rpp 14 kalingga sriwijaya

11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA YASIHA GUBUG Nama Guru : Sarinah, S.Pd Kelas/ Semester : X / 2 Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia Materi Pokok : Indonesia Zaman Hindu-Budha : Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal Sub Materi : Kerajaan Kalingga dan Sriwijaya Pertemuan : 14 Alokasi Waktu : 90 menit A. Kompetensi Inti : 1. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan pelajaran agamanya. 1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2.1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa Hindu Buddha. 2.3. Berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah. 3.6 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti- bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini 3.6.1 Menjelaskan Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia a. Menjelaskan perkembangan Kerajaan Kalingga b. Menjelaskan perkembangan Kerajaan Sriwijaya 3.6.2 Menganalisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat zaman Kerajaan Kalingga dan Sriwijaya 3.6.3 Menganalisis perkembangan hasil-hasil kebudayaan zaman Kerajaan Kalingga dan Sriwijaya 4.5 Mengolah informasi mengenai masuk dan perkembangan kerajaan Hindu- Buddha dengan menerapkan cara berfikir kronologis dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini serta mengemukakanya dalam bentuk tulisan 4.5.1 Menunjukkan bukti kehidupan dan hasil budaya Sriwijaya yang masih ada sampai

Upload: ressa-jokamers

Post on 18-Jul-2015

52 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rpp 14 kalingga sriwijaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMA YASIHA GUBUG

Nama Guru : Sarinah, S.Pd

Kelas/ Semester : X / 2

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Materi Pokok : Indonesia Zaman Hindu-Budha : Silang Budaya Lokal dan Global Tahap Awal

Sub Materi : Kerajaan Kalingga dan Sriwijaya

Pertemuan : 14 Alokasi Waktu : 90 menit

A. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkanajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan

sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

1.1 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam mengamalkan pelajaran agamanya.

1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat beragama dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.1. Menunjukkan sikap tanggung jawab, peduli terhadap berbagai hasil budaya pada masa

Hindu Buddha.

2.3. Berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran

sejarah.

3.6 Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan, dan kebudayaan pada

masa kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia serta menunjukkan contoh bukti-

bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini

3.6.1 Menjelaskan Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia a. Menjelaskan perkembangan Kerajaan Kalingga b. Menjelaskan perkembangan Kerajaan Sriwijaya

3.6.2 Menganalisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat zaman Kerajaan Kalingga dan Sriwijaya

3.6.3 Menganalisis perkembangan hasil-hasil kebudayaan zaman Kerajaan Kalingga dan Sriwijaya

4.5 Mengolah informasi mengenai masuk dan perkembangan kerajaan Hindu- Buddha dengan

menerapkan cara berfikir kronologis dan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa

kini serta mengemukakanya dalam bentuk tulisan

4.5.1 Menunjukkan bukti kehidupan dan hasil budaya Sriwijaya yang masih ada sampai

Page 2: Rpp 14 kalingga sriwijaya

sekarang.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui pengamatan video tentang kehidupan masyarakat Sriwijaya peserta didik dapat

menjelaskan dengan percaya diri perkembangan kerajaan Sriwijaya.

2. Melalui kerjasama dalam diskusi kelompok peserta didik dengan percaya diri dapat

menganalisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat kerajaan Kalingga dan Sriwijaya.

3. Melalui kegiatan membaca dengan teliti pada buku teks peserta didik dengan berani

jawab dapat mendeskripsikan karakter positif dari kepemimpinan Ratu Sima

4. Melalui penayangan gambar prasasti siswa dapat menyebutkan dengan percara diri hasil-

hasil kebudayaan kerajaan Kalingga dan Sriwijaya

5. Melalui kerjasama aktivitas diskusi kelompok peserta didik dengan terampil mampu

mengaitkankan kehidupan antara keteladanan para pemimpin saat ini dengan keteladanan

para pemimpin agama dan raja di kerajaan Kalingga dan Sriwijaya pada masa lampau

secara arif dan humanis.

6. Melalui kerjasama dalam berdiskusi peserta didik dapat menganalisa dengan teliti bukti

kehidupan ekonomi, politik agama dan kebudayaan zaman Kerajaan Kalingga dan

Sriwijaya.

