal inspeksi diarahkan juga padapembentukkan green corridor

- Untuk menghubungkan antara kawasan yangterbelah pengaringan dibangun jembatan

KelurahanPanarung

Kec. Jekan Raya

Kec. Pahandut

A-2

A-3

A-3

A-1A-3

A-5

A-5

A-3A-3

A-2

A-3

A-1

B-3

B-3

B-4

B-5

B-6

A-4

B-4

C-1

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

30

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAIN- Jembatan yang dibangun direncanakan memiliki

ornamen yang digali dari akar budaya dayak- Untuk menjaga kelestarian lingkungan pengarinan

direncanakan normlisasi pengaringan sekaliguspenghijauan dengan karakter vegetasi peneduh

IV.4. KETENTUAN UTILITAS

PETA KUNCI MATERI KETENTUAN ARAHAN DESAININTEGRATED UTILITY SYSTEM

Sistem utilitas yang direncanakan adalah utilitas yangterintegrasi :- Saluran drainase dikembangkan menjadi drainase

tertutup- Ruang-ruang utilitas kawasan direncanakan di bawah

tanah, terintegrasi secara keseluruhan

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

31

BAB V

PROGRAM PENGENDALIAN PEMBANGUNAN

V.1. PARTISIPASI PELAKU PELAKSANAAN PROGRAM

Secara umum terdapat tiga komposisi pelaku yang dilibatkan dalam pelaksanaan rencana

program pembangunan yang menentukan tingkat keberhasilan pelaksanaannya di

kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru.

Ketiga komponen tersebut adalah :

a. Pemerintah, sebagai penentu kebijakkan

b. Swasta, sebagai penyedia modal

c. Masyarakat, sebagai subyek yang menentukan pertumbuhan kawasan

Masing-masing dari keriga komponen tersebut memiliki peran masing-masing sebagai

subyek dan obyek pembangunan sekaligus, karena sistem dan kinerja dari ketiga

komponen tersebut masih terdapat kesenjangan.

5.1.1. Pemerintah

Posisi pemerintah di sini sabagai fasilitator sekaligus penentu kebijakan mengenai

program pengembangan kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru. Sebagai

fasilitator dan penentu kebijakkan pemerintah akan berperan aktif memberikan stimulasi

untuk menggerakkan pembangunan di kawasan perencanaan ini. Pada sisi lain

pemerintah akan menjadi developer pembangunan infrastruktur kawasan termasuk

ruang-ruang publik untuk mempercepat proses pembangunannya. Beberapa langkah

yang akan diambil pemerintah adalah :

a. Mengambil kebijakkan mengenai rencana pengembangan kawasan koridor jalan

G.Obos dan Menteng Baru berdasarkan RTRK Kawasan Koridor Jalan G.Obos dan

Menteng Baru Tahun 2007.

b. Melaksanakan propaganda dan sosialisasi kebijakkan RTRK kawasan koridor jalan

G.Obos dan Menteng Baru 2007.

c. Melaksanakan pembangunan infrastruktur kawasan.

5.1.2. Swasta

Sektor swasta memiliki peranan yang sangat penting didalam proses pengembangan

kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru. Sebagai pemilik modal swasta

diberikan kesempatan yang luas untuk menanamkan modal di kawasan koridor jalan

G.Obos dan Menteng Baru. Untuk mewujudkan peran aktif sektor swasta di dalam

pembangunan kawasan ini, pemerintah perlu memberikan goodwill melalui policy-policy

yang memudahkan proses investasi. Swasta dilibatkan secara langsung di dalaam proses

sosialisasi program dan sekaligus propagandanya.

5.1.3. Masyarakat

Kepranataan untuk pembangunan dan penataan kawasan koridor jalan G.Obos dan

Menteng Baru dirumuskan agar dapat mempengaruhi dan mengatasi tiga variabel utama,

yaitu :

a. Masyarakat setempat untuk terlibat secara aktif agar dapat mengikuti perubahan,

motivasi, aspirasi serta pengembangan sumber daya masyarakat.

b. Mekanisme kerja dan struktur kelembagaan : diarahkan untuk mempertimbangkan

hubungan kerja tugas, dan tanggung jawab perannya.

c. Sistem prosedur: diarahkan agar mempertimbangkan sistem komunikasi, imbalan dan

penghargaan, sistem informasi dan pelapora, anggaran dan pengambilan keputusan.

