pengantar ilmu lingkungan universitas sriwijaya

23
PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN PENCEMARAN DAN BAHAYA PEMBUANGAN SAMPAH Disusun Oleh: NAMA : WAHYU INTAN SARI NIM : 08051381320002 JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA 2014

Upload: wahyu-intan-sari

Post on 20-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Masalah pencemaran lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN

PENCEMARAN DAN BAHAYA PEMBUANGAN SAMPAH

Disusun Oleh:

NAMA : WAHYU INTAN SARI

NIM : 08051381320002

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SRIWIJAYA INDRALAYA

2014

Page 2: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang

sampai saat ini masih tetap menjadi topik yang banyak diperbincangkan. Masalah

ini adalah sebagai faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik

telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Manusia memang

dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi berbagai hal yang

mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul berbagai bentuk

ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca indera kita, yaitu berbagai jenis racun

yang dibuat oleh manusia sendiri.

Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis telah dihasilkan manusia dalam

beberapa puluh tahun terakhir. Banyak yang tidak berwarna, berasa dan berbau,

namun potensial menimbulkan bahaya kesehatan. Sebagian besar dampak yang

diakibatkannya memang berdampak jangka panjang, seperti kanker, kerusakan

saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain.

Sifat racun sintetis yang tidak berbau dan berwarna, dan dampak

kesehatannya yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian kita. Kita

lebih risau dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh panca indera kita.

Hal ini terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk dan

pemandangan (keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera kita.

Begitu dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah inilah yang

telah mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam

kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita.

Page 3: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1.2 RUMUSAN MASALAH

Ada pun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah diantaranya:

1. Apakah yang di maksud dengan sampah?

2. Apa saja bagian – bagian sampah?

3. Bagaimana dampak sampah bagi kehidupan?

4. Bagaimana bahaya sampah plastik bagi kesehatan dan lingkungan?

5. Bagaimana cara mengurangi sampah?

6. apa yang di maksud dengan prinsip produksi bersih?

1.3 TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah ini adalah : Untuk mengetahui bahaya racun

dari sampah.

Page 4: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB II

PEMBAHASAN

Saat ini sampah telah banyak berubah. Setengah abad yang lalu

masyarakat belum banyak mengenal plastik. Mereka lebih banyak menggunakan

berbagai jenis bahan organik. Pada zaman dahulu orang masih menggunakan tas

belanja dan membungkus daging dengan daun jati. Sedangkan sekarang kita

berhadapan dengan sampah-sampah jenis baru, khususnya berbagai jenis plastik.

Sifat plastik dan bahan organik sangat berbeda. Bahan organik

mengandung bahan-bahan alami yang bisa diuraikan oleh alam dengan berbagai

cara, bahkan hasil penguraiannya berguna untuk berbagai aspek kehidupan.

Sampah plastik dibuat dari bahan sintetis, umumnya menggunakan minyak bumi

sebagai bahan dasar, ditambah bahan-bahan tambahan yang umumnya merupakan

logam berat (kadnium, timbal, nikel) atau bahan beracun lainnya seperti Chlor.

Racun dari plastik ini terlepas pada saat terurai atau terbakar. Penguraian

plastik akan melepaskan berbagai jenis logam berat dan bahan kimia lain yang

dikandungnya. Bahan kimia ini terlarut dalam air atau terikat di tanah, dan

kemudian masuk ke tubuh kita melalui makanan dan minuman.

Sedangkan pembakaran plastik menghasilkan salah satu bahan paling berbahaya

di dunia, yaitu Dioksin. Dioksin adalah salah satu dari sedikit bahan kimia yang

telah diteliti secara intensif dan telah dipastikan menimbulkan Kanker. Bahaya

dioksin sering disejajarkan dengan DDT, yang sekarang telah dilarang di seluruh

dunia. Selain dioksin, abu hasil pembakaran juga berisi berbagai logam berat yang

terkandung di dalam plastik.

Sampah dapat diartikan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari

sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai

ekonomis. Dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat dirumuskan sebagai

bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola

tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari:

Page 5: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

1. Rumah tangga

2. Kegiatan komersial: Pusat perdangangan,Pasar,Pertokoan,Hotel,Restoran,

dan Tempat Hiburan.

3. Fasilitas Sosial: Rumah Ibadah,Asarama,Rumah Tahanan/Penjara,Rumah

Sakit,Klinik,dan Puskesmas.