D. Materi Ajar

1. Materi Fakta

a. Lokasi dan Letak Holing dan Sriwijaya

b. Sumber sejarah kerajaan Holing dan Sriwijaya

c. Peninggalan hasil budaya kerajaan Holing dan Sriwijaya

d. Isi prasasti Sriwijaya

e. Raja – raja Holing dan Sriwijaya

2. Materi Konsep

a. Perkembangan kerajaan Kalingga dan Sriwijaya

b. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di wilayah Kerajaan Kalingga-Sriwijaya

c. Perkembangan hasil-hasil kebudayaan zaman Kerajaan Kalingga dan Sriwijaya

d. Bukti kehidupan dan hasil budaya Kerajaan Kalingga dan Sriwijaya yang masih ada sampai

sekarang.

3. Materi Prinsip

Kerajaan Holing sumber satu- satunya yang paling lengkap adalah kronik Cina.

Ratu Sima dari Holing dalam menegakkan keadilan dan hukum sangat tinggi tidak

pandang bulu.

Untuk kerajaan Sriwijaya memiliki hubungan keluarga dengan kerajaan Mataram,

terdapat dalam Prasasti Nalanda. Wilayah kekuasaan Sriwijaya sangat luas, kecuali

menguasai seluruh Sumatra juga menguasai ke semenanjung Melayu sesuai dengan

prasasti Ligor.

Sriwijaya menjadi pusat perdagangan se Asia Tenggara dan juga menjadi pusat Studi

agama Budha di kawasan Asia Tenggara.

Page 3: Rpp 14 kalingga sriwijaya

E. Metode Pembelajaran

Metode : Diskusi, ceramah, Tanya Jawab, penugasan

Pendekatan : Scientific Learning

Strategi : PBL (Problem Based Learning) Model : Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

Media : Buku guru, buku siswa, gambar prasati dan peninggalan hasil budaya, Peta

Alat : -

Sumber :

Kemendikbud, 2013, Sejarah Indonesia, Jakarta, Politeknik Negeri Media Kreatif.

Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugrohonotosusanto.2009. Sejarah Nasional II.

Jakarta : Balai Pustaka

Soekmono,R.1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2.Yogyakarta, Kanisius.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Kegiatan Diskripsi Alokasi Waktu

Pendahuluan Memberi Salam

Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan untuk belajar

Menanyakan kehadiran peserta didik

Mempersilakan salah satu peserta didik memimpin doa

Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik .

10 Menit

Inti MENGAMATI

Guru memberi waktu pada peserta didik untuk membaca materi tentang Kerajaan Kalingga dan Sriwijaya di Indonesia

Peserta didik mengamati tayangan video Kerajaan Sriwijaya

Peserta didik mengamatai peta

MENANYA

Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menyampaikan pendapat dari hasil pengamatan tayangan

MENGEKSPLORASIKAN

Peserta didik dijelaskan tentang proses metode pembelajaran

jigsaw

Peserta didik dibagi menjadi ke dalam 6 kelompok home (asal)

dan 6 kelompok expert (ahli)

Setiap kelompok ahli ditugaskan untuk dan berdiskusi dan

menjawab pertanyaan berikut : 1. Kelompok 1 : perkembangan kehidupan masyarakat

Kerajaan Kalingga 2. Kelompok 2 : Sumber sejarah Kerajaan Kalingga

3. Kelompok 3 : mengaitkan keteladanan para pemimpin 4. Kelompok 4 : perkembangan kehidupan masyarakat

Kerajaan Sriwijaya

5. Kelompok 5 : Sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya 6. Kelompok 6 : benda-benda hasil budaya Kerajaan

Sriwijaya

Masing-masing peserta didik terlibat dalam diskusi dan mencatat hasil diskusi untuk dibawa ke kelompok asal

60 Menit

Page 4: Rpp 14 kalingga sriwijaya

MENGASOSIASIKAN

Peserta didik dapat mengaitkan antara fakta-fakta yang didapat

dalam proses mempelajari perkembangan kerajaan Hindu-Budha dengan kondisi masa kini secara arif dan humanis

MENGKOMUNIKASIKAN

Kelompok ahli (ekspert) yang telah mendapatkan informasi

mengenai bahan diskusi lalu kembali pada kelompok awal (home)

Peserta didik saling bertukar informasi di kelompok asal (home)

Semua siswa mencatat hasil diskusi

Penutup Peserta didik diberikan ulasan singkat tentang kegiatan pembelajaran dan hasil belajarnya

Peserta didik dapat ditanyakan apakah sudah memahami materi tersebut

Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara acak untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran yang baru saja

dilakukan.