V.2. KETERLIBATAN STAKEHOLDER DALAM INVESTASI PEMBANGUNAN

KAWASAN

Ketiga variabel diatas terkait satu sama lain, dimana perubahan pada salah satu variabel

menimbulkan perubahan pada variabel lainnya, yang kemudian mempengaruhi struktur

yang lebih luas. Di dalam aspek keterlibatan modal pembangunan kawasan, dari ketiga

komponen tersebut diatas dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu:

a. Publik sektor : pemerintah

b. Private sektor : Investor dan community Based Enterprise’s

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

32

5.2.1. Publik sektor atau pemerintah

Posisi pemerintah didalam aspek investasi pembangunan kawasan adalah sebagai

penentu kebijakkan sekaligus penyedia infrastruktur (infrastructure developer). Sebagai

penentu kebijakkan , posisi tawar pemerintah hanya diperkuat agar penyelenggaraan

pembangunan kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru dapat sesuai visi yaitu

liveable tropical urban corridor. Pada sisi lain, sebagai penyedia infrastruktur, pemerintah

harus memiliki proyeksi pembangunan yang komprehensif dan terintegrasi.

5.2.2. Private sektorr atau investor dan ekonomi masyarakat

Tahap pengembangan kawasan di dalam konteks investasi menjadi isu yang menraik,

karena keberhasilan investasi akan menentukan pergerakkan pertumbuhan kawasan

pada masa yang akan datang. Di sini harus dibedakan secara jelas peranan investor dan

usaha berbasis masyarakat (community based Enterprise’s). Didalam pelaksanaan

pembangunan, keseimbangan diantara ketiga komponen yang terlibat menjadi faktor

yang sangat penting yang akan menentukan keberhasilan pembangunan kawasan. Oleh

karena itu semua proses pelaksanaan rencana pembangunan harus melibatkan ketiga

stake holder tersebut, mulai tahap awal hingga tahap akhir.

V.3. ARAHAN PROGRAM INVESTASI

5.3.1. Pembangunan Fisik Kawasan

Pengembangan kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru, setelah melalui

tahapan perencanaan fisik selanjutnya ditindak lanjuti dengan perencanaan program

investasi. Program investasi ini :

Tabel V.1.PROGRAM JENIS KEGIATANTAHUN IIntegrated Utility System Pembangunan saluran utilitas kota secara integrasi

TAHUN II

Pedestrian Pembangunan baru pedestrian dari persimpangan C.Bangas – Jalan G.Obosujung

Taman/penghujauan Penanaman tanaman peneduhPeningkatan jalan Pengaspalan jalan G.Obos

TAHUN IIIPembangunan halte Pembagunan halte di sepanjang kawasan perencanaanTAHUN IVPembangunan urbanfurniture

Pembangunan kelengkapan kawasan:tempat sampah,lampu penerangan,kotaksurat,

TAHUN VPembangunan jalaninspeksi Pembangunan baru jalan sepanjang kanan kiri pengaringan

Peningkatan jalan Pengaspalan jalan masuk ke kawasan menteng baru

5.3.2. Pembangunan Ekonomi Masyarakat

a. Mendorong usaha produktif dalam konsep CBE’s. Konsep ini diterapkan untuk

melindungi usaha milik masyarakat yang muncul. Tindak lanjutnya adalah penataan

dan pengembangan usaha yang telah bergulir.

b. Mendorong investor untuk membangun fasilitas komersial dan amenities seperti

pusat perbelanjaan, hotel dan restoran dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat

mendorong pertumbuhan kawasan.

V.4. PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN DAN SUMBER DANA

Jangka waktu pelaksanaan adalah lima tahun, untuk program-program prioritas

dilakukan pada tahun-tahun pertama, dan seterusnya menurut sequensi keperluan setiap

tahapan. Urutan prioritas juga berdasarkan pertimbangan ketersediaan anggaran, baik

melalui anggaran pemerintah maupun proses investasi.

Tabel V.2. Perkiraan Waktu Pelaksanaan dan Sumber DanaPROGRAM JENIS KEGIATAN SUMBER DANA PENANGGUNG JAWAB

TAHUN I

Integrated Utility System Pembangunan saluranutilitas kota secara integrasi

APBN Dinas PU

TAHUN II

Pedestrian

Pembangunan barupedestrian daripersimpangan C.Bangas –Jalan G.Obos ujung

APBN Dinas PU

Taman/penghujauan Penanaman tanamanpeneduh

APBD Dinas Pertanaman

Peningkatan jalan Pengaspalan jalan G.Obos APBD Jasa MargaTAHUN III

Pembangunan haltePembagunan halte disepanjang kawasanperencanaan

APBD Jasa Marga

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

33

TAHUN IV

Pembangunan urbanfurniture

Pembangunan kelengkapankawasan:tempatsampah,lampupenerangan,kotak surat,

APBD Dinas PU

TAHUN V

Pembangunan jalaninspeksi

Pembangunan baru jalansepanjang kanan kiripengaringan

APBN Dinas PU

Peningkatan jalan Pengaspalan jalan masuk kekawasan menteng baru

APBD Jasa Marga

V.5. PENGENDALIAN PELAKSANAAN

5.5.1. Strategi Pentahapan Pembangunan

Pengendalian dan pelaksanaan penataan kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng

Baru dilakukan melalui pentahapan yang lebih strategis, dengan lebih menekankan pada

urutan tahap-tahap kerja secara umum. Dengan pentahapan ini maka pelaksanaan

pengembangan dan penataan kawasan akan memiliki program kerja metode dan urutan

kerja yang jelas.