4. Fasilitas Umum: Terminal,Pelabuhan,Bandara,Halte Kendaraan

Umum,dan Taman Jalan.

5. Industri.

6. Hasil pembersihan saluran terbuka umum,seperti sungai,danau,dan pantai.

A. Sampah pada pada umumnya dapat di bagi menjadi dua bagian

Sampah Organik

sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah

kering). Sampah Organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan

yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau

yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah

rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik, misalnya sampah dari

dapur, sisa tepung, sayuran dll.

Sampah Anorganik

Sampah Anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti

mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak

terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara

keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat

diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah

tangga, misalnya berupa botol, botol, tas plastic,dan botol kaleng.

Kertas, koran, dan karton merupakan pengecualian. Berdasarkan asalnya,

kertas, koran, dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas, koran,

Page 6: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

dan karton dapat didaur ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas,

kaleng, dan plastik), maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.

B. Dampak Sampah bagi Manusia dan lingkungan

Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian

maupun rumah tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun

tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas

kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun seringkali peningkatan teknologi juga

menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.

Dampak bagi kesehatan:

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan

sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa

organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat

menimbulkan penyakit.

Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

1. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air

minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga

meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang

memadai.

2. Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).

3. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu

contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita

(taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang

ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

4. Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000

orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi

oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh

pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

Page 7: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan

mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa

spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan

biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam

organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini

dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.

Dampak terhadap keadaan sosial dan ekonomi

1. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang

kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan

pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.

2. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.

3. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat

kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya

pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan

pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya

produktivitas).

4. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan

akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan,

jembatan, drainase, dan lain-lain.

5. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang

tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan

air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang

akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan

jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

Page 8: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

C. Bahaya Sampah Plastik bagi Kesehatan dan Lingkungan

NETIZEN  Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan

hidup yang sampai saat ini masih menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia

adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi

sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.

Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah

bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan

adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga.

Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara

terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang

sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air

tanah.

Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang

berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik

akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila

terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis,

pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi.

Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran

air, tanggul. Sehingga mengakibatkan banjir bahkan yang terparah merusak turbin

waduk. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik digunakan di

dunia tiap tahunnya. Jika sampah-sampah ini dibentangkan maka, dapat

membukus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat! Coba anda

bayangkan begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau menggunung

di bumi kita ini.

Dan tahukah anda? Setiap tahun, sekitar 500 milyar – 1 triliyun kantong

plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan setiap orang menghabiskan 170

kantong plastik setiap tahunnya coba kita lihat lebih dari 17 milyar kantong

Page 9: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahunnya.

Kantong plastik mulai marak digunakan sejak masuknya supermarket di kota-kota

besar.

Sejak proses produksi hingga tahap pembuangan, sampah plastik

mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer. Kegiatan produksi plastik

membutuhkan sekitar 12 juta barel minyak dan 14 juta pohon setiap tahunnya.

Proses produksinya sangat tidak hemat energi. Pada tahap pembuangan di lahan

penimbunan sampah (TPA), sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.

D. Usaha Pengendalian Sampah

Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu

dilakukan alternatif pengolahan yang benar. Teknologi landfill yang diharapkan

dapat menyelesaikan masalah lingkungan akibat sampah, justru memberikan

permasalahan lingkungan yang baru. Kerusakan tanah,air tanah,dan air permukaan

sekitar akibat air lindi, sudah mencapai tahap yang membahayakan kesehatan

masyarakat, khususnya dari segi sanitasi lingkungan.

Gambaran yang paling mendasar dari penerapan teknologi lahan urug

saniter (sanitary landfill) adalah kebutuhan lahan dalam jumlah yang cukup luas

untuk tiap satuan volume sampah yang akan diolah. Teknologi ini memang

direncanakan untuk suatu kota yang memiliki lahan dalam jumlah yang luas dan

murah. Pada kenyataannya, lahan di berbagai kota besar di Indonesia dapat

dikatakan sangat terbatas dan dengan harga yang tinggi pula. Dalam hal ini,

penerapan lahan urug saniter sangatlah tidak sesuai.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dapat diperkirakan bahwa teknologi

yang paling tepat untuk pemecahan masalah di atas, adalah teknologi pemusnahan

sampah yang hemat dalam penggunaan lahan. Konsep utama dalam pemusnahan

sampah selaku buangan padat adalah reduksi volume secara maksimum. Salah

satu teknologi yang dapat menjawab tantangan tersebut adalah teknologi

pembakaran yang terkontrol atau insinerasi, dengan menggunakan insinerator.

Page 10: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Teknologi insinerasi membutuhkan luas lahan yang lebih hemat, dan

disertai dengan reduksi volume residu yang tersisa ( fly ash dan bottom ash )

dibandingkan dengan volume sampah semula.

Ternyata pelaksanaan teknologi ini justru lebih banyak memberikan

dampak negatif terhadap lingkungan berupa pencemaran udara. Produk

pembakaran yang terbentuk berupa gas buang COx, NOx, SOx, partikulat,

dioksin, furan, dan logam berat yang dilepaskan ke atmosfer harus

dipertimbangkan. Selain itu proses insinerator menghasilakan Dioxin yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan, misalnya kanker, sistem kekebalan,

reproduksi, dan masalah pertumbuhan.

Global Anti-Incenatot Alliance (GAIA) juga menyebutkan bahwa

insinerator juga merupakan sumber utama pencemaran Merkuri. Merkuri

merupakan racun saraf yang sangat kuat, yang mengganggu sistem motorik,

sistem panca indera dan kerja sistem kesadaran.

Belajar dari kegagalan program pengolahan sampah di atas, maka

paradigma penanganan sampah sebagai suatu produk yang tidak lagi bermanfaat

dan cenderung untuk dibuang begitu saja harus diubah. Produksi Bersih (Clean

Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri

yang bertujuan untuk mencari cara-cara pengurangan produk-produk samping

yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produk-

produk dan limbah-limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis.

E. Prinsip-prinsip Produksi Bersih adalah prinsip-prinsip yang juga bisa

diterapkan dalam keseharian misalnya,dengan menerapkan Prinsip 4R

yaitu:

1. Reduce (Mengurangi) : Sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau

material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material,

semakin banyak sampah yang dihasilkan.

2. Re-use (Memakai kembali): Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa

dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai,

Page 11: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia

menjadi sampah.

3. Recycle (Mendaur ulang): Sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak

berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun

saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang

memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi daur ulang, khususnya

bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban

atas upaya memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan

lagi dalam siklus daur ulang material tersebut.

4. Replace ( Mengganti): Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah

barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan

lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah

lingkungan Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila

berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa

didegradasi secara alami.

Selain itu,untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan ( sustainable

development ) saat ini mulai dikembangkan penggunaan pupuk organik yang

diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya kian

melambung. Penggunaan kompos telah terbukti mampu mempertahankan kualitas

unsur hara tanah,meningkatkan waktu retensi air dalam tanah,serta mampu

memelihara mikroorganisme alami tanah yang ikut berperan dalam proses

adsorpsi humus oleh tanaman.

Penggunaan kompos sebagai produk pengolahan sampah organik juga

harus diikuti dengan kebijakan dan strategi yang mendukung. Pemberian insentif

bagi para petani yang hendak mengaplikasikan pertanian organik dengan

menggunakan pupuk kompos, akan mendorong petani lainnya untuk menjalankan

sistem pertanian organik. Kelangkaan dan makin membubungnya harga pupuk

kimia saat ini, seharusnya dapat dimanfaatkan oleh pemerintah untuk

mengembangkan sistem pertanian organik.

Page 12: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

F. Peran Pemerintah dalam Menangani Sampah

Dari perkembangan kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa

penanganan masalah sampah tidak dapat semata-mata ditangani oleh Pemerintah

Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota). Pada tingkat perkembangan kehidupan

masyarakat dewasa ini memerlukan pergeseran pendekatan ke pendekatan sumber

dan perubahan paradigma yang pada gilirannya memerlukan adanya campur

tangan dari Pemerintah.

Pengelolaan sampah meliputi kegiatan pengurangan,pemilahan,

pengumpulan,pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan. Jika dilihat dari

pengertian pengelolaan sampah dapat disimpulkan adanya dua aspek, yaitu

penetapan kebijakan (beleid, policy) pengelolaan sampah, dan pelaksanaan

pengelolaan sampah.

Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat karena

mempunyai cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi :

Penetapan instrumen kebijakan:

instrumen regulasi: penetapan aturan kebijakan (beleidregels), undang-

undang dan hukum yang jelas tentang sampah dan perusakan lingkungan

instrumen ekonomik: penetapan instrumen ekonomi untuk mengurangi

beban penanganan akhir sampah (sistem insentif dan disinsentif) dan

pemberlakuan pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah, serta

melakukan uji dampak lingkungan

Mendorong pengembangan upaya mengurangi (reduce), memakai kembali (re-

use), dan mendaur-ulang (recycling) sampah, dan mengganti (replace);

Page 13: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Pengembangan produk dan kemasan ramah lingkungan:

Pengembangan teknologi, standar dan prosedur penanganan sampah:

Penetapan kriteria dan standar minimal penentuan lokasi penanganan

akhir sampah.penetapan lokasi pengolahan akhir sampah,luas minimal lahan

untuk lokasi pengolahan akhir sampah,dan penetapan lahan penyangga.

G. Kompos, Alternatif Problem Sampah

Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-

rata persentase bahan organik sampah mencapai ±80%, sehingga pengomposan

merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat

mengendalikan bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan

keuntungan.

Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik

maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan.

Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahan-bahan

organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil

akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan

dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam

maupun di luar ruangan.

Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik

maupun anaerobik, dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan tambahan yang

biasa digunakan Activator Kompos seperti Green Phoskko Organic Decomposer

dan SUPERFARM (Effective Microorganism)atau menggunakan cacing guna

mendapatkan kompos (vermicompost). Keunggulan dari proses pengomposan

antara lain teknologinya yang sederhana, biaya penanganan yang relatif rendah,

serta dapat menangani sampah dalam jumlah yang banyak (tergantung luasan

lahan).

Page 14: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudah dan

murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit.

Dekomposisi bahan dilakukan olehmikroorganisme di dalam bahan itu sendiri

dengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkan

mikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan

organik.

Hasil akhir dari pengomposan ini merupakan bahan yang sangat

dibutuhkan untuk kepentingan tanah-tanah pertanian di Indonesia, sebagai upaya

untuk memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah, sehingga produksi

tanaman menjadi lebih tinggi. Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah

dapat digunakan untuk menguatkan struktur lahan kritis, menggemburkan kembali

tanah pertanian, menggemburkan kembali tanah petamanan, sebagai bahan

penutup sampah di TPA,

Eklamasi pantai pasca penambangan, dan sebagai media tanaman, serta

mengurangi penggunaan pupuk kimia.Bahan baku pengomposan adalah semua

material organik yang mengandung karbon dan nitrogen, seperti kotoran hewan,

sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri pertanian.

Page 15: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB III

KESIMPULAN

Sampah merupakan barang sisa yang sudah habis masa gunanya. Secara

umum dapat dibedakan menjadi 2 yakni sampah organic dan sampah nonorganik.

Dan yang paling bermasalah bagi kehidupan manusia adalah sampah nonorganik

karena sampah ini sangat sukar terurai menjadi tanah, sehingga dapat

menyebabkan penumpukan sampah. Sebagian orang pun juga tidak perduli

tentang tata cara pembuangan sampah, ada yang membuangnya ke sungai,

selokan, ke kebun, dan ada juga yang membuangnya begitu saja di pinggir jalan.

Selain secara estetika hal ini sangatlah buruk, pembuangan sampah seperti itu juga

dapat mengakibatkan pencemaran dan juga banjir.

Oleh karena itu peraturan harus ditegaskan agar tidak ada orang yang

membuang sampah sembarangan lagi. Dan yang paling penting adalah kita

membuang sampah pada tempatnya itu haruslah berdasarkan kesadaran dan

kedisiplinan dari diri kita masing-masing, karena dengan begitu tanpa disadari

kita akan membuang sampah dengan benar pada tempatnya meskipun di daerah

tempat kita tinggal tidak ada sangsi tegas mengenai itu.

Page 16: PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijoto.1983.Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta: Yayasan Idayu.

Mili.2009.Bahaya Sampah.http://mily.wordpress.com/2009/01/04/bahaya-sampah

html.Diakses tanggal 2 April 2014.

Yanca.2014.Sampah.http://yanca21.blogsopt.com/2014/01/v-behaviorurldefaultv

mlo.html. Diakses tanggal 2 April 2014