Sebagai refleksi guru memfasilitasi peserta didik untuk membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Guru memberikan tugas mengenai hasil budaya Kerajaan

Kalingga dan Kerajaan Sriwijaya

Menutup dengan salam

20 Menit

H. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik : tes dan non tes

2. Bentuk ; uraian dan observasi

3. Instrumen : soal dan lembar observasi kegiatan diskusi

Godong, Juli 2013

Kepala Sekolah Guru Mapel Sejarah

Drs. H. Syafi’I Sarinah, S.Pd

Page 5: Rpp 14 kalingga sriwijaya

Lampiran 1

MATERI PEMBELAJARAN

A. KERAJAAN KALINGGA

Peta Letak Kerajaan Kalingga

Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak

Hindu yang muncul di Jawa Tengah pada tahun 632 masehi (berdasarkan catatan dari abah Ali

Sastramidjaja). Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat

antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan ini

masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan China, tradisi kisah

setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16

menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh.

Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber

Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan

barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

Sumber Sejarah :

1. Kisah Lokal

Terdapat kisah yang berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang Maharani

legendaris yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran dengan keras tanpa

pandang bulu. Kisah legenda ini bercerita mengenai Ratu Shima yang mendidik

rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian. Ia

menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan tangan bagi siapa saja yang mencuri.

Pada suatu ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar mengenai kemashuran

rakyat kerajaan Kalingga yang terkenal jujur dan taat hukum. Untuk mengujinya ia

meletakkan sekantung uang emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada sorang pun

rakyat Kalingga yang berani menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya.

Hingga tiga tahun kemudian kantung itu disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya.

Ratu Shima demi menjunjung hukum menjatuhkan hukuman mati kepada putranya.

Dewan menteri memohon agar Ratu mengampuni kesalahan putranya. Karena kaki sang

pangeranlah yang menyentuh barang yang bukan miliknya, maka sang pangeran dijatuhi

hukuman dipotong kakinya.

2. Carita Parahyangan

Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16, putri Maharani

Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama

Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani Shima

memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan

Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama

Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).

Setelah Maharani Shima meninggal di tahun 732 M, Sanjaya menggantikan buyutnya dan

Page 6: Rpp 14 kalingga sriwijaya

menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan

kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Kekuasaan di

Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan

Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara

puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu

Rakai Panangkaran. Pada abad ke-5 muncul Kerajaan Ho-ling (atau Kalingga) yang

diperkirakan terletak di utara Jawa Tengah. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat

dari prasasti dan catatan dari negeri Cina. Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi

wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan

perdagangan Hindu, bersama Malayu dan Tarumanagara yang sebelumnya telah

ditaklukan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan

perdagangan Sriwijaya-Buddha.

3. Berita Cina

a. Catatan dari zaman Dinasti Tang Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M - 906 M) memberikan tentang keterangan

Ho-ling sebagai berikut.

Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak

Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera.

Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.

Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan

singgasananya terbuat dari gading.

Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga

kelapa

Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading

gajah.

Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-

ling diperintah oleh Ratu Hsi-mo (Shima). Ia adalah seorang ratu yang sangat adil dan bijaksana. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan tentram.

b. Catatan I-Tsing Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah Jawa telah

menjadi salah satu pusat pengetahuan agama Buddha Hinayana. Di Ho-ling ada pendeta Cina bernama Hwining, yang menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha ke dalam Bahasa Cina. Ia bekerjasama dengan pendeta Jawa bernama Janabadra. Kitab terjemahan

itu antara lain memuat cerita tentang Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana dalam agama Buddha Hinayana.

Page 7: Rpp 14 kalingga sriwijaya

B. KERAJAAN SRIWIJAYA

Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan besar yang terletak di pulau Sumatera

tepatnya Sumatera Selatan (Sumsel) dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa,

dan pesisir Kalimantan. Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" atau "gemilang", dan wijaya berarti "kemenangan" atau "kejayaan", maka nama Sriwijaya bermakna "kemenangan yang gilang-gemilang". Bukti awal mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7;

seorang pendeta Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 dan tinggal selama 6 bulan.