Tindakan atau kebijakkan yang harus dilakukan dalam pengendalian pelaksanaan

pembangunan dan penataan kawasan koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru adalah:

5.5.1.1. Peningkatan Kompetensi kelembagaan pelaksana pembangunan dan penataan

Kawasan

Dengan beragamnya tingkay kompleksitas yang harus dihadapi, luasnya daerah

perencanaan, dan banyaknya pihak yang terkait di dalam pembangunan, maka

dibutuhkan kompetensi dari pemegang kebijakan dalam hal ini Dinas Tata Kota

dan Bappeda Kota Palangka Raya. Didalam proses pelaksanaannya pemerintah

menjadi fasilitator sekaligus kontrol dalam proses pembangunannya, melakukan

propaganda dan sosialisasi kepada masyarakat maupun pihak swasta. Dengan

propaganda dan sosialisasi ini diharapkan terjadi proses feedback sebagai bahan

masukkan untuk menentukan langkah-langkah detail yang lebih strategis. Oleh

karena itu pemerintah akan memfasilitasi :

a. Seluruh bentuk perencanaan teknik ruang kawasan

b. Pelaksanaan pembangunan

c. Pengelolaan kawasan

Setiap tahap dapat dilakukan secara simultan dan paralel dimana tahap

pelaksanaan dan pengelolaan kawasan tidak harus menunggu semua tahap

perencanaan seluruh kawasan selesai dilakukan.

5.5.1.2. Menjadikan RTRK koridor jalan G.Obos dan Menteng baru sebagai kebijakkan

tentang ruang kota Palangka Raya untuk menjamin kepastian hukuk proses

pelaksanaan pembanggunan diwilayah perencanaan ini.

5.5.1.3. Melakukan studi-studi kelayakkan dan studi lanjutan pada setiap aspek

berkaitan langsung dengan proses pelaksanaan penataan kawasan. Tujuannya

adalah agar setiap tahap perencanaan yang akan dilakukan selalu berdasarkan

fakta yang nyata di lapangan, layak secara ekonomis, sosio-demografis, budaya

dan ekologi, sehingga dapat menjamin pelaksanaan pentaan dan pengembangan

kawasan.

5.5.1.4. Prioritas yang direkomendasikan dalam pelaksanaan pembangunan kawasan

koridor jalan G.Obos dan Menteng Baru sebagai berikut:

Penataan jaringan utilitas secara terintergrasi dan jalur pejalan kaki beserta urban

furniturenya. Pembangunan jalan ini dimasukkan sebagai tahapan awal

pembangunan untuk membuka, memudahkan, dan memberi kejelasan akses

menuju bagian-bagian kawasan yang tidak berada pada jalur utama.

Pembangunan dan penataan daerah node sebagai generator dan akselerator

pengembangan dan pembentuk citra kawasan. Pembangunan dan penataan

daerah node juga disertai pembuatan titik-titik transit untuk dapat

menghidupkan sistem transportasi sehingga diharapkan dapat menghidupkan

aktifitas didaerah sekitar node dan memicu pengembangan dan pembangunan

lahan-lahan disekitar node.

a. Pengembangan dan pembangunan atau penataan daerah komersial dan

perkantoran

b. Pengembangan dan pembangunan atau penataan koridor hijau sepanjang

jalan dan sungai sebagai ruang terbuka.

Laporan Akhir

Rencana Teknik Ruang Kawasan (RTRK)Kawasan Koridor Jl. G Obos dan Menteng Baru Palangka Raya

34

5.5.2. Manajemen Pengendalian Tahapan Pembangunan

5.5.2.1. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dengan sungguh-sungguh melaksanakan

good governance, memberikan perhatian terselenggaranya proses partisipasi

masyarakat dan investor dengan menempatkan pemerintah Kota Palangka Raya

sebagai kkordinator pelaksanaan pembangunan kawasan.

5.5.2.2. Semua tahapan perencanaan pembangunan harus melibatkan konsultan agar

proses keberlanjutannya dapat terpelihara dengan baik.

5.5.2.3. Semua pelaksanaan pembangunan diserahkan kepada kontraktor memlalui

proses pemberian pekerjaan yang benar.