rpp smaw pert. 1

33
SMK PGRI 3 MALANG Program Keahlian : Mekanik Otomotif Sepeda Motor - Mekanik Otomotif Mobil - Bodi Otomotif - Teknik Elektronika Industri - Teknik Pembangkit Tenaga Listrik - Rekayasa Perangkat Lunak - Multimedia - Teknik Las - Teknik Pemesinan - Penjualan/Retail Alamat : Jl. Raya Tlogomas Gg. IX No. 29 Telp (0341) 554383 Fax. (0341) 574755 Malang 65144 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK PGRI 3 MALANG Kelas/Semester : X / 2 (Genap) Mata Pelajaran : Teknik Las Busur Manual (SMAW) Tema : Teori Pengelasan Busur Manual (SMAW) Pertemuan Ke : 1 Alokasi Waktu : 9 x 45 menit Tahun Pelajaran : 2014/2015 A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

Upload: eky-aristiyanto

Post on 25-Jan-2016

359 views

Category:

Documents


78 download

DESCRIPTION

RPP

TRANSCRIPT

SMK PGRI 3 MALANG

Program Keahlian : Mekanik Otomotif Sepeda Motor - Mekanik Otomotif Mobil - Bodi Otomotif - Teknik

Elektronika Industri - Teknik Pembangkit Tenaga Listrik - Rekayasa Perangkat Lunak - Multimedia -

Teknik Las - Teknik Pemesinan - Penjualan/Retail

Alamat : Jl. Raya Tlogomas Gg. IX No. 29 Telp (0341) 554383 Fax. (0341) 574755 Malang 65144

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK PGRI 3 MALANGKelas/Semester : X / 2 (Genap) Mata Pelajaran : Teknik Las Busur Manual (SMAW)Tema : Teori Pengelasan Busur Manual (SMAW)Pertemuan Ke : 1 Alokasi Waktu : 9 x 45 menitTahun Pelajaran : 2014/2015

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di

bawah pengawasan langsung

B. Kompetensi Dasar

1.1. Menyadari sempurnanya ciptaan Tuhan tentang alam dan fenomenanya dalam

mengaplikasikan las busur manual (SMAW) pada kehidupan sehari-hari.

1.2. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam

mengaplikasikan las busur manual (SMAW) pada kehidupan sehari hari.

2.1. Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan

tanggung jawab dalam dalam mengaplikasikan busur manual (SMAW) pada

kehidupan sehari-hari.

2.2. Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam

menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikir dalam mengaplikasikan las

busur manual (SMAW) pada kehidupan sehari-hari.

2.3. Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam melakukan tugas mengaplikasikan las busur manual

(SMAW).

3.1 Menerapkan teori pengelasan pelat dengan pelat berbagai posisi menggunakan

las busur manual (SMAW).

4.1 Melakukan pengelasan pelat dengan pelat pada sambungan tumpul posisi di

bawah tangan posisi mendatar dan posisi vertikal dengan las busur manual

(SMAW).

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Kognitif:

1. Mengetahui pengertian pengelasan pelat berbagai posisi menggunakan las busur

manual (SMAW).

2. Mengetahui jenis-jenis perangkat keselamatan kerja las busur manual (SMAW).

3. Menyebutkan peralatan las dan peralatan bantu las busur manual (SMAW).

4. Menjelaskan bagian-bagian utama mesin las busur manual (SMAW) beserta

fungsinya

5. Menjelaskan prosedur pengelasan pelat dengan posisi bawah tangan (1G) meng-

gunakan las busur manual (SMAW).

6. Menjelaskan pengelasan pelat pada sambungan tumpul posisi di bawah tangan

(1G) dengan las busur manual (SMAW).

7. Mengidentifikasi bahaya pekerjaan dengan menggunakan las busur manual

(SMAW).

Psikomotorik:

1. Menerapkan teknik pengelasan pelat dengan posisi bawah tangan (1G)

menggunakan las busur manual (SMAW).

2. Menerapkan prosedur pengelasan pelat dengan posisi bawah tangan (1G) meng-

gunakan las busur manual (SMAW).