Pada awalnya Sriwijaya hanya kerajaan kecil. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan

besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang. Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah

kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Sumber Sejarah kerajaan Sriwijaya berupa prasasti dan berita Cina. Sumber yang berupa

prasasti terdiri atas dua, yaitu prasasti yang berasal dari dalam negeri dan prasasti yang berasal dari luar negeri. Prasasti yang berasal dari dalam negeri antara lain: prasasti Kedukan Bukit (683 m), Talang Tuwo (684 m), Telaga Batu (683), Kota Kapur (686), Karang Berahi (686), Palas

Pasemah dan Amoghapasa (1286). Sementara itu, prasasti yang berasal dari luar negeri antara lain; Ligor (775), Nalanda, Piagam Laiden, Tanjore (1030 M), Canton (1075 M), Grahi (1183 M)

dan Chaiya (1230). Begitu pula sumber naskah dan buku yang berasal dari dalam negeri adalah kitab Pararaton, sedangkan dari luar negeri antara lain kitab memoir dan record karya I-Tsing, Kronik dinasti Tang, Sung, dan Ming, kitab Lingwai- tai-ta karya Chou-ku-fei dan kitab Chu-

fon-chi karya Chaou- fu hua. Para sejarawan masih berbeda pendapat tentang Sriwijaya yaitu awal berkembang dan

berakhirnya serta lokasi ibu kotanya. Menurut Coedes, Sriwijaya berkembang pada abad ke-7 di Palembang dan runtuh pada abad ke-14. Pendapatnya didasarkan pada ditemukannya toponim Shih Li Fo Shih dan San Fo Tsi. Menurutnya Shih Li Fo Shih merupakan perkataan Cina untuk

menyebut Sriwijaya. Sementara itu, San Fo Tsi yang ada pada sumber Cina dari abad ke-9 sampai dengan abad ke-14 merupakan kependekan dari Shih Li Fo Shih. Slamet Mulyana

berpendapat lain, dia setuju dengan pendapat Coedes yang menganggap bahwa Shih Li Fo Shih adalah Sriwijaya, namun San Fo Tsi tidak sama dengan Shih Li Fo Shih. Menurutnya Sriwijaya berkembang sampai abad ke-9, dan sejak itu Sriwijaya berhasil ditaklukkan oleh San Fo Tsi

(Swarnabhumi). Mengenai ibu kota Sriwijaya, para ahli mendasarkan pendapatnya pada daerah yang

disebutkan dalam prasasti Kedukan Bukit yaitu Minanga. Prasasti Kedukan Bukit berangka tahun 604 saka (682 M) ditemukan di daerah Kedukan Bukit, di tepi Sungai Tatang, dekat Palembang.

Isi prasasti Kedukan Bukit, adalah sebagai berikut: Pada tahun saka 605 hari kesebelas bulan terang bulan waiseka dapunta hyang naik di

perahu mengadakan perajalanan pada hari ketujuh bulan terang. Bulan jyestha dapunta hyang berangkat dari minanga. Tambahan beliau membawa tentara dua laksa (20.000), dua ratus koli di perahu, yang berajalan darat seribu, tiga ratus dua belas banyaknya

datang di mukha upang, dengan senang hati, pada ghari kelima bulan terang bulan asada, dengan lega gembira datang membuat wanua ... . perajalanan jaya sriwijy

memberikan kepuasan.

Page 8: Rpp 14 kalingga sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa Balaputra Dewa. Raja ini mengadakan hubungan persahabatan dengan Raja Dewapala Dewa dari India. Dalam Prasasti

Nalanda disebutkan bahwa Raja Dewapala Dewa menghadiahkan sebidang tanah untuk mendirikan sebuah biara untuk para pendeta Sriwijaya yang belajar agama Buddha di India.

Selain itu, dalam Prasasti Nalanda juga disebutkan bahwa adanya silsilah Raja Balaputra Dewa dan dengan tegas menunjukkan bahwa Raja Syailendra (Darrarindra) merupakan nenek moyangnya.

