manajemen dan pendekatan sistem p2m menteng

Upload: intantoekan

Post on 06-Jul-2015

384 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MANAJEMEN DAN PENDEKATAN SISTEM UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR PUSKESMAS KECAMATAN MENTENG PERIODE JANUARI NOVEMBER 2010

Disusun Oleh : Rommi Rusfiandhi NPM : 1102005233 Oktaria Saputra Ellen Destrisa R. Yurdhina Meilissa NPM : 1102002202 NPM : 1102005077 NPM : 1102005306

Pembimbing:

Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS

Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Januari 2010

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Definisi Manajemen Istilah manajemen dalam bahasa Indonesia, hingga saat ini belum ada keseragaman.

Berbagai istilah yang dipergunakan, seperi ketatalaksanaan, manajemen, managemen dan pengurusan. Istilah aslinya yaitu manajemen. Banyak batasan manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, dari yang sederhana sampai yang rumit. Akan tetapi tidak akan ada satu batasan yang bisa secara sempurna menerangkan manajemen. Dibawah ini disajikan beberapa pengertian manajemen sebagai berikut : a. Lawrence A. Aplley dan mary parker folett, manajemen adalah Seni memperoleh sesuatu / hasil melalui orang lain. Lawrence A. Aplley dan Marry Parker Follet membatasi pengertian manajemen sebagai berikut : The art of getting thing done through people (Seni dalam memperoleh sesuatu/hasil melalui orang lainb.

John D. Millet, manajemen adalah proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. John D. Millet, Management is the process of directing and facilitating the work of people organized in formal groups to achieve desired goal (Manajemen adalah proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki

c.

Harold Koontz dan Cyril ODonnel, manajemen adalah usaha mencapai satu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan orang demikian lain, seorang manajer mengkoordinasikan sejumlah aktifitas meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pangaturan staff, pengarahan dan pengendalian. Harold Koontz dan Cyril ODonnel, pengertian manajemen adalah Management is getting things done through people, in bringing about this coordinating group activity, the manager, as a manager plans, organizes, staffes, direct and control the activities of other people (Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian seorang manajer mengkoordinasikan sejumlah aktivitas orang lain, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengaturan staf, pengarahan dan pengendalian

d.

G.R. Terry, manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pelaksanaan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. G. R. Terry, dalam bukunya Principles of Management, Management is distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish state objective by the use of human being and other resources. (Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.

e.

JAF Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pemantauan berbagai upaya dari anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. JAF Stonner, dalam bukunya Management, mengemukakan batasan : Management is the process of planing, organizing, leading and cotrolling the efforts of organization members and of using or other organizational resorces to achieve stated organizational goals. (Manajemen adalah proses perencanaan, pengorgansisasian, pengarahan dan pemantauan berbagai upaya dari anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

f. g.

Haiman, manajemen adalah fungsi untuk mencapcai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha usaha individu untuk mencapai tujuan bersama. Encylopedia of the social science, manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.

1.2

Model Manajemen Teori manajemen banyak ragamnya, demikian pula penjabaran fungsi-fungsinya, ada

yang sederhana tetapi ada pula yang rumit. Beberapa contoh model manajemen dan penjabaran fungsinya adalah sebagai berikut : a. Model PIE (planning, implementation, dan evaluation). Model ini adalah yang paling sederhana, karena hanya meliputi 3 fungsi saja yaitu :

Planning atau perencanaan. Implementing atau implementasi

Evaluation atau evaluasi

b.

Model POAC (planning, organizing, actuating, dan controlling), dengan rincian fungsi manajemen sebagai berikut :

Planning atau perencanaan Organizing atau pengorganisasian Actuating atau penggerakan Controlling atau pemantauan

c.

Model P1-P2-P3 (perencanaan, penggerakan-pelaksanaan, pengawasan-pengendalianpenilaian). Model ini digunakan oleh jajaran kesehatan, yang di puskesmas dijabarkan dengan :

P-1, perencanaan bentuk perencanaan tingkat puskesmas (PTP) P-2, penggerakan pelaksanaan berbentuk lokakarya mini puskesmas P-3, pengawasan, pengendalian dan penilaian, berbentuk pemantauan wilayah pemantauan wilayah setempat dan stratifikasi puskesmas.

d.

ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi, dan forum komunikasi). Model ini digunakan oleh jajaran Depkes, khususnya yang bergerak di bidang partisipasi masyarakat. Manajemen ARRIF menghasilkan profil peran serta masyarakat, baik di tingkat kecamatan, kabupaten/kota, propinsi maupun pusat/nasional.

e. f.

ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring dan evaluasi). ARRIMES (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring, evaluasi dan sosialisasi). Ini merupakan penyempurnaan dari ARRIME yang setelah diterapkan di lokasi uji coba selama 2 tahun, ada fungsi manajemen yang harus di tambahkan, yaitu sosialisasi hasil evaluasi hasil pembangunan kesehatan di wilayah tersebut kepada lintas sektor terkait dan juga masyarakat itu sendiri.

1.3 Pendekatan Sistem

Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi maka prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach). Pada saat ini batasan tentang pendekatan sistem banyak macamnya, beberapa yang terpenting ialah :a.

Pendekatan sistem adalah penterapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu rangkaian komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (L. James Harvey)

b.

pendekatan sistem adalah suatu strategi yang menggunakan suatu metoda analisa, desain dan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

c.

Pendekatan sistem adalah penerapan dari cara berfikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi. Dari batasan tentang pendekatan sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa prinsip

pokok pendekatan sistem dalam pekerjaan administrasi dapat dimanfaatkan untuk 2 tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu, sebagai hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan sesuatu yang telah ada dalam administrasi. Untuk tujuan yang terakhir ini biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencarikan jalan keluarnya yang sesuai. Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain : a. Jenis dan jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan, dengan demikian penghamburan sumber, tatacara dan kesanggupan yang sifatnya selalu terbatas akan dapat dihindari. b. c. d. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan. Keluaran yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih tepat dan objektif. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.

Secara singkat keuntungan yang diperoleh ialah dapat diperhitungkannya berbagai kemungkinan yang tersedia sehingga dengan demikian nantinya tidak ada sesuatu yang sebenarnya amat penting sampai luput dari perhatian. Sekalipun pendekatan sistem dapat menjamin lengkapnya suatu saran pemecahan yang diajukan, bukan berarti pendekatan sistem tidak memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan yang dipandang penting ialah dapat terjabak kedalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan keputusan dan dengan demikian masalah yang di hadapi tidak akan dapat diselesaikan. 1.4 Analisis Sistem Karena sistem terdiri dari kumpulan elemen atau bagian yang mempunyai fungsi masing-masing, maka untuk dapat menjamin baiknya sistem tersebut, harus dapat diupayakan agar fungsi yang dimaksud tetap sesuai dengan yang direncanakan. Ini berarti harus dilakukan penilaian berkala terhadap sistem tersebut. Penilaian yang dapat dilakukan banyak macamnya, jika penilaian tersebut berupa kajian terhadap setiap kumpulan elemen atau bagian yang ada didalam sistem, maka kajian ini disebut dengan nama analisis sistem. Pada saat ini batasan tentang analisis sistem banyak macamnya. Beberapa yang teropenting ialah:1. Analisis

sistem adalah pelukisan atau penguraian operational suatu sistem

yang meliputi upaya pengidentifikasian tujuan, kegiatan, pelaksanaan kegiatan, situasi yang dihadapi serta informasi yaang dibutuhkan oleh sistem pada tahap pelaksanaannya.2. Analisis

sistem adalah suatu cara kerja yang dengan mempergunakan fasilitas

yang ada, dilakukan pengumpulan berbagai masalah yang dihadapi untuk kemudian dicarikan berbagai jalan keluarnya, lengkap dengan uraiannya, sehingga membantu administrator dalam memngambil keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk dapat melakukan analisis sistem yang baik, perlu diketahuilangkah-langkah yang dilakukan. Langkah-langkah tersebut dapat dibedakan atas enam macam yakni: 1. Mula-mula lakukanlah penguraian sistem sehingga menjadi jelas bagia-bagian yang dimiliki serta hubungannya satu dengan yang lain. Agar penguraian sistem ini dapat dilakukan dengan baik, terapkanlah prinsip pokok pendekatan sistem.

2.