3. Melakukan pengelasan pelat pada posisi di bawah tangan (1G) dengan las busur

manual (SMAW).

Afektif:

1. Menggunakan APD yang sesuai dengan pekerjaan pengelasan busur manual

(SMAW).

2. Menggunakan peralatan pengelasan (SMAW) sesuai dengan fungsinya.

3. Mengikuti SOP yang sesuai dengan pekerjaan pengelasan (SMAW).

D. Tujuan Pembelajaran

1. Disediakan gambar, peserta didik dapat menjelaskan pengertian pengelasan pelat

dengan posisi bawah tangan (1G) menggunakan las busur manual (SMAW)

secara tepat.

2. Disediakan benda nyata, peserta didik dapat menjelaskan prosedur pengelasan

pelat dengan pelat dengan posisi bawah tangan (1G) menggunakan las busur

manual (SMAW) dengan benar.

3. Melalui kegiatan diskusi, peserta didik dapat menerapkan prosedur pengelasan

pelat dengan pelat berbagai posisi menggunakan las busur manual (SMAW)

sesuai dengan fungsi peralatan pengelasan.

4. Disediakan APD, peserta didik dapat menggunakan APD dengan benar.

5. Disediakan alat, peserta didik dapat menggunakan peralatan sesuai dengan

fungsinya.

6. Disediakan alat dan benda nyata, peserta didik dapat menggunakan las busur

manual (SMAW) sesuai dengan SOP.

E. Materi Pembelajaran

1. Pengertian Las

2. Skema Pengelasan

3. Perlengkapan keselamatan kerja las

4. Posisi Pengelasan

F. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintific Aproach

2. Metode : Ceramah, Observasi, Tanya Jawab,

Demonstrasi

G. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media : LCD Proyektor, Komputer/Laptop

2. Alat : Mesin las dan kelengkapannya.

3. Sumber Belajar : Buku Teknik las SMAW jilid 1 untuk SMK

Buku Teknik las SMAW jilid 2 untuk SMK

Buku dan artikel yang sesuai

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi Waktu

Pertemuan ke 1Pendahuluan 1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik

untuk mengikuti proses pembelajaran (salam

pembuka, berdoa, melakukan presensi untuk

memeriksa kehadiran).

5’

2. Apersepsi; mengingatkan kembali tentang materi

yang sudah dipelajari terkait dengan materi yang

akan dipelajari

5’

2. Orientasi tujuan; mengantarkan peserta didik

kepada materi pembelajaran yang akan dipelajari

dan menjelaskan tujuan pembelajaran serta langkah-5’

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi Waktu

langkah pembelajaran yang akan dilakukan.

3. Guru memberi gambaran garis besar materi yang

akan dipelajari.

5’

Kegiatan Inti

1. Mengamati:

a. Secara bersama-sama siswa mempelajari materi

yang diberikan guru untuk mempelajari

karakteristik pelat yang akan di las.

a. Secara berkelompok siswa mengamati peralatan

las SMAW dan meminta bimbingan guru apabila

ada yang kurang jelas.

60’

2. Menanya:

a. Guru menanyakan kepada siswa tentang materi

yang belum dipahami

b. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru

15’

3. Mengeksplorasi:

Mengkaji dari berbagai sumber untuk menjawab

pertanyaan yang berkaitan tentang teknik

pengelasan pelat dengan pelat berbagai posisi

menggunakan las busur manual.

45’

4. Mengasosiasi:

a. Guru meminta siswa untuk memahami apa yang

telah dibaca dan diamati oleh siswa

b. Siswa memahami apa yang telah dibaca dan

diamati tentang materi teori pengelasan SMAW

c. Menggunakan lembar observasi, guru

melakukan pengamatan terhadap diskusi siswa

dan pengamatan terhadap pelaksanaan pekerjaan

siswa.

30’

5. Mengkomunikasikan:

Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi Waktu

a. Menyampaikan hasil tentang teknik pengelasan

pelat dengan pelat berbagai posisi menggunakan

las busur manual.

b. Guru memberikan demonstrasi tentang prosedur

pengelasan yang benar.

c. Secara bergantian, siswa mempraktekkan

prosedur pengelasan sesuai dengan penjelasan.

110’

Penutup Kegiatan ini berupa membuat simpulan pelajaran,

refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan,

serta merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam

bentuk tugas kelompok atau individu. Kegiatan

tersebut meliputi:

1. Peserta didik menanyakan hal-hal yang masih ragu

dan melaksanakan evaluasi

2. Guru membantu peserta didik untuk menjelaskan

hal-hal yang diragukan sehingga informasi menjadi

benar dan tidak terjadi kesalahpahaman terhadap

materi.

3. Peserta didik menyimpulkan materi di bawah

bimbingan guru.

4. Guru memberi topik pembelajaran untuk pertemuan

selanjutnya

5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan

memberikan motivasi untuk belajar bersungguh-

sungguh.

15’

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar1. Jenis/teknik penilaian

Jenis penilaian yang digunakan dalam pembelajaran yaitu tes tulis dan

pengamatan

2. Bentuk penilaian dan instrumen

Bentuk penilaian dan instrumen yang digunakan dalam pembelajaran

yaitu tes tulis/uraian dan lembar pengamatan siswa

3. Teknik Penilaian

No

Aspek yang dinilaiTeknik Penilaian

Waktu Penilaian

1

Sikap /Afektif:

a. Aktif b. Disiplinc. Jujurd. Tanggung Jawabe. Toleranf. Bekerjasamag. Persiapanh. Pelaaksanaani. Hasilj. Pelaporan

Observe (Pengamatan)

Selama pembelajaran

2

Pengetahuan /Kognitif:

a. Mampu memecahkan permasalahan dilihat dari hasil pengerjaan diskusi kelompok

b. Mampu menjawab pertanyaan dilihat dari hasil pengerjaan tugas diskusi

Tes Tertulis

Penyelesaian tugas diskusi kelompok

3

Ket e rampilan /Psikomotorik:

a. Hasil Praktikum

Psikomotorik

Selama kegiatan praktikum

Tugas Praktikum Lampiran 2

Malang, ………2015Ketua Kompetensi Keahlian Guru Mata PelajaranTeknik Pemesinan

(...........................................) (Anthoni Rahman, S.T)

Mengetahui,Kepala SMK PGRI 3 Malang

(Moch. Lukman Hakim, S.T)

LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar pengamatan sikap

LEMBAR PENGAMATAN SIKAP

Mata Pelajaran :..................................................................................................Kelas/Semester :....................................................................................................Tahun Ajaran :....................................................................................................Waktu Pengamatan : ............................................................................................

Indikator perkembangan sikap religius, tanggung jawab, peduli, responsif, dan santun1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh

dalam diskusi dan menyelesaikan tugas2. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam

diskusi dan menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten 3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam

diskusi dan menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/konsisten4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam diskusi

dan menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/konsisten

Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

No.Nama Siswa

Aktif Jujur Disiplin Tanggug jawab Toleran Bekerjasama

BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK

1.

2.

3.

Keterangan Skor: Kriteria Nilai:Baik sekali = 4 A = 90-100 : Baik SekaliBaik = 3 B = 70-89 : BaikCukup = 2 C = 50-69 : CukupKurang = 1 D = <50 : Kurang