KEHIDUPAN EKONOMI

Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar di Indonesia pada masa silam. Kerajaan Sriwijaya mampu mengembangkan diri sebagai negara maritim yang pernah menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-abad dengan menguasai

Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh

Sumatra, sebagian Jawa, Semenanjung Malaysia, dan Muangthai Selatan. Keadaan ini juga yang membawa penghasilan Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari komoditas ekspor dan bea cukai bagi kapalkapal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan milik Sriwijaya. Komoditas ekspor

Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buah-buahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian. Faktor- yang mendorong Sriwijaya muncul menjadi kerajaan besar adalah

sebagai berikut.

Letaknya yang sangat strategis di jalur perdagangan.

Kemajuan pelayaran dan perdagangan antara Cina dan India melalui Asia Tenggara.

Runtuhnya Kerajaan Funan di Indocina. Dengan runtuhnya Funan memberikan

kesempatan kepada Sriwijaya untuk berkembang sebagai negara maritim menggantikan Funan.

Sriwijaya mempunyai kemampuan untuk melindungi pelayaran dan perdagangan di perairan Asia Tenggara dan memaksanya singgah di pelabuhan-pelabuhan.

KEHIDUPAN KEAGAMAAN

Dalam bidang agama, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah aliran Mahayana dengan salah satu tokohnya yang terkenal ialah Dharmakirti.

RUNTUHNYA KERAJAAN SRIWIJAYA

Kerajaan Sriwijaya mundur sejak abad ke-10 disebabkan oleh faktor-faktor berikut :

Perubahan keadaan alam di sekitar Palembang. Sungai Musi, Ogan Komering, dan sejumlah anak sungai lainnya membawa lumpur yang diendapkan di sekitar

Palembang sehingga posisinya menjauh dari laut dan perahu sulit merapat.

Letak Palembang yang makin jauh dari laut menyebabkan daerah itu kurang

strategis lagi kedudukannya sebagai pusat perdagangan nasional maupun internasional. Sementara itu, terbukanya Selat Berhala antara Pulau Bangka dan

Kepulauan Singkep dapat menyingkatkan jalur perdagangan internasional sehingga Jambi lebih strategis daripada Palembang.

Dalam bidang politik, Sriwijaya hanya memiliki angkatan laut yang diandalkan.

Setelah kekuasaan di Jawa Timur berkembang pada masa Airlangga, Sriwijaya terpaksa mengakui Jawa Timur sebagai pemegang hegemoni di Indonesia bagian

timur dan Sriwijaya di bagian barat.

Contoh prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya

Page 9: Rpp 14 kalingga sriwijaya

Lampiran 2 Penilaian

KISI –KISI SOAL

NO Tujuan RANAH KOGNITIF NOMOR SOAL

1 Menjelaskan Perkembangan kerajaan Kalingga

C2

1.

2 Menjelaskan Perkembangan kerajaan Sriwijaya

C2 2

3 Membuat diskripsi analisis kehidupan

sosial ekonomi masyarakat zaman Kerajaan kalingga

C4 3

4 Membuat diskripsi analisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat zaman

Kerajaan Sriwijaya

C4 4

5 Menyebutkan hasil-hasil kebudayaan zaman Kerajaan Kalingga dan Kerajaan Sriwijaya

C1 5

6 Menunjukkan bukti kehidupan dan hasil budaya Hindu-Buddha yang masih ada sampai sekarang?

C3 6

Soal Uraian

1. Jelaskan Perkembangan kerajaan Kalingga ? 2. Jelaskan Perkembangan kerajaan Sriwijaya?

3. Buatlah diskripsi analisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat zaman Kerajaan Kalingga?

4. Buatlah diskripsi analisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat zaman Kerajaan Sriwijaya ?

5. Sebutkan hasil-hasil kebudayaan zaman Kerajaan Kalingga dan Kerajaan Sriwijaya?

6. Tunjukkan bukti kehidupan dan hasil budaya Hindu-Buddha yang masih ada sampai sekarang?

KUNCI JAWABAN :

1. Kerajaan Holing merupakan kerajaan Buddha yang berpengaruh di dalam negeri maupun

luar negeri seperti CinaPada masa pemerintahan Ratu Sima .Seorang pendeta Cina Hwining turut menerjemahan kitab suci Agama Buddha ke bahasa Cina dan bekerja

sama dengan pendeta dari holing yang bernama Jannabhadra.Oleh karena itu Kerajaan Holing merupakan pusat pengetahuan agama Buddha Hinayana.

2. Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritime yang besar di Asia Tenggara karena : a. Letaknya sangat strategis berada ditengah jalur pelayaran dunia antara India dan

Cina.

b. Menguasai Selat Malaka sebagai jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan dunia yang ramai.

c. Berada di muara Sungai Musi pada sebuah tanjung. d. Sumatra banyak menghasilkan barang-barang perdagangan yang dibutuhkan

pedagang asing.

e. Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam karena serangan Kamboja.

Page 10: Rpp 14 kalingga sriwijaya

3. Kehidupan sosial ekonomi pada masa Sriwijaya.

Sriwijaya menguasai daerah-daerah strategis sebagai jalur lalu lintas perdagangan nasional dan dunia.

Mengusai Selat Malaka yang ramai kapal-kapal asing,sehingga dapat memungut cukai /pajak dan dapat menjual berbagai komoditas perdagangan yang dihasilkan Sriwijaya.

Sriwijaya memberikan jaminan keamanan dengan angkatan laut yang kuat dapat memberi rasa aman bagi kapal-kapal asing yang berlayar dan singgah di

Sriwijaya.

4. Kehidupan sosial ekonomi pada masa Kalingga.

Kerajaan kalingga terkenal. pada masa Ratu Sima sekitar th 674 M,dikenal segaia raja yang tegas,jujur dan sangat bijaksana,oleh karena itu hukum dilaksanakan dengan tegas

dan seadil-adilnya,beralaku semua orang atau equality before the law.

5. Hasil kebudyaan Sriwijaya.

Candi Muara Takus didekat sungai Kampar di daerah Riau. Arca Buddha

Biaro Bahal di Pdang Lawas.

6. Bukti kehidupan dan hasil budaya Hindu-Budha yang masih ada sampai sekarang.

Prasasti Candi

Sistem kasta Sistem Pemerintahan kerajaan. Bahasa.

Pedoman penskoran

Nomor soal Skor Perincian

1 15 - Menjawab salah skor: 5

- Menjawab kurang sempurna, skor: 10 - Menjawab sempurna, skor :15

2 20 - Menjawab salah skor: 5 - Menjawab kurang sempurna, skor: 10

- Menjawab sempurna, skor : 20

3 20 - Menjawab salah skor: 5

- Menjawab kurang sempurna, skor: 10

- Menjawab sempurna, skor : 20

4 15 - Menjawab salah skor: 5

- Menjawab kurang sempurna, skor: 10

- Menjawab sempurna, skor :15

5 15 - Menjawab salah skor: 5

- Menjawab kurang sempurna, skor: 10 - Menjawab sempurna, skor :15

6 15 - Menjawab salah skor: 5 - Menjawab kurang sempurna, skor: 10

- Menjawab sempurna, skor :15

Tugas mandiri:

1. Buatlah klasifikasi benda-benda yang berhubungan dengan perkembangan Kerajaan

Kalingga dan Sriwijaya di Indonesia!

2. Dari hasil klasifikasi tersebut, kemudian buatlah deskripsinya!

3. Tulislah sumber data yang didapat dengan lengap ! (buku,majalah, dan internet)

4. Tugas dibuat selama 2 minggu dan dkumpulkan pada 29 Juli 2013

Page 11: Rpp 14 kalingga sriwijaya

Lampiran 3

LEMBAR PENGAMATAN

Rubrik Kegiatan Diskusi

No Nama siswa Aspek Pengamatan Jumlah skor

Nilai

Ket. Percaya

diri

Kerjasa

ma

Teliti Keaktif

an

Mengharg

ai pendapat

teman

1

2

3

4

5

Keterangan skor:

Masing-masing kolom diisi dengan kriteria : 4 : Baik Sekali

3 : Baik 2 : Cukup

1 : Kurang

Nilai = ---------------------------------- x 100

Kriteria Penilaian :

A = 80-100 = Baik Sekali

B = 70-79 = Baik

C = 60-69 = Cukup

D = > 60 = Kurang

Jumlah Skor perolehan

Skor maksimal (20)