Lanjutkan dengan merumuskan masalah yang dihadapi oleh bagian-

bagian tersebut atau sistem secara keseluruhan. Masalah yang dimaksud dapat berupa ketidakjelasan fungsi, peranan, hak dan tanggung jawab dan ataupun hubungan satu sama lain. 3. Lakukan pengumpulan data atau informasi untuk lebih menjelaskan masalah yang ditemukan serta untuk merumuskan kemungkunan jalan keluar yang dapat dilakukan. 4. Berdasarkan data atau informasi yang dimiliki, kembangkan modelmodel sistem yang baru. Model-model tersebut adalah yang dinilai dapat menyelesaikan masalah yang ditemukan. 5. Lakukan uji coba, jika perlu lakukan perbaikan dan catatlah setiap hasil yang diperoleh. Atas dasar catatan tersebut, pilihlah model yang paling menguntungkan. 6. Terapkanlah model sistem yang terpilh dan lakukan pemantauan serta penilaian berkala sesuai dengan yang diperlukan. Sekalipun suatu model sistem yang terpilih, bukan berarti dalam menerapkannya tidak diperlukan penyesuaian. Tergantung dari hasil pemantauan dan penilaian berkala, sistem dapat disempurnakan. Sistem bukanlah sesuatu yang bersifat ststis, melainkan bersifat dinamis karena harus dapat mengikuti lingkungan yang keadaannya memang selalu berubah. Sesuai dengan prinsip yang seperti ini, tidaklah sulit dipahami bahwa dalam melakukan administrasi, sistem harus selalu dapat direncanakan, diorganisasikan, serta dikendalikan berbagai perubahan yang dihadapi. Untuk ini perlu dimiliki berbagai data atau informasi yang dibutuhkan dengan ada dan lengkapnya informasi tersebut, segala sesuatu akan dapat diketahui sebelumnya, sehingga dapat dilakukan berbagai persiapan yang dibutuhkan. Upaya untuk mendapatkan data atau informasi yang seperti ini hanya akan berhasil dengan memuaskan jika dapat dikembangkan suatu sistem informasi, yang pada saat ini telah diakui sebagai salah satu unsur penting dalam menjamin keberhasilan administrasi sistem.

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

MAN

MONEY03 00 1 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Penatalaksanaan Imunisasi Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Belanja Alat Kesehatan Pakai Habis Belanja Makanan dan Minuman Rapat Belanja Pemel. Kalibrasi Alat Pengukuran Penatalaksanaan Kusta Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Investigasi Dlm Rangka Antisipasi Peny Potensial KLB & Dugaan KLB/KLB Peny Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Pelaksanaan Surveilens Berbasis Masyarakat Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Pelaksanaan Pemeriksaan Jenazah Dengan SPMK dan Pelaporan data Kematian Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Belanja Fotocopy Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Resiko Filaria Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Penatalaksanaan TB Paru Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Honorium Tim Pengadaan Barang dan Jasa Honorarium Pegawai Honorer / tidak Tetap Belanja Dokumen / Administrasi Tender Belanja Bahan Obat-obatan Belanja Bahan dan Pangan Belanja Jasa Pengumuman Lelang/Pemenang Lelang Belanja Jasa Analisa Laboratorium Bel. Makanan dan minuman Peserta/Petugas/Panitia Penatalaksanaan Penanggulangan Penyakit IMS Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Honorium Tenaga Ahli/Instruktur/Nara Sumber Honorarium Pegawai Honorer / tidak Tetap Belanja Jasa Analisa Laboratorium Belanja Makanan dan Minuman Rapat Pencegahan dan Pemberantasan DBD Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan Honorarium Pegawai Honorer / tidak Tetap Belanja Bahan Bakar Minyak / Gas Belanja Perkakas Kerja 624.177.240 33.985.500 21.157.500 9.603.000 825.000 2.400.000 1.050.000 1.050.000 700.000 700.000 700.000 700.000 11.000.000 10.500.000 500.000 700.000 700.000 244.835.500 9.047.500 3.900.000 11.748.000 600.000 130.900.000 71.280.000 2.500.000 1.000.000 13.860.000 14.764.000 350.000 4.800.000 4.450.000 2.664.000 2.500.000 315.742.240 7.595.000 95.675.000 118.170.000 7.698.240

00 2 00 3 00 4 00 5

00 6 00 7

00 8

00 9

Belanja Fotocopy Belanja Makanan dan Minuman Rapat Belanja Makanan dan minuman Peserta/Petugas/Panirtia 01 0 Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Resiko Malaria Honorarium Panitia Pelaksana Kegiatan JUMLAH ANGGARAN

574.000 4.000.000 82.030.000 700.000 700.000 624.177.240

MATERIAL Gudang DBD

Alat pengasapan Lemari Besi Rak besi/metal Rak besi/metal1 buah Filling besi/metal Meja tulis Kursi rapat Kursi biasa Lemari Es Dispenser Laptop 1 buah Printer 2 buah 3 buah Meja periksa pasien 3 buah 4 buah 1 buah

15 buah 5 buah

Ruang Immunisasi

3 buah 1 buah

Meja komputer 1 buah 1 buah AC split 1PK 1 buah

1 buah

Lemari buku untuk perpustakaan Timbangan bayi Personal komputer Refrigerator/freezer 1 buah 2 buah 1 buah

1 buah

Ruang TB Paru

Mesin ketik manual Logenwagen Lemari besi Meja tulis Kursi biasa 2 buah 2 buah 3 buah

1 buah

Meja komputer AC Split 1 PK 1 buah Kipas Angin 1 buah Printer 1 buah Timbangan Badan Personal Komputer

1 buah

1 buah 1 buah

PLANNING

ORGANIZING

ACTUATING Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular di Puskesmas Kecamatan Menteng, yaitu : 1) Pengamatan Penyakit (Surveilans) Dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan. Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-unit penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data, pusat penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat. a. Pengumpulan dan pengolahan data kesakitan/Surveilans Terpadu Penyakit (STP) STP ini bersumber pada Laporan Bulanan (LB) pertama Puskesmas dan diserahkan ke DINKES melalui internet tiap bulannya. b. c. Pengumpulan dan pengolahan data kematian Peningkatan laporan mingguan wabah Laporan ini terdiri atas beberapa penyakit menular yang potensial menimbulkan wabah antara lain: DBD, Diare, Tetanus Neonatorum, Polio, AFP, Chikungunya, Leptospirosis, Campak dan penyakit lain yang perlu dilaporkan.d. Pemantauan dan follow up kasus KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)

2) Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) a. Pengendalian penyakit TB paru Penyakit Tuberculosis paru (TB paru) adalah suatu penyakit infeksi yang menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Millenium Development Goals (MDGs) menjadikan penyakit TB paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan di Indonesia, selain malaria dan HIV/AIDS. Pada level nasional, berbagai upaya pencegahan dan pemberantasan TB-paru, telah dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini, diantaranya dengan pendekatan program Directly Observed Treatment

Shortcourse (DOTS) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO), seperti yang telah direkomendasikan WHO. Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Tujuan P2M di Puskesmas se-Kecamatan Menteng pada kasus TB paru adalah untuk mengetahui jumlah penderita TB paru yang berobat ke Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Menteng dan agar semua penderita TB yang berobat mendapat obat TB paru secara lengkap (mendapatkan dan meminum obat TB paru selama 6 bulan tanpa terputus) Sasaran dari program P2M di Puskesmas se-Kecamatan Menteng pada kasus TB paru adalah seluruh penderita TB paru yang datang ke poli TB paru. 2) Pengendalian penyakit diare Diare cenderung menyebabkan kematian, terutama pada bayi dan balita. Namun, Case Fatality Rate menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun. Penurunan tingkat kematian akibat diare dapat dilakukan dengan adanya tata laksana yang tepat dan cepat, diantaranya melalui pelatihan petugas yang diintegrasikan dengan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), dapat juga dilakukan pengamatan tata laksana diare ke Puskesmas sentinel.Kunjungan masyarakat ke unit-unit pelayanan kesehatan yang disebabkan oleh penyakit diare masih tinggi. Tujuan kegiatan ini adalah menurunkan angka kematian akibat diare, tatalaksana diare standard dan meningkatkan penggunaan oralit di tingkat rumah tangga. 3) Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang (P2B2) a. Demam Berdarah Pencegahan dan penanggulangan Penyakit Demam Berdarah di kecamatan Menteng meliputi : 1) Penyelidikan epidemiologi Penyakit demam berdarah dengue mulai menjangkiti Indonesia sejak tahun 1968. sejak itu, penyakit yang diakibatkan oleh virus dengue ini telah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia dan menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang berarti. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus ini kerap menimbulkan kepanikan di masyarakat, karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menyebabkan kematian. Di Indonesia saat ini, dikenal 4 serotipe virus dengue, yaitu Den-1, Den-2, Den-3, Den-4.

Dari keempat serotipe, yang paling banyak bersirkulasi adalah serotipe Den-3. Umumnya, kasus mulai meningkat pada saat musim hujan. Kebijakan pengendalian Penyakit DBD di kawasan Puskesmas Kecamatan Menteng dititik beratkan pada kewaspadaan dini terhadap penyakit DBD dengan melaksanakan surveilans guna mencegah dan membatasi agar tidak terjadi wabah atau kejadian luar biasa. Kewaspadaan dini penyakit DBD atau upaya pengendalian DBD dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut: a) Penemuan, pelaporan dan pelacakan kasus penderita DBD yang dilakukan oleh petugas Diagnosa sementara penyakit DBD/tersangka DBD ditegakkan dengan kriteria yang longgar yaitu: panas tinggi tanpa sebab yang jelas, adanya tanda-tanda perdarahan:

Rumple leed test Jumlah trombosit