Lampiran 2 Lembar Penilaian Praktikum

I. TUJUAN PENGAJARAN

a. Siswa dapat mensetting las SMAW

b. Siswa dapat membuat sambungan tumpul dengan posisi 1F dengan benar

c. Siswa dapat melakukan pekerjaan dengan mesin las sesuai dengan SOP

d. Siswa dapat menggunakan peralatan bantu sesuai dengan fungsinya

II. PETUNJUK PENGERJAAN

a. Tugas bersifat individu

b. Mensetting mesin las SMAW

c. Menggunakan peralatan bantu sesuai dengan fungsinya

d. Kerjakan benda kerja sesuai dengan waktu yang ditentukan

e. Berilah nama dan kelas pada hasil pekerjaan

III. KESELAMATAN KERJA

a. Gunakanlah alat keselamatan kerja pada saat bekerja

b. Periksa alat dan mesin yang akan gunakan

c. Setting ampere mesin las dengan benar

d. Bersihkan mesin, alat dan lingkungan kerja setelah selesai

bekerja

e. Kembalikan alat pada tempat semula dan periksa jumlahnya

sesuai dengan keadaan semula

f. Jangan meninggalkan mesin dalam keadaan hidup

IV. ALAT DAN BAHANa. Alat

No Nama Alat Jumlah

1. Mesin las GTAW & kelengkapannya 1 buah2. Mesin Pemotong pelat 1 buah3. Meja las 1 buah4. Elektroda 1 buah

5. Penggaris 1 buah

b. Bahan

No Nama Bahan Jumlah

1. Besi pelat ukuran 120 mm x 70 mm 1 buahV. LANGKAH-LANGKAH PENGELASAN

1. Mengeset mesin las

2. Menyetel arus pengelasan sampai 80 - 160A, tebal plat 9 mm

3. Membersihkan permukaan logam dasar.

4. Mengatur logam induk secara mendatar pada meja kerja.

2. Lakukan pengelasan awal dengan membuat kepala, posisi elektroda tegak

lurus (90°) dengan benda kerja ditahan selama 2 detik.

3. Setelah membuat kepala las, buat kemiringan elektroda yang semula tegak

lurus menjadi kemiringan elektroda antara 10 derajat-20 derajat terhadap

garis vertikal kearah jalan elektroda dan 70 derajat- 80 derajat terhadap benda

kerja.

4. Selanjutnya lakukan jalan pengelasan untuk membuat badan las dengan

mengeser lelehan elektroda secara perlahan.

5. Setelah badan las terbentuk, buatlah ekor las dengan cara menahan elektroda

selama 2 detik, kemudian dorong elektroda kembali ke bagian badan las, lalu

angkat elektroda.

6. Setelah elektroda ukurannya mencapai 2 cm, buang sisa elektroda ke tempat

yang sudah disediakan.

7. Bersihkan kerak dari hasil pengelasan dengan cara dipukul dengan palu.

8. Sikat hasil pengelasan dengan menggunakan sikat baja untuk untuk

menghilangkan sisa kerak.

9. Kemudian dinginkan benda kerja hasil las dengan media pendingin air.

10. Bersihkan titik- titik sisa-sisa percikan dari hasil pengelasan dengan

menggunakan pahat beatle.

VI. GAMBAR KERJA

SMAW 1F

150mm

35mmmm

5 mm mmmm

VII. LEMBAR PENILAIAN BENDA KERJANO. ASPEK PENILAIAN KRITERIA PENILAIAN SKOR

1. Sikap Kerja

Memenuhi keselamatan kerja

Kurang memenuhi keselamatan kerja

Tidak memenuhi keselamatan kerja

5

2

0

1. Keselamatan Kerja

2. Penggunaan Alat Penggunaan alat sesuai prosedur

Kurang sesuai prosedur

Penggunaan alat tidak sesuai prosedur

5

2

0

3. Langkah Kerja Langkah kerja sesuai prosedur

Langkah kerja kurang prosedur

Langkah kerja tidak prosedur

5

2

0

2. Hasil Kerja

Lebar lasan ± 2 x Ø elektroda

Tidak sesuai lebar lasan

15

8

1. Lebar lasan

2. Beda Permukaan Rata toleransi ± 0,3 mm

Diluar toleransi

15

8

3. Kerapian Rigi las Rigi las rapi

Rigi las kurang rapi

Rigi las tidak rapi

15

8

0

4. Overlapping Pengelasan lurus tidak overlapp

Pengelasan kurang lurus

Pengelasan tidak lurus sama sekali

15

8

0

5. Kebersihan Bersih dari kotoran

Terdapat kotoran

15

8

3. Waktu Penyelesaian

Lebih cepat/tepat waktu

Terlambat ≤ 10 menit

Terlambat ≥ 10 menit

10

5

0

1. Tepat/Cepat

Lampiran 3 Materi Pembelajaran

A. Pengertian Las

Definisi las adalah suatu proses penyambungan pelat atau logam menjadi

satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan. Yaitu dengan cara logam yang akan

disambung dipanaskan terlebih dahulu sehingga meleleh, kemudian baru

disambung dengan bantuan perekat (filler). Selain itu las juga bisa didefinisikan

sebagai ikatan metalurgi yang timbul akibat adanya gaya tarik antara atom.

Las Busur Manual

Proses pengelasan merupakan ikatan metalurgi antara bahan dasar yang

dilas dengan elektroda las yang digunakan, melalui energi panas. Energi masukan

panas ini bersumber dari beberapa alternatif diantaranya energi dari panas

pembakaran gas, atau energi listrik. Panas yang ditimbulkan dari hasil proses

pengelasan ini melebihi dari titik lebur bahan dasar dan elektroda yang di las.

Kisaran temperatur yang dapat dicapai pada proses pengelasan ini mencapai 2000-

3000º C. Pada temperatur ini daerah yang mengalami pengelasan melebur secara

bersamaan menjadi suatu ikatan metalurgi logam lasan.

B. Perangkat Las Busur Listrik manual (SMAW)

Didalam proses pengelasan diperlukan arus listrik khusus, dimana arus

listriknya dapat diatur dan tegangan bebas muatannya terbatas, serta tinggi

tegangan maksimal, harus sampai dengan batas yang diijinkan.

Keterangan:1. Sumber Arus Listrik 11. Salutan/selubung Elektroda

2. Sumber Arus Las (Mesin Las) 12. Tetesan Cairan Elektroda3. Kabel Arus Las (Kabel Massa) 13. Gas Pelindung dari Salutan Elektroda4. Pemegang Elektroda 14. Terak Cair5. Elektroda 15. Terak Padat6. Klem massa pada Benda Kerja 16. Kawat Las/cairan las7. Benda Kerja 17. Hasil Lasan8. Busur Las9. Inti Elektroda

Dalam proses pengelasan diperlukan tempat kerja yang dilengkapi dengan

alat-alat las yang diperlukan serta kelengkapannya. Perlengkapan tempat kerja

didalam pengelasan berupa:

1. Meja las yang terbuat dari baja dan tempat duduk berupa kursi kerja. Tempat

kerja ini dilengkapi pelindung ruang dengan memakai gordin pemisah, agar

lingkungan kerja yang lain tidak terganggu oleh adanya cahaya busur listrik.

Tempat kerja sebaiknya dilengkapi dengan penghisap asap untuk menghisap

uap, gas-gas dan asap dari atas meja kerja.

Gambar 1. Stan Las

2. Pesawat mesin las yang digunakan pada pengelasan busur listrik manual

bermacam-macam, tetapi bila ditinjau dari jenis arus yang keluar (output) dari

mesin las dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC)

Macam-macam pesawat las dari jenis pesawat las arus bolak balik ini

dapat berupa transformator las, pembangkit listrik motor diesel atau motor

bensin tetapi yang paling banyak digunakan adalah berupa transformator las

yang mempunyai kapasitas 200 sampai 500 Ampere, pesawat las jenis ini

sangat banyak digunakan karena biaya operasinya yang rendah disamping

harganya yang 17elative murah dengan Voltase yang keluar dari pesawat

transformator ini antara 36 sampai 70 Volt.

Gambar 2. Pesawat Las Arus Bolak-Balik (AC)

2. Pesawat Las Arus Searah (DC)

Pesawat las arus searah ini dapat berupa pesawat transformator

rectifier, pembangkit listrik motor disel atau motor bensin, maupun pesawat

pembangkit listrik yang digerakkan oleh motor listrik. Salah satu jenis dari

pesawat las arus searah, yaitu pesawat pembangkit listrik yang digerakkan

oleh motor listrik (motor generator).

Gambar 3. Pesawat Las Arus Searah (DC)C. Perlengkapan Keselamatan Kerja

1. Helm Las

Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan

mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit

maupun mata, Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan

mata langsung sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca

khusus yang dapat mengurangi sinar ultraviolet dan ultra merah tersebut. Ukuran

kaca Ias yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya

penggunaan kaca las adalah sebagai berikut:

1. No. 6. dipakai untuk Ias titik

2. No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper.

3. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper.

4. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper.

5. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper.

6. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper.

Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam

dilapisi dengan kaca putih.

Gambar 4. Helm Las

2. Sarung Tangan

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan

memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu di pakai

sepasang sarung tangan.

Gambar 5. Sarung Tangan Las

3. Baju Las/Apron

Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap

dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi diatas

kepala, harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya

dapat dipakai apron.

Gambar 6. Apron

4. Sepatu Las

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila

tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

Gambar 7. Sepatu Las

5. Kamar Las

Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang

yang ada disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. Untuk mengeluarkan gas,

sebaiknya kamar las dileng kapi dangan 20ystem ventilasi: Didalam kamar las

ditempatkan meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah

terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan

terak las dan bunga api.

Gambar. Kamar las

Gambar 8. Kamar Las

6. Masker Las

Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik,

maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang

beracun.

Gambar 9. Masker Las

D. Skema Pengelasan

Gambar 10. Posisi Pengelasan

Skema pengelasan ini terdiri dari :

1) Inti elektroda (electrode wire)

2) Fluks (electrode coating)

3) Percikan logam lasan (metal droplets)

4) Busur nyala (arc)

5) Gas pelindung (protective gas from electrode coating)

6) Logam Lasan (mixten weld metal)

7) Slag (terak)

8) Jalur las yang terbentuk (soldered weld metal)

Mengelas adalah salah satu bidang keterampilan teknik penyambungan

logam yang sangat banyak dibutuhkan. Kebutuhan ini dapat dilihat pada

berbagai macam keperluan seperti pada pembuatan: Konstruksi rangka baja,

konstruksi bangunan kapal, konstruksi kereta api dan sebagainya. Contoh

sederhana dapat dilihat pada proses pembuatan kapal dengan bobot mati 20.000

DWT diperkirakan panjang jalur pengelasan mencapai 40 km. Kebutuhan akan

juru las di masa mendatang juga akan mengalami peningkatan yang signifikan.

Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur

mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa

pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan

dapat terampil melakukan proses pengelasan dengan melakukan latihan yang

terprogram, disamping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat

berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat

dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran

dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan

berlangsung.

Pada prinsipnya beberapa teknik yang harus diketahui dan dilakukan

seorang juru las dalam melakukan proses pengelasan adalah:

1. Teknik Menghidupkan Busur Nyala

2. Teknik Ayunan Elektroda

3. Posisi-posisi Pengelasan

4. Teknik dan Prosedur Pengelasan pada berbagai Konstruksi sambungan.

E. Posisi Pengelasan

1. Posisi datar (1G)

Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada kedua sisi,

tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Tipe posisi datar (1G)

didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada material pipa

dengan jalan pipa diputar.

2. Posisi horisontal (2G)

Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horisontal, yaitu pipa

pada posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horisontal mengelilingi

pipa. Kesukaran pengelasan posisi horisontal adalah karena beratnya

sendiri maka cairan las akan selalu kebawah. Adapun posisi sudut

elektroda pengelasan pipa 2G yaitu 90º.

Panjang gerakan elektroda antara 1-2 kali diameter elektroda. Bila

terlalu panjang dapat mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang

busur di usahakan sependek mungkin yaitu ½ kali diameter elektroda las.

Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan

diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar

tidak terjadi cacat. Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian

berikutnya.

3. Posisi vertikal (3G)

Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plat. Posisi 3G ini

dilaksanakan pada plat dan elektroda vertikal. Kesukaran pengelasan ini hampir

sama dengan posisi 2G akibat gaya gravitasi dari cairan elektroda las.

4. Posisi horisontal pipa (5G)

Pengelasan pipa pada posisi 5G dapat dibedakan menjadi pengelasan

naik dan pengelasan turun.

a. Pengelasan naik

Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding tebal karena

membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya lebih

rendah dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga panas masukan

tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan pengelasan turun. Posisi

pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi horisontal tetap dan pengelasan

dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya hasil pengelasan baik, maka

diperlukan las kancing (tack weld). Gerakan elektrode untuk posisi root pass

(las akar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak busur ½ kali

diameter elektroda.

b. Pengelasan turun

Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak

serta gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan

dